2.terapi oksigen dan penatalaksanaan jalan napas

42
TERAPI OKSIGEN dan TERAPI OKSIGEN dan PENATALAKSANAAN JALAN NAPAS PENATALAKSANAAN JALAN NAPAS dr. Joko Murdiyanto, Sp.An dr. Joko Murdiyanto, Sp.An

Upload: ardi

Post on 10-Jun-2015

6.462 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

TERAPI OKSIGEN dan TERAPI OKSIGEN dan PENATALAKSANAAN JALAN PENATALAKSANAAN JALAN NAPASNAPAS

dr. Joko Murdiyanto, Sp.Andr. Joko Murdiyanto, Sp.An

Page 2: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Case ReportCase Report

Seorang laki-laki dibawa ke IGD rumah Seorang laki-laki dibawa ke IGD rumah sakit dengan penurunan kesadaran, napas sakit dengan penurunan kesadaran, napas damgkal dan lambat. Riwayat minum-damgkal dan lambat. Riwayat minum-minum alkohol +, terdapat bekas sayatan minum alkohol +, terdapat bekas sayatan dan suntikan dio lengan pasien.dan suntikan dio lengan pasien.

Seorang perempuan dibawa ke IGD RS Seorang perempuan dibawa ke IGD RS karena kecelakaan laulintas dengan tanda karena kecelakaan laulintas dengan tanda perdarahan di paha kanan +. Luka terbuka perdarahan di paha kanan +. Luka terbuka dengan banyak perdarahan. Tak lama dengan banyak perdarahan. Tak lama kemudian pasien apneu dan GCS 111.kemudian pasien apneu dan GCS 111.

Page 3: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Terapi Oksigen dan Penatalaksanaan Terapi Oksigen dan Penatalaksanaan Jalan NapasJalan Napas

PengantarPengantar Definisi HipoksiaDefinisi Hipoksia Mekanisme HipoksiaMekanisme Hipoksia Tujuan Terapi OksigenTujuan Terapi Oksigen Indikasi Terapi OksigenIndikasi Terapi Oksigen Kontraindikasi Terapi OksigenKontraindikasi Terapi Oksigen Metode Pemberian OksigenMetode Pemberian Oksigen Konsep Penatalaksanaan Jalan NapasKonsep Penatalaksanaan Jalan Napas Macam-Macam Alat Penatalaksanaan Macam-Macam Alat Penatalaksanaan

Jalan NapasJalan Napas

Page 4: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Pengantar…Pengantar…

Oksigen Oksigen substansi yg sgt penting substansi yg sgt penting dlm kehidupan manusia & mahluk dlm kehidupan manusia & mahluk hidup lainnyahidup lainnya

Oksigen diperlukan untuk pernapasan Oksigen diperlukan untuk pernapasan normal oganisme aerobiknormal oganisme aerobik

Oksigen Oksigen 50% komponen penyusun 50% komponen penyusun planet bumi, 21% komponen udara, planet bumi, 21% komponen udara, 89% komponen air.89% komponen air.

Page 5: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Regulasi Ventilasi

Diatur oleh pace maker di MO, terdiri Diatur oleh pace maker di MO, terdiri beberapa komponen, subsenter beberapa komponen, subsenter berinteraksi menghasilkan irama berinteraksi menghasilkan irama rithmis, Output ditransmisikan n. rithmis, Output ditransmisikan n. Phrenicus ke diaphragmaPhrenicus ke diaphragma

Ventilasi involunter pada keadaan Ventilasi involunter pada keadaan tidur, tidak sadar, ini karena sentrum tidur, tidak sadar, ini karena sentrum yg lebih tinggi di kortikal atau oleh yg lebih tinggi di kortikal atau oleh stimulasi Chemik, Mekanikstimulasi Chemik, Mekanik

Page 6: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Sentrum KortikalSentrum Kortikal : pernafasan bersifat : pernafasan bersifat Voluntary kontrolVoluntary kontrol

Mekanikal ReflekMekanikal Reflek : Berasal dari Otot, : Berasal dari Otot, Pemda Paru, Jar. Paru. Ini diaktivasi karena Pemda Paru, Jar. Paru. Ini diaktivasi karena peregangan selama inflasi yang diinervasi n. peregangan selama inflasi yang diinervasi n. X. X.

Chemical StimuliChemical Stimuli: : – Central Chresep : Sensitif thd perubaha pH Central Chresep : Sensitif thd perubaha pH

ekstrasel. Dipengaruhi CO2, CO2 ekstrasel. Dipengaruhi CO2, CO2 HCO3, HCO3, – Perifer Chresep : Pada Bifurcatio Aorta dan Perifer Chresep : Pada Bifurcatio Aorta dan

sepanjang Arcus Aorta. Kecepatan aliran darah, sepanjang Arcus Aorta. Kecepatan aliran darah, dan paO2 akan memepengaruhi dan kurang peka dan paO2 akan memepengaruhi dan kurang peka terhadap PaCO2terhadap PaCO2

Page 7: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

KURVA DISOSIASI OKSIGENKURVA DISOSIASI OKSIGEN

Pasien jarang dapat Pasien jarang dapat bertahan hidup dengan nilai bertahan hidup dengan nilai tekanan oksigen arterial tekanan oksigen arterial pada daerah merah pada daerah merah (tekanan (tekanan 25 mmHg). 25 mmHg).

Page 8: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

HipoksiaHipoksia

Adalah tidak adekuatnya aliran oksigen utk Adalah tidak adekuatnya aliran oksigen utk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringanmemenuhi kebutuhan metabolisme jaringan

Terjadi 4-6 menit setelah ventilasi spontan Terjadi 4-6 menit setelah ventilasi spontan berhentiberhenti

Page 9: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Mekanisme HipoksiaMekanisme Hipoksia

-- Hipoksemia arteriHipoksemia arteri

-- Berkurangnya aliran oksigen krn kegagalan Berkurangnya aliran oksigen krn kegagalan transport, tanpa hipoksenia arteritransport, tanpa hipoksenia arteri

-- Penggunaan oksigen yang berlebihan di Penggunaan oksigen yang berlebihan di jaringanjaringan

Page 10: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Aliran O2 Aliran O2 atau penggunaan di jaringan atau penggunaan di jaringan metabolisme aerob mjd anaerobmetabolisme aerob mjd anaerob produksi asam laktat produksi asam laktat cepat timbul asidosis, gangguan cepat timbul asidosis, gangguan

metabolisme seluler dan kematian selmetabolisme seluler dan kematian sel

Page 11: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Gejala & Tanda Hipoksia AkutGejala & Tanda Hipoksia Akut

SistemSistem Gejala dan TandaGejala dan Tanda

RespirasiRespirasi Sesak napas, sianosisSesak napas, sianosis

KardiovaskulerKardiovaskuler Cardiac output meningkat, Cardiac output meningkat, palpitasi, takikardi, aritmia, palpitasi, takikardi, aritmia, hipotensi, angina, vasodilatasi, hipotensi, angina, vasodilatasi, syoksyok

Sistem saraf pusatSistem saraf pusat Sakit kepala, perilaku yang tdk Sakit kepala, perilaku yang tdk sesuai, bingung, euforia, sesuai, bingung, euforia, delirium, gelisah, edema papil, delirium, gelisah, edema papil, komakoma

NeuromuskularNeuromuskular Lemah, tremor, hiperrefleks, Lemah, tremor, hiperrefleks, inkoordinasiinkoordinasi

MetabolikMetabolik Retensi cairan dan kalium, Retensi cairan dan kalium, asidosis laktatasidosis laktat

Page 12: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan PaO2 arteri atau saturasi Pemeriksaan PaO2 arteri atau saturasi oksigen arterioksigen arteri

Invasif: Analisis Gas Darah Invasif: Analisis Gas Darah

Non-invasif : pulse oximetryNon-invasif : pulse oximetry

Page 13: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

GAGAL RESPIRASI GAGAL RESPIRASI

Gagal Pengeluaran Karbon DioksidaGagal Pengeluaran Karbon Dioksida– Gagal VentilasiGagal Ventilasi

Indentik dengan kenaikan CO2 ( Hypercapnia )Indentik dengan kenaikan CO2 ( Hypercapnia ) PaCO2 naik berkaitan dengan VaPaCO2 naik berkaitan dengan Va Hypercapnea Hypercapnea : VCO2 naik, Va tidak. : VCO2 naik, Va tidak. VCO2 normal, Va VCO2 normal, Va

turun. VD naik, tidak diikuti kenaikan Vaturun. VD naik, tidak diikuti kenaikan Va VCO2 naikVCO2 naik : Panas, Exercises, Hipermetabolik, Ggn : Panas, Exercises, Hipermetabolik, Ggn

Respirasi / PPOM / Asma, Ggn NeuromuskulerRespirasi / PPOM / Asma, Ggn Neuromuskuler Gagal Ambilan OksigenGagal Ambilan Oksigen

– Gagal Transport Oksigen/ O2 yg mencapai jar. Gagal Transport Oksigen/ O2 yg mencapai jar. KurangKurang

– Gagal Ekstrasi Oksigen / Sel gagal mengikat O2Gagal Ekstrasi Oksigen / Sel gagal mengikat O2

Page 14: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Terapi OksigenTerapi Oksigen

Tujuan : mengoptimalkan oksigenasi jaringan Tujuan : mengoptimalkan oksigenasi jaringan dan meminimalkan asidosis respiratorikdan meminimalkan asidosis respiratorik

Page 15: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Indikasi Terapi OksigenIndikasi Terapi Oksigen

1.1. Terapi oksigen jangka pendekTerapi oksigen jangka pendek

- Hipoksemia akut (PaO2 <60mmHg; SaO2 <90%)- Hipoksemia akut (PaO2 <60mmHg; SaO2 <90%)

- Cardiac arrest dan respiratory arrest- Cardiac arrest dan respiratory arrest

- Hipotensi (TD sistolik <100 mmHg)- Hipotensi (TD sistolik <100 mmHg)

- Curah jantung rendah dan asidosis metabolik - Curah jantung rendah dan asidosis metabolik (bikarbonat <18 mmol/L)(bikarbonat <18 mmol/L)

- Respiratory distress (frek napas >24x/menit)- Respiratory distress (frek napas >24x/menit)

Page 16: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

2. Terapi oksigen jangka panjang2. Terapi oksigen jangka panjang

Pemberian oksigen secara kontinyuPemberian oksigen secara kontinyu- PaO2 istirahat PaO2 istirahat <<55mmHg atau saturasi O2 55mmHg atau saturasi O2 <<88%88%- PaO2 istirahat 56-59 mmHg atau saturasi O2 89% pada PaO2 istirahat 56-59 mmHg atau saturasi O2 89% pada

salah satu keadaan:salah satu keadaan:- Edema krn CHFEdema krn CHF- P pulmonal pd pemeriksaan EKG (gel P >3mm pd lead II, P pulmonal pd pemeriksaan EKG (gel P >3mm pd lead II,

III, aVF)III, aVF)- Eritrosemia (hematokrit >56%)Eritrosemia (hematokrit >56%)

Pemberian Oksigen tidak kontinyu

- Selama latihan : PaO2 <55mmHg atau sat O2 <88%

- Selama tidur : PaO2 <55mmHg atau sat O2 <88%dg komplikasi seperti hipertensi pulmoner, somnolen dan aritmia

Page 17: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Kontraindikasi Terapi OksigenKontraindikasi Terapi Oksigen

Suplementasi oksigen tidak direkomendasikan Suplementasi oksigen tidak direkomendasikan pada:pada:

- Pasien dg keterbatasan jalan napas yg berat Pasien dg keterbatasan jalan napas yg berat dg keluhan utama dispneu, tapi dengan PaO2 dg keluhan utama dispneu, tapi dengan PaO2 >60mmHg dan tdk mempunyai hipoksia kronis>60mmHg dan tdk mempunyai hipoksia kronis

- Pasien yg meneruskan merokok Pasien yg meneruskan merokok kemungkinan prognosis buruk dan dpt kemungkinan prognosis buruk dan dpt meningkatkan risiko kebakaranmeningkatkan risiko kebakaran

- Pasien yg tidak dapat menerima terapi Pasien yg tidak dapat menerima terapi adekuatadekuat

Page 18: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Metode Pemberian Oksigen

Variable performance Variable performance

Fixed performanceFixed performance

Page 19: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

VARIABLE PERFORMANCE…VARIABLE PERFORMANCE…

Administer uncontrolled oxygen Administer uncontrolled oxygen therapytherapy

The patient creates the inspired The patient creates the inspired mixture by the act of breathingmixture by the act of breathing

Ex : nasal catheter, nasal cannula, Ex : nasal catheter, nasal cannula, mask shells with or without mask shells with or without rebreathing bag.rebreathing bag.

Page 20: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Low capacity masks shell

Nasal cannula

High capacity systems(non re-breathing mask)

Nasal catheter

Variable performance…Variable performance…

Page 21: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

FIXED PERFORMANCE…FIXED PERFORMANCE…

Allow controlled oxygen dosageAllow controlled oxygen dosage

Create a constant proportion of air Create a constant proportion of air /oxygen mixture in excess of patient /oxygen mixture in excess of patient inspiratory flow rate and are independent inspiratory flow rate and are independent of patient factors or fit to the faceof patient factors or fit to the face

With gas flow constantly in excess of With gas flow constantly in excess of patient demand and with enhanced CO2 patient demand and with enhanced CO2 washout, rebreathing is virtually washout, rebreathing is virtually eliminated. eliminated.

Page 22: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Venturi Mask

Ventimask

Fixed performance…Fixed performance…

Page 23: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

KONSEP PENATALAKSANAAN KONSEP PENATALAKSANAAN

JALAN NAFASJALAN NAFAS

ANATOMIANATOMI

Hubungan jalan napas dan dunia luar Hubungan jalan napas dan dunia luar didapatkan melalui dua jalan:didapatkan melalui dua jalan:

HidungHidung menuju nasofaring menuju nasofaring

MulutMulut menuju orofaring menuju orofaring

Page 24: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

OBSTRUKSI JALAN NAPASOBSTRUKSI JALAN NAPAS

Pasien tidak sadar / dalam keadaan Pasien tidak sadar / dalam keadaan teranestesi posisi terlentang:teranestesi posisi terlentang:

tonus otot jalan napas atas &otot tonus otot jalan napas atas &otot genioglossus hilanggenioglossus hilang

lidah menyumbat hipofaringlidah menyumbat hipofaring

tjd obstruksi jalan napas total /parsialtjd obstruksi jalan napas total /parsial

Page 25: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

TANDA-TANDA OBSTRUKSI JALAN TANDA-TANDA OBSTRUKSI JALAN NAPASNAPAS

StridorStridor

Napas cuping hidungNapas cuping hidung

Retraksi trakheaRetraksi trakhea

Retraksi dinding dadaRetraksi dinding dada

Tidak terasa ada udara ekspirasiTidak terasa ada udara ekspirasi

Page 26: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

SPASME ATAU KEJANG LARINGSPASME ATAU KEJANG LARING

Terjadi karena pita suara menutup sebagian Terjadi karena pita suara menutup sebagian atau seluruh jalan napasatau seluruh jalan napas

Biasanya karena anestesi ringan atau pada Biasanya karena anestesi ringan atau pada orang yang mendapat rangsangan sekitar orang yang mendapat rangsangan sekitar faringfaring

TERAPI :TERAPI :

Manuver tripel jalan napasManuver tripel jalan napas

Ventilasi positif dengan oksigen 100%Ventilasi positif dengan oksigen 100%

Page 27: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

MANUVER TRIPEL JALAN NAPASMANUVER TRIPEL JALAN NAPAS … …

1. Kepala ekstensi pada sendi otot 1. Kepala ekstensi pada sendi otot atlanto-oksipitalatlanto-oksipital

2. Mandibula didorong ke depan pada 2. Mandibula didorong ke depan pada kedua angulus mandibulakedua angulus mandibula

3. Mulut dibuka3. Mulut dibuka

Page 28: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Manuver Tripel Jalan napasManuver Tripel Jalan napas

Step 1

Step 2

Step 3

Page 29: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

MACAM2 ALAT PENATALAKSANAAN MACAM2 ALAT PENATALAKSANAAN

JALAN NAFASJALAN NAFAS

Jalan Napas FaringJalan Napas Faring NPA (naso-pharyngeal airway) NPA (naso-pharyngeal airway)

OPA (oro-pharyngeal airway)OPA (oro-pharyngeal airway)

Sungkup MukaSungkup Muka

Sungkup LaringSungkup Laring

Pipa TrakheaPipa Trakhea

Laringoskopi dan IntubasiLaringoskopi dan Intubasi

Page 30: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

JALAN NAPAS FARING…JALAN NAPAS FARING…

NPA (naso-pharyngeal airway)NPA (naso-pharyngeal airway)-- bentuk spt pipa bulat berlubang tengahnya dibuat dari karet -- bentuk spt pipa bulat berlubang tengahnya dibuat dari karet

lateks lembutlateks lembut

-- pemasangan -- pemasangan pipa diolesi dengan jelly pipa diolesi dengan jelly

OPA (oro-pharyngeal airway)OPA (oro-pharyngeal airway)-- bentuk pipa gepeng lengkung seperti huruf C berlubang di -- bentuk pipa gepeng lengkung seperti huruf C berlubang di

tengahnya dengan salah satu ujungnya bertangkai dengan tengahnya dengan salah satu ujungnya bertangkai dengan dinding lebih kerasdinding lebih keras

-- OPA juga dipasang bersama pipa trakhea atau sungkup laring -- OPA juga dipasang bersama pipa trakhea atau sungkup laring utk menjaga patensi kedua alat tsbt dari gigitan pasienutk menjaga patensi kedua alat tsbt dari gigitan pasien

Page 31: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Naso-pharyngeal airway (NPA)

Oro-pharyngeal airway (OPA)

Jalan Napas Laring….

Page 32: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Sungkup muka (face mask)

Sungkup laring (laryngeal mask)

Pipa trakhea (endotracheal tube/ET)

Page 33: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

PIPA TRAKHEA (ENDOTRACHEAL TUBE / PIPA TRAKHEA (ENDOTRACHEAL TUBE / ET)ET)

Usia Diameter(mm) Skala French Jarak sampai bibir (cm)

Prematur 2.0 – 2.5 10 10

Neonatus 2.5 – 3.5 12 11

1 – 6 bulan 3.0 – 4.0 14 11

½ - 1 tahun 3.5 – 4.0 16 12

1 – 4 tahun 4.0 – 5.0 18 13

4 – 6 tahun 4.5 – 5.5 20 14

6 – 8 tahun 5.0 – 5.5 22 15 – 16

8 – 10 tahun 5.5 – 6.0 24 16 – 17

10 -12 tahun 6.0 – 6.5 26 17 – 18

12 – 14 tahun 6.5 – 7.0 28 – 30 18 – 22

Dewasa wanita 6.5 – 8.5 28 – 30 20 – 24

Dewasa pria 7.5 – 10.0 32 – 34 20 – 24

Page 34: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

CARA MEMILIH PIPA TRAKHEA UNTUK BAYI CARA MEMILIH PIPA TRAKHEA UNTUK BAYI & ANAK KECIL :& ANAK KECIL :

Diameter dalam pipa trakhea (mm)Diameter dalam pipa trakhea (mm)

= 4.0 + ¼ umur (tahun)= 4.0 + ¼ umur (tahun)

Panjang pipa oro-trakheal (cm)Panjang pipa oro-trakheal (cm)

= 12 + ½ umur (tahun)= 12 + ½ umur (tahun)

Panjang pipa naso-trakheal (cm)Panjang pipa naso-trakheal (cm)

= 12 + ½ umur (tahun= 12 + ½ umur (tahun))

Page 35: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

LARINGOSKOPI & INTUBASILARINGOSKOPI & INTUBASI

Laringoskop : alat yang digunakan utk melihat laring Laringoskop : alat yang digunakan utk melihat laring secara langsung spy kita dpt memasukkan pipa trakhea secara langsung spy kita dpt memasukkan pipa trakhea dgn baik & benar. dgn baik & benar.

Dikenal dua macam laringoskop :Dikenal dua macam laringoskop : Bilah, daun (blade) lurus (Macintosh) untuk bayi – anak Bilah, daun (blade) lurus (Macintosh) untuk bayi – anak

– dewasa – dewasa Bilah lengkung (Miller, Magill) untuk anak besar – Bilah lengkung (Miller, Magill) untuk anak besar –

dewasa dewasa

Page 36: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Laringoskop

Intubasi

Page 37: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

INDIKASI INTUBASI TRAKHEAINDIKASI INTUBASI TRAKHEA

Menjaga patensi jalan napas oleh sebab apapunMenjaga patensi jalan napas oleh sebab apapun

Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasiMempermudah ventilasi positif dan oksigenasi

Pencegahan aspirasi dan regurgitasiPencegahan aspirasi dan regurgitasi

Page 38: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

EKSTUBASIEKSTUBASI

Ekstubasi ditunda sampai pasien benar- Ekstubasi ditunda sampai pasien benar- benar sadar, jika :benar sadar, jika : intubasi kembali akan menimbulkan intubasi kembali akan menimbulkan

kesulitankesulitan paska ekstubasi ada resiko aspirasipaska ekstubasi ada resiko aspirasi

Ekstubasi dikerjakan umumnya pada Ekstubasi dikerjakan umumnya pada keadaan anestesi sudah ringan dengan keadaan anestesi sudah ringan dengan catatan tidak akan terjadi spasme laringcatatan tidak akan terjadi spasme laring

Sebelum ekstubasi, bersihkan rongga mulut – Sebelum ekstubasi, bersihkan rongga mulut – laring – faring dari sekret dan cairan lainnyalaring – faring dari sekret dan cairan lainnya

Page 39: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

PERBANDINGAN SIFAT ALAT JALAN PERBANDINGAN SIFAT ALAT JALAN NAPASNAPAS

Sungkup Muka Sungkup Laring Pipa Trakhea

Intervensi Perlu dipegang Tak perlu dipegang

Tak perlu dipegang

Kualitas jalan napas

Cukup baik Cukup atau baik Sangat baik

Akses kepala leher

Jelek Baik Baik

Ventilasi spontan

Prosedur sangat pendek

Prosedur lama Prosedur lama

Ventilasi kendali

Prosedur sangat pendek

Prosedur lama Prosedur sangat lama

Page 40: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

KONSEP VENTILASI MEKANIKKONSEP VENTILASI MEKANIK Ventilasi mekanik adalah suatu metode Ventilasi mekanik adalah suatu metode untuk membantu atau menggantikan untuk membantu atau menggantikan pernapasan spontan. pernapasan spontan.

Ventilasi mekanik dilakukan sebagai Ventilasi mekanik dilakukan sebagai tindakan life saving dalam CPR, tindakan life saving dalam CPR, perawatan intensif, dan anestesi.perawatan intensif, dan anestesi.

Page 41: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

Teknik Nasotracheal Teknik Nasotracheal intubationintubation

Page 42: 2.Terapi Oksigen Dan Penatalaksanaan Jalan Napas

ALHAMDULILLAH…