2lapsus snake bite
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 2lapsus Snake Bite
1/10
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
Insidensi
Luka akibat gigitan ular dapat berasal dari gigitan ular tidak berbisa maupun
gigitan ular berbisa. Umumnya ular menggigit pada saat ia aktif, yaitu pada pagi dan
sore hari, apabila ia merasa terancam atau diganggu
Komposisi, Sifat dan Mekanisme "Kerja" Bisa Ular
Bisa ular (venom) terdiri dari 20 atau lebih komponen sehingga pengaruhnya
tidak dapat diinterpretasikan sebagai akibat dari satu jenis toksin saja. Venom yang
sebagian besar (90%) adalah protein, terdiri dari berbagai macam enzim, polipeptida
non-enzimatik dan protein non-toksik.
Sebagian besar bisa ular mengandung fosfolipase A yang bertanggung jawab
pada aktivitas neurotoksik presinaptik, rabdomiolisis dan kerusakan endotel vaskular.
Amin biogenik seperti histamin dan 5-hidroksitriptamin , mungkin bertanggung jawab
terhadap timbulnya rasa nyeri
Bisa ular dapat pula dikelompokkan berdasarkan sifat dan dampak yang
ditimbulkannya seperti neurotoksik, hemoragik, trombogenik hemolitik, sitotoksik,
antifibrin, antikoagulan, kardiotoksik dan gangguan vaskular (merusak tunika intima).
Jenis-Jenis ular berbisa
Ciri-ciri ular tidak berbisa :
1).Bentuk kepala segi empat panjang
2). Gigi taring kecil
3). Bekas gigitan: luka halus berbentuk lengkungan.
Ciri-ciri ular berbisa:
1). Kepala segi tiga
2). Dua gigi taring besar di rahang atas
3). Dua luka gigitan utama akibat gigi taring.
Gambaran klinis
Diagnosis gigitan ular berbisa tergantung pada keadaan bekas gigitan atau luka
yang terjadi dan memberikan gejala lokal dan sistemik sebagai berikut (Dreisbach,
1987):
-
7/27/2019 2lapsus Snake Bite
2/10
-
7/27/2019 2lapsus Snake Bite
3/10
Menurut Schwartz (Depkes, 2001), gigitan ular dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kepada setiap kasus gigitan ular perlu dilakukan:
Anamnesis lengkap: identitas, waktu dan tempat kejadian, jenis dan ukuranular, riwayat penyakit sebelumnya.
Pemeriksaan fisik: status umum dan lokal serta perkembangannya setiap 12
jam.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah: Hb, leukosit, trombosit, kreatinin, urea N, elektrolit, waktu
perdarahan, waktu pembekuan, waktu protrombin, fibrinogen, APTT, D-
dimer, uji faal hepar, golongan darah dan uji cocok silang
Pemeriksaan urin: hematuria, glikosuria, proteinuria (mioglobulinuria)
EKG
Foto dada
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan pada kasus gigitan ular berbisa adalah:
Menghalangi/memperlambat absorpsi bisa ular
-
7/27/2019 2lapsus Snake Bite
4/10
Menetralkan bisa ular yang sudah masuk ke dalam sirkulasi darah
Mengatasi efek lokal dan sistemik
Tindakan PenatalaksanaanA. Sebelum penderita dibawa ke pusat pengobatan, beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah :
Penderita diistirahatkan dalam posisi horizontal terhadap luka gigitan
Jangan memanipulasi daerah gigitan
Penderita dilarang berjalan dan dilarang minum minuman yang mengandung
alkohol
Apabila gejala timbul secara cepat sementara belum tersedia antibisa, ikat
daerah proksimal dan distal dari gigitan. Tindakan mengikat ini kurang
berguna jika dilakukan lebih dari 30 menit pasca gigitan. Tujuan ikatan adalah
untuk menahan aliran limfe, bukan menahan aliran vena atau arteri.
B. Setelah penderita tiba di pusat pengobatan diberikan terapi suportif sebagai berikut:
Penatalaksanaan jalan napas
Penatalaksanaan fungsi pernapasan
Penatalaksanaan sirkulasi: beri infus cairan kristaloid
Beri pertolongan pertama pada luka gigitan : verban ketat dan luas di atas
luka, imobilisasi (dengan bidai)
Ambil 5-10 ml darah untuk pemeriksaan: waktu protrombin, APTT, D-Dimer,
fibrinogen dan Hb, leukosit, trombosit, kreatinin, urea N, elektrolit (terutama
K), CK. Periksa waktu pembekuan, jika >10 menit, menunjukkan
kemungkinan adanya koagulopati
Apus tempat gigitan dengan venom detection
Beri SABU (Serum Anti Bisa Ular, serum kuda yang dikebalkan) polivalen 1
ml berisi :
10-50 LD50 bisaAnkystrodon
25-50 LD50 bisaBungarus
-
7/27/2019 2lapsus Snake Bite
5/10
25-50 LD50 bisaNaya Sputarix
Fenol 0.25% v/v
Indikasi SABU adalah adanya gejala venerasi sistemik dan edema hebat pada
bagian luka. Pedoman terapi SABU mengacu pada Schwartz dan Way (Depkes,
2001): Derajat 0 dan 1: tidak diperlukan SABU; dilakukan evaluasi dalam 12 jam,
jika derajat meningkat maka diberikan SABU
Derajat II : 3 4 vial SABU
Derajat III : 5 15 vial SABU
Derajat IV : berikan penambahan 6 8 vial SABU
Terapi profilaksis:
Pemberian antibiotika spektrum luas
Beri toksoid tetanus
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. Sakyan
Umur : 52 tahun
Alamat : Arjasa
Status : MenikahAgama : Islam
Suku : Madura
No RM : 223272
Tgl MRS : 12 September 2008
Tgl KRS : 15 September 2008
Tanggal 12 September 200815:15 WIB
-
7/27/2019 2lapsus Snake Bite
6/10
S :KU : nyeri bekas gigitan ular
RPS: Pasien mengeluh digigit ular digigit ular di daerah kepala
saat memanjat pohon pada jam 11:00 WIB. Setelah digigit ular (warna
hijau, kepala bentuk segitiga) sebanyak satu kali.Pasien merasakan nyeri
di daerah gigitan. 1 jam kemudian. Bengkak semakin membesar di bekas
gigitan, daerah mata, leher. Pusing (-), kejang (-)
RPO : Belum mendapat pengobatan
O : KU : Cukup
Kes : Composmentis
Vital Sign :
T: 110/80 mmHg N: 76 x/menit RR: 20 x/menit t: 36,5 C
Status Generalis
- Kepala/Leher : konjunctiva tidak anemis
Sklera tidak ikterik
Telinga pendengaran normal, sekret(-), bau(-)
Hidung : sekret(-), bau(-)
Bibir: sianosis (-)
- Thorak : Cor I: ictus cordis tidak tampak
P: ictus cordis tidak teraba
P: redup
A: S1 S2 tunggal
Pulmo I: simetris
P: fremitus raba N/N
P: sonor +/+
A: vesk +/+, rh -/-, wh -/-
- Abdomen I: flat
A bising usus dalam batas normal
P: timpani
P: soepel, nyeri tekan tidak ada
- Ekstremitas : akral hangat pada keempat ekstremitas
Tidak didapatkan odem pada keempat ekstremitas
Status Lokalis:
-
7/27/2019 2lapsus Snake Bite
7/10
Regio orbitra dekstra odem diameter 5 cm
Regio coli dekstra odem diameter 5 cm
Regio parietal dekstra tampak bekas 2 taring dan odem diameter 3 cm
A: Snake Bite grade 1
P: cross incisi dan irigasi dengan PZ
Infus RL 1500cc/24 jam
ATS 1500 IU
Inj cefotaxim 2 x 1 gr
SABU 1 ampul
Ketorolac 3 x 1 ampul
Diit bebas
Tanggal 13 September
S :KU : nyeri bekas gigitan ular
O : KU : Cukup
Kes : Composmentis
Vital Sign :
T: 110/80 mmHg N: 76 x/menit RR: 20 x/menit t: 36,5 C
Status Generalis
- Kepala/Leher : konjunctiva tidak anemis
Sklera tidak ikterik
Telinga pendengaran normal, sekret(-), bau(-)
Hidung : sekret(-), bau(-)
Bibir: sianosis (-)
- Thorak : Cor I: ictus cordis tidak tampak
P: ictus cordis tidak teraba
P: redup
A: S1 S2 tunggal
Pulmo I: simetris
P: fremitus raba N/N
P: sonor +/+
A: vesk +/+, rh -/-, wh -/-
-
7/27/2019 2lapsus Snake Bite
8/10
- Abdomen I: flat
A bising usus dalam batas normal
P: timpani
P: soepel, nyeri tekan tidak ada
- Ekstremitas : akral hangat pada keempat ekstremitas
Tidak didapatkan odem pada keempat ekstremitas
Status Lokalis:
Regio orbitra dekstra odem berkurang
Regio coli dekstra odem berkurang
Regio parietal dekstra tampak bekas 2 taring dan odem berkurang
A: Snake Bite grade 1
P: Infus RL 1500cc/24 jam
Inj cefotaxim 2 x 1 gr
Ketorolac 3 x 1 ampul
Diit bebas
Tanggal 14 September 2008
S :KU : nyeri berkurang
O : KU : Cukup
Kes : Composmentis
Vital Sign :
T: 110/80 mmHg N: 76 x/menit RR: 20 x/menit t: 36,5 C
Status Generalis
- Kepala/Leher : konjunctiva tidak anemis
Sklera tidak ikterik
Telinga pendengaran normal, sekret(-), bau(-)
Hidung : sekret(-), bau(-)
Bibir: sianosis (-)
- Thorak : Cor I: ictus cordis tidak tampak
P: ictus cordis tidak teraba
P: redup
A: S1 S2 tunggal
-
7/27/2019 2lapsus Snake Bite
9/10
Pulmo I: simetris
P: fremitus raba N/N
P: sonor +/+
A: vesk +/+, rh -/-, wh -/-
- Abdomen I: flat
A bising usus dalam batas normal
P: timpani
P: soepel, nyeri tekan tidak ada
- Ekstremitas : akral hangat pada keempat ekstremitas
Tidak didapatkan odem pada keempat ekstremitas
Status Lokalis:
Regio orbitra dekstra odem berkurang
Regio coli dekstra odem berkurang
Regio parietal dekstra tampak bekas 2 taring dan odem berkurang
A: Snake Bite grade 1
P: Infus RL 1500cc/24 jam
Inj cefotaxim 2 x 1 gr
Ketorolac 3 x 1 ampul
Diit bebas
Tanggal 15September 2008
S :KU : tidak ada keluhan
O : KU : Cukup
Kes : Composmentis
Vital Sign :
T: 110/80 mmHg N: 76 x/menit RR: 20 x/menit t: 36,5 C
Status Generalis
- Kepala/Leher : konjunctiva tidak anemis
Sklera tidak ikterik
-
7/27/2019 2lapsus Snake Bite
10/10
Telinga pendengaran normal, sekret(-), bau(-)
Hidung : sekret(-), bau(-)
Bibir: sianosis (-)
- Thorak : Cor I: ictus cordis tidak tampak
P: ictus cordis tidak teraba
P: redup
A: S1 S2 tunggal
Pulmo I: simetris
P: fremitus raba N/N
P: sonor +/+
A: vesk +/+, rh -/-, wh -/-
- Abdomen I: flat
A bising usus dalam batas normal
P: timpani
P: soepel, nyeri tekan tidak ada
- Ekstremitas : akral hangat pada keempat ekstremitas
Tidak didapatkan odem pada keempat ekstremitas
Status Lokalis:
Regio orbitra dekstra odem berkurang
Regio coli dekstra odem berkurang
Regio parietal dekstra tampak bekas 2 taring dan odem berkurang
A: Snake Bite grade 1
P: Aff infus
KRS
Cefixim 2 x1
Asam mefenamat 3 x 1