2lapsus snake bite

Upload: agnes-lituhayu-januardhani

Post on 02-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 2lapsus Snake Bite

    1/10

    BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA

    Insidensi

    Luka akibat gigitan ular dapat berasal dari gigitan ular tidak berbisa maupun

    gigitan ular berbisa. Umumnya ular menggigit pada saat ia aktif, yaitu pada pagi dan

    sore hari, apabila ia merasa terancam atau diganggu

    Komposisi, Sifat dan Mekanisme "Kerja" Bisa Ular

    Bisa ular (venom) terdiri dari 20 atau lebih komponen sehingga pengaruhnya

    tidak dapat diinterpretasikan sebagai akibat dari satu jenis toksin saja. Venom yang

    sebagian besar (90%) adalah protein, terdiri dari berbagai macam enzim, polipeptida

    non-enzimatik dan protein non-toksik.

    Sebagian besar bisa ular mengandung fosfolipase A yang bertanggung jawab

    pada aktivitas neurotoksik presinaptik, rabdomiolisis dan kerusakan endotel vaskular.

    Amin biogenik seperti histamin dan 5-hidroksitriptamin , mungkin bertanggung jawab

    terhadap timbulnya rasa nyeri

    Bisa ular dapat pula dikelompokkan berdasarkan sifat dan dampak yang

    ditimbulkannya seperti neurotoksik, hemoragik, trombogenik hemolitik, sitotoksik,

    antifibrin, antikoagulan, kardiotoksik dan gangguan vaskular (merusak tunika intima).

    Jenis-Jenis ular berbisa

    Ciri-ciri ular tidak berbisa :

    1).Bentuk kepala segi empat panjang

    2). Gigi taring kecil

    3). Bekas gigitan: luka halus berbentuk lengkungan.

    Ciri-ciri ular berbisa:

    1). Kepala segi tiga

    2). Dua gigi taring besar di rahang atas

    3). Dua luka gigitan utama akibat gigi taring.

    Gambaran klinis

    Diagnosis gigitan ular berbisa tergantung pada keadaan bekas gigitan atau luka

    yang terjadi dan memberikan gejala lokal dan sistemik sebagai berikut (Dreisbach,

    1987):

  • 7/27/2019 2lapsus Snake Bite

    2/10

  • 7/27/2019 2lapsus Snake Bite

    3/10

    Menurut Schwartz (Depkes, 2001), gigitan ular dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

    Kepada setiap kasus gigitan ular perlu dilakukan:

    Anamnesis lengkap: identitas, waktu dan tempat kejadian, jenis dan ukuranular, riwayat penyakit sebelumnya.

    Pemeriksaan fisik: status umum dan lokal serta perkembangannya setiap 12

    jam.

    Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan darah: Hb, leukosit, trombosit, kreatinin, urea N, elektrolit, waktu

    perdarahan, waktu pembekuan, waktu protrombin, fibrinogen, APTT, D-

    dimer, uji faal hepar, golongan darah dan uji cocok silang

    Pemeriksaan urin: hematuria, glikosuria, proteinuria (mioglobulinuria)

    EKG

    Foto dada

    Penatalaksanaan

    Tujuan penatalaksanaan pada kasus gigitan ular berbisa adalah:

    Menghalangi/memperlambat absorpsi bisa ular

  • 7/27/2019 2lapsus Snake Bite

    4/10

    Menetralkan bisa ular yang sudah masuk ke dalam sirkulasi darah

    Mengatasi efek lokal dan sistemik

    Tindakan PenatalaksanaanA. Sebelum penderita dibawa ke pusat pengobatan, beberapa hal yang perlu

    diperhatikan adalah :

    Penderita diistirahatkan dalam posisi horizontal terhadap luka gigitan

    Jangan memanipulasi daerah gigitan

    Penderita dilarang berjalan dan dilarang minum minuman yang mengandung

    alkohol

    Apabila gejala timbul secara cepat sementara belum tersedia antibisa, ikat

    daerah proksimal dan distal dari gigitan. Tindakan mengikat ini kurang

    berguna jika dilakukan lebih dari 30 menit pasca gigitan. Tujuan ikatan adalah

    untuk menahan aliran limfe, bukan menahan aliran vena atau arteri.

    B. Setelah penderita tiba di pusat pengobatan diberikan terapi suportif sebagai berikut:

    Penatalaksanaan jalan napas

    Penatalaksanaan fungsi pernapasan

    Penatalaksanaan sirkulasi: beri infus cairan kristaloid

    Beri pertolongan pertama pada luka gigitan : verban ketat dan luas di atas

    luka, imobilisasi (dengan bidai)

    Ambil 5-10 ml darah untuk pemeriksaan: waktu protrombin, APTT, D-Dimer,

    fibrinogen dan Hb, leukosit, trombosit, kreatinin, urea N, elektrolit (terutama

    K), CK. Periksa waktu pembekuan, jika >10 menit, menunjukkan

    kemungkinan adanya koagulopati

    Apus tempat gigitan dengan venom detection

    Beri SABU (Serum Anti Bisa Ular, serum kuda yang dikebalkan) polivalen 1

    ml berisi :

    10-50 LD50 bisaAnkystrodon

    25-50 LD50 bisaBungarus

  • 7/27/2019 2lapsus Snake Bite

    5/10

    25-50 LD50 bisaNaya Sputarix

    Fenol 0.25% v/v

    Indikasi SABU adalah adanya gejala venerasi sistemik dan edema hebat pada

    bagian luka. Pedoman terapi SABU mengacu pada Schwartz dan Way (Depkes,

    2001): Derajat 0 dan 1: tidak diperlukan SABU; dilakukan evaluasi dalam 12 jam,

    jika derajat meningkat maka diberikan SABU

    Derajat II : 3 4 vial SABU

    Derajat III : 5 15 vial SABU

    Derajat IV : berikan penambahan 6 8 vial SABU

    Terapi profilaksis:

    Pemberian antibiotika spektrum luas

    Beri toksoid tetanus

    LAPORAN KASUS

    Identitas Pasien

    Nama : Tn. Sakyan

    Umur : 52 tahun

    Alamat : Arjasa

    Status : MenikahAgama : Islam

    Suku : Madura

    No RM : 223272

    Tgl MRS : 12 September 2008

    Tgl KRS : 15 September 2008

    Tanggal 12 September 200815:15 WIB

  • 7/27/2019 2lapsus Snake Bite

    6/10

    S :KU : nyeri bekas gigitan ular

    RPS: Pasien mengeluh digigit ular digigit ular di daerah kepala

    saat memanjat pohon pada jam 11:00 WIB. Setelah digigit ular (warna

    hijau, kepala bentuk segitiga) sebanyak satu kali.Pasien merasakan nyeri

    di daerah gigitan. 1 jam kemudian. Bengkak semakin membesar di bekas

    gigitan, daerah mata, leher. Pusing (-), kejang (-)

    RPO : Belum mendapat pengobatan

    O : KU : Cukup

    Kes : Composmentis

    Vital Sign :

    T: 110/80 mmHg N: 76 x/menit RR: 20 x/menit t: 36,5 C

    Status Generalis

    - Kepala/Leher : konjunctiva tidak anemis

    Sklera tidak ikterik

    Telinga pendengaran normal, sekret(-), bau(-)

    Hidung : sekret(-), bau(-)

    Bibir: sianosis (-)

    - Thorak : Cor I: ictus cordis tidak tampak

    P: ictus cordis tidak teraba

    P: redup

    A: S1 S2 tunggal

    Pulmo I: simetris

    P: fremitus raba N/N

    P: sonor +/+

    A: vesk +/+, rh -/-, wh -/-

    - Abdomen I: flat

    A bising usus dalam batas normal

    P: timpani

    P: soepel, nyeri tekan tidak ada

    - Ekstremitas : akral hangat pada keempat ekstremitas

    Tidak didapatkan odem pada keempat ekstremitas

    Status Lokalis:

  • 7/27/2019 2lapsus Snake Bite

    7/10

    Regio orbitra dekstra odem diameter 5 cm

    Regio coli dekstra odem diameter 5 cm

    Regio parietal dekstra tampak bekas 2 taring dan odem diameter 3 cm

    A: Snake Bite grade 1

    P: cross incisi dan irigasi dengan PZ

    Infus RL 1500cc/24 jam

    ATS 1500 IU

    Inj cefotaxim 2 x 1 gr

    SABU 1 ampul

    Ketorolac 3 x 1 ampul

    Diit bebas

    Tanggal 13 September

    S :KU : nyeri bekas gigitan ular

    O : KU : Cukup

    Kes : Composmentis

    Vital Sign :

    T: 110/80 mmHg N: 76 x/menit RR: 20 x/menit t: 36,5 C

    Status Generalis

    - Kepala/Leher : konjunctiva tidak anemis

    Sklera tidak ikterik

    Telinga pendengaran normal, sekret(-), bau(-)

    Hidung : sekret(-), bau(-)

    Bibir: sianosis (-)

    - Thorak : Cor I: ictus cordis tidak tampak

    P: ictus cordis tidak teraba

    P: redup

    A: S1 S2 tunggal

    Pulmo I: simetris

    P: fremitus raba N/N

    P: sonor +/+

    A: vesk +/+, rh -/-, wh -/-

  • 7/27/2019 2lapsus Snake Bite

    8/10

    - Abdomen I: flat

    A bising usus dalam batas normal

    P: timpani

    P: soepel, nyeri tekan tidak ada

    - Ekstremitas : akral hangat pada keempat ekstremitas

    Tidak didapatkan odem pada keempat ekstremitas

    Status Lokalis:

    Regio orbitra dekstra odem berkurang

    Regio coli dekstra odem berkurang

    Regio parietal dekstra tampak bekas 2 taring dan odem berkurang

    A: Snake Bite grade 1

    P: Infus RL 1500cc/24 jam

    Inj cefotaxim 2 x 1 gr

    Ketorolac 3 x 1 ampul

    Diit bebas

    Tanggal 14 September 2008

    S :KU : nyeri berkurang

    O : KU : Cukup

    Kes : Composmentis

    Vital Sign :

    T: 110/80 mmHg N: 76 x/menit RR: 20 x/menit t: 36,5 C

    Status Generalis

    - Kepala/Leher : konjunctiva tidak anemis

    Sklera tidak ikterik

    Telinga pendengaran normal, sekret(-), bau(-)

    Hidung : sekret(-), bau(-)

    Bibir: sianosis (-)

    - Thorak : Cor I: ictus cordis tidak tampak

    P: ictus cordis tidak teraba

    P: redup

    A: S1 S2 tunggal

  • 7/27/2019 2lapsus Snake Bite

    9/10

    Pulmo I: simetris

    P: fremitus raba N/N

    P: sonor +/+

    A: vesk +/+, rh -/-, wh -/-

    - Abdomen I: flat

    A bising usus dalam batas normal

    P: timpani

    P: soepel, nyeri tekan tidak ada

    - Ekstremitas : akral hangat pada keempat ekstremitas

    Tidak didapatkan odem pada keempat ekstremitas

    Status Lokalis:

    Regio orbitra dekstra odem berkurang

    Regio coli dekstra odem berkurang

    Regio parietal dekstra tampak bekas 2 taring dan odem berkurang

    A: Snake Bite grade 1

    P: Infus RL 1500cc/24 jam

    Inj cefotaxim 2 x 1 gr

    Ketorolac 3 x 1 ampul

    Diit bebas

    Tanggal 15September 2008

    S :KU : tidak ada keluhan

    O : KU : Cukup

    Kes : Composmentis

    Vital Sign :

    T: 110/80 mmHg N: 76 x/menit RR: 20 x/menit t: 36,5 C

    Status Generalis

    - Kepala/Leher : konjunctiva tidak anemis

    Sklera tidak ikterik

  • 7/27/2019 2lapsus Snake Bite

    10/10

    Telinga pendengaran normal, sekret(-), bau(-)

    Hidung : sekret(-), bau(-)

    Bibir: sianosis (-)

    - Thorak : Cor I: ictus cordis tidak tampak

    P: ictus cordis tidak teraba

    P: redup

    A: S1 S2 tunggal

    Pulmo I: simetris

    P: fremitus raba N/N

    P: sonor +/+

    A: vesk +/+, rh -/-, wh -/-

    - Abdomen I: flat

    A bising usus dalam batas normal

    P: timpani

    P: soepel, nyeri tekan tidak ada

    - Ekstremitas : akral hangat pada keempat ekstremitas

    Tidak didapatkan odem pada keempat ekstremitas

    Status Lokalis:

    Regio orbitra dekstra odem berkurang

    Regio coli dekstra odem berkurang

    Regio parietal dekstra tampak bekas 2 taring dan odem berkurang

    A: Snake Bite grade 1

    P: Aff infus

    KRS

    Cefixim 2 x1

    Asam mefenamat 3 x 1