2_bab. ii-gambaran umum daerah mamuju

66
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografs dan Demograf 2.1.1. Leak dan L!as "#$a%a& Secara GeografsKabupaten Mamuju terletak pada Bagian Barat Pulau Sulawesi dan berposisi pada bentangan Selat Makassar, yakni 1 3 ! 11" # $ % &' ! &&% # (intang Selatan, 11 &' ! ') # $ 13 & * 3& # Bujur +imur , akarta -" " * " #, akarta . 1/" ' * % # Bujur +imur Green 0itc 2 4engan batas wilaya 5 aSebela 6tara dengan Kabupaten Mamuju 6tara bSebela +imur dengan Kabupaten (uwu 6tara, Pro7insi Sulawesi Selatan cSebela Selatan dengan Kabupaten Majene, Kabupaten +ana +oraja dan Kabupaten Mamasa dSebela Barat dengan Selat Makassar Kabupaten Mamuju dengan luas wilaya "1 '"/ 8a, secara administrasi Pemerinta an, terdiri atas 1/ Kecamatan, 1'3 4esa, 1" Kelura an, dan ' -6P+2 6nit Pemukiman +ransmigrasi 4iantara 1/ Kecamatan yang ada di Kabupaten Mamuju, 1& kecamatan berada di wilaya daratan dan 1 kecamatan di wilaya kepulauan 9bukota Kabupaten terletak di Kecamatan Mamuju Berdasarkan orbitasi, Kecamatan yang letaknya terjau dari ibukota kabupaten adala 9bukota Kecamatan Karossa -Karossa2 yaitu sejau 1)1 Km, dan ibukota kecamatan yang terdekat dari ibukota kabupaten adala Kecamatan Simboro yang berjarak / Km dari Mamuju Kabupaten Mamuju juga memiliki wilaya kepulauan yakni Kecamatan Kepulauan Bala:balakang, yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Simboro dan Kepulauan Pulau: pulau yang termasuk dalam wilaya II-1

Upload: habiil-endheform

Post on 02-Nov-2015

71 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

BAB IIGAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografis dan Demografi2.1.1. Letak dan Luas WilayahSecara GeografisKabupaten Mamuju terletak pada Bagian Barat Pulau Sulawesi dan berposisi pada bentangan Selat Makassar, yakni 1 38 110 2 54 552 Lintang Selatan, 11 54 47 13 5 35 Bujur Timur , Jakarta (0 0 0 , Jakarta = 160 48 28 Bujur Timur Green Witch). Dengan batas wilayah :a. Sebelah Utara dengan Kabupaten Mamuju Utarab. Sebelah Timur dengan Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatanc. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Majene, Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Mamasad. Sebelah Barat dengan Selat Makassar.Kabupaten Mamuju dengan luas wilayah 801.406 Ha, secara administrasi Pemerintahan, terdiri atas 16 Kecamatan, 143 Desa, 10 Kelurahan, dan 4 (UPT) Unit Pemukiman Transmigrasi.Diantara 16 Kecamatan yang ada di Kabupaten Mamuju, 15 kecamatan berada di wilayah daratan dan 1 kecamatan di wilayah kepulauan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan Mamuju. Berdasarkan orbitasi, Kecamatan yang letaknya terjauh dari ibukota kabupaten adalah Ibukota Kecamatan Karossa (Karossa) yaitu sejauh 171 Km, dan ibukota kecamatan yang terdekat dari ibukota kabupaten adalah Kecamatan Simboro yang berjarak 6 Km dari Mamuju.Kabupaten Mamuju juga memiliki wilayah kepulauan yakni Kecamatan Kepulauan Bala-balakang, yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Simboro dan Kepulauan. Pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah KecamatanKepulauanBala-balakang adalah Pulau Salissingang, Samataha, Popoongang, Saboyang, Malamber, Sumanga, Sabakatang, Ambo, Seloang, Lamudaan, Tapilagan dan Pulau Lumu, yang letaknya di Selat Makassar dan berbatasan dengan Pulau Kalimantan.

2.1.2. Luas WilayahMengenai luas wilayah perkecamatan, jumlah Desa dan Kelurahan serta UPT pada masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini :Tabel 2. 1. Luas Wilayah, Jumlah Desa, Kelurahan dan UPT pada Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Mamuju

No.KecamatanLuas (Ha)ProsentaseDesa/UPTKelurahan

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.TapalangTapalang BaratMamujuSimboroKalukkuKalumpangBonehauPapalangSampagaPangaleTommoBudong-BudongTopoyoTobadakKarossaKep. Bala-balakang50.41112.71416.0249,16946.199177.82195.07616.0439.59423.25258.828114.04354.38810.013106.9319.0006,291,592,001,145,7622,1911,862,001,202,907,3414,236,791,2513,340,117746/111/1139979141115811/222-422-----------

Jumlah801.406100,00143/410

Sumber : BPS, Mamuju Dalam Angka, 20102.1.3. TopografiKeadaan topografi Kabupaten Mamuju pada umumnya adalah daerah dengan curah hujan tinggi dan daerah yang tidak curam dengan kisaran kemiringan antara 15 persen - 45 persen. Kondisi ini mempengaruhi topografi wilayah sehingga bervariasi mulai dari daerah datar, landai dan daerah agak curam. Hal ini juga mempengaruhi tingkat kepekaan tanah terhadap erosi, yakni daerah yang cukup stabil, daerah yang terancam dan daerah yang rentan erosi.Bagian wilayah dengan kemiringan lereng antara 0 2 persen luas terbesar terdapat di wilayah Kecamatan Budong-Budong, yakni 30.048 Ha atau 26,55 persen. Sedang untuk kemiringan lereng antara 2 persen - 15 persen terdapat di Kecamatan Kalumpang seluas 25.066 Ha atau 30,52 persen dan bagian wilayah dengan kemiringan antara 15 persen - 25 persen luas terbesar juga berada di Kecamatan Kalumpang yakni 105.735 Ha atau 47,01 persen. Untuk kemiringan di atas 40 persen juga terdapat di Kecamatan Kalumpang yakni 77.890 Ha.Jika dicermati konfigurasi wilayah Kabupaten Mamuju menurut kemiringan lereng, maka bagian wilayah yang termasuk datar adalah bagian sebelah Barat yang berbatasan dengan Selat Makassar. Sebaliknya, semakin ke Timur secara gradual juga tingkat kemiringan ini semakin tinggi dengan kondisi lahan yang bergelombang dan berbukit.Ditinjau dari aspek ketinggian wilayah, Kabupaten Mamuju dapat dibedakan menjadi 6 (enam) zona masing-masing zona dengan ketinggian antara 0 25 m, zona antara 25 m 100 m, zona dengan ketinggian antara 100 m 500 m, zona dengan ketinggian 500 m 1.000 m, zona dengan ketinggian antara 1.000 m 1.500 m dan zona dengan ketinggian di atas 1.500 m.Secara umum berdasar zona ketinggian di atas menunjukkan bahwa pada Bagian Selatan sebagian besar mempunyai ketinggian di bawah 100 m, sedang semakin ke Utara ketinggiannya semakin meningkat rata-rata di atas 500 m. Secara proporsional, ketinggian wilayah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :a. Zona ketinggian 0 25 M dengan luas 35.875 Ha atau 4,43 persenb. Zona ketinggian 25 m 100 m dengan luas 130.186 Ha atau 16,06 persenc. Zona ketinggian 100 m 500 m dengan luas 206.106 Ha atau 25,46 persend. Zona dengan ketinggian 500 m 1.000 m dengan luas 159.769 Ha atau 19,71 persene. Zona dengan ketinggian 1.000 m 1.500 m dengan luas 128.669 Ha atau 16,06 persenf. Zona dengan ketinggian di atas 1.500 m dengan luas 148.714 Ha atau 16,06 persen

2.1.4. Tanah dan Kandungan GeologiBerdasar data geologi Kabupaten Mamuju, jenis tanah di daerah ini dapat digolongkan 5 (lima) jenis, yakni tanah Alluvial, Regosol, Andosol dan tanahMediteran. Kandungan dari masing-masing jenis tanah tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2Tabel : 2.2. Jenis & Kandungan Tanah di Kabupaten Mamuju.No.Jenis TanahKeterangan

1.AluvialBahan induk endapan liat dan pasir endapan (lanau) dan endapan marin dengan bentuk wilayah pada umumnya datar termasuk kelas satu (tidak peka erosi)

2.RegosolBahan induk endapan pasir tufa volkan masam sampai intermediat dan tufa volkan alkali, bentuk wilayah berombak, bergelombang sampai berbukit termasuk kelas lima (sangat peka erosi)

3.RensialBentuk wilayah berbukit dengan bahan induk tuff dan kapur karang bertuffa termasuk kelas lima (sangat peka erosi)

4.AndosolBentuk wilayah bergunung dan bahan induk tufa vulkan masam dan alkali termasuk kelas empat (peka erosi)

5.MediteranBentuk wilayah berombak sampai bergelombang dengan bahan induk tufa vulkan masam sampai intermediat, servih bertufa, kompleks serpi bertufa, kompleks servih batuan pasir dan tufa batuan pletonik, basah termasuk kelas tiga (agak pekah erosi)

Sedang untuk kandungan geologi di Kabupaten Mamuju secara garis besarnya dibagi menjadi 2 (dua), yakni kelompok bahan galian konstruksi dan kelompok galian industri. Berdasar data pada Departemen Pertambangan dan Energi, diketahui bahwa untuk kelompok bahan galian konstruksi meliputi :a. Granodiorit, tersebar di daerah Salubiro dan Bulukaling Kecamatan Karossa dengan perkiraan cadangan volume sebesar 58.443.750 meter kubik.b. Granit, tersebar di daerah Takandeang dan Pasada Kecamatan Tapalang serta di daerah Kamande, Lebeng, Sulumayang Kecamatan Kalukku dan di Tamasapi, Takaurangang Kecamatan Mamuju serta di Kecamatan Simkep dengan perkiraan volume sekitar 59.218.780 meter kubik.c. Batu Gamping, tersebar di daerah Sulunggadua, Marabau, Kalukambeo, Botteng Kecamatan Mamuju, di Pakarawang Kecamatan Kalumpang, dan di Takandeang, Tajimane Kecamatan Tapalang dengan perkiraan volume sekitar 342.635.800 meter kubik.d. Batu Pasir, tersebar di daerah Kombiling, Kalukumbeo, Salupangkang dan Topoyo Kecamatan Topoyo, di Barakang Pangale, Bajo Kecamatan Pangale, di Salumabongi, Ranga-Ranga dan Balakalumpang Kecamatan Kalukku dengan volume sekitar 630.887.500 meter kubik.e. Konglomerat, tersebar di daerah Passapa, Tangkau, Topoyo Baru di Kecamatan Budong-Budong, di daerah Lebeng, Gentungan Kecamatan Kalukku dan Rangas, Tumuki Kecamatan Mamuju serta Tapana, Tamao dan Pempioang Kecamatan Tapalang dengan volume sekitar 134.475.000 meter kubik.f. Breksi Vulkanik, tersebar di daerah Belang-belang, Guliling, Rantedango, Sinyonyoi Kecamatan Kalukku, dan Bone-Bone, Sodo, Bayor-Bayor Kecamatan Mamuju dengan volume sekitar 154.462.500 meter kubik.Sementara untuk kelompok bahan galian industri meliputi :a. Batu Sabak, tersebar di daerah Tobinta, Salubejau dan Salubarana Kecamatan Karossa dengan cadangan volume sekitar 22.050.000 meter kubik.b. Sekis, tersebar di daerah Tabolang, Kalando dan Batusitanduk Kecamatan Budong-Budong dengan cadangan volume sekitar 2.200.000 meter kubik.c. Batu Gamping, terdapat di daerah Salupangkang Kecamatan Topoyo dengan cadangan volume sekitar 5.625.000 meter kubik.d. Tuff, tersebar di daerah Boang, Sumare, Tinaungan Kecamatan Simkep dan di Nipa-nipa, Pansiangan Kecamatan Tapalang Barat dengan cadangan volume sekitar 15.581.250 meter kubik.e. Lempung, tersebar di daerah Karossa, Benggaulu, Durikumba, Lara, Salubarana dan Tomemba Kecamatan Karossa dengan cadangan volume sekitar 1.297.575.000 meter kubik.

2.1.5. Hidrologi dan KlimatologiSecara klimatologis Kabupaten Mamuju tidak memiliki perbedaan dengan daerah lain di Indonesia yaitu hanya dikenal dua musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin bertiup dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin yang banyak mengandung uap air berhembus dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim hujan.Curah hujan di Kabupaten Mamuju tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 3 926,0 mm kubik dengan hari hujan 111. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Maret 1 422 mm kubik dengan jumlah hari hujan 72, dan mempunyai kelembaban udara berkisar antara 70 persen sampai 80 persen atau rata-rata kelembaban udara berkisar 75persen.Keadaan alam Kabupaten Mamuju secara garis besar beriklim tropis. Suhu udara berkisar antara 27 31 derajat Celcius atau rata-rata 29 derajat Celcius. Kelembaban udara rata-rata antara 70 persen - 80 persen, kecepatan angin 10,8 km/jam dan tekanan udara berkisar 1.010,7 Milibar serta penyinaran matahari mencapai 75,8persen.Menurut klasifikasi Schmitt dan Ferguson type iklim di Kabupaten Mamuju bervariasi B, C, D dan E seperti tabel 2.3.

Tabel 2. 3. Data Type Iklim Kabupaten MamujuNo.Type IklimBulan BasahBulan KeringLuas (Ha)

1.2.3.4.5.6.B1C1D1E1B2C27 9 bulan5 6 bulan3 4 bulandi bawah 3 bulan7 9 bulan5 6 bulanDi bawah 2 bulanDi bawah 2 bulanDi bawah 2 bulanDi bawah 2 bulanDi bawah 3 bulan2 3 bulan485.226331.205108.61236.67960.06383.994

Sedangkan untuk curah hujan di Kabupaten Mamuju adalah 1.000 mm per hari dan rata-rata hari hujan sebanyak kurang lebih 114 hari per tahun. Mengenai data curah hujan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2. 4. Rata-Rata Curah Hujan Per Tahun di Kabupaten Mamuju, 2009No.BulanCurah HujanHari Hujan

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.JanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNovemberDesember31427986845612.91711.1093.7714.2633.4402.5186.52411.15611.093131081210486391211

Sumber : Distanak, 20102.1.6. Potensi Pengembangan WilayahKabupaten Mamuju memiliki karakteristik wilayah yang agak berbeda dengan yang lainnya. Karakteristik inilah yang menjadi modal daya saing bagi Kabupaten Mamuju.Wilayah Kabupaten Mamuju yang membentang dari Kec. Tapalang sampai Kec. Karossa. Dan dari arah pantai sampai pada pegunungan seperti Kec. Kalumpang. Kawasan nelayan sepanjang garis pantai di pantai barat. Kawasan pertanian pangan di dataran rendah seperti Kec. Kalukku, Kec. Pangale, Kec. Tommo. Kawasan perkebunan di dataran lereng-lereng dan perbukita yang tidak terlalu tinggi seperti Kec. Karossa, Kec. Tobadak, Kec. Budong-budong bagian atas.Di samping keberagaman fisik juga keberagaman etnis seperti Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sunda, Batak, Bugis, Makassar, Toraja, Timor dan lokal Mandar-Mamuju. Demikian juga keberagaman budaya dan agama yang kesemuanya tadi memberikan pengaruh terhadap pengelolaan sumber daya alam yang ada di tempat tersebut.2.1.6.1. Kawasan PerkotaanDengan melihat dengan keberagaman fisik dan non fisik Kabupaten Mamuju maka berdasarkan kajian rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mamuju 2011-2031, bahwa untuk pengembangan sistem Perkotaan sebagai berikut :a. Pusat Kegiatan Nasional Promosi (PKNp) = Mamuju, Tampa padang dan Belang-Belang.b. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) :1) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Tapalang dan sekitarnya, yang terdiri dari Kecamatan Tapalang, dan Tapalang Barat.2) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Kalumpang dan sekitarnya, terdiri dari Kecamatan Bonehau, dan Kecamatan Kalumpang.3) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Pangale dan sekitarnya, terdiri dari Kecamatan Pangale, Kecamatan Sampaga, Kecamatan Papalang dan Kecamatan Tommo.4) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Topoyo dan sekitarnya, terdiri dariKec.Topoyo, Kec. Budong-budong, Kec. Tobadak dan Kec. Karossa.c. Pusat Pelayanan Lingkungan merupakan pusat-pusat kegiatan yang meliputi masing-masing kecamatan di Kabupaten Mamuju.Kemudian untuk pengembangan wilayah pada sistem Perkotaan adalah :(1) Berpusat di Kota Mamuju dengan wilayah pengaruh Kecamatan : Mamuju, Tampa padang dan Belang-Belang, PKNp MATABE diarahkan untuk :a. Kawasan terpadu kegiatan industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pelabuhan Belang-Belang.b. Perdagangan;c. Pergudangan; d. Petikemas; e. Simpul intermoda transportasi laut, udara, darat dan kereta api.(2) Pusat pengembangan di Kota Galung Kecamatan Tapalang, Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Tapalang dan sekitarnya diarahkan untuk :a. Pusat pengembangan perikanan laut;b. Pengembangan tanaman perkebunan (kakao/cokelat); c. Pengembangan tanaman pangan (padi dan sayur-sayuran);d. Pengembangan obyek wisata pantai. (3) Pusat pengembangan di Kota Kalumpang Ibukota Kecamatan Kalumpang, Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Kalumpang dan sekitarnyadiarahkan untuk :a. Pengembangan kawasan industri rumah tangga (Home Industries); b. Pengembangan tambang galian mineral (batu bara, emas, besi, dan galian golongan C);c. Pengembangan PLTA;d. Pengembangan perkebunan tanaman tahunan (kopi, kemiri, kakao dan mangga);e. Pengembangan perikanan tambak (budi daya ikan air tawar);f. Pengembangan peternakan;g. Pengembangan lokasi wisata sejarah dan alam. (4) Pusat Pengembangan di Pangale, Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Pangale dan sekitarnya, diarahkan :a. Pengembangan pertanian tanaman pangan;b. Pengembangan perkebunan;c. Pengembangan tanaman buah-buahan, perikanan darat (budi daya tambak);d. Pengembangan wisata tirta (pantai). (5) Pusat pengembangan di Kota Topoyo, PusatPelayanan Kawasan (PPK) Topoyo dan sekitarnya diarahkan :a. Pusat pengembangan tanaman perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, dan Jeruk);b. Pengembangan Perikanan darat (tambak) dan laut;c. Pengembangan tanaman pangan dan holtikultura;d. Pengembangan hasil hutan (kayu, rotan dan damar);e. Pengembangan wisata tirta/pantai dan alam (air terjun).

2.1.6.2. Kawasan perdesaan Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Berdasarkan karakterisitknya, kawasan perdesaan di KabupatenMamuju berada di Kec. Tapalang,Kec. Tapalang Barat,Kec. Bonehau, Kec. Kalumpang, Kec. Papalang, Kec. Sampaga, Kec. Tommo, Kec. Budong- Budong, Kec. Pangale, Kec.Topoyo, Kec. Karossa dan Kec. Tobadak dan sebagian di wilayah Kec. Simboro, Kec. Mamuju, Kec. Kalukku, dengan jumlah desa secara keseluruhan sebanyak 143 desa.

2.`1.7.Pola ruangPola ruang merupakan alokasi pemanfaatan ruang yang prinisipnya merupakan perwujudan dari upaya pemanfaatan sumberdaya alam di suatu wilayah melalui pola pemanfaatan yang diyakini dapat memberikan suatu proses pembangunan yang berkelanjutan.

2.1.7.1.Kawasan LindungBerdasarkan kajian dalam rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mamuju 2011-2031, Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup dan pengelolaannya dilakukan melalui upaya penetapan, pelestarian dan pengendalian pemanfaatan kawasan lindung yang dilakukan untuk mencegah timbulnya fungsi lingkungan hidup.Pola ruang untuk kawasan lindung meliputi :a. Kawasan Hutan Lindung;b. Kawasan yang memberi perlindungan terhadap kawasan bawahannya;c. Kawasan perlindungan setempat;d. Kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan kawasan cagar budaya;e. Kawasan rawan bencana alam;f. Kawasan lindung geologi; g. Kawasan lindung lainnya.

Pengaturan kawasan lindungKawasan hutan lindung memiliki pengaturan sebagai berikut:a. Hutan lindung yang telah ada berdasarkan peraturan atau perundangan yang berlaku tetap dipertahankan.b. Penggunaan lahan yang telah ada (pemukiman, sawah, tegalan, tanaman tahunan, dan lain-lain) dalam kawasan ini perlu adanya pembatasan pendirian bangunan baru untuk pemukiman, sehingga fungsi lindung yang diemban dapat dilaksanakan.c. Penggunaan lahan yang akan mengurangi fungsi konservasi secara bertahap dialihkan fungsinya sebagai kawasan lindung sesuai kemampuan dana yang ada.d. Penggunaan lahan baru tidak diperkenankan bila tidak menjamin fungsi lindung terhadap hidrologis, kecuali jenis penggunaan yang sifatnya tidak bisa dialihkan (menara TV, jaringan listrik, telepon, air minum, dll) hal tersebut tetap memperhatikan azas konservasi.Adapun Kawasan hutan lindungdi Kabupaten Mamuju sebesar 689.440,37 ha, dengan perlindungan kawasan bawahannya meliputi kawasan konservasi dan resapan air yang memiliki pengaturan antara lain:a. Di areal hutan produksi dengan pengelolaan yang baik;b. Di areal kebun/ tegalan dikembangkan diversifikasi tanaman tahunan perkebunan dan tanaman tahunan buah-buahan yang sesuai dan pencegahan erosi;c. Di areal lahan kritis diusahakan perkerasan dan penanaman tanaman tahunan perkebunan, buah-buahan atau tanaman kayu-kayuan untuk bangunan/ perkakas rumah tangga.d. Di areal permukiman diusahakan dengan cara :1) Pemeliharaan teras sebaik mungkin;2) Penanaman pohon buah-buahan, perkebunan maupun kayu-kayuan dipekarangannya; 3) Minimal tersedia sebagian lahan pekarangan untuk serapan air hujan.

2.1.7.2.Kawasan Perlindungan(1) Kawasan perlindungan setempat meliputi : a. Kawasan sempadan sungai;b. Kawasan terbuka hijau kota.(2) Kawasan sempadan sungai terletak di :a. Kawasan sekitar Sungai Karama anak sungainya;b. Kawasan sekitar Sungai Budong-Budong dan anak sungainya.(3) Kawasan terbuka hijau kota adalah ruang terbuka hijau di Kabupaten Mamuju termasuk adalah Ruang Terbuka Hijau Jalan, Ruang Terbuka Hijau milik pihak Swasta dan Ruang Terbuka Hijau Sawah Lestari. Pengembangan penggunaan lahan saat ini di beberapa wilayah yang ada di Sulawesi Barat, temasuk dalam hal ini adalah Kabupaten Mamuju, mulai mengarah pada upaya untuk mempertahankan lahan sawah yang saat ini sudah mulai banyak berubah fungsi.

2.1.7.3. Kawasan BudidayaKawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Dalam pola ruang wilayah Kabupaten Mamuju terdapat beberapa kawasan yang merupakan kawasan budidaya strategis. Adapun kawasan budidaya strategis tersebut antara lain :2.1.7.3.1.Kawasan hutan produksi(1) Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri dari :a. hutan produksi terbatas;b. hutan produksi biasa;c. hutan produksi yang dapat dikonversi.(2) Kawasan hutan produksi terbatas di Kabupaten Mamuju memiliki luas total 254.599,28 Ha (3) Kawasan hutan produksi biasa tetap di Kabupaten Mamuju memiliki luas total 64.810,59 Ha.(4) Kawasan hutan yang dapat dikonversi, di Kabupaten Mamuju memilki luas 36.829,66 Ha.

2.1.7.2.2.Kawasan hutan rakyatKawasan hutan rakyat yang dapat dikonversi di Kabupaten Mamuju memiliki luas 682,92 Hektar.

2.1.7.2.3.Kawasan pertanian(1) Kawasan peruntukan pertanian, meliputi: sawah, tegalan (tanah ladang), kebun campur, perkebunan, pengembangan holtikultura, peternakan, perikanan, serta kawasan lainnya.(2) Kawasan peruntukan pertanian lahan sawah diarahkan sebagai berikut : Sawah beririgasi teknis yang ditetapkan sebagai kawasan lahan abadi pertanian pangan terletak di Kecamatan : Kalukku,Pangale, dan Tommo.

2.1.7.2.4. Kawasan PerkebunanKawasan peruntukan perkebunan terletak di :a. Sentra tanaman kakao berada di Kec. Karossa, Kec. Tommo dan Kec. Mamuju;b. Sentra tanaman kelapa sawit berada di Kec.Tobadak, Kec. Budong-Budong dan Kec.Karossa;c. Sentra tanaman kelapa berada di Kec. Tapalang, Kec. Papalang dan Kec. Mamuju.

2.1.7.2.5.Kawasan PerikananKawasan peruntukan perikanan dan peternakan terdiri dari :1. Kawasan peruntukan perikanan meliputi : perikanan tangkap, perikanan budi daya air payau, dan perikanan budi daya air tawar.a. Rencana pengelolaan perikanan tangkap di Kabupaten Mamuju diarahkan sepanjang pantai barat Pantai Mamuju dengan lokasi khususnya di Kec. Mamuju, Kec. Simboro, Kep. Bala-Balakang dan kemudian Kec. Kalukku, Kec. Tapalang, Kec. Tapalang Barat, Kec. Papalang, Kec. Sampaga, Kec. Pangale, Kec. Topoyo dan Kec. Karossa.b. Rencana pengelolaan perikanan laut di Kabupaten Mamuju diarahkan di Kec. Mamuju, Kec. Simboro, Kec. Bala-Balakang dan Kec. Budong-Budong.

2.1.7.2.6.PertambanganKawasan peruntukan pertambangan meliputi : pertambangan bahan galian golongan bahan galian konstruksi dan golongan bahan galian industri. Adapun jenis dan pertambangan bahan galian di Kabupaten Mamuju adalah sebagai berikut :

(1) Kelompok Bahan Galian Konstruksi

GranodioritTersebar di daerah Salubiro dan Bulukaling Kecamatan Karossa dengan perkiraan cadangan sebesar 58.443.750 m3.

GranitTersebar di daerah Takandeang dan Pasada KecamatanTapalang; di daerah Kamande, Le'beng, Sulumayang KecamatanKalukku, dan Tamasapi, Takaurang Kecamatan Mamuju serta di Kecamatan Simkep dengan cadangan volume 59.218.780 m9.

Batu Gamping

Tersebar di daerah Salunggadua, Marabau, Kalukambeo, Botteng Kecamatan Mamuju; daerah Pakarawang Kecamatan Kalumpang dan daerah Takandeang, Tajimane Kecamatan Tapalang, dengan cadangan volume sekitar 342.635.800 m3.

Batu PasirTersebar di daerah Kombiling, Kalukumbeo, Salupangkang, dan Topoyo KecamatanTopoyo, daerah Barakan, dan Bajo Kecamatan Pangale, daerah Salumabongi, Ranga-Ranga, dan Balakalumpang Kecamatan Kalukku, dengan cadangan volume 630.887.500 m.

KonglomeratTersebar di daerah Passapa, Tangkau, dan Topoyo Baru Kecamatan Budong-Budong, daerah Le'beng, dan Gentungan Kecamatan Kalukku; daerah Rangas Kecamatan Simkep daerah Tumuki Kecamatan Mamuju; serta Tapana, Tamao, dan Pembloang KecTapalang, dengan cadangan volume 134.475.000 m3.

Breksi Vulkanik

Tersebar di daerah Belang-Belang, Guliling, Rantedango, Sinyonyoi Kecamatan Kalukku, daerah Bone-Bone, So'do, dan Bayor-Bayor Kecamatan Mamuju dengan cadangan volume sekitar 154.462.500 m3.

(2) Kelompok Bahan Galian Industri

Batu Sabak

Tersebar di daerah Tobinta, Salubejau dan Salubarana Kecamatan Karossa dengan cadangan volume sebesar 22.050.000 m3.

Sekis

Tersebar di daerah Tobalang, Kalanda, dan Batusitanduk Kecamatan Budong-Budong; dengan cadangan volume sebesar 2.200.000 m3.

Batu CampingTerdapat di daerah Salupangkang Kecamatan Topoyo dengan cadangan volume sebesar 5.615.000 m3.

Tufa

Tersebar di daerah Boang, SLimare, Tinaungan KecamatanSimkep dan di daerah Nipa-Nipa, Pasiangan KecamatanTapalang Barat, dengan cadangan volume 15.581.250 m3.

Lempung

Tersebar di daerah Karossa, Benggaulu, Durikumba, Lara, Salubarana dan Tomemba Kec. Karossa dengan cadangan volume sebesar 1.297.575.000 m3.

2.1.7.2.7.Kawasan PerindustrianPenetapan kawasan peruntukan industri di Kabupaten Mamujubahwa kawasan peruntukan industri di Kabupaten Mamuju berdasarkan pada arahan yang diberikan pada pendekatan Produksi dan Pemasaran dan berbagai pertimbangan-pertimbangan pada setiap potensi pengembangn industri, dengan lokasi terdapat di sekitar pelabuhan Belang-Belang.

2.1.8. Kawasan Rawan Bencana AlamKawasan rawan bencana adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Kawasan rawan bencana banjir antara lain meliputi kawasan dataran dan pesisir yang berfungsi sebagai kawasan budidaya.Kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Mamuju adalah kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti, gempa bumi, banjir, dan tanah longsor. Perlindungan terhadap kawasan rawan bencana alam dilakukan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia.Zonasi peta gempa bumi Kabupaten Mamuju telah dibuat untuk keperluan identifikasi zona gempabumi untuk keperluan mitigasi bencana alam. Investigasi zona gempabumi berdasar pada magnetudo gempa, kedalaman hypocernter dan percepatan tanah maksimum.Dengan mengkorelasikan dengan peta geology dan peta administratif untuk mendapatkan zona rawan bencana alam, Dari Analisis dan interprestasi sejarah terinvestigasi sekitar 870 di kabupaten Mamuju yang bermagnetude di atas 4 SR wilayah yang termasuk rawan efek gempa adalah Kecamatan Tapalang, Mamuju, Kalumpang, dan Kecamatan Papalang adalah zona yang rawan gempa dengan nilai PGA 116-463 gal. Sedang Tommo, Pangale, Budong-budong, Tapoyo dan Karossa termasuk wilayah yang aman dari pengaruh gempa. Percepatan tanah diwilayah ini lebih kecil dari 100 gal. (Sumber : Hasil analisis RTRW Kab. Mamuju)Untuk Kawasan Rawan banjir terdapat di kecamatan kalukku, Budong-Budong dan Kecamatan Papalang, ketiga kecamatan ini diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana banjir dan longsor.Permasalahan banjir dapat direduksi, sehingga dampak yang ditimbulkan dapat ditekan seminimal mungkin. Dengan demikian, secara prinsip masalah banjir tidak dapat dihilangkan atau ditiadakan sama sekali, sehingga menjadi tanggung jawab bersama untuk melakukan pemantauan dan penanganan melalui penyediaan saranadan prasarana, sehingga dampak negatif dapat direduksi semaksimal mungkin.

2.1.9. DemografiBerdasarkan hasil Sensus Penduduk Kabupaten Mamuju selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang pesat. Pertumbuhan selama lima tahun terakhir sekitar 4,1 persen rata-rata per tahun dari 280.359 jiwa pada tahun 2005. Pada tahun 2010 sudah mencapai 336.973 jiwa. Berarti selama lima tahun pekembangannya sebesar 56.614 jiwa. Jumlah penduduk terbesar terdapat di dua kecamatan yaitu Kecamatan Mamuju dengan penduduk sebesar 55.105 jiwa (16,40 persen) dan Kecamatan Kalukku dengan penduduk sebesar 49.250 jiwa (14,7 persen). Rasio jenis kelamin/sex Ratio (SR) penduduk adalah sekitar 106,02 artinya untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat antara 106 penduduk laki-laki. Dengan perkataan lain, komposisi penduduk Kabupaten Mamuju berdasarkan jenis kelamin, lebih besar jumlah penduduk laki-laki dibandingkan penduduk perempuan.

Sumber : Mamuju Dalam Angka &Hasil Sensus Penduduk 2010

Pertumbuhan penduduk yang cukup pesat ini tidak bisa dipungkiri karena di Kabupaten Mamuju merupakan daerah tujuan migran karena memiliki daya tarik yaitu pusat pemerintahan, pusat jasa, pusat pekerjaan baru dan sebagainya.Mamuju juga dikenal dengan daerah Indonesia Mini, mengingat di Kabupaten Mamuju terdapat pembauran beberapa etnis besar di Indonesia yaitu, Jawa, Sunda, Bali, Sasak (NTB), NTT, dan dari etnis Sulawesi yaitu Mandar, Bugis, Makassar dan Toraja. Hal ini bisa dipahami bahwa Mamuju merupakan daerah migran, baik migran atas alasan pekerjaan, bisnis, maupun migrasi khusus (Transmigrasi). Tabel 2. 5.Penduduk Kabupaten Mamuju Per Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2010No.KecamatanLaki-LakiPerempuan Jumlah

Ratio

1.Tapalang9.1448.93918.083102,29

2.Tapalang Barat4.6014.5289.129101,61

3.Mamuju28.04827.05755.105103,66

4.Simboro11.81911.38123.200103,85

5.Kep. Bala-balakang1.2211.1262.347108,44

6.Kalukku25.16924.08149.250104,52

7.Papalang10.91710.47821.395104,19

8.Sampaga7.1326.85413.986104,06

9.Tommo10.2919.11619.407112,89

10.Kalumpang5.6415.15910.800109,34

11.Bonehau4.5574.0658.622112,10

12.Budong Budong11.75111.07222.823106,13

13.Pangale5.8085.16011.418103,53

14.Topoyo13.38612.38125.767108,12

15.Karossa11.38710.61722.004107,25

16.Tobadak12.54111.09623.637113,02

173.413163.560336.973106,02

Sumber : BPS Kab. Mamuju, Hasil Sensus Penduduk 2010

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat2.2.1. Perekonomian DaerahIndikator yang dipakai untuk melihat sejauh mana pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai dapat diukur dari Produk Domestik Bruto (PDRB) baik berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan.Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB (atas dasar harga konstan) yang diperoleh pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya. Penggunaan angka atas dasar harga konstan ini dimaksudkan untuk menghindari pengaruh perubahan harga. Perubahan yang diukur adalah perubahan produksi sehingga menggambarkan pertumbuhan riil ekonomi.

2.2.1.1. Perkembangan PDRB Kabupaten Mamuju Tahun 2005-2010PDRB Kabupaten Mamuju dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 nilainya mencapai sekitar 3.357.953,64 juta rupiah (PDRB atas dasar harga berlaku). Bila dibandingkan dengan tahun 2005 : Rp1.383.122,90juta, terjadi peningkatan sebesar sebesar 41,19persen. Besar kecilnya perkembangan PDRB Kabupaten Mamuju berpengaruh pada besar kecilnya sumbangan PDRB Propinsi Sulawesi Barat. Dengan angka teresebut diketahui bahwa kontribusi Kabupaten Mamuju terhadap pembentukan PDRB Sulawesi Barat relatif besar dan makin meningkat dari tahun ke tahun Perkembangan PDRB Kabupaten Mamuju lebih besar daripada perkembangan PDRB Propinsi Sulawesi Barat. (Tabel 2.6.)

Tabel 2. 6 Perbandingan PDRB Kabupaten Mamuju dan PDRB Sulawesi Barat atas Dasar Harga berlaku tahun 2005-2010. (Rp. juta)

200520062007200820092010

Sulawesi Barat4.422.946,41

5.124.812,71

6.192.785,55

7.778.000,57

8.671.818,05

10.986.624,75

Mamuju1.383.122,90

1.612.117,42

1.952.206,28

2.493.460,86

2.859.291,003.327.886,64

Sumber : BPS Kab. Mamuju Dalam Angka Tahun 2010.2.2.1.2. Pertumbuhan ekonomiPertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB (atas dasar harga konstan) yang diperoleh pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya. Penggunaan angka atas dasar harga konstan ini dimaksudkan untuk menghindari pengaruh perubahan harga. Perubahan yang diukur adalah perubahan produksi sehingga menggambarkan pertumbuhan riil ekonomi.Dari berbagai langkah kebijakan yang dilakukan dalam perencanaan pembangunan khususnya di bidang ekonomi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari tahun 2005-2010 mencapai 4,24 persen. Hal ini diikuti dengan pertumbuhan penduduk yang signifikan terhadap pendapatan rill perkapita pada tahun 2010.

Sumber : BPS Kab. Mamuju, 2010Pada rentang tahun 2005 sampai 2010 ini melalui berbagai langkah kebijakan yang diambil Pemerintah Kabupaten Mamuju untuk menggerakkan roda perekonomian maka hasil yang diperoleh ternyata pada periode tahun 2005-2008 target RPJMD Periode 2005-2010 sebesar 6,3 % sudah terlampaui.Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang berhasil diciptakan pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya.

Bila diperhatikan selama periode 2005 2010 tersebut, terlihat bahwa perekonomian Kabupaten Mamuju dari tahun ke tahun tampak terjadi perbaikan, yakni pada tahun 2005 tumbuh sekitar 6,35 persen sedangkan pada tahun 2010 melonjak sekitar 10,59persen, dengan rata-rata pertumbuhan 0,85 persen per tahun atau dalam rentang waktu 2005-2010 terdapat pertumbuhan 4,24persen.

2.2.1.3. Pertumbuhan ekonomi sektoralDiantara 9 sektor ekonomi, pada tahun 2010 tampak bahwa sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh cukup pesat dengan mencatat pertumbuhan dari 14,4 persen (Tahun 2005) menjadi 23,47 persen (Tahun 2010), sedangkan Sektor pertanian yang merupakan andalan Kabupaten Mamuju pada tahun 2010 tumbuh sekitar 8,48persen.Selama periode tahun 2005-2010, pertumbuhan riil masing-masing sektor ekonomi terlihat berfluktuasi, dengan rata-rata tertinggi dimiliki oleh sektor ekonomi terlihat berfluktuasi, dengan rata-rata tertinggi dimiliki oleh sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan yakni 3,46 persen per tahun dan rata-rata terendah dimiliki oleh sektorbangunan yakni sekitar 0,15 persen.Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan dan peranan sektor ekonominya. Untuk itu penyajian statistik pendapatan regional secara sektoral merupakan alat bantu untuk melihat perubahan dan perkembangan tersebut. Dari penyajian ini juga dapat dilihat sektor-sektor yang mengalami penurunan atau peningkatan sehingga bisa digunakan sebagai bahan analisis lebih lanjut. Selain indikator tersebut perekonomian kabupaten Mamuju sangat dipengaruhi oleh sumber pembiayaan baik berupa Investasi dalam negeri maupun luar negeri dan pendapatan daerah yang diperoleh daerah .Tabel 2.7 : Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kabupaten MamujuTahun 2006 - 2010(%)

NoSektor20062007200820092010

1.2.3.4.5.6.

7.

8.9.PertanianPertambangan dan PenggalianIndustri PengolahanListrik, Gas dan Air BersihKonstruksi/BangunanPerdagangan, Hotel dan RestoranPengangkutan dan KomunikasiKeuangan, Persewaan dan Jasa PerusahaanJasa-Jasa4,568,4510,169,937,0011,476,216,48

12,88

1,8330,1512,8221,0129,6913,8622,4614,14

13,881,4323,376,5715,0647,966,1416,7238,36

16,053,396,986,1717,34,726,9613,6720,74

17,6

8,4820,1810,8014,991,1410,4820,9923,47

11,61

PDRB6,937,969,698,2610,59

Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju, 2010

2.2.1.4. Pendapatan per kapitaSebagai indikator dan alat bantu yang dapat menunjukkan bahwa peningkatan kesejahteraan masyarakat, bisa dilihat dari pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita merupakan nilai rata-rata dari pembagian pendapatan seluruh penduduk Mamuju dibagi dengan seluruh jumlah penduduk di Mamuju. Angka rata-rata ini yang dipakai sebagai tolok ukur benarkah pendapatan rata-rata per seorangan di Kabupaten Mamuju meningkat.Di dalam Rencana Pembangunn Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2009-2014), percepatan pertumbuhan ekonomi ini tercermin pula dalam peningkatanpendapatan per kapita masyarakat Indonesia. Pendapatan per kapita masyarakatIndonesia telah mencapai USD 2.271 pada akhir 2008, naik hampir dua kali lipat jikadibandingkan dengan pendapatan per kapita tahun 2004, yaitu sebesar USD 1.186.Dengan kenaikan ini, Indonesia telah masuk ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah bawah (lower middle income countries) Percepatan pertumbuhan ekonomi tersebut telah menurunkan tingkat kemiskinan.Di dalam konteks Kabupaten Mamuju pendapatan per kapita bila dibandingkan dengan pendapatan per kapita Nasional masih cukup jauh. Secara nasional tahun 2009 pendpatan per kapita nasional sebesar : USD 2.271 atau sekitar Rp. 24,3 juta rupiah (dengan kurs 1 USD=Rp.9.300,-). Pada tahun yang sama Kabupaten Mamuju memiliki pendapataan per kapita sebesar Rp.9.057.589,- yang meningkat pada tahun 2010 menjadi :Rp. 9.847.902,-. Bila dilihat perkembangan sejak dari tahun 2005 ke tahun 2010 pendapatan per kapita mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tahun 2005 pendapatan per kapita sebesar Rp. 5.064.974,- pada tahun 2010 meningkat menjadi Rp. 9.847.902,-Artinya selama periode ini naik 94,5persen. Secara garis besar bisa dikatakan perkembangan rata-rata pendapatan perseorangan penduduk Mamuju selama 5 tahun meningkat Sekitar Rp. 4,78 juta.

Grafik : 2.3Pendapatan Per Kapita

2.2.2. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Model pembangunan masyarakat telah menempatkan manusia sebagai titik sentral pembangunan yang berarti bahwa pembangunan yang dilaksanakan adalah dari rakyat (of people), untuk rakyat (for people), dan oleh rakyat (by people). IPM dapat digunakan sebagai ukuran kebijakan dan upaya yang dilakukan dalam kerangka pembangunan manusia khususnya upaya pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan partisipasi dalam pembangunan. Namun indeks ini hanya akan memberikan gambaran perbandingan antar waktu serta antar wilayah.Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Mamuju pada tahun 2009 sebesar 69,90. Angka IPM tersebut sedikit lebih baik dibanding tahun 2008 sebesar 68,50. Namun, selisih peningkatan tersebut kurang signifikan mengingat posisi IPM Kabupaten Mamuju pada tahun 2008 dan 2009 tidak beranjak pada peringkat ke-4 se Sulawesi Barat.Berdasarkan kriteria UNDP nilai IPM kurang dari 51 digolongkan sebagai IPM sedang, nilai IPM antara 51 sampai dengan 79 (51-79) digolongkan sebagai IPM menengah dan nilai IPM di atas 79 (> 79) digolongkan tinggi. Dengan demikian sesuai dengan kriteria tersebut, IPM Kabupaten Mamuju tergolong IPM menengah, baik pada tahun 2005 sampai pada tahun 2009.Melihat kondisi yang demikian maka ke depan upaya untuk menaikkan indeks pembangunan manusia selalu ditingkatkan melalui peningkatan agregat paritas daya beli, indeks kesehatan maupun indeks pendidikan.

2.2.3. KemiskinanSecara Nasional percepatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan. Tingkat kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan, telah menurun menjadi 14,1 persen (atau 32,5 juta orang) pada Maret 2009, jika dibandingkan dengan 16,7 persen (36,1 juta orang) pada tahun 2004. Keberhasilan penanggulangan kemiskinan selain merupakan hasil dari tercapainya laju pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi juga didukung oleh berbagai program intervensi yang merupakan bagian dari pemenuhan hak dasar rakyat, yang terus dilakukan untuk memberikan akses yang lebih luas kepada kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah agar dapat menikmati lajunya percepatan pertumbuhan ekonomi.Di Kabupaten Mamuju, peningkatan IPM memberikan dampak pada derajat kesejahteraan masyarakat, hal ini dibuktikan dengan penurunan angka kemiskinan sebesar 7,85 persen dari Tahun 2005 ke 2009 dimana angka kemiskinan tersebut dibawah 50persen dari Provinsi Sulawesi Barat, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik dibawah ini.Grafik 2.4Angka Kemiskinan Kab. Mamuju 2005-2010

Sumber : BPS Kab. Mamuju & Bappeda Sulbar 2010

Dari data di atasbahwa pada awal tahun kebijakan dan pelaksanaan kebijakan Pemerintah Kabupaten Mamuju dalam rangka penurunan kemiskinan terbukti nyata. Dari data awal pada tahun 2005 kemiskinan di Mamuju sebesar 15,96 persen, selama rentang lima tahun mampu diturunkan sebesar 7,83 persen sehingga pada tahun 2010 telah mencapai 8,17 persen. Artinya bila dibandingkan dengan jumlah penduduk saat sekarang sebanyak 336.973 jiwa diperkirakan masih ada sekitar 27.531 jiwa.Biladibandingkan dengan Provinsi Sulawesi Barat ternyata upaya Pemerintah Kabupaten Mamuju juga lebih berperan, karena pada konteks Provinsi Sulawesi Barat penurunan kemiskinan baru dapat diturunkan sebesar 7,58 persen dari angka semula tahun 2005 sebesar 23,87 persen menjadi 15,29 persen pada tahun 2009.Keberhasilan penurunan angka kemiskinan tersebut berangkat dari beberapa program penanggulngan kemiskinan di lingkup Kabupaten yang dilaksanakan oleh SKPD terkait, juga dukungan yang penuh dari Pemerintah Pusat yang ditempuh dengan cara :Pertamaadalah melalui subsidi (seperti subsidi pangan, pupuk, benih, dankredit program) serta dalam bentuk bantuan sosial (Bansos), seperti Program Jaminan.Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Bantuan Operasi Sekolah (BOS), dan ProgramKeluarga Harapan (PKH). Program ini dilaksanakan untuk membantu pemenuhankebutuhan dasar yang tidak atau belum mampu dipenuhi oleh kemampuan sendiri. Disamping itu, telah dialokasikan juga anggaran berupa Bantuan Langsung Masyarakatsebagai bagian Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, dan danapenjaminan kredit/pembiayaan bagi usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dankoperasi melalui Program Kredit Usaha Rakyat (KUR).Keduaadalah mempermudah dan memperluas kesempatan usaha denganmenghilangkan berbagai pungutan yang muncul di berbagai daerah akibat eforiareformasi dan desentralisasi yang telah banyak membebani usaha mikro, kecil danmenengah.

2.2.4. Angkatan kerja dan pengangguranKetenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Setiap upaya pembangunan selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja sehingga penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.Salah satu sasaran utama pembangunan terciptanya lapangan kerja baru dalam jumlah dan kualitas yang memadai sehingga dapat menyerap tambahan tenaga kerja setiap tahun.

Grafik 2.5

Sumber : BPS Kab. Mamuju, Mamuju Dalam Angka 2010

Lapangan pekerjaan di Kabupaten Mamuju umumnya bergerak pada sektor pertanian (pertanian), sektor industri (pertambangan, listrik, gas, air, bangunan/konstruksi) dan sektor jasa/service (perdagangan, angkutan, keuangan, jasa perusahaan dan jasa perorangan). Penyerapan tenaga kerja (usia 10 tahun ke atas) pada sektor industri/manufacture mencapai 8,02 persen, pada sektor pertanian/agriculture 63,81 persen, dan sektor jasa/service mencapai 28,17 persen. Jika dibandingkan Tahun sebelumnya bahwa terjadi penurunan penyerapan ketenagakerjaan sektor agriculture sebesar 2,12 persen, hal ini disebabkan karena banyaknya tenaga kerja di sektor pertanian berpindah ke sektor jasa dan industri. Hal ini sejalan dengan Grafik dibawah ini dimana terjadi penurunan angka pengangguran pada Tahun 2008 sebesar 3,32persen dan meningkat 0,04 persen pada tahun 2009 sehingga menjadi 3,36 persen namun jika dibandingkan pada Tahun 2005 sebesar 15,89persen maka terjadi penurunan sebesar 12,53 persen pada tahun 2009.

Grafik 2.6Angka Pengangguran Kab. MamujuTahun 2005-2009

Sumber : BPS Kab. Mamuju, Mamuju Dalam Angka 2010

2.3. Aspek Pelayanan Umum2.3.1. PendidikanHingga akhir tahun 2009, Kabupaten Mamuju memiliki sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) sebanyak 155 unit, Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebanyak 430 unit, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebanyak 115 unit, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan Madrasah Aliyah (MA) sebanyak. 55 unit, SMK : 15 Unit dan Perguruan Tinggi sebanyak 6 Unit.Dari masing-masing jenjang pendidikan di atas, untuk tingkat TK memiliki murid sebanyak 7.474 orang, SD dan MI sebanyak 59.477 orang, SLTP dan MTs sebanyak 16.817 orang, SLTA dan MA sebanyak 11.023 orang. Sementara Tenaga Pengajar (Guru) untuk masing-masing jenjang pendidikan tersebut adalah tingkat TK sebanyak 538 orang, tingkat SD/MI sebanyak 3.995 orang, tingkat SLTP/MTs sebanyak 1.454 orang dan tingkat SLTA/MA sebanyak 833 orang.Berdasar pada perbandingan jumlah murid dan tenaga pengajar seperti di atas, maka rasio murid terhadap guru untuk masing-masing-masing jenjang pendidikan adalah tingkat TK yakni 13,82, tingkat SD/MI yakni 15,30, tingkat SLTP/MTs yakni 12,12 dan tingkat SLTA/MA yakni 9,92 Sedang untuk ratio murid terhadap sekolah berdasar angka-angka di atas adalah tingkat TK sebesar 48,22 persen, untuk tingkat SD/MI yakni138,32 persen, tingkat SLTP/MTs yakni 182,79 persendan untuk tingkat SLTA/MA adalah 200,42 persen.

2.3.1.1. Angka Partisipasi SekolahPembangunan pendidikan sampai tahun terakhir, telah menunjukkan peningkatan yang ditandai dengan meningkatnya Angka Partisipasi Kasar maupun Angka partisipasi Murni pada setiap jenjang pendidikan. Tabel : 2.8APK dan APM pada Semua Jenjang Pendidikan Kab Mamuju periode Tahun 2005 - 2009.

NOUraian20052006200720082009

1.

2.

APK TK SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMKAPM TK SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK20,21117,0458,6435,40

17,7799,4846,9124,2421,40118,3267,0743,40

19,87101,0352,2728,4622,35118,6473,1556,99

20,05102,9557,4539,9830,27118,9679,2570,58

28,90103,2362,2449,5033,97119,3885,3484,17

32,86103,5167,0250,03

2.3.1.2. Angka Melek HurufAngka Melek Huruf menunjukkan kemajuan yang sangat positif dimana Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. Mamuju menghasilkan kinerja yang sangat baik dengan berhasil menurunkan angka melek huruf sebesar 2.904 orang dari Tahun 2005 (13.026 orang) seperti yang terlihat pada Gambar dibawah ini;

2.3.1.3. Angka KelulusanIndikator capaian kinerja pemerintah dalam bidang pendidikan juga dapat dilihat dari aspek peningkatan mutu, relevasi dan daya saing. Indikator ini dapat memberikan informasi tentang sejauhmana tingkat kelulusan yang dicapai pada setiap tingkatan pendidkan dari SD sederajat sampai SMA sederajat. Dimana pada Tahun 2009 sangat memberikan perkembangan yang sangat signifikan dibandingkan Tahun 2005 yaitu peningkatannya rata-rata berkisar sebesar 10%, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:

Tabel : 2.9Angka Kelulusan Kabupaten MamujuTahun 2005-2009

NOAngka Kelulusan20052006200720082009

1.2.3.SD/MISMP/MTsSMA/MA/SMK85,9584,5583,1487,1579,7999,8787,4054,1488,2774,2493,5597,8899,794,184,6

2.3.1.4. Rasio Murid terhadap GuruSalah satu indikator yang banyak digunakan untk melihat perkembangan pembangunan pendidikan adalah rasio murid terhadap guru. Angka menunjukkan rata-rata murid yang harus dihadapi oleh seorang guru.

Grafik: 2.9Rasio Murid Terhadap Guru Kab. MamujuTahun 2005 - 2009

Jika dilihat gambar diatas, maka rasio guru pada Sekolah Dasar (SD/MI) mengalami penurunan rasio yang sangat tinggi dibandingkan tingkatan pendidikan lainnya yaitu sebesar 13,99, hal ini menujukkan bahwa pada Tahun 2006 2009 penerimaan/pengangkatan guru baik yang telah honorer maupun umum di sekolah dasar lebih banyak dibandingkan pada SLTP dan SLTA.Upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan mutu juga dilakukan melalui kegiatan lomba mata pelajaran, lomba MIPA, lomba pidato Bahasa Inggris, lomba kreativitas siswa dan Porseni tingkat SD, SMP dan SMA mulai ditingkat sekolah hingga tingkat Kabupaten, guna mencari siswa yang berprestasi yang akan berlomba ditingkat propinsi hingga tingkat nasional. Disamping prestasi siswa menunjukkan grafik peningkatan yang cukup menggembirakan, setiap tahunnya juga dilaksanakan seleksi guru berprestasi dalam upaya meningkatkan kempetensi dan prestasi tenaga pendidik.

2.3.2. KesehatanUntuk mendukung upaya pelayanan kesehatan masyarakat, hingga akhir tahun 2010 Kabupaten Mamuju memiliki 314 tempat pelayanan kesehatan yang terdiri atas 1 buah Rumah Sakit, 29 unit Puskesmas, 160 unit Puskesdes serta 124 unit Praktek Dokter. Sedangkan untuk tenaga kesehatan medis (S1) dan paramedis pada tahun 2010 dokter (dokter umum : 69 orang, dan dokter gigi : 24 orang Sementara tenaga bidan sebanyak 84orang dan perawat sebanyak 291orang. (Sumber Dinkes Tahun 2010).Berdasar pada perkembangan 5 (lima) tahun terakhir, jenis penyakit menular yang mengancam kesehatan kebanyakan penduduk adalah Diare, TBC dan Malaria. Pada tahun 2010, untuk penyakit menular tersebut tercatat jumlah penderita masing-masing untuk penyakit Diare sebanyak 21.656kasus, penyakit TBC sebanyak 142kasus dan untuk penyakit Malaria ditemukan sebanyak 15.988 kasus.Kabupaten Mamuju juga dihadapkan pada masalah sosial berupa adanya anak terlantar, keluarga miskin dan penduduk lanjut usia. Untuk masing-masing jenis masalah sosial tersebut pada akhir tahun 2009 tercatat anak terlantar sebanyak 1.361 orang, keluarga miskin sebanyak 31.210 KK dan lanjut usia sebanyak 1.046 orang dan 2.995 Keluarga dengan kondisi perumahan dan lingkungan yang tidak layak.

2.3.2.1. Penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi dan BalitaKematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memendang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain (Budi Utomo 1985).

Pada tahun 2005 Jumlah Kematian Ibu (AKI) di Kab. Mamuju sebesar 17 orang dan pada tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 47 % yaitu sebesar 25 orang. bila dibandingkan tahun 2007 jumlah kematian ibu maternal sebanyak 21 kasus mengalami penurunan di tahun 2008 sebanyak 15 kasus ( 302,9 per 100.000 kelahiran hidup ) dan mengalami peningkatan lagi pada tahun 2009 dengan Angka Kematian Ibu meternal sebesar 18 kasus ( 360,7 per 100.000 kelahiran hidup ) dan tidak ditemukan kematian ibu bersalin pada tahun 2008 dan 2009.Adanya kematian ibu maternal disebabkan karena adanya gangguan kehamilan pada ibu dan persalinan yang tidak ditolong oleh tenaga kesehatan atau dukun terlatih. Pada tahun 2005 angka kematian bayi di Kab. Mamuju sebesar 31 orang dan pada tahun 2006 angka kematian bayi meningkat menjadi 85 orang atau sebesar 174 % dan pada tahun 2007 angka kematian bayi kembali menurun menjadi 78 orang atau sebesar 8,23 % dari angka tahun 2006. AKB Kabupaten Mamuju tahun 2009 sebesar 14,8 per 1000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian bayi 74 kasus dan dibandingkan dengan tahun 2008 AKB mengalami peningkatan dari 14,7 Per 1000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus 73 bayi . Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun (59 Bulan) selama satu tahun tertentu per 1.000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi). AKABA menggambarkan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti Gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. Pada tahun 2005 jumlah kematian balita di Kab. Mamuju yaitu 26 orang dan pada tahun 2006 menurun menjadi 14 orang atau sebesar 46 % dari jumlah tahun 2005. Sedangkan pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 kembali menurun rata-rata 20 % dari angka kematian tahun 2006. AKABA Kabupaten Mamuju tahun 2009 yang tercatat sebesar 2,2 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah jumlah balita mati 11 kasus, mengalami peningkatan pada tahun 2009 dari 1,8 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2008 dengan jumlah 9 kasus AKABA .Penyebab Umum kematian ibu adalah karena perdarahan, eklamsia, infeksi, partus lama dan lain-lain, sedangkan penyebab umum kematian bayi dan balita adalah karena BBLR, asfiksia, cacat bawaan, diare, ISPA, tipoid, malaria, malnutrisi dan lain-lain.

2.3.2.2. Penurunan Angka Kejadian Gizi Buruk (AKGB) Gizi buruk adalah suatu istilah teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Anak balita sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umurnya dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalau sedikit dibawah standar disebut gizi kurang dan apabila jauh dibawah standar dikatakan gizi buruk.Pada tahun 2005 jumlah kejadian gizi buruk pada bayi di Kab. Mamuju yaitu 2 orang dan pada tahun 2006 menjadi 4 orang atau meningkat sebesar 50 % dari tahun 2005. Dan pada tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan menjadi 3 orang atau menurun sebesar 25 % dari angka tahun 2006. Dan dibandingkan dari tahun 2005 2008 mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebanyak 8 kasus penderita gizi buruk pada bayi .

830

Faktor penyebab kekurangan gizi di Kabupaten Mamuju adalah : Asupan makanan bayi dan Balita tidak mencukupi kebutuhan tubuh Pendidikan tentang gizi masih kurang Pola asuh dari orang tua kurang Penyakit infeksi pada anak bayi dan balita. 2.3.2.3. Angka Harapan HidupAngka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya dan meningkatkan derajat kesehatan pada Khususnya. Keberhasilan program kesehatan dan program program pembangunan social ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan umur harapan hidup penduduk dari suatu Negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai yang pada akhirnya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang umur harapan hidupnya.Dilihat dari tahun ke tahun, Angka harapan hidup di Kabupaten Mamuju terjadi peningkatan. Angka Harapan Hidup tahun 2004 berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik yaitu Tahun 2005 (67,4 tahun), Tahun 2006 (67, 5 tahun), Tahun 2007 (67,78 tahun) dan Tahun 2008 (68,00 tahun) dan terakhir pada tahun 2009 sudah mencapai 68,26 tahun.Meningkatnya Angka Harapan Hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat serta turut berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia. 2.3.3. AgamaAspek sosial budaya daerah ini meliputi salah satunya meliputi gambaran sosial keagamaan. Penduduk Kabupaten Mamuju dapat dikategorikan sebagai masyarakat yangmemiliki keragaman latar belakang agama dan budaya. Dari sebanyak penduduk Kabupaten Mamuju tahun 2009, sebanyak 336.973 orang atau 89,9 persen adalah mereka yang beragama Islam, sebanyak 302.1350 orang.Pemeluk agama Kristen sebanyak 23.641 orang atau 8,5 persen, pemeluk agama Katolik, sebanyak. 3.717 orang atau 1,1 persen , pemeluk agama Hindu dan sebanyak 6.224 orang atau 2 persen dan pemeluk agama Budha : 1.251 orang atau 0,4 persen.Selain keragaman latar belakang agama dan keyakinan, masyarakat Kabupaten Mamuju juga memiliki latar belakang etnik dan budaya yang bervariasi. Walaupun tidak terdapat catatan angka-angka yang tepat mengenai hal ini, dapat digambarkan bahwa sebagian besar masyarakat Mamuju adalah etnik Mandar, kemudian etnik Bugis, Makassar, Toraja dan sebagian lagi adalah etnik Jawa dan Madura.

2.3.4. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sejak tahun 2005-2009 beberapa langkah kebijakan telah diambil Dinas Koperasi,UKM dan Perdagangan. Upaya-upaya itu antara lain pelaksanaan program yang meliputi pembinaan, penyuluhan, pelatihan, kemitraan, bantuan sarana dan prasarana, rehabilitasi, pembangunan serta pemupukan modal kerja baik di bidang kelembagaan, manajemen, promosi maupun pemasaran.Program-program Perkoperasian yang dilaksanakan melalui pembinaan kelembagaan dan usaha melalui kemitraan BUMN, BUMD dan Swasta untuk perkuatan modal kerja.Pelaksanaan dan program pembangunan koperasi, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan koperasi, pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi dan peningkatan pengembangan jaringan kerjasama usaha koperasi.

Grafik : 2.13 Jumlah KoperasiDi Mamuju

Dari pelaksanaan program dan kegiatan tersebut diperoleh hasil seperti terlihat dalam grafik bahwa perkembangan Koperasi secara umum dari tahun 2005-2009 jumlah koperasi 240 Unit berkembang rata-rata 4.05% pertahun, dari hasil pembinaan koperasi secara intensif dari Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan maka Koperasi berkualitas meningkat sebanyak 171 unit demikian pula jumlah anggota koperasi meningkat dari 33.323 anggota menjadi 37.150 anggota meningkat rata-rata 11.48%. Selama periode ini pula bantuan Modal kerja Koperasi juga telah disalurkan pada tahun 2005-2008 telah bergulir sebanyak Rp. 636 juta rupiah, untuk 60 koperasi aktif. Di Bidang Usaha Kecil dan Menengah, kegiatan selama tahun 2005-2009, seperti terlihat dalam tabel tersebut bahwa untuk Usaha Mikro semakin hari semakin baik perkembangannya. Untuk Usaha kecil, Menengah dan Besar perkembangannya meningkat tipis.

Tabel : 2.10Perkembangan UKM Kab. Mamuju Tahun 2005 -2010TahunMIKRO (org)USAHA KECIL (org)MENENGAH(Unit)BESAR(unit)

2005760998303

20069031.053455

20071.1041.114507

20081.3721.1185510

20091.6351.1196415

20101.9531.81433851

Sumber : Dinas Koperasi, UKM & perdagangan.

Pembinaan pada usaha mikro, kecil dan menengah dari tahun 2005 sampai dengan 2010 sangat meningkat yaitu usaha mikro rata-rata 31,4 %/thn, usaha kecil rata-rata 16,4 %/thn,. Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dapat mencerminkan perkembangan perekonomian baik regional maupun nasional, hal ini dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan perkapita serta menekan tingkat kemiskinan.Dalam pembinaan di bidang Perdagangan dan Pengelolaan Pasar, dari beberapa pembinaan di bidang perdagangan dampak secara tidak langsung dapat diperoleh bahwa pembinaan perizinan perdagangan dari tahun 2005 sampai 2009 yaitu 2347 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) mengalami peningkatan 32,74% dan peningkatan tiap tahun rata-rata 6,55%, sedangkan pembinaan pelayanan tanda daftar perusahaan (TDP) dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 yaitu 2428 TDP mengalami peningkatan 25,38% peningkatan tiap tahun rata-rata 5,1%.Guna mendukung pemasaran produk lokal Kabupaten Mamuju maka dilaksanakanlah pameran setiap tahun. Peserta adalah perwakilkan dari UKM seperti pada expo pameran Koperasi dan UKM, Expo Investasi di Yogya, Makassar dan Jakarta serta di Mamuju baik lingkup Provinsi Sulbar maupun Tingkat Kabupaten.

Untuk pendistribusian BBM khususnya minyak tanah dan gas elpiji kondisinya tetap stabil berkat koordinasi yang baik dengan Pertamina dan agen-agen sehingga masyarakat terpenuhi kebutuhannya, walaupun diakui bahwa harga sampai sekarang belum stabil. Berkembangnya sektor perdagangan di Kabupaten Mamuju didukung oleh pembangunan pasar Desa dan Pasar Kecamatan melalui Dana APBD, APBN dan Dana Stimulan dari Kementrian Koperasi.Selama 2005-2010 selama rentang waktu lima tahun telah berhasil merehab sebanyak 17 unit pasar sedangkan untuk pembangunan pasar desa telah dibangun 46 unit pasar desa dan untuk pembangunan pasar kecamatan telah terbangun sebanyak 6 unit pasar.2.3.5. Pemerintahan UmumOrganisasi Kelembagaan Pemerintah DaerahStruktur organisasi dalam lingkungan Pemerintah Kabupaten Mamuju diatur dalam 7(Tujuh) Peraturan Daerah, yakni Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD, Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata KerjaLembaga Teknis Daerah, Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2007Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata KerjaKantor Satuan Polisi Pamong Praja, Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Dalam wilayah Kabupaten Mamuju, Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2007 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Kelurahan, serta Peraturan DaerahNomor 10Tahun 2009 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Sekretariat terdiri dari :a. Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju b. Sekretariat DPRD Kabupaten Mamuju.Dinas daerah terdiri dari : a. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerahb. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah ragac. Dinas Kesehatand. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasie. Dinas Perhubunganf. Dinas KOMINFO dan Pelayanan Perizinan SISTAPg. Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Pertanahanh. Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangani. Dinas Pekerjaan Umumj. Dinas Tata Ruang dan Kebersihank. Dinas Pariwisata dan Kebudayaanl. Dinas Pertanian dan Peternakanm. Dinas Kehutanan dan Perkebunann. Dinas Kelautan dan Perikanano. Dinas Pertambangan, energi dan Perindustrian.

Lembaga Teknis Daerah terdiri dari :a. Inspektorat Daerahb. Badan Perencanaan Pembangunan Daerahc. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerahd. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan KBe. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerahf. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Linmas.g. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan,dan Kehutananh. Badan Penanggulangan Bencana Daerah.i. Rumah Sakit Umum Daerah.j. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah.k. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja.

2.3.6. PertanianDalam upaya meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani melalui kegiatan pengembangan pertanian dan meningkatkan produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal dan dalam negeri dalam rangka mencapai ketahanan pangan nasional;Meningkatkan Produktifitas komoditas pertanian pangan untuk memanfaatkan pasar bahan baku industri pengelolaan ekspor; dan Mendorong pengembangan ekonomi pedesaan melalui pengembangan agribisnis yang berwawasan lingkungan; maka selama kurun waktu 5 (lima) tahun terjadi peningkatan produksi padi dan beras dari tahun ke tahun seperti yang tergambar pada Tabel dibawah ini;

Tabel 2.11 :Peningkatan Produksi Padi dan Beras Kab. Mamuju Tahun 2005 2010NOURAIAN200520062007200820092010

1.

2.

3.

4.Luas Panen (Ha)Produktivitas (Kw/Ha) Produksi Padi (Ton)Produksi Beras (Ton)20.624

48,66

100.356

50.17820.751

47,23

98.007

49.003,523.239

49,39

114.777

57.388,524.486

49,50

121.206

60.60325.633

49,65

127.268

63.63426.940

48,87

134.026

80.416

Tabel 2.12:Peningkatan Produksi Jagung Kab. Mamuju Tahun 2005 2010TahunLuas Panen (Ha)Produktifitas (Kw/Ha)Produksi (TonKeterangan

20053.84944,7917.241

20065.93145,7527.134

200713.39548,6164.523

200814.44048,7170.335

200915.21848,7874.233

201016.53o48,8080.671

Tabel 2.13 :Peningkatan Kedelai Kab. Mamuju Tahun 2005 2010TahunLuas Panen (Ha)Produktifitas (Kw/Ha)Produksi (TonKeterangan

200571519,261.377

200637319,50727

200738020,00760

200874419,731468

200985019,721696

2010141519,732792

Dari pembangunan pertanian tersebut terlihat peningkatan produksi.Terjadinya peningkatan produksi disebabkan : Bertambahnya baku lahan sawah dengan adanya pencetakan sawah baru Penggunaan benih bermutu/unggul dengan adanya bantuan dari pusat Meningkatnya indeks pertanaman dengan terbangunnya infrastruktur pembangunan saluran drainase dan pompanisasiPotensi luas baku lahan sawah Kab. Mamuju dari Tahun 2005 hingga Tahun 2009 mengalami peningkatan, hingga saat ini luas baku lahan sawah sebesar 24.435 Ha yang terdiri dari; sawah tadah hujan seluas 17.678 Ha, irigasi teknis/Desa seluas 4.982 Ha, pompanisasi 1.775 Ha. Luas tanam dan luas panen 5 tahun terakhir menunjukkan kenaikan yang signifikan, hal ini tidak lain adalah kontribusi dari pembangunan infrastruktur.

2.3.7. PeternakanSedangkan dibidang Peternakan, populasi ternak memperlihatkan kenaikan yang berkisar 1% dari setiap jenis ternak, hal ini dapat dilihat pada Tabel dibawah ini;

Tabel 2.14: Jumlah Populasi (ekor) Ternak di Kab. Mamuju Tahun 2005 2010NOURAIAN200520062007200820092010

1.

2.

3.Ternak Besar- Sapi- Kerbau- KudaTernak Kecil- Kambing- BabiTernakUnggas- Ayam Buras- Ayam Ras- Itik

34.6623.285273

4.66847.893

991.2773.76049.37438.9643.569317

13.06663.589

1.000.73710.51050.06044.9113.819346

14.67967.375

1.120.82712.08751.30948.4365.514534

22.752104.431

1.457.07512.500103.38652.2387.968824

35.264161.868

1.894.19712.927208.31956.5739.674980

40.201216.887

2.197.26225.940216.456

Di bidang peternakan, melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi peternakan, produksi daging pada RPH ataiupun luar RPH meningkat signifikan, bahkan ada yang mencapai sampai melebihi 300%.

Tabel 2.15 : PRODUKSI DAGING KAB. MAMUJU THN. 2005-2010 (KG)

NoTernakTahun

200520062007200820092010

1Sapi110,531127,641133,800511,758655,050528.900

2Kerbau1,5463,4792,9006,8207.7753.150

3Kuda3001,3409002,2752.616,30480

4Kambing5,22513,70325,27441,58068.191,20134.550

5Babi24,807328,32040,12548,150571.675

6Ayam ras/buras723,596310,91716,422,2981.136.519,801.235.001

7Ayam ras Pedaging3,12158,26918,75024.385,4022.072

8Itik manila41,968200,59841,35453.760,72131.781

Peningkatan daging dikarenakan adanya program intensifikasi dan ektensifikasi peternakan produksi daging dari peternakan, peningkatan juga terjadi di Pemotongan RPH. 2.3.8. PerkebunanPeningkatan produksi Kakao melalui pemberian pupuk , baru diketahui pada 6 bulan kemudian. Saat ini diketahui luas Tanaman Kakao 68.330,52 Ha, dengan jumlah Petani 45.000, maka dapat dipastikan Pemerintah Kabupaten Mamuju punya keterbatasan untuk memenuhi secara keseluruhan petani Kakao. Di samping komoditi unggulan kakao, komoditi lainnya adalah Kelapa Sawit. Areal Kelapa sawit dari tahun ke tahun juga meneingkat dari luasan 42.401 Ha pada tahun 2005 mejadi 155.345 Ha pada tahun 2009. Sedangkan tanaman lainnya nampaknya mulai berkurang seperti kelapa, kemiri, kopi dan cengkeh. Hal ini diakibatkan pada penurunan karena faktor usia dan perilaku petani beralih kepada komoditi lainnya seperti kakao maupun sawit, yang lebih menjanjikan, bersifat massal dan para petani dalam keluarga sudah sangat familiar dibandingkan dengan komoditi lainnya. Adapun perkembangan komoditi perkebunan dari tahun 2005-2010 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2.16 :Perkembangan Produksi Tanaman PerkebunanKab. Mamuju Tahun 2005 2010

NOKOMODITITAHUN (Ton)

200520062007200820092010

1.2.3.4.5.6.KelapaKakaoKelapa SawitKemiriKopi RobustaCengkeh14.84546.11142.4011.1958553469.10950.13650.0001.092,1550,5207,357.37530.42181.000939,5606234,57.06013.289105.7897253091267.10716.069,5155.345102,4526874,87.41317.002164.97611.04430779,51

Selain tersebut diatas, capaian kinerja juga pada kegiatan peningkatan produksi Perkebunan Tahun 2005-2010, dalam upaya; Merehabilitasi tanaman kurang produktif seluas 8.000 Ha Mengidentifikasi tanaman yang tidak terawat seluas 5.000 Ha Meremajakan tanaman tua, rusak seluas 1.250 Ha Melakukan penguatan kelompok tani dengan memberikan bantuan upah kerja pemeliharaan303 kelompok. Melatih petani sebanyak 1.375 orang Memberikan alat pertanian seperti; chainsaw 93 unit, gunting galah 5.000 unit, Handsprayer 2.850 unit2.3.9. Perikanan dan KelautanDalam Program Pengembangan Perikanan Tangkap meliputi berbagai kegiatan yaitu; (1) Pengembangan TPI 1 unit, (2) Peningkatan dengan Kapal Perikanan, (3) Pengembangan Sarana dan Tekhnologi Peningkatan Ikan dan (4) Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan.Capaian program dan kegiatan dapat dilihat dari peningkatan produksi rumput laut yang sangat signifikan jika dibandingkan dari Tahun 2005 sampai pada Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel berikut ini :Tabel 2.17: Perkembangan Produksi Perikanan Darat dan Laut dan Tambak Kabupaten Mamuju Tahun 2005 2010

NoUraianTAHUN (Ton)

200520062007200820092010

1.2.Perikanan LautPerikanan DaratTambak :- Udang- Bandeng- Kolam- Rumput Laut

6.415

791.72890,26

124806.401

476,5733,5

42,944956.593

426,52.854,4

9,766007.984

6004.500,1

447508.385

690,624.991,8

103,6754,39.022

911,425.154,9

104546

Sumber : Dinas Perikanan & kelautan dan BKP5K

2.4. Aspek Daya saing daerah2.4.1. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur2.4.1.Infrastruktur Jalan Selanjutnya adalah fasilitas jalan yang menghubungkan antara Kabupaten Mamuju dengan daerah sekitarnya dan yang menghubungkan antar wilayah dalam Kabupaten Mamuju. Panjang jalan tersebut secara keseluruhan sampai tahun 2009 adalah 197,625 Km berupa jalan kerikil, sepanjang :76,705 Km adalah jalan Lapen dan jalan Hotmix sepanjang : 135, 343 Km.Tabel : 2.18 Panjang jalan di Kabupaten MamujuTahunHotmixLapenKerikil

200515,88931,900

200652,11620,23550,235

200749,9895,11518,300

200815,9288,15611,027

200917,31027,31086,163

Sumber : Dinas PU, 2009.

Kondisi Jalan Kabupaten Mamuju dalam 5 tahun terakhir terlihat pada gambar diatas kondisi jalan dalam keadaan rusak masih sangat dominan dari segi kuantitasnya dalam 5 Tahun terakhir sepanjang 1.640,20 Km, kemudian kondisi jalan keadaan Baik sepanjang 1.229.87 Km disusul dengan kondisi jalan Rusak sedang dan Rusak berat.

Kondisi jalan Rusak pada tahun 2006 sangat dominan dari kondisi jalan lainnya tetapi sejak tahun 2007 dan 2008 Kondisi Jalan Baik sudah dominan lebih besar dari segi kualitasnya dengan kondisi jalan lainnya, hal ini terbukti keinginan Pemerintah memperbaiki kondisi jalan sangat besar akan tetapi kondisi jalan sedang, rusak dan rusak berat tetap merupakan taanggungjawab pemerintah untuk segera memperbaiki demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah.Kedepan, Pemerintah masih mempunyai tugas meneruskan perbaikan infrastruktur jalan yang dirasakan belum memenuhi standar layak.

2.4.2. Infrastruktur PertanianDiantara prasarana dan sarana daerah yang penting adalah berkaitan dengan pengembangan pertanian, sarana perdagangan dan sarana transportasi. Untuk sarana pertanian yang cukup vital adalah irigasi untuk mendukung budidaya padi. Hingga tahun 2009, Kabupaten Mamuju masih mengandalkan irigasi sawah pada pengairan sederhana. Dari 16 wilayah kecamatan di Mamuju, hanya 12 kecamatan yang memiliki pengairan sederhana, yakni Tapalang dengan kapasitas areal 795 Ha, Tapalang Barat dengan kapasitas 45 Ha, Kalukku untuk areal 2.856 Ha, Papalang untuk areal 2.800 Ha, Sampaga untuk areal 1.632 Ha, Tommo untuk areal 3.197 Ha, Kalumpang seluas 450 Ha, Bonehau seluas 273 Ha, Budong-Budong seluas 1.613 Ha, Pangale seluas 4.508 Ha, Topoyo seluas 125 Ha dan Kecamatan Karossa seluas 2.726 Ha. (Sumber:BPS Mamuju, 2009)Tabel 2.19: Pembangunan Infrastruktur Bidang Pertanian Tahun 2005 2010NoUraian200520062007200820092010

1Drainase/Saluran Buang (M/Ha)7.62016.7005.00012.50016.00012.085

2JaringanIrigasi (M/Ha)1.1454.2506.9162703.7002.380

3JITUT (M/Ha)03.850150200250100

4JIDES (M/Ha)04.2506.916270250100

5Cetak sawah baru003001.011,05500100

6Jalan Usaha Tani2.0001.5008.9544,50012.47320.729

Sumber : Dinas Pertanian & Peternakan, 2010

2.4.3. PerhubunganSeiring dengan perkembangan daerah danperkembangan penduduk di Kabupaten Mamuju.Dimana Kota Mamuju sebagai pusat adminsitrasipemerintahan Propinsi dan Kabupaten. Hal iniberakibat aktifitas penduduk dalam bermobilisasisangat tinggi.Pada sektor perhubungan darat peningkatannyasangat tinggi. Ini diakibatkan oleh adanyaperkembangan sarana jalan yang mulai membaiksejak tahun 2005 yang lalu. Jalan Trnas Sulawesimerupakan jalan utama arus barang dan jasa antarwilayah maupun di dalam wilayah KabupatenMamuju.Sebagaibentuk pelayanan angkutan darat di KabupatenMamuju telah di fasilitasi Terminal angkutan daratyanitu : Terminal angkutan darat Regional diSimbuang yang melayani jalur Antar Kota antarPropinsi dan antar Kota Dalam Propinsi, TerminalMamuju di Karema untuk melayani angkutan kotadan desa, kemudian sub terminal yang ada diTasiu, Trailu, Topoyo dan Karossa. Dengan perhitungan jumlah Angkutan Desa (Angkudes), AKDP dan AKAP di Kabupaten Mamuju, dimana sampai pada tahun 2010 jumlahnya ada 24.209 buah. Akumulasi perhitungan total jumlah kapasitas tempat duduk penumpang adalah sebanyak 518.650. ini sudah termasuk angkutan darat (angkudes, Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi dan AngkutanDarat Antar Kota Antar Propinsi.Dengan melihat Posisi Kabupaten yang strategis di manaKabupaten Mamuju merupakan lintasan pelayaran menujuKalimanatan, Pulau Jawa dan Bali serta Secara regionalSulawesi merupakan daerah lintasan antara Makassar-Pare-Pare-Mamuju-Pasangkayu, Palu dan Manado, sehinggasangatlah wajar bilaKabupaten Mamuju memiliki Pelabuhan Laut danpelabuhan rakyat di sepanjang Pantai Mamuju.Sebagai bentuk pelayanan publik dan komersial telahdilayani dengan adanya beberapa Pelabuhan : pelabuhan Ferryyang melayani Mamuju-Samarinda & Balik Papan yangdilayani dua 2( dua) kapal ferry dengan volume penyebarangansetiap hari.Kemudian Pelabuhan Samudra Belang-Belang diKalukku yang melayani angkutan komersial Semen, Pupuk,dan tambang Galian C dan Mangaan. Pelabuhan ini melayanirute antar Pulau.Di lain itu masih ada beberapa pelabuhan rakyat yangdifungsikan sebagai pelabuhan penumpang ataupun pendaratanikan, seperti Kasiwa Kota Mamuju, Karampuang, Pelabuhanrakyat Rangas, Tampapadang, Budong-Budong, Karama,Tumbu dan Karossa.Sektor perhubungan udara semakinhari semakinmeningkat. Keberadaan Bandara Tampapadang diKecamatan Kalukku semakin hari semakin ramai seiringdengan dibenahinya fasilitas bandara. Saat sekarangbandara ini sudah melayani penerbangan komersiil antaraMakassar dan Mamuju dengan link ke kota-koita besarlainnya.Penerbangan Komersiil ini dilayani oleh Masakapai LionAir (Wings Air) dengan penerbangan setiap hari. Padawaktu-waktu lain pula penerbangan chraterpun denganpesawat sejenis ATR dan Cassa.Untuk penerbangan Perintis dilayani oleh SabangMeuruke Air Charter (SMAC) yang melayani ruteMamuju- Balik papan, dan Mamuju-Palu denganpenerbangan 3 (tiga) kali seminggu. Keberadaan beberapaOperator penerbangan yang sempat dilayani bandaraTampapadang seperti DAS, Merpati Air, Pelita Air danEkpress Air membuktikan bahwa Bandara Tampapadangjuga sudah layak dan mampu bersaing dalam melayani jasapenerbangan.Untuk event-event tertentu sepeti angkutan jamaah haji,bandara Tampapadang sudah mampu melayani penerbangannyadengan pesawat berbadan lebar yaitu Boeing 737-200 milikMerpati air Lines. Ke depan seiring dengan perkembanganpenduduk dan perkembangan daerah, maka Bandara tersebutakan ditingkatkan untuk memfasilitasi penerbangan domestiknasionalantar kota besar di wilayah Indonesia, denganpenambahan penerbangan dan operatornya.

2.4.4. PariwisataSeperti di ketahui bahwa Kabupaten Mamuju memiliki banyak tempat yang menarik untuk dikembangkan menjadi obyek wisata. Disadari bahwa potensin obyek wisata belum terlihat ke daerah lain karena keterbatasan dana untuk pengembangan dan promosinya, sehingga wisatawan yang datang baru wisatawan domestik, walau diakui bahwa wisatawan asingpun walaupun dengan porsi sedikit tetap ada yang berkunjung ke Mamuju khususnya dalam event-event tertentu seperti Sandeq Race, Masossor Manurung dsb. Pada tahun 2007 terdapat 12.943 pengunjung, 2008 sebanyak : 17.593 dan pada tahun 2009 sebanyak 17.915 pengunjung wisatawan yang mengunjungi Kabupaten Mamuju. (BPS, Mamuju dalam angka 2010) Mereka menuju ke obyek-obyek wisata seperti Sodo Kali Mamuju, Pantai Lombang-lombang, Taman wisata Gentungan, Polo Pantai, pantai Belang-belang, air terjun tamasapi, sumber air panas dan sebagainya.Hotel di Kabupaten Mamuju merupakan salah satu faktor penunjang meningkatnya dunia pariwisata Kabupaten Mamuju. Sampai tahun terakhir ini sudah tercatat Akomodasi Hotel: Hotel berbintang tiga: 1 Unit, Hotelnonberbintang 39unitdenganjumlah kamar sebanyak 536 kamar dan tempat tidur sebanyak 887 tempat tidur. (BPS, Statistik Daerah Kab. Mamuju 2010)Sedangkan kontribusi sektor pariwisata seperti yang dilaporkan BPS Kabupaten Mamuju menunjukkan bahwa kontribusi sektor pariwisata sebesar 8,60 % dari total PDRB Kabupaten Mamuju.

2.4.4. Telekomunikasi dan InformasiPeningkatan pelayanan jasa telekomunikasi dan informasi bertujuan untuk mengatasi ketimpangan penyebaran informasi. Pelayanan jasa ini diharapkan dapat menembus hingga batas-batas terpencil yangf sulit mendapatkan akses informasi. Di Kabupaten Mamuju upaya tersebut sudah berjalan melalui jasa Pos dan Giro untuk jasa persuratan, kemudian operator telfon PSTN (PT. Telkom) dan operator telfon GSM yaitu : Telkomsel, Satelindo dan Excel comindo. Dari 16 Kecamatan Di kabupaten Mamuju sebagian besar sudah dapat memanfaatkan jaringan telfon PSTN ataupun GSM bahkan untuk operasi internet sudah dapat dimanfaatkan walaupun kuota yang masih terbatas. Hanya Kecamatan Bonehau, Kalumpang dan kepulauan BalaBalakang yang belum mendapatkan akses jaringan informasi baik itu POS, telfon PSTN ataupun GSM.

2.4.5. Fokus Iklim berinvestasi2.4.5.1 Keamanan & ketertibanSebagaimana diketahui bahwa Kabupaten Mamuju sebagai bagian dari wilayah Propinsi Sulawesi barat emnjadi ibukota Propinsi, memiliki luasan yang cukuo besar dan merupakan daerah yang strategis bila ditinjau dari sisi mobilitas sosial, ekonomi, perdagangan dan keragaman sosial budaya, bahasa adat istidat dan agama. Semua ini bila dibina dan dikembangkan menjadi kekuatan yang luar biasa. Tetapi bila dibiarkan akan menjadi sumber kerawanan di masa depan. Gambaran secara ringkas selama ini di Kabupaten Mamuju statistik terhadap trend kerawanan sosial tidak terlalu menonjol dan semua itu bisa ditangani oleh pihak yang berwenang.Dengan demikian maka iklim investasi di Kabupaten Mamuju dapat dikatakan cukup kondusif, apalagi dengan ditopang oleh sikap buadaya masyarakat Mamuju yang cukup terbuka kepada siapapun yang membawa manfaat bagi kesejahteran masyarakat.

Tabel 2.20 : Kinerja Keamanan Kabupaten MamujuJenis200520062007200820092010

Demontrasi2723262788

GangguanKamtibmas543200

Sumber : Badan Kesbangpol Kab. Mamuju, 2010

2.4.5.2.PerbankanSelama kurun waktu 2007-2010 jumlah Bank di Kabupaten Mamuju bertambah dari tahun ke tahun. Dengan meningkatnyabjumlah Bank bmenunjukkan bahwa iklim berinvestasi semakin meningkat sehingga membawa pengarush pada pertumbuhan ekonomi atau PDRB. Julah bank pada tahaun 2010 sebanyak 16 Bank dan lembaga keuangan non Bank lainnya seperti Perusahaan asuransi, Pegadaian, PT. Pos, BPR, KSP dan sebagainya.Apabila dilihat pada kontribusi bank terhadap PDRB maka kontribusi Bank mengalami peningkatan dari 1,96 pada tahun 2007 mengalami peningkatan maenjadi 2,84 persen di tahun 2009.

2.4.5.1. Fokus Sumberdaya Manusia2.4.6.1 Sumberdaya AparaturHingga tahun 2010 jumlah aparatur Pemerintah di Kabupaten Mamuju adalah 6.271 orang. Terdiri dari laki-laki sebanyak 3.415, dan perempuan : 2.856 orang. Dari jumlah tersebut jika klasifikasi berdasar latar belakang pendidikan terdiri atas mereka yang berpendidikan Sekolah Dasar sebanyak 40 orang atau 0,64 persen, aparatur dengan pendidikan SLTP sebanyak 92 orang atau 1,467 persen aparatur dengan pendidikan SLTA sebanyak 2.246 orang atau 35,82 persen, aparatur dengan pendidikan Diploma I, II, dan III serta Sarjana Muda sebanyak 1.109 orang atau 17,68 persen, aparatur dengan pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 2.644 orang atau 42,2 persen dan yang berpendidikan Pasca Sarjana (S2) sebanyak 139 orang atau 2,22 persen S3 : 1 orang atau0,01 persen. Dari klasifikasi golongan : sebanyak 86 orang golongan I, sebanyak : 2.252 orang adalah golongan II, sebanyak 2.962 orang adalah golongan III dan sisanya sebanyak 971 orang adalah golongan IV. 2.4.6.2. Kualitas tenaga kerjaSebenarnya Sumber daya manusia tenaga kerja di Kabupaten Mamuju cukup melimpah, tetapi berhubung pasar kerja tidak terdistribusi dengan baik maka luapan pencari kerja cukup besar bila dibandingkan dengan angkatan kerja yang ada. Pada tahun 2009 yang sangat dominan pencari kerja adalah tingkatan lulusan SLTA dan tingkatan Sarjana, baik yang terdaftar, ditempatkan maupun belum tersalur.

Tabel 2.21 : Jumlah Pencari kerja yang terdaftar , ditempatkan dan belum tersalur menurut tingkat pendidikan.

NoPendidikanTerdaftarDitempatkanBelum tersalur

1SD165-165

2SLTP249-249

3SLTA4.0575803.477

4D1951877

5D21.8042451.559

6D31.2642091.055

7S13.4294153.077

8S21367

9S3---

2.4.6.3. Tingkat KetergantunganKomposisi penduduk menurut umur di Kabupaten Mamuju masih didominasi kelompok umur 15 tahun ke bawah. Sedangkan angkatan kerja produkstif umur 15 tahun-64 tahun tidak terlalu jauh jumlahnya. Sehingga menyebabkan rasio ketergantungannya cukup tinggi.

Tabel 2.22 : Rasio ketergantungan Penduduk Kab. Mamuju tahun 2007-2009

NoUraian200720082009

1Jumlah Penduduk < 15 thn113.507119.936115.972

2Jumlah penduduk > 64 tahun7.9687.62311.518

3Jumlah usia tidak produktif121.475127.559127.460

4Jumlah penduduk usia 15-64175.353177.914187.593

5Rasio Ketergantungan0,70,80,7

Tabel : 2.23Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi DaerahTerhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan PemerintahanKabupaten Mamuju *)No.Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan DaerahCapaian Setiap tahun

20062007200820092010 **)

1234567

1ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

1.1Kesejahteraan dan pemerataan Ekonomi

Otonomi daerah, Pemerintahan Umum,Administrasi Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan persandian.

1.1.1Pertumbuhan PDRB %6,937,969,698,2610,59

1.1.2Laju Inflasi %11,661,785,12

1.1.3PDRB per kapita (Rp)5.669.8426.594.1658.170.3209.075.5869.847.902

1.1.4Angka Kemiskinan (%)11,9610,48,118,138,17

1.1.5Indeks Pembangunan Manusia67,367,668,568,9

1.1.6Angka pengangguran9,725,43,323,363,36

ASPEK PELAYANAN UMUM

Pelayanan Urusan Wajib

1.2.1Pendidikan

1..2.1Angka Melek Huruf88,7789,0889,589,5

1.2.2Angka Rata-rata lama sekolah6,726,796,906,90

1.2.3APK SD/MI/Paket A118,32118,64118,96119,3891,30

1.2.4APK SMP/Mts/Paket B67,0773,1579,2585,3483,20

1.2.5APK SMA/MA/SMK43,4056,9970,5884,1761,92

1.2.6Angka Kelulusan SD/MI

87,1587,4074,2499,7100

1.2.7.Angka kelulusan SMP/Mts79,7954,1493,5594,194,1

1.2.8.Angka Kelulusan SMA/MA99,8788,2797,8884,684,6

1.2.9Rasio Murid : Guru (SD)22,7819,6216,8515,30

1.2.10Rasio Murid : Guru (SMP)13,0112,5412,5911,96

1.3.Kesehatan

1.3.1.Usia Harapan Hidup67,567,7868,268,2868,4

1.3.2.Angka Kematian Ibu/1000 penduduk2521151818

1.3.3.Angka kematian Bayi8578737411

1.3.4.Jumlah Rumah sakit/PKM1718252732

1.3.5.Keberadaan Puskesmas Modern000

1.3.6.Puskesmas rawat Inap23

1.3.7Prevalensi Gizi buruk1213520,5

1.3.8Desa UCI (%)3030

2.Pelayanan Urusan Pilihan

2.1Pertanian

2.1.2.Produktifitas padi/Ha47,2349,3949,5049,6548,87

2.1.3Produksi padi (ton)98.007114.777121.206127.268134.026

2.1.4Surplus padi (ton)

2.1.5Produksi kakao50.00081.000105.789155.34517.002

2.1.6Desa Mandiri Pangan00

2.1.7Kontribusi Pertanian terhadap PDRB %58,3054,8251,3549,56

2.1.8Produksi kayu (M3)31.769,5343.039,1027.235,8111.439,21.179

2.1.9Luasan Hutan rakyat (Ha)50.00075.000

2.1.10Produksi ikan laut (ton)6.4016.5937.9848.3859.022

2.1.11Produksi rumput laut (ton)495600750754,3546

2ASPEK DAYA SAING DAERAH

2.1Pengeluaran Konsumsi rumah tangga per kapita (Rp/bln)240.646399.736416.075

2.2.Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita (%)36,1848,6047,64

2.3.Produktifitas Total Daerah (Milyar)1.952,22.495,82.853,3

2.4.Nilai tukar petani %102,17105,52105,48

Infrastruktur

2.4.Infrastruktur dasar (%)35 %40 %40 %

2.5.Ketersediaan regulasi tata ruang & turunannyaProsesProsesProsesDraftRanperda

2.6.Terbentuknya kota otonomBelumBelum

2.7Terciptanya gerakan kebersihan masyarakatBelumBelum

2.8Desa mandiri energiBelumBelum

Pemerintahan Umum

2.9Kinerja kepemerintahanBaikBaik

2.10Kinerja keuanganDisclaimerWDPWDPWDPWDP

2.11Keberadaan SOP & SPM pada SKPDBelumBelumBelum

Keamanan, ketertiban masyarakat dan Demokrasi

2.12Terjaminnya keamanan & ketertiban masyarakatAmanAman

2.13Meningkatnya kualitas demokrasiPartisipasi pemilih >75 %

2.14Berfungsinya lembaga demokrasiBerfungsiBerfungsi

*) Diisi sesuai dengan nama Kabupaten**) Diisi sesuai dengan ketersediaan data.

II-1