272-840-1-pb

7
Indo. J. Chem., 2006, 6 (1), 104 - 110 Sri Mursiti, et al. 104 * Corresponding author. MISCONCEPTION REMEDIATION OF ATOMIC ORBITAL, MOLECULAR ORBITAL, AND HIBRIDIZIATION CONCEPTS BY COMPUTER ASISSTED INSTRUCTION WITH ANIMATION AND SIMULATION MODEL Remediasi Miskonsepsi Orbital Atom, Orbital Molekul dan Hibridisasi Melalui Pembelajaran Interaktif Dengan Animasi Simulasi Berbantuan Komputer Sri Mursiti * , Dewi Selvia Fardhyanti, Edy Cahyono and Sudarmin Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Semarang, Jl. Raya Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Received 27 February 2006; Accepted 15 March 2006 ABSTRACT The research of Computer Asissted Instruction with animation and simulation was used to misconception remediation of atomic orbital, molecular orbital, and hibridiziation concepts. The applicated instruction model was focused on concept approach with macromedia flash player and power point programme. The subject of this research were the 2 nd semestre students of Chemistry Department. The data were collected by using of true-false pre-test and post- test followed by the reason of its. The analysis reveals that the Computer Asissted Instruction with animation and simulation model increased the understanding of atomic orbital, molecular orbital, and hibridiziation concepts or remediation of concepts missconception, shown by the significant score gained between before and after the implementation of Computer Asissted Instruction with animation and simulation model. The instruction model developed the students’s generic skills too. Keywords: animation simulation,misconception remediation, orbital, hibridization. PENDAHULUAN Pengetahuan mahasiswa sebaiknya tidak terbatas pada sekedar tahu (learning to know) tapi juga pengetahuan tentang bagaimana ( learning to do ) dan mengapa (learning to be) suatu konsep kimia itu dipelajari. Pembekalan konsep yang kuat secara dini akan sangat membantu, sehingga kelak mahasiswa pendidikan sebagai calon guru akan mampu menghubungkan antar konsep yang telah dipelajarinya, dan menyampaikannya pada peserta didiknya nanti. Selain itu bidang kimia memiliki karakteristik di antaranya berhubungan dengan rumus kimia, bahasa simbolik dan abstrak atau seolah-olah abstrak akan menjadi perhatian tersendiri. Oleh sebab itu memahami makna-makna yang terkandung dalam simbol simbolik dan abstraksi dalam Kimia, khususnya Kimia Organik maka mahasiswa akan mudah memahami antara konsep dengan perumusannya dalam kimia. Sangat penting untuk memberikan pemahaman konsep pada calon guru kimia terlebih dahulu, sehingga kelak tidak terjadi miskonsepsi pada peserta didiknya. Di samping itu para calon guru kimia juga perlu mengerti bahwa pembelajaran yang baik dapat membantu siswa memahami konsep dan memahami hubungan antar konsep yang diajarkan, dan konsep-konsep yang disampaikan seharusnya juga berkesan pada diri siswa. Hal ini sangat penting sebagai upaya retensi bagi siswa agar keberhasilan masih dapat diketahui ketika evaluasi berlangsung. Salah satu konsep Kimia yang umumnya sulit dipahami siswa maupun mahasiswa adalah konsep orbital atom, orbital molekul, dan hibridisasi [1]. Ketidakpahaman calon guru kimia dan mahasiswa pendidikan kimia atas miskonsepsi akan konsep- konsep orbital atom, orbital molekul dan hibridisasi dapat mengakibatkan miskonsepsi pada siswa yang kelak diajarnya. Oleh sebab itu miskonsepsi dan ketidakpahaman konsep tersebut hendaknya segera mendapatkan penanganan. Dalam melaksanakan remediasi miskonsepsi pada diri peseta didik termasuk mahasiswa ada yang menggunakan berbagai model misalnya dengan lembaran kegiatan mahasiswa (LKM) dan ada yang menggunakan kegiatan demonstrasi animasi simulasi berbantuan komputer. Penggunaan komputer sebagai media interaktif pengajaran, diharapkan dapat menambah gairah belajar, sehingga motivasi berprestasinya menjadi meningkat dan mencapai hasil sebaik-baiknya. Mahasiswa dengan motivasi berprestasi kuat diharapkan akan lebih mudah mengadakan perbaikan miskonsepsinya. Berdasarkan uraian di atas, maka perhatian utama dalam penelitian ini difokuskan pada pengembangan model interaktif dengan animasi simulasi berbantuan komputer untuk remediasi miskonsepsi orbital atom, orbital molekul, dan hibridisasi.

Upload: aprilyati-susanti

Post on 02-Oct-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • Indo. J. Chem., 2006, 6 (1), 104 - 110

    Sri Mursiti, et al.

    104

    * Corresponding author.

    MISCONCEPTION REMEDIATION OF ATOMIC ORBITAL, MOLECULAR ORBITAL, ANDHIBRIDIZIATION CONCEPTS BY COMPUTER ASISSTED INSTRUCTION WITH

    ANIMATION AND SIMULATION MODEL

    Remediasi Miskonsepsi Orbital Atom, Orbital Molekul dan Hibridisasi Melalui PembelajaranInteraktif Dengan Animasi Simulasi Berbantuan Komputer

    Sri Mursiti *, Dewi Selvia Fardhyanti, Edy Cahyono and SudarminDepartment of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences,

    State University of Semarang, Jl. Raya Sekaran Gunungpati Semarang 50229

    Received 27 February 2006; Accepted 15 March 2006

    ABSTRACT

    The research of Computer Asissted Instruction with animation and simulation was used to misconceptionremediation of atomic orbital, molecular orbital, and hibridiziation concepts. The applicated instruction model wasfocused on concept approach with macromedia flash player and power point programme. The subject of thisresearch were the 2nd semestre students of Chemistry Department. The data were collected by using of true-falsepre-test and post- test followed by the reason of its. The analysis reveals that the Computer Asissted Instruction withanimation and simulation model increased the understanding of atomic orbital, molecular orbital, and hibridiziationconcepts or remediation of concepts missconception, shown by the significant score gained between before andafter the implementation of Computer Asissted Instruction with animation and simulation model. The instructionmodel developed the studentss generic skills too.

    Keywords: animation simulation,misconception remediation, orbital, hibridization.

    PENDAHULUAN

    Pengetahuan mahasiswa sebaiknya tidak terbataspada sekedar tahu (learning to know) tapi jugapengetahuan tentang bagaimana ( learning to do ) danmengapa (learning to be) suatu konsep kimia itudipelajari. Pembekalan konsep yang kuat secara diniakan sangat membantu, sehingga kelak mahasiswapendidikan sebagai calon guru akan mampumenghubungkan antar konsep yang telah dipelajarinya,dan menyampaikannya pada peserta didiknya nanti.Selain itu bidang kimia memiliki karakteristik diantaranya berhubungan dengan rumus kimia, bahasasimbolik dan abstrak atau seolah-olah abstrak akanmenjadi perhatian tersendiri. Oleh sebab itu memahamimakna-makna yang terkandung dalam simbol simbolikdan abstraksi dalam Kimia, khususnya Kimia Organikmaka mahasiswa akan mudah memahami antarakonsep dengan perumusannya dalam kimia. Sangatpenting untuk memberikan pemahaman konsep padacalon guru kimia terlebih dahulu, sehingga kelak tidakterjadi miskonsepsi pada peserta didiknya. Di sampingitu para calon guru kimia juga perlu mengerti bahwapembelajaran yang baik dapat membantu siswamemahami konsep dan memahami hubungan antarkonsep yang diajarkan, dan konsep-konsep yangdisampaikan seharusnya juga berkesan pada diri siswa.Hal ini sangat penting sebagai upaya retensi bagi siswa

    agar keberhasilan masih dapat diketahui ketikaevaluasi berlangsung.

    Salah satu konsep Kimia yang umumnya sulitdipahami siswa maupun mahasiswa adalah konseporbital atom, orbital molekul, dan hibridisasi [1].Ketidakpahaman calon guru kimia dan mahasiswapendidikan kimia atas miskonsepsi akan konsep-konsep orbital atom, orbital molekul dan hibridisasidapat mengakibatkan miskonsepsi pada siswa yangkelak diajarnya. Oleh sebab itu miskonsepsi danketidakpahaman konsep tersebut hendaknya segeramendapatkan penanganan. Dalam melaksanakanremediasi miskonsepsi pada diri peseta didik termasukmahasiswa ada yang menggunakan berbagai modelmisalnya dengan lembaran kegiatan mahasiswa (LKM)dan ada yang menggunakan kegiatan demonstrasianimasi simulasi berbantuan komputer. Penggunaankomputer sebagai media interaktif pengajaran,diharapkan dapat menambah gairah belajar, sehinggamotivasi berprestasinya menjadi meningkat danmencapai hasil sebaik-baiknya. Mahasiswa denganmotivasi berprestasi kuat diharapkan akan lebih mudahmengadakan perbaikan miskonsepsinya. Berdasarkanuraian di atas, maka perhatian utama dalam penelitianini difokuskan pada pengembangan model interaktifdengan animasi simulasi berbantuan komputer untukremediasi miskonsepsi orbital atom, orbital molekul,dan hibridisasi.

  • Indo. J. Chem., 2006, 6 (1), 104 - 110

    Sri Mursiti, et al.

    105

    Karakteristik Belajar Konsep Kimia

    Kajian konsep dari tiga aspek yakni aspekmakroskopis (sifat-sifat yang dapat diamati), aspekmikroskopis (partikulat yaitu atom atau molekul), dansimbolik diperlukan agar belajar kimia dapat bermakna.Kehadiran sifat-sifat makroskopis dan simbol-simbolKimia yang berkaitan dengan aspek partikulat materiyang sangat kecil (berkesan abstrak), menuntut disainmodel pembelajaran. Pembangunan konsepsi ilmiahawal (preknowledge) yang benar akan menentukankecepatan dan keberhasilan anak membangun konsepsiilmiah lebih lanjut. Sementara itu pembelajaran konsep-konsep yang abstrak (atau berkesan abstarak) sepertiatom dan molekul atau simbol-simbol Kimia hendaknyadimulai dari contoh-contoh zat yang tersusun darimolekul-molekul sederhana. Walaupun kemampuanpengamatan sifat-sifat makroskopis terusdikembangkan, pemahaman terhadap sifat-sifat Kimiamakroskopis (yang diamati) tidak akan kuat jika tidakdidukung pemahaman terhadap aspek mikroskopis(partikulat) yang terkait. Walaupun aspek partikulatberkesan abstrak, banyak peneliti mengkonfirmasipentingnya pembelajaran Kimia pada tingkatmikroskopis ini [2]. Hambatan utama terhadappemahaman konsep Kimia bukan karena kesulitanpemahaman ketiga aspek (makroskopis, partikulat, dansimbolik), tetapi karena kebanyakan guru mengajarkankonsep-konsep kimia hanya pada tingkat makroskopis(cendrung menghafal fakta) dan simbol (abstrak), dangagal mengaitkan dengan pemahaman aspekmikroskopis dari konsep [3].

    Pada saat siswa mempelajari kimia di SMA,konsepsi siswa tentang partikel-partikel materi terkaitorbital atom, orbital molekul, dan hibridisasi cenderungsalah (miskonsepsi) karena semua partikel materibersifat abstrak atau terkesan abstrak dan mikroskopik.Miskonsepsi demikian terkadang sukar diperbaiki.Kehadiran model pembelajaran konsep dasar KimiaOrganik secara bermakna bagi pebelajar melaluiprogram interaktif visual yang melibatkan gambar-gambar statik dan atau dinamik akan sangat membantusiswa dan guru-guru dalam belajar konsep orbital atom,orbital molekul, dan hibridisasi.

    Kajian Aspek Mikroskopis Konsep Kimia Organik

    Kajian aspek partikulat sampai pada tingkat atomdan molekul dalam benchmarks (acuan) literasi sainsdalam Science for All American telah disampaikan padakelas K-6-8 (sama dengan kelas 6 SD sampai dengankelas II SLTP di Indonesia). Kajian struktur atom yangmenekankan peranan elektron dalam ikatan Kimiadiajarkan pada K-9-12 yang di Indonesia setaraf kelas 1sampai dengan kelas 3 SMA [1]. Pada pembelajarankonsep-konsep Kimia Organik maka hendaknyamahasiswa diarahkan pada memahami konsep-konsep

    dasar di antaranya mengenai dualisme elektronsebagai materi dan gelombang, bentuk dan jenis orbitalatom, orbital molekul ikatan dan antiikatan, dan proseshibridisasi. Pembahasan terkait karakteristikpembentukan ikatan suatu senyawa organikhendaknya mulai dari senyawa-senyawa yangsederhana misalnya molekul hidrogen, strukturhidrokarbon dari metana, etana, etena, etuna, sertabeberapa struktur sederhana dari turunan hidrokarbon.

    Pemahaman mahasiswa terhadap kemungkinanzat yang berbeda memiliki jenis ikatan Kimia yangberbeda dihantar dengan pengkajian proses hibridisasidan perbedaan orbital hibrid karbon, sifat fisik dankimia rantai hidrokarbon dari alkana, alkena, danalkuna. Selanjutnya mahasiswa diajak mengkajikonsep penting misalnya sifat dualisme elektron,bentuk dan jenis orbital atom, orbital molekul ikatandan antiikatan, dan hibridisasi melalui animasi-simulasiberbantuan komputer program macromedia flash-playdan power point. Dari fakta gambar visual dan animasisimulasi tersebut mahasiswa diminta memilih aktifuntuk memahami dan mengembangkan keterampilanberpikirnya, sehingga diharapkan terhindar darimiskonsepsi atas konsep-konsep yang terkait orbitalatom, orbital molekul, dan hibridisasi.

    Model Animasi Simulasi Berbantuan Komputer

    Sistem-sistem komputer beserta perangkatlunaknya dapat menyampaikan secara langsungkepada peserta didik melalui cara berinteraksi denganmata pelajaran (misal kimia) yang diprogramkan kedalam sistem, dan inilah yang disebut sistempengajaran berbantuan komputer atau CAI (ComputerAsissted Instruction). CAI ini sebenarnya merupakanprogram yang populer pada era 60-an, yangmerupakan awal perkembangan komputer danpemanfaatannya untuk mengembangkan modelbelajar, khususnya model belajar terprogram.Penekanan dalam CAI adalah suatu upaya yangberkesinambungan untuk memaksimalkan aktivitasproses belajar dan mengajar sebagai aktivitas kognitifantara peserta didik, materi subjek, dan instruktur(dalam hal ini komputer yang diprogramkan).

    Metode visual dengan berbantuan komputermelalui animasi-simulasi dalam pembelajaran kimiadalam penelitian ini pada dasarnya merupakan salahsatu strategi pembelajaran yang bertujuan untukmemberikan pengalaman belajar yang lebih konkritterkait konsep-konsep kimia yang abstrak, melaluikegiatan-kegiatan penciptaan tiruan-tiruan bentuk dananimasi gerakan-gerakan tertentu agar mendekatisuasana yang sebenarnya. Model animasi-simulasiterbagi menjadi empat kategori yaitu fisik, situasi,prosedur, dan proses; yang mana masing-masingkategori digunakan sesuai dengan kepentingantertentu.

  • Indo. J. Chem., 2006, 6 (1), 104 - 110

    Sri Mursiti, et al.

    106

    Gambar 1 Pemrosesan informasi dalam pemahamankonsep Kimia

    Konstruksi pengetahuan (proses kognitif)umumnya melibatkan persepsi dan memori aktif (memorisensory, memori short-term, dan memori long-term)yang berinteraksi baik melalui proses bottom-up(pentingnya informasi dari stimuli) maupun top-down(pengaruh konsep, harapan, dan memori), dan modelpemrosesan informasi dalam pemahaman konsep Kimiadapat dirumuskan seperti tampak pada Gambar 1.

    Penelitian pada orang normal menunjukkan bahwaterdapat efek superioritas dari gambar terhadap kata,yang mana gambar (obyek visual) umumnya diingatlebih lama daya retensinya dan lebih baik daripada kata.Oleh sebab itu pembelajaran dengan model visual padakonsep-konsep abstrak atau terkesan abstrak sepertiorbital atom, orbital molekul, hibridisasi, danpembentukan ikatan sangat dianjurkan; sehinggakonsep-konsep tersebut lebih mudah dipahami.

    Banyak pendekatan yang kita kenal dan digunakandalam pembelajaran sains, termasuk kimia. Setiappendekatan memiliki ciri-ciri atau karakteristik sendiri,yang mana berhubungan dengan apa yang menjadifokus dan mendapat tekanan dalam prosespembelajaran. Dalam pembelajaran sains dikenalpendekatan belajar mengajar yang berfokus padapeserta didik (siswa dan mahasiswa) yang menekankanpada tingkat perkembangan, kemampuan berpikir,aktivitas, dan pengalaman; pendekatan belajar mengajaryang berfokus pemahaman konsep dan kinerja ilmiahyang sesuai dengan hakekat sains, serta pendekatanberfokus pada teknologi, misalnya sistem intruksionalberbantuan komputer, media informasi, dan sumberbelajar [4].

    Perangkat lunak seperti animasi simulasi bentukdan jenis orbital atom, orbital molekul, dan hibridisasisebenarnya dapat dikembangkan menggunakanprogram macromedia flash atau power point. Perangkatlunak pembelajaran menggunkan animasi simulasidengan macromedia flash dan power point dapatgunakan dengan mudah dan membantu penalarandalam memahami konsep-konsep Kimia Organik yangbersifat abstrak. Banyak proses Kimia semestinyadiamati siswa (seperti pembentukan ikatan hidrogen,proses hibridisasi atom karbon sp3, sp2, dan sp), tetapitidak dilakukan pada pembelajaran Kimia Organikkarena beberapa pertimbangan seperti keterbatasansarana dan prasarana.

    Idealnya proses-proses Kimia yang sudah diamatidalam simulasi dapat dipraktekkan (minimal

    didemonstrasikan oleh dosen atau asisten), sehinggakesesuaian fakta dalam simulasi dengan kenyataanakan memperkuat konsepsi mahasiswa sehingga tidakmenimbulkan miskonsepsi. Kelemahan simulasiadalah adanya kemungkinan mahasiswa kurangpercaya terhadap fakta yang disajikan melalu simulasidibanding jika siswa mengamati kejadian/proses yangsesungguhnya.

    METODE PENELITIAN

    Subyek Penelitian

    Penelitian mengambil subyek mahasiswaPendidikan Kimia. Sampel penelitian ini menggunakandua kelas (mahasiswa kelas IIA dan IIB) ProdiPendidikan Kimia FMIPA UNNES yang berjumlah 66mahasiswa terdiri dari 11 mahasiswa pria dan 55mahasiswa wanita. Mahasiswa yang bersangkutanjuga sedang menempuh mata kuliah Kimia Organik Ipada semester kedua.

    Metode

    Metode dalam penelitian ini adalah metodepenelitian tindakan kelas. Penelitian ini untukmemperbaiki (remediasi) miskonsepsi mengenai orbitalatom, orbital molekul, dan hibridisasi melaluipendekatan animasi simulasi berbantuan komputer.

    Pengumpulan dataTahapan pengumpulan data dalam penelitian ini

    adalah: (1) observasi pembelajaran di kelas, (2)pengembangan model pembelajaran yang akanditerapkan, (3) pre-test, (4) implementasi modelpembelajaran diikuti diskusi dan latihan soal untukmeningkatkan pemahaman konsep, (5) post-test, dan(6) respon mahasiswa terhadap model pembelajaranyang diterapkan. Instrumen yang digunakan dalampengambilan data berupa tes dan non-tes. Instrumentes berupa soal pre-test dan post-test dengan bentuksoal pilihan benar salah diikuti alasan atas jawaban,sedangkan instrumen non-tes berupa angket untukmengungkap prakondisi mahasiswa dalammempersiapkan perkuliahan Kimia Organik I dantanggapan mahasiswa terhadap model pembelajaranyang diterapkan.

    Selama perkuliahan mahasiswa diberi soal/tugasuntuk memperoleh penguasaan konsep mahasiswaatas model pembelajaran yang diterapkan. Padapertemuan pertama mahasiswa memperolehpenjelasan tentang garis besar tujuan dan jadwalpelaksanaan kegiatan penelitian, pre-test penguasankonsep, dan penyebaran angket untuk mengetahuiprakondisi subyek penelitian. Mulai pertemuan keduadan ketiga mahasiswa telah mendapatkan perkuliahan

  • Indo. J. Chem., 2006, 6 (1), 104 - 110

    Sri Mursiti, et al.

    107

    mengenai sifat dualisme elektron, konsep orbital atom,orbital molekul ikatan dan anti ikatan, serta hibridisasi.

    Pengembangan model animasi simulasi.Model animasi simulasi yang dikembangkan

    penelitian ini meliputi (a) model animasi simulasiselama proses pembelajaran (perkuliahan) berbantuankomputer dengan program macromedia flash-play danpower point, (b) model animasi simulasi untuk remediasimiskonsepsi orbital atom dan molekul. Modelpembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian inidisusun dalam program macromedia flash-play danpower point. Susunan programnya dikemas di dalamCD (Compact Disk).

    Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini meliputi variabel

    bebas berupa model pembelajaran animasi simulasiberbantuan komputer. Sebagai variabel terikat adalahprestasi belajar mahasiswa untuk mengungkap gain(perbedaan) tingkat pemahaman konsep sebagai bentukremediasi miskonsepsi mahasiswa mengenai konseporbital atom, orbital molekul, dan hibridisasi.

    Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini

    disusun oleh peneliti, sedangkan untuk menguji validitasinstrumen dikonsultasikan dengan pakar, yaitu: (a)instrumen pengungkapan miskonsepsi orbital atom danmoleku dengan menganalisis tugas/pekerjaan rumahmahasiswa selama proses perkuliahan berlangsung, (b)instrumen remediasi miskonsepsi mahasiswa mengenaiorbital atom dan molekul berbentuk animasi simulasiberbantuan komputer dengan software programmacromedia flash-play dan power point, disertailembaran-lembaran kegiatan mahasiswa, dan (c)instrumen respon tehadap model pembelajaran yangdikembangkan dan diterapkan pada penelitian inidiungkap dengan angket dan observasi.

    Prosedur Tindakan PembelajaranPenelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas

    terdiri atas 4 tahap yaitu: (a) tahap pertama: observasimengenai etos belajar mahasiswa, identifikasi materipelajaran atau konsep-konsep Kimia Organik yangdianggap sulit oleh mahasiswa dan kualitaspembelajaran Kimia Organik I, (b) tahap kedua:perencanaan tindakan terdiri atas identifikasi masalahpembelajaran, penyusunan draf model pembelajarandan instrumen penelitian, validasi model pembelajarandan instrumen penelitian, serta penyempurnaan modeldan instrumen penelitian, (c) tahap ketiga: tahapimplementasi tindakan model pembelajaran yang terkaitimplementasi model pembelajaran yang telahdirencanakan. pengembangan model pembelajaraninteraktif dengan animasi simulasi berbantuan computerdalam upaya remediasi miskonsepsi orbital atom dan

    molekul dikemas dalam compact disk (CD)pembelajaran, dan (d) tahap keempat: tahap tindakanobservasi dan koleksi data melalui evaluasi terhadapproses dan hasil tindakan. Analisis dan refleksitindakan untuk mengetahui sejauh mana suatutindakan implementasi model pembelajaran dapatmereduksi (remediasi) miskonsepsi pada dirimahasiswa mengenai konsep orbital atom, orbitalmolekul, dan hibridisasi.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Tahap Pertama

    Etos Belajar dan Tanggapan Mahasiswa padaMateri Kimia Organik I

    Kondisi etos belajar mahasiswa berkaitan denganmotivasi untuk berprestasi dan menguasai konsepyang diajarkan oleh para dosennya; sehingga materiatau konsep yang dikuasai dengan baik dapat sebagaibekal dalam mengajar siswa di jenjang pendidikanmenengah (SMP dan SMA). Hasil penyebaran angketmengenai etos belajar pada 66 mahasiswa PendidikanKimia (subjek penelitian) disajikan pada Tabel 1.

    Tabel 1 Prakondisi subjek penelitian dalamperkuliahan Kimia Organik I

    No Pernyataan Kuisioner Responmahasiswa %

    Diktat 72

    Buku Teks 59

    1 Sumber belajar yangdisiapkan oleh dosen dalampembelajaran Kimia OrganikI dan perlu dipelajarimahasiswa.

    Hand Out 16

    Kurang 1jam

    59

    1-3 jam 59

    2 Waktu belajar mahasiswadirumah untuk persiapanmengikuti perkuliahan KimiaOrganik I (ketika anda maukuliah di kelas ataupraktikum).

    Lebih dari 3jam

    0

    Belajarsendiri

    913 Kebiasaan belajarmahasiswa dalammempersiapkanperkuliahan KimiaOrganik I.

    Bersamateman

    47

    1-2 kali 18

    3 kali ataulebih

    12

    4 Frekuensi mahasiswa dalammelakukan diskusi kelompokdalam satu minggu

    Tidak tentu 84Persiapankuliah

    34

    Tugas 94

    5 Permasalahan yang dibahasmahasiswa dalam diskusikelompok.

    Laporanpraktikum

    84

    6 Sumber belajar atau bukuteks Kimia Organik yangdimiliki mahasiswa.

    KimiaOrganikFessenden

    100

  • Indo. J. Chem., 2006, 6 (1), 104 - 110

    Sri Mursiti, et al.

    108

    Tabel 2 Tanggapan mahasiswa terhadap materi(Konsep) Kimia Organik

    Respon mahasiswa (%)No. Materi (Konsep)Kimia Organik Mudah Cukup Sulit

    1 Struktur elektrondalam atom 9 59 16

    2 Ikatan ionik 16 73 03 Ikatan kovalen 13 72 6

    4 Energi disosiasiikatan kovalen 3 47 47

    5Ikatan kovalenpolar dan nonpolar

    3 34 50

    6 Sifat gelombangdari elektron 0 56 25

    7 Ikatan dalamhidrogen 9 66 0

    8

    Konsep orbitalikatan dan antiikatanorbital hibrida atomkarbon

    9 38 38

    9 Gugus fungsi 9 59 9

    10 Orbital hibrida Odan N 0 28 47

    11 Ikatan rangkap danterkonjugasi 3 13 66

    12 Resonansi 3 13 69

    Selain dikaji mengenai etos belajar mahasiswa,pada penelitian ini dilakukan observasi mengenaitanggapan mahasiswa terhadap konsep-konsep KimiaOrganik yang telah dipelajari selama proses perkuliahanberlangsung. Berdasarkan tanggapan mahasiswatersebut peneliti lebih mudah melakukan tindakanpembelajaran lebih lanjut sebagai upaya meningkatkankualitas pembelajaran dan remediasi miskonsepsi padadiri mahasiswa. Hasil analisis terhadap tanggapanmahasiswa terhadap materi pelajaran terkait konsep-konsep Kimia Organik tertera pada Tabel 2.

    Prakondisi Kualitas Pembelajaran Kimia Organik ITerkait proses pembelajaran di kelas, hasil

    observasi menunjukkan bahwa model pembelajarandengan menggunakan program animasi simulasi,macromedia flash-play dan power point, serta petakonsep masih relatif kecil dilaksanakan 3 %, sedangkanpaling sering dilaksanakan oleh dosen adalahmenggunakan transparansi dan white board (papan tulisputih). Metode pembelajaran yang sering digunakandalam proses pembelajaran adalah ceramah (81 %),diskusi (19 %), tanya jawab (69 %), dan demonstrasi (6%). Dalam pembelajaran konsep-konsep Kimia Organik

    Tabel 3 Hasil pre-test dari subyek penelitian.No. Nilai Jumlah

    MahasiswaPersentase (%)

    1 50 44 66,72 50 - 60 10 15,23 61- 70 9 13,64 > 70 3 4,5

    terkait orbital atom, orbital molekul, dan hibridisasi,ternyata hanya sekitar 6 % yang pernah mengaksesdari internet mengenai animasi dan simulasi konsep-konsep diatas, sedangkan 94 % belum pernah. Modeltes yang digunakan oleh dosen selama perkuliahanKimia Organik adalah pilihan ganda (6 %), isian singkat(41 %), dan uraian (78 %).

    Tahap Kedua

    Tahap Persiapan TindakanPada tahap persiapan tindakan dilakukan

    serangkaian validasi model pengembanganpembelajaran yaitu (a) mahasiswa diperkenalkanmengenai macam-macam pendekatan pembelajaraninteraktif animasi simulasi berbantuan computer, (b)mahasiswa diperkenalkan pendekatan pembelajaranberbantuan komputer melalui tayangan gambar visualbaik yang peneliti buat sendiri ataupun hasil downloaddari internet, dan (c) tahap penyusunan instrumenpenelitian. Instrumen penelitian berbentuk tes berupasoal benar salah diikuti alasannya mengapa menjawabsoal itu benar atau salah, sedangkan non-tes berupaangket dan lembaran observasi.

    Tahap Implementasi Instrumen Penelitian (Pre-test)Mengingat penelitian ini adalah penelitian

    tindakan kelas dalam upaya remediasi miskonsepsimengenai orbital atom, orbital molekul, dan hibridisasi,maka sebelum dilakukan implementasi modelpembelajaran maka dilakukan pre-test untukmengetahui seberapa jauh pemahaman mahasiswatentang konsep-konsep yang terkait dengan materitersebut. Hasil analisis pre-test disajikan dalam Tabel3.

    Hasil pretes seperti tampak pada Tabel 3menunjukkan bahwa mahasiswa dengan nilai lebihkecil atau sama dengan 60 sangat besar yaitu 81,9 %(66,7 % + 15,2 %), sehingga sangat memprihatinkan.Oleh karena itu sangat diperlukan remediasi ataupeningkatan pemahaman konsep-konsep terkait orbitalatom, orbital molekul, dan hibridisasi.

    Tahap Ketiga

    Tahap Diagnostik UlangHasil identifikasi kesulitan pemahaman konsep

    pada mahasiswa Pendidikan Kimia sebagai subjek

  • Indo. J. Chem., 2006, 6 (1), 104 - 110

    Sri Mursiti, et al.

    109

    penelitian terlihat pada jawaban atas soal-soal pre-test.Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian,sehingga perlu diremediasi (diperbaiki) adalah hal-halsebagai berikut: (a) mahasiswa mampu menjawab benarpada tipe soal pilihan benar-salah, namun mereka tidakmampu menjelaskan konsep, prinsip, aturan, alasan,atau pengetahuan apa yang mendasari atas jawabanbenar salah tersebut, (b) mahasiswa menjawab salahpada tipe soal tipe soal pilihan ganda, namun merekamampu menjawab benar pada soal tipe jawabansingkat, dalam artian memiliki pengetahuan teori,prinsip, atau aturan yang baik terkait konsep yangditanyakan tetapi belum memahami dalam aplikasinya,(c) mahasiswa secara spekulatif menjawab soal tipebenar-salah, tapi tidak menjawab tipe soal isian singkatyang merupakan alasan mengapa mereka menjawabbenar atau salah atas pertanyaan tersebut, dan (d)mahasiswa tidak menjawab soal yang terdapat padainstrumen penelitian, berarti skor nilai atas jawabantersebut 0 (nol).

    Berdasarkan hasil identifikasi diatas, maka upayaperbaikan dilakukan dengan perencanaan ulangterhadap proses pembelajaran dengan menggunakanpendekatan pembelajaran interaktif melalui programanimasi simulasi berbantuan komputer diikuti diskusidan tanya-jawab untuk mendorong mahasiswa terlibataktif selama proses pembelajaran.

    Tahap Implementasi Tindakan PembelajaranDalam mengoptimalkan dalam proses belajar

    mengajar (implementasi tindakan pembelajaran), makalangkah-langkah pada tahap ini meliputi: (a) setiapmahasiswa diberi print-out yang berisi garis besarkonsep Kimia Organik I yang menjadi fokuspembelajaran dalam penelitian ini yaitu konsep orbitalatom dan molekul, (b) peneliti memberikan contoh-contoh soal latihan yang dapat dikerjakan mahasiswalangsung selama proses pembelajaran interaktifberlangsung, dan (c) dengan dipandu oleh dosen(peneliti), mahasiswa diberi kesempatan untukberdiskusi antar mahasiswa atau tanya-jawab,kemudian dosen meluruskan jawaban yang masihkurang tepat atas jawaban mahasiswa.

    Tahap Keempat

    Tahap Evaluasi terhadap Tindakan PembelajaranPada siklus ketiga dilakukan koleksi data dan

    evaluasi terhadap model pembelajaran yang telahdikembangkan dan diimplementasikan dalampenelitian. Adapun respon mahasiswa terhadap modelpembelajaran yang diterapkan sebagai berikut.

    Tabel 4 Tanggapan mahasiswa terhadap instrumen penelitianNo Pernyataan dan indikator dari kuisioner Jumlah Persentase (%)

    Format tes dengan pilihan benar-salah diikuti isian singkat untuk melacakpenguasaan/ pemahaman konsep, aturan, prinsip, atau hukum yangmelandasi jawaban soal tersebut.a. Sangat setuju 11 61,1

    1.

    b. Setuju 7 38,9Waktu yang disediakan untuk mengerjakan setiap item soal selama 3 menit.a. Sangat memadai 6 33,3b. Cukup memadai 7 38,9

    2.

    c. Kurang memadai, sehurusnya lebih panjang 5 27,8Sistem penilaian atau penskoran dengan bobot 1 untuk jawaban benar darisoal pilihan benar salah dan bobot (skor) 4 untuk jawaban benar dari soal isiansingkat.a. Sangat sesuai 11 61,1

    3.

    b. Cukup sesuai. 7 38,9Penampilan gambar, simbol, dan visualisasi yang tertera dalam soal.a. Sangat komunikatif dan mudah dipahami. 12 66,7

    4.

    b. Cukup komunikatif dan mudah dipahami 6 33,3Tata-bahasa/kalimat yang digunakan dalam soal atau instrumen penelitian.a. Cukup mudah dipahami maknanya 6 33,3b. Sangat jelas maknanya. 10 55,6

    5.

    c. Kurang jelas maknanya. 2 11,1Soal-soal /instrumen yang telah direvisi, jika di-uplaod ke internet dan masukdalam web Unnnes-Kimia.com, sehingga mahasiswa dapat mengerja-kansecara aktif sebagai tugas mandiri.a. Sangat setuju 18 100

    6.

    b. Tidak setuju - -

  • Indo. J. Chem., 2006, 6 (1), 104 - 110

    Sri Mursiti, et al.

    110

    Tabel 5 Hasil post-test dari subyek penelitianNo. Nilai Jumlah

    MahasiswaPersentase (%)

    1 50 6 9,12 50 - 60 18 27,33 61- 70 10 15,24 > 70 32 48,4

    Mahasiswa menyatakan bahwa modelpembelajaran yang diterapkan adalah modelpembelajaran dengan ceramah dua arah dilengkapidengan animasi simulasi dan visualisasi gambar melaluimacromedia flash-play dan power point sangat menarik(86,3 %) dan cukup menarik (13, 7 %). Untuk melihatbagaimana tanggapan mahasiswa Pendidikan Kimiaterhadap instrumen penelitian yang digunakan, makadilakukan penyebaran angket terkait instrumenpenelitian terhadap 18 orang mahasiswa. Tanggapanmahasiswa terhadap instrumen penelitian tercantumpada Tabel 4.

    Implementasi Instrumen Penelitian (Post-test)Pada siklus ketiga dilakukan post-test untuk

    mengukur pengaruh dari model pembelajaran terhadappretsasi belajar mahasiswa. Adapun hasil penskoran(penilaian) dari post-test tertera pada Tabel 5.

    Berdasarkan hasil skor post-test pada Tabel 5,maka dapat dilihat terjadi peningkatan, yaitu dari yangmendapat skor lebih besar dari 60 sebesar 18,1 % (13,6% + 4,5 %) ketika pre-test meningkat menjadi 63,6%(15,2 % + 48,4 %) pada post-test, atau terjadiperbedaan sebesar 45,5%.

    KESIMPULAN

    1. Model pembelajaran variatif yang telahdiimplementasikan mampu meningkatkanpemahaman konsep orbital atom dan molekul bagicalon guru Kimia atau remediasi miskonsepsi danpemahaman pada diri mahasiswa mengenai orbitalatom, orbital molekul, dan hibridisasi.

    2. Model pembelajaran yang diterapkan juga mampumengembangkan keterampilan berpikir dasar(generik) pada diri mahasiswa.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Nagiklu, C., 2003, Chem. Educ.: Res. & Practice4,. 2, 171-188.

    2. Tutik, R., 2000, Kemampuan Verbal dalam IlmuKimia dan Prestasi Belajar Ilmu Kimia. MakalahSeminar Nasional Pengembangan PendidikanMIPA di Era Globalisasi, Yogyakarta 20 Agustus2000

    3. Depdiknas, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi:Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia untukSMU/MA, Depdiknas, Jakarta

    4. Ruseffendi, E.T., 2001, Dasar-Dasar PenelitianPendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya, edisiketiga, IKIP Semarang Press, Semarang: