26 eksplorasi · panjang gelombang dari matahari tata surya tersebut, yang disebabkan saat...

1
Mirip Tata Surya Kita ASTRONOM menemukan sistem tata surya asing yang padat dan terlihat mirip dengan tata surya kita. Hasil penelitian yang dipublikasi bulan ini dalam Astronomy & Astrophysic, para peneliti mengatakan mereka sudah memberi konrmasi lima planet baru mengorbit di HD 10180, sebuah bintang yang terletak 127 tahun cahaya dari konstelasi selatan Hydrus. Tim mengobservasi dengan melacak perubahan halus pada panjang gelombang dari matahari tata surya tersebut, yang disebabkan saat gravitasi planet tertarik pada bintang. Mereka juga menemukan bukti dua lagi bentuk: planet seukuran Saturnus dan Bumi. Planet itu mengorbit 3 juta kilometer dari bintangnya, hanya seperdua puluh jarak Merkuri dari matahari kita. P ARA peneliti telah berhasil mengungkapkan lebih rinci lagi ‘perlombaan persenjataan’ antara kelelawar dan ngengat. Salah satu hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Current Biology menunjukkan satu spesies kelelawar yang menggunakan decakan diam-diam untuk menemukan mangsa mereka. Hasil penelitian lainnya yang dimuat pada jurnal Current Biology memperlihatkan seekor ngengat mampu membedakan antara decakan yang berarti mereka sudah ditandai dan decakan yang berarti sebuah serangan. Dengan cara itu, para ngengat dan kelelawar dapat menyimpan tenaga mereka. Ngengat hanya hidup beberapa hari dan mesti waspada terhadap intaian predator, serta mereka juga berupaya mencari pasangan. Kadang kala mereka melakukan semua itu hingga lupa makan. Kelelawar makan beragam insekta, tetapi beberapa spesies memilih makanan yang lebih sederhana, bergizi tinggi seperti yang terkandung pada ngengat. Keduanya berburu dengan cara memancarkan decakan ultrasound dan mendengarkan pantulannya menggunakan radar mereka. Mereka mengeluarkan decakan berulang- ulang dan semakin cepat ketika mereka semakin mendekati mangsa. Beberapa ngengat, setelah mendengar decakan, membalas dengan decakan yang intensitasnya lebih tinggi, atau terbang tidak teratur kemudian menghilang. Strategi yang digunakan kelelawar untuk berburu dan strategi ngengat agar tidak dimangsa sering kali disebut sebagai contoh klasik dari koevolusi. “Sering kali predator dan mangsa terlihat seperti melakukan perlombaan senjata untuk mengecoh satu sama lain,” kata Hannah ter Hofstede, peneliti dari University of Bristol. Beberapa kelelawar berdecak pada frekuensi tertentu, bisa di bawah ataupun di atas jangkauan pendengaran ngengat. Decakan yang nyaring memiliki jangkauan pendengaran yang lebih luas, sementara decakan dengan nada rendah sedikit terserap oleh atmosfer. Dalam penelitian yang lain, John Ratcliff dari University of Southern Denmark dan rekan kerjanya menunjukkan satu spesies ngengat yang juga ambil bagian dalam perlombaan senjata. Dari penelitian tersebut diketahui, ngengat tersebut memiliki respons berbeda terhadap decakan yang nyaring atau rendah. (BBC/Ghp/ M-1) DO YOU KNOW NATURE Perlombaan Senjata Kelelawar dan Ngengat NYTIMES/SPACE membantu agar mata lebih fokus. Secara umum, penyakit yang menyebabkan kornea mata yang kabur merupakan penyebab paling umum yang mengakibatkan kebutaan. Lebih dari satu dekade yang lalu, Dr Grifth dan rekan-rekannya mulai mengembangkan kornea biosintetis di Ottawa, Kanada, dengan menggunakan kolagen yang diproduksi di laboratorium. Setelah melalui pengujian laboratorium yang ekstensif, Dr Grifth mulai bekerja sama dengan Dr Per Fagerholm, seorang ahli bedah mata di Linköping University di Swedia, untuk memberikan pengalaman pertama dalam implantasi kornea biosintetis. Bersama-sama, mereka memulai percobaan klinis pada 10 pasien Swedia dengan menggunakan jaringan parut kornea pusat. Setiap pasien menjalani operasi pada satu mata untuk menghapus jaringan kornea yang rusak dan menggantinya dengan kornea biosintetis. (ScienceDaily/*/Ghp/M-1) S EBUAH studi baru dari peneliti di Kanada dan Swedia telah menunjukkan bahwa kornea biosintetis dapat membantu regenerasi dan perbaikan jaringan mata yang rusak dan meningkatkan kemampuan penglihatan pada mata manusia. “Studi ini penting, karena merupakan penelitian pertama yang menunjukkan bahwa kornea artisial fabrikasi dapat terintegrasi dengan mata manusia dan menstimulasi regenerasi,” kata Dr Mei Grifth dari Ottawa Hospital Research Institute, University of Ottawa dan Linköping University. Dengan penelitian lebih lanjut, pendekatan ini diyakini bisa membantu memulihkan penglihatan jutaan orang yang menunggu sumbangan kornea manusia untuk ditransplantasi. Kornea merupakan lapisan transparan tipis kolagen dan sel-sel yang berfungsi sebagai jendela ke dalam bola mata. Lapisan itu harus benar-benar transparan sehingga memungkinkan cahaya masuk dan juga Kornea Biosintetis Bantu Penglihatan Manusia U NTUK yang ketiga kalinya, dalam kurang lebih setahun terakhir, para astronom amatir mendeteksi sebuah komet atau asteroid yang menabrak Jupiter. Peristiwa itu berhasil direkam menggunakan video astronomi. Pada rekaman tersebut terlihat planet raksasa itu mengalami frekuensi tabrakan lebih sering dari sebelumnya. Pada pertengahan bulan ini, sebuah komet kecil atau asteroid terhempas ke dalam atmosfer Jupiter, mengeluarkan bola api yang sempat direkam dua astronom amatir dari Jepang. Pengamatan itu semakin panas dibicarakan apalagi ketika muncul dua pengamatan serupa yang dilakukan para astronom selama 13 bulan terakhir, yaitu sejak Juli 2009 dan Juni 2010. Pada kasus terakhir hanya terlihat sebuah warna gelap bekas tabrakan. Dari tiga pengamatan terakhir, hanya satu kasus yang menunjukkan sebuah komet atau asteroid menabrak Jupiter. Pada 1994, Jupiter dibombardir potongan komet Shoemaker-Levy 9. Benturan terhadap serpihan komet Shoemaket-Levy 9 itu merupakan peristiwa yang bisa diperkirakan sebelumnya dan dapat diamati menggunakan teleskop profesional. Anehnya, pada 1690, astronom asal Italia Giovanni Domenico Cassini, yang menemukan Saturnus, pernah membuat gambar terjadinya peristiwa tabrakan itu. Pada tabrakan komet tahun 1994, para astronom menyangka tabrakan terhadap Jupiter hanya akan terjadi sekali dalam beberapa abad. Namun, berdasarkan pengamatan para amatir baru-baru ini, ternyata perkiraan itu salah. Kita patut bersyukur dan memberikan penghargaan atas teknologi pengambilan gambar terbaru yang mampu mengambil gambar yang sangat tajam, kata Glenn Orton dari Jet Propulsion Laboratory milik NASA di Pasadena, California, AS. (nytimes/space/*/ Ghp/M-1) EKSPEDISI BIOTEK Jupiter Diserang untuk Ketiga Kali 26 | Eksplorasi MINGGU, 29 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA BBC SCIENCEDAILY Kehidupan di Volkano Mars MEREKA mungkin bukan realestat kelas atas, tapi para penghuni Mars mungkin menyebutnya lumpur volkano sebagai rumah. Corak berbentuk kawah dalam gambar ini, diambil orbiter Reconnaissance Mars milik NASA, terbentuk bukan dari benturan komet atau asteroid. Mereka adalah kerucut volkano kecil mempunyai lebar sekitar 250 meter, ribuan titik di daerah utara dataran rendah dari ‘Planet Merah’ disebut Acidalia Planitia. Peneliti menganalisis kerucut itu dan menyimpulkan bagian tengah mereka berisi sedimen yang pernah menyimpan air. Lapisan lumpur dikeluarkan dari jauh di bawah permukaan, mungkin miliaran tahun lalu. Tim akan melaporkannya pada isu bulan ini di jurnal Icarus, lumpur itu mengandung organik material yang cukup untuk mendukung bentuk primitif kehidupan. (Sciencemag/*/Ghp/M-1) SCIENCEMAG Burung Teror BILA bertemu dengan Andalgalornis, pastikan melihatnya dari kejauhan. Sebagian dari sekelompok burung yang disebut phorusrhacids atau ‘burung teror’ merupakan hewan yang tinggal di Argentina sekitar 6 juta tahun lalu. Burung itu tidak dapat terbang dan mempunyai berat sekitar 40 kilogram, dengan tinggi mencapai 1,4 meter atau seukuran dengan emu modern. Tetapi, Andalgalorbus memiliki paruh bengkok seperti raptor yang menempel ke tengkorak, yang ukurannya lebih besar daripada tengkorak manusia dan jauh lebih berat daripada tengkorak elang botak (foto). Dilaporkan secara daring pada PLoS ONE, peneliti mengatakan hasil analisis komputer dari fosil tengkorak menunjukkan makhluk tersebut mempunyai perilaku sebagai predator tidak seperti burung lainnya. SCIENCEMAG Nyanyian Burung BURUNG warbler sisi coklat jantan (Dendroica pensylvanica) menyanyikan dua jenis lagu, satu untuk menarik betina dan yang lainnya untuk menantang pejantan pesaing dalam perebutan teritori. Kedua lagu itu dianggap sebagai budaya karena mereka diajarkan turun-temurun dari generasi satu ke berikut. Tetapi, lagu itu berkembang pada jenis yang berbeda. Selama 19 tahun, peneliti merekam warbler di hutan Massachusett dan menemukan nada kawin nyaris tidak berubah mungkin disebabkan burung betina menolak variasi baru. Lagu perang tidak mempunyai larangan seperti itu. Di antara puluhan versi lagu, tidak ada nyanyian yang bertahan dalam mode lebih dari tujuh tahun, kebanyakan menghilang setelah satu tahun. SCIENCEMAG SCIENCEMAG

Upload: trantruc

Post on 29-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Mirip Tata Surya KitaASTRONOM menemukan sistem tata surya asing yang padat dan terlihat mirip dengan tata surya kita. Hasil penelitian yang dipublikasi bulan ini dalam

Astronomy & Astrophysic, para peneliti mengatakan mereka sudah memberi konfi rmasi lima planet baru mengorbit di HD 10180, sebuah bintang yang terletak 127 tahun cahaya dari konstelasi selatan Hydrus. Tim mengobservasi dengan melacak perubahan halus pada panjang gelombang dari matahari tata surya tersebut, yang disebabkan saat gravitasi planet tertarik pada bintang. Mereka juga menemukan bukti dua lagi bentuk: planet seukuran Saturnus dan Bumi. Planet itu mengorbit 3 juta kilometer dari bintangnya, hanya seperdua puluh jarak Merkuri dari matahari kita.

PARA peneliti telah berhasil mengungkapkan lebih rinci lagi ‘perlombaan persenjataan’ antara kelelawar dan ngengat. Salah satu

hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Current Biology menunjukkan satu spesies kelelawar yang menggunakan decakan diam-diam untuk menemukan mangsa mereka.

Hasil penelitian lainnya yang dimuat pada jurnal Current Biology memperlihatkan seekor ngengat mampu membedakan antara decakan yang berarti mereka sudah ditandai dan decakan yang berarti sebuah serangan.

Dengan cara itu, para ngengat dan kelelawar dapat menyimpan tenaga mereka. Ngengat hanya hidup beberapa hari dan mesti waspada terhadap intaian predator, serta mereka juga berupaya mencari pasangan. Kadang kala mereka melakukan semua itu hingga lupa makan.

Kelelawar makan beragam insekta, tetapi beberapa spesies memilih makanan yang lebih sederhana, bergizi tinggi seperti yang terkandung pada ngengat.

Keduanya berburu dengan cara memancarkan decakan ultrasound dan mendengarkan pantulannya menggunakan radar mereka. Mereka mengeluarkan decakan berulang-

ulang dan semakin cepat ketika mereka semakin mendekati mangsa.

Beberapa ngengat, setelah mendengar decakan, membalas dengan decakan yang intensitasnya lebih tinggi, atau terbang tidak teratur kemudian menghilang.

Strategi yang digunakan kelelawar untuk berburu dan strategi ngengat agar tidak dimangsa sering kali disebut sebagai contoh klasik dari koevolusi.

“Sering kali predator dan mangsa terlihat seperti melakukan perlombaan senjata untuk mengecoh satu sama lain,” kata Hannah ter Hofstede, peneliti dari University of Bristol.

Beberapa kelelawar berdecak pada frekuensi tertentu, bisa di bawah ataupun di atas jangkauan pendengaran ngengat. Decakan yang nyaring memiliki jangkauan pendengaran yang lebih luas, sementara decakan dengan nada rendah sedikit terserap oleh atmosfer.

Dalam penelitian yang lain, John Ratcliff dari University of Southern Denmark dan rekan kerjanya menunjukkan satu spesies ngengat yang juga ambil bagian dalam perlombaan senjata.

Dari penelitian tersebut diketahui, ngengat tersebut memiliki respons berbeda terhadap decakan yang nyaring atau rendah. (BBC/Ghp/M-1)

DO YOU KNOW

NATURE

Perlombaan Senjata Kelelawar dan Ngengat

NYTIMES/SPACE

membantu agar mata lebih fokus.Secara umum, penyakit yang menyebabkan kornea

mata yang kabur merupakan penyebab paling umum yang mengakibatkan kebutaan.

Lebih dari satu dekade yang lalu, Dr Griffi th dan rekan-rekannya mulai mengembangkan kornea biosintetis di Ottawa, Kanada, dengan menggunakan kolagen yang diproduksi di laboratorium.

Setelah melalui pengujian laboratorium yang ekstensif, Dr Griffi th mulai bekerja sama dengan Dr Per Fagerholm, seorang ahli bedah mata di Linköping University di Swedia, untuk

memberikan pengalaman pertama dalam implantasi kornea biosintetis.

Bersama-sama, mereka memulai percobaan klinis pada 10 pasien Swedia dengan menggunakan jaringan parut kornea pusat. Setiap pasien menjalani operasi pada satu mata untuk menghapus jaringan kornea yang rusak dan menggantinya dengan kornea biosintetis. (ScienceDaily/*/Ghp/M-1)

SEBUAH studi baru dari peneliti di Kanada dan Swedia telah menunjukkan bahwa kornea biosintetis dapat membantu regenerasi

dan perbaikan jaringan mata yang rusak dan meningkatkan kemampuan penglihatan pada mata manusia.

“Studi ini penting, karena merupakan penelitian pertama yang menunjukkan bahwa kornea artifi sial fabrikasi dapat terintegrasi dengan mata manusia dan menstimulasi regenerasi,” kata Dr Mei Griffi th dari Ottawa Hospital Research Institute, University of Ottawa dan Linköping University. Dengan penelitian lebih lanjut, pendekatan ini diyakini bisa membantu memulihkan penglihatan jutaan orang yang menunggu sumbangan kornea manusia untuk ditransplantasi.

Kornea merupakan lapisan transparan tipis kolagen dan sel-sel yang berfungsi sebagai jendela ke dalam bola mata. Lapisan itu harus benar-benar transparan sehingga memungkinkan cahaya masuk dan juga

Kornea Biosintetis Bantu Penglihatan Manusia

UNTUK yang ketiga kalinya, dalam kurang lebih setahun terakhir, para astronom amatir mendeteksi sebuah komet atau asteroid yang

menabrak Jupiter. Peristiwa itu berhasil direkam menggunakan video astronomi. Pada rekaman tersebut terlihat planet raksasa itu mengalami frekuensi tabrakan lebih sering dari sebelumnya.

Pada pertengahan bulan ini, sebuah komet kecil atau asteroid terhempas ke dalam atmosfer Jupiter, mengeluarkan bola api yang sempat direkam dua astronom amatir dari Jepang.

Pengamatan itu semakin panas dibicarakan apalagi ketika muncul dua pengamatan serupa yang dilakukan para astronom selama 13 bulan terakhir, yaitu sejak Juli 2009 dan Juni 2010. Pada kasus terakhir hanya terlihat sebuah warna gelap bekas tabrakan.

Dari tiga pengamatan terakhir, hanya satu kasus yang menunjukkan sebuah komet atau asteroid menabrak Jupiter.

Pada 1994, Jupiter dibombardir potongan komet Shoemaker-Levy 9. Benturan terhadap serpihan komet Shoemaket-Levy 9 itu merupakan peristiwa yang bisa diperkirakan sebelumnya dan dapat diamati menggunakan teleskop profesional.

Anehnya, pada 1690, astronom asal Italia Giovanni Domenico Cassini, yang menemukan Saturnus, pernah membuat gambar terjadinya peristiwa tabrakan itu.

Pada tabrakan komet tahun 1994, para astronom menyangka tabrakan terhadap Jupiter hanya akan terjadi sekali dalam beberapa abad. Namun, berdasarkan pengamatan para amatir baru-baru ini, ternyata

perkiraan itu salah.Kita patut bersyukur dan memberikan penghargaan

atas teknologi pengambilan gambar terbaru yang mampu mengambil gambar yang sangat tajam, kata Glenn Orton dari Jet Propulsion Laboratory milik NASA di Pasadena, California, AS. (nytimes/space/*/Ghp/M-1)

EKSPEDISI BIOTEK

Jupiter Diserang untuk Ketiga Kali

26 | Eksplorasi MINGGU, 29 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

BBC

SCIENCEDAILY

Kehidupan di Volkano MarsMEREKA mungkin bukan realestat kelas atas, tapi para penghuni Mars mungkin menyebutnya lumpur volkano sebagai rumah. Corak berbentuk kawah dalam gambar ini, diambil orbiter Reconnaissance

Mars milik NASA, terbentuk bukan dari benturan komet atau asteroid. Mereka adalah kerucut volkano kecil mempunyai lebar sekitar 250 meter, ribuan titik di daerah utara dataran rendah dari ‘Planet Merah’ disebut Acidalia Planitia. Peneliti menganalisis kerucut itu dan menyimpulkan bagian tengah mereka berisi sedimen yang pernah menyimpan air. Lapisan lumpur dikeluarkan dari jauh di bawah permukaan, mungkin miliaran tahun lalu. Tim akan melaporkannya pada isu bulan ini di jurnal Icarus, lumpur itu mengandung organik material yang cukup untuk mendukung bentuk primitif kehidupan. (Sciencemag/*/Ghp/M-1)

SCIENCEMAG

Burung TerorBILA bertemu dengan Andalgalornis, pastikan melihatnya dari kejauhan. Sebagian dari sekelompok burung yang disebut phorusrhacids atau ‘burung teror’

merupakan hewan yang tinggal di Argentina sekitar 6 juta tahun lalu. Burung itu tidak dapat terbang dan mempunyai berat sekitar 40 kilogram, dengan tinggi mencapai 1,4 meter atau seukuran dengan emu modern. Tetapi, Andalgalorbus memiliki paruh bengkok seperti raptor yang menempel ke tengkorak, yang ukurannya lebih besar daripada tengkorak manusia dan jauh lebih berat daripada tengkorak elang botak (foto). Dilaporkan secara daring pada PLoS ONE, peneliti mengatakan hasil analisis komputer dari fosil tengkorak menunjukkan makhluk tersebut mempunyai perilaku sebagai predator tidak seperti burung lainnya.

SCIENCEMAG

Nyanyian BurungBURUNG warbler sisi coklat jantan (Dendroica pensylvanica) menyanyikan dua jenis lagu, satu untuk menarik betina dan yang lainnya untuk menantang pejantan pesaing dalam perebutan teritori. Kedua

lagu itu dianggap sebagai budaya karena mereka diajarkan turun-temurun dari generasi satu ke berikut. Tetapi, lagu itu berkembang pada jenis yang berbeda. Selama 19 tahun, peneliti merekam warbler di hutan Massachusett dan menemukan nada kawin nyaris tidak berubah mungkin disebabkan burung betina menolak variasi baru. Lagu perang tidak mempunyai larangan seperti itu. Di antara puluhan versi lagu, tidak ada nyanyian yang bertahan dalam mode lebih dari tujuh tahun, kebanyakan menghilang setelah satu tahun.

SCIENCEMAG SCIENCEMAG