laporan gravitasi
TRANSCRIPT
-
7/13/2019 Laporan gravitasi
1/20
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangIlmu geofisika merupakan bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi dengan
menggunakan prinsip-prinsip fisika. Pengukuran geofisika digunakan untuk mengetahui
kondisi bawah permukaan bumi yang melibatkan pengukuran diatas dipermukaan dari
parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan yang berada dibawah permukaan
bumi. Dari pengukuran geofisika akan dapat diketahui bagaimana sifat-sifat dan kondisi
dibawah permukaan bumi baik secara vertical maupun horizontal.
Pengukuran dilakukan dikawasan kampus Universitas Syiah Kuala, Darussalam,
Banda Aceh. Dengan menggunakan metode geofisika yaitu metode gaya berat.
Pengukuran gaya berat dimaksudkan untuk membuat peta anomali gaya berat dengan
tujuan mengetahui pola penyebaran batuan dan kondisi geologi serta struktur daerah
tersebut, berdasarkan sebaran pola anomalinya.
Metoda gaya berat pada dasarnya adalah mengukur besaran densitas batuan.
Inhomogenitas batuan pembentuk litosfer akan memberikan kontras densitas batuan yang
merupakan sasaran dalam pengukuran dengan metode ini, dimana keterdapatan struktur
maupun perubahan jenis batuan baik secara vertical maupun horisontal terdeteksi.
Metoda gaya berat merupakan salah satu metoda penyelidikan dengan menggunakan
hukum Newton II tentang gravitasi, yang mengukur adanya perbedaan kecil dari massa
bumi yang besar. Perbedaan terjadi karena distribusi massa yang tidak meratanya
distribusi massa jenis batuan. Dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah adanya
perbedaan massa jenis batuan dan perbedaan medan gravitasi dari suatu titik observasi
terhadap titik observasi lainnya.
-
7/13/2019 Laporan gravitasi
2/20
2
1.2TujuanAdapun penelitian geofisika dengan menggunakan metode magnetik ini bertujuan
untuk:
Untuk memberikan pengetahuan umum tentang metode gaya beratUntuk mengetahui cara penggunaan alat yang berhubungan dengan metode gaya berat
maupun pengolahan menggunakan software Microsoft Excel dan Surfer 11
Untuk menghitung anomaly gaya berat dikawasan kampus Universitas Syiah Kuala,Darussalam, Banda Aceh
Untuk dapat menginterpretasikan hasil yang didapat serta menjelaskan prosespengolahan data secara umum
-
7/13/2019 Laporan gravitasi
3/20
3
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Metode Gravitasi
Di antara sifat fisis batuan yang mampu membedakan antara satu macam batuan
dengan batuan lainnya adalah massa jenis batuan. Distribusi massa jenis yang tidak
homogen pada batuan penyusus kulit bumi akan memberikan variasi harga medan
gravitasi di permukaan bumi. Metode medan gravitasi adalah metode penyelidikan dalam
geofisika yang didasarkan pada variasi medan gravitasi di permukaan bumi.
Disribusi massa jenis yang tidak homogen ini dapat disebabkan oleh struktur geologi
yang ada di bawah permukaan bumi. Walaupun kontribusi struktur geologi terhadap
variasi harga medan gravitasi di permukaan bumi sangat kecil dibandingkan dengan nilai
absolutnya, tetapi dengan peralatan yang baik variasi medan gravitasi di permukaan bumi
dapat terukur dari titik ke titik sehingga dapat dipetakan. Selanjutnya dari peta tersebut
dapat dilakukan interpretasi bentuk atau struktur bawah permukaan.
Variasi harga medan gravitasi di permukaan bumi tidak hanya disebabkan oleh
distribusi massa jenis yang tidak merata, tetapi juga oleh posisi titik amat di permukaan
bumi. Hal ini disebabkan oleh adanya bentuk bumi yang tidak bulat sempurna dan relief
bumi yang beragam. Untuk itu diperlukan metode-metode tertentu untuk mereduksi
pengaruh selain karena distribusi massa jenis.
Dalam Metode gravitasi, jika suatu batuan berbeda tipe dengan batuan lainnya,
makan akan berbeda pula densitasnya, dan jika suatu batuan yang mempunyai densitas
lebih tinggi akan mempunyai daya gravitasi yang lebih besar.
-
7/13/2019 Laporan gravitasi
4/20
4
Gambar 2.1 Respons anomali Gravitasi dari Benda sub-surface
Suatu bentuki formasi yang melengkung, seperti antiklin maka akan mempunyai
densitas yang lebih tinggi, dan medan gravitasi bumi akan lebih besar disumbu,
dibandingkan dengan disepanjang sayapnya. Selain antiklin juga terdapat Salt Dome,
yang secara keseluruhan densitasnya lebih kecil daripada batuan yang diterobosnya,
dapat dideteksi oleh rekaman gravitasi. Untuk mengukur kekuatan gravitasi dari suatu
tempat ke tempat yang lain telah diciptakan suatu instrumen gravitasi yang dinamakan
Gravitimeter. Gravitimeter modern adalah benda yang sangat sensitif, yang dapat
mendeteksi variasi gravitasi.
Gambar 2.2 Bukti Respon anomali garvitasi dari sesar dan Salt dome.
-
7/13/2019 Laporan gravitasi
5/20
5
Metode Gravitasi dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan
berdasarkan perbedaan rapat masa cebakan mineral dari daerah sekeliling (r=gram/cm3).
Metode ini adalah metode geofisika yang sensitive terhadap perubahan vertikal, oleh
karena itu metode ini disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur
geologi, endapan sungai purba, lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-
lain. Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang.
Perpisahan anomali akibat rapat masa dari kedalaman berbeda dilakukan dengan
menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat alat
gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi (mgal), dengan demikian anomali kecil dapat
dianalisa. Hanya saja metode penguluran data, harus dilakukan dengan sangat teliti untuk
mendapatkan hasil yang akurat.
2.2Hukum Gravitasi Newton
Pada dasarnya gravitasi adalah gaya tarik menarik antara dua benda yang
memiliki rapat massa yang berbeda, hal ini dapat diekspresikan oleh rumus hukum
Newton sederhana sebagai berikut:
Dengan menggunakan rumus dasar inilah maka survey geofisika metode gravitasi dapat
dilakukan, namun seperti halnya metode geofisika lainnya, tentu saja metode ini memiliki
koreksi. Koreksi dalam metode gaya berat adalah sebagai berikut :
http://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/g21.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/g1.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/g21.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/g1.jpg -
7/13/2019 Laporan gravitasi
6/20
6
a. Koreksi baca alat/skalaKoreksi baca alat adalah koreksi yang dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam
pembacaaan alat gravitasi yang digunakan. Rumus umum dalam pembacaan alat dapat
ditulis sebagai berikut :
Read (mGal) = ((Read (scale)-Interval) x Counter Reading) + Value in mGal
b. Koreksi pasang surut (tidal)Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh gravitasi benda-benda di
luar bumi seperti bulan dan matahari, yang berubah terhadap lintang dan waktu. Untuk
mendapatkan nilai pasang surut ini maka, dilihatlah perbedaan nilai gravitasi stasiun dari
waktu ke waktu terhadap base. Gravitasi terkoreksi tidal dapat ditulis sebagai berikut :
dimana:
c. Koreksi apungan (drift)Koreksi apungan akibat adanya perbedaan pembacaan gravity dari stasiun yang sama
pada waktu yang berbeda, yang disebabkan karena adanya guncangan pegas alat
gravimeter selama proses transportasi dari suatu stasiun ke stasiun lainnya.
dimana:
http://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-copy-3.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-copy-2.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-copy.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/g3.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-copy-3.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-copy-2.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-copy.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/g3.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-copy-3.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-copy-2.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-copy.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/g3.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-copy-3.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-copy-2.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-copy.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/g3.jpg -
7/13/2019 Laporan gravitasi
7/20
7
d. Koreksi lintangKoreksi ini dilakukan karena bentuk bumi yang tidak sepenuhnya bulat sempurna,
tetapi pepat pada daerah ekuator dan juga karena rotasi bumi. Hal tersebut membuat ada
perbedaan nilai gravitasi karena pengaruh lintang yang ada di bumi. Secara umum
gravitasi terkoreksi lintang dapat ditulis sebagai berikut :
dimana :
e. Koreksi udara bebas (Free Air Correction)Koreksi ini dilakukan untuk mengkompensasi ketinggian antara titik pengamatan
dan datum (mean sea level). Koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut :
dimana :
f. Koreksi BouguerKoreksi bouger dilakukan untuk mengkompensasi pengaruh massa batuan
terdapat antara stasiun pengukuran dan (mean sea level) yang diabaikan pada koreksi
udara bebas. Koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut :
http://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-3-copy-copy-3.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-3-copy-copy-2.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-3-copy-copy.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity1-copy-2.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity1-copy.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-3-copy-copy-3.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-3-copy-copy-2.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-3-copy-copy.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity1-copy-2.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity1-copy.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-3-copy-copy-3.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-3-copy-copy-2.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-3-copy-copy.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity1-copy-2.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity1-copy.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-3-copy-copy-3.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-3-copy-copy-2.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-3-copy-copy.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity1-copy-2.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity1-copy.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-3-copy-copy-3.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-3-copy-copy-2.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-3-copy-copy.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity1-copy-2.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity1-copy.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/gravity-3-copy-copy-3.jpg -
7/13/2019 Laporan gravitasi
8/20
8
g. Koreksi medan (Terrain Correction)Koreksi medan mengakomodir ketidakteraturan pada topografi sekitar titik
pengukuran. Pada saat pengukuran, elevasi topografi di sekitar titik pengukuran, biasanya
dalam radius dalam dan luar, diukur elevasinya. Sehingga koreksi ini dapat ditulis
sebagai berikut :
2.3 Medan Gravitasi
Interaksi antara dua benda yang berjarak r ialah timbulnya gaya tarik menarik
antar kedua benda tersebut. Bila perbandingan massa kedua benda bernilai sangat besar,
maka benda yang mempunyai massa lebih besar akan menimbulkan medan gravitasi
terhadap benda yang massanya jauh lebih kecil. Sehingga benda yang mempunyai massa
jauh lebih kecil tersebut akan mengalami medan gravitasi oleh benda bermassa besar.Jika kita analogikan pada massa benda m dipermukaan bumi dengan massa bumi M,
maka dapat kita katakan bahwa massa bumi M sebagai sumber medan gravitasi terhadap
benda m. Fisisnya benda m akan mengalami percepatan gravitasi bumi yang besarnya :
http://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/g4.jpghttp://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/08/g4.jpg -
7/13/2019 Laporan gravitasi
9/20
9
r diukur sebagi jarak benda m terhadap pusat massa bumi. Dimensi medan gravitasi ialah
N/kg atau m/s2. Medan atau percepatan gravitasi sebenarnya tidak tepat mengarah ke
pusat bumi, karena efek rotasi bumi akan menimbulkan percepatan sentripetal. Dalam hal
ini pusat lingkaran bukanlah pusat bumi karena lingkaran tersebut adalah lingkaran garis
bujur, yaitu lingkaran yang sejajar garis khatulistiwa. Namun efek ini sangat kecil
dibanding percepatan tarikan bumi, oleh karena itu dapat diabaikan, dan dianggap bahwa
g vertikal ke bawah.
Persebaran benda atau batuan pada lapisan bumi ialah tidak homogen, oleh karena
itu antara batuan yang satu terhadap yang lainnya saling berpengaruh. Ketidak
homogenan ini dikarenakan adanya perbedaan densitas atau distribusi rapat massa.
Sehingga setiap batuan atau material memberikan harga respon gravitasi yang berbeda-
beda. Perbedaan respon gravitasi tersebut sangatlah kecil, maka dibutuhkan satuan yang
berorder mikro. Dalam satuan SI, satuan dasar g ialah m/s2, bila dalam satuan cgs ialah
cm/s2atau gal, maka perbedaan g sering juga ditulis dalam satuan mgal (mili gal).
1 gal = 1 cm/s2
= 1000 mgal
= 10.000 gu
= 1.000.000 gal
*gu =gravity unit
2.4 Gravimeter
Titik ukur gravitasi di lapangan tidak tetap, berpindah dari suatu tempat (titik) ke
tempat lain. Oleh karena itu diperlukan alat yang mudah dioperasikan, tidak mudah rusak
atau berubah settingnya dalam perjalanan, dan mempunyai ketelitian baik sesuai dengan
penggunaannya. Pengukuran dengan metode benda jatuh bebas tentu tidak mungkin
digunakan.
-
7/13/2019 Laporan gravitasi
10/20
10
Para pakar telah merancang alat pengukuran gravitasi di lapangan yang disebut
gravity meter atau gravimeter. Pada dasarnya alat ini bekerja berdasarkan benda yang
digantungkan pada pegas.
Gambar 2.3 sebuah gravimeter
Ketika benda digantungi beban m dititik 0 maka pegas akan mulur sepanjang x o
dari keadaan setimbang. Dalam hal ini berlaku hukum Hooke F= kxo= mgodimana k, m
dan gomasing-masing menyatakan konstanta pegas, massa benda yang digantungkan dan
gravitasi mutlak pada titik 0. Jika percobaan ini dilakukan pada sejumlah titik 1 , 2,3,....,n
yang nilai gravitasi mutlaknya diketahui maka diperoleh kumpulan persamaan sebagai
berikut :
-
7/13/2019 Laporan gravitasi
11/20
11
Nilai x dapat diukur dengan sangat teliti dan nilai g juga dapat diukur teliti dengan
berbagai metode. Jika m/k adalah konstan maka grafik x terhadap g adalah linier yang
melewati titik pangkal O. Masalahnya adalah apakah m/k benar-benar konstan. Massa
memang konstan tetapi k mungkin tidak konstan untuk berbagai x.
Perhatikan bahwa k memerlukan ketelitian yang tinggi dalam g sehingga pergeseran
sedikit saja dari k akan sangat berarti dalam pengaruhnya terhadap ketelitian g. Oleh
karena itu :
Karena nilai go, g1, g2 ...gn diketahui maka gj dapat diperoleh. Demikian juga halnya
xj karena xj dapat diperoleh dari hasil pembacaan alat. Dengan menganggap m/kkonstan pada interval tertutup [ xj-1 , xj ] maka diperoleh pedanan satuan nilai x dengan
g untuk interval tersebut.
-
7/13/2019 Laporan gravitasi
12/20
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu Dan Tempat
Pengambilan data gravity ini lakukan pada hari sabtu tanggal 24 Mei 2014
dikawasan kampus Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.
Gambar 3.1 Lokasi Praktikum Metode Gravity
3.2 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan pada pengukuran gaya berat adalah:
1) Seperangkat Gravitimeter2) GPS3) Kompas4) Penggaris5) Arloji6) Alat tulis
-
7/13/2019 Laporan gravitasi
13/20
13
7) Dan beberapa alat pendukung lainnya3.3 Prosedur Kerja
Melakukan kalibrasi terhadap data/titik pengukuran yang telah diketahui nilai gravitasi
absolutnya.
Menentukan lintasan pengukuran dan base station yang telah diketahui harga percepatan
gravitasinya dengan menggunakan peta geologi dan peta topografi.
Pengambilan data lapangan dilakukan secara looping, yaitu dimulai pada suatu titik
yang telah ditentukan, dan berakhir pada titik tersebut.
Mencatat data-data seperti waktu pembacaan (hari, jam, dan tanggal), nilai pembacaan
gravimeter, posisi koordinat stasiun pengukuran (lintang dan bujur) dan ketinggian titik
ukur.
Melakukan pengolahan data dengan melakukan konversi dari pembacaan alat ke mGal
dengan perumusan tertentu berdasarkan nilai-nilai pembacaan yang didapat dalam
pengukuran disetiap stasiun.
3.4 Pengambilan Data Lapangan
Akuisisi data dilakukan dikawasan kampus Universitas Syiah Kuala, Darussalam,
Banda Aceh. Jumlah total titik pengukuran 20 titik, dengan spasi pengukuran pada area
target 10 m. Sebelum pengukuran dilakukan perlu menentukan terlebih dahulu base
station, biasanya dipilih pada lokasi yang cukup stabil. Pada pengukuran ini base station
terletak di depan Laboratorium Dasar FMIPA. Pengambilan data tersebut menggunakan
metode system tertutup (looping) yaitu system pengukuran yang dimulai dan diakhiri di
base station. Metode looping ini diharapkan untuk menghilangkan kesalahan yang
disebabkan oleh pergeseran pembacaan gravitymeter.
3.5 Pengolahan Data
-
7/13/2019 Laporan gravitasi
14/20
14
Pengolahan data dilakukan dengan dilakukan dengan 2 tahap, yakni pengolahan
data awal menggunakan Microsoft Excel dan pengolahan data lanjutan yaitu proses
mempertajam kenampakan atau gejala geologi pada daerah penyelidikan yaitu pembuatan
model 3D & 2D menggunakan Software Surfer 11.
-
7/13/2019 Laporan gravitasi
15/20
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
A. Konversi Koordinat
Dari hasil praktikum dicatat koordinat base dan titik pengambilan data dengan
menggunakan GPS. Selanjutnya data koordinat tersebut dikonversikan ke dalam desimal.
Data koordinat Stasiun 51
534'26.03 dan 9522'1.03
A. Lintang534'26.03 = 5 + ( 34/60 + 26.03/3600 ) = 5.573897222
B. Bujur9522'1.03 = 95 + ( 22/60 + 1.03/3600 ) = 95.36695278
Tabel 4.1 Konversi koordinat GPS ke dalam desimal
-
7/13/2019 Laporan gravitasi
16/20
16
B. Koreksi Data
Dari data yang telah didapatkan dilapangan, selanjutnya pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan Ms. Excel untuk menentukan nilai setiap koreksi. Nilai
koreksi tersebut dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 4.2 Koreksi Anomali
4.2. Interpretasi dan Surfering Data
Dalam bagian ini, data hasil pengukuran di atas diplot dalam program surfer 11untuk diperoleh bentuk kontur 2D. Dari gambar kontur dibawah dapat dilihat bahwa
terjadi perbedaan rapat massa yang sangat jelas dibawah permukaan pada interval
980589.7-980590.4 mGal ada beberapa kontur yang tertutup. Hal itu mengindikasikan
bahwa adanya nilai anomaly gravitasi yang berbeda.
-
7/13/2019 Laporan gravitasi
17/20
17
Gambar 4.1 Peta Kontur Anomali Bouguer
Kemudian dibuat model anomaly bouguer dalam grafik 2D dengan menambahkan profile
pada peta kontur (dibuat cross section, irisan melintang) sehingga akan muncul profil
seperti gambar dibawah ini,
Pada grafik dapat dilihat
penampang anomaly. Adanya
perbedaan nilai rapat massa
batuan (density) dapat dilihat
pada rapatnya keadaan kontur.
Mengindikasikan adanya
informasi struktur patahan.
Gambar 4.2 Grafik 2D Anomali Bouguer.
-
7/13/2019 Laporan gravitasi
18/20
18
4.3 Pembahasan
Dalam menentukan sebuah besaran tertentu dari anomaly Bouguer yang telah
diperoleh perlu adanya proses lanjutan yaitu interpretasi terhadap dat tersebut.
Interpretasi dalm gaya berat dibedakan menjadi dua yaitu kualitatif dan kuantitatif.
1. Pada Interpretasi kualitatif dilakukan dengan mengamati data gaya berat berupa
anomaly bouguer. Anomaly tersebut terdapat hasil secara global yang masih mempunyai
anomaly regional dan residual. Hasil interpretasi dapat menafsirkan pengaruh anomaly
terhadap bentuk benda, missal pada kontur anomaly Bouguer diperoleh bentuk kontur
tertutup maka dapat ditafsirkan sebagai struktur batuan berupa lipatan (sinklin atau
antiklin)
TYPE RANGE RATA-RATA
CLAY 1.6-2.6 2.21
SANDSTONE 1.61-2.78 2.35
SHALE 1.77-3.2 2.4
LIMESTONE 1.93-2.9 2.55
TYPE RANGE RATA-RATA
QUARZITE 2.5-2.7 2.6
GRAYWACKE 2.6-2.7 2.65
SCHIST 2.39-2.9 2.64
MARBLE 2.6-2.9 2.75
TYPE RANGE RATA-RATA
ANDESITE 2.4-2.8 2.61
GRANITE 2.5-2.81 2.64
GRANODIORITE 2.67-2.79 2.73
LAVAS 2.8-3.0 2.9
BASALT 2.7-3.3 2.99
BASIC IGNEOUS 2.09-3.17 2.79
Tabel 4.3Rapat massa batuan rata-rata beberapa lithologi dalam gram/cm3
(tellfrod,1971)
-
7/13/2019 Laporan gravitasi
19/20
19
Dari perhitungan rapat massa rata-rata dengan metode parasnis diperoleh nilai rapat
massa batuan rata-rata pada daerah Universitas Syiah Kuala sebesar 2,55 g/cm3. Nilai ini
masuk dalam rentangan nilai batuan sedimen yaitu sandstone, clay, shale dan limestone
(table 4.3.3)
2. Interpretasi Kuantitatif dilakukan untuk memahami lebih dalam hasil interpretaasi
kualitatif denan membuat penampang gaya berat pada peta kontur anomaly. Pada
interpretasi kuantitatif mengasumsikan distribusi rapat massa dan menghitung efek gaya
berat kemudian dibandingkan dengan gaya berat yang diamati. Pada interpretasi ini
dibutuhkan keahlian dalam memproses data dalam GRAV2DC agar analisis model
bawah permukaan dari suatu penampang anomaly Bouguer diketahui.
-
7/13/2019 Laporan gravitasi
20/20
20
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum tentang metode Gravity , kita dapat mengetahui konsep dasar
metode gravity yang pada dasarnya metode ini termasuk metode pasif atau memanfaatkan potensial alam
yaitu medan gravitasi bumi..
Metode gravitasi memanfaatkan variasi densitas sebagai penyebab ternjadinya anomali gravitasi, cara
pemakaian alat gravity meter dilakukan dengan sangathati-hati, karena alat ini sensitivitasnya sangat kecil
sehingga gerakan badan punakan mempengaruhi besar nilai baca. akuisisi data gravity dilakukan
padalintasan tertutup, sehingga akan memudahkan dalam pembuatan peta kontur, baik peta anomali
regional dan peta anomlai residual, dan mengkonversi data ke dalamsatuan miligal dengan menggunakan
tabel konversi dimana tabel konversitersebut berbeda untuk setiap tipe alat yang digunakan.
Selanjutnya mereduksi data dengan berbagai koreksi yaitu koreksi calibrasi, tidal, drift , udara bebas
dankoreksi bouger yang bergantung pada beda ketinggian dan densitas rata-rata. .Densitas rata-rata dapat
dipeoleh baik menggunakan metode Nettleton maupunmtode Parasnis. Setelah data direduksi, maka
diperoleh harga anomali bouguer yang terdiri dari anomali regional dan residual. Pada intinya,
metode gravity hanya untuk menentukan anomali residual ( disebabkan oleh benda anomali), sehingga
dari peta anomali tersebut bisa diniterpretasikan baik secara forward Modelling maupun invers modelling.