document2
TRANSCRIPT
![Page 1: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/1.jpg)
2.1 Aspek – Aspek Teoritis
2.1.1 Pengertian kWh
Untuk menghitung besarnya daya-daya yang dipakai pada perumahan pada industri peralatan
yang dapat dipakai adalah kWh Meter. Prinsipnya yaitu daya yang digunakan pada beban
dihitung untuk setiap jamnya yang selanjutnya dikalkulasikan dengan harga listrik yang harus
dibayarkan konsumen. “Tipe dari kWh meter ini penggunaannya sudah sangat luas dan telah
dikembangkan oleh Schellumberger pada 1888, meter ini tidak mahal, ketelitiannya cukup baik
dan dapat dioperasikan untuk waktu yang lama dengan sedikit perawatan. Sesuai dengan
namanya, kWh meter hanya menghitung daya aktif pada suatu perumahan atau industri sehingga
apabila ada daya reaktif yang ditimbulkan oleh kapasitor atau induktor, maka seharusnya kWh
meter tidak dapat menghitung daya tersebut dan putaran aluminium pada kWh meter jenis
mekanik tidak dapat bergerak. Apabila kWh meter bergerak namun tidak ada daya aktif, maka
kemungkinan besar terdapat kerusakan pada kWh meter.
KWh Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya listrik. Alat ini sudah dioperasikan
penggunaannya oleh PLN sudah sejak lama. Pemakaian energi listrik di industri maupun rumah
tangga menggunakan satuan kilowatthour (kWh). Karena itulah alat yang digunakan untuk
mengukur energi pada industri dan rumah tangga dikenal dengan watthourmeters. Besar tagihan
listrik biasanya berdasarkan pada angka-angka yang tertera pada kWh Meter setiap bulannya
untuk saat ini. KWh Meter Induksi adalah satu-satunya tipe yang digunakan pada perhitungan
daya listrik rumah tangga.
Bagian-bagian utama dari sebuah kWh Meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus, sebuah
piringan aluminium, sebuah magnet tetap, dan sebuah gir mekanik yang mencatat banyaknya
putaran piringan. Jika meter dihubungkan ke daya satu fasa, maka piringan mendapat torsi yang
membuatnya berputar seperti motor dengan tingkat kepresisian yang tinggi. Semakin besar daya
yang terpakai, mengakibatkan kecepatan piringan semakin besar, demikian pula sebaliknya.
2.1.2 Macam – macam kWh
Terdapat dua jenis kWh meter yang banyak beredar di Indonesia. Tipe-tipe tersebut adalah tipe
Mekanik/Analog dan Digital/Prabayar.
a. KWh Mekanik/Analog
KWH Mekanik/Analog adalah peralatan yang menghitung daya listrik dengan menghitung
![Page 2: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/2.jpg)
putaran atau rotasi piringan aluminium di kWh meter. Pada kWh meter tipe ini, terdapat koil
yang menghasilkan fluks magnet yang searah dengan arus dan tegangan. Dengan dipasangnya
koil ini, maka pada piringan aluminium ini akan terdapat arus eddy yang pada selanjutnya dapat
menghasilkan gaya putar pada piringan aluminium yang identik dengan daya yang sedang
digunakan. Putaran aluminum ini selanjutnya menggerakkan counter yang menunjukkan
besarnya daya yang digunakan . Piringan yang digunakan adalah aluminum karena aluminum
merupakan jenis metal yang tahan terhadap karat dibandingkan logam seperti besi. Untuk kWh
meter jenis 3 fasa, semua kawat 3 fasa tersebut dihubungkan kWh meter. Apabil salah satu kawat
terputus atau lepas, maka pembacaan kWh meter menjadi tidak akurat lagi . Kesimpulandari
kWh meter tipe analog nya adalah kecepatan piringan aluminium menandakan besarnya daya
yang sedang digunakan oleh konsumen.
Gambar 2.1 KWH Meter Analog
1. Prinsip Kerja kWh Meter
Gambar 2.2 Prinsip Dasar kWh Meter Analog
Keterangan :
Cp : inti besi kumpaaran teganggan
Cc : inti besi kumparan arus
Wp : kumparan tegangan
Wc : kumparan arus
D : kepingan roda alumunium
J : roda – roda pencatat (regester)
M : magnet permanen sebagai pengerem kepingan alumunium, saat beban kosong
S : kumparan penyesuaian beda fase arus dan tegangan
Pada saat arus beban mengalir pada kumparan, arus akan menimbulkan flux magnet f1.
Sedangkan pada kumparan tegangan terjadi perbedaan fase antara arus dan tegangan sebesar
900, hal ini karena kumparan tegangan bersifat inductor arus yang melalui kumparan tegangan
akan menimbulkan flux magnet f2 yang berbeda fase 900 dengan f1.
![Page 3: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/3.jpg)
Gambar 2.3 Wiring kWh meter analog
Dari gambar wiring kWh meter diatas dapat di jelaskan bahwa kabel fasa masuk ke terminal 1
dan kabel netral masuk ke terminal 4 output dari terminal 2 masuk ke MCB lalu ke fasa beban,
dan output dari terminal 5 langsung ke netral beban, grounding di masukkan ke terminal 3.
2. Jenis – jenis kWh meter
KWH meter terdiri dari dua jenis menurut pemakaiannya yaitu :
1. KWH METER 1 phasa adalah kWh meter yang digunakan pada daya rendah yang
kebanyakan pelanggannya terdiri dari pelangan rumah tangga.
2. KWH Meter 3 phasa adalah kWh meter yang biasanya digunakan atau sebagian beasar
pelanggan yaitu pebisnis atau industry – industry dan bangunan – bangunan besar llainnya.
b. KWh Prabayar
KWH meter prabayar ini dirancang denngan menggunakan kWh meter elektrik yang baru.
Sistem pembayaran atau pengisian rekening listrk adalah dengan menggunakan aplikasi chip
card. Aplikasi ini sangat memudahkan masyarakat dan PLN dalam hal proses pengisian rekening
listrik yang efektif. Chip card adalah suatu jenis kartu alat pembayaran yang semakin populer
![Page 4: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/4.jpg)
seiring dengan kemajuan teknologi mikroelektronika serta semakin meningkatnya tuntutan
masyarakat terhadap alat pembayaran yang praktis. Kehadiran chip card tidak dapat dihindari
dimana penggunaannya semakin luas baik volume maupun lingkup aplikasinya. Salah satu
kemungkinan aplikasi chip card adalah sebagai alat bayar konsumsi energi listrik.
Gambar 2.4 KWH meter prabayar
1. Nama bagian – bagian kWh
Gambar 2.5 kWh meter prabayar dan nama bagiannya
Keterangantampilan konstruksi kWh meter digital :
1. Layar LCD 7. Tombol enter
2. LED implus 8. Tombol backspace
3. Led status stroom 9. Baut terminal
4. LED indicator 10. Tutup MCB
5. Nomor ID / barcode 11. Lubang MCB
6. Port komunikasi infrared
2. Prinsip kerja kWh meter prabayar Chip Card
Chip card dapat digunakan sebagai alat pembayaran rekening listrik dengan mengembangkan
kWh meter Elektronik Digital yang dilengkapi dengan perangkat pembaca kartu serta perangkat
transaksi lunak berbasis smart card. kWh meter akan beroperasi berdasarkan nilai kredit yang
dimasukkan (download) dari chip card kedalam register kWh, dan selanjutnya nilai kredit
tersebut dijadikan acuan untuk mengontrol bekerjanya kWh meter. Nilai kredit didalam register
akan dikurangi secara bertahap sebanding dengan nilai energi listrik yang telah dikonsumsi
(digunakan).
Jika isi register telah habis maka kWh meter harus segera diisi kembali (register sisa pulsa sama
dengan 10%) maka ada alarm (LED ON), dan jika setelah jangka waktu yang telah ditetapkan
![Page 5: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/5.jpg)
belum juga diisi nilai kreditnya maka kWh meter akan memutus saklar pemutus atau Internal
Contactor sehingga supply daya terputus. Pengisian pulsa listrik kedalam smart card
menggunakan Portable Terminal yang koneksi dengan Perangkat Lunak Sinkronisasi Dan Billing
Sistem yang telah diinstal di Komputer (Master Station).
Gambar 2.6 Wiring kWh meter prabayar
Kabel fasa masuk ke terminal 1 dan kabel netral masuk ke terminal 4 output dari terminal 2
masuk ke MCB lalu ke fasa beban, dan output dari terminal 5 langsung ke netral beban,
grounding di masukkan ke terminal 3.
3. Urutan memasukkan token
Pada saat akan memasukkan token pastikan meter dan tutup MCB sudah terpasang dengan benar,
adapun urutan yang harus diperhatikan pada saat memasukkan token adalah :
1. Keychange token / conding token
2. Clear tamper (pastikan di LCD tidak ada tulisan PERIKSA)
3. Power limiter
4. Clear credit
5. Free issue
![Page 6: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/6.jpg)
4. Tes kebocoran arus
OFF kan MCB lalu tekan 44 enter (short code arus sesaat) selanjutnya perhatikan display meter,
angka yang muncul harus nol (000). Jika terjadi suatu kebocoran maka setelah menekan 44 enter,
tampilan pada LCD tidak menunjukkan angka nol atau jumlah arus yang keluar.
5. Respon terhadap penyalahgunaan pada kWh
Tabel 1. respon terhadap penyalahgunaan
Jenis penyalahgunaan Reaksi meter Layar tampilan LED kuning Cara perormalan
teks simbol
Pembukaan tutup terminal dalam keadaaan bertegangan -rele membuka
-rekam data PERIKSA Aktif Token
Pembukaan tutup terminal dalam keadaan tidak bertegangan
-rele membuka
-rekam data PERIKSA
- Token
Pengawatan terbalik
-meter mengukur normal
-rekam data
PERIKSA
Aktif
Perbaikan dan token
Sirkit arus dihubung singlkat -meter mengukur normal PERIKSA Aktif Perbaikan
dan token
Injeksi arus pada kawat fase atau netral -meter mengukur normal PERIKSA Aktif
Perbaikan dan token
Kawat netral diputus pada kabet SMP (missing neutral) -meter mengukur normal
PERIKSA Aktif Perbaikan dan token
Kawat netral diputus pada kabel SMP dan dipasang alat pengatur tegangan pada instalasi
![Page 7: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/7.jpg)
konsumen -meter mengukur normal PERIKSA Aktif Perbaikan dan token
Induksi medang magnet dari luar mT -meter mengukur normal
-operasi rele tidak dipengaruhi induksi magnetic PERIKSA Aktif Perbaikan dan token
2.2 Kelemahan Dan Kelebihan KWh Meter
2.2.1 Kelemahan dan kelebihan kWh Analog
Ada beberapa kelemahan dari sebuah kWh meter analog, diantaranya Pengaruh usia dan cuaca
membuat penunjuk angka buram dan kurang bisa dilihat, berakibat kesalahan baca pada
penggunaan daya listrik dan pencatatan rekening listrik yang bisa merugikan pengguna listrik.
Selain memiliki kelemahan, kWh meter ini juga memiliki kelebihan salah satunya yaitu
mempunyai ketelitian dam pembacaan besar arus yang dipakai, jika putaran piringan pda kWh
belum melakukan putaran satu putaran, maka angka dari penunjukan nominal arus tidak akan
berputar.
2.2.2 Kelemahan dan kelebihan kWh prabayar
Kelebihan dan keuntungan yang diperoleh oleh konsumen dengan menggunakan sistem voucher
listrik meliputi pengendalian dalam pemakaian listrik sesuiai dengan kemampuan konsumen
antara lain :
1. Tidak ada sanksi pemutusan aliran listrik seperti halnya box meter listrik biasa jika terdapat
tunggakan.
2. Tidak dikenakan biaya beban abodemen dimana jika menggunakan box meter biasa terdapat
biaya beban abodemen kecuali pada tarif-tarif listrik tertentu dan sebagainya.
3. Kelebihan lainnya apabila konsumen menggunakan sistem voucher listrik ialah konsumen
terbebas dari petugas pencatat meteran yang kadangkala ‘nakal’.
4. Dan yang paling penting pelanggan bisa mengatur dan mengontrol penggunaan listrik agar
lebih efisien dalam sebulan.
Sedangkan kekurangannya jika batas pemakaianya sudah habis maka listrik akan padam seketika
tidak perduli waktu siang atau malam, sedang menggunakan listrik atau tidak, hal ini yang
menjadi pertimbangan para konsumen untuk mengganti cara pemakaian listrik dengan
menggunakan voucher listrik.
2.2.3 Perhitungan Tagihan Listrik
![Page 8: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/8.jpg)
Perlu kita ketahui bahwa perhitungan tagihan listrik dihitung dari banyaknya energi listrik yang
kita pakai dalam 1 bulan. Energi listrik yang kita dihitung dari banyaknya daya listrik yang kita
pakai dalam 1 bulan. Misalnya kita menggunakan peralatan listrik dengan daya 200 Watt, maka
perkiraan energi listrik yang kita pakai adalah 200 watt x 24 jam x 31 hari dan hasillnya kira-kira
148.800 watt jam.
2.2.4 contoh perhitungan tagihan listrik.
Berikut ini salah satu contoh perhitungan tagihan listrik Jika jumlah energi listrik yang kita pakai
adalah 148,8 kWh, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
1. Jika daya yang terpasang di rumah anda adalah 450 watt (VA), maka perhitungannya adalah:
Beban bulanan = Rp 10.000
Blok I (0 s/d 30 kWh) : 30 x Rp 169 = Rp 5.070
Blok II (31 s/d 60 kWh) : 30 x Rp 360 = Rp 10.800
Blok III (61 kHw ke atas: 148,8 - 60 kWh = 88,8 kWh = 88,8 x Rp 495 = Rp 43.956
Total = Beban Bulanan + Blok I + Blok II + Blok III = Rp 10.000 + Rp 5.070 + Rp 10.800 + Rp
43.956 = Rp 69.826,-
Total tagihan listrik Anda = Rp 69.826,- + PPn 10% = Rp 69.826 + Rp 6.983 = Rp 76.808,7 =
Rp 76.809,-
2. Jika daya yang terpasang di rumah anda adalah 900 watt (VA), maka perhitungannya adalah:
Beban bulanan = Rp 18.000
Blok I (0 s/d 20 kWh) : 30 x Rp 275 = Rp 5.500
Blok II (21 s/d 60 kWh) : 40 x Rp445 = Rp 17.800
Blok III (61 kHw ke atas: 148,8 - 60 kWh = 88,8 kWh = 88,8 x Rp 495 = Rp 43.956 Total =
Beban Bulanan + Blok I + Blok II + Blok III = Rp 18.000 + Rp 5.500 + Rp 17.800 + Rp 43.956
= Rp 85.256,-
Total tagihan listrik Anda = Rp 85.256,- + PPn 10% = Rp 85.256 + Rp 8.526 = Rp 93.781,7 =
Rp 93.782,-
3. Untuk daya 1300 watt (VA), pelanggan diberlakukan pemakaian minimum, yakni dalam 1
bulan minimum pemakaian adalah 52 kWh senilai Rp 41.080 + PPn 10%,-. Jika tidak sampai 52
kWh, maka tagihannya tetap Rp 41.080 + PPb 10%, jika pemakaian lebih dari 52 kWh, maka
energi yang terpakai dikalikan dengan Rp 790. Misalnya Energi yang terpakai adalah 148,8
![Page 9: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/9.jpg)
kWh, maka tagihan listrik anda adalah 148,8 x Rp 790 + PPn 10%= Rp 117.552,- + Rp 11.756,-
= Rp 129.307,-
4. Untuk daya 2200 watt (VA), pemakaian minimum adalah 88 kWh, atau senilai Rp 69.960,-
+ PPN 10% (88 x Rp 795 + PPn 10%)
2.2.5 Macam - Macam Merk KWH Meter.
Berikut ini bebrapa macam merk kWh meter yang yang di produksi oleh pabrik Indonesia dan
sudah di aplikasikan ke pelanggan – pelanggan PLN, diantaranya sebagai berikut :
1. ILATO
2. METBELOSA
3. FUJI DHARMA ELECTRIC
4. MELCOINDA
5. GLOMET
6. STAR METER
7. SMART METER
8. MEISYS
9. ITRON
10. ACTARIS METER
11. ENERFEN.S
12. SCHLUMBERGER
2.3 Pemeliharaan APP Pemakaian Listrik Pada Pelanggan
2.3.1 Pengertian Pemeliharaan APP
Dari tahun ke tahun bidang pemeliharaan kWh diperkirakan menempati kedudukan yang cukup
tinggi, baik dilihat dari fungsinya maupun dilihat dari anggaran biaya yang diperlukan. Keadaan
ini dapat terjadi karena system distribusi terus semakin padat dan berkembang.
Pada hakekatnya pemeliharaan merupakan suatu pekerjaan yang dimaksudkan untuk
mendapatkan jaminan bahwa suatu system/peralatan akan berfungsi secara optimal, umur
teknisnya meningkat dan aman baik bagi personil maupun bagi masyarakan umum.
2.3.2 Tujuan Pemeliharaan APP
![Page 10: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/10.jpg)
Menjaga agar peralatan/komponen dapat dioperasi-kan secara optimal berdasarkan
spesifikasinya sehingga sesuai dengan umur ekonomisnya.
a. Menjamin bahwa kWh meter tetap berfungsi dengan baik untuk menyalurkan energi listrik
dari pusat listrik sampai ke pelanggan.
b. Menjamin bahwa energi listrik yang diterima pelanggan selalu berada dalam tingkat
keandalan dan mutu yang baik.
c. Mendapatkan jaminan bahwa system/peralatan listrik atau kWh meter aman baik bagi
personil maupun bagi masyarakat umum.
d. Untuk mendapatkan efektivitas yang maksimum dengan memperkecil waktu tak jalan
peralatan sehingga ongkos operasi yang menyertai diperkecil.
e. Menjaga kondisi peralatan atau sistem dengan baik, sehingga kwalitas produksi atau
kwalitas kerja dapat dipertahankan.
f. Mempertahankan nilai atau harga diri peralatan atau system, dengan mencegah timbulnya
kerusakan kerusakan.
g. Untuk mempertahankan seluruh peralatan dengan efisiensi yang maximum.
2.3.3 Langkah-langkah Pemeliharaan Alat Pengukur Dan Pembatas (APP)
Berikut ini beberapa langkah cara pemeliharaan Alat Pengukur dan Pembatas dan beberapa unit
yang harus di pelihara.
1. Memelihara instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP) Elektromekanik fase satu dan fase
tiga.
a. Merencanakan dan menyiapkan pemeliharaan instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP)
Elektromekanik fase satu dan fase tiga.
1. Diagram pengawatan dan prinsip kerja sistem Alat Pengukur dan Pembatas (APP) yang
berkaitan dengan pelanggan dipahami sesuai standar pengawatan APP yang ditentukan oleh
perusahaan.
2. Alat kerja, alat K3 dan alat bantu disiapkan sesuai Standart Operasional (SOP) dalam
kondisi dapat bekerja dengan baik dan aman.
3. Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan
sesuai SOP.
4. Personil berwenang dihubungi untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan
![Page 11: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/11.jpg)
secara efektif dengan pihak terkait lainnya sesuai Standart Operasional (SOP).
5. Ketentuan dan Prosedur K3 dipahami sesuai standar yang berlaku.
b. Melaksanakan pemeliharaan instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP).
1. Pemeliharaan instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP) pengukuran langsung,
dilaksanakan sesuai Standart Operasional (SOP).
2. Pengawatan Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dicocokkan dengan diagram pengawatan
sesuai standar pengawatan.
3. Tap konektor dan terminasi kabel saluran masuk pelanggan diperiksa dan dikencangkan
sesuai Standart Operasional (SOP) dan standar pemeliharaan.
4. Mur/baut pada terminasi kotak Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dikencangkan sesuai
Standart Operasional (SOP) dan standar pemeliharaan.
5. Instalasi dan peralatan Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dibersihkan dari kotoran dan
debu sesuai standar pemeliharaan.
6. Pemeriksaan montase pengawatan sistem Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dari loss
kontak dilaksanakan sesuai dengan gambar standar pengawatan yang ditetapkan perusahaan.
7. Alat pembatas daya MCB/NH Fuse, dan lonceng waktu beban diperiksa sesuai dengan
spesifikasi teknik manufaktur dan Standart Operasional (SOP).
c. Pemeriksaan hasil Pemeliharaan Alat Pengukur dan Pembatas (APP).
1. Instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP) yang dipelihara diperiksa sesuai Standart
Operasional (SOP) dan standar pemeliharaan.
2. Urutan fase R, S, dan T pada terminal diperiksa sesuai Standart Operasional (SOP).
3. Putaran piringan kWh meter diperiksa arah putarannya, sesuai instruksi manual dan Standart
Operasional (SOP).
d. Membuat laporan.
1. Berita Acara pemeliharaan instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dan penyegelan
Alat Pengukur dan Pembatas (APP), dibuat dan ditandatangani sesuai Standart Operasional
(SOP) dan prosedur perusahaan.
2. Laporan pemeliharaan dibuat sesuai standar dan prosedur yang ditetapkan perusahaan.
![Page 12: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/12.jpg)
2. Memelihara instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP) elektronik fase satu.
a. Merencanakan dan menyiapkan pemeliharaan instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP)
elektronik fase satu.
1. Diagram pengawatan dan prinsip kerja sistem Alat Pengukur dan Pembatas (APP) yang
berkaitan dengan pelanggan dipahami sesuai standar pengawatan Alat Pengukur dan Pembatas
(APP) yang ditentukan perusahaan.
2. Pemeriksaan instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP) pelanggan dengan daya seperti
tarif dasar listrik tegangan rendah pengukuran langsung, dilaksanakan sesuai prosedur
pemeliharaan.
3. Alat kerja, alat K3 dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dalam kondisi dapat bekerja
dengan baik dan aman.
4. Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi telah dimengerti sesuai
Standart Operasional (SOP).
5. Personil berwenang dihubungi untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan
secara efektif dengan pihak terkait lainnya sesuai Standart Operasional (SOP).
6. Prosedur dan peraturan K3 dipahami sesuai standar yang berlaku.
b. Melaksanakan pemeliharaan instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP).
1. Pengawatan Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dicocokkan dengan diagram pengawatan
sesuai standar pengawatan.
2. Tap konektor dan terminasi kabel saluran masuk pelanggan diperiksa dan dikencang- kan
sesuai standar pemeliharaan.
3. Mur/baut pada terminasi kotak Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dikencangkan sesuai
prosedur dan standar pemeliharaan.
4. Pemeriksaan/identifikasi kelainan atau gangguan Alat Pengukur dan Pembatas (APP)
dilaksanakan sesuai dengan Standart Operasional (SOP).
5. Pemeriksaan montase pengawatan sistem Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dari loss
kontak dilaksanakan sesuai dengan gambar pengawatan standar yang ditetapkan perusahaan.
6. Instalasi dan peralatan Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dibersihkan darikotoran dan debu
![Page 13: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/13.jpg)
sesuai standar pemeliharaan.
7. Alat pembatas daya/relay, CT, PT dan lonceng waktu beban diperiksa sesuai dengan
a. karakteristik manufaktur dan standar perusahaan.
8. Pemeriksaan fungsi program melalui upload software sesuai Standart Operasional (SOP)
pemeliharaan.
c. Pemeriksaan hasil Pemeliharaan Alat Pengukur dan Pembatas (APP).
1. Instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP) yang dipelihara diperiksa sesuai Standart
Operasional (SOP) pemeliharaan.
2. Urutan fase R, S, dan T diperiksa sesuai standar operasi.
3. Tampilan digital diperiksa urutannya, sesuai standar pemasangan Alat Pengukur dan
Pembatas (APP) dan instruksi manual.
d. Membuat laporan.
1. Berita Acara pemeliharaan instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dan penyegelan
Alat Pengukur dan Pembatas (APP), dibuat dan ditandatangani sesuai prosedur perusahaan.
2. Laporan pemeliharaan dibuat sesuai standar dan prosedur yang ditetapkan perusahaan.
3. Mengganti instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP) elektromekanik fase satu atau fase
tiga.
a. Merencanakan dan menyiapkan penggantian instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP)
pengukuran langsung fase satu atau fase tiga.
1. Gambar pengawatan dan prinsip kerja sistem Alat Pengukur dan Pembatas (APP) yang
berkaitan dengan pelanggan dipahami sesuai standar pengawatan Alat Pengukur dan Pembatas
(APP) yang ditentukan oleh perusahaan.
2. Alat kerja, alat K3 dan alat bantu disiapkan sesuai Standart Operasional (SOP) dalam
kondisi dapat bekerja dengan baik dan aman.
3. Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan
sesuai Standart Operasional (SOP).
4. Personil berwenang dihubungi untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan
![Page 14: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/14.jpg)
secara efektif dengan pihak terkait lainnya sesuai Standart Operasional (SOP).
5. Ketentuan dan prosedur K3 dipahami sesuai standar yang berlaku.
b. Mengganti instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP).
1. Pemeriksaan tegangan pada saluran masuk pelanggan dilaksanakan sesuai Standart
Operasional (SOP) dan prosedur pemeliharaan.
2. Instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP) pelanggan diganti sesuai perintah/ dokumen
administrasi pelanggan tegangan rendah pengukuran langsung dan dilaksanakan sesuai Standart
Operasional (SOP) dan standar konstruksi.
3. Mur/baut pada terminasi kotak Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dikencangkan sesuai
Standart Operasional (SOP) dan standar pemeliharaan.
4. Tap konektor dan terminasi kabel saluran masuk pelanggan diperiksa dan dikencangkan
sesuai Standart Operasional (SOP) dan standar pemeliharaan.
5. Pemeriksaan montase pengawatan sistem Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dari loss
kontak dilaksanakan sesuai dengan gambar pengawatan standar yang ditetapkan perusahaan.
6. Alat pembatas daya dan lonceng waktu beban diperiksa sesuai dengan karakteristik
manufaktur dan standar perusahaan.
c. Memeriksa hasil penggantian Alat Pengukur dan Pembatas (APP).
1. Instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP) yang diganti diperiksa sesuai Standart
Operasional (SOP) pemeliharaan.
2. Urutan fase R, S, dan T diperiksa sesuai standar operasi.
3. Putaran piringan kWh meter diperiksa arah putarannya, sesuai instruksi manual dan Standart
Operasional (SOP).
d. Membuat laporan.
1. Berita Acara penggantian instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dan penyegelan Alat
Pengukur dan Pembatas (APP), dibuat dan ditandatangani sesuai Standart Operasional (SOP) dan
prosedur perusahaan.
2. Laporan penggantian dibuat sesuai standar dan prosedur yang ditetapkan perusahaan.
![Page 15: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/15.jpg)
4. Mengganti instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP) elektronik fase satu.
a. Merencanakan dan menyiapkan penggantian instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP)
pengukuran tidak langsung sisi tegangan rendah atau sisi tegangan menengah.
1. Gambar single line diagram pengawatan dan prinsip kerja sistem Alat Pengukur dan
Pembatas (APP) yang berkaitan dengan pelanggan dipahami sesuai standar pengawatan Alat
Pengukur dan Pembatas (APP) yang ditentukan perusahaan.
2. Alat kerja, alat K3 dan alat bantu disiapkan sesuai Standart Operasional (SOP) dalam
kondisi dapat bekerja dengan baik dan aman.
3. Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan
sesuai Standart Operasional (SOP).
4. Personil berwenang dihubungi untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan
secara efektif dengan pihak terkait lainnya sesuai Standart Operasional (SOP).
5. Ketentuan dan prosedur K3 dipahami sesuai standar yang berlaku.
b. Mengganti instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP).
1. Pemeriksaan tegangan pada saluran masuk pelanggan dilaksanakan sesuai SOP dan prosedur
pemeliharaan.
2. Instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP) pelanggan diganti sesuai perintah/ dokumen
administrasi pelanggan tegangan rendah pengukuran langsung dan dilaksanakan sesuai Standart
Operasional (SOP) dan standar konstruksi.
3. Mur/baut pada terminasi kotak Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dikencangkan sesuai
Standart Operasional (SOP) pemeliharaan.
4. Tap konektor dan terminasi kabel saluran masuk pelanggan diperiksa dan dikencangkan
sesuai Standart Operasional (SOP) dan standar pemeliharaan.
5. CT dan PT diperiksa sesuai Standart Operasional (SOP) dan standar batasan daya pada
dukomen pelanggan.
6. Pemeriksaan montase pengawatan sistem Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dari loss
kontak dilaksanakan sesuai dengan gambar pengawatan standar yang ditetapkan perusahaan.
7. Alat pembatas daya dan lonceng waktu beban diperiksa sesuai dengan karakteristik
manufaktur dan standar perusahaan.
![Page 16: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/16.jpg)
c. Memeriksa hasil pemeliharaan Alat Pengukur dan Pembatas (APP).
1. Instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP) yang dipelihara diperiksa sesuai Standart
Operasional (SOP) dan prosedur pemeliharaan.
2. Urutan fase R, S, dan T diperiksa sesuai standar operasi.
3. Putaran piringan kWh meter diperiksa arah putarannya, sesuai standar pemasangan Alat
Pengukur dan Pembatas (APP) dan instruksi manual.
4. Polaritas CT diperiksa sesuai instruksi manual.
d. Membuat laporan
1. Berita Acara penggantian instalasi Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dan penyegelan Alat
Pengukur dan Pembatas (APP), dibuat dan ditandatangani sesuai prosedur perusahaan.
2. Laporan penggantian dibuat sesuai formulir dan prosedur yang ditetapkan perusahaan.
2.3.4 Pemeriksaan visual
Ialah pemeriksaan terhadap meter, perlengkapan dan pengawatanya, apakah dalam keadaan baik,
rusak, cacat, posisi miring, baut kendor dan sebagainya.
“ Bila ada indikasi sepeti diatas, maka telah terjadi sesuatu pada meter tersebut, sehingga perlu
diadakan pemeriksaan lebih lanjut”.
2.3.5 Langkah pemasangan Alat Pengukur dan Pembatas (APP)
Persiapan :
1. Perintah kerja
2. APP yang akan dipasang
3. Peralatan kerja pemasangan APP
4. Bahan material pemasangan APP
5. Gambar pengawatan APP
6. Perlengkapan K3
Pemasangan :
1. Sambungan rumah
2. APP sesuai kontrak
3. Perlengkapan APP
4. kawat dan timah segel
![Page 17: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/17.jpg)
Laporan :
1. Membuat laporan pemasangan APP
2. Menanda tangani Berita acara pemasangan APP
2.4 Cara pemasangan kWh meter
Berikut ini adalah langkah atau cara / urutan pemasangan kWh meter pada pelanggan :
1. Tentukan tempat yang nyaman, terhindar dari tetesan air hujan dan cahaya matahari
langsung.
2. Setelah tempat telah ditentukan, pasanglah plat kWh pada dinding dengan menggunakan
paku yang telah di sediakan.
3. Lakukan pemasangan kWh meter pada plat yang telah disediakan dudukannya, jangan
memasang kWh terlalu rendah atau dapat dijangkau oleh anak – anak, dan jangan pula
memasang kWh terlalu tinggi, dikarenakan akan menyulitkan kepada petugas saat pengecekan
dan pemeriksaan nilai pada kWh meter.
4. Setelah kWh terpasang, bautlah kWh pada plat dengan baut yang telah disediakan, ini
bertujuan agar kWh tetap kuat dan tidak goyang.
5. Selanjutnya pilih kawat yang dari PLN antara Fasa dengan Netral, kawat fasa masuk ke
terminal 1, dan kawat netral masuk ke terminal 4.
6. Setelah itu pisahkan kwat yang dari dalam rumah (kawat instalasi rumah) antara fasa, netral,
dan hrd/ground. Biasanya kawat fasa berwarna putih, kawat netral berwarna biru, dan ground
berwarna kuning.
7. Untuk kawat keluaran dari terminal 2 masuk ke MCB dan keluaran MCB yaitu kawat fasa
atau putih.
8. Untuk kawat netral atau biru masuk ke terminal 5, dan kawat kuning disambung dengan
kawat pentanahan yang disebut sebagai kawat grounding atau HRD.
9. Setelah selesai perakitan kawat pada kWh, cek kembali agar tidak terjadi kesalahan atai hal
yang tidak diinginkan.
10. Jika pemasangan telah benar, tutuplah MCB agar terlindung dari gangguan. MCB siap
dihidupkan dan listrik telah tersambung.
11. Setiap selesai pemasangan kWh dan telah tersambung listrik ke dalam rumah, jangan lupa
untuk menyegel bagian luar tutup MCB, ini bertujuan agar tidak seorangpun bisa mengotak atik
![Page 18: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/18.jpg)
kWh meter kecuali petugas PLN.
2.5 Alat dan Bahan Penggantian kWh Meter Analog atau Prabayar
Berikut ini adalah alat – alat dan bahan yang harus di persiapkan saat akan melakukan
penggantian kWh meter di rumah peanggan, alat tersebut diantaranya :
1. Seperangkat kWh meter analog atau Prabayar.
2. Palu.
3. Tang potong dan tang kombinasi.
4. Obeng negative (-) dan obeng plus (+)
5. Taspen.
6. Tang segel.
7. Timah segel.
8. Kawat segel.
2.6 Macam – Macam kWh Yang Ada Di PT. PLN (Persero) Rayon Payakumbuh.
Di Indonesia yang berwenang untuk menyediakan energi listrik adalah perusahaan listrik negara
(PLN). Untuk mengetahui besaran energi listrik yang digunakan dibutuhkan sebuah alat yang
disebut kWh meter.
Pada umumnya kWh meter yang digunakan oleh PLN adalah kWh meter analog. Tetapi kWh ini
mempunyai kelemahan, salah satunya adalah dengan sistem pembayaran paskabayar, dapat
memungkinkan pelanggan menunggak tagihan listrik. Untuk mengatasi hal tersebut maka dibuat
sebuah kWh meter digital dengan sistem prabayar. Sehingga pelanggan harus membeli voucher
khusus untuk dapat menggunakan listrik dari PLN.
Berikut ini beberapa macan merk kWh meter yang di gunakan di PT. PLN (Persero) Rayon
Payakumbuh yang sudah terpasang pada pelanggan dan menjadi stock di gudang perusahaan
tersebut.
1. SMART METER (DDSY23S) 7. MEISYS (MP 200/201)
2. METBELOSA (OB91Z) 8. ILATO (IL97114)
3. FUJI DHARMA ELEKTRIK (FA14AIZ) 9. ENERFEN.S (A8CI)
4. GLOMET (GX-600) 10. START (DDSY23S)
![Page 19: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/19.jpg)
5. ITRON (351) 11.SCHLUMBERGER (A8C1)
6. MELCOINDA (MTS-101)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil data dan pengamatan ketika melakukan Praktek Lapangan Industri
yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat dari penggantian kWh meter analog macet maupun buram adalah :
a. Dapat mengurangi terjadinya susut jaringan.
b. Dapat mengurangi protes ketidak puasan pelanggan.
c. Meningkatkan mutu pelayanan pasokan tenaga listrik.
2. Untuk setiap penggantian kWh meter yang rusak tidak dikenakan biaya jika ada perintah atau
laporan dari perusahaan, dan sebaliknya jika pelanggan meminta untuk mengganti kWh meter
maka akan dikenakan biaya.
3. Jika dibandingkan antara penggunaan kWh meter mekanis dengan kWh meter prabayar,
ternya lebih ekonomis dan irit menggunakan kWh prabayar. Karena pada kWh meter prabayar
tidak ada pembayaran dana tunggakan dan denda, bahkan kWh meter tidak akan berputar angka
perhitungannya jika seluruh beban dimatikan.
4. Untuk setiap penggantian harus ada laporan kerusakan pada kWh meter dari pelanggan
ataupun dari petugas langsung. Jika tanpa ada laporan dari pelanggan atau petugas, maka
Perusahaan tidak dibenarkan untuk mengganti kWh tersebut.
5. Dengan menggunakan kWh prabayar pelanggan dapat mengontrol sendiri penggunaan listrik
yang telah ataupun yang akan kita pergunakan.
![Page 20: Document2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081715/5480c7d5b47959be258b4594/html5/thumbnails/20.jpg)
6. Dengan menggunakan kWh Meter Prabayar ini, pelanggan dapat membayar listrik tanpa harus
pergi ke loket pembayaran. Selain itu, pelanggan dapat memilih jumlah pulsa dengan nominal
yang berbeda sesuai dengan konsumsi daya yang dibutuhkan.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut:
1. Diadakanya penggantian kWh meter analog yang macet maupun yang buram agar tidak terjadi
susut energi.
2. Diadakanya penyuluhan di desa – desa agar penduduk desa juga ikut mengerti akan pentingan
listrik bagi kehidupan
3. Diadakanya pengecekan terhadap petugas pencatat meteran, agar mencatat meteran dengan
benar.
4. Untuk petugas pengecekan Kwh meter diharapkan memberikan skat atau denah rumah dengan
jelas, agar petugas pengganti kWh tidak kebingungan mencari lokasi tersebut.
5. Ketika mempelajari kWh Meter Prabayar terdapat sedikit kesulitan, dalam mengetahui cara
kerja dari kWh Meter Prabayar tersebut. Oleh karena itu, penulis menyayangkan tidak dapat
mempelajari kWh Meter Prabayar ini lebih dalam lagi. kWh Meter Prabayar ini sangat baik
digunakan untuk efektifitas dan efisiensi penggunaan listrik maupun anggaran rumah-tangga,
untuk itu penulis sarankan bagi para konsumen agar menggunakan kWh