210784215-laporan-kasus-ii-kejang-demam.doc

11
BAB I LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama : An. M Usia : 1 tahun 11 bulan Jenis Kelamin : Laki-laki Nama Orangtua : Tn. A Alamat : Jl. T ANAMNESA Keluhan utama : Kejang ± 10 menit sebelum masuk RS. Keluhan tambahan : Kejang, demam, pilek, batuk, dan muntah Riwayat penyakit sekarang Os datang dengan kejang yang kedua dari ± 10 menit yang lalu sebelum masuk RS. Kejang yang pertama didapat ± 1 jam yang lalu SMRS. Kejang seluruh tubuh, mata melotot. Demam (+) sejak 1 hari SMRS. Sebelumnya Os muntah 3 x SMRS, muntah nasi dan air. Batuk (+) kering dan pilek sejak 2 hari yang lalu. BAB dan BAK lancar. Riwayat penyakit dahulu: - Disangkal Riwayat penyakit keluarga 1

Upload: beard-beard

Post on 14-Sep-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

LAPORAN KASUSIDENTITAS PASIEN

Nama

:An. MUsia

:1 tahun 11 bulanJenis Kelamin

:Laki-lakiNama Orangtua:Tn. AAlamat

:Jl. TANAMNESA

Keluhan utama

:Kejang 10 menit sebelum masuk RS.Keluhan tambahan:Kejang, demam, pilek, batuk, dan muntahRiwayat penyakit sekarang

Os datang dengan kejang yang kedua dari 10 menit yang lalu sebelum masuk RS. Kejang yang pertama didapat 1 jam yang lalu SMRS. Kejang seluruh tubuh, mata melotot. Demam (+) sejak 1 hari SMRS. Sebelumnya Os muntah 3 x SMRS, muntah nasi dan air. Batuk (+) kering dan pilek sejak 2 hari yang lalu. BAB dan BAK lancar. Riwayat penyakit dahulu: DisangkalRiwayat penyakit keluarga DisangkalRiwayat Pengobatan

Paracetamol 3x 1 cthRiwayat kehamilan ibu

ANC rutin ke bidan

Tidak pernah sakit selama hamilRiwayat kelahiran

Lahir dengan persalinan spontan normal dibantu bidan, lahir tunggal, langsung menangis, cukup bulan, tidak ada cacat kongenital, BBL 2800 gram PBL 51 cmRiwayat makanan

Minum ASI 0 bulan sampai sekarang

Makanan tambahan nasi + sayurKesan : Makanan sesuai usiaRiwayat pertumbuhan

- BB

: 14 kg- TB

: 86 cm

- Status Gizi:

BB/U

: 11/12,4 x 100% = 77%

(Gizi Baik)

TB/U

: 86/97 x 100% = 88%

(Tinggi Normal)

BB/TB :11/12,2 x 100% = 90%

(Gizi Baik)Kesimpulan : Status Gizi Baik Riwayat perkembangan

Tengkurap umur 5 bulan Duduk umur 8 bulan Berdiri umur 12 bulan Berjalan umur 17 bulan Berbicara umur 19 bulan Kesan: tidak ada gangguan tumbuh kembang Riwayat Imunisasi

BCG

Hepatitis B

DPT

Polio Campak

Kesan : Imunisasi dasar lengkapRiwayat Alergi DisangkalRiwayat Psikososial

Ayah Merokok (+)PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum: Tampak Sakit sedang

Kesadaran

: Compos mentis

Tanda Vital

- Suhu

: 38.7 C

- Nadi

: 88 x/mnt

- Pernapasan: 27 x/mnt Status Generalis

Kepala :Normocephal , Rambut tidak mudah dicabut, distribusi merata

Mata:Konjungtiva anemis (-/-), konjungtiva hiperemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks pupil (+), d 3 mm, isokor kanan-kiri. Eksoftalmos dan enoftalmos (-), edema palpebra (-), pergerakan mata kesegala arah baikKGB: Tidak ada pembesaran KGB (-/-), nyeri tekan (-)Hidung: Deviasi septum (-), sekret (+/+), darah (-/-), nyeri tekan (-), hidung bagian luar tidak ada kelainan, pernapasan cuping hidung (-).Telinga:Normotia, nyeri tekan (-/-), serumen (+/+), darah (-/-), pendengaran baikMulut:Bibir kering (+), stomatitis (-), gigi geligi lengkap, gusi berdarah (-), faring hiperemis (-), T1/T1

Leher:Pembesaran KGB (-), massa (-)Dada:Normochest simetrisParuInspeksi:simetris dextra-sinistra, tidak ada bagian dada yang tertinggal saat bernapas, retraksi dinding dada (-), scar (-), otot bantu pernapasan (-)

Palpasi :simetris, vocal fremitus sama dextra-sinistra, tidak ada bagian dada yang tertinggal saat bernapas, nyeri tekan (-)

Perkusi : sonor pada semua lapang paru, batas sonor-pekak setinggi ICS 6 linea midclavicularis dextra

Auskultasi :suara napas vesikuler (+/+), lendir (-/-), ronkhi (-/-), wheezing(-/-)

JantungInspeksi:ictus cordis terlihat

Palpasi:ictus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicularis sinistra

Perkusi: batas jantung relatif dalam batas normalAuskultasi : bunyi jantung I dan II regular, bising jantung (-)AbdomenInspeksi: Datar, setinggi dada Auskultasi : Bising usus (+) normalPalpasi

: Supel (+), distensi (-), turgor kulit cepat kembali

Perkusi

: Timpani pada 4 kuadran abdomen (+)Genitalia:phimosis (-)Anus dan rektum: tidak ada keluhan

Extremitas

Atas:akral hangat, peteki (-/-), udem (-/-), pucat (-),RCT < 2 detikBawah:akral hangat, peteki (-/-), udem (-/-), pucat (-), RCT < 2 detik, nadi kuat angkatStatus Neurologis

TRM : Negatif (-)

Refleks fisiologis : Positif (+)

Refleks Patologis : Negatif (-)

Tonus otot : Normal

Motorik : gerakan volunter (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah Lengkap WBC: 8.8 /l RBC: 5.31 /ul PLT: 301 /ul HB: 14 gr/dl HCT: 45.0 %GDS: 180

RESUMEPasien datang dengan kejang yang ke 2 10 menit SMRS, kejang seluruh tubuh, mata melotot. Demam (+) sejak 1 hari SMRS. Muntah 3 x SMRS, muntah nasi dan air. Batuk (+) kering dan pilek sejak 2 hari yang lalu. BAB dan BAK lancar. Tidak ada riwayat kejang sebelumnya dan sudah minum parasetamol.

Diagnosa Kerja Kejang demam sederhana e.c ISPATatalaksana Stesolid supp 5 mg (Pasien langsung menangis dan KU membaik) IVFD RL 15 tpm

10 x 100 ml/cc = 1000 ml

1 x 50 ml/cc = 500 ml

1500 cc/24 jam -> 1500 x 15/24 x 60 = 15 tpm Cefotaxime 2 x 500 mg

PEMBAHASANPada pasien ini kejang disebabkan demam (suhu di atas 38,4oC per rektal), tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit akut (proses ekstrakranial), terjadi pada anak berusia di atas 1 bulan, tanpa riwayat kejang tanpa demam sebelumnya.

Secara patogenesis pada orang kejang, sel dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari permukaan dalam (lipid) dan permukaan luar (ion). Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dengan mudah dilalui oleh ion Kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion Natrium (Na+) dan elektrolit lainnya kecuali Klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi ion K dalam sel neuron tinggi dan ion Na rendah. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan luar sel maka terdapat potensial membran sel neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K-ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel.Keseimbangan potensial membran ini dapat dirubah oleh adanya:

a. Perubahan konsentrasi ion di ekstraseluler.

b. Rangsangan mendadak berupa mekanis, kimiawi, atau aliran listrik dari sekitarnya.

c. Perubahan patofisiologi dari membran sendiri dari penyakit atau keturunan.

Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1oC akan menaikan metabolisme basal 10-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada seorang anak berusia 3 tahun, sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh, dibandingkan orang dewasa yang hanya 15%. Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu, dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron,dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi ion K maupun Na melalui membran. Perpindahan ini mengakibatkan lepas muatan listrik yang besar, sehingga meluas ke membran sel lain melalui neurotransmitter, dan terjadilah kejang.

Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38oC. Pada anak dengan ambang kejang yang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 40oC. Terulangnya kejang demam lebih sering terjadi pada anak dengan ambang kejang yang rendah, sehingga dalam

Kriteria pada Kejangpada pasien ini ada tergolog Kejang Demam Kompleks (Complex Febrile Seizure)

- Kejang lama.

- Durasi lebih dari 15 menit.

- Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsia.

- Berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam.- Status neurologis (+)Untuk penatalaksanaannya sesuai dengan Algoritma Penghentian Kejang Demam :Bila kejang berhenti dapat diberikan terapi profilaksis intermitten atau rumatan berupa2:

a. Antipiretik. Berupa parasetamol 10-15mg/kgBB/hari tiap 4-6 jam.

b. Antikejang berupa diazepam oral 0,3mg/kgBB tiap 8 jam saat demam atau diazepam rektal 0,5mg/kgBB tiap 12 jam.

c. Pengobatan jangka panjang selama 1 tahun dapat dipertimbangkan pada kejang demam kompleks dengan faktor resiko. Obat yang digunakan adalah Fenobarbital 3-5mg/kgBB/hari atau asam valproat 15-40mg/kgBB/hari.Pemberian obat rumatan, bila kejang demam menunjukkan ciri sebagai berikut :

Kejang lama > 15 menit

Kejang fokal

Ditemukan kelaianan neurologis setelah kejang

Pengobatan rumatan dipertimbangkan bila :

Kejang berulang 2 kali atau lebih dari 24 jam

Kejang demam terjadi pada bayi < 12 bulan

Kejang demam > 4 kali pertahunPrognosisnya Kejang demam dapat berulang di kemudian hari atau dapat berkembang menjadi epilepsi di kemudian hari.

1