210570074-fibroadenoma

25
Tugas Kelompok Askeb Lanjut II FIBROADENOMA MAMMAE Dosen Pengampu : Yani Widyastuti, M.Keb. Disusun Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah Askeb Lanjut II Program Studi D IV Kebidanan Klinik Disusun Oleh : Adinda Oktaviani P07124212035 Dedeh Supriatin P07124212036 Dwi Agmasari P07124212037 Dwi Ariyani P07124212038 Dwi Setianna P07124212039 Dyah Ayu S P07124212040 Dyah Kartika Sari P07124212041 Evita Ratih D P07124212042 F. Surayniwati P07124212043

Upload: drekka-hanibal-putra

Post on 02-Sep-2015

224 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

hfghjh

TRANSCRIPT

Tugas Kelompok Askeb Lanjut IIFIBROADENOMA MAMMAEDosen Pengampu : Yani Widyastuti, M.Keb.Disusun Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah Askeb Lanjut II

Program Studi D IV Kebidanan Klinik

Disusun Oleh :

Adinda OktavianiP07124212035

Dedeh SupriatinP07124212036

Dwi Agmasari

P07124212037

Dwi Ariyani

P07124212038

Dwi Setianna

P07124212039

Dyah Ayu S

P07124212040

Dyah Kartika SariP07124212041

Evita Ratih D

P07124212042

F. Surayniwati

P07124212043KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEBIDANANTAHUN 2013

FIBROADENOMA MAMMAEA. PengertianFibroadenoma adalah suatu kelainan yang merupakan tumor jinak dan banyak ditemukan pada payudara, yaitu sebesar 45,28% - 50% dari semua kasus kelainan pada payudara. Fibroadenoma Mammae (FAM) adalah suatu kelainan struktur anatomis yang disebabkan oleh tumbuhnya (proliferasi) jaringan atau neoplasma jinak yang terdapat pada payudara dengan konsistensi padat, kenyal, dapat digerakkan (mobile), bentuk bulat atau lonjong, dan berbatas tegas. Biasanya tumor ini muncul pada masa remaja atau dibawah 25 tahun. FAM jarang muncul pada usia menopause, walaupun pada beberapa kasus ditemukan pada masa posmenopause. Fibroadenoma sendiri memiliki resiko sangat kecil untuk berkembang menjadi kanker payudara, karena kebanyakan tipe fibroadenoma merupakan pertumbuhan payudara yang jinak. Ukurannya bervariasi mulai dari 1 cm hingga lebih dari 5 cm. Tumor ini responsif terhadap perubahan hormonal sehingga ukuran nya dapat berubah-ubah selama kehamilan dan siklus menstruasi. FAM biasanya tidak terasa nyeri, tetapi terkadang terasa nyeri pada saat awal periode menstruasi. Fibroadenoma sendiri memiliki peluang yang kecil untuk berkembang menjadi kanker payudara, kebanyakan tipe fibroadenoma merupakan tumor payudara yang jinak.

B. Etiologi Fibroadenoma

Penyebab FAM belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa yang mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain :

1. Pengaruh hormone (estrogen dominan)

2. Genetik atau adanya riwayat penyakit tumor pada keluarga

3. Usia menarche dini

4. Nulipara

5. Tidak menyusui

6. Pemakaian alat kontrasepsi hormonal dalam waktu lama ( 7 tahun)

7. Konsumsi alcohol dan obesitas

8. Menopause terlambat (pada usia lebih dari 55 tahun)

C. Histopatologi Fibroadenoma

Fibroadenoma adalah tumor jinak dimana terjadi proliferasi berlebih atau perubahan hiperplastik pada unit duktus terminal. Pertumbuhan ini dianggap sebagai aberasi dari pertumbuhan normal kelenjar payudara, sehingga akan tampak tumor yang membentuk lobus-lobus hal ini dikarenakan terjadi gangguan pada nukleus sel yang menyebabkan sel kehilangan fungsi diferensiasi yang disebut anaplasia. Tumor dapat terjadi karena mutasi dalam DNA sel. Biasanya tumor ini dapat beregresi sekitar 10% per tahun dan kebanyakan berhenti membesar setelah mencapai ukuran 2-3 cm.

Fibroadenoma dapat involusi pada wanita postmenopause, dengan diikuti kalsifikasi. Disisi lain, fibroadenoma juga dapat tumbuh membesar dengan cepat selama kehamilan, terapi sulih hormon, atau pemakaian alat kontrasepsi hormonal. Nyeri pada payudara disebabkan karena ukuran dan tempat pertumbuhan fibroadenoma mamae. Untuk mengetahui apakah tumor itu ganas atau tidak tumor yang sudah diambil akan dibawa ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

D. Jenis FibroadenomaSemua fibroadenoma terdiri dari sel glandula dan jaringan penyambung, atau sel struma.1. Simpel FibroadenomaFibroadenoma yang biasanya banyak ditemukan pada wanita muda. Tumor jinak yang tumbuh dengan cepat dan ukurannya 1-3 cm. tumor jenis ini sembuh dengan eksisi atau akan menghilang dengan sendirinya. Tumor jenis ini memiliki peluang yang kecil untuk berkembang menjadi kanker payudara.

2. Giant FibroadenomaGiant Fibroadenoma memiliki diameter lebih dari 5 cm atau panjangnya mencapai 3 inchi. Tumor jenis ini tumbuh dengan cepat (excessive growth) dari ductus dan lobules pada jaringan payudara.

E. Manifestasi Klinik

Fibroadenoma teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol-benjol, dengan simpai licin dan konsistensi padat kenyal. Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan kesana-kemari. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri, tetapi terkadang dirasakan nyeri bila mendekati periode awal menstruasi. Fibroadenoma dapat tumbuh multipel. Pada masa remaja fibroadenoma bisa menjadi ukuran yang besar. Pertumbuhan bisa sangat cepat sekali pada masa kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, atau saat rangsangan hormon estrogen meninggi.Pada pemeriksaan klinis (biasanya pada palpasi teraba benjolan), fibroadenoma berbentuk oval, mobile (tidak terfiksasi pada basalnya), berbatas tegas, ukuran diameternya bervariasi kurang lebih 1 sampai 5 cm. Seringkali tumor dihilangkan dengan operasi ketika berukuran 2-4 cm. Melalui pemeriksaan mikroskopik fibroadenoma mammae akan terlihat. F. Diagnosis Banding

1. Kanker payudara

Kanker payudara adalah tipe kanker yang paling sering pada wanita, dan penyebab kedua kematian. Gejala dan tanda yang ditemukan : teraba gumpalan, tarikan puting, puting inlamasi, pembesaran payudara, payudara mengeras, nyeri pada tulang sekitar massa dan punggung, pembesaran KGB diatas clavicula, di sekitar axiila, dan kelenjar getah bening di mediastinum.

2. Penyakit fibrosistik payudara

Kondisi seperti ini mengarah kepembentukan kista kecil (biasanya multple) dan jaringan abnormal disekitar payudara. Kista adalah jinak, biasanya terjadi pada wanita 30 50 tahun. Gejala dan tanda yang ditemukan : mungkin tidak ada, nyeri dada, tarikan papil, nyeri biasanya naik turun seiring siklus menstruasi.G. Penatalaksanaan Fibroadenoma

Untuk mendiagnosis adanya FAM, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut antara lain :

1. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk menemukan adanya FAM meliputi :

a. Inspeksi

Identifikasi bentuk, kesimetrisan, kontur, warna pada permukaan kulit payudara, dan adanya retraksi payudara atau puting.

b. Palpasi

Identifikasi adanya nyeri, massa atau benjolan, dan pengeluaran pada puting (nipple discharge)

2. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain :

a. Mammografi

Mammografi digunakan untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 tahun atau 70 tahun. Pemeriksaan mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang relative sedikit.pada mammografi, keganasan dapat memberi tanda-tandai primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign (Stelata), adanya perbedaan yang nyata antara ukuran klinis dan radiologis, adanya mikroklasifikasi, adanya spikulae, dan distensi pada struktur arsitektur payudara. Tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, perubahan posisi papilla, dan aerola, adanya bridge of tumor, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur, infiltrasi dalam jaringan lunakdibelakang mammae, dan adanya metastasis ke kelenjar.

b. Ultrasonography (USG)

Untuk mendeteksi daerah padat pada payudara usia muda karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik jika menggunakan mammografi. Pemeriksaanini hanya membedakan antara lesi atau tumor yang solid dan kistik. Pemeriksaan gabungan antara USG dan mammografi memberikan ketepatan diagnostic yang lebih tinggi.

c. Aspirasi

Mengambil kandungan breast yang menggunakan fire needle aspiration cytology (FNAC). Pada FNAC akan diambil sel dari fibroadenoma mammae dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut akan diperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma dan hasil pengambilan akan dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa dibawah mikroskop.

d. Thermography

Merupakan teknik mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal dari payudara dengan amenggunakan sinar infra merah.

e. Biopsi Payudara

Untuk mendapatkan diagnosis pasti dapat dilakukan dengan pemeriksaan histopatologi. Biopsy merupakan suatu cara untuk meyakinkan apakah tumor jinak atau tidak, berbahaya atau tidak, berbahaya dengan mengambil jaringan dari penderita secara bedah untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis.

f. Eksterfasi FAM

Merupakan suatu tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mpengangkatan tumor yang terdapat pada mammae atau payudara. Dimana tumor ini sifatnya masih jinak namun jika dibiarkan maka akan terjadi penambahan massa tumor. Terapi dari fibroadenoma mammae dengan oprasi pengangkatan tumor ini tidak akan merubah bentuk payudara tetapi hanya akan meninggalkan jaringan parut yang nantinya akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan.

Gambar . Early and locally advanced breast cancer overviewH. Prognosis Fibroadenoma

Perempuan dengan fibroadenoma memiliki resiko sedikit lebih tinggi untuk mendapatkan kaker payudara daripada perempuan yang lain. Pada kasus yang jarang, sel-sel ganas dapat ditemukan pada bipsy sample fibroadenoma. Fibroadenoma biasanya tidak dapat tumbuh pada tempat yang sama. Jika ada masa yang tertinggal, pengangkatan mungkin dibutuhkan nantinya, jika terjadi perubahan, pertumbuhan, ataupun tetap.

I. Deteksi Dini Fibroadenoma

Deteksi dini untuk mengetahui risiko terjadinya fibroadenoma bisa melalui pemeriksaan payudara secara sederhana dengan visual dan palpasi. Pemeriksaan ini sering disebut dengan pemeriksaan payudara sendiri ( SADARI). SADARI merupakan langkah awal untuk mengetahui apakah menderita tumor atau kanker payudara atau tidak. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan sejak usia 20 tahun guna menghindarkan wanita dari kelainan-kelainan pada payudara sedini mungkin dengan mengenal payudara sendiri serta melakukan pemeriksaan payudara sendiri.Langkah-langkah sadari :

1. Klien menghadap ke cermin dengan kedua payudara terbuka tanpa menggunakan pakaian atas. Jaga privasi klien.

2. Ajarkan klien untuk menilai kontur, tekstur kulit, dan bentuk payudara dari sisi depan, samping kanan dan kiri. Adakah kelaian bentuk seperti benjolan atau massa pada kedua payudara tersebut.

3. Pada inspeksi nilai juga epitelium puting susu apakah ada erosi, ulcerasi, penebalan, atau kasar seperti gambaran kulit jeruk.

4. Ajarkan klien untuk menopang salah satu lengan kearah belakang kepala. Mulai palpasi dari aksila tersebut dengan ujung jari menekan kearah anterior untuk meraba nodus pectoralis, kearah posterior untuk nodus subsskapula, disepanjang lengan atas untuk nodus brachialis, dan ke dalam bagian tengah untuk nodus aksila pusat.5. Lakukan prosedur diatas untuk aksila disisi berlawanan. Prosedur ini juga bias dilakukan dengan cara berbaring. 6. Pada posisi diatas lakukan juga palpasi pada bagian payudara dengan gerakan lembut dengan tujuan untuk indentifikasi lesi pada jaringan lunak pada payudara hanya bias diketahui bila dilakukan dengan perabaan yang lunak. Palpasi dengan gerakan memutar yang mengompresi jaringan payudara melawan dinding dada.

7. Apabila pada klien ditemukan massa padat atau nyeri tekan pada suatu area, maka mulailah pemeriksaan pada sisi payudara lainnya sesuai dengan area yang sama. Dengan memulai pada payudara disisi yang berlawanan dapat mengurangi kemungkinan terlewatinya temuan lain karena pemeriksaan hanya berfokus pada penyakit yang sudah jelas, jika ada. Tindakan ini juga memfasilitasi pemeriksa untuk dapat membedakan jaringan payudara yang normal dari yang abnormal jika sejak awal sudah meraba jaringan payudaranya normal.

8. Palpasi bias dilakukan dengan metode :

a. Radial, yaitu gerakan memutar searah jarum jam dimulai dari batas luar atas payudara berakhir di bawah puting susu

b. Wheel-spoke , yaitu gerakan dimulai dari batas luar atas payudara kearah areola dengan searah garis lurus, bergeser searah jarum jam.c. Melintang (transfering), yaitu gerakan membagi payudara menjadi dua , yaitu setengah medial dan lateral. Mulailah dengan setengah bagian medial setinggi klavikula kearah garis melintang parallel dari garis putting ke sternum, lalu turun ke arah tepi kaudal payudara.9. Prinsip palpasi payudara yaitu menghindari trauma akibat nyeri atau timbul memar apabila pemeriksaan dilakukan secara kasar. Sehingga sebaiknya pemeriksaan dilakukan selembut mungkin dan menjaga kenyamanan pasien.

10. Yang perlu diperhatikan : Teraba benjolan, penebalan kulit, perubahan ukuran dan bentuk pada payudara, pengerutan kulit, keluar cairan dari puting susu, penarikan puting susu, nyeri, pembengkakan lengan atas, teraba benjolan pada ketiak atau di leher.

11. Jika menemukan kelainan-kelainan seperti yang telah disebutkan di atas atau terasa ada perubahan dibandingkan dengan keadaan pada bulan sebelumnya, maka segera periksakan diri ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. 12. Bagi wanita yang masih haid, pemeriksaan dilakukan setelah selesai haid. Bila sudah menopause, SADARI dilakukan setiap tanggal tertentu yang mudah diingat, misalnya setiap tanggal 1 atau setiap tanggal kelahiran.J. Wewenang BidanKewenangan bidan di peraturan menteri kesehatan republik indonesi nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan :1. Pasal 9 : Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk membrikan pelayanan yang meliputi : pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.2. Pasal 10 :

a. 2.fpelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan,b. 3.hpenyuluhan dan konseling.3. Pasal 11 : 2.fpemberian konseling dan penyuluhan.4. Pasal 12 : Bidan dalm memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf c berwenang untuk : memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.5. Pasal 13 : Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, pasal 11, dan pasal 12, bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan meliputi : Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap infeksi menular seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan yang dilatih untuk itu.6. Evidence Based

1. Decrease in all-cause mortality for women with no family history of breast cancer who formally used HRT for up to 5 years, RR 0.86 (CI 0.76-0.97). For those with family history of breast cancer, there was a reduction in risk for former use HRT up to 5 years, RR 0.71 (CI 0.51-0.98), or current use for up to 5 years 0.24 (CI 0.06-0.97) (NZHTA - II a).2. Women taking combined oral contraceptive have small increased risk of breast cancer in 10 years after stopping (NZHTA - I a).

3. Increase in risk of breast cancer with use of calcium channel blockers, HR 2.57 (CI 1.47-4.49) HR 2.91 (CI 1.41-6.00) compared with other anti-hypertensives (NZHTA - II a).4. Greater the years of drinking alcohol up to 40 years, 1.48 (CI 1.13-1.93), the greater the risk. Intensity of drinking may be more important than duration (NZHTA - II a).

5. Ever active smokers 1-9 cig/day OR 2.2 (CI 1-4.4), 10-19/d 2.7 (CI 1.4-5.4), 20+/d 4.6 (CI 2.2-9.7). Passive smokers 2hrs/d for 25 years, 3.2 (CI 1.6-6.3) (NZHTA - II a).6. Investigation of women with a breast lump starts with clinical history, physical exam and usually mammography (NZHTA Level IV).

7. The physical examination should aim to identify any features that may distinguish malignant from benign lumps including Pagets-like lesions of the nipple which usually indicate breast cancer while smooth well-demarcated tumors are usually benign (NZHTA Level IV).8. Preliminary results suggest that there was no significant difference in breast cancer mortality between the group given a series of intensive self examination instructions and the control group (NZHTA Level I).9. OR=2.2 (CI 1.30-3.71, p=0.003) for death from breast cancer or development of metastases for women who omitted any component of a standard breast self examination (NZHTA Level II a).

10. No significant differences were found between women who had performed BSE and those who had not. Only a small proportion of women (7.6%) had found their carcinoma by BSE and no survival advantage was found for these women (NZHTA Level II a).

11. All arms found a significantly increased frequency of BSE (p