21 - untb.ac.iduntb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/5_pencapaian... · 2016 tahun 2017 tahun 2018...

5
ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 21 http://www.untb.ac.id/Desember-2019/ Volume 5, No. 4, Desember 2019 PENCAPAIAN DESA ODF MELALUI STRATEGI GESA JAGAT DI DESA HIJRAH KECAMATAN LAPE KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2017 Oleh : Faridah Sanitarian Penyelia Puskesmas Lape Abstrak : Kondisi Kesehatan Indonesia masih didominasi oleh penyakit berbasis lingkungan khususnya penyakit yang dibawa oleh air (water borne diseases), seperti DBD (Demam Berdarah Dengue), diare dan kecacingan. Penyebab utama tingginya penyakit tersebut adalah perilaku hidup yang belum bersih dan sehat, terutama masih banyak masyarakat yang buang air besar di tempat terbuka, seperti di kebun, sungai, dan sebagainya. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 mengamanatkan agar terciptanya suatu kondisi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di suatu komunitas. Kajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pencapaian desa ODF melalui strategi Gesa Jagat di Desa Hijrah Kecamatan Lape Tahun 2017. Desa Hijrah adalah desa yang paling rendah akses jamban dan yang paling tinggi kasus diare diantara 4 desa yang ada di kecamatan Lape. Puskesmas Kecamatan Lape telah membuat inovasi melalui kerja sama lintas program, lintas sektor dan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) yang ada di Desa Hijrah dalam pengadaan jamban dengan stimulan yang berupa closet dan semen. Strategi ini disebut GESA JAGAT (Gerakan Sadar Jamban Keluarga Melalui Zakat). Metode yang digunakan dalam kajian adalah deskriftif kuantitatif dengan sampel total sampling yaitu sebesar 821 KK. Kajian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Desember Tahun 2017 Hasil menunjukkan terjadi peningkatan akses jamban di Desa Hijrah yaitu dari 76,5% menjadi 100%. jumlah jamban yang terbangun dari dana zakat sebesar 122 unit dan 127 unit swadaya masyarakat. Desa hijrah sudah ODF (Open Defication Free) pada tahun 2017. Diharapkan Gesa Jagat ini bisa diterapkan di desa lain agar menjadi kecamatan ODF. Kata kunci : UPZ, ODF, Jamban, STBM, Gesa Jagat PENDAHULUAN Kondisi Kesehatan Indonesia masih didominasi oleh penyakit berbasis lingkungan khususnya penyakit yang dibawa oleh air (water borne diseases), seperti DBD, diare dan kecacingan. Penyebab utama tingginya penyakit tersebut adalah perilaku hidup yang belum bersih dan sehat, terutama masih banyak masyarakat yang buang air besar di tempat terbuka (open defecation), seperti di kebun, sungai, dan sebagainya. (Depkes RI, 2008) Upaya-upaya peningkatan cakupan jamban yang telah dilakukan bertahun-tahun melalui berbagai proyek dan pendekatan, tetapi belum memberikan hasil yang signifikan dengan besarnya biaya yang telah dikeluarkan. Tolok ukur yang digunakan dalam pelaksanaan program-program adalah peningkatan jumlah jamban yang dibangun. Namun demikian, pada kenyataannya belum mampu menurunkan prevalensi penyakit berbasis lingkungan, karena banyak masyarakat yang tetap buang air besar di tempat terbuka. Kementerian Kesehatan khususnya Direktorat Penyehatan Lingkungan mengembangkan teknik pendekatan perilaku hidup bersih dan sehat, yaitu dengan pendekatan Community Led Total Sanitation (CLTS) atau istilah lain adalah Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Pendekatan STBM ini menitikberatkan kepada fasilitasi atas suatu proses untuk menyemangati serta memberdayakan masyarakat setempat untuk tidak buang air besar di tempat terbuka serta membangun dan menggunakan jamban atas kemauan sendiri tanpa subsidi dari luar. Melalui pendekatan STBM anggota masyarakat diajak menganalisis masalah sekaligus mencari solusinya sendiri. (Kemenkes RI, 2014) Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 mengamanatkan agar terciptanya suatu kondisi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di suatu komunitas. Ada lima pilar dalam STBM yaitu : 1) Tidak buang air besar sembarangan (BABS), 2) Mencuci tangan pakai sabun (CTPS), 3) Mengelola air minum dan makanan yang aman (PAM-RT), 4) Mengelola sampah dengan benar (PS), 5) Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman (SPAL). Cakupan jamban di Provinsi NTB sebesar 87.89% sedangkan Kabupaten Sumbawa sebesar 82,36% (www.stbm.indonesia.orgmonev). Masalah kesehatan lingkungan yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak memadai baik kualitas maupun kuantitas serta perilaku hidup

Upload: others

Post on 01-Feb-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 21 - untb.ac.iduntb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/5_PENCAPAIAN... · 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 1. Lape 224 130 127 2. Dete 146 101 98 3. Lab. Kuris 109 77 69 4. Hijrah 242 230

ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 21

http://www.untb.ac.id/Desember-2019/ Volume 5, No. 4, Desember 2019

PENCAPAIAN DESA ODF MELALUI STRATEGI GESA JAGAT DI DESA HIJRAHKECAMATAN LAPE KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2017

Oleh :

FaridahSanitarian Penyelia Puskesmas Lape

Abstrak : Kondisi Kesehatan Indonesia masih didominasi oleh penyakit berbasis lingkungan khususnyapenyakit yang dibawa oleh air (water borne diseases), seperti DBD (Demam Berdarah Dengue), diare dankecacingan. Penyebab utama tingginya penyakit tersebut adalah perilaku hidup yang belum bersih dansehat, terutama masih banyak masyarakat yang buang air besar di tempat terbuka, seperti di kebun, sungai,dan sebagainya. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014mengamanatkan agar terciptanya suatu kondisi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di suatu komunitas.Kajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pencapaian desa ODF melalui strategi GesaJagat di Desa Hijrah Kecamatan Lape Tahun 2017. Desa Hijrah adalah desa yang paling rendah aksesjamban dan yang paling tinggi kasus diare diantara 4 desa yang ada di kecamatan Lape. PuskesmasKecamatan Lape telah membuat inovasi melalui kerja sama lintas program, lintas sektor dan UnitPengumpul Zakat (UPZ) yang ada di Desa Hijrah dalam pengadaan jamban dengan stimulan yang berupacloset dan semen. Strategi ini disebut GESA JAGAT (Gerakan Sadar Jamban Keluarga Melalui Zakat).Metode yang digunakan dalam kajian adalah deskriftif kuantitatif dengan sampel total sampling yaitusebesar 821 KK. Kajian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Desember Tahun 2017 Hasilmenunjukkan terjadi peningkatan akses jamban di Desa Hijrah yaitu dari 76,5% menjadi 100%. jumlahjamban yang terbangun dari dana zakat sebesar 122 unit dan 127 unit swadaya masyarakat. Desa hijrahsudah ODF (Open Defication Free) pada tahun 2017. Diharapkan Gesa Jagat ini bisa diterapkan di desalain agar menjadi kecamatan ODF.

Kata kunci : UPZ, ODF, Jamban, STBM, Gesa Jagat

PENDAHULUAN

Kondisi Kesehatan Indonesia masihdidominasi oleh penyakit berbasis lingkungankhususnya penyakit yang dibawa oleh air (waterborne diseases), seperti DBD, diare dankecacingan. Penyebab utama tingginya penyakittersebut adalah perilaku hidup yang belum bersihdan sehat, terutama masih banyak masyarakat yangbuang air besar di tempat terbuka(open defecation), seperti di kebun, sungai, dansebagainya. (Depkes RI, 2008)

Upaya-upaya peningkatan cakupan jambanyang telah dilakukan bertahun-tahun melaluiberbagai proyek dan pendekatan, tetapi belummemberikan hasil yang signifikan dengan besarnyabiaya yang telah dikeluarkan. Tolok ukur yangdigunakan dalam pelaksanaan program-programadalah peningkatan jumlah jamban yang dibangun.Namun demikian, pada kenyataannya belummampu menurunkan prevalensi penyakit berbasislingkungan, karena banyak masyarakat yang tetapbuang air besar di tempat terbuka.

Kementerian Kesehatan khususnya DirektoratPenyehatan Lingkungan mengembangkan teknikpendekatan perilaku hidup bersih dan sehat, yaitudengan pendekatan Community Led TotalSanitation (CLTS) atau istilah lain adalah SanitasiTotal Berbasis Masyarakat (STBM). Pendekatan

STBM ini menitikberatkan kepada fasilitasi atassuatu proses untuk menyemangati sertamemberdayakan masyarakat setempat untuk tidakbuang air besar di tempat terbuka serta membangundan menggunakan jamban atas kemauan sendiritanpa subsidi dari luar. Melalui pendekatan STBManggota masyarakat diajak menganalisis masalahsekaligus mencari solusinya sendiri. (Kemenkes RI,2014)

Sesuai dengan Peraturan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor 3 Tahun2014 mengamanatkan agar terciptanya suatukondisi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di suatukomunitas. Ada lima pilar dalam STBM yaitu : 1)Tidak buang air besar sembarangan (BABS), 2)Mencuci tangan pakai sabun (CTPS), 3) Mengelolaair minum dan makanan yang aman(PAM-RT), 4) Mengelola sampah dengan benar(PS), 5) Mengelola limbah cair rumah tanggadengan aman (SPAL).

Cakupan jamban di Provinsi NTB sebesar87.89% sedangkan Kabupaten Sumbawa sebesar82,36% (www.stbm.indonesia.orgmonev). Masalahkesehatan lingkungan yang disebabkan olehkondisi lingkungan yang tidak memadai baikkualitas maupun kuantitas serta perilaku hidup

Page 2: 21 - untb.ac.iduntb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/5_PENCAPAIAN... · 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 1. Lape 224 130 127 2. Dete 146 101 98 3. Lab. Kuris 109 77 69 4. Hijrah 242 230

22 | Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-92

Volume 5, No.4, Desember 2019 http://www.untb.ac.id/Desember-2019/

bersih dan sehat masyarakat masih ada perilakuBuang Air Besar Sembarangan (BABS).

Cakupan jamban Kecamatan Lape pada saatini sebesar 89,94%, sementara pada tahun 2015sebesar 67,6% dan tahun 2016 sebesar 80,4%artinya masih ada masyarakat yang buang air besarsembarangan. Data di atas Desa Hijrah adalah desayang paling rendah cakupan jambannya pada tahun2015 yaitu sebesar 63,9% dan tahun 2016 sebesar76,5%, oleh sebab itu Desa hijrah menjadi prioritasdesa binaan STBM pada tahun 2017. Selain haltersebut di atas, Desa Hijrah juga paling tinggikasus diarenya yaitu pada tahun 2016 ada 242kasus dan tahun 2017 ada 230 kasus.

Bertolak dari hal di atas puskesmas Lapeberupaya menerapkan kegiatan STBM yaitu pilar Idi salah satu desa di wilayah kerja kami yangcakupan jambannya paling rendah dan datapenyakit paling tinggi yaitu Desa Hijrah pada tahun2017 dengan harapan untuk meningkatkan aksesRumah Tangga terhadap sanitasi yang layak dan airminum berkualitas dan menurunnya angkakesakitan pada masyarakat Desa Hijrah.

Desa hijrah ada satuan organisasi yangdibentuk oleh desa yang bertugas mengumpulkanzakat dan melayani muzakki yang berada di desatersebut yaitu UPZ (Unit Pengumpul zakat).Masyarakat di Desa Hijrah setiap tahunnyamengeluarkan zakat penghasilan sebesar 10% darihasil panen dan diserahkan kepada pengelola UPZ.Dana zakat desa hijrah yang berhasil dikumpulkanpada tahun 2017 sebesar Rp. 61.000.000.- yangrinciannya 50% untuk fakir miskin, 25% untukbelajar mengaji, 12.5% untuk fisabilillah dan12.5% untuk amil.

Setelah tim pemicu melakukan pemicuan,pengelolah UPZ berkomitmen untuk membagikandana UPZ kepada masyarakat kurang mampu yangbelum memiliki jamban sesuai dengan datapembagian zakat dalam bentuk material (semendan kloset). Sanitarian bekerja sama dengan UPZdalam peningkatan jumlah jamban dan pencapaiandesa ODF dengan inovasi GESA JAGAT (Gerakan Sadar Jamban Keluarga Melalui Zakat ).Inovasi ini adalah salah satu pemberdayaanmasyarakat dalam pencapaian desa ODF dibidangzakat dan belum ada di seluruh Indonesia berbedadengan strategi-strategi lainya seperti wirausahasanitasi yang digeluti oleh ibu suharniyati dariKabupaten Lombok Timur NTB , arisan jambanserta penggunaan Dana desa.

Berdasarkan latar belakang di atas makadidapatkan rumusan masalah bagaimanapencapaian desa ODF melalui strategi GESAJAGAT di Desa Hijrah Kecamatan Lape Tahun2017.

Kajian ini bertujuan untuk memberikangambaran tentang pencapaian desa ODF melaluistrategi Gesa Jagat di Desa Hijrah Kecamatan LapeTahun 2017 meliputi pencapaian pilar pertamaSTBM yaitu Stop Buang Air Besar Sembaranganmenuju tercapainya desa ODF, peningkatanpersentase akses jamban sehat, untukmeningkatkan akses kepemilikan jamban di DesaHijrah serta peningkatan persentase desa ODF (Open Defication Free ) di Kecamatan Lape. Kajianini diharapkan dapat menjadi salah satu sumberinformasi dan bahan tuntunan bagi desa lain diKecamatan Lape sehingga menjadi kecamatanODF.

METODE

Kajian ini menggunakan pendekatan deskriptifkuantitatif untuk memberikan gambaran tentangpencapaian desa ODF melalui strategi Gesa Jagatdi Desa Hijrah Kecamatan Lape Tahun 2017.Populasi kajian ini adalah seluruh jumlah kepalakeluarga (KK) yang ada di Desa Hijrah yaitusebesar 821 KK. Kajian ini dilakukan pada bulanMaret sampai dengan Desember Tahun 2017.Sampel dari kajian ini adalah total sampling yakniseluruh KK yang ada di Desa Hijrah KecamatanLape Tahun 2017. Kajian ini membahas jumlahjamban yang ada di Desa Hijrah Kecamatan Lapeyang kebanyakan masih buang air besarsembarangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Kegiatan Gesa Jagat

Pelaksanaan kegiatan STBM yang didukungoleh dana Zakat di Desa hijrah Wilayah Kerja UPTPuskesmas Kecamatan Lape yaitu :

Tabel 1. Cakupan Jumlah Jamban di Desa Hijrahdari Tahun 2016 sampai Tahun 2018

Sumber: Data Profil Program KesehatanLingkungan Puskesmas Lape Tahun 2016- 2018

Hasil pelaksanaan kegiatan Gesa Jagat diDesa Hijrah Wilayah Kerja UPT Puskesmas Lapepada tahun 2017 menunjukkan peningkatan jumlahjamban yaitu sebesar 249 unit jamban dari 537 unitmenjadi 786 unit jamban dengan jumlah KK 821KK. Dari 249 unit jamban yang terbangun 122 unitjamban yang didanai oleh dana zakat dan yang 127unit terbangun dengan dana swadaya masyarakat

Page 3: 21 - untb.ac.iduntb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/5_PENCAPAIAN... · 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 1. Lape 224 130 127 2. Dete 146 101 98 3. Lab. Kuris 109 77 69 4. Hijrah 242 230

ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 23

http://www.untb.ac.id/Desember-2019/ Volume 5, No. 4, Desember 2019

sendiri karena termotivasi dengan tetangga dan saatpemicuan. Dengan kemajuan jumlah jamban,cakupan jamban di Desa Hijrah meningkat menjadi100% dan Desa Hijrah sudah menyatakan dirinyasebagai desa ODF dan dideklarasikan pada tanggal1 Februari Tahun 2018. Selain dari itu angkakejadian diare juga berpengaruh terhadapkemajuan cakupan jamban di Desa Hijrah,disajikan pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2. Data Kejadian Diare Dampak dariCakupan Jamban di Desa Hijrah Periode2016 – 2018

No. DesaDiare ( Kasus )

Tahun2016

Tahun2017

Tahun2018

1. Lape 224 130 1272. Dete 146 101 983. Lab. Kuris 109 77 694. Hijrah 242 230 49

Total 721 537 399Sumber: Data Profil Puskesmas Lape Tahun 2016 - 2018

Dari tabel di atas terjadi penurunan kasus daritahun 2016 sampai tahun 2018 terutama di DesaHijrah. Kasus diare di Desa Hijrah sebelum ODFpada tahun 2016 sebesar 242 kasus, pada tahun2017 sebesar 230 kasus sedangkan setelah ODFpada tahun 2018 sebesar 49 kasus. Gambarancakupan jamban dari tahun 2016 sampai 2017dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Cakupan Jamban Terbangun sejakTahun 2016 s/d Tahun 2017 diDesa Hijrah wilayah kerja UPTPuskesmas Lape

Berdasarkan Program Gubernur Provinsi NTBNomor 9 Tahun 2013 tentang Gerakang Buang AirBesar Sembarangan Nol (BASNO), NTBmenduduki posisi 32 dari 33 provinsi, salah satuindikator agregat adalah sektor kesehatan terdiridari angka kematian ibu dan kematian bayi masihtinggi, kasus gizi buruk masih tinggi. Hal inidisebabkan karena rendahnya akses sanitasi dalamperilaku hidup bersih dan sehat. Provinsi NTBdalam pengelolaan sanitasi memiliki kebijakan

spesifik, yaitu gerakan Buang Air BesarSembarangan menuju Nol (BASNO).

Dengan gerakan BASNO, Provinsi NTBmerupakan salah satu daerah yang inovatifdanmenjadi inspirasi bagi daerah laindalampengelolaan sanitasidi NTB dapat meningkatsecara signifikan, sehingga penyakit berbasislingkungandapat ditekan yang pada akhirnyameningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

UPT Puskemas Kecamatan Lape memilikistrategi dalam meningkatkan cakupan jumlahjamban dan percepatan desa ODF (Open DeficationFree ) yaitu Gerakan Sadar Jamban Keluargamelalui Zakat (Gesa Jagat) kerjasama dengan UPZ(Unit Pengumpul Zakat) Desa Hijrah yangdilakukan bersama-sama lintas sektor terkait, sertapemberdayaan masyarakat. Dalam meningkatkancakupan jamban. Dengan target kegiatan khususpada Desa Hijrah, sebagai desa dengan target DesaODF Sesuai road map pada tahap rencana dariProgram Kesehatan Lingkungan.

Kegiatan Gesa Jagat ini dimulai sejak tanggal6 Juli 2017 yang sudah mencapai 65.4%kepemilikan jamban, 32.8% BABS dan 1.8% yangmasih numpang jadi yang sudah akses jambanmencapai 67.2%. Masyarakat Desa Hijrah rata-ratapenduduk ekonomi rendah. Hingga kegiatan“Gesa Jagat“ ini muncul sebagai langkah untukmembantu masyarakat yang kurang mampu agarbisa membuat jamban sendiri dan akses terhadapsanitasi. Dalam hal ini Gesa Jagat salah satu caramendukung strategi STBM yaitu penyediaan aksessanitasi (supply improvement)

Metode yang dilakukan dalam kegiatanInovatif di Desa Hijrah Kecamatan Lape yaitu :a. Lintas Program

Kegiatan yang melibatkan peran lintasProgram bertujuan untuk meningkatkankerjasama lintas program sehingga programini berkualitas serta berkesinambungan.Pelaksanaan sosialisasi lintas program inidilaksanakan pada saat minilokakarya bulanFebruari 2017. Lintas program yang terkaitdengan GESA JAGAT ini adalah ProgramGizi, KIA, Diare, dan Promkes.Adapun strategi UPT Puskesmas Lape dalammeningkatkan cakupan jamban di Desa Hijrahadalah : Melaksanakan pemicuan STBM secara tim

bersama program Gizi, KIA dan Promkesdan Diare di masing-masing dusun yangada di Desa Hijrah.

Melakukan monitoring dan evaluasi pascapemicuan bersama tim lintas program

Melakukan verifikasi desa menuju desaODF

b. Lintas Sektor / Rapat Koordinasi Tk.Kecamatan dan Desa

Page 4: 21 - untb.ac.iduntb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/5_PENCAPAIAN... · 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 1. Lape 224 130 127 2. Dete 146 101 98 3. Lab. Kuris 109 77 69 4. Hijrah 242 230

24 | Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-92

Volume 5, No.4, Desember 2019 http://www.untb.ac.id/Desember-2019/

Kegiatan ini dilakukan sekali setahun dengantujuan untuk memberikan pemahaman kepadapengambil kebijakan di tingkat kecamatan dandesa serta untuk merubah pola pikir yangselalu berorientasi pada pola subsidi. Kegiatanini juga diharapkan lahir kebijakan-kebijakanyang mendukung kegiatan STBM yaituadanya surat edaran dari camat tentangpercepatan desa ODF.

c. Pemicuan Stop Buang Air Besar Sembarangan(Stop BABS)Kegiatan pemicuan dilakukan perdusun didesa binaan STBM yaitu di Desa Hijrah.Sasaran dikhususkan kepada wargamasyarakat yang belum memiliki jamban danumumnya pada masyarakat sebagai motivator/ sharing pengalaman dan kebiasaan betapaenaknya jika kita memiliki jamban di rumahkita masing-masing. Pemicuan ini dilakukanoleh Babinsa, Ketua TP PKK Kecamatan,Petugas Promkes,petugas Gizi, Sanitarian danBidan Koordinator. Kegiatan ini bertujuanuntuk meningkatkan kasadaran masyarakatterhadap perubahan perilaku higiene sanitasilingkungan terutama dalam hal buang air besarpada tempatnya serta menumbuhkan DemandSanitasi / kebutuhan sanitasi di masyarakat.Adapun faktor-faktor yang dipicu untukmendukung perubahan perilaku yaitu rasajijik, rasa malu, rasa takut sakit, rasa harga diri/ privacy dan rasa berdosa. Setelah pesertayang hadir terpicu kita lanjutkan dengankesepakan bersama yaitu membangunkomitmen masyarakat yang berubah kapanakan merealisasikan keinginannya untukberubah, serta minta kepada masyarakat yangterpicu untuk menuliskan komitmen ataukesanggupan kapan mulai membangunjamban. Dari hasil kesepakatan bersamamasyarakat yang terpicu komitmennyaberagam ada yang mulai membangun jambanpada bulan September, Oktober sampaidengan bulan Desember 2017. Darimasyarakat yang terpicu hanya ada tiga yangsanggup membuat jamban karena tidak adadana untuk membangun jamban sendiri.Dalam kegiatan pemicuan ini hadir pengelolaUPZ yang sudah kami advokasi sebelumpemicuan dan menawarkan kepadamasyarakat yang hadir siapa yang mauberubah dan siap menyediakan galian septiktank dan pasir maka akan diberikan bantuandari dana zakat dalam bentuk kloset dansemen. Akhirnya masyarakat mauberkomitmen untuk Stop BABS pada akhirtahun 2017. Dari hasil komitmen dibentuklahkomite masyarakat yang bernama

Tim Pemberantas Buang Air BesarSembarangan (TPBABS) tingkat desa yangdisebut sebagai natural leader yang akanmempelopori pembangunan jamban di tingkatdesa.

d. Pemberdayaan masyarakatGesa Jagat melalui pemberdayaan masyarakatyang melibatkan peran serta aktif masyarakatyang disebut sebagai natural leader yangmuncul saat pemicuan untuk ikut peduliterhadap kondisi lingkungan di sekitarnya.Bentuk kepedulian natural leader yaitu maumerubah perilakunya dari Buang Air BesarSembarangan (BABS) menjadi Stop BABSserta memberi pemahaman kepada masyarakatsekitar akan arti pentingnya BAB di jambanserta membantu dalam monitoring kemajuanpembangunan jamban di lingkungannya.

e. Pencanangan dan Sosialisasi kegiatan GesaJagat.Agar kegiatan ini mendapat perhatian darilintas program, lintas sektoral dan masyarakatitu sendiri maka kegiatan ini perludicanangkan. Pencanangan kegiatan inidilaksanakan di kantor Camat lape tanggal 6Juli 2017 yang dihadiri oleh lintas sektorterkait, lintas program, TOMA, TOGA.Kegiatan ini dibuka oleh KUPT Puskesmasserta dicanangkan oleh Camat Lape.Agar kegiatan GESA JAGAT ini mendapatdukungan dari semua pihak dan kegiatannyadiketahui oleh lintas program, lintas sektordiperlukan sosialisasi. Sosialisasi lintasprogram dilaksanakan pada tanggal5 Juli 2017. Diharapkan kepada semuaprogram terutama Program Gizi, Promkes,KIA dan Diare dapat ikut berperan serta aktifdalam kegiatan ini. Sosialisasi lintas sektordilaksanakan pada saat pencanangan kegiatanGESA JAGAT.Gesa Jagat adalah kegiatan yang melibatkanperan dari lintas sektor yang ikut ambil bagiandalam kegiatan Gesa Jagat ini. Lintas sektoralini juga diharapkan dapat menyumbangkandana, tenaga, materil dan spiritual untukmemotivasi masyarakat. Selain itu juga lintassektoral diharapkan dapat melakukanpembinaaan secara rutin kepada KK yangbelum memilik jamban agar mereka lebihpeduli terhadap kesehatan lingkungannya.

f. Alur kegiatan Gesa JagatMasyarakat desa hijrah mempunyai kebiasaanuntuk mengeluarkan zakat sebesar 10% darihasil panennya yang dikumpulkan melaluipihak pengumpul zakat yang sudah ditunjukoleh Kepala Desa. Dana zakat yang sudahterkumpul disalurkan kepada masyarakat yang

Page 5: 21 - untb.ac.iduntb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/5_PENCAPAIAN... · 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 1. Lape 224 130 127 2. Dete 146 101 98 3. Lab. Kuris 109 77 69 4. Hijrah 242 230

ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 25

http://www.untb.ac.id/Desember-2019/ Volume 5, No. 4, Desember 2019

berhak menerima dana tersebut dalam bentuksemen dan kloset dengan catatan galian septictank dan pasir sudah ada. Sehingga denganadanya penyaluran dana zakat pembangunanjamban dapat segera dilakukan olehmasyarakat desa hijrah sesuai dengankomitmen untuk Stop Buang Air BesarSembarangan (Stop BABS) di akhir tahun2017.

h. Pembangunan sarana sanitasi melalui danaZakatSetelah dilakukan pemicuan pada masyarakatDesa Hijrah di bulan April 2017 tim pemicumensosialisasikan model-model saranasanitasi yang murah dan dapat dijangkau olehmasyarakat. Tim pemicu bersama masyarakatmerincikan biaya pembuatan jamban yangbiasa masyarakat gunakan dan jamban denganmodel standar kesehatan ternyata jauh lebihmurah jamban model standar kesehatandengan catatan pihak dinas kesehatanmembantu menyediakan alat cetak septik tankdan masyarakat sendiri yang menyediakanbahan dan pihak puskesmas mengadakanpelatihan tukang agar masyarakat bisamembuat sendiri jambannya sehingga bisamengurangi beban masyarakat dengan biayatukang. Dengan adanya dana zakat yangdisalurkan oleh UPZ dalam bentuk kloset dansemen dapat memudahkan masyarakat dalampembuatan jamban sehingga cakupan jambansehat di Desa Hijrah meningkat dan perilakumasyarakat dari kebiasaan Buang Air BesarSembarangan menjadi Stop BABS serta DesaHijrah meraih predikat desa ODF.

PENUTUP

a. Simpulan

Berdasarkan kajian data hasil dan pembahasandapat ditarik kesimpulan bahwa dengan Gesa Jagatdesa Hijrah menjadi desa ODF pada tahun 201serta :1. Terjadi peningkatan cakupan Jamban

Keluarga di Desa Hijrah dari 76.5% menjadi100% dengan jumlah jamban sebanyak 249unit dari 537 unit menjadi 786 unit.

2. Jumlah jamban terbangun melalui dana zakatsebasar 122 unit dan 127 unit terbangundengan swadaya masyarakat.

3. Gesa Jagat merupakan kegiatan yang sudahditerapkan di Desa Hijrah dan berhasil meraihpredikat Desa ODF berdampak padapenurunann kasus diare setelah, yaitu kasusdiare dari 242 kasus menjadi 49 kasus.

4. Melalui kegiatan Gesa Jagat pilar I STBM diDesa Hijrah dinilai sudah tercapai.

b. Saran

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan padadesa-desa lain bisa menerapkan Gesa Jagat iniuntuk mendukung peningkatan cakupan jambansehat dan dapat mewujudkan Kecamatan ODF.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2008. Strategi Nasional Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat: 2008

Direktorat Kesehatan Lingkungan KementerianKesehatan dan Millenium ChallengeAccount Indonesia, PedomanPelaksanaan Pemicuan Desa ProyekKesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakatuntuk Mengurangi Stunting (PKGBM),Jakarta, 2016.

https://dinkes.ntbprov.go.id>basno, BASNO-DinasKesehatan Provinsi NTB. (Online)diaksestanggal 6 Desember 2019

https://money.kompas.com>read, Dari UsahaProduk Sanitasi, Suharniyati Raup OmzetRp 5 Juta perbulan-Kompas.com.(Online) diakses tanggal 6 Desember2019

Kementerian Republik Indonesia, PeraturanMenteri Kesehatan Republik IndonesiaNo. 3 Tahun 2014, tentang Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,Pedoman Pelaksanaan Sanitasi TotalBerbasis Maysrakat Program Kesehatandan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM),Tahun 2016.

NotoatmodjoS,2008. Metodelogi penelitian.Jakarta penerbit Rineka cipta

Peraturan Gubernur Nomor 9 Tahun 2013, tentangGerakan Buang Air Besar SembaranganNol.

Presiden Republik Indonesia, PeraturanPemerintah Republik Indonesia Nomor :66 Tahun 2014, tentang KesehatanLingkungan.

Profil Puskesmas Kecamatan Lape KabupatenSumbawa Tahun 2016-2017.

Profil Program Kesehatan Lingkungan PuskesmasKecamatan Lape Kabupaten SumbawaTahun 2015-2018

www.stbm.indonesia.orgmonev, Monev STBM.(Online) diakses tanggal 6 Maret 2019.