mi’rajus subyan rahmat -...

5
18|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929 Volume 5, No. 1, Maret 2019 http://www.untb.ac.id/Maret-2019/ PENUMBUHAN BUDI PEKERTI BERBASIS KEARIFAN LOKAL Oleh: Mi’rajus Subyan Rahmat Dosen Tetap pada Fakultas Ilmu Seni Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang hasil dan faktor penghambat maupun faktor pendukung dari implementasi penumbuhan budi pekerti berbasis kearifan lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan lokasi penelitian di SMP Negeri I Kediri. Sumber data yang digunakan adalah narasumber, dokumentasi dan tempat penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, display data, dan pengambilan kesimpulan. Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan uji trianggulasi. Hasil dari penumbuhan budi pekerti berbasis kearifan lokal yang diterapkan sudah berjalan baik ditunjukan dengan; Terbentuknya komunikasi yang baik antar anggota sekolah sehingga terciptanya nuansa agamis dan rasa kekeluargaan yang tinggi dalam melaksanakan visi, misi, dan tujuan sekolah secara bersama. Terhadap kegiatan proses pembelajaran di sekolah, terciptanya suasana lingkungan belajar yang nyaman, bersih, dan kondusif di sekolah yang diiringi dengan peningkatan prestasi dan penghargaan yang diperoleh sekolah. Adapun faktor penghambat dalam implementasi penumbuhan budi pekerti berbasis kearifan lokal yang diterapkan sekolah adalah masih terdapat guru di sekolah yang masih belum menerima sertifikasi sehingga memungkinkan terjadinya kecemburuan sosial antara sesama guru, masih adanya siswa yang terlambat datang kesekolah secara berulang, Masih belum terbentuknya kesadaran siswa terhadap penggunaan media sosial secara bijak. Sedangkan faktor pendukung dalam pelaksanaan penumbuhan budi pekerti berbasis kearifan lokal adalah peran sumberdaya manusianya yang utama, peran top lider dalam hal ini adalah kepala sekolah dalam mengelola potensi dari seluruh stake holder serta komponen yang ada di sekolah menjadi salah satu kunci dalam memanajememen program sekolah, Sosialisasi maupun pembinaan secara rutin dengan memanfaatkan media tertentu, pendekatan secara personal yang dilakukan pengawas, kepala sekolah, maupun guru terhadap siswa. Kata Kunci: penumbuhan, Budi pekerti, Berbasis, Kearifan Lokal PENDAHULUAN Budi pekerti merupakan karakter Bangsa Indonesia sejak sebelum terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Budi pekerti dibangun di atas nilai kebijakan (virtues) yang pada gilirannya hanya memiliki makna ketika dilandasi atas nilai-nilai yang berlaku dalam budaya (bangsa). Karakter bangsa Indonesia adalah karakter yang dimiliki warga negara Indonesia berdasarkan tindakan-tindakan yang dinilai sebagai suatu kebijakan berdasarkan nilai yang berlaku di masyarakat dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan budaya dan karakter bangsa diarahkan pada upaya mengembangkan nilai-nilai yang mendasari suatu kebijakan, sehingga menjadi suatu kepribadian tersendiri dari warga negaranya dengan bertingkah laku yang berbudi pekerti luhur. Kebudayaan dan pendidikan sendiri merupakan bagian yang tak dapat di pisahkan. Laksana dua sisi mata uang, keduanya merupakan satu kesatuan yang saling mendukung, dan saling menguatkan. Kebudayaan menjadi dasar falsafah pendidikan, sementara pendidikan menjadi penjaga utama kebudayaan. Pendidikan idealnya bukan sekedar transfer pengetahuan guru pada muridnya. Tetapi mengajarkan murid atau siswa untuk tulus menghormati dirinya sendiri, dan orang lain. Dalam lingkungan sekolah, pendidikan diberikan kepada anak didik dalam waktu terbatas, sehingga terbatas pula waktu bagi para siswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan guru. Oleh sebab itu, guru harus berkonsentrasi memberi 5 perhatian kepada kepribadian dan fisik anak didik secara terbatas pula. Dalam penumbuhan budi pekerti di sekolah, guru saat ini memiliki peran besar sebagai pembentuk karakter atau budi pekerti siswa. Peran guru tidak sebagai pengajar semata (pendidikan akademis), tetapi juga berperan dalam penumbuhan budi pekerti dan budaya bagi siswanya. Pembentukan karakter siswa dengan mengacu pada kearifan lokal budaya masyarakat, bisa diterapkan sekolah dalam upaya mencapai tujuan pendidikan yang seutuhnya. Yaitu membentuk budi pekerti peserta didik yang mencerminkan karakter

Upload: phungngoc

Post on 08-Aug-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mi’rajus Subyan Rahmat - untb.ac.iduntb.ac.id/wp-content/uploads/2019/05/4.-MENUMBUHAN-BUDI-PEKERTI-BER... · Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang

18|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Volume 5, No. 1, Maret 2019 http://www.untb.ac.id/Maret-2019/

PENUMBUHAN BUDI PEKERTI BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Oleh:

Mi’rajus Subyan RahmatDosen Tetap pada Fakultas Ilmu Seni

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang hasil dan faktor penghambatmaupun faktor pendukung dari implementasi penumbuhan budi pekerti berbasis kearifan lokal. Penelitianini menggunakan pendekatan kualitatif dengan lokasi penelitian di SMP Negeri I Kediri. Sumber datayang digunakan adalah narasumber, dokumentasi dan tempat penelitian. Teknik pengumpulan data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, display data, dan pengambilan kesimpulan. Untukmenguji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan uji trianggulasi. Hasil dari penumbuhan budipekerti berbasis kearifan lokal yang diterapkan sudah berjalan baik ditunjukan dengan; Terbentuknyakomunikasi yang baik antar anggota sekolah sehingga terciptanya nuansa agamis dan rasa kekeluargaanyang tinggi dalam melaksanakan visi, misi, dan tujuan sekolah secara bersama. Terhadap kegiatan prosespembelajaran di sekolah, terciptanya suasana lingkungan belajar yang nyaman, bersih, dan kondusif disekolah yang diiringi dengan peningkatan prestasi dan penghargaan yang diperoleh sekolah. Adapunfaktor penghambat dalam implementasi penumbuhan budi pekerti berbasis kearifan lokal yang diterapkansekolah adalah masih terdapat guru di sekolah yang masih belum menerima sertifikasi sehinggamemungkinkan terjadinya kecemburuan sosial antara sesama guru, masih adanya siswa yang terlambatdatang kesekolah secara berulang, Masih belum terbentuknya kesadaran siswa terhadap penggunaanmedia sosial secara bijak. Sedangkan faktor pendukung dalam pelaksanaan penumbuhan budi pekertiberbasis kearifan lokal adalah peran sumberdaya manusianya yang utama, peran top lider dalam hal iniadalah kepala sekolah dalam mengelola potensi dari seluruh stake holder serta komponen yang ada disekolah menjadi salah satu kunci dalam memanajememen program sekolah, Sosialisasi maupunpembinaan secara rutin dengan memanfaatkan media tertentu, pendekatan secara personal yang dilakukanpengawas, kepala sekolah, maupun guru terhadap siswa.

Kata Kunci: penumbuhan, Budi pekerti, Berbasis, Kearifan Lokal

PENDAHULUAN

Budi pekerti merupakan karakter BangsaIndonesia sejak sebelum terbentuknya NegaraKesatuan Republik Indonesia. Budi pekertidibangun di atas nilai kebijakan (virtues) yang padagilirannya hanya memiliki makna ketika dilandasiatas nilai-nilai yang berlaku dalam budaya(bangsa). Karakter bangsa Indonesia adalahkarakter yang dimiliki warga negara Indonesiaberdasarkan tindakan-tindakan yang dinilai sebagaisuatu kebijakan berdasarkan nilai yang berlaku dimasyarakat dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu,pendidikan budaya dan karakter bangsa diarahkanpada upaya mengembangkan nilai-nilai yangmendasari suatu kebijakan, sehingga menjadi suatukepribadian tersendiri dari warga negaranya denganbertingkah laku yang berbudi pekerti luhur.

Kebudayaan dan pendidikan sendiri merupakanbagian yang tak dapat di pisahkan. Laksana dua sisimata uang, keduanya merupakan satu kesatuanyang saling mendukung, dan saling menguatkan.Kebudayaan menjadi dasar falsafah pendidikan,sementara pendidikan menjadi penjaga utama

kebudayaan. Pendidikan idealnya bukan sekedartransfer pengetahuan guru pada muridnya. Tetapimengajarkan murid atau siswa untuk tulusmenghormati dirinya sendiri, dan orang lain.

Dalam lingkungan sekolah, pendidikandiberikan kepada anak didik dalam

waktu terbatas, sehingga terbatas pula waktubagi para siswa untuk berkomunikasi danberinteraksi dengan guru. Oleh sebab itu, guruharus berkonsentrasi memberi 5 perhatian kepadakepribadian dan fisik anak didik secara terbataspula. Dalam penumbuhan budi pekerti di sekolah,guru saat ini memiliki peran besar sebagaipembentuk karakter atau budi pekerti siswa. Peranguru tidak sebagai pengajar semata (pendidikanakademis), tetapi juga berperan dalam penumbuhanbudi pekerti dan budaya bagi siswanya.

Pembentukan karakter siswa dengan mengacupada kearifan lokal budaya masyarakat, bisaditerapkan sekolah dalam upaya mencapai tujuanpendidikan yang seutuhnya. Yaitu membentuk budipekerti peserta didik yang mencerminkan karakter

Page 2: Mi’rajus Subyan Rahmat - untb.ac.iduntb.ac.id/wp-content/uploads/2019/05/4.-MENUMBUHAN-BUDI-PEKERTI-BER... · Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang

ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|19

http://www.untb.ac.id/Maret-2019/ Volume 5, No.1, Maret-2019

nilai-nilai budaya bangsa, dan dapat mencerminkannilai-nilai budi pekerti yang luhur dalam kehidupansehari-hari baik dilingkungan sekolah maupundalam kehidupan bermasyarakat.

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini, penelitimemilih metode analisis isi yang bersifat deskriptifdengan pendekatan kualitatif, dimana dalampenelitian ini peneliti lebih mengandalkanpenalaran sistematis hubungan dua atau lebih objekmelalui logika dan akal sehat. Metode inidigunakan untuk menggambarkan keadaan yangsesungguhnya di lapangan. Dengan menggunakanlatar alami (natural setting), sumber data langsungdiambil oleh peneliti yang bertindak sebagaiinstrument dari implementasi penumbuhan budipekerti berbasis kearifan lokal. Adapun tempatpenelitian yang dilakukan oleh peneliti adalahbertempat di SMP Negeri I Kediri KabupatenLombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukanpengumpulan data dengan menggunakan teknikpengumpulan data melalui wawancara, untukmendapatkan informasi secara langsung dengancara memberikan pertanyaan kepada informanyaitu dari unsur kepala sekolah, guru, ketua komite,pengawas sekolah, siswa, maupun orang tua siswa/masyarakat lingkungan sekitar sekolah. Melaluiteknik observasi yaitu, dilakukan dengan caramengamati dan mencatat secara sistematik tentangimplementasi penumbuhan budi pekerti berbasiskearifan lokal di SMP Negeri I Kediri, terkaitkeadaan situasi lingkungan sekolah secara umum,aktivitas belajar mengajar, serta aktivitas intra danekstrakurikuler di sekolah. Dan melalui analisisdokumen, berdasarkan data dokumen yang penelitiperoleh terkait implementasi penumbuhan budipekerti berbasis kearifan lokal yang diterapkansekolah.

Peneliti melakukan analisis data terkaitimplementasi penumbuhan budi pekerti berbasiskearifan lokal untuk mencari dan menyusun secarasistematis data yang diperoleh peneliti dari hasilwawancara, catatan lapangan atau observasi, dandokumentasi, dengan cara mereduksi data yaitu,laporan yang disusun berdasarkan data yangdiperoleh direduksi, dirangkum, difokuskan padahal-hal yang penting, selanjutnya mendisplay datadilakukan untuk memudahkan peneliti dalammemahami apa yang terjadi di lapangan, sertauntuk merencanakan kerja selanjutnya berdasarkanapa yang telah difahami tersebut. Setelah itupenarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulanawal yang dikemukakan masih bersifat sementara,dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahappengumpulan data berikutnya.

Pada penelitian ini, proses pengecekan analisisdata akan dilakukan pada akhir wawancara dengancara melakukan konfirmasi terhadap jawabaninforman yang telah dipahami oleh peneliti. Hal inidilakukan untuk memperoleh umpan balik terhadapinterprestasi data yang ada. Uji keterpercayaan datadalam penelitian ini menggunakan trianggulasiyaitu, pengecekan data dari berbagai sumberdengan berbagai cara dan waktu. Sehingga adatrianggulasi dari sumber/informan, trianggulasi dariteknik pengumpulan data, dan trianggulasi waktu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada sub bab ini akan diuraikan beberapatinjauan yang dilakukan dalam penelitian iniberkenaan hasil dari penumbuhan budi pekertiberbasis kearifan lokal serta faktor penghambat danpendukung yang diterapkan SMP Negeri I.

a. Hasil Dari Terselenggaranya PenumbuhanBudi Pekerti Berbasis Kearifan Lokal

Salah satu indikator mengukur keberhasilanprogram sekolah adalah dengan mengacu padahasil-hasil atau pencapaian yang diperoleh sekolahbaik dalam bentuk laporan-laporan, perestasi siswamaupun sekolah, serta indikator lainnya.pelaksanaan penumbuhan budi pekerti berbasiskearifan lokal berimplikasi positif pada lingkungansekolah, ditunjukan dengan beberapa prestasi yangdiraih oleh siswa maupun sekolah dalam ajanglomba yang diikuti sekolah. Terbentuknyakomunikasi yang baik antar anggota sekolahsehingga terciptanya nuansa agamis dan rasakekeluargaan yang tinggi dalam melaksanakan visi,misi, dan tujuan sekolah secara bersama.

Hal tersebut ditunjukan dengan karakter budipekerti yang baik yang diperaktekkan di sekolahtersebut. Sebagaimana dijelaskan tatakerama dalamlingkup keagamaan dalam budaya Sasak tercermindari hubungan antara manusia satu dengan manusiaatau manusia-manusia lain dituntut agarmembentuk hubungan yang saling menghormatidan saling memelihara. Krukunan hidup menjadiamat penting artinya bagi keserasian sosial dalammasyarakat. (Budhisantoso,Lalu Suparmadkk.1992;24-25).

Terhadap siswa terciptanya karakter perilakuyang baik dalam interaksi siswa di sekolah, baikdengan teman maupun terhadap guru, dan orangtua. Meningkatnya minat belajar siswa ditunjukkandengan prestasi-prestasi yang diraih oleh siswa disekolah maupun melalui ajang perlombaan yangdiikuti siswa dalam mewakili sekolah. Hal tersebutmenunjukan program penumbuhan budi pekertiyang diterapkan sekolah memberi manfaat yang

Page 3: Mi’rajus Subyan Rahmat - untb.ac.iduntb.ac.id/wp-content/uploads/2019/05/4.-MENUMBUHAN-BUDI-PEKERTI-BER... · Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang

20|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Volume 5, No. 1, Maret 2019 http://www.untb.ac.id/Maret-2019/

baik bagi pembentukan karakter siswa,sebagaimana dijelaskan pendidikan yang baik itumenurut Ki Hadjar Dewantara, mestinya mampumengalahkan dasardasar jiwa manusia yang jahat,menutupi, bahkan mengurangi tabiat-tabiat yangjahat tersebut.

Terhadap kegiatan proses pembelajaran disekolah, terciptanya suasana lingkungan belajaryang nyaman, bersih, dan kondusif di sekolah yangdiiringi dengan peningkatan julam prestasi danpenghargaan yang diperoleh sekolah baik dalamajang perlombaan yang diikuti siswa sebagaiperwakilan dari sekolah pada tingkat kecamatan,kabupaten, maupun pada teingkat provinsi, sertaterjadi peningkatan jumlah pendaftar siswa baruyang ingin bersekolah di SMP Negeri I Kediriterutama sejak pelaksanaan penumbuhan budipekerti berbasis kearifan lokal dimulai pada tahun2015. Hal tersebut menunjukan peningkatanharapan masyarakat terhadap SMP Negeri I Kedirisebagai mana dijelaskan dalam pembahasan tujuanpendidikan budi pekerti menurut Cahyoto dalamNurul (2015:65) bahwa pendidikan budi pekertidapat dikembalikan kepada harapan masyarakatterhadap sekolah yang menghendaki siswamemiliki kemampuan dan kecakapan berpikir,menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, danmemiliki kemampuan yang teruji sebagai anggotamasyarakat.

Berdasarkan data yang peneliti peroleh terjadipeningkatan prestasi sekolah baik dari siswamaupun guru dan sekolah dalam menjalan prosespendidikan seperti baru-baru ini, prestasi yangdiraih sekolah adalah sebagai juara tiga nasionaldalam lomba tata kelola dana BOS yang diadakankementrian pendidikan dan kebudayaan. Daripenjelasan tersebut di atas dapat disimpulkanbahwa dalam penyelenggaraan penumbuhan budipekerti yang mengacu pada kearifan lokalmasyarakat memberi dampak yang baik dalammembantu membentuk budi pekerti siswa yangbertaqwa, unggul, berprestasi dan berakhlakulkarimah sesuai dengan visi, misi dan tujuansekolah yang telah dirumuskan bersama, sehinggasiswa dalam hal ini tidak hanya unggul dalam segiintelektual saja namun disertai juga denganperilkau yang mencerminkan ahklak atau budipekerti yang baik.

Adapun hasil dari terselenggaranyapenumbuhan budi pekerti berbasis kearifan lokalpada lingkungan luar sekolah berdasar pada datayang peneliti peroleh adalah tidak pernah terdapatlaporan dari masyarakat mengenai kenakalanasiswa terlebih pada lingkungan diluar sekolah yangbisa merugikan masyarakat. Ki Hadjar mengartikanpendidikan sebagai daya upaya memajukan budipekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat

memajukan kesempurnaan hidup, yaitu hidup danmenghidupkan anak yang selaras dengan alam danmasyarakatnya.

Peran aktif masyarakat dilingkungan sekitarsekolah sangat baik dalam bekerjasama membantusekolah melakukan pengawasan terhadap siswamaupun program-program yang dicanangkansekolah, salah satunya ditunjukan dengankehadiran masyarakat yang berada disekitarlingkungan sekolah dalam menghadiri undangankegiatan sekolah sperti pada perayaan hari besarkeagamaan maupun pada rapat antara orang tuasiswa dan pihak sekolah. Hal tersebut selarasdengan tujuan penumbuhan budi pekerti yangtermaktub dalam peraturan pemerintah nomer 23tahun 2015 pasal 2 yang diantaranya dijelaskanbahwa penumbuhan budi pekerti bertujuan untukmenjadikan sekolah sebagai taman belajar bagisiswa, guru dan tenaga kependidikan, menumbuhkembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentukpendidikan karakter sejak dikeluarga, sekolah, danmasyarakat, menjadikan pendidikan sebagaigerakan yang melibatkan pemerintah, pemerintahdaerah, masyarakat, dan keluarga, serta menumbuhkembangkan lingkungan dan budaya belajar yangserasi antara keluarga, sekolah dan masyarakat.

b. Faktor Penghambat Dan Pendukungpenyelenggaraan Penumbuhan Budi PekertiBerbasi Kearifan Lokal

Dalam usaha mewujudkan setiap program yangdicanangkan sekolah tentunya tidak serta mertaakan terlaksana dengan baik meskipun denganperencanaan yang matang, dapat dipastikanterdapat faktor-faktor penghabat maupunpendukung dalam implementasinya di sekolah.Dalam penumbuhan budipekerti berbasis kearifanlokal di SMP Negeri I Kediri sendiri terdapat faktorpenghambat maupun faktor pendukung dalampelaksanaannya di sekolah.

1. Faktor PenghambatSelain faktor pendukung, terdapat juga

faktor penghambat dalam setiap pelaksanaanprogram sekolah. Faktor penghambat daripenumbuhan budi pekerti berbasis kearifanlokal yang diterapkan SMP Negeri I Kediribersumber dari faktor internal dan eksternalsekolah. Dari data yang peneliti peroleh masihterdapat guru di sekolah yang masih belummenerima sertifikasi sehingga memungkinkanterjadinya kecemburuan sosial antara sesamaguru. Peran kepala sekolah dibutuhkan dalamrangka memberi dorongan motivasi tehadapsemua guru, guna membangun semangat kerjaserta menciptakan suasana yang nyamandisekolah.

Page 4: Mi’rajus Subyan Rahmat - untb.ac.iduntb.ac.id/wp-content/uploads/2019/05/4.-MENUMBUHAN-BUDI-PEKERTI-BER... · Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang

ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|21

http://www.untb.ac.id/Maret-2019/ Volume 5, No.1, Maret-2019

Permasalahan yang muncul dari siswasendiri adalah masih adanya siswa yangterlambat datang kesekolah secara berulang,sehingga ketika sekolah melakukan peringatandengan memanggil orangtua siswa, sering kaliterjadi mis komunikasi antara sekolah dan walimurid, meskipun tidak sampai mengganggustabilitas kegiatan pembelajaran disekolah.

Masih belum terbentuknya kesadaransiswa terhadap penggunaan media sosial secarabijak, sehingga seyogyanya sekolah memilikiperan aktif dalam mengontrolmaupunmemberikan arahan dan bimbingan terhadapsiswa mengenai media online terlebih dalamperkembangan zaman yang serba moderensekarang ini. Sesuai dengan fungsi pendidikanbudi pekerti di sekolah sebagaimana dijelaskanoleh Nurul (2015:216) tentang fungsipendidikan budi pekerti sebagaipengembangan, yaitu untuk meningkatkanperilaku yang baik bagi peserta didik yangtelah tertanam dalam lingkungan keluarga danmasyarakat.

Pendidikan budi pekerti sebagaiperbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan,kekurangan, dan kelemahan peserta didikdalam perilaku sehari-hari. Pendidikan budipekerti sebagai pencegahan, yaitu mencegahperilaku negatif yang tidak sesuai denganajaran agama dan budaya bangsa. Selanjutnyapendidikan budi pekerti sebagai penyaring(filter), yaitu untuk menyaring budayabudayabangsa sendiri dan budaya bangsa lain yangtidak sesuai dengan nilai-nilai budi pekerti.

2. Faktor PendukungUntuk mencapai suatu kemajuan.

Ketertiban dan kesuksesan dalam pengelolaanpenumbuhan budi pekerti berbasis kearifanlokal tidak lepas dari peran sumberdayamanusianya yang utama, peran top lider dalamhal ini adalah kepala sekolah dalam mengelolapotensi-potensi dari seluruh stake holder sertakomponen yang ada di sekolah menjadi salahsatu kunci dalam memanajememen programsekolah.

Semua guru, pegawai maupun siswa dapatmenerima dan melaksanakan program sekolahyang sudah disepakati bersama. Dukunganperan komite sekolah, pengawas sekolah,sangat membantu dalam pelaksanaan programpenumbuhan budi pekerti berbasis kearifanlokal di SMP Negeri I Kediri, hal tersebutditunjukan melalu kunjungan rutin ketuakomite maupun pengawas kesekolah. Terlebihdengan keadaan lingkungan masyarakat Kediriyang religius sehingga seharusnya dapat

mempermudahdalam mensosialisaikanprogram yang dicanangkan sekolah.

Sosialisasi maupun pembinaan secara rutinbaik melalui media seperti pemasanganselogan-selogan yang bernuasa islami padasudut-sudut tertentu di sekolah, maupunpendekatan secara personal yang dilakukanpengawas, kepala sekolah, maupun guruterhadap siswa.

Dengan demikian dapat diartikan, bahwamembangun kesadaran semua warga sekolahuntuk secara bersama-bersama memajukansekolah adalah faktor mendasar yang menjadipendukung keterlaksanaan penumbuhan budipekerti berbasis kearifan lokal di sekolah, haltersebut ditunjukan dengan suasana lingkungansekolah yang nyaman, bersih dan rasakekeluargaan yang tinggi hingga terbentuk rasasaling hormat menghormati baik antar sesamaguru dan pegawai, antara siswa laki-lakimaupun terhadap siswa permpuan dalamkegiatan peroses pembelajaran pada saatpeneliti melakukan penelitian sekolah tersebut.Ditambah dengan keadaan lingkunganmasyarakat sekitar sekolah yang religius,sehingga sekolah lebih mudah melakukanpendekatan terhadap masyarakat denganmengedepankan nilai-nilai keagamaan.

PENUTUP

Dari hasil pembahasan bab sebelumnya dapatdisimpulkan bahwa implementasi penumbuhanbudi pekerti berbasis kearifan lokal di SMP NegeriI Kediri sudah berjalan baik, ditunjukan sebagaiberikut yaitu:

1. Hasil dari terselenggaranya penumbuhan budipekerti berbasis kearifan lokal Di SMP NegeriI Kediri.

Hasil dari terselenggaranya penumbuhanbudi pekerti berbasis kearifan lokal padalingkungan sekolah memberi dampak positif.Ditunjukan dengan prestasi siswa maupunsekolah yang selalu meningkat, terbentuknyakomunikasi dan kerjasama yang baik antarakomite sekolah, pengawas, kepala sekolah,guru, dan pegawai terhadap siswa maupunmasyarakat sehingga berdampak padaberkurangnya konflik sosial atau kenakalansiswa di sekolah. Terciptanya suasana belajaryang nyaman dan bersih, serta peningkatanjumlah siswa pendaftar yang ingin bersekolahdi SMP Negeri I Kediri.

Terselenggarany penumbuhan budi pekertiberbasis kearifan lokal pada lingkungan luarsekolah adalah tanggapan positif darilingkungan masyarakat sekitar sekolah, tidak

Page 5: Mi’rajus Subyan Rahmat - untb.ac.iduntb.ac.id/wp-content/uploads/2019/05/4.-MENUMBUHAN-BUDI-PEKERTI-BER... · Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang

22|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Volume 5, No. 1, Maret 2019 http://www.untb.ac.id/Maret-2019/

pernah terjadi aduan dari masyarakat mengenaikenakalan siswa diluar sekolah. Masyarakatberperan aktif membantu mengawalpelkasanaan kegiatan program sekolah,ditunjukan dengan selalu hadir dalam setiapkegiatan yang diselenggarakan sekolah.

2. Faktor pendukung dan penghambat dalampenyelenggaraan penumbuhan budi pekertiberbasis kearifan lokal di SMP Negeri I Kediri.a) Faktor penghambatnya adalah masih

tedapatnya guru yang belum mendapatsertifikasi sehingga bisa memicukecemburuan sosial antar guru, kesadaranorang tua siswa yang masih rendah dalammemotivasi belajar anak, masih adanyasiswa yang terlambat, dan belumterbentuknya kesadaran siswa dalammemanfaatkan media sosial secara bijak,akan tetapi seluruh faktor tersebut tidaksampai mengganggu stabilitas kegiatanpembelajran disekolah, komunikasi yangbaik dan rutin selalu dilakukan kepalasekolah terhadap seluruh anggota sekolah,baik melalui pendekatan secara personalmaupun melalui kebijakan-kebijakan yangditetapkan, guna menciptakan suasanakekeluargaan yang tinggi di lingkungansekolah.

b) Adapun faktor pendukung dalampenyelenggaraan penumbuhan budi pekertiberbasis kearifan lokal di SMP Negeri IKediri adalah peran top lider, dalam hal iniadalah peran kepala sekolah dalam

mengelola potensi-potensi dari seluruhstake holder serta komponen yang ada disekolah, dukungan yang aktif ditunjukkankomite sekolah dengan melakukankunjungan rutin setiap minggunya olehketua komite ke sekolah. Sosialisasimaupun pembinaan secara rutin baikmelalui media seperti pemasangan selogan-selogan yang bernuasa islami pada sudut-sudut tertentu di sekolah, maupunpendekatan secara personal yang dilakukankepala sekolah, maupun guru terhadapsiswa, serta keadaan lingkunganmasyarakat sekitar sekolah yang religius,yang sejatinya mudahkan sekolah dalammelakukan pendekatan terhadapmasyarakat dengan mengedepankan nilai-nilai keagamaan.

DAFTAR PUSTAKA

Budhisantoso, Lalu Suparman, dkk. 1992.Tatakrama dan Kesetiakawanan SosialDalam Ungkapan Tradisional DaerahNusa Tenggara Barat. Jakarta: DepartemenPendidikan Dan Kebudayaan.

Zuriah, Nurul. 2015. Pendidikan Moral dan BudiPekerti Dalam Presfektif Perubahan.Jakarta : Bumi Aksara.