203625404-kebisingan-ketulian

32
SKENARIO 2 SKENARIO 2 TUTORIAL 9 TUTORIAL 9

Upload: spencer-foreman

Post on 06-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

c

TRANSCRIPT

  • SKENARIO 2TUTORIAL 9

  • KeywordLaki2 50 tahunPekerja pabrik asbes selama 10 tahun di bag.produksiTinitus n deafnes 2 telinga 6 bln terakhir 2mgg terakhir + beratTes bisik: 4 meter kanan kiri Garputala bts ats turun kedua telingaSulit menerima tlpn/jk mendengarkan musik terasa gembretTuli sensorineural telinga ka ki

  • Klarifikasi IstilahTinitus :suatu gg pendengaran dg keluhan perasaan mengr bunyi spt denging, menderu, mendesis, deringan, dengung, raungan atau byi klik tanpa rangsangan bunyi dr luar (dorland)Deafness:penurunan fx pendgran pd slh satu ato kedua telinga (dorland)Audiometri: pmx fx pendengaran dg menggunakan alat elektronik yg menghasilkan rangsang akustik dg frekuensi n intensitas yg diketahui utk mengukur pendengaran (dorland)Tuli sensorineural: gg pndgrn akbt kerusakan koklea ato saraf vestibulokokhlear (dorland)

  • Rumusan masalahApa yg menyebabkan px tinitus n deafness?Apa pengaruh lamanya pekerjaan slm 10 thn trhdp penyakit yg diderita pasien?Mengapa selama 2 mgg ini keluhan bertambah berat?Bagaimanakah saran yg diberikan dokter perusahaannya thdp kelanjutan pekerjaannya?Bagaimanakah interpretasi dr pmx yg dilakukan?Bagaimanakah strategi intervensi bg px n pekerja lain serta pencegahannya?

  • Hipotesis1.Rongga telinga dlmgelombang suara tinggi(4000Hz)-merusak sel rambutrespon thdp frek suara turun--tinitus n deafness2.Krn terpapar terus-menurus,intensitas tinggi slm 10 thn maka akan memperburuk kondisi pendengaran pd pasien3. Krn terpapar nada tinggi trs menerus4. Memberikan saran utk pindah dr bag. Produksi, menggunakan alat pelindung telinga, alat bantu dengar dan psikoterapi5.interpretasi: tuli sedang 4 m, tuli persepsi6. Strategi intervensi: -pemindahan kebagian pekerjaan dg tgkt kebisingan yg rendah-manajemen prosedur kerja perlu diperketat-skrining audiometri scr berkala-memberikan dg alat bantu dengar-pencegahannya: mengg. Earplug, ear muff dan helmet melakukan shift/roll kerja (on/off)

  • Learning ObjektifMahasiswa mampu memahami mengetahui serta menjelaskan:Kebisingan dan Ketulian (definisi, etio,klasifikasi, patofis(faktor resiko), epidemi, manifes, pmx (anamnesis, fisik, penunjang), terapi, komplikasi, prognosis,pencegahan)Diagnosis n identifikasi penyakit akbt kerjaStrategi penanganan penyakit akibat kerja (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif)

  • KERANGKA KONSEP

  • Laki laki 50 tahunBekerja di pabrik asbes selama 10thnAnamnesis:Tinitus dan deafness ke2 telinga kanan dan kiriKesulitan menerima teleponKetika mendengarkan musik terasa grebek-grebek

    Pemeriksaan fisik:Tes bising 4 meter kanan dan kiri disapat batas atas menurun pada kedua telingaPemeriksaan audiometri tuli sensuroneural telinga kanan dan kiriKebisingan Rusak pada sel sensorisKerusakan pada stria vaskularisKerusakan paa serabut sarafDegenerasi pada daerah basal dari duktus coklear (organ corti, sel rambut)Pembengkakan / robekan dari sel sensorikAnoksia

  • Diagnosis bandingTuli sensori neural koklea

    Bilateral >>Simetris Maximum tuli selama 10 15 tahunTidak sampai sangat beratTidak bertambah parah bila bunyi dihilangkan Pemeriksaan Penunjang

    Audiometri Diagnosis pasti Tuli sensori neural koklea

    Otoskopik Tes pelana

  • Prognosis Pencegahan Penatalaksanaan Penderita sebaiknya di pindahkan dari lingkungan yang tidak bising.Diberikan alat bantu dengarPasang Implan koklear pasien mengalami total bilateral

    Pekerja harus di beri pelindung bising :penutup telinga ,pelindung kepala

  • Kebisingan & Ketulian(TRAUMA AKUSTIK)

  • DEFINISIBising adalah suara atau bunyi yang tidak diinginkan secara audiologi, bising adalah campuran bunyi nada murni dengan berbagai frekuensi (Bashirudin, 2007)Kebisingan dalam hubungannya dengan perlindungan kesehatan tenaga kerja diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (sumamur, 2009)

  • Gangguan pendengaran akibat bising ( noise induced hearing loss / NIHL ) adalah tuli akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja. Tuli akibat bising merupakan jenis ketulian sensorineural yang paling sering dijumpai setelah presbikusis.

    Dalam lingkungan industri, semakin tinggi intensitas kebisingan dan semakin lama waktu pemaparan kebisingan yang dialami oleh para pekerja, semakin berat gangguan pendengaran yang ditimbulkan pada para pekerja tersebut.

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi ketulian akibat bising antara lain:Intensitas kebisingantipe bising (spektrum frekwensi)Lamanya waktu terpapar perhari (duty cycle per day)Lamanya masa kerja yang menjadi faktor utamaKerentanan individualUmur pekerjaPenyakit telinga yang menyertaiJarak dari sumber bunyi dan posisi tiap telinga terhadap kebisingan

  • Intensitas dan waktu paparan bising yang diperkenankan

    Tabel Intensitas bunyi dan waktu paparan yang diperkenankan sesuai dengan Departemen Tenaga Kerja 1994 1995 ( dikutip dari kepustakaan 2 )

    Intensitas bising( dB )Waktu paparanPer hari dalam jam8587,59092,595100105110864321

  • Pengaruh BisingPengaruh AuditorialTuli akibat bising dan umumnya terjadi dalam lingkungan kerja dengan tingkat kebisingan yang tinggiPengaruh Non Auditorialdapat bermacam-macam gannguan mis: gg. Komunikasi, gg. Tidur, gelisah, peningkatan tek darah dll.

  • Trauma Pendengaran AkustikDefinisi Trauma pada telinga akibat paparan suara atau bunyi yang berlebihan sehingga menyebabkan gangguan pendengaran

  • Etiologi Bising yang keras secara tiba-tiba atau perlahan, misalnya :Suara ledakan bomPetasanTembakanKonserEarphone

  • Klasifikasi Berdasarkan mula kejadiaanya :Trauma akustik akutapabila disebabkan oleh ledakan, kerusakan telinga dapat mengenai membran (bersifat kondusif), bila lebih hebat dapat merusak koklea (bersifat sensorial)Trauma akustik kronikakibat pencemaran lingkungan oleh bising

    Berdasarkan sifatnya :NITT (Noise Induced Temporary Threshold Shift) perubahan ambang pendengaran akibat bising yang berlangsung sementaraNIPT (Noise Induced Permanent Threshold Shift) perubahan ambang pendengaran akibat bising yang berlangsung permanen

  • Patogenesis Kehilangan pendengaran unilateral dan bilateralBisa terjadi kerusakan berupa pecahnya gendang telinga, kerusakan tulang pendengaran atau organ cortiGangguan kemampuan meneruskan getaran ke organ cortiMelampaui kemampuan fisiologi telinga dalamEnergi suara

  • Pergerakan cairan dalam kokhleaKerusakan sel-sel rambut dalam dan sel-sel penunjang juga rusak.Rusaknya organ cortiPergerakan membran basilerRobeknya membran ReisnerCairan perilimfe dan endolimfe bercampurDegenerasi pada saraf yangjuga dapat dijumpai di nukleus pendengaran pada batang otak.

  • Manifestasi klinisSecara umum gambaran ketulian pada tuli akibat bising ( noise inducedhearing loss ) adalah : 1. Bersifat sensorineural2. Hampir selalu bilateral3. Jarang menyebabkan tuli derajat sangat berat ( profound hearing loss ) Derajat ketulian berkisar antara 40 s/d 75 dB.4. Apabila paparan bising dihentikan, tidak dijumpai lagi penurunan pendengaran yang signifikan.5. Kerusakan telinga dalam mula-mula terjadi pada frekwensi 3000, 4000 dan 6000 Hz, dimana kerusakan yang paling berat terjadi pada frekwensi 4000 Hz.6. Dengan paparan bising yang konstan, ketulian pada frekwensi 3000, 4000 dan 6000 Hz akan mencapai tingkat yang maksimal dalam 10 15 tahun. Selain pengaruh terhadap pendengaran ( auditory ), bising yang berlebihan juga mempunyai pengaruh non auditory seperti pengaruh terhadap komunikasi wicara, gangguan konsentrasi, gangguan tidur sampai memicu stress akibat gangguan pendengaran yang terjadi.1-3,12,13

  • EpidemiologiOetomo, A dkk ( Semarang, 1993 ) dalam penelitiannya terhadap 105 karyawan pabrik dengan intensitas bising antara 79 s/d 100 dB didapati bahwa sebanyak 74 telinga belum terjadi pergeseran nilai ambang, sedangkan sebanyak 136 telinga telah mengalami pergeseran nilai ambang dengar, derajat ringan sebanyak 116 telinga ( 55,3% ), derajat sedang 17 ( 8% ) dan derajat berat 3 (1,4% ).

  • Kamal, A ( 1991 ) melakukan penelitian terhadap pandai besi yang berada di sekitar kota Medan. Ia mendapatkan sebanyak 92,30 % dari pandai besi tersebut menderita sangkaan NIHL.Sedangkan Harnita, N ( 1995 ) dalam suatu penelitian terhadap karyawan pabrik gula mendapati sebanyak 32,2% menderita sangkaan NIHL

  • GEJALA KLINISTinnitus (suara mendenging)Ringing (suara berisik ditelinga)Fullness (gejala sensasi penuh)Nyeri telingaKesulitan melokalisir suaraKesulitan mendengar di lingkungan bising

  • DERAJAT KERUSAKAN TELINGAN DALAM

    Derajat kerusakan Telingan DalamKeterangan1Normal2Masih dalam batas normal3-4Edema ringan , pergeseran ringan nukleus sel rambut, pembentukan vakuola pd sel2 penyangga, pergeseran mesotelial dg pembentukan lapisan tipis sel diatas membran basalis5-6Edema makin hebat, hilangnya sebagian sel mesotelial, pembentukan giant cilia7Sebagian sel rambut hancur/hilang sel mesotelial hilang, sel2 penyangga terlepas dr membran basalis8Terjadi seluruh sel rambut dlm hilang, ruptur membran reissner9Seluruh organ corti kolaps, shgg terpisah dr membran basalis

  • DIAGNOSISAnamnesisPemeriksaan fisis: dg Otoskop Pemeriksaan dg Garpu Tala(menunjukkan adanya tuli sensorineural, tes Rinne +, tes weber: lateralisasi ke arah telinga dg pendengaran lebih baik, tes Scwabah: memendek)Pemeriksaan Audiometri: tdpt audiogram hantaran udara & hantaran tulang

  • Pmx audiometri nada murni didapatkan tuli sensorional pd frek antara 3000-6000 Hz dan pd frek 4000 Hz sering tdpt takik yg patognomonik untuk jenis ketulian akibat trauma akustik

  • KOMPLIKASIKehilangan pendengaran progresif merupakan komplikasi utama dari trauma akustik

  • PENCEGAHANMenghindari suara bising dan gaduhBerhati-hati dalam aktivitas yang beresiko seperti menembakMemakai pelindung pendengaran (earplug mengurangi kebisingan 8-25 dB,earmuff mengurangi kebisingan 25-40 dB dan helmet mengurangi kebisingan 40-50 dB) (Buchari,2007)Pemeriksaan kesehatan scr teratur

  • PENATALAKSANAAN

  • PROGNOSISJenis ketulian pada trauma akustik merupakan ketulian saraf koklea yang sifatnya menetap dan tidak dapat diobati,maka prognosisnya kurang baik sehingga faktor pencegahan lebih diutamakan.

    *