olehpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_skripsi/02... · 2017. 7. 28. · sangat digemari...
TRANSCRIPT
KONTRIBUSI DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN
DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP
KEMAMPUAN KECEPATAN RENANG 200 METER GAYA DADA PADA
PERKUMPULAN RENANG DI KOTA PADANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan
Pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan di Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang
Oleh :
BERTO APRIYANO
NIM/ BP. 00892/2008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN
JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul : Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai dan Daya
Tahan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan
Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Pada
Perkumpulan Renang di Kota Padang
Nama : Berto Apriyano
NIM/BP : 00892/2008
Program Studi : Pendidikan Kepelatihan
Jurusan : Kepelatihan
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
Padang, 27 April 2012
Disetujui oleh :
Pembimbing I
Drs. H. Alnedral, M.Pd
NIP. 19600430.198602.1.001
Pembimbing II
Drs. Setiady
NIP. 19580110.198711.1.002
Diketahui
Ketua Jurusan Kepelatihan Olahraga
Drs. Maidarman, M.Pd
NIP. 19600507.198503.1.004
PENGESAHAN
Dinyatakan Lulus Setelah Dipertahankan Di Depan Tim Penguji Skripsi
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang
Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai dan Daya Tahan Kekuatan
Otot Lengan Terhadap Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya
Dada Pada Perkumpulan Renang di Kota Padang
Nama : BERTO APRIYANO
NIM/BP : 00892/2008
Program Studi : Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan : Kepelatihan
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
Padang, 27 April 2012
Tim Penguji
Nama Tanda Tangan
Pembimbing I : Drs. H. Alnedral, M.Pd 1.
Pembimbing II : Drs. Setiady 2.
Penguji : Drs. Hendri Irwadi, M.Pd 3.
Drs. Maidraman, M.Pd 4.
Padli, S.Si, M.Pd 5.
ABSTRAK
Berto Apriyano (2012) : Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai
dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan
Terhadap Kemampuan Kecepatan Renang 200
Meter Gaya Dada Pada Perkumpulan Renang Di
Kota Padang.
Berdasarkan pada kurang terlihatnya kemampuan renang gaya dada yang
dimiliki para atlet untuk mengikuti kejuaraan renang mengakibatkan menurunnya
prestasi renang gaya dada bagi perkumpulan renang di kota Padang. Masalah ini
diduga disebabkan oleh beberapa faktor yang diantaranya kurangnya kondisi fisik
dalam hal ini ialah daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot
lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. Penelitian ini
merupakan penelitian Korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan
kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai, kontribusi daya tahan kekuatan otot
lengan, dan kontribusi secara bersama-sama terhadap kemampuan kecepatan
renang 200 meter gaya dada atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan
renang di kota Padang.
Populasi penelitian ini adalah atlet-atlet pembinaan prestasi pada
perkumpulan renang di kota Padang terdiri 25 Putra dan 11 Putri dengan total 36
orang dan dengan menggunakan teknik total sampling. Pengambilan data untuk
mengukur daya tahan kekuatan otot tungkai melalui tes squat jump, untuk daya
tahan kekuatan otot lengan melalui tes push up, dan untuk kemampuan kecepatan
renang dilakukan melalui tes renang 200 meter gaya dada. Data yang diperoleh
akan di uji menggunakan analisis korelasi sederhana dan teknik analisis korelasi
ganda dengan taraf signifikan α = 0,05. Untuk mencari kontribusi menggunakan
rumus r2 x 100%.
Hasil analisis data menunjukkan (1) Daya tahan kekuatan otot tungkai
berkontribusi 74,65% putra dan 91,58% putri, (2) Daya tahan kekuatan otot
lengan berkontribusi 70,06% putra dan 91,20% putri, (3) Daya tahan kekuatan
otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan berkontribusi secara bersama-
sama 74,99% putra dan 93,51% putri terhadap kemampuan kecepatan renang 200
meter gaya dada atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota
Padang.
Kata kunci : Daya tahan kekuatan otot tungkai, Daya Tahan kekuatan otot
lengan dan Kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya
dada
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu
wata’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan
pada penulis, sehingga telah dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai dan Daya Tahan Kekuatan
Otot Lengan Terhadap Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya
Dada pada Perkumpulan Renang di Kota Padang”. Skripsi ini ditulis dalam
rangka memenuhi salah satu syarat penyelesaian program Strata satu (SI) guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. Dalam
penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan dorongan baik
moril maupun materil dari berbagai pihak. Sehingga dengan itu pada kesempatan
ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. H. Arsil, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Padang.
2. Drs. Maidarman, M.Pd Ketua Jurusan Kepelatihan Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
ii
3. Drs. H. Alnedral, M.Pd selaku pembimbing I dan bapak Drs. Setiady, selaku
pembimbing II yang penuh perhatian dan kesabaran dalam membimbing untuk
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak-Bapak dosen penguji, yaitu Drs. Hendri Irawadi, M.Pd, Drs.
Maidarman, M.Pd dan Padli, S.Si, M.Pd yang telah memberikan arahan,
koreksi dan nasehatnya selama penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak dan ibu, kakak dan adik serta keluarga besar penulis, yang telah
memberikan bantuan moril maupun materil dalam mengikuti perkuliahan dan
penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh rekan-rekan seperjuangan mahasiswa tahun 2008 Jurusan Kepelatihan
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
Semoga bantuan, bimbingan dan petunjuk yang Bapak/Ibu, dan Saudara
berikan menjadi amal shaleh dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari
Allah SWT.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan
kritikan yang konstruktif dari semua pihak. Mudah-mudahan skripsi ini
bermanfaat bagi pengelola pendidikan di masa yang akan datang. Semoga Allah
SWT senantiasa memberikan taufik hidayah-Nya pada kita semua. Amin.
Padang, April 2012
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN SKRIPSI
PENGESAHAN
ABSTRAK.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN…. ......................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 8
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 9
D. Rumusan Masalah ................................................................. 9
E. Tujuan penelitian .................................................................. 10
F. Kegunaan Penelitian ............................................................. 10
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori .......................................................................... 11
1. Hakikat Olahraga Renang ............................................... 11
2. Hakikat Renang Gaya Dada ............................................. 12
3. Hakikat Kemampuan Kecepatan Renang Gaya Dada........ 18
4. Hakikat Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai .................. 19
5. Hakikat Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan .................... 22
B. Kerangka Konseptual ............................................................ 25
C. Hipotesis Penelitian .............................................................. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................... 30
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................... 31
C. Definisi Operasional ............................................................. 31
iv
D. Populasi dan Sampel ............................................................. 32
E. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 33
F. Prosedur Penelitian ............................................................... 34
G. Instrument Penelitian ............................................................ 37
H. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 37
I. Teknik Analisa Data ............................................................. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ..................................................................... 44
B. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................. 54
C. Pengujian Hipotesis ............................................................. 57
D. Pembahasan ......................................................................... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 78
B. Saran..................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... . 81
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................... ............... 83
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Populasi Penelitian ................................................................... 33
Tabel 2. Pengawas Penelitian ................................................................. 35
Tabel 3. Tenaga Pembantu Penelitian ..................................................... 35
Tabel 4. Alat-Alat Yang Diperlukan ....................................................... 36
Tabel 5. Format Isian Data ..................................................................... 36
Tabel 6. Norma Tes Squat Jump untuk Putra dan Putri ........................... 39
Tabel 7. Norma Tes Push Up untuk Putra dan Putri ……….................... 40
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putra
(X1) …………...……… ........................................................... 44
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putri
(X1) …………...………………………. ................................... 46
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putra
(X2) .......................................................................................... 48
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putri
(X2) .......................................................................................... 49
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada
Putra (Y) ................................................................................... 51
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada
Putri (Y) ................................................................................... 53
Tabel 14. Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data dengan Uji Lilliefors
(Putra) ...................................................................................... 55
Tabel 15. Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data dengan Uji Lilliefors
(Putri) ....................................................................................... 56
Tabel 16. Rangkuman hasil Analisis Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot
Tungkai (X1) terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya
Dada (Y) Atlet Putra pada Perkumpulan Renang di Kota
Padang ...................................................................................... 58
vi
Tabel 17. Rangkuman hasil Analisis Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot
Tungkai (X1) terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya
Dada (Y) Atlet-Atlet Putri Pembinaan Prestasi pada
Perkumpulan Renang di Kota Padang ....................................... 59
Tabel 18. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan
Kekuatan Otot Lengan (X2) Terhadap Renang 200 Meter Gaya
Dada (Y) Atlet-Atlet Putra Pembinaan Prestasi pada
Perkumpulan Renang di Kota Padang ....................................... 60
Tabel 19. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan
Kekuatan Otot Lengan (X2) Terhadap Renang 200 Meter Gaya
Dada (Y) Atlet-Atlet Putri Pembinaan Prestasi pada
Perkumpulan Renang di Kota Padang ....................................... 61
Tabel 20. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan
Kekuatan Otot Tungkai (X1) dan Daya Tahan Kekuatan Otot
Lengan (X2) secara bersama-sama terhadap Kecepatan Renang
200 Meter Gaya Dada (Y) Atlet-Atlet Putra Pembinaan Prestasi
pada Perkumpulan Renang di Kota Padang ............................... 62
Tabel 21. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan
Kekuatan Otot Tungkai (X1) dan Daya Tahan Kekuatan Otot
Lengan (X2) Secara Bersama-Sama Terhadap Kecepatan
Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) Atlet-Atlet Putra Pembinaan
Prestasi pada Perkumpulan Renang di Kota Padang .................. 64
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Logo FINA ............................................................................... 13
Gambar 2. Bentuk Gerakan Renang Gaya Dada Tampak Samping ............. 17
Gambar 3. Bentuk Gerakan Renang Gaya Dada Tampak Depan................. 17
Gambar 4. Otot Tungkai Atas .................................................................... 20
Gambar 5. Otot Tungkai Bawah ................................................................. 21
Gambar 6. Otot Lengan .............................................................................. 24
Gambar 7.Kerangka Konseptual................................................................. 28
Gambar 8. Bentuk Gerakan Squat Jump ..................................................... 38
Gambar 9. Bentuk Gerakan Push Up Pria dan Wanita ................................ 40
Gambar 10. Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putra (X1) ..... 45
Gambar 11. Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putri (X1) ..... 47
Gambar 12. Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putra (X2) ...... 49
Gambar 13. Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putri (X2) ....... 50
Gambar 14. Histogram Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya
Dada Putra (Y) .......................................................................... 52
Gambar 15. Histogram Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya
Dada Putri (Y) .......................................................................... 54
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Data Atlet-Atlet Pembinaan Prestasi pada Perkumpulan
Renang di Kota Padang ………………………............. 83
Lampiran 2 : Data Hasil Penelitian Putra dan Putri…………...…...... 85
Lampiran 3 : Kategori Tes Squat Jump dan Tes Push Up Putra
Putri…................................................................................ 87
Lampiran 4 : Analisis Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot
Tungkai Melalui Uji Liliefors (X1) Putra dan Putri…...... 91
Lampiran 5 : Analisis Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan
Melalui Uji Liliefors (X2) Putra dan Putri........... 94
Lampiran 6 : Analisis Uji Normalitas Kemampuan Kecepatan Renang
200 Meter Gaya Dada Melalui Uji Liliefors (Y)
Putra dan Putri………...........................................… 97
Lampiran 7 : Perhitungan Dengan T-Skor Data Putra dan Putri..… 100
Lampiran 8 : Analisis Korelasi Sederhana dan Korelasi Berganda
(Variabel X1, X2 dan Y) Putra dan Putri…………. 102
Lampiran 9 : Pengujian Hipotesis 1……..................................… 104
Lampiran 10 : Pengujian Hipotesis 2…………………………………….. 106
Lampiran 11 : Pengujian Hipotesis 3………............…………… 108
Lampiran 12 : Pengujian Signifikan Korelasi Ganda Putra dan Putri.......... 110
Lampiran 13 : Daftar Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors…..........… 112
Lampiran 14 : Tabel dari Harga Kritik dari Product-Moment…………… 113
Lampiran 15 : Daftar Luas Dibawah Lengkungan Normal Standar
Dari 0 Ke Z………………….......................................……. 114
ix
Lampiran 16 : Nilai Persentil untuk Distribusi F………………………........ 116
Lampiran 17 : Surat Dari UPTD Balai Pengawasan Mutu Barang …......…. 120
Lampiran 18 : Surat Penelitian dari FIK UNP.......………………………….. 121
Lampiran 19 : Surat Balasan dari Tiap Perkumpulan Renang.......………….. 126
Lampiran 20 : Foto-Foto Penelitian..............................................………….. 131
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga sebagai bagian dari aktivitas manusia yang merupakan
kebutuhan sebagai upaya membentuk jasmani dan rohani yang sehat. Sampai saat
ini olahraga telah memberikan kontribusi yang berarti dan nyata bagi peningkatan
kesehatan manusia. Selain itu olahraga turut berperan dalam peningkatan kualitas
bangsa baik jasmani maupun rohani yang erat kaitannya untuk kelancaran
pelaksanaan sistem pembangunan yang berkelanjutan.
Salah satu cabang olahraga yang saat ini sangat populer di masyarakat,
baik di Indonesia maupun diseluruh dunia adalah renang. Hal ini terbukti dengan
banyaknya kolam renang di setiap negara yang dibangun oleh pemerintah maupun
pihak swasta serta hampir seluruh hotel berbintang di dunia memiliki kolam
renang. Melalui pengamatan peneliti ternyata renang menjadi olahraga yang
sangat digemari oleh sebagian besar lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak
sampai orang tua, laki-laki maupun perempuan. Demikian juga mulai dari
masyarakat kota sampai masyarakat desa, instansi pemerintah maupun pihak
swasta bahkan pada instansi pendidikan aktif mengembangkan olahraga renang.
Saat ini, olahraga renang tidak saja sebagai olahraga rekreasi atau dengan tujuan
kesehatan, akan tetapi sejak berpuluh tahun yang lalu telah dipertandingkan baik
pada tingkat nasional maupun internasional yang berarti olahraga renang bagian
dari olahraga prestasi. Melalui olahraga prestasi, diharapkan akan tercipta atlet
yang akan mengharumkan nama daerah, bangsa dan negara melalui berbagai
2
kejuaraan yang diperlombakan. Sesuai dengan tujuan prestasi yang dijelaskan
dalam UU RI No. 3 pasal 20 ayat 1 tentang Sistem Keolahragaan (2005:12)
bahwa ”olahraga prestasi dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan dan potensi olahragawan dalam rangka meningkatkan harkat dan
martabat bangsa”.
Perkembangan olahraga renang yang demikian pesatnya tidak terlepas dari
dukungan dan peran serta baik masyarakat maupun pemerintah, hal ini terbukti
dengan adanya kejuaraan-kejuaraan tingkat kota, kabupaten, provinsi bahkan
tingkat nasional serta internasional. Hal dimaksud sebagai upaya
mengembangkan/membangun prestasi para perenang dan mencari bibit-bibit
potensial yang dapat menjadi andalan dalam kejuaraan tingkat internasional.
Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional
Republik Indonesia Nomor: 3 Tahun 2005. Tentang pembinaan dan
pengembangan olahraga prestasi pada Pasal 27 Ayat 4 yang menyatakan bahwa
“Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dengan
memberdayakan perkumpulan olahraga, menumbuhkembangkan sentra
pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan daerah, dan menyelenggarakan
kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan”.
Sehubungan hal tersebut diatas mencapai prestasi yang tinggi dalam
olahraga adanya beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain : (1) Minat,
bakat, dan motivasi dalam olahraga, (2) Dukungan moral dan material dari
keluarga, (3) Proses pembinaan secara berkesinambungan, terprogram,
menggunakan pendekatan dan metode yang baik dalam relative lama, (4)
3
Dukungan sarana dan prasarana yang memadai, (5) Kondisi lingkungan, fisik,
giografis, sosiocultural yang kondusif.
Olahraga renang merupakan olahraga yang sangat kompleks, karena di
samping kemampuan teknik dan mental unsur kondisi fisik harus dimiliki dengan
baik. Syafruddin (1989:35) menyatakan bahwa komponen kondisi fisik dasar
yaitu ; daya tahan (endurance), kekuatan (strength), daya ledak (power),
kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), keseimbangan
(balance) dan koordinasi (coordination)”. Masing-masing komponen tersebut
harus berada pada tingkat teratas sesuai dengan tuntutan dari masing-masing
cabang olahraga. Dalam cabang olahraga renang hampir setiap komponen
kondisi fisik menjadi dominan dalam suatu perlombaan renang, seperti: daya
tahan, kekuatan, kecepatan, daya ledak, kelincahan dan kelentukan.
Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa untuk dapat meraih
prestasi olahraga, perlu kerjasama yang terarah dan memperhatikan segala aspek
yang mendukung tercapainya prestasi olahraga prestasi tersebut.diantara kegiatan
olahraga yang dilaksanakan secara terkoordinir dan kontinu serta memperhatikan
prinsip-prinsip latihan, program latihan, metode latihan, dan sebagainya.
Dalam olahraga renang khususnya dalam pembinaan prestasi, setiap unsur
kondisi fisik juga harus disesuaikan dengan gaya renang utama para atlet binaan
prestasi tersebut, seperti: renang gaya kupu-kupu, renang gaya punggung, renang
gaya dada, dan renang gaya bebas. Selain itu faktor kondisi fisik tersebut juga
harus disesuaikan dengan nomor-nomor renang gaya utama para atlet, seperti:
nomor 50 meter, 100 meter, 200 meter, 400 meter, 800 meter dan 1200 meter.
Secara garis besar unsur yang dominan ialah unsur kecepatan, unsur kekuatan
dan unsur daya tahan. Bila salah satu unsur belum dimiliki atau dikuasai, maka
prestasi terbaik tidak akan tercapai. Khususnya terhadap renang gaya dada yang
merupakan gaya renang yang memiliki catatan rekor waktu yang paling rendah.
Dalam renang gaya dada, faktor kondisi fisik juga sangat dibutuhkan pada
bentuk gerakan kaki maupun tangan. Jika memiliki kondisi fisik yang baik, maka
pada saat melakukan gerakan kaki dan gerakan tangan akan maksimal sehingga
akan tercapai waktu yang lebih cepat.
Pada gerakan kaki dan gerakan tangan renang gaya dada faktor kondisi
fisik yang dibutuhkan ialah kekuatan kecepatan pada jarak 50 meter lalu
kecepatan kekuatan daya tahan pada jarak 100 meter dan 200 meter. Di mana
latihan akan terfokus juga dominan untuk membentuk kekuatan pada otot tungkai
dan otot lengan.
Selain itu yang perlu diperhatikan juga yaitu keadaan sarana dan
prasarana untuk latihan. Karena dengan keadaan kolam renang yang baik serta
perlengkapan dan peralatan latihan yang lengkap, tentu akan memudahkan
seorang atlet untuk melatih kemampuan renangnya agar lebih baik, apalagi
diikuti dengan program latihan yang diberikan pelatih sangat baik, terarah,
kontiniu serta sesuai dengan kebutuhan seorang atlet renang.
Perkembangan olahraga renang di kota Padang cukup mendapat perhatian
dari masyarakat dan pemerintah, terbukti dengan banyaknya klub-klub renang di
kota Padang. Termasuk di sekolah-sekolah yang memasukkan olahraga renang
sebagai salah satu kegiatan pembelajaran.
Bagi seorang atlet, olahraga merupakan ajang untuk berkompetisi dalam
meraih prestasi olahraga yang setinggi-tingginya. Prestasi itu sebagai hasil
tertinggi yang dicapai dengan proses panjang yang memiliki tujuan dan target.
Untuk meraih tujuan tersebut diperlukan usaha melalui perencanaan dan
pelaksanaan yang terarah, terkoordinir dengan penyediaan sarana dan prasarana
yang memadai.
Dalam usaha untuk mengembangkan prestasi pada cabang olahra renang,
maka didirikan berbagai klub renang di kota Padang seperti: Women’s
Swimming Club (WSC), P.R Lumba-Lumba, P.R Tirta Kaluang, Pesut
Swimming Club, Alfhred Swim Camp, Ambacang Swimming Club dan Profi
Swimming Club. Dimana seluruh klub tersebut berlokasi di Kolam Renang
Teratai sebagai tempat latihannya. Melalui latihan di klub, para atlet diharapkan
dapat berprestasi membawa nama klub, sekolah, daerah maupun negara. Maka
dari itu sangat banyaknya diadakan acara / event perlombaan renang seperti:
O2SN perlombaan antar sekolah dasar tingkat kota, daerah dan nasional. POPDA
perlombaan antar sekolah SMP dan SMA tingkat kota, daerah dan nasional.
POMNAS perlombaan antar mahasiswa tingkat kota, daerah dan nasional.
KRAPSI perlombaan antar klub renang seluruh indonesia hingga event besar
seperti PON, Sea Games, Asean Games dan Olimpiade.
Akan tetapi pada saat ini prestasi yang diraih oleh klub-klub renang di
kota padang mulai mengalami penurunan, hanya beberapa klub yang mampu
bertahan untuk membawa atletnya di tingkat nasional. Khususnya penurunan
terlihat jelas pada renang gaya dada baik jarak 50 meter, 100 meter maupun 200
meter. Menurunnya prestasi tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor. Faktor itu
antara lain karena mengabaikan unsur-unsur yang dapat menentukan kemampuan
atlet, seperti kondisi fisik dan teknik, terutama pada kekuatan dan daya tahan
untuk menghasilkan kemampuan gerakan kaki dan gerakan tangan.
Teknik merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi keberhasilan
seorang atlet dalam mengikuti suatu perlombaan. Sehingga dengan teknik yang
baik diharapkan atlet tersebut dapat meraih prestasi yang baik juga seperti yang
diinginkan. Dalam renang gaya dada teknik yang harus sangat diperhatikan ialah
teknik gerakan kaki dan gerakan tangan yang benar, sehingga memudahkan
untuk atlet tersebut memenangkan perlombaan renang khususnya renang gaya
dada.
Akan tetapi berdasarkan pengetahuan peneliti di lapangan bahwa atlet-
atlet tersebut masih belum dapat memaksimalkan renang gaya dadanya,
dikarenakan banyak yang memiliki teknik renang yang bagus tetapi tidak
memiliki kekuatan dan daya tahan yang seimbang, dan begitupun sebaliknya.
Sehingga sangat kecil prestasi yang bisa didaptkan dalam suatu perlombaan
renang.
Belum maksimalnya kemampuan kecepatan renang gaya dada ini diduga
disebabkan oleh beberapa faktor, antar lain: kurangnya daya tahan kekuatan otot
tungkai, kurangnya daya tahan kekuatan otot lengan, kurang baiknya kemampuan
kondisi fisik, kurang baiknya teknik renang gaya dada, kurang memadainya
sarana dan prasarana latihan, kurang baiknya minat, bakat dan motivasi yang
dimiliki atlet, serta kurang baiknya program latihan yang diberikan pelatih,
sehingga mengakibatkan kemampuan kecepatan renang gaya dada masih belum
maksimal.
Dari beberapa faktor yang diuraikan di atas ada beberapa faktor yang
diduga juga mempengaruhi kemampuan kecepatan renang gaya dada yang masih
rendah. Faktor itu adalah daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan
kekuatan otot lengan. Ini terlihat dengan kurangnya kemampuan renang gaya
dada yang dilakukan oleh atlet yang disebabkan rendahnya kedua faktor tersebut
yaitu daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan.
Bertitik tolak dari masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
tertarik untuk mengetahui lebih jauh kemampuan kecepatan renang gaya dada
atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkupulan renang di kota Padang, dan juga
melihat hubungan dari kedua faktor yaitu daya tahan kekuatan otot tungkai dan
daya tahan kekuatan otot lengan. Lalu dalam penelitian ini peneliti akan melihat
kemampuan kecepatan renang gaya dada tersebut pada jarak 200 meter, karena
nomor 200 meter adalah nomor dengan jarak terjauh pada perlombaan renang
gaya dada dan juga akan lebih terlihat bentuk daya tahan kekuatan otot tungkai
dan daya tahan kekuatan otot lengan tersebut. Renang gaya dada untuk nomor 200
meter juga merupakan salah satu nomor resmi yang diperlombakan pada event
besar seperti Pekan Olahraga Nasional (PON), SEA GAMES, ASIAN GAMES,
OLIMPIADE. Oleh karena itu penulis mengangkat judul penelitian: “Hubungan
antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan
terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan
renang di kota Padang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan diatas,
maka peneliti dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Peneliti ingin mengetahui kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai
terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada.
2. Peneliti ingin mengetahui kontribusi daya tahan kekuatan otot lengan
terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada.
3. Peneliti ingin mengetahui kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan
daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kemampuan
kecepatan renang 200 meter gaya dada.
4. Peneliti ingin mengetahui kontribusi kondisi fisik terhadap kemampuan
kecepatan renang 200 meter gaya dada.
5. Peneliti ingin mengetahui kontribusi teknik renang terhadap kemampuan
kecepatan renang 200 meter gaya dada.
6. Peneliti ingin mengetahui kontribusi dukungan sarana dan prasarana
terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada.
7. Peneliti ingin mengetahui kontribusi minat, bakat dan motivasi terhadap
kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada.
8. Peneliti ingin mengetahui kontribusi program latihan yang diberikan pelatih
terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah terdapat faktor yang diduga
mempengaruhi kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. Mengingat
luasnya permasalahan dan berbagai keterbatasan yang ada, maka peneliti perlu
membatasi masalah agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan jangka
waktu, serta tercapainya sasaran penelitian yang diinginkan, untuk itu penelitian
ini hanya dibatasi pada :
1. Daya tahan kekuatan otot tungkai pada perkumpulan renang di kota Padang
2. Daya tahan kekuatan otot lengan pada perkumpulan renang di kota Padang
3. Kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan
renang di kota Padang.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apakah daya tahan kekuatan otot tungkai berkontribusi terhadap kemampuan
kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota
Padang?
2. Apakah daya tahan kekuatan otot lengan berkontribusi terhadap kemampuan
kecepatan renang 200 meter gaya dada perkumpulan renang di kota Padang?
3. Apakah daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot
lengan berkontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya
dada pada perkumpulan renang di kota Padang?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai
terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada
perkumpulan renang di kota Padang.
2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi daya tahan kekuatan otot lengan
terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada
perkumpulan renang di kota Padang.
3. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi antara daya tahan kekuatan otot
tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan
renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang.
F. Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini nantinya diharapkan berguna :
1. Sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan di Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Padang.
2. Sebagai bahan perbandingan bagi staf pengajar di Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Padang.
3. Sebagai bahan perbandingan bagi pelatih, pembina dan guru olahraga yang
akan mengajarkan renang khususnya dalam renang gaya dada.
4. Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi para
mahasiswa/mahasiswi Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.
5. Sebagai bahan bacaan pada perpustakaan jurusan, fakultas dan universitas.
6. Sebagai informasi serta menjadi sumbangan bagi khasanah ilmu pengetahuan
dalam bidang olahraga, khususnya olahraga renang.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Hakikat Olahraga Renang
a) Sejarah Olahraga Renang
Air merupakan unsur kebutuhan bagi kehidupan seluruh mahkluk hidup di
dunia. Olahraga renang tidak dapat dipisahkan dari unsur air dan merupakan salah
satu cabang olahraga yang sangat diminati oleh sebahagian besar manusia di
dunia. Hal dimaksud dapat diperhatikan dimana terdapat sungai, danau dan pantai
/ laut, selalu ramai dikunjungi masyarakat mulai orang dewasa juga anak-anak
mereka bermain, berenang dan sebagainya. Menurut Chalid Marzuki (1999:30)
bahwa “sejarah perkembangan, olahraga renang merupakan salah satu olahraga
yang sudah tua, hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan sejarah seperti
relief-relief dan lukisan-lukisan yang ditinggalkan sejak zaman purbakala”.
b) Pengertian Olahraga Renang
Renang merupakan aktifitas jasmani seluruh bahagian tubuh bergerak dan
tubuh menghasilkan gerakan maju di dalam air. Kemudian gerakan-gerakan itu
diatur dan ditetapkan sebagai aturan baku sehingga menjadi suatu aktifitas
olahraga air yang terus berkembang. Akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, gerakan-gerakan renang itu berkembang menjadi empat macam gaya
renang yang diperlombakan pada saat ini yaitu : renang gaya bebas, renang gaya
dada, renang gaya kupu-kupu dan renang gaya punggung.
11
Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam olahraga renang yaitu menurut Chalid
(1999:22) antara lain “Kekuatan (Strength), Daya Tahan (Endurance), Kecepatan
(Speed), Kelincahan (Flexibility), Koordinasi (Coordination), Daya Ledak
(Explosive Power), Daya Tahan Kekuatan”.
2. Hakikat Renang Gaya Dada
a) Pengertian Renang Gaya Dada
Seperti halnya renang gaya bebas yang mempunyai sejarah yang panjang,
renang gaya dada pun mempunyai. Sesungguhnya renang gaya dada merupakan
gaya renang yang tertua dan juga merupakan gaya renang pertandingan yang
tertua pula/ terdahulu.
Pada awal abad ke 16, renang gaya dada masih dilakukan dengan cara
kedua lengan bergerak bersamaan, tetapi gerakan tungkai masih seperti gerakan
pada gaya bebas. Nicholas Wynman (1538) telah menganjurkan renang gaya dada
agar dilakukan seperti gaya renang yang dilakukan oleh katak.
Renang gaya dada telah berkembang sejak lama. Gaya ini memiliki
beberapa faktor kemudahan untuk dipelajari, diantaranya bidang tumpu yang lebih
luas ketika posisi tubuh berada di air sehingga mudah terapung. Sementara posisi
kepala bergerak ke atas/ depan dan bawah ketika melakukan gerakan pernapasan.
Dengan demikian dapat mengurangi atau memperkecil faktor keletihan. Hal ini
disebabkan oleh gerakan yang menggunakan energi lebih sedikit dan faktor gerak
yang lebih relaks.
b) Peraturan FINA
FINA ( Federation Internationale de Natation)
Swimming Rules 2009 – 2013
www.fina.org
SW.7. GAYA DADA (Breaststroke)
SW.7.1. Sejak mulai tarikan tangan pertama setelah start dan setelah
pembalikan, badan harus tetap terlungkup (on breast), tidak
diperbolehkan sekalipun berputar hingga terlentang.
SW.7.2. Seluruh gerakan tangan harus bersamaan (simultaneous) dan dalam
bidang datar (horizon) tanpa gerakan yang bergantian.
SW.7.3. Tangan harus didorong kedepan bersamaan mulai dari dada, di atas,
didalam, atau pada permukaan air. Siku harus dibawah permukaan air
kecuali pada tarikan akhir di saat finish. Tangan harus ditarik ke
belakang dibawah atau pada permukaan air. Tangan tidak ditarik
kebelakang melampaui garis pangkal paha, kecuali pada tarikan
tangan pertama setelah start dan tiap pembalikan.
SW.7.4. Seluruh gerakan kaki harus bersamaan dan dalam bidang datar
(horizon) tanpa gerakan yang bergantian.
SW.7.5. Kaki harus diputar ke luar dalam melakukan tendangan sebagai bagian
dari gerak untuk mendapatkan daya dorong (porpulsive). Menggunting,
flutter, atau tendangan dolphin ke bawah tidak diperbolehkan.
Memecah permukaan air dengan kaki diperbolehkan tidak diikuti
dengan tendangan dolphin ke bawah.
SW.7.6. Pada tiap pembalikan dan pada waktu finish, sentuhan harus dilakukan
dengan dua tangan bersamaan diatas atau di bawah permukaan air.
Kepala boleh tenggelam setelah tarikan tangan terakhir sebelum
menyentuh tembok, sedianya kepala memecah permukaan air pada satu
titik selagi satu putaran (cycle) terakhir secara lengkap atau tidak
lengkap.
SW.7.7. Selagi satu putaran (cycle) lengkap, satu tarikan tangan satu tendangan
kaki, pada kejadian itu bagian kepala dari perenang harus memecah
permukaan air, kecuali setelah start dan setelah pembalikan dapat
melakukan tarikan tangan penuh ke belakang hingga mengarah ke kaki,
Gambar 1. Logo FINA
Sumber. www.fina.org
dan satu gerak tendangan kaki di bawah permukaan air. Kepala harus
memecah permukaan air sebelum tangan kembali melakukan putaran ke
dalam pada gerakan membuka dari bagian stroke kedua.
c) Bentuk Gerakan Renang Gaya Dada
Berikut ini adalah analisa urutan rangkaian gerakan kaki yang terjadi
dalam renang gaya dada dalam Chalid (1999:36):
1) Sikap tubuh tertelungkup kedua kaki lurus rapat saling berdampingan.
2) Kaki bergerak perlahan menarik secara serempak dengan sumber gerakan dari
sendi lutut (articulatio genu), sehingga membentuk sudut pada bagian
belakang lutut diikuti dengan membuka kedua belah paha ke samping.
3) Pergelangan kaki digerakan sehingga telapak kaki menghadap kearah
belakang tubuh. Hal ini agar tendangan menghasilkan sumber daya tendangan
yang maksimal.
4) Kedua kaki ditendang (kick) secara serempak ke belakang sedikit melebar
dengan kekuatan/tenaga maksimal dan diakhiri dengan gerakan pada
persendian pergelangan kaki (articulatio talocruralis).
5) Setelah gerakan tendangan kaki (kick) dilakukan maka kedua kaki diluruskan
dan rapat.
6) Demikian gerakan kaki dilakukan secara berulang.
Berikut ini diuraikan fase gerakan tangan yang terdapat dalam renang gaya
dada Chalid (1999:40): :
1) Fase Pertama
Pada saat kedua belah tangan berada lurus di depan jari. Gerakan tangan
membuka kesamping arah bawah dengan sudut kira-kira 30o s/d 40
o derajat
sehingga melebihi lebar bahu dengan sudut 30o
s/d 40o
derajat, akhir dari
sikap membuka ini, mengambil sikap untuk melakukan tarikan tangan (pull)
dengan posisi siku agak tinggi tetap di bawah permukaan air.
2) Fase Kedua
Setelah kedua belah tangan bergerak melakukan tarikan membentuk sudut
pada siku dengan sumber tenaga dari sendi bahu (articulatio humeri)
tariklah kedua belah tangan seperti membuat pola di bawah dada.
3) Fase Ketiga
Pada fase ini tarikan tangan dilakukan secara maksimum sampai kedua
telapak tangan saling bertemu di bawah leher dengan menggerakkan sendi
pergelangan tangan (articulatio carpae/wrist). Dilanjutkan dengan gerakan
mengepit kedua belah siku pada satu bidang datar secara serempak di bawah
dada. Selanjutnya dengan suatu sikap melakukan gerakan tangan ke depan.
4) Fase Keempat
Setelah sikap bahu tinggi dengan telapak tangan posisi miring menghadap
ke atas untuk diluruskan ke depan lakukanlah dorongan tangan ke depan
bantuan bahu sehingga lurus, pada saat meluruskan tangan ke depan
putarlah telapak tangan yang semula ke atas, serempak bersamaan
melakukan luncuran telapak tangan ditelungkupkan sampai tangan lurus,
selanjutnya lakukanlah gerakan sesuai dengan urutak fase gerakan
terdahulu.
Koordinasi adalah gerakan yang terjadi pada suatu aktivitas atau kegiatan
secara umum merupakan suatu rangkaian gerak berupa suatu kesatuan secara
totalitas pada kegiatan fisik dan mental pada diri manusia. Dalam hal tersebut jika
seseorang melakukan aktivitas berenang gaya dada terjadilah suatu koordinasi
fisik dan mental yang terjadi di dalam air tampak gerakan tubuh secara
keseluruhan posisi kaki, gerakan tangan, posisi kepala, pernapasan dalam teknik
gerakan renang gaya dada.
Untuk lebih mudah membahas dan menganalisa gerak pada renang gaya
dada. Berikut ini diuraikan mulai gerak tangan dan kepala, dengan dasar
pemikiran bahwa tangan dan kepala merupakan kemudi gerakan-gerakan lainnya
dalam melakukan renang. Pada saat kedua belah lengan lurus di depan, pandangan
muka juga ke depan, posisi kepala di bawah permukaan air, agak lebih tinggi dari
lengan, sedangkan posisi kaki lurus kebelakang lebih rendah dari kepala. Gerakan
selanjutnya bukalah kedua lengan sambil menekan di dalam air ke bawah samping
melebihi lebar bahu dengan jari saling merapat. Lakukanlah raihan tangan ke
samping melebihi bahu di dalam air, pada saat inilah dilakukan untuk
mengeluarkan udara perlahan-lahan, selanjutnya gerakkan kedua belah tangan
melebar melebihi lebar bahu.
Selanjutnya lipatlah kedua belah tangan untuk melakukan tarikan di dalam
air. Selanjutnya tekuklah tangan dalam usaha kita melakukan tarikan di dalam air.
Lipatlah persendian pada siku semakin membesar, sehingga sikap siku agak lebih
tinggi dari lengan bawah selama berada di dalam air. Gerakan lengan ini hanya
berkisar di bawah dada, diakhiri dari sikap siku agak tinggi dari lengan bawah
diikuti gerakan mengangkat kepala ke arah permukaan air bersiap untuk
mengambil udara di atas permukaan air. Lakukanlah gerakan lengan secara
serentak, sehingga kedua belah siku mengepit air di bawah dada kedua belah siku
saling bertemu dengan merapatkan kedua belah lengan. Pada saat ini kepala
diangkat di atas air untuk mengambil udara, melalui mulut, sedangkan posisi kaki
ditarik ke depan sampai kaki bagian bawah melipat pada persendian lutut. Setelah
kedua belah siku merapat dan mengambil udara melalui mulut secukupnya,
tungkai kaki bawah dan atas ditarik ke depan, sehingga membentuk sudut
sedemikian ruapa, sikap tangan siap untuk meluncur diluruskan kembali ke depan.
Dalam keadaan posisi tubuh tersebut, posisi kaki siap untuk mendorong
dan tangan siap meluncur, serentak lakukanlah luncuran tangan ke depan dibantu
dengan mendorongkan kaki ke belakang dan masukkan kepala ke bawah
permukaan air. Luncuran tangan dan dorongan kaki secara serentak diakhiri
dengan gerakan lecutan pada ujung kaki, sehingga terjadi gerakan luncuran badan
ke depan sehingga posisi kaki, badan dan tangan segaris lurus. Tutuplah kedua
belah kaki saling merapat lurus ke belakang dan posisi tangan lurus ke depan,
sehingga posisi kaki, badan dan tangan segaris lurus sejajar dengan permukaan air
(stream line). Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar berikut ini:
Gambar 2. Bentuk Gerakan Renang Gaya Dada Tampak Samping
Sumber : Dumadi & Kasiyo (1992:79)
Gambar 3. Bentuk Gerakan Renang Gaya Dada Tampak Depan
Sumber : Dumadi & Kasiyo (1992:80)
3. Hakikat Kemampuan Kecepatan Renang Gaya Dada
Kecepatan merupakan salah satu kemampuan biomotorik (unsur konsisi
fisik) yang sangat penting dalam olahraga. Menurut Irawadi (2010:51)
“Kecepatan (speed) diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berpindah
tempat dari satu titik ke titik lainnya dalam waktu yang sesingkat singkatnya”.
Perpindahan tempat bisa berupa perpindahan sebagian tubuh. Kecepatan
berkaitan dengan waktu, frekuensi, gerak, dan jarak perpindahan. Dengan
demikian jelaslah bahwa kecepatan merupakan unsur kondisi fisik yang sangat
dominan dalam aktifitas olahraga.
Dalam olahraga renang kecepatan adalah hal utama yang akan dibentuk
dan dicapai, karena kecepatan dalam olahraga renang bisa selalu berubah-ubah
dengan kata lain rekor ataupun catatan waktu tercepat dapat terus selalu berubah-
ubah sehingga persaingan untuk mengejarnya akan sangat ketat dan berat.
Dalam upaya melatih kecepatan renang khususnya renang gaya dada
terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu kondisi fisik, teknik,
sarana prasarana, motivasi, dan program latihan yang akan dilakukan. Dari
beberapa faktor yang disebutkan faktor yang paling sangat mempengaruhi ialah
faktor kondisi fisik atlet tersebut seperti daya tahan, kekuatan, daya ledak,
kelincahan, kelentukan, daya tahan kecepatan dan daya tahan kekuatan.
Dengan pembebanan renang gaya dada yang lebih berat untuk mencapai
kecepatan yang maksimal, maka faktor kondisi fisik akan sangat berpengaruh
besar. Terutama saat melakukan gerakan renang gaya dada, baik saat melakukan
gerakan tangan pull dan push maupun saat melakukan gerakan kaki kick yang
membutuhkan tenaga besar akan luncuran yang dihasilkan lebih jauh.
Oleh karena itu kecepatan perlu dimiliki dan dikembangankan oleh para
atlet renang khususnya dalam penelitian ini yang berkaitan tentang kemampuan
kecepatan renang 200 meter gaya dada. Yang merupakan nomor perlombaan
dengan jarak terjauh dari renang gaya dada.
4. Hakikat Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai
Kondisi fisik yang harus dimiliki oleh atlet yang berprestasi hendaknya
memperhatikan unsur-unsur kondisi fisik yang dimaksud seperti kekuatan, daya
tahan, kecepatan, kelincahan, koordinasi dan beberapa unsur lainnya. Menurut
Irawadi (2020 : 26) “Daya tahan (endurance) adalah kesanggupan bekerja dengan
intensitas tertentu dalam rentangan waktu yang cukup lama, tanpa kelelahan yang
berlebihan”. Lalu menurut Arsil (1999 : 43) Kekuatan adalah komponen yang
sangat penting dari kondisi fisik secara keseluruhan, karena merupakan daya
penggerak setiap aktivitas fisik”.
Berdasarkan pendapat kedua ahli maka disimpulkan bahwa daya tahan
kekuatan ialah kemampuan maksimal otot untuk melakukan aktivitas yang dapat
dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Hal ini merupakan hasil terpadu
antara daya tahan dan kekuatan.
Gerakan kaki yang dilakukan dapat bergerak di sebabkan adanya kontraksi
otot. Unit dasar dari sistem otot adalah serat otot. Beberapa serabut oto
membentuk suatu unit motor yang masing-masing unit mempunyai kemampuan
khusus yaitu berkontraksi dengan baik, sehingga suatu gerakan akan terlaksana.
Otot tungkai merupakan bagian dari anggota tubuh yang berfungsi sebagai
alat gerak bagian bawah. Umumnya otot merupakan bangun tersendiri yang
berjalan menyebrangi satu atau beberapa sendi, dan bila mengerut menyebabkan
gerakan pada sendi tersebut. Tiap syaraf otot diselubungi oleh jaringan ikat halus
yang disebut Endomesium. Kumpulan serabut otot membentuk berkas yang
masing-masing di selaputi jaringan ikat yang disebut Perimesium.
Otot tungkai terdiri dari otot tungkai bawah dan otot tungkai atas. Pada
otot tungkai atas terdiri dari tiga golongan yaitu: Flexores, Exteriosores, dan
Adductores. Yang terdiri dari Triceps Femoris dan Biceps Femoris. Otot tersebut
terletak pada batas pangkal paha sampai sendi lutut (pada bagian depan dan
belakang). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Sedangkan otot tungkai bawah terdiri dari tiga golongan yaitu: Flexores,
Exteriosores, dan perenci otot. Ketiga otot ini terletak pada batas bagian lutut
bawah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4. Otot Tungkai Atas
Sumber : Salomon, dalam (Nawawi, 2007 : 52)
Menurut beberapa ahli, kekuatan menggambarkan kemampuan otot untuk
mengatasi beban dengan mengakat, menolak dan mendorong. Sedangkan
kecepatan menunjukkan kemampuan otot untuk mengatasi beban dengan
kontraksi otot yang sangat cepat, dan daya tahan kekuatan ialah kemampuan
maksimal otot untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali dalam
waktu yang lama.
Dalam olahraga renang khususnya untuk melakukan renang 200 meter
gaya dada, daya tahan kekuatan otot lengan sangat diperlukan sebab tujuan dari
pelaksanaan adalah atlet dapat melakukan kecepatan renang 200 meter gaya dada,
secara bebas dapat diartikan bahwa daya tahan kekuatan adalah kemampuan atlet
dalam melakukan kekuatan maksimal saat berenang yang mana dapat terus
dilakukan berulang-ulang kali dalam waktu yang lama.
Berdasarkan penjelasan di atas daya tahan kekuatan juga terdapat pada
otot tungkai yang terbagi yaitu tungkai bagian atas dan tungkai bagian bawah.
Dalam olahraga renang khususnya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada,
Gambar 5. Otot Tungkai Bawah
Sumber : Salomon, dalam (Nawawi, 2007 : 54)
daya tahan kekuatan otot tungkai juga sangat diperlukan sebab tujuan dari
pelaksanaan adalah atlet dapat melakukan kecepatan renang 200 meter gaya dada,
secara bebas dapat diartikan bahwa daya tahan kekuatan otot tungkai adalah
kemampuan atlet dalam melakukan kekuatan maksimal saat berenang yang mana
dapat terus dilakukan berulang-ulang kali. Semua cabang olahraga yang
memerlukan waktu yang relative lama rata-rata memerlukan kekuatan otot
tungkai, apalagi cabang olahraga renang khususnya dalam perlombaan renang
gaya dada dengan jarak 200 meter, kekuatan otot tungkai sangat mempengaruhi
kemampuan kecepatan renang gaya dada. Dengan adanya kekuatan otot tungkai
yang baik akan menghasilkan kemampuan kecepatan renang gaya dada yang
bagus. Jadi daya tahan kekuatan otot lengan pada penelitian ini adalah
kemampuan untuk melakukan renang 200 meter gaya dada.
5. Hakikat Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan
Kondisi fisik yang harus dimiliki oleh atlet yang berprestasi hendaknya
memperhatikan unsur-unsur kondisi fisik yang dimaksud seperti kekuatan, daya
tahan, kecepatan, kelincahan, koordinasi dan beberapa unsur lainnya. Menurut
Irawadi (2020 : 26) “Daya tahan (endurance) adalah kesanggupan bekerja dengan
intensitas tertentu dalam rentangan waktu yang cukup lama, tanpa kelelahan yang
berlebihan”. Lalu menurut Arsil (1999 : 43) Kekuatan adalah komponen yang
sangat penting dari kondisi fisik secara keseluruhan, karena merupakan daya
penggerak setiap aktivitas fisik”.
Berdasarkan pendapat kedua ahli maka disimpulkan bahwa daya tahan
kekuatan ialah kemampuan maksimal otot untuk melakukan aktivitas yang dapat
dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Hal ini merupakan hasil terpadu
antara daya tahan dan kekuatan
Lengan kita dapat bergerak di sebabkan adanya kontraksi otot. Unit dasar
dari sistem otot adalah serat otot. Beberapa serabut oto membentuk suatu unit
motor yang masing-masing unit mempunyai kemampuan khusus yaitu
berkontraksi dengan baik, sehingga suatu gerakan akan terlaksana.
Otot lengan merupakan bagian dari anggota tubuh yang berfungsi sebagai
alat gerak bagian atas. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat
yang sama dengan sel dari jaringan lain. Semua ini di ikat menjadi berkas serabut
oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontaktil. Bila otot diransang
maka akan timbul masa laten yang pendek yaitu sewaktu ransangan di terima
kemuadian otot berkontraksi, yang berarti menjadi pendek dan tebal pada
akhirnya mengendur dan memanjang kembali.
Dalam olahraga renang khususnya untuk melakukan renang 200 meter
gaya dada, daya tahan kekuatan otot lengan sangat diperlukan sebab tujuan dari
pelaksanaan adalah atlet dapat melakukan kecepatan renang 200 meter gaya dada,
secara bebas dapat diartikan bahwa daya tahan kekuatan otot lengan adalah
kemampuan atlet dalam melakukan kekuatan maksimal saat berenang yang mana
dapat terus dilakukan berulang-ulang kali.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja otot lengan antara lain adalah
“sistem syaraf, suhu, keasaman darah, keadaan elektrolit darah, bahan-bahan
kimia sisa metabolisme serta gangguan pada sistem tenaga. Semua cabang
olahraga yang memerlukan waktu yang relative lama rata-rata memerlukan
kekuatan otot lengan, apalagi cabang olahraga renang khususnya dalam
perlombaan renang gaya dada denga jarak 200 meter, kekuatan otot lengan sangat
mempengaruhi kemampuan kecepatan renang gaya dada. Dengan adanya
kekuatan otot lengan yang baik akan menghasilkan kemampuan kecepatan renang
gaya dada yang bagus. Jadi daya tahan kekuatan otot lengan pada penelitian ini
adalah kemampuan untuk melakukan renang 200 meter gaya dada.
Gambar 6. Otot Lengan
Sumber : Wildan Yatim dalam Yetridawati (2008).
B. Kerangka Konseptual
1. Kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan
kecepatan renang 200 meter gaya dada.
Daya tahan kekuatan otot tungkai juga merupakan salah satu
komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam hampir semua cabang
olahraga. daya tahan kekuatan otot tungkai merupakan kemampuan
maksimal otot lengan untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan
berkali-kali dalam waktu yang lama. Daya tahan kekuatan juga merupakan
gabungan dari daya tahan dan kekuatan.
Dalam olahraga renang khususnya kecepatan renang gaya dada
dengan jarak 200 meter, daya tahan otot lengan merupakan salah satu
komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam melakukan renang
gaya dada dengan jarak 200 meter. Tanpa memiliki unsur tersebut para atlet
akan mengalami kesulitan saat berlomba, karena akan terjadi penurunan
kecepatan sehingga akan tertinggal jauh dari lawan-lawannya.
Maka dari itu, daya tahan kekuatan otot tungkai harus dimiliki oleh
para atlet renang dalam melakukan renang 200 meter gaya dada. Agar para
atlet dapat menciptakan prestasi yang diharapkan pada saat perlombaan. Jadi
dapat dikatakan bahwa terdapat kontribusi yang berarti antara daya tahan
kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter
gaya dada atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota
Padang.
2. Kontribusi daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan
renang 200 meter gaya dada.
Selain daya tahan kekuatan otot tungkai, daya tahan kekuatan otot
lengan juga merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat
diperlukan dalam hampir semua cabang olahraga. daya tahan kekuatan otot
lengan merupakan kemampuan maksimal otot lengan untuk melakukan
aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Daya
tahan kekuatan juga merupakan gabungan dari daya tahan dan kekuatan.
Dalam olahraga renang khususnya kecepatan renang gaya dada
dengan jarak 200 meter, daya tahan otot lengan merupakan salah satu
komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam melakukan renang
gaya dada dengan jarak 200 meter. Tanpa memiliki unsur tersebut para atlet
akan mengalami kesulitan saat berlomba, karena akan terjadi penurunan
kecepatan sehingga akan tertinggal jauh dari lawan-lawannya.
Maka dari itu, daya tahan kekuatan otot lengan harus dimiliki oleh
para atlet renang dalam melakukan renang 200 meter gaya dada. Agar para
atlet dapat menciptakan prestasi yang diharapkan pada saat perlombaan. Jadi
dapat dikatakan bahwa terdapat kontribusi yang berarti antara daya tahan
kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter
gaya dada atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota
Padang.
3. Kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot
lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada.
Daya tahan kekuatan otot tungkai merupakan kemampuan maksimal
otot tungkai untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali
dalam waktu yang lama. Sedangkan daya tahan kekuatan otot lengan
merupakan kemampuan maksimal otot lengan untuk melakukan aktivitas
yang dapat dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama.
Sesuai dengan kajian teori terdahulu dapat dipahami bahwa unsur
daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan
memiliki hubungan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya
dada. Untuk melakukan kemampuan kecepatan renang gaya dada dengan
jarak 200 meter diperlukan daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan
kekuatan otot lengan secara keseluruhan yaitu pada gerakan tendangan kaki
(kick) dan tarikan tangan (pull) dalam berenang. Apabila untuk mencapai
kemampuan kecepatan renang gaya dada dengan jarak 200 meter
dibutuhkan gerakan tendangan kaki (kick) dan tarikan tangan (pull) yang
kuat sekaligus cepat, maka sangat dibutuhkan unsur daya tahan kekuatan
otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan seorang atlet renang.
Dalam hal ini, renang gaya dada yang dilakukan perenang pada jarak 200
meter tampak mengalami kelelahan akibat pembebanan kerja fisik. Kerja
fisik yang dimaksud adalah gerakan tendangan kaki (kick) dan gerakan
tarikan tangan (pull).
Berpedoman pada uraian di atas, dapat di mengerti hubungan antara daya
tahan otot kekuatan tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan dalam penelitian
ini terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada
perkumpulan renang di kota Padang. Untuk lebih jelasnya gambaran keterkaitan
ketiga variabel di atas ada baiknya dijelaskan dengan suatu model hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 7. Kerangka Konseptual
Variabel Bebas
Kemampuan
Kecepatan
Renang 200
Meter Gaya Dada
(Y)
Daya Tahan
Kekuatan Otot
Tungkai (X1)
Daya Tahan
Kekuatan Otot
Lengan (X2)
Variabel Terikat
Ha 1
Ha 2
Ha 3
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual di atas, maka diajukan
hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot tungkai
terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada
perkumpulan renang di kota Padang.
2. Terdapat kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot lengan
terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada
perkumpulan renang di kota Padang.
3. Terdapat kontribusi yang siginifikan secara bersama-sama antara daya tahan
kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap
kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan
renang di kota Padang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisis korelasi (korelasi
product moment). Menurut Sudjana (1991:63) bahwa: “Penelitian korelasi
merupakan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua
variabel, besar tidaknya hubungan dua variabel tersebut dinyatakan dalam bentuk
koefisien korelasi.”
Berdasarkan permasalahan penelitian, maka penelitian ini tergolong
kedalam jenis penelitian deskriptif dengan teknik korelasional, karena sesuai
dengan yang dikemukan oleh Arikunto (1992:213-214) yaitu:
“Dalam penelitian korelasional, penelitian memilih individu-individu yang
mempunyai variasi dalam hal yang diselidiki, sesuai dengan anggota kelompok
yang dipilih sebagai subjek diukur mengenai dua jenis variabel yang diselidiki,
kemudian dihitung untuk mengetahui koefisien korelasinya. Penelitian korelasi
ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kedua variabel dan
seberapa eratnya serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini penulis ingin
mengetahui kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan
otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet-
atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kolam Renang Teratai, Padang. Waktu
penelitian dilaksanakan pada tanggal 26 s/d 28 maret 2012.
C. Defenisi Operasional
Untuk menghilangkan salah penafsiran maka didapat Defenisi Operasional
secara sederhana tentang:
1. Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai
Daya tahan kekuatan adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
kekuatan maksimal secara berulang-ulang kali dalam waktu yang relatif
lama. Dalam penelitian ini untuk mengambil data daya tahan kekuatan otot
tungkai dilakukan dengan tes “Squat Jump”. Penilaiannya berdasarkan
jumlah/skor yang diperoleh testee. Dalam hal ini testee adalah para atlet
pembinaan prestasi pada tiap-tiap perkumpulan renang.
2. Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan
Seperti keterangan di atas daya tahan kekuatan adalah kemapuan seseorang
menggunakan kekuatan maksimal secara berulang-ulang kali dalam waktu
yang relatif lama. Dalam penelitian ini untuk mengambil datanya dilakukan
dengan tes “Push Up”. Penilaiannya berdasarkan jumlah/skor yang
diperoleh testee. Dalam hal ini testee adalah para atlet pembinaan prestasi
pada tiap-tiap perkumpulan renang.
3. Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada
Olahraga renang merupakan olahraga yang aktifitasnya berada di dalam air.
Gaya dada merupakan salah satu dari empat gaya yang sering
diperlombakan, yaitu antara lain : gaya bebas, gaya punggung, dan gaya
kupu-kupu. Sedangkan kecepatan ialah kemampuan seseorang dalam
berpindah tempat dari satu titik ke titik lainnya dalam waktu yang sesingkat
singkatnya. Kecepatan juga erat kaitannya dengan waktu, frekuensi, gerak
dan jarak perpindahan. Dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan
ini dilakukan tes renang 200 meter gaya dada dalam bentuk perlombaan
renang dengan peraturan yang sesuai ketentuan dalam pelaksanaan
perlombaan renang. Penilaiannya berdasarkan satuan waktu yang diperoleh
testee. Dalam hal ini testee adalah para atlet pembinaan prestasi pada tiap-
tiap perkumpulan renang.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Suharsimi Arikunto (1998:15) mengatakan bahwa populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet-
atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang baik
putra maupun putri yang berjumlah 36 orang. Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Populasi Penelitian
No Perkumpulan Renang / Club Atlet Putra Atlet Putri Jumlah
1 ALFHRED SWIM CAMP 8 4 12
2 WOMEN'S SWIMMING CLUB 10 3 13
3 PROFI SWIMMING CLUB 3 2 5
4 P.R TIRTA KALUANG - 1 1
5 PESUT SWIMMING CLUB 4 1 5
Jumlah 25 11 36
2. Sampel
Berpedoman pada gambaran yang terdapat pada populasi di atas, maka
menurut Sudjana (1996 : 5) “pengambilan sample ditetapkan secara total
sampling, hal ini mengingat jumlah populasi yang kecil dan akan dijadikan
sample”. Dengan demikian sample di ambil pada atlet putra dan atlet putri
pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang berjumlah 36
orang.
E. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai maka jenis data dalam penelitian
ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil dari tes dan
pengukuran terhadap atlet-atlet yang terpilih menjadi sample. Sedangkan
data sekunder diperoleh dari pelatih renang prestasi di masing-masing
perkumpulan renang.
2. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini berasal dari tes daya tahan
kekuatan otot tungkai, tes daya tahan kekuatan otot lengan dan tes
kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet-atlet pembinaan
prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang, yang dijadikan sampel.
F. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan langkah-
langkah yang sistematis. Langkah-langkah tersebut terdiri dari langkah persiapan
dan langkah pelaksanaan.
1. Langkah Persiapan
a. Mengajukan judul kepada dosen penasehat akademik peneliti.
b. Setelah judul disetujui oleh dosen penasehat akademik dilanjutkan kepada
ketua jurusan untuk menentukan dosen pembimbing dua.
c. Konsultasi dengan dosen pembimbing.
d. Melakukan seminar proposal penelitian.
e. Mendapatkan surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang
2. Langkah Pelaksanaan
a. Melaksanakan tes squat jump untuk mengambil data daya tahan
kekuatanotot tungkai, tes push up untuk mengambil data daya tahan
kekuatan otot lengan, dan tes renang 200 meter gaya dada untuk
mengambil data kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada
terhadap sampel yang telah ditetapkan, yang terdiri dari 25 orang putra dan
11 putri jadi total keseluruhan 36 orang sampel.
b. Untuk pengambilan data dari ke tiga tes yang terdiri dari tes squat jump,
tes push up dan tes renang 200 meter gaya dada tersebut diawasi oleh
masing-masing pelatih prestasi pada perkumpulan renang yang berjumlah
7 orang pengawas.
Tabel 2. Pengawas Penelitian
No Nama Jabatan
1 Drs. H. Alnedral, M.Pd Dosen Pembimbing I
2 Drs. Setiady Dosen Pembimbing II
3 Hendri RD Pelatih Alfhred Swim Camp
4 Zulfauzan Pelatih Women's Swimming Club
5 Yudarwan, S.Pd Pelatih Profi Swimming Club
6 Zainul Sutan Zai Pelatih Pesut Swimming Club
7 Drs. Zirfan Efendi Pelatih P.R Tirta Kaluang
c. Dalam melakukan ke tiga tes yang terdiri dari tes squat jump, tes push up
dan tes renang 200 meter gaya dada tersebut, dibantu oleh tujuh orang
tenaga pembantu penelitian
Tabel 3. Tenaga Pembantu Penelitian
No Nama Tugas
1 Zulbahri Penghitung skor
2 Naluri Denay Penghitung skor
3 Aan Irawan Penghitung waktu
4 Sri Haryati Penghitung waktu
5 Royzilman Penghitung waktu
6 Ilfan Riandi Penghitung waktu
5 Muji Pencatat skor dan waktu
6 Tio Pencatat skor dan waktu
7 Didik Ternando Perlengkapan
d. Menyiapkan alat serta perlengkapan untuk melakukan tes daya tahan
kekuatan otot tungkai, tes daya tahan kekuatan otot lengan dan
kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada sebagai berikut:
Tabel 4. Alat-Alat Yang Diperlukan
No Alat Jumlah
1 Belangko tes 5 lembar
2 Alat tulis 3 buah
3 Stopwatch 1 buah
4 Pluit 1 buah
Sebelum mengambil data terlebih dahulu disiapkan format tes yang
diperlukan untuk mempermudah dalam mencatat dan menghindari
kekeliruan data. Ada pun format pengambilan data seperti pada tabel
berikut ini:
Tabel 5. Format Isian Data
Nama Klub / Perkumpulan Renang :
No Nama Hasil Tes Kategori Hasil Tes Kategori Hasil Tes
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
e. Mengambil data langsung ke kolam renang teratai tempat latihan klub-
klub atau perkumpulan renang di kota Padang.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini
adalah tes. Tes tersebut terdiri dari instrumet tes “squat jump” untuk mengukur
daya tahan kekuatan otot tungkai, instrument tes “push up” untuk mengukur daya
tahan kekuatan otot lengan dan tes renang 200 meter gaya dada untuk mengukur
kemampuan kecepatan renang gaya dada sesuai dengan peraturan yang dipakai
pada saat perlombaan renang.
H. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
instrumen tes untuk masing-masing variabel yaitu sebagai berikut:
1. Tes daya tahan kekuatan otot tungkai
Pada unsur daya tahan kekuatan ini akan di ukur kemampuannya melalui tes
“Squat Jump”, untuk melihat daya tahan kekuatan dari otot tungkai tesebut.
a. Tujuan
Mengukur komponen daya tahan kekuatan dinamis lokal otot ekstensor
tungkai.
b. Alat dan Perlengkapan
Bidang datar / ruangan
Pluit
Formulir tes
c. Pelaksanaan
Gambar 8. Bentuk Gerakan Squat Jump,
Sumber : Erwin (2010) www.duniafitness.com
Berdirilah tegap dengan kedua tangan menyilang di depan dada, kedua kaki
membuka lebar, punggung dan kepala lurus. Jongkok perlahan sampai paha
sejajar lantai, atau lebih rendah ke lantai. Langsung lakukan lompatan di
tempat setinggi mungkin menggunakan kekuatan paha Anda. Kembali ke
posisi awal, jongkok kemudian melompat lagi. Gerakan ini dilakukan
berulang-ulang sampai atlet tersebut tidak dapat lagi melakukan gerakan
tersebut secara sempurna seperti ketentuan di atas.
d. Penilaian
Penilaian dilakukan berdasarkan banyaknya atlet melakukan gerakan
tersebut seperti yang dijelaskan di atas, jika terjadi sedikit perubahan maka
akan dihentikan.
Tabel 6. Norma Tes Squat Jump untuk Putra dan Putri
Putra
No Kelas Interval
1 16 – 30
2 31 – 45
3 46 – 60
4 61 – 75
5 76 – 90
6 91 – 105
Putri
No Kelas Interval
1 20 – 31
2 32 – 43
3 44 – 55
4 56 - 67
Sumber : Adnan (2008:14)
2. Tes daya tahan kekuatan otot lengan
Pada unsur daya tahan kekuatan ini akan di ukur kemampuannya melalui tes
“Push Up”, untuk melihat daya tahan kekuatan dari otot lengan tesebut.
a. Tujuan
Mengukur komponen daya tahan kekuatan dinamis lokal ekstensor lengan.
b. Alat dan Perlengkapan
Bidang datar / ruangan
Pluit
Formulir tes
c. Pelaksanaan
Gambar 9. Bentuk Gerakan Push Up Pria dan Wanita,
Sumber : Nathanael (2011) www.indofitnessblogspot.com
Atlet mengambil posisi sikap telungkup, kedua tangan dilipat disamping
badan. Kedua tangan menekan lantai dan diluruskan, sehingga badan
terangkat, dengan sikap badan dan tungkai merupakan garis lurus. Setelah
itu badan diturunkan dengan cara membengkokkan lengan pada siku,
sehingga dada menyentuh lantai. Bagi putri gerakan dilakukan dengan lutut
dijadikan tumpuan sedangkan bagian kaki di angkat. Gerakan tersebut
dilakukan secara berulang-ulang dan kontinyu sampai tidak sanggup lagi
mengangkat badannya lagi.
d. Penilaian
Penilaian dilakukan berdasarkan banyaknya atlet melakukan gerakan
tersebut seperti yang dijelaskan di atas, jika terjadi sedikit perubahan maka
akan dihentikan.
Tabel 7. Norma Tes Push Up untuk Putra dan Putri
Putra
No Kelas Interval
1 5 – 12
2 13 – 20
3 21 – 28
4 29 – 36
5 37 – 44
6 45 - 52
Putri
No Kelas Interval
1 4 – 9
2 10 – 15
3 16 – 21
4 22 – 27
Sumber : Adnan (2008 : 14)
3. Tes renang 200 meter gaya dada
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan renang gaya dada dengan
jarak 200 meter.
b. Alat dan Perlengkapan
Kolam renang standar nasional / internasional
Stopwatch
Pluit
Formulir tes
c. Pelaksanaan
Peraturan yang dipakai disesuaikan dengan peraturan perlombaan renang
yang telah diatur oleh PRSI maupun FINA.
d. Penilaian
Penilaian yang diambil adalah berapa waktu yang diperlukan atlet untuk
menyelesaikan jarak 200 meter tersebut dengan menggunakan renang gaya
dada.
I. Teknik Analisa Data
a. Uji Normalitas
Pengujian ini dimaksud untuk memeriksa apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Uji Normalitas yang bertujuan untuk mengetahui
kelompok sampel berasal dari data berdistribusi normal atau tidak, dan
untuk menguji normalitas dilakukan Uji Lilifort (Fardi, 2010 : 14).
b. Uji Korelasi
Untuk mencari korelasi penulis menggunakan rumus product moment
dari person yang dikemukakan oleh Sudjana 1992 dalam (Aziz 2008 : 135)
sebagai berikut :
})(.}{)(.{
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
rxy = Koofesien korelasi antara gejala x dan y
xy = Jumlah produk x dan y
X = Nilai variabel x
Y = Nilai variabel y
X = Jumlah data x
Y = Jumlah data y
X2 = Jumlah variabel x yang dikuadratkan
Y2 = Jumlah variabel y yang dikuadratkan
N = Jumlah responden
c. Nilai Korelasi Ganda
Untuk mencari sumbangan unsur daya tahan kekuatan otot tungkai dan
daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang
200 meter gaya dada, dapat menggunakan
Rumus korelasi ganda R dari (Fardi, 2010 : 30) sebagai berikut :
Ry.1.2 =12
2
1221
22
1
22.1.
r
rrryryr yy
Keterangan:
ry1 = Koefesien korelasi antara Y dan X1
ry2 = Koefesien korelasi antara Y dan X2
r12 = Koefesien korelasi antara X1 dan X2 Terhadap Y
d. Kontribusi
Untuk mencari kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya
tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200
meter gaya dada digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2005)
sebagai berikut :
K = r2 x 100%
Keterangan :
K = Koefisien Determinasi
R = Koefisien Korelasi Sederhana
e. Uji Sigifikansi
Untuk melihat signifikansi antara variabel bebas dengan variabel
terikat.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskriptif Data
Data dalam penelitian ini terdiri dari: kemampuan kecepatan renang 200
meter gaya dada (Y) sebagai varibel terikat, daya tahan kekuatan otot tungkai (X1)
dan daya tahan kekuatan otot lengan (X2) sebagai variabel bebas. Untuk masing-
masing tabel di bawah ini akan disajikan nilai rata-rata, simpangan baku, median,
modus, distribusi frekuensi, serta histogram dari setiap variabel.
1. Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X1)
Berdasarkan hasil tes daya tahan kekuatan otot tungkai yang dilakukan.
Untuk data tes putra diperoleh skor maksimum = 100 dan skor minimum = 16.
Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 52,88 , median = 46 , modus = 46
dan standar deviasi = 24,49 . Agar lebih jelasnya data tes daya tahan kekuatan otot
tungkai putra dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putra
(X1)
No Kelas Interval
Frekuensi
Absolut (Fa) Relatif
(%)
1 16 - 30 6 24%
2 31 - 45 4 16%
3 46 - 60 5 20%
4 61 - 75 5 20%
5 76 – 90 3 12%
6 91 - 105 2 8%
Jumlah 25 100%
0
1
2
3
4
5
6
16 - 30 31 - 45 46 - 60 61 - 75 76 - 90 91 - 105
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 25 orang
sampel, 6 orang (24%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar antara
(16 – 30), 4 orang (16%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar
antara (31 – 45), 5 orang (20%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai
berkisar antara (46 – 60), 5 orang (20%) memiliki daya tahan kekuatan otot
tungkai berkisar antara (61 – 75), 3 orang (12%) memiliki daya tahan kekuatan
otot tungkai berkisar (76 – 90) dan 2 orang (18%) memiliki daya tahan kekuatan
otot tungkai berkisar (91 – 105). Jadi, berdasarkan nilai rata-rata dari hasil tes
daya tahan kekuatan otot tungkai di atas yaitu sebesar 52,88 , dapat disimpulkan
bahwa kemampuan daya tahan kekuatan otot tungkai berada pada kelas interval
(16 - 30). untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi daya tahan kekuatan otot
tungkai putra juga dapat di lihat pada histogram di bawah ini :
Gambar 10 : Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putra (X1)
Kelas Interval
Frek
uen
si A
bso
lut
Sedangkan hasil tes daya tahan kekuatan otot tungkai yang dilakukan.
Untuk data tes putri diperoleh skor maksimum = 65 dan skor minimum = 20.
Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 45,18 , median = 45 dan standar
deviasi = 14,27 . Agar lebih jelasnya data tes daya tahan kekuatan otot tungkai
putri dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putri
(X1)
No Kelas Interval
Frekuensi
Absolut (Fa) Relatif
(%)
1 20 - 31 2 18%
2 32 – 43 3 27%
3 44 – 55 3 27%
4 56 - 67 3 27%
Jumlah 11 100%
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 11 orang
sampel, 2 orang (18%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar antara
(20 – 31), 3 orang (27%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar
antara (32 – 43), 3 orang (27%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai
berkisar antara (44 – 55), dan 3 orang (27%) memiliki daya tahan kekuatan otot
tungkai berkisar antara (56 – 67). Jadi, berdasarkan nilai rata-rata dari hasil tes
daya tahan kekuatan otot tungkai di atas yaitu sebesar 45,18 , dapat disimpulkan
bahwa kemampuan daya tahan kekuatan otot tungkai berada pada frekuensi yang
sama sebanyak 3 orang (27%) yang berkisar antara (32 – 43), (44 – 55), dan (56 –
67). Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi daya tahan kekuatan juga dapat di
lihat pada histogram di bawah ini :
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
20 - 31 32 - 43 44 - 55 56 - 67
Gambar 11 : Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putri (X1)
2. Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2)
Berdasarkan hasil tes daya tahan kekuatan otot lengan, untuk hasil tes
putra diperoleh skor maksimum adalah 50 dan skor minimum 5. Disamping itu
diperoleh nilai mean (rata-rata) = 23,76, median = 24, modus = 30 dan standar
deviasi = 11,50. Dengan demikian data berdistribusi normal. Karena selisih nilai
antara nilai mean (rata-rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu standar
deviasi. Agar lebih jelasnya deskripsi data daya tahan kekuatan otot lengan putra
dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
Kelas Interval
Frek
uen
si A
bso
lut
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putra
(X2)
No Kelas Interval
Frekuensi
Absolut
(Fa) Relatif (%)
1 5 - 12 5 20%
2 13 - 20 5 20%
3 21 - 28 7 28%
4 29 - 36 4 16%
5 37 - 44 2 8%
6 45 - 52 2 8%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas dari 25 orang sampel, 5 orang
(20%) memiliki daya tahan kekuatan otot lengan berkisar antara (5 – 12), 5 orang
(20%) yang berkisar antara (13 – 20), 7 orang (28%) yang berkisar antara (21 –
28), 4 orang (16%) yang berkisar antara (29 – 36), 2 orang (8%) yang berkisar (37
– 44), dan 2 orang (8%) yang berkisar (45 – 52). Jadi, berdasarkan nilai rata-rata
dari hasil pengukuran daya tahan kekuatan otot lengan di atas yaitu sebesar 23,76 ,
dapat disimpulkan bahwa kemampuan daya tahan kekuatan otot lengan putra
berada pada kelas interval (21 - 28). untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi daya
tahan kekuatan otot lengan putra juga dapat di lihat pada histogram di bawah ini :
Gambar 12 : Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putra (X2)
Sedangkan hasil tes daya tahan kekuatan otot lengan, untuk hasil tes putri
diperoleh skor maksimum adalah 25 dan skor minimum 4. Disamping itu
diperoleh nilai mean (rata-rata) = 14,91, median = 15, modus = 20 dan standar
deviasi = 6,93. Dengan demikian data berdistribusi normal. Karena selisih nilai
antara nilai mean (rata-rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu standar
deviasi. Agar lebih jelasnya deskripsi data daya tahan kekuatan otot lengan putri
dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putri (X2)
No Kelas Interval
Frekuensi
Absolut
(Fa) Relatif (%)
1 4 - 9 3 27%
2 10 - 15 3 27%
3 16 - 21 4 36%
4 22 - 27 1 9%
Jumlah 11 100%
0
1
2
3
4
5
6
7
5 - 12 13 - 20 21 - 28 29 - 36 37 - 44 45 - 52
Frek
uen
si A
bso
lut
Kelas Interval
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 11 orang
sampel, 3 orang (27%) memiliki daya tahan kekuatan otot lengan berkisar antara
(4 – 9), 3 orang (27%) yang berkisar antara (10 – 15), 4 orang (36%) yang
berkisar antara (16 – 21), dan 1 orang (9%) yang berkisar (22 – 27). jadi,
berdasarkan nilai rata-rata dari hasil pengukuran daya tahan kekuatan otot lengan
di atas yaitu sebesar 14,91 , dapat disimpulkan bahwa kemampuan daya tahan
kekuatan otot lengan putri berada pada frekuensi antara (16 – 21). untuk lebih
jelasnya, distribusi frekuensi daya tahan kekuatan otot lengan putri juga dapat di
lihat pada histogram di bawah ini :
Gambar 13 : Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putri (X2)
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4 - 9 10 - 15 16 - 21 22 - 27
Fre
kue
nsi
Ab
solu
t
Kelas Interval
3. Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y)
Berdasarkan hasil tes kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada,
untuk putra diperoleh skor maksimum = 5,16 dan skor minimum = 2,35.
Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 3,15, median = 3,18, dan modus
= 2,51 dan standar deviasi = 0,76. dengan demikian data berdistribusi normal.
Karena selisih antara nilai mean (rata-rata) dengan nilai median tidak lebih dari
satu standar deviasi. Agar lebih jelasnya hasil kemampuan kecepatan renang 200
meter gaya dada putra dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada
Putra (Y)
No Kelas Interval
(Waktu)
Frekuensi
Absolut (Fi) Relatif (%)
1 2,35 – 2,82 9 36 %
2 2,83 – 3,30 8 32 %
3 3,31 – 3,78 5 20 %
4 3,79 – 4,26 1 4 %
5 4,27 – 4,74 0 0 %
6 4,75 – 5,22 2 8 %
Jumlah 25 100%
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 25 orang
sampel, 9 orang (36%) memiliki kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya
dada berkisar antara (2,35 – 2,82), 8 orang (32%) yang berkisar antara (2,83 –
3,30), 5 orang (20%) yang berkisar antara (3,31 – 3,78), 1 orang (4%) yang
berkisar antara (3,79 – 4,26), yang berkisar antara (4,27 – 4,74), dan 2 orang (8%)
yang berkisar antara (4,75 – 5,22). Jadi, berdasarkan nilai rata-rata dari hasil
pengukuran kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada di atas yaitu
sebesar 3,15, dapat disimpulkan bahwa kemampuan kecepatan renangnya berada
0
2
4
6
8
10
2,35 -2,82
2,83 -3,30
3,31 -3,78
3,79 -4,26
4,27 -4,74
4,75 -5,22
98
5
10
2
pada kelas interval (2,35 – 2,82). Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi
kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada putra juga dapat di lihat pada
histogram di bawah ini:
Gambar 14 : Histogram Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya
Dada Putra (Y)
Sedangkan hasil tes kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada,
untuk putri diperoleh skor maksimum = 4,29 dan skor minimum = 2,50.
Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 3,43, median = 3 dan standar
deviasi = 0,63. dengan demikian data berdistribusi normal. Karena selisih antara
nilai mean (rata-rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu standar deviasi.
Agar lebih jelasnya hasil kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada putri
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Kelas Interval
Frek
uen
si A
bso
lut
Tabel 13. Distribusi frekuensi Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada
Putri (Y)
No Kelas Interval
(Waktu)
Frekuensi
Absolut (Fi) Relatif (%)
1 2,50 – 2,96 2 18 %
2 2,97 – 3,42 4 36 %
3 3,43 – 3,88 1 9 %
4 3,89 – 4,34 4 36 %
Jumlah 11 100%
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 11 orang
sampel, 2 orang (18%) memiliki kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya
dada berkisar antara (2,50 – 2,96), 4 orang (36%) yang berkisar antara (2,97 –
3,42), 1 orang (9%) yang berkisar antara (3,43 – 3,88), 4 orang (36%) yang
berkisar antara (3,89 – 4,34). jadi, berdasarkan nilai rata-rata dari hasil
pengukuran kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada di atas yaitu
sebesar 3,43 dapat disimpulkan bahwa kemampuan kecepatan renangnya berada
pada frekuensi yang sama yaitu antara kisaran (2,97 – 3,42) dan (3,89 – 4,34).
Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi kemampuan kecepatan renang 200
meter gaya dada putri juga dapat di lihat pada histogram di bawah ini:
00,5
11,5
22,5
33,5
4
2,50 - 2,96 2,97 - 3,42 3,43 - 3,88 3,89 - 4,34
2
4
1
4
Gambar 15 : Histogram Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya
Dada Putri (Y)
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Uji Normalitas
Pengujian normalitas masing-masing distribusi frekuensi dilakukan
dengan Uji Liliefors. Hasil pengujian normalitas distribusi skor daya tahan
kekuatan otot tungkai (x1), daya tahan kekuatan otot lengan (x2) dan kemampuan
kecepatan renang 200 meter gaya dada untuk hasil tes putra dan putri dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Kelas Interval
Frek
uen
si A
bso
lut
Tabel 14.Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data dengan Uji Lilliefors
(Putra)
No Variabel N Lo Ltab Distribusi
1 Daya Tahan Kekuatan Otot
Tungkai (X1)
25 0.1548 0,1730 Normal
2 Daya Tahan Kekuatan Otot
Lengan (X2)
25 0.1398 0,1730 Normal
3 Kemampuan Kecepatan Renang
200 Meter Gaya Dada (Y)
25 0.1643 0,1730 Normal
Tabel di atas menunjukkan data hasil tes putra bahwa hasil pengujian
untuk daya tahan kekuatan otot tungkai (X1), skor Lo = 0,1548 dengan n = 25,
sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,173 yang
lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari
daya tahan kekuatan otot tungkai berdistribusi normal. (Lampiran 4 : 91)
Selanjutnya hasil tes daya tahan kekuatan otot lengan (X2), skor Lo = 0,1398
dengan n = 25, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh
0,173 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang
diperoleh dari daya tahan kekuatan otot lengan berdistribusi normal. (Lampiran 5 :
94)
Kemudian diperoleh hasil kecepatan renang 200 meter gaya dada (Y), skor
Lo = 0,1643 dengan n = 25, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α =
0,05 diperoleh 0,173 yang lebih besar dari Lo sehingga disimpulkan skor yang
diperoleh dari kecepatan renang 200 meter gaya dada berdistribusi normal.
(Lampiran 6 : 97)
Berdasarkan uraian di atas ternyata semua variabel X1, X2 dan Y datanya
tersebar secara normal, karena masing-masing variabel skor Lo nya kecil dari pada
Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05. Hal ini berarti bahwa data masing-
masing variabel penelitian ini normal.
Tabel 15.Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data dengan Uji Lilliefors
(Putri)
No Variabel N Lo Ltab Distribusi
1 Daya Tahan Kekuatan Otot
Tungkai (X1)
11 0,0942 0,2490 Normal
2 Daya Tahan Kekuatan Otot
Lengan (X2)
11 0,1309 0,2490 Normal
3 Kecepatan Renang 200 Meter
Gaya Dada (Y)
11 0,1365 0,2490 Normal
Tabel di atas menunjukkan data hasil tes putri bahwa hasil pengujian
untuk daya tahan kekuatan otot tungkai (X1), skor Lo = 0,0942 dengan n = 11,
sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,2490 yang
lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari
daya tahan kekuatan otot tungkai berdistribusi normal. (Lampiran 4 : 93)
Selanjutnya hasil tes daya tahan kekuatan otot lengan (X2), skor Lo = 0,1309
dengan n = 11, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh
0,2490 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang
diperoleh dari daya tahan kekuatan otot lengan berdistribusi normal. (Lampiran 5 :
96)
Kemudian diperoleh hasil kecepatan renang 200 meter gaya dada (Y), skor
Lo = 0,1365 dengan n = 11, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α =
0,05 diperoleh 0,2490 yang lebih besar dari Lo sehingga disimpulkan skor yang
diperoleh dari kecepatan renang 200 meter gaya dada berdistribusi normal.
(Lampiran 6 : 99)
Berdasarkan uraian di atas ternyata semua variabel X1, X2 dan Y datanya
tersebar secara normal, karena masing-masing variabel skor Lo nya kecil dari pada
Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05. Hal ini berarti bahwa data masing-
masing variabel penelitian ini normal.
C. Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis Satu
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan
kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang.
Untuk mengetahui kontribusi ini pertama sekali dilakukan analisis korelasi
sederhana. Rangkuman hasil perhitungan untuk data putra dapat dilihat pada table
berikut ini:
Tabel 16. Rangkuman hasil Analisis Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot
Tungkai (X1) terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) pada
Perkumpulan Renang di Kota Padang
Korelasi
Koefisien
Korelasi
(r)
Koefisien
Determinasi
(r2x 100%)
Taraf
Signifikan α
= 0,05
Daya Tahan Kekuatan
Otot Tungkai terhadap
Kecepatan Renang 200
Meter Gaya Dada
0,864
74,65
0,505
Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien
korelasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200
meter gaya dada. adalah positif, hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang
dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,864 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar
0.505 dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti
antara daya tahan kekuatan otot tungkai dengan kecepatan renang 200 meter gaya
dada. (Lampiran 9 : 104)
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi antara daya tahan
kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah
dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) dikalikan seratus (r2x 100%),
dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 74,65, berarti daya
tahan kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi terhadap kecepatan renang
200 meter gaya dada sebesar 74,65%. Oleh sebab itu hipotesis satu untuk data
putra dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris.
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan
kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang
Untuk mengetahui kontribusi ini pertama sekali dilakukan analisis korelasi
sederhana. Rangkuman hasil perhitungan untuk data putri dapat dilihat pada table
berikut ini:
Tabel 17. Rangkuman hasil Analisis Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot
Tungkai (X1) terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) pada
Perkumpulan Renang di Kota Padang
Korelasi
Koefisien
Korelasi
(r)
Koefisien
Determinasi
(r2x 100%)
Taraf
Signifikan α
= 0,05
Daya Tahan Kekuatan
Otot Tungkai terhadap
Kecepatan Renang 200
Meter Gaya Dada
0,957
91,58
0,735
Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien
korelasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200
meter gaya dada adalah positif, hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang
dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,957 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar
0.735 dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti
antara daya tahan kekuatan otot tungkai dengan kecepatan renang 200 meter gaya
dada. (Lampiran 9 : 105)
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi antara daya tahan
kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah
dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) dikalikan seratus (r2x 100%),
dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 91,58, berarti daya
tahan kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi terhadap kecepatan renang
200 meter gaya dada sebesar 91,58%. Oleh sebab itu hipotesis satu untuk data
putri dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris.
2. Hipotesis Dua
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan
kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang.
Untuk mengetahui kontribusi tersebut, pertama sekali dilakukan analisis korelasi
sederhana. Rangkuman hasil penghitungan untuk data putra dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 18. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan
Kekuatan Otot Lengan (X2) Terhadap Renang 200 Meter Gaya Dada (Y)
pada Perkumpulan Renang di Kota Padang
Korelasi
Koefisien
Korelasi
(r)
Koefisien
Determinasi
(r2x 100%)
Taraf
Signifikan
α = 0,05
Daya Tahan Kekuatan
Otot Lengan terhadap
Renang 200 Meter
Gaya Dada
0,837
70,06
0,505
Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukan bahwa koefisien korelasi
antara daya tahan kekuatan otot lengan terhadap renang 200 meter gaya dada
adalah positif. hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan
diperoleh r hitung sebesar 0,837 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,505
dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara
daya tahan kekuatan otot lengan dengan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran
10 : 106)
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi daya tahan kekuatan
otot lengan terhadap renang 200 meter gaya dada adalah dengan menguadratkan
nilai koefisien korelasi (r) dan dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis
statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 70,06, berarti daya tahan kekuatan
otot lengan memberikan kontribusi terhadap renang 200 meter gaya dada sebesar
70,06%. Oleh sebab itu hipotesis dua untuk data putra dalam penelitian ini
diterima kebenarannya secara empiris.
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan
kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang.
Untuk mengetahui kontribusi tersebut, pertama sekali dilakukan analisis korelasi
sederhana. Rangkuman hasil penghitungan untuk data putri dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 19. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan
Kekuatan Otot Lengan (X2) Terhadap Renang 200 Meter Gaya Dada (Y)
pada Perkumpulan Renang di Kota Padang
Korelasi
Koefisien
Korelasi
(r)
Koefisien
Determinasi
(r2x 100%)
Taraf
Signifikan
α = 0,05
Daya Tahan Kekuatan
Otot Lengan terhadap
Renang 200 Meter
Gaya Dada
0,955
91,20
0,735
Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukan bahwa koefisien korelasi
antara daya tahan kekuatan otot lengan terhadap renang 200 meter gaya dada
adalah positif. hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan
diperoleh r hitung sebesar 0,955 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,735
dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara
daya tahan kekuatan otot lengan dengan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran
10 : 107)
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi daya tahan kekuatan
otot lengan terhadap renang 200 meter gaya dada adalah dengan menguadratkan
nilai koefisien korelasi (r) dan dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis
statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 91,20, berarti daya tahan kekuatan
otot lengan memberikan kontribusi terhadap renang 200 meter gaya dada sebesar
91,20%. Oleh sebab itu hipotesis dua untuk data putri dalam penelitian ini
diterima kebenarannya secara empiris.
3. Hipotesis Tiga
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
kontribusi yang siginifikan secara bersama-sama antara daya tahan kekuatan otot
tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan
renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk
mengetahui kontribusi tersebut akan dilakukan dengan analisis korelasi ganda.
Rangkuman hasil penghitungan untuk data putra analisis koefisien korelasi dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 20. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan
Kekuatan Otot Tungkai (X1) dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2)
secara bersama-sama terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y)
pada Perkumpulan Renang di Kota Padang
Korelasi Koefisien
Korelasi
(R)
Koefisien
Determinasi
(R2x 100%)
Taraf
Signifikan
α = 0,05
F
Hitung
F
Tabel
Daya Tahan
Kekuatan Otot
Tungkai dan Daya
Tahan Kekuatan Otot
Lengan terhadap
Kecepatan Renang
200 Meter Gaya Dada
0,866 74,99 0,505 32,99 3.44
Berdasarkan tabel diatas, ternyata Fhitung (32,99) > (Ftabel (3,44) maka
Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara X1
dan X2 secara bersama-sama dengan Y.
Hasil perhitungan tabel diatas menunjukan bahwa analisis korelasi ganda
antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan
secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah
positif. Hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r
hitung sebesar 0,866 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,505, dengan demikian
r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan
kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama
terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 11 : 108)
Untuk mengetahui besarnya kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai
dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kecepatan
renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang adalah
dengan menguadratkan nilai koefisien korelasi nilai (r) dikalikan seratus (r2x
100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (R) = 74,99,
berarti daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan
memberikan kontribusi secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200
meter gaya dada sebesar 74,99%. Oleh sebab itu hipotesis tiga untuk data putra
dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris.
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
kontribusi yang siginifikan secara bersama-sama antara daya tahan kekuatan otot
tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan
renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk
mengetahui kontribusi tersebut akan dilakukan dengan analisis korelasi ganda.
Rangkuman hasil penghitungan untuk data putri analisis koefisien korelasi dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 21. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan
Kekuatan Otot Tungkai (X1) dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2)
secara bersama-sama terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y)
pada Perkumpulan Renang di Kota Padang
Korelasi Koefisien
Korelasi
(R)
Koefisien
Determinasi
(R2x 100%)
Taraf
Signifikan
α = 0,05
F
Hitung
F
Tabel
Daya Tahan
Kekuatan Otot
Tungkai dan Daya
Tahan Kekuatan Otot
Lengan terhadap
Kecepatan Renang
200 Meter Gaya Dada
0,967 93,51 0,735 57,62 4,46
Berdasarkan tabel diatas, ternyata Fhitung (57,62) > (Ftabel (4,46) maka Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara X1 dan
X2 secara bersama-sama dengan Y.
Hasil perhitungan tabel diatas menunjukan bahwa analisis korelasi ganda
antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan
secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah
positif. Hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r
hitung sebesar 0,967 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,735, dengan demikian
r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan
kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama
terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 1 : 109)
Untuk mengetahui besarnya kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai
dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kecepatan
renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang adalah
dengan menguadratkan nilai koefisien korelasi nilai (r) dikalikan seratus (r2x
100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (R) = 93,51,
berarti daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan
memberikan kontribusi secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200
meter gaya dada sebesar 93,51%. Oleh sebab itu hipotesis tiga untuk data putra
dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris.
D. Pembahasan
1. Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Kemampuan
Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Prestasi pada Perkumpulan
Renang di Kota Padang.
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan
kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang.
Untuk mengetahui kontribusi ini pertama sekali dilakukan analisis korelasi
sederhana.
Hasil perhitungan analisis korelasi sederhana untuk data putra
menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai
terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada. adalah positif, hal ini terlihat
bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,864 dan r
tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0.505 dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti
terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan kekuatan otot tungkai dengan
kecepatan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 9 : 101)
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi antara daya tahan
kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah
dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) dikalikan seratus (r2x 100%),
dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 74,65, berarti daya
tahan kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi terhadap kecepatan renang
200 meter gaya dada sebesar 74,65%. Oleh sebab itu hipotesis satu untuk data
putra dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris.
Hasil perhitungan analisis korelasi sederhana untuk data putri
menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai
terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah positif, hal ini terlihat
bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,957 dan r
tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0.735 dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti
terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan kekuatan otot tungkai dengan
kecepatan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 9 : 102)
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi antara daya tahan
kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah
dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) dikalikan seratus (r2x 100%),
dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 91,58, berarti daya
tahan kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi terhadap kecepatan renang
200 meter gaya dada sebesar 91,58%. Oleh sebab itu hipotesis satu untuk data
putri dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut terlihat pada putra bahwa unsur
daya tahan kekuatan otot tungkai kaki sangat berkontribusi terhadapt kecepatan
renang 200 meter gaya dada sebesar 74,65%, sehingga 25,35% ialah kontribusi
dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan renang 200 meter gaya dada
tersebut. Sedangkan hasil perhitungan tersebut terlihat pada putri bahwa unsur
daya tahan kekuatan otot tungkai kaki sangat berkontribusi terhadapt kecepatan
renang 200 meter gaya dada sebesar 91,58%, sehingga 8,42% ialah kontribusi dari
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan renang 200 meter gaya dada
tersebut. Untuk kontribusi pada putri memang sangat besar dikarenakan jumlah
sample yang sangat sedikit, sehingga membuat taraf signifikansi juga cukup
tinggi.
Agar seorang atlet renang dapat memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai
yang lebih baik lagi dan berkontribusi lebih besar lagi terhadap kecepatan renang
200 meter gaya dada dapat dilakukan dengan latihan-latihan daya tahan kekuatan
otot tungkai seperti : Squat Jump, Squat Trust dan berbagai variasi latihan lainya
untuk meningkatkan daya tahan kekuatan otot tungkai, karena jika semakin baik
daya tahan kekuatan otot tungkai seorang atlet renang, maka akan semakin mudah
baginya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada, sehingga tubuhnya dalam
melakukan renang 200 meter gaya dada tersebut dapat terlihat lebih siap
dibanding seorang atlet renang yang tidak memiliki daya tahan kekuatan otot
tungkai yang bagus.
Menurut Irawadi (2020 : 26) “Daya tahan (endurance) adalah
kesanggupan bekerja dengan intensitas tertentu dalam rentangan waktu yang
cukup lama, tanpa kelelahan yang berlebihan”. Lalu menurut Arsil (1999 : 43)
Kekuatan adalah komponen yang sangat penting dari kondisi fisik secara
keseluruhan, karena merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik”.
Berdasarkan pendapat kedua ahli maka disimpulkan bahwa daya tahan
kekuatan ialah kemampuan maksimal otot untuk melakukan aktivitas yang dapat
dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Hal ini merupakan hasil terpadu
antara daya tahan dan kekuatan.
Gerakan kaki yang dilakukan dapat bergerak di sebabkan adanya kontraksi
otot. Unit dasar dari sistem otot adalah serat otot. Beberapa serabut otot
membentuk suatu unit motor yang masing-masing unit mempunyai kemampuan
khusus yaitu berkontraksi dengan baik, sehingga suatu gerakan akan terlaksana.
Otot tungkai merupakan bagian dari anggota tubuh yang berfungsi sebagai
alat gerak bagian bawah. Umumnya otot merupakan bangun tersendiri yang
berjalan menyebrangi satu atau beberapa sendi, dan bila mengerut menyebabkan
gerakan pada sendi tersebut. Tiap syaraf otot diselubungi oleh jaringan ikat halus
yang disebut Endomesium. Kumpulan serabut otot membentuk berkas yang
masing-masing di selaputi jaringan ikat yang disebut Perimesium.
Otot tungkai terdiri dari otot tungkai bawah dan otot tungkai atas. Pada
otot tungkai atas terdiri dari tiga golongan yaitu: Flexores, Exteriosores, dan
Adductores. Yang terdiri dari Triceps Femoris dan Biceps Femoris. Otot tersebut
terletak pada batas pangkal paha sampai sendi lutut (pada bagian depan dan
belakang).
Dalam olahraga renang khususnya untuk melakukan renang 200 meter
gaya dada, daya tahan kekuatan otot lengan sangat diperlukan sebab tujuan dari
pelaksanaan adalah atlet dapat melakukan kecepatan renang 200 meter gaya dada,
secara bebas dapat diartikan bahwa daya tahan kekuatan adalah kemampuan atlet
dalam melakukan kekuatan maksimal saat berenang yang mana dapat terus
dilakukan berulang-ulang kali dalam waktu yang lama.
Berdasarkan penjelasan di atas daya tahan kekuatan juga terdapat pada
otot tungkai yang terbagi yaitu tungkai bagian atas dan tungkai bagian bawah.
Dalam olahraga renang pada saat melakukan renang 200 meter gaya dada. Dalam
olahraga renang khususnya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada, daya
tahan kekuatan otot tungkai juga sangat diperlukan sebab tujuan dari pelaksanaan
adalah atlet dapat melakukan kecepatan renang 200 meter gaya dada, secara bebas
dapat diartikan bahwa daya tahan kekuatan otot tungkai adalah kemampuan atlet
dalam melakukan kekuatan maksimal saat berenang yang mana dapat terus
dilakukan berulang-ulang kali. Semua cabang olahraga yang memerlukan waktu
yang relative lama rata-rata memerlukan kekuatan otot tungkai, apalagi cabang
olahraga renang khususnya dalam perlombaan renang gaya dada dengan jarak 200
meter, kekuatan otot tungkai sangat mempengaruhi kemampuan kecepatan renang
gaya dada. Dengan adanya kekuatan otot tungkai yang baik akan menghasilkan
kemampuan kecepatan renang gaya dada yang bagus. Jadi daya tahan kekuatan
otot lengan pada penelitian ini adalah kemampuan untuk melakukan renang 200
meter gaya dada.
2. Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan terhadap Kemampuan
Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada pada Perkumpulan Renang di
Kota Padang.
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan
kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang.
Untuk mengetahui kontribusi tersebut, pertama sekali dilakukan analisis korelasi
sederhana.
Hasil penelitian untuk putra membuktikan bahwa terdapat kontribusi
secara signifikan antara daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan
kecepatan renang 200 meter gaya dada dengan tingkat persentase sebesar =
70,06%. artinya variabel daya tahan kekuatan otot lengan dapat memberikan
kontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet putra
pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang.
Sedangkan untuk hasil penelitian atlet putri membuktikan bahwa terdapat
kontribusi yang signifikan antara daya tahan kekuatan otot lengan terhadap
kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada dengan tingkat persentase
sebesar = 91,20%. artinya variabel daya tahan kekuatan otot lengan dapat
memberikan kontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya
dada atlet putri pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang.
Daya tahan kekuatan otot lengan yang dihasilkan dari latihan merupakan
sekelompok otot untuk bergerak dengan motorik tinggi berfungsi untuk
mempermudah mempelajari teknik yang sangat bergantung dari masing-masing
individu. Bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya
tahan kekuatan otot lengan adalah dengan latihan-latihan daya tahan kekuatan
otot lengan seperti : Push Up, Pull Up dan berbagai variasi latihan lainya untuk
meningkatkan daya tahan kekuatan otot lengan, karena jika semakin baik daya
tahan kekuatan otot lengan seorang atlet renang, maka akan semakin mudah
baginya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada, sehingga tubuhnya dalam
melakukan renang 200 meter gaya dada tersebut dapat terlihat lebih siap
dibanding seorang atlet renang yang tidak memiliki daya tahan kekuatan otot
lengan yang bagus.
Kondisi fisik yang harus dimiliki oleh atlet yang berprestasi hendaknya
memperhatikan unsur-unsur kondisi fisik yang dimaksud seperti kekuatan, daya
tahan, kecepatan, kelincahan, koordinasi dan beberapa unsur lainnya. Menurut
Irawadi (2020 : 26) “Daya tahan (endurance) adalah kesanggupan bekerja dengan
intensitas tertentu dalam rentangan waktu yang cukup lama, tanpa kelelahan yang
berlebihan”. Lalu menurut Arsil (1999 : 43) Kekuatan adalah komponen yang
sangat penting dari kondisi fisik secara keseluruhan, karena merupakan daya
penggerak setiap aktivitas fisik”.
Berdasarkan pendapat kedua ahli maka disimpulkan bahwa daya tahan
kekuatan ialah kemampuan maksimal otot untuk melakukan aktivitas yang dapat
dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Hal ini merupakan hasil terpadu
antara daya tahan dan kekuatan
Lengan kita dapat bergerak di sebabkan adanya kontraksi otot. Unit dasar
dari sistem otot adalah serat otot. Beberapa serabut otot membentuk suatu unit
motor yang masing-masing unit mempunyai kemampuan khusus yaitu
berkontraksi dengan baik, sehingga suatu gerakan akan terlaksana.
Otot lengan merupakan bagian dari anggota tubuh yang berfungsi sebagai
alat gerak bagian atas. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat
yang sama dengan sel dari jaringan lain. Semua ini di ikat menjadi berkas serabut
oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontaktil. Bila otot diransang
maka akan timbul masa laten yang pendek yaitu sewaktu ransangan di terima
kemuadian otot berkontraksi, yang berarti menjadi pendek dan tebal pada
akhirnya mengendur dan memanjang kembali.
Dalam olahraga renang khususnya untuk melakukan renang 200 meter
gaya dada, daya tahan kekuatan otot lengan sangat diperlukan sebab tujuan dari
pelaksanaan adalah atlet dapat melakukan kecepatan renang 200 meter gaya dada,
secara bebas dapat diartikan bahwa daya tahan kekuatan otot lengan adalah
kemampuan atlet dalam melakukan kekuatan maksimal saat berenang yang mana
dapat terus dilakukan berulang-ulang kali.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja otot lengan antara lain adalah
“sistem syaraf, suhu, keasaman darah, keadaan elektrolit darah, bahan-bahan
kimia sisa metabolisme serta gangguan pada sistem tenaga. Semua cabang
olahraga yang memerlukan waktu yang relative lama rata-rata memerlukan
kekuatan otot lengan, apalagi cabang olahraga renang khususnya dalam
perlombaan renang gaya dada denga jarak 200 meter, kekuatan otot lengan sangat
mempengaruhi kemampuan kecepatan renang gaya dada. Dengan adanya
kekuatan otot lengan yang baik akan menghasilkan kemampuan kecepatan renang
gaya dada yang bagus. Jadi daya tahan kekuatan otot lengan pada penelitian ini
adalah kemampuan untuk melakukan renang 200 meter gaya dada.
3. Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai dan Daya Tahan
Kekuatan Otot Lengan Secara Bersama-Sama Terhadap Kemampuan
Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada pada Perkumpulan Renang di
Kota Padang.
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
kontribusi yang siginifikan secara bersama-sama antara daya tahan kekuatan otot
tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan
renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk
mengetahui kontribusi tersebut akan dilakukan dengan analisis korelasi ganda.
Penelitian untuk putra membuktikan bahwa terdapat kontribusi daya tahan
kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama
dengan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada dengan tingkat
persentase = 74,99%. artinya daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan
kekuatan otot lengan secara bersama-sama berkontribusi terhadap kemampuan
kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet putra pembinaan prestasi pada
perkumpulan renang di kota Padang.
Setelah itu dilakukan pengujian signifikansi korelasi ganda diperoleh
Fhitung = 32,99 dan Ftabel=3,44 maka hasilnya ialah Ho ditolak, Ha diterima. Karena
Fhitung >Ftabel sehingga kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti antara X1
dan X2 secara bersama-sama terhadap Y.
Sedangkan penelitian untuk putri membuktikan bahwa terdapat kontribusi
daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara
bersama-sama dengan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada dengan
tingkat persentase = 93,51%. artinya daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya
tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama berkontribusi terhadap
kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet putri pembinaan prestasi
pada perkumpulan renang di kota Padang.
Setelah itu dilakukan pengujian signifikansi korelasi ganda diperoleh
Fhitung = 57,62 dan Ftabel=4,46 maka hasilnya ialah Ho ditolak, Ha diterima. Karena
Fhitung >Ftabel sehingga kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti antara X1
dan X2 secara bersama-sama terhadap Y.
Berdasarkan pembahasan tersebut jelas bahwa unsur daya tahan kekuatan
otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan memberikan kontribusi kepada
atlet renang, sehingga atlet renang tersebut mampu untuk melakukan kemampuan
kecepatan renang 200 meter gaya dada menjadi lebih baik. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin baik kemampuan daya tahan kekuatan otot tungkai
dan daya tahan kekuatan otot lengan Tungkai seorang atlet renang maka akan
semakin mudah baginya untuk manghasilkan kemampuan kecepatan renang 200
meter gaya dada yang baik, begitu sebaliknya jika kemampuan daya tahan
kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan kurang baik, maka
untuk memperoleh kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada akan sulit
dijangkaunya.
Sehubungan dengan hal itu, tentu agar mencapai kemampuan kecepatan
renang 200 meter gaya dada yang sangat bagus lagi, selain melatih kemampuan
daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan, seorang
atlet renang juga harus memperhatikan dan melatih faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi dan memberikan berkontribusi hingga 100 % terhadap
kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada, seperti : koordinasi gerakan
melakukan renang gaya dada juga sangat menentukan terhadap kemampuan
kecepatan. Selain itu, kemampuan kondisi fisik, teknik, taktik dan mental juga
mempengaruhi prestasi olahraga, termasuk terhadap prestasi renang. Sehubungan
dengan itu faktor psikologis, seperti mental, percaya diri, semangat juang,
motivasi juga sangat berpengaruh terhadap penampilan seorang atlet di dalam
berlomba. Kemudian, Selain faktor tersebut sarana dan prasarana, program latihan
juga dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200
meter gaya dada seorang atlet renang.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwasannya untuk
mencapai tingkat kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada yang lebih
baik, para atlet renang hendaknya juga memperhatikan faktor-faktor tersebut.
Kecepatan merupakan salah satu kemampuan biomotorik (unsur konsisi fisik)
yang sangat penting dalam olahraga. Menurut Irawadi (2010:51) “Kecepatan
(speed) diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berpindah tempat dari satu
titik ke titik lainnya dalam waktu yang sesingkat singkatnya”. Perpindahan tempat
bisa berupa perpindahan sebagian tubuh. Kecepatan berkaitan dengan waktu,
frekuensi, gerak, dan jarak perpindahan. Dengan demikian jelaslah bahwa
kecepatan merupakan unsur kondisi fisik yang sangat dominan dalam aktifitas
olahraga.
Dalam olahraga renang kecepatan adalah hal utama yang akan dibentuk
dan dicapai, karena kecepatan dalam olahraga renang bisa selalu berubah-ubah
dengan kata lain rekor ataupun catatan waktu tercepat dapat terus selalu berubah-
ubah sehingga persaingan untuk mengejarnya akan sangat ketat dan berat.
Dalam upaya melatih kecepatan renang khususnya renang gaya dada
terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu kondisi fisik, teknik,
sarana prasarana, motivasi, dan program latihan yang akan dilakukan. Dari
beberapa faktor yang disebutkan faktor yang paling sangat mempengaruhi ialah
faktor kondisi fisik atlet tersebut seperti daya tahan, kekuatan, daya ledak,
kelincahan, kelentukan, daya tahan kecepatan dan daya tahan kekuatan.
Dengan pembebanan renang gaya dada yang lebih berat untuk mencapai
kecepatan yang maksimal, maka faktor kondisi fisik akan sangat berpengaruh
besar. Terutama saat melakukan gerakan renang gaya dada, baik saat melakukan
gerakan tangan pull dan push maupun saat melakukan gerakan kaki kick yang
membutuhkan tenaga besar akan luncuran yang dihasilkan lebih jauh.
Oleh karena itu kecepatan perlu dimiliki dan dikembangankan oleh para
atlet renang khususnya dalam penelitian ini yang berkaitan tentang kemampuan
kecepatan renang 200 meter gaya dada. Yang merupakan nomor perlombaan
dengan jarak terjauh dari renang gaya dada.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Daya tahan kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi sebesar 74,65%
untuk Putra dan 91,58% untuk putri terhadap kemampuan kecepatan renang
200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang.
Maknanya kontribusi untuk putra lumayan besar ini dikarenakan kekuatan
gerakan kaki renang gaya dada sangat berpengaruh agar daya luncur yang
dihasilkan oleh gerakan kaki akan lebih jauh, sedangkan untuk putri juga
sama akan tetapi persentase yang besar dan mendekati sempurna
dikarenakan sample yang terlalu sedikit.
2. Daya tahan kekuatan otot lengan memberikan kontribusi sebesar 70,06%
untuk putra dan 91,20% untuk putri terhadap kemampuan kecepatan renang
200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang.
Maknanya kontribusi untuk putra lumayan besar akan tetapi tidak sebesar
kontribusi daya tahan kekuatan otot kaki, ini dikarenakan pada gerakan
renang gaya dada, gerakan kaki atau tendangan lebih dominan dalam
menghasilkan daya luncur dalam renang gaya dada tersebut. sedangkan
untuk putri juga sama akan tetapi persentase yang besar dan mendekati
sempurna dikarenakan sample yang terlalu sedikit.
3. Daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan
secara bersama-sama memberikan kontribusi yang cukup besar 74,99%
untuk putra sedangkan 93,51% untuk putri terhadap kemampuan kecepatan
renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang.
Maknanya bahwa kedua faktor memiliki kontribusi yang besar pada
kecepatan renang gaya dada, ini dikarenkan pada saat melakukan renang
gaya dada jika kedua faktor digerakkan dengan maksimal maka akan terjadi
luncuran yang jauh yang berasal dari gerakan kaki dan gerakan tangan
renang gaya dada tersebut. Sedangkan untuk putri hampir sama, akan tetapi
dengan persentase yang besar tersebut disebabkan karena jumlah sample
yang terlalu sedikit.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan
saran-saran yang dapat membantu mengatasi masalah yang ditemui dalam
pelaksanaan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada, yaitu :
1. Bagi pelatih pada umumnya dan khususnya pelatih prestasi pada
perkumpulan renang di kota Padang disarankan untuk melatih unsur daya
tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan dengan
cara melatih otot-otot yang dominan dalam kemampuan kecepatan renang
200 meter gaya dada.
2. Bagi atlet pada umumnya dan khususnya atlet-atlet pembinaan prestasi pada
perkumpulan renang di kota Padang disarankan dapat meningkatkan
kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada dengan cara melakukan
latihan secara sistematis dan berkesinambungan.
3. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini agar dapat menjadikan
penelitian ini sebagai bahan informasi dan meneliti dengan jumlah populasi
atau sampel yang lebih besar serta di daerah yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Arsil. (1999). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang : FIK UNP.
Aziz, Ishak (2008). Tes Pengukuran dan Evaluasi Pembelajaran Olahraga.
Padang : Sukabina
Dumadi & Dwijowinoto, Kasiyo (1992). Renang (Materi, Metode, Penilaian).
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Erwin. (2010). “Teknik Gerakan Squat Jump”. www.duniafitness.com.
Fardi, Adnan (2008). Hand Out Statistik Dasar. Padang : UNP Press.
...................... (2010). Hand Out Statistik Lanjutan. Padang : UNP Press.
Federika, Joiya (2005). Pembinaan Olahraga Polo Air Di Kota Padang. Padang :
FIK UNP (Skripsi).
FINA. 2011. “Swimming Rules 2009 - 2013 Breaststroke”.www.FINA.org.
Irawadi, Hendri (2010). Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang : FIK UNP.
Kemenpora (2010). Undang-Undang Tentang Pemuda & Olahraga. Jakarta :
Fokusindo Mandiri.
Lutan, Rusli dkk (1997). Manusia dan Olahraga. Bandung : ITB & FPOK/IKIP
Bandung.
Maidarman (2011). Buku Ajar Renang Pendalaman. Padang : FIK UNP.
................ (2011). Buku Ajar Renang Pendalaman. Padang : FIK UNP.
Marzuki, Chalid (1999). Renang Dasar. Padang : FIK UNP.
Mcleod, Ian (2010). Swimming Anatomy. USA : Human Kinetics.
Nathanael (2011). “Teknik Gerakan Push Up Yang Benar Bagi Pria dan Wanita”.
www.indofitnessblogspot.com.
Nawawi, Umar. (2007). Anatomi Tubuh Manusia. Padang : UNP PRESS.
Nawawi, Umar & Masrun. (2008). Fisiologi Olahraga. Padang : FIK UNP.
PB PRSI. (2002). Instrumen Pemanduan Bakat Renang. Jakarta : Direktorat
Jendral Pemuda dan Olahraga.
Phillips, D. Allen dan Hornak, James E (1979). Meansurement and Evaluation in
Physical Education. USA.
Sudjana. (1994). Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
Syafruddin (2011). Ilmu Kepelatihan Olahraga Teori dan Aplikasinya dalam
Pembinaan Olahraga. Padang : UNP Press.
Syaifuddin (1992), Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Tim Mata Kuliah Statistik (2008). Silabus dan Handout Mata Kuliah Statistik
Dasar/1. Padang : FIK UNP.
............................................ (2010). Silabus dan Handout Mata Kuliah Statistik
Lanjutan/2. Padang : FIK UNP.
Thomas, MS. David G (2007). Renang Tingkat Pemula. Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada.
...................................... (2007). Renang Tingkat Mahir. Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada.
Yetridawati (2008). Hubungan Kekuatan Otot Lengan dengan Kemampuan
Pukulan Siswa Pencak Silat Ampusilang MAN 2 Padang. Padang :
FIK UNP (Skripsi).
Zulbahri (2011). Kontribusi Kelentukan Pinggang dan Exsplosive Power Otot
Tungkai Terhadap Akurasi Shooting Pemain Sepakbola SMKN 8
Padang. Padang : FIK UNP (Skripsi).
Zulhilmi (2008). Buku Ajar Anatomi. Padang : FIK UNP.
Lampiran 1
Data Atlet-Atlet Pembinaan Prestasi pada Perkumpulan Renang di Kota Padang
WOMEN'S SWIMMING CLUB
No Nama Jenis
Kelamin
Tempat
Lahir Tanggal Lahir Pendidikan Ket.
1 Abrian Adri Nyoman L Padang 05 Oktober 1996 SMA DON BOSCO
2 Dicky Anugrah Gautama L Kepri 06 Desember 1993 UNP - FIK
3 Faclee Kurnia L Padang 31 Juli 1996 SMA N 12 Padang
4 Hafis Maulana L Padang 22 Juni 1992 UNAND
5 Vallerian Gazali L Padang 14 Agustus 1995 SMA DON BOSCO
6 Junico Gazali L Padang 23 Oktober 1997 SMP FRATER
7 Reinaldo Adri Nyoman L Padang 21 Maret 2000 SD AGNES TERESIA
8 Jumadil Kurnia Valdo L Padang 09 September 1998 SMP PERTIWI 2
9 Stifen Tri Etmi L Padang 12 Januari 1990 SD 34 Simpang Haru
10 Trisna Ridho L Padang 16 Mei 2000 UNP - FIP
11 Gabriella Beliany Gazali P Padang 01 Maret 1992 -
12 Catherine Leilani Nyoman P Padang 31 April 1998 SMP MARIA
13 Bunga Indah Sari P Padang 11 Januari 1991 STTIND Padang
ALFHRED SWIM CAMP
No Nama Jenis Kelamin Tempat Lahir Tanggal Lahir Pendidikan Ket.
1 Alfhred L Padang 16 Januari 1993 STBA PRAYOGA
2 Alhberd L Padang 07 Februari 1994 SMA 2 Padang
3 Farel Dwi Ayeri L Padang 11 Juni 1994 MAN 2 Padang
4 Avin Avery L Padang 01 Mei 1993 SMA 2 Padang
5 M. Furqan Axery L Padang 12 Januari 1996 SMA 1 Padang
6 Rizkan King L Padang 13 Mei 1998 SMP 7 Padang
7 Farhan L Padang 04 Januari 1998 SMP 5 Padang
8 Fikri L Padang 15 Agustus 1999 SMP 5 Padang
9 Emylie Princessty P Padang 13 Agustus 1997 MTsN MODEL Padang
10 Sherly Rahmalinda P Padang 22 Desember 2000 SMP 13 Padang
11 Astri P Padang 29 Juli 2000 SMP 5 Padang
12 Felysia Deliani P Padang 15 April 1991
PROFI SWIMMING CLUB
No Nama Jenis Kelamin Tempat Lahir Tanggal Lahir Pendidikan Ket.
1 Syauqi Al Fajri L Padang 12 Mei 1997 SMP ADABIAH
2 Fathur Al Furqan L Padang 16 Agustus 1999 SMP N 9 Padang
3 Fajar F. Danda L Padang 23 Februari 1996 SMA 1 Padang
4 Saskia Pratiwi P Padang 08 Agustus 1998 SMP 1 Padang
5 Nur Lisa P Padang 05 Februari 1998 SMP N 10 Padang
PESUT SWIMMING CLUB
No Nama Jenis Kelamin Tempat Lahir Tanggal Lahir Pendidikan Ket.
1 Ilham L Padang 19 Januari 1989 Alumni UNP - FT
2 Erick Pradipta L Padang 22 Desember 1994 SMA BAITURAHMAH
3 Frengky L Dhamasraya 10 Agustus 1998 SMP N 32 Padang
4 Anugrah Muhardi L Padang 17 Oktober 1988
5 Ossy Ulfa P Padang 15 Oktober 1995 UNP - FIK
P.R TIRTA KALUANG
No Nama Jenis Kelamin Tempat Lahir Tanggal Lahir Pendidikan Ket.
1 Ayu Kurnia Oktarizi P Padang 28 Oktober 1995 SMA N 7 PADANG
Lampiran 2
Data Hasil Penelitian Putra
Nama Squat Jump Push Up Renang 200 M
Abrian Adri Nyoman 80 30 2,51
Dicky Anugrah Gautama 89 40 2,35
Faclee Kurnia 66 27 2,52
Hafis Maulana 70 27 2,48
Vallerian Gazali 85 28 2,39
Junico Gazali 67 32 2,51
Reinaldo Adri Nyoman 46 25 3,04
Jumadil Kurnia Valdo 46 19 3,21
Stifen Tri Etmi 46 21 3,06
Trisna Ridho 47 25 3,03
Alfhred 100 50 2,36
Alhberd 91 45 2,40
Farel Dwi Ayeri 57 24 3,18
Avin Avery 45 20 3,20
M. Furqan Axery 38 16 3,39
Rizkan King 24 11 4,10
Farhan 20 8 5,10
Fikri 16 5 5,16
Syauqi Al Fajri 32 19 3,44
Fathur Al Furqan 29 12 3,50
Fajar F. Danda 43 17 3,23
Ilham 73 39 2,50
Erick Pradipta 22 13 3,59
Frengky 27 11 3,57
Anugrah Muhardi 63 30 3,01
Jumlah 1322 594 78,83
Mean 52,88 23,76 3,15
Sd 24,49 11,50 0,76
Median 46 24 3,18
Max 100 50 5,16
Min 16 5 2,35
Data Hasil Tes Putri
Nama Squat Jump Push Up Renang 200 M
Gabriella Beliany Gazali 65 25 2,50
Catherine Leilani Nyoman 60 20 3,06
Bunga Indah Sari 50 20 3,11
Emylie Princessty 64 21 2,57
Sherly Rahmalinda 45 15 3,28
Astri 30 5 4,15
Felysia Deliani 48 20 3,15
Saskia Pratiwi 34 9 4,08
Nur Lisa 20 4 4,29
Ossy Ulfa Silfany 42 13 3,50
Ayu Kurnia Oktarizi 39 12 4,02
Jumlah 497 164 38
Mean 45,18 14,91 3,43
Sd 14,27 6,93 0,63
Median 45 15 3
Max 65 25 4,29
Min 20 4 2,50
Lampiran 3
Kategori Tes Squat Jump Putra
Rentangan : Max – Min : 100 – 16 = 84
Banyak Kelas Interval : 1 + 3,3 Log n
1 + 3,3 (Log 25) = 5,6131
5,6131 dibulatkan menjadi 6 kelas
Panjang kelas : rentangan / banyak kelas
: 84 / 6 = 14
Interval Kelas Frekuensi Persentase
16 – 30 6 24 %
31 – 45 4 16 %
46 – 60 5 20 %
61 – 75 5 20 %
76 – 90 3 12 %
91 - 105 2 8 %
JUMLAH 25 100 %
Kategori Tes Squat Jump Putri
Rentangan : Max – Min : 65 – 20 = 45
Banyak Kelas Interval : 1 + 3,3 Log n
1 + 3,3 (Log 11) = 4,43
dibulatkan menjadi 4 kelas
Panjang kelas : rentangan / banyak kelas
: 45 / 4 = 11,25 dibulatkan menjadi 11
Interval Kelas Frekuensi Persentase
20 – 31 2 18 %
32 – 43 3 27 %
44 – 55 3 27 %
56 - 67 3 27 %
JUMLAH 11 100 %
Kategori Tes PushUp Putra
Rentangan : Max – Min : 50 – 5 = 45
Banyak Kelas Interval : 1 + 3,3 Log n
1 + 3,3 (Log 25) = 5,6131
dibulatkan menjadi 6 kelas
Panjang kelas : rentangan / banyak kelas
: 45 / 6 = 7,5 dibulatkan menjadi 7
Interval Kelas Frekuensi Persentase
5 – 12 5 20 %
13 – 20 5 20 %
21 – 28 7 28 %
29 – 36 4 16 %
37 – 44 2 8 %
45 - 52 2 8 %
JUMLAH 25 100 %
Kategori Tes Push Up Putri
Rentangan : Max – Min : 25 – 4 = 21
Banyak Kelas Interval : 1 + 3,3 Log n
1 + 3,3 (Log 11) = 4,43
dibulatkan menjadi 4 kelas
Panjang kelas : rentangan / banyak kelas
: 21 / 4 = 5,25 dibulatkan menjadi 5
Interval Kelas Frekuensi Persentase
4 – 9 3 27 %
10 – 15 3 27 %
16 – 21 4 36 %
22 - 27 1 9 %
JUMLAH 11 100 %
Lampiran 4
Tabel
Analisis Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Melalui Uji
Liliefors (X1) Putra
NO Xi Zi TABEL F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 16 -1,51 0,4345 0,0655 0,0400 0,0255
2 20 -1,34 0,4099 0,0901 0,0800 0,0101
3 22 -1,26 0,3962 0,1038 0,1200 0,0162
4 24 -1,18 0,3810 0,1190 0,1600 0,0410
5 27 -1,06 0,3554 0,1446 0,2000 0,0554
6 29 -0,98 0,3365 0,1635 0,2400 0,0765
7 32 -0,85 0,3023 0,1977 0,2800 0,0823
8 38 -0,61 0,2291 0,2709 0,3200 0,0491
9 43 -0,40 0,1554 0,3446 0,3600 0,0154
10 45 -0,32 0,1255 0,3745 0,4000 0,0255
11 46 -0,28 0,1103 0,3897 0,4400 0,0503
12 46 -0,28 0,1103 0,3897 0,4800 0,0903
13 46 -0,28 0,1103 0,3897 0,5200 0,1303
14 47 -0,24 0,0948 0,4052 0,5600 0,1548
15 57 0,17 0,0675 0,5675 0,6000 0,0325
16 63 0,41 0,1591 0,6591 0,6400 0,0191
17 66 0,54 0,2054 0,7054 0,6800 0,0254
18 67 0,58 0,2190 0,7190 0,7200 0,0010
19 70 0,70 0,2580 0,7580 0,7600 0,0020
20 73 0,82 0,2939 0,7939 0,8000 0,0061
21 80 1,11 0,3665 0,8665 0,8400 0,0265
22 85 1,31 0,4049 0,9049 0,8800 0,0249
23 89 1,47 0,4292 0,9292 0,9200 0,0092
24 91 1,56 0,4406 0,9406 0,9600 0,0194
25 100 1,92 0,4726 0,9726 1,0000 0,0274
Jumlah 1322
Mean 52,88
Sd 24,49
L o tertinggi = 0.1548
Dengan n = 25 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.1730
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana
sampel diambil berdistribusi normal.
Tabel
Analisis Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Melalui Uji
Liliefors (X1) Putri
NO Xi Zi TABEL F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 20 -1,76 0,4608 0,0392 0,0909 0,0517
2 30 -1,06 0,3554 0,1446 0,1818 0,0372
3 34 -0,78 0,2823 0,2177 0,2727 0,0550
4 39 -0,43 0,1664 0,3336 0,3636 0,0300
5 42 -0,22 0,0871 0,4129 0,4545 0,0416
6 45 -0,01 0,0040 0,4960 0,5455 0,0495
7 48 0,20 0,0793 0,5793 0,6364 0,0571
8 50 0,34 0,1331 0,6331 0,7273 0,0942
9 60 1,04 0,3508 0,8508 0,8182 0,0326
10 64 1,32 0,4066 0,9066 0,9091 0,0025
11 65 1,39 0,4177 0,9177 1,0000 0,0823
Jumlah 497
Mean 45,18
Sd 14,27
L o tertinggi = 0.0942
Dengan n = 11 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.2490
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana
sampel diambil berdistribusi normal.
Lampiran 5
Tabel
Analisis Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Melalui Uji
Liliefors (X2) Putra
NO Xi Zi TABEL F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 5 -1,63 0,4484 0,0516 0,0400 0,0116
2 8 -1,37 0,4147 0,0853 0,0800 0,0053
3 11 -1,11 0,3665 0,1335 0,1200 0,0135
4 11 -1,11 0,3665 0,1335 0,1600 0,0265
5 12 -1,02 0,3485 0,1515 0,2000 0,0485
6 13 -0,94 0,3264 0,1736 0,2400 0,0664
7 16 -0,67 0,2518 0,2482 0,2800 0,0318
8 17 -0,59 0,2224 0,2776 0,3200 0,0424
9 19 -0,41 0,1628 0,3372 0,3600 0,0228
10 19 -0,41 0,1628 0,3372 0,4000 0,0628
11 20 -0,33 0,1293 0,3707 0,4400 0,0693
12 21 -0,24 0,0948 0,4052 0,4800 0,0748
13 24 0,02 0,0080 0,4920 0,5200 0,0280
14 25 0,11 0,0398 0,4602 0,5600 0,0998
15 25 0,11 0,0398 0,4602 0,6000 0,1398
16 27 0,28 0,1103 0,6103 0,6400 0,0297
17 27 0,28 0,1103 0,6103 0,6800 0,0697
18 28 0,37 0,1443 0,6443 0,7200 0,0757
19 30 0,54 0,2054 0,7054 0,7600 0,0546
20 30 0,54 0,2054 0,7054 0,8000 0,0946
21 32 0,72 0,2642 0,7642 0,8400 0,0758
22 39 1,32 0,4066 0,9066 0,8800 0,0266
23 40 1,41 0,4207 0,9207 0,9200 0,0007
24 45 1,85 0,4678 0,9678 0,9600 0,0078
25 50 2,28 0,4887 0,9887 1,0000 0,0113
Jumlah 594
Mean 23,76
Sd 11,50
L o tertinggi = 0.1398
Dengan n = 25 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.1730
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana
sampel diambil berdistribusi normal.
Tabel
Analisis Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Melalui Uji
Liliefors (X2) Putri
NO Xi Zi TABEL F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 4 -1,57 0,4418 0,0582 0,0909 0,0327
2 5 -1,43 0,4236 0,0764 0,1818 0,1054
3 9 -0,85 0,3023 0,1977 0,2727 0,0750
4 12 -0,42 0,1628 0,3372 0,3636 0,0264
5 13 -0,28 0,1103 0,3897 0,4545 0,0648
6 15 0,01 0,0040 0,5040 0,5455 0,0415
7 20 0,73 0,2673 0,7673 0,6364 0,1309
8 20 0,73 0,2673 0,7673 0,7273 0,0400
9 20 0,73 0,2673 0,7673 0,8182 0,0509
10 21 0,88 0,3106 0,8106 0,9091 0,0985
11 25 1,46 0,4279 0,9279 1,0000 0,0721
Jumlah 164
Mean 14,91
Sd 6,93
L o tertinggi = 0.1309
Dengan n = 11 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.2490
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana
sampel diambil berdistribusi normal.
Lampiran 6
Tabel
Analisis Uji Normalitas Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya
Dada Melalui Uji Liliefors (Y) Putra
NO Xi Zi TABEL F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 2,35 -1,05 0,3531 0,1469 0,0400 0,1069
2 2,36 -1,04 0,3508 0,1492 0,0800 0,0692
3 2,39 -1,00 0,3413 0,1587 0,1200 0,0387
4 2,40 -0,99 0,3389 0,1611 0,1600 0,0011
5 2,48 -0,88 0,3106 0,1894 0,2000 0,0106
6 2,50 -0,86 0,3051 0,1949 0,2400 0,0451
7 2,51 -0,84 0,2996 0,2004 0,2800 0,0796
8 2,51 -0,84 0,2996 0,2004 0,3200 0,1196
9 2,52 -0,83 0,2967 0,2033 0,3600 0,1567
10 3,01 -0,19 0,0754 0,4246 0,4000 0,0246
11 3,03 -0,16 0,0636 0,4364 0,4400 0,0036
12 3,04 -0,15 0,0596 0,4404 0,4800 0,0396
13 3,06 -0,12 0,0478 0,4522 0,5200 0,0678
14 3,18 0,04 0,0160 0,5160 0,5600 0,0440
15 3,20 0,06 0,0239 0,5239 0,6000 0,0761
16 3,21 0,07 0,0279 0,5279 0,6400 0,1121
17 3,23 0,10 0,0398 0,5398 0,6800 0,1402
18 3,39 0,31 0,1217 0,6217 0,7200 0,0983
19 3,44 0,38 0,1480 0,6480 0,7600 0,1120
20 3,50 0,46 0,1772 0,6772 0,8000 0,1228
21 3,57 0,55 0,2088 0,7088 0,8400 0,1312
22 3,59 0,57 0,2157 0,7157 0,8800 0,1643
23 4,10 1,24 0,3925 0,8925 0,9200 0,0275
24 5,10 2,55 0,4946 0,9946 0,9600 0,0346
25 5,16 2,63 0,4957 0,9957 1,0000 0,0043
Jumlah 78,83
Mean 3,15
Sd 0,76
L o tertinggi = 0.1643
Dengan n = 25 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.1730
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana
sampel diambil berdistribusi normal.
Tabel
Analisis Uji Normalitas Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya
Dada Melalui Uji Liliefors (Y) Putri
NO Xi Zi TABEL F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 2,50 -1,47 0,4292 0,0708 0,0909 0,0201
2 2,57 -1,36 0,4131 0,0869 0,1818 0,0949
3 3,06 -0,58 0,2190 0,2810 0,2727 0,0083
4 3,11 -0,50 0,1915 0,3085 0,3636 0,0551
5 3,15 -0,44 0,1700 0,3300 0,4545 0,1245
6 3,28 -0,23 0,0910 0,4090 0,5455 0,1365
7 3,50 0,11 0,0438 0,5438 0,6364 0,0926
8 4,02 0,94 0,3264 0,8264 0,7273 0,0991
9 4,08 1,03 0,3485 0,8485 0,8182 0,0303
10 4,15 1,14 0,3729 0,8729 0,9091 0,0362
11 4,29 1,37 0,4147 0,9147 1,0000 0,0853
Jumlah 37,71
Mean 3,43
Sd 0,63
L o tertinggi = 0.1365
Dengan n = 11 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.2490
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana
sampel diambil berdistribusi normal.
Lampiran 7
Perhitungan Dengan T-Skor Data Putra
NO X1 X2 Y T score
X1 X2 Y
1 80 30 2,51 61,07 55,43 58,42
2 89 40 2,35 64,75 64,12 60,53
3 66 27 2,52 55,36 52,82 58,29
4 70 27 2,48 56,99 52,82 58,82
5 85 28 2,39 63,12 53,67 60,00
6 67 32 2,51 55,77 57,16 58,42
7 46 25 3,04 47,19 51,09 51,45
8 46 19 3,21 47,19 45,86 49,21
9 46 21 3,06 47,19 47,60 51,18
10 47 25 3,03 47,60 51,09 51,58
11 100 50 2,36 69,24 72,82 60,39
12 91 45 2,40 65,56 68,47 59,87
13 57 24 3,18 51,68 50,21 49,60
14 45 20 3,20 46,78 46,73 49,34
15 38 16 3,39 43,92 43,25 46,84
16 24 11 4,10 38,21 38,90 37,50
17 20 8 5,10 36,57 36,30 24,34
18 16 5 5,16 34,94 33,69 23,55
19 32 19 3,44 41,47 45,86 46,18
20 29 12 3,50 40,25 39,77 45,39
21 43 17 3,23 45,97 44,12 48,95
22 73 39 2,50 58,22 63,25 58,55
23 22 13 3,59 37,39 40,64 44,21
24 27 11 3,57 39,43 38,90 44,47
25 63 30 3,01 54,13 55,43 51,84
Jumlah 1322 594 78,83 1249,99 1250 1248,92
Mean 52,88 23,76 3,15 50,00 50,00 49,96
Sd 24,49 11,50 0,76 10,00 10,00 10,03
Perhitungan Dengan T-Skor Data Putri
NO X1 X2 Y T score
X1 X2 Y
1 65 25 2,50 63,89 64,56 64,76
2 60 20 3,06 60,38 57,34 55,87
3 50 20 3,11 53,38 57,34 55,08
4 64 21 2,57 63,19 58,79 63,65
5 45 15 3,28 49,87 50,13 52,38
6 30 5 4,15 39,36 35,70 38,57
7 48 20 3,15 51,98 57,34 54,44
8 34 9 4,08 42,16 41,47 39,68
9 20 4 4,29 32,35 34,26 36,35
10 42 13 3,50 47,77 47,24 48,89
11 39 12 4,02 45,67 45,80 40,63
Jumlah 497 164 37,71 550,00 549,97 550,30
Mean 45,18 14,91 3,43 50,00 50,00 50,03
Sd 14,27 6,93 0,63 10,00 10,01 10,01
Untul T-score rumus yang di gunakan ialah:
T = 50 + 10 (Xi-X)
Sd
Jika untuk satuan waktu, maka tanda plus (+) diganti dengan tanda minus (-).
Lampiran 8
Analisis Korelasi Sederhana dan Korelasi Berganda (Variabel X1, X2 dan Y)
Putra
NO X1 X2 Y X12 X2
2 Y2 X1X2 X1Y X2Y
1 61,07 55,43 58,42 3729,54 3072,48 3412,90 3385,11 3567,71 3238,22
2 64,75 64,12 60,53 4192,56 4111,37 3663,88 4151,77 3919,32 3881,18
3 55,36 52,82 58,29 3064,73 2789,95 3397,72 2924,12 3226,93 3078,88
4 56,99 52,82 58,82 3247,86 2789,95 3459,79 3010,21 3352,15 3106,87
5 63,12 53,67 60,00 3984,13 2880,47 3600,00 3387,65 3787,20 3220,20
6 55,77 57,16 58,42 3110,29 3267,27 3412,90 3187,81 3258,08 3339,29
7 47,19 51,09 51,45 2226,90 2610,19 2647,10 2410,94 2427,93 2628,58
8 47,19 45,86 49,21 2226,90 2103,14 2421,62 2164,13 2322,22 2256,77
9 47,19 47,60 51,18 2226,90 2265,76 2619,39 2246,24 2415,18 2436,17
10 47,60 51,09 51,58 2265,76 2610,19 2660,50 2431,88 2455,21 2635,22
11 69,24 72,82 60,39 4794,18 5302,75 3646,95 5042,06 4181,40 4397,60
12 65,56 68,47 59,87 4298,11 4688,14 3584,42 4488,89 3925,08 4099,30
13 51,68 50,21 49,60 2670,82 2521,04 2460,16 2594,85 2563,33 2490,42
14 46,78 46,73 49,34 2188,37 2183,69 2434,44 2186,03 2308,13 2305,66
15 43,92 43,25 46,84 1928,97 1870,56 2193,99 1899,54 2057,21 2025,83
16 38,21 38,90 37,50 1460,00 1513,21 1406,25 1486,37 1432,88 1458,75
17 36,57 36,30 24,34 1337,36 1317,69 592,44 1327,49 890,11 883,54
18 34,94 33,69 23,55 1220,80 1135,02 554,60 1177,13 822,84 793,40
19 41,47 45,86 46,18 1719,76 2103,14 2132,59 1901,81 1915,08 2117,81
20 40,25 39,77 45,39 1620,06 1581,65 2060,25 1600,74 1826,95 1805,16
21 45,97 44,12 48,95 2113,24 1946,57 2396,10 2028,20 2250,23 2159,67
22 58,22 63,25 58,55 3389,57 4000,56 3428,10 3682,42 3408,78 3703,29
23 37,39 40,64 44,21 1398,01 1651,61 1954,52 1519,53 1653,01 1796,69
24 39,43 38,90 44,47 1554,72 1513,21 1977,58 1533,83 1753,45 1729,88
25 54,13 55,43 51,84 2930,06 3072,48 2687,39 3000,43 2806,10 2873,49
Jumlah 1249,99 1250,00 1248,92 64899,62 64902,12 64805,58 64769,18 64526,51 64461,88
Analisis Korelasi Sederhana dan Korelasi Berganda (Variabel X1, X2 dan Y)
Putri
NO X1 X2 Y X12 X2
2 Y2 X1X2 X1Y X2Y
1 63,89 64,56 64,76 4081,93 4167,99 4193,86 4124,74 4137,52 4180,91
2 60,38 57,34 55,87 3645,74 3287,88 3121,46 3462,19 3373,43 3203,59
3 53,38 57,34 55,08 2849,42 3287,88 3033,81 3060,81 2940,17 3158,29
4 63,19 58,79 63,65 3992,98 3456,26 4051,32 3714,94 4022,04 3741,98
5 49,87 50,13 52,38 2487,02 2513,02 2743,66 2499,98 2612,19 2625,81
6 39,36 35,70 38,57 1549,21 1274,49 1487,64 1405,15 1518,12 1376,95
7 51,98 57,34 54,44 2701,92 3287,88 2963,71 2980,53 2829,79 3121,59
8 42,16 41,47 39,68 1777,47 1719,76 1574,50 1748,38 1672,91 1645,53
9 32,35 34,26 36,35 1046,52 1173,75 1321,32 1108,31 1175,92 1245,35
10 47,77 47,24 48,89 2281,97 2231,62 2390,23 2256,65 2335,48 2309,56
11 45,67 45,80 40,63 2085,75 2097,64 1650,80 2091,69 1855,57 1860,85
Jumlah 550,00 549,97 550,30 28499,93 28498,16 28532,32 28453,37 28473,14 28470,41
Lampiran 9
1. Pengujian hipotesis 1
Korelasi sederhana antara variable (x1) dengan Y untuk Putra
r x1y =
222
1
2
1
11
YYn XXn
YX-YXn
r = 22 )92,1248(6480558.25 )99,1249(62,64899.25
(1248,92) (1249,99)-125.64526,5
r = 61559801,16-1620139,5 1562475-1622490,5
11561137,51-1613162,75
r = 60338,334 60015,5
52025,239
r = 3621235284
52025,239
r= 60176,700
52025,239
ro = 0.864
rtab (α = 0,05) = 0,505
ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
Korelasi sederhana antara variable (x1) dengan Y untuk Putri
r x1y =
222
1
2
1
11
YYn XXn
YX-YXn
r = 22 )30,550(32,28532.11 )550(93,28499.11
(550,30) (550)-411.28473,1
r = 302830,09-313855,52 302500-313499,23
302665 - 313204,54
r = 11025,43 10999,23
10539,54
r = 4,121271240
10539,54
r= 11012,32
10539,54
ro = 0.957
rtab (α = 0,05) = 0,735
ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
Lampiran 10
2. Pengujian hipotesis 2
Korelasi sederhana antara variable (x2) dengan Y Putra
r x2y =
222
2
2
2
22
YYn XXn
YX-YXn
r = 22 )92.1248(58,64805.25 )1250(12,64902.25
8,92)(1250)(124-825.64461,8
r = 61559801,16-1620139,5 1562500-1622553
1561150-1611547
r = 60338,334 60053
50397
r= 3623497972
50397
r = 60195,498
50397
ro = 0,837
rtab (α = 0,05) = 0.505
Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
Korelasi sederhana antara variable (x2) dengan Y Putri
r x2y =
222
2
2
2
22
YYn XXn
YX-YXn
r = 22 )30,550(32,28532.11 )97,549(16,28498.11
50,30)(549,97)(5-111.28470,4
r = 302830,09-313855,52 302467-313479,76
302648,491-313174,51
r = 11025,43 11012,76
10526,019
r= 5121420414,
10526,019
r = 11019,093
10526,019
ro = 0,955
rtab (α = 0,05) = 0.735
Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
Lampiran 11
3. Pengujian hipotesis 3
Korelasi Ganda antara variable (x1) dan (x2) terhadap variable Y Putra
R x1 x2 y =
21
2
21212
2
1
2
x xr-1
xrx yrx yrx2-yxryxr
= 2
22
945,01
)945,0)(837,0)(864,0(2837,0864,0
= 893025,01
)68339376,0(2700569,0746496,0
= 106975,0
36678752,1447065,1
= 750432157,0
R 0 = 0,866
rtab (α = 0,05) = 0.505
Ternyata Ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
Korelasi Ganda antara variable (x1) dan (x2) terhadap variable Y Putri
R x1 x2 y =
21
2
21212
2
1
2
x xr-1
xrx yrx yrx2-yxryxr
= 2
22
954,01
)954,0)(955,0)(957,0(2955,0957,0
= 910116,01
)87189399,0(2912025,0915849,0
= 089884,0
74378798,1827874,1
= 93549486,0
R 0 = 0,967
rtab (α = 0,05) = 0,735
Ternyata Ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
Lampiran 12
Pengujian Signifikan Korelasi Ganda Putra
F = 1/()121(
/122
2
knyR
kyR
F= )1225/()866.01(
2/)866.0(2
2
F= 22/)250044,0(
374978,0
F= 011365636,0
374978,0
F= 32,99
Fhitung(32,99) > (Ftabel = 3,44)
H0 ditolak ha diterima
Kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 secara
bersama-sama dengan Y
Pengujian Signifikan Korelasi Ganda Putri
F = 1/()121(
/122
2
knyR
kyR
F= )1211/()967.01(
2/)967.0(2
2
F= 11/)064911,0(
4675445,0
F= 008113875,0
374978,0
F= 57,62
Fhitung(57,62) > (Ftabel = 4,46)
H0 ditolak ha diterima
Kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 secara
bersama-sama dengan Y
Lampiran 13
Daftar
Nilai Kritis L Untuk Uji Lilliefors
Ukuran
Sampel
Taraf Nyata
0.01 0.05 0.10 0.15 0.20
4 0.417 0.381 0.352 0.319 0.300
5 0.405 0.337 0.315 0.299 0.285
6 0.364 0.319 0.294 0.277 0.265
7 0.348 0.300 0.276 0.258 0.247
8 0.331 0.285 0.261 0.244 0.233
9 0.311 0.271 0.249 0.233 0.223
10 0.294 0.258 0.239 0.224 0.215
11 0.284 0.249 0.230 0.217 0.206
12 0.275 0.242 0.223 0.212 0.199
13 0.268 0.234 0.214 0.202 0.190
14 0.261 0.227 0.207 0.194 0.183
15 0.257 0.220 0.201 0.187 0.177
16 0.250 0.213 0.195 0.182 0.173
17 0.245 0.206 0.289 0.177 0.169
18 0.239 0.200 0.184 0.173 0.166
19 0.235 0.195 0.179 0.169 0.163
20 0.231 0.190 0.174 0.166 0.160
25 0.200 0.173 0.158 0.147 0.142
30 0.184 0.161 0.144 0.136 0.131
1.031 0.886 0.805 0.768 0.736
n >30 n n n n n
Sumber : Conover, W.J, Practical Nonparametric Statistics, John Wiley & Sons,
In,1973
Lampiran 14
Tabel Harga Kritik dari Product-Moment
N
(1)
Interval Kepercayaan N
(1)
Interval Kepercayaan N
(1)
Interval kepercayaan
95%
(2)
99%
(3)
95%
(2)
99%
(3)
95%
(2)
99%
(3)
3 0.997 0.999 26 0.388 0.4905 55 0.266 0.345
4 0.950 0.990 27 0.381 0.487 60 0.254 0.330
5 0.878 0.959 28 0.374 0.478 65 0.244 0.317
6 0.811 0.912 29 0.367 0.470 70 0.235 0.306
7 0.754 0.874 30 0.361 0.463 75 0.227 0.296
8 0.707 0.874 31 0.355 0.456 80 0.220 0.286
9 0.666 0.798 32 0.347 0.449 85 0.213 0.278
10 0.632 0.762 33 0.344 0.442 90 0.207 0.270
11 0.602 0.735 34 0.339 0.436 95 0.202 0.263
12 0.576 0.708 35 0.334 0.430 100 0.195 0.256
13 0.553 0.684 36 0.329 0.424 125 0.176 0.230
14 0.532 0.661 37 0.325 0.418 150 0.159 0.210
15 0.514 0.641 38 0.320 0.413 175 0.148 0.194
16 0.497 0.623 39 0.316 0.408 200 0.138 0.181
17 0.482 0.606 40 0.312 0.403 300 0.113 0.148
18 0.468 0.590 41 0.308 0.396 400 0.098 0.128
19 0.456 0.575 42 0.304 0.393 500 0.088 0.115
20 0.444 0.561 43 0.301 0.389 600 0.080 0.105
21 433 0.549 44 0.297 0.384 700 0.074 0.097
22 0.423 0.537 45 0.294 0.380 800 0.070 0.091
23 0.413 0.526 46 0.291 0.276 900 0.065 0.085
24 0.404 0.515 47 0.288 0.372 1000 0.062 0.081
25 0.396 0.505 48 0.264 0.368
1.031 0.886 49 0.281 0.364
50 0.297 0.361
J=Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung r
Lampiran 15
Daftar Luas Dibawah Lengkungan Normal Standar Dari 0 Ke Z
Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0.0 0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 0359
0.1 0386 0483 0478 0557 0596 0636 0675 0714 0754 0360
0.2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 1141
0.3 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 1517
0.4 1554 1591 1628 1664 1700 1736 1772 1808 1844 1879
0.5 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 2190 2224
0.6 2258 2291 2324 2357 2389 2422 2454 2486 2418 2549
0.7 2580 2612 2642 2673 2704 2734 2764 2794 2823 2852
0.8 2881 2910 2939 2967 2996 3023 3051 3078 3106 3133
0.9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389
1.0 3413 3438 3461 3485 2508 3531 3554 3577 3599 3621
1.1 4634 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 3830
1.2 3849 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 4015
1.3 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 4177
1.4 4192 4207 4222 4236 4251 4265 4279 4292 4306 4319
1.5 4332 4345 4357 4370 4382 4394 4406 4418 4429 4441
1.6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 4545
1.7 4554 4564 4573 4580 4591 4599 4608 4626 4625 4633
1.8 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4692 4699 4633
1.9 4713 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 4767
2.0 4772 4778 4783 4788 4793 4798 4803 4808 4812 4817
2.1 4821 4826 4830 4838 4838 4842 4846 4850 4854 4857
2.2 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 4890
2.3 4893 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 4916
2.4 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 4936
2.5 4938 4940 4941 4943 4945 4946 4948 4949 4951 4952
2.6 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 4964
2.7 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974
2.8 4974 4975 4976 4977 4977 4978 4979 4979 4980 4981
2.9 4981 4982 4982 4983 4984 4984 4985 4985 4986 4986
3.0 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 4990
3.1 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 4993
3.2 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995 4995
3.3 4995 4995 4995 4996 4996 4996 4996 4996 4996 4997
3.4 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4998
3.5 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998
3.6 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3.7 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3.8 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3.9 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000
Sumber : Theory And Problems of Statistics, Spigel, M.R.,PhD.,Schaum
Publishing., New York, 1961
Lampiran 20
Foto-Foto Pengambilan Data Penelitian
Tes Squat Jump Putra
1. Posisi Awal gerakan Squat Jump
Tes Squat Jump Putra
3. Melakukan tolakan squat jump ke atas
setinggi mungkin.
M
Tes Squat Jump Putra
2. Badan turun dengan posisi badan tegak lurus
M
Tes Squat Jump Putri
2. Badan turun dengan posisi badan tegak
lurus
M
Tes Squat Jump Putri
3. Melakukan tolakan squat jump ke atas
setinggi mungkin.
M
Tes Squat Jump Putri
1. Posisi Awal gerakan Squat Jump
Tes Push Up Putra dan Putri
Tes Push Up Putra
1. Posisi Awal saat melakukan
push up
Tes Push Up Putra
3. Posisi saat tubuh
sudah melakukan
tolakan push up
Tes Push Up Putra
2. Posisi badan turun dan
bersiap melakukan
tolakan
Tes Push Up Putri
1. Posisi Awal saat
melakukan push up
dengan perbedaan, lutut
menjadi tumpuan.
Tes Push Up Putri
2. Posisi badan turun
dan bersiap melakukan
tolakan
Tes Push Up
Putri
3. Posisi saat
tubuh sudah
melakukan
tolakan push up
Tes Renang 200 Meter Gaya Dada
Tes Renang 200 Meter
Gaya Dada
Posisi para atlet putra saat
bersiap di atas start blok,
untuk berenang.
Tes Renang 200
Meter Gaya Dada
Gambar saat atlet putra
melakukan renang
gaya dada.
Tes Renang 200 Meter
Gaya Dada
Gambar saat atlet putra
melakukan lompata start
untuk memulai berenang.
Tes Renang 200 Meter Gaya
Dada
Gambar saat atlet putri
melakukan lompatan start untuk
melakukan renang gaya dada.
Tes Renang
200 Meter
Gaya Dada
Gambar saat
atlet putri
melakukan
renang gaya
dada.