2014-03-05-2014-01-29-arahan_pengembangan_wilayah_perbatasan_kabupaten_sidoarjo_dan_kabupaten_gresik...

9
Judul Penelitian : Arahan Pengembangan Wilayah Perbatasan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik Pelaksana : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo Kerjasama Dengan : - Latar Belakang Secara hierarki degradasi perkembangan suatu wilayah dipengaruhi oleh adanya kegiatan yang menjadi tarikan bagi wilayah sekitarnya. Untuk mengantisipasi adanya perkembangan wilayah yang tidak terkendali dilakukan upaya pengendalian melalui penataan maupun arahan pengembangan wilayah. Sebagai langkah awal hendaknya dipahami adanya perubahan-perubahan atau kecenderungan pemanfaatan lahan kedepannya. Lokasi Kabupaten Sidoarjo yang strategis berbatasan langsung dengan Kota Surabaya serta Kabupaten Gresik di sisi utara. Secara tidak langsung sisi utara Kabupaten Sidoarjo berbatasan dengan Kabupaten Gresik yang dipisahkan oleh Kali Surabaya. Integrasi antar keduanya difasilitasi dengan keberadaan jembatan yang kondisinya sangat macet pada jam-jam puncak. Hal ini dipengaruhi oleh keberadaan industri-industri di sepanjang by pass Krian yang lokasinya relatif dekat dengan wilayah perbatasan dengan Kabupaten Gresik. Integrasi yang intens juga menyangkut perkembangan pemanfaatan lahan di wilayah perbatasan yang mempunyai kesamaan yaitu kegiatan yang mendukung kegiatan industri seperti permukiman, perdagangan, dan jasa. Diskripsi di atas merupakan gambaran integrasi wilayah perbatasan Kabupaten Sidoarjo di sisi utara yang berbatasan dengan Kabupaten Gresik. Dengan adanya arahan pengembangan wilayah perbatasan, diharapkan adanya interaksi yang dinamis dan harmonis antara kedua wilayah ini melalui keterkaitan pemanfaatan lahan yang seirama. Tentunya ada harapan positif yang diletakkan dalam arahan pengembangan wilayah perbatasan ini menjadikan perubahan wilayah yang lebih baik. Dengan adanya sinkronisasi terhadap dua

Upload: idzhamreeza

Post on 21-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sidoarjo

TRANSCRIPT

Page 1: 2014-03-05-2014-01-29-Arahan_Pengembangan_Wilayah_Perbatasan_Kabupaten_Sidoarjo_dan_Kabupaten_Gresik (1)

Judul Penelitian : Arahan Pengembangan Wilayah Perbatasan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik

Pelaksana : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo

Kerjasama Dengan : -

Latar Belakang

Secara hierarki degradasi perkembangan suatu wilayah dipengaruhi oleh adanya kegiatan

yang menjadi tarikan bagi wilayah sekitarnya. Untuk mengantisipasi adanya perkembangan

wilayah yang tidak terkendali dilakukan upaya pengendalian melalui penataan maupun arahan

pengembangan wilayah. Sebagai langkah awal hendaknya dipahami adanya perubahan-perubahan

atau kecenderungan pemanfaatan lahan kedepannya.

Lokasi Kabupaten Sidoarjo yang strategis berbatasan langsung dengan Kota Surabaya

serta Kabupaten Gresik di sisi utara. Secara tidak langsung sisi utara Kabupaten Sidoarjo

berbatasan dengan Kabupaten Gresik yang dipisahkan oleh Kali Surabaya. Integrasi antar keduanya

difasilitasi dengan keberadaan jembatan yang kondisinya sangat macet pada jam-jam puncak. Hal

ini dipengaruhi oleh keberadaan industri-industri di sepanjang by pass Krian yang lokasinya relatif

dekat dengan wilayah perbatasan dengan Kabupaten Gresik. Integrasi yang intens juga menyangkut

perkembangan pemanfaatan lahan di wilayah perbatasan yang mempunyai kesamaan yaitu kegiatan

yang mendukung kegiatan industri seperti permukiman, perdagangan, dan jasa.

Diskripsi di atas merupakan gambaran integrasi wilayah perbatasan Kabupaten Sidoarjo di

sisi utara yang berbatasan dengan Kabupaten Gresik. Dengan adanya arahan pengembangan

wilayah perbatasan, diharapkan adanya interaksi yang dinamis dan harmonis antara kedua wilayah

ini melalui keterkaitan pemanfaatan lahan yang seirama. Tentunya ada harapan positif yang

diletakkan dalam arahan pengembangan wilayah perbatasan ini menjadikan perubahan wilayah

yang lebih baik. Dengan adanya sinkronisasi terhadap dua wilayah kabupaten akan diketahui

nantinya permasalahan apa saja yang muncul dan urusan apa saja yang akan diselesaikan secara

bersama (koordinatif) dan lintas sektoral/lintas wilayah.

Sebagai langkah awal guna mendukung pengembangannya serta pengendalian

pemanfaatan ruang agar tetap dinamis dan harmonis menuju arah perkembangan yang lebih baik

maka disusunlah ‘Arahan Pengembangan Wilayah Perbatasan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten

Gresik’.

Maksud dan Tujuan

Tujuan disusunnya pekerjaan ini adalah untuk membantu Pemerintah Kabupaten Sidoarjo

dalam mendapatkan arahan pengembangan wilayah melalui gambaran kebijakan pembangunan

yang tertuang dalam kebijakan tata ruang terkait dengan kecenderungan perkembangan wilayah

perbatasan.

Hasil

Page 2: 2014-03-05-2014-01-29-Arahan_Pengembangan_Wilayah_Perbatasan_Kabupaten_Sidoarjo_dan_Kabupaten_Gresik (1)

Terdapat dua titik menjadi pusat kegiatan pembangunan dan pertumbuhan di wilayah

perbatasan Kabupaten Sidoarjo dengan Kabupaten Gresik, yaitu di sisi utara merupakan

pengembangan pemukiman perkotaan, serta di sisi selatan merupakan pengembangan industri.

Dengan adanya dua titik pertumbuhan tersebut, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menjaga

kesinambungan, keharmonisan, serta kontinuitas antara pertumbuhan wilayah utara dengan selatan.

Arahan pengembangan wilayah perbatasan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik

meliputi :

Kawasan Lindung

Pengembangan kawasan lindung diupayakan agar tetap menjaga keserasian dan keseimbangan serta berkelanjutan dengan ekosistem dan lingkungan sekitarnya. Arahan pengembangan untuk kawasan lindung antara lain: Pengembalian fungsi sempadan sungai dengan penertiban kegiatan budidaya di sepanjang

sempadan sungai disesuaikan kondisi sosial ekonomi penduduk yang terkena kebijaksanaan; Pencegahan pengembangan kagiatan budidaya di sempadan sungai yang dapat mengganggu,

merusak kualitas air, kondisi fisik, dan dasar sungai; Sempadan sungai tidak bertanggul di dalam perkotaan untuk sungai dengan kedalam ˂ 3 m

adalah 10 m, untuk sungai dengan kedalaman 3-20 m adalah 15 m, dan sungai dengan kedalaman ˃ 20 m adalah 30 m;

Diharapkan jalan yang terdapat di sepanjang sungai tidak hanya berfungsi sebagai jalan pemeliharaan sungai tetapi dapat difungsikan juga untuk jalan umum;

Memfungsikan sungai sebagai tempat rekresi air seperti tempat pemancingan, wisata perahu, dan lain sebagainya;

Memanfaatkan kawasan sempadan sungai sebagai RTH dengan partisipasi aktif penduduk; Pengaturan sempadan sungai dengan prinsip sungai sebagai arah orientasi; Pencegahan perkembangan aktivitas penambangan pasir secara liar yang dapat merusak

ekosistem sungai dan mengakibatkan terjadinya erosi melalui upaya tindakan tegas pemberian sanksi bagi pelanggarnya.

Kawasan Budidaya

Pengembangan kawasan budidaya diarahkan pada upaya mewujudkan pemanfaatan yang berhasil guna dan berdaya guna sesuai dengan potensi yang dimiliki. Disamping itu pemanfaatannya diupayakan untuk mencapai pola ruang yang serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan. Arahan pengembangan untuk kawasan budidaya antara lain: Untuk lapangan olahraga diarahkan penyebarannya di tiap-tiap kawasan pemukiman, selain

mempertahankan yang sudah ada dan dihindari untuk peralihan fungsi sebagai kawasan terbangun;

Keberadaan makam juga difungsikan sebagai resapan air; Pengembangan RTH di sekitar kawasan umum dan kawasan pemukiman, berupa tanaman

pohon dan tanaman pot untuk menunjukkan identitas kawasan serta estetika lingkungan.

Pertanian

Arahan pengembangan pertanian antara lain: Lahan produktif, pemanfaatan lahan tegal perlu dipertahankan untuk meminimalkan resiko

terjadinya erosi sungai; Sawah irigasi teknis tetap dipertahankan keberadaannya serta tidak diperbolehkan adanya

peralihan fungsi untuk kegiatan non pertanian; Kegiatan non pertanian yang diperbolehkan sebatas mendukung kegiatan pertanian dengan

klasifikasi kecil dengan persentase 0,5% dari luas lahan pertanian sesuai peraturan secara rinci.

Page 3: 2014-03-05-2014-01-29-Arahan_Pengembangan_Wilayah_Perbatasan_Kabupaten_Sidoarjo_dan_Kabupaten_Gresik (1)

Permukiman

Kecenderungan perkembangan kawasan permukiman cenderung bertambah seiring kebutuhan sarana hunian. Arahan pengembangan pemukiman antara lain: Pengembangan pemukiman pedesaan diarahkan untuk menghindari sawah irigasi teknis; Perubahan penggunaan tanah menjadi kawasan terbangun permukiman dilakukan pada

lahan yang kurang produktif; Pada pembangunan perumahan real estate, pelaksana pembangunan perumahan/developer

wajib menyediakan prasarana lingkungan, utilitas umum, dan fasilitas sosial dengan proporsi 40% dari keseluruhan luas lahan perumahan, dan selanjutnya diserahkan kepada pemerintah daerah;

Pada pembangunan perumahan real estate, pelaksanaan pembangunan perumahan yang dilakukan developer (perumahan baru) dalam rencana tapak/block plan wajib menyediakan 60%-40% lahan non efektif (dilihat dari daya dukung lahan maupun ketentuan rencana rinci) luasan lahan tersebut bersifat tidak terbangun dengan penggunaan didalamnya;

Sedangkan 40%-60% (dilihat dari daya dukung lahan maupun ketentuan rencana rinci) dari luas lahan perumahan bersifat terbangun di mana penggunaan lahan didalamnya meliputi kavling hunian, kavling perniagaan, kavling pelayanan umum, fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas perumahan lainnya:

Pengembangan lokasi perumahan lama dan perkampungan kabupaten di tekankan pada peningkatan kualitas lingkungan dan pembenahan prasarana dan sarana perumahan;

Intensifikasi pembangunan permukiman perkotaan untuk menambah ketersediaan RTH.

Perdagangan dan Jasa

Perkembangan perdagangan dan jasa akan senantiasa mengikuti perkembangan permukiman sebagi generator pembangkit kegiatan dengan fungsi komersial. Kecenderungan perkembangan perdagangan dan jasa juga mengikuti terbentuknya jaringan jalan, terutama pada akses-akses utama. Arahan pengembangan perdagangan dan jasa antara lain: Kawasan perdagangan dan jasa direncanaka secara terpadu dengan kawasan sekitarnya dan

harus memperhatikan kepentingan semua pelaku sektor perdagangan dan jasa termasuk pedagang informal/sejenis lainnya dengan mengedepankan saling memperkuat, saling menguntungkan, dan saling memerlukan;

Pada pembangunan fasilitas perdagangan berupa kawasan perdagangan terpadu, pelaksana pembangunan/pengembang wajib menyediakan prasarana lingkungan, utilitas umum, area untuk pedagang informal dan fasilitas sosial dengan proporsi 40% dari keseluruhan luas lahan dan selanjutnya diserahkan kepada pemerintah daerah;

Kegiatan usaha perdagangan informal diarahkan secara terintegrasi pada lokasi perdagangan dan jasa serta diupayakan pencegahan keberadaannya di jaringan jalan yang dapat mengganggu fungsi lalu-lintas.

Fasilitas Umum

Saat ini yang mempunyai kecenderungan perkembangan lebih banyak adalah fasilitas pendidikan dini, fasilitas peribadatan, serta fasilitas kesehatan dengan skala pelayanan lingkungan. Arahan pengembangan fasilitas umum antara lain: Pengembangan fasilitas pendidikan lebih ditekankan pada pemerataan fasilitas untuk

menjawab kebutuhan fasilitas pendidikan sejalan dengan perkembangan penduduk serta peningkatan kualitas bangunan/gedung sekolah dan fasilitas pendukung kegiatan pendidikan. Penataan kembali lingkungan fasilitas pendidikan yang ada, terutama penyediaan RTH/penghijauan, pengaturan kembali tingkat persebaran fasilitas untuk memeratakan jangkauan pelayanan;

Pengembangan fasilitas kesehatan untuk menjawab kebutuhan sejalan dengan perkembangan penduduk adalah pemerataan fasilitas. Peningkatan kualitas dilakukan melalui penyediaan peralatan medis dan kelengkapan obat-obatan, peningkatan pelayanan

Page 4: 2014-03-05-2014-01-29-Arahan_Pengembangan_Wilayah_Perbatasan_Kabupaten_Sidoarjo_dan_Kabupaten_Gresik (1)

serta peningkatan fungsi dari masing-masing jenis fasilitas kesehatan yang ada. Pemerataan fasilitas kesehatan tingkat masyarakat (Posyandu) sehingga menjangkau seluruh masyarakat. Pembangunan baru hendaknya pada lokasi yang belum terbangun/pada lokasi yang tingkat pelayanannya rendah;

Pengembangan fasilitas peribadatan skala lokal adalah peningkatan kualitas dan perbaikan fasilitas yang mulai mengalami kerusakan. Peningkatan fungsi melalui kegiatan-kegiatan rohani yang intensif dilakukan di fasilitas peribadatan ini sehingga selain beribadah juga dapat berfungsi sebagai tempat bersosialisasi. Penambahan fasilitas dilakukan sejalan dengan perkembangan penduduk melalui pembangunan fasilitas peribadatan baru;

Pengembangan fasilitas perkantoran pemerintah dapat menjadi mark dari fasilitas perkantoran. Rehabilitasi kantor pemerintah apabila dinilai kondisinya sudah tidak layak, dan untuk kantor pemerintahan yang masih layak dengan kondisi bagus tetap dipertahankan serta meningkatkan kualitas lingkungan dan bangunan fisik.

Industri dan Pergudangan

Perkembangan industri dan pergudangan mengikuti kondisi eksisting di kawasan by pass Krian. Dengan demikian arah pengembangan industri dan pergudangan sebagai berikut : Pembangunan zona industri harus memperhatikan kebutuhan luas lahan, jenis-jenis ruang

dan fasilitas pelayanan publik yang harus tersedia, kemudahan pencapaian, dan kelancaran sirkulasi lalu lintas dari dan menuju lokasi;

Pembangunan dan pelaksanaan kegiatan industri pada zona industri harus disertai dengan upaya-upaya terpadu dalam mencegah dan mengatasi terjadinya pencemaran lingkungan mulai dari penyusunan AMDAL, UKL dan UPL, penyediaan IPAL, dan disertai dengan pengawasan oleh pemerintah daerah secara intensif terhadap kegiatan industri yang dilaksanakan;

Pengolahan limbah kawasan industri pada zona industri dilakukan dengan prinsip zero waste dan zero polution yang diharapkan tercapai dalam waktu 10 tahun;

Pengembangan zona industri yang terletak di sepanjang jalur arteri/kolektor harus dilengkapi dengan frontage road untuk kelancaran aksesibilitas.

Jaringan Jalan

Jaringan jalan di wilayah studi akan mengalami perubahan dan penyesuaian dengan kondisi eksisting, terutama pada Jl. Soenandar Priyosudarmo sisi Utara. Adapun arah pengembangan sistem jaringan jalan meliputi : Penigkatan jalan by pass Krian dengan jalan pendamping kanan-kiri dari by pass; Meningkatkan kondisi fisik dan memperlebar Jl. Soenandar Priyosudarmo dengan memberi

frontage road untuk mengantisipasi rencana pembangunan jalan tol di sebelah utara. Apabila tol ini terwujud, maka fungsi Jl. Soenandar Priyosudarmo meningkat dari kolektor primer menjadi arteri primer;

Rencana pengembangan sistem jalan lokal primer ini meliputi perbaikan jalan yang menghubungkan antara pusat-pusat kecamatan dengan pusat-pusat desa terutama yang masih belum diaspal.

Pola Pergerakan

Arahan pengelolaan pola pergerakan dilakukan dengan pengaturan lalu lintas/rekayasa lalu lintas, atau dengan penyediaan jalan alternatif agar tidak terjadi penumpukan terutama di jalan menuju Kabupaten Gresik. Penerapan standar fungsi jalan juga diharapkan dapat menjadi solusi pemecahan permasalahan lalu lintas.

Angkutan Umum

Kecenderungan perkembangan moda transportasi mengikuti permintaan pengguna jalan. Dengan demikian arah pengembangan angkutan umum meliputi : Penambahan rute yang menghubungkan Wringinanom-Driyorejo;

Page 5: 2014-03-05-2014-01-29-Arahan_Pengembangan_Wilayah_Perbatasan_Kabupaten_Sidoarjo_dan_Kabupaten_Gresik (1)

Pengaturan trayek angkutan umum untuk mengatur sirkulasi agar tidak menambah kemacetan, serta bertujuan untuk memberikan pelayanan terhadap masyarakat sedemikian rupa agar dapat dijangkau oleh sistem layanan transportasi.

Prasarana Transportasi

Kecenderungan perkembangan prasarana transportasi belum ada perubahan yang signifikan, justru cenderung mengalami penurunan kualitas terutama keberadaan pedestrian yang semakin terokupasi oleh kegiatan PKL. Arah pengembangan prasarana transportasi meliputi : Halte yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan penumpang serta untuk menunggu

kendaraan umum diletakkan dekat dengan pusat kegiatan; Pengaturan dan penyediaan lahan untuk parkir; Peningkatan kualitas dan penetapan fungsi pedestrian; Pengembangan sistem transportasi air untuk wilayah Kabupaten Sidoarjo yakni

pengembangan angkutan sungai (bus air) di Kali Mas.

Pengembangan Jaringan Listrik

Perkembangan jaringan listrik mengikuti perkembangan permukiman serta kebutuhan/permintaan konsumen yang cenderung meningkat. Adapun arahan pengembangan jaringan listrik meliputi : Pengembangan dan pembangunan jaringan listrik dilakukan secara terpadu dengan sistem

jaringan listrik nasional PJB yang ditekankan pada peningkatan pelayanan, penambahan kapasitas, dan jangkauan pelayanan;

Meremajakan jaringan distribusi listrik yang sudah tua/tidak layak pakai; Mengoptimalkan pemakaian jaringan distribusi yang sudah ada; Memasang jaringan distribusi baru untuk memenuhi kebutuhan bagian kawasan yang belum

terlayani.

Jaringan Telepon

Perkiraan kebutuhan akan jaringan telepon akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan penduduk. Dengan demikian arah pengembangan jaringan telepon sebagai berikut : Telekomunikasi dan informasi yang dikembangkan antara lain melalui penggunaan telepon

sambungan rumah, telepon seluler, dan internet. Pengembangan prasarana dengan peningkatan jaringan telepon, pembangunan BTS, dan pembangunan hotspot pada area publik. Rencana penyediaan infrastruktur telematika berupa tower BTS dilakukan secara bersama-sama;

Memperluas/menambah jaringan distribusi telepon agar mampu memenuhi permintaan pelanggan baru;

Meremajakan jaringan distribusi yang sudah tua dan tidak layak pakai; Mengoptimalkan penggunaan jaringan distribusi yang sudah ada; Menambah fasilitas wartel dan telepon umum di sekitar kawasan wisata.

Air Bersih

Wilayah yang perlu mendapat prioritas pelayanan air bersih terkait dengan kawasan perbatasan yang meliputi kawasan Balongbendo, Krian, dan Taman. Adapun arahan pengembangan air bersih sebagai berikut : Rencana pengembangan sumber air bersih (PDAM) diperoleh dari sumber Umbulan untuk

jaringan utama di sisi jalan arteri primer dan dari pengolahan air sungai Mangetan untuk jaringan sekunder;

Mengadakan perbaikan dan rehabilitasi jaringan lama agar mampu menyalurkan air bersih sesuai dengan program pemerintah;

Memanfaatkan seoptimal mungkin jaringan distribusi yang sudah ada;

Page 6: 2014-03-05-2014-01-29-Arahan_Pengembangan_Wilayah_Perbatasan_Kabupaten_Sidoarjo_dan_Kabupaten_Gresik (1)

Menambah jaringan hidran dalam perencanaan air bersih guna mengamankan kawasan yang mempunyai kecenderungan terbakar tinggi (pabrik, pasar, pertokoan).

Drainase

Daya tampung saluran kedepannya tidak akan cukup untuk menampung khususnya limbah yang dihasilkan rumah tangga akibat perkembangan penduduk yang semakin meningkat pula. Adapun arahan pengembangan drainase sebagai berikut : Pembangunan sistem pematusan ditekankan pada upaya optimalisasi prasarana dan sarana

pematusan yang telah ada serta pembangunan prasarana dan sarana pematusan baru guna mengantisipasi perkembangan penduduk yang disertai dengan perkembangan kegiatan;

Peningkatan dan perbaikan saluran drainase untuk jalan-jalan utama di kawasan pemukiman di mana semakin banyak air limbah yang harus ditampung akibat semakin meningkatnya aktivitas penduduk;

Terkait dengan wilayah perbatasan, maka pengembangan dan pembangunan sistem pematusan dilakukan secara terpadu melalui koordinasi dan kerjasama antara pemerintah daerah dan pihak-pihak lain yang terkait.

Persampahan

Pengembangan prasarana dan sarana kebersihan/persampahan dilakukan dalam rangka peningkatan kebersihan dan kualitas lingkungan Kabupate melalui upaya-upaya penanganan sampah secara terpadu mulai dari proses pembuangan awal sampai akhir dan dengan menerapkan konsep 3R.