2013_10!09!03!05!56_tor pendidikan politik pemilih pemula oktober 2013 oleh kpu dki jakarta, ayo...

3
KERANGKA ACUAN JELANG PEMILU 2014: PENDIDIKAN POLITIK UNTUK PEMILIH PEMULA I.Latar Belakang Pemilu 2014 merupakan salah satu momentum yang paling menentukan dalam kehidupan negara Indonesia. Pesta demokrasi ini akan menentukan tidak hanya kepala Negara tetapi juga para wakil rakyat yang akan duduk di lembaga legislatif (DPR). Seluruh proses ini tentunya tidak akan berjalan tanpa partisipasi dari pemilih di seluruh Indonesia. Pemilih adalah warga negara yang sudah berusia 17 tahun pada hari pemungutuan suara dan atau yang sudah menikah & tidak kehilangan hak pilihnya. Menurut lembaga-lembaga survey international seperti the Pew Research Center dan Gallup pemilih muda berusia antara 17 hingga 29 tahun Data BPS menyebutkan, tidak kurang dari 15% pemilih pada Pemilu 2014 adalah pemilih pemula. Selain itu data Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu menunjukkan, data pemilih berumur 10 – 20 tahun berjumlah 46 juta, dan data pemilih berumur 20 – 30 tahun berjumlah 14 juta, sehingga perkiraan jumlah pemilih pemula sekitar 50 jutaan 1 . Hal ini berarti sekitar 250 kursi anggota DPR dengan asumsi satu kursi DPR legislatif sebesar 250 ribu suara. Angka tersebut menurut Central for Election and Political Party (CEPP) FISIP UI bahkan lebih dari dua kali lipat dari pada jumlah suara yang diperoleh pemenang pemilu legislatif 2009, yaitu Partai Demokrat yang memperoleh suara sebesar 21 jutaan. Tentunya angka statistik ini memperlihatkan betapa krusial dan signifikan suara para pemilih muda pada pemilu 2014 nanti untuk membangun Indonesia yang lebih baik dari segala sisi baik sosial, ekonomi, dan politik. Sayangnya banyak para ahli politik membayangkan pada pemilu 2014 angka golongan putih (golput) akan mengalami kenaikan signifikan karena masyarakat terutama sudah tidak percaya terhadap partai politik dan pejabat publik. Sebelumnya jika dilihat dari angka golput Pemilu legislatif mulai dari tahun 1955 hingga tahun 2009 maka dapat terlihat kecenderungan yang terus meningkat secara signifikan mulai dari 6,67% pada tahun 1955 hingga 39,22% pada tahun 2009 (Jurnal Perempuan, No. 63 Tahun 2009). Untuk persentase jumlah golput pada Pemilu Presiden secara langsung sejak 2004 dan 2009 juga mengalami kenaikan signifikan, pada tahun 2004 putaran 1 angka golput sebesar 21, 77%, putaran kedua sebesar 23, 37% dan pada pemilu 2009 angka golput mencapai 27,40%. (rumahpemilu.org/20 Mei 2013). Disisi lain persoalan pendataan pemilih masih menjadi tantangan besar yang harus diselesaikan oleh penyelenggara Pemilu. Menurut Prof. Sjamsudin Harris, masalah 1 FGD Jadilah Pemilih Pemula yang Cerdas. Kamis, 14 Februari 2013 http://www.kpu.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=7516

Upload: maula-untrusted

Post on 22-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

2013_10!09!03!05!56_TOR Pendidikan Politik Pemilih Pemula Oktober 2013 Oleh KPU DKI

TRANSCRIPT

Page 1: 2013_10!09!03!05!56_TOR Pendidikan Politik Pemilih Pemula Oktober 2013 Oleh KPU DKI Jakarta, Ayo Vote, Perludem

KERANGKA ACUAN

JELANG PEMILU 2014: PENDIDIKAN POLITIK UNTUK PEMILIH PEMULA

I.Latar Belakang

Pemilu 2014 merupakan salah satu momentum yang paling menentukan dalam kehidupan negara Indonesia. Pesta demokrasi ini akan menentukan tidak hanya kepala Negara tetapi juga para wakil rakyat yang akan duduk di lembaga legislatif (DPR). Seluruh proses ini tentunya tidak akan berjalan tanpa partisipasi dari pemilih di seluruh Indonesia.

Pemilih adalah warga negara yang sudah berusia 17 tahun pada hari pemungutuan suara dan atau yang sudah menikah & tidak kehilangan hak pilihnya. Menurut lembaga-lembaga survey international seperti the Pew Research Center dan Gallup pemilih muda berusia antara 17 hingga 29 tahun

Data BPS menyebutkan, tidak kurang dari 15% pemilih pada Pemilu 2014 adalah pemilih pemula. Selain itu data Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu menunjukkan, data pemilih berumur 10 – 20 tahun berjumlah 46 juta, dan data pemilih berumur 20 – 30 tahun berjumlah 14 juta, sehingga perkiraan jumlah pemilih pemula sekitar 50 jutaan1.

Hal ini berarti sekitar 250 kursi anggota DPR dengan asumsi satu kursi DPR legislatif sebesar 250 ribu suara. Angka tersebut menurut Central for Election and Political Party (CEPP) FISIP UI bahkan lebih dari dua kali lipat dari pada jumlah suara yang diperoleh pemenang pemilu legislatif 2009, yaitu Partai Demokrat yang memperoleh suara sebesar 21 jutaan. Tentunya angka statistik ini memperlihatkan betapa krusial dan signifikan suara para pemilih muda pada pemilu 2014 nanti untuk membangun Indonesia yang lebih baik dari segala sisi baik sosial, ekonomi, dan politik.

Sayangnya banyak para ahli politik membayangkan pada pemilu 2014 angka golongan putih (golput) akan mengalami kenaikan signifikan karena masyarakat terutama sudah tidak percaya terhadap partai politik dan pejabat publik. Sebelumnya jika dilihat dari angka golput Pemilu legislatif mulai dari tahun 1955 hingga tahun 2009 maka dapat terlihat kecenderungan yang terus meningkat secara signifikan mulai dari 6,67% pada tahun 1955 hingga 39,22% pada tahun 2009 (Jurnal Perempuan, No. 63 Tahun 2009). Untuk persentase jumlah golput pada Pemilu Presiden secara langsung sejak 2004 dan 2009 juga mengalami kenaikan signifikan, pada tahun 2004 putaran 1 angka golput sebesar 21, 77%, putaran kedua sebesar 23, 37% dan pada pemilu 2009 angka golput mencapai 27,40%. (rumahpemilu.org/20 Mei 2013).

Disisi lain persoalan pendataan pemilih masih menjadi tantangan besar yang harus diselesaikan oleh penyelenggara Pemilu. Menurut Prof. Sjamsudin Harris, masalah

1 FGD Jadilah Pemilih Pemula yang Cerdas. Kamis, 14 Februari 2013

http://www.kpu.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=7516

Page 2: 2013_10!09!03!05!56_TOR Pendidikan Politik Pemilih Pemula Oktober 2013 Oleh KPU DKI Jakarta, Ayo Vote, Perludem

pendataan pemilih berpotensi kisruh seperti tahun 2009 dikarenakan belum ada kemajuan signifikan dalam proses rekapitulasi data. Gejala awal terlihat dalam pilkada Jabar, Sumut dan Jateng dimana ada jutaan pemilih hantu. Hal tersebut terjadi akibat adanya gap jumlah pemilih dari data hasil sensus BPS dan data kemendagri berbasis data agregat kependudukan perkecamatan. Selain itu permasalahan sosialisasi SIDALIH (Sistem Daftar Pemilih) terhadap pemilih pemula dan muda, terutama untuk melakukan pengecekan daftar pemilih dan melakukan langkah tindak lanjut terhadap pengecekan tersebut juga tidak maksimal.

Dikarenakan besarnya jumlah pemilih muda pada Pemilu 2014 nanti, maka pendidikan politik yang terstruktur dan masif harus terus di lakukan. Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta,

Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi, dan Ayo Vote juga menyelenggarakan sebuah diskusi publik mengenai pendidikan politik bertajuk “Jelang Pemilu 2014: Pendidikan Politik untuk Pemilih Pemula”

II.TUJUAN

Adapun tujuan dari kegiatan pendidikan pemilih ini adalah:

Membangun kesadaran dan pemikiran kritis para pemilih muda untuk memilih dan berpartisipasi menyelenggarakan pemilu yang bersih dan anti politik uang lewat pendidikan politik

Memberi informasi terkait prosedur memilih (bagaimana cara memilih, bagaimana memastikan diri terdaftar di DPT, bagaimana cara mengecek rekam jejak caleg, dll)

Membuka wawasan pemilih pemula tentang berbagai isu kepemiluan seperti e-government, peranan media sosial dalam politik dan pemilu, pelanggaran pemilu, dan daftar pemilih tetap.

III. KEGIATAN Perludem dan Ayo Vote akan melakukan pendidikan dan informasi pemilih terhadap pemilih muda di beberapa tempat di DKI Jakarta yaitu di Rumah Langsat (Kebayoran Baru), Universitas Negeri Jakarta, dan Mal EX Jakarta. Topik-topik bahasan meliputi segala isu yang terkait dengan masalah pemilu. Khusus untuk cara memilih akan diadakan simulasi pemilu (election mop) dengan menggunakan alat peraga pemilu yang disediakan oleh KPU DKI Jakarta. Deskripsi dan Rencana Nara Sumber Pemilu di Mata Generasi Digital Narasumber: Yunarto Wijaya (Direktur Riset Charta Politica), Arief Rakhmadani (Pakar Media Sosial), M. Sidik(Anggota KPU DKI). Moderator: Lia Toriana (Youth Program Coordinator Transparency International Indonesia) Waktu&Tempat: Senin, 7 Oktober 2013 (Pukul 19:00 s.d Selesai) di Rumah Langsat, Jalan Langsat 1 No.3A Jakarta Selatan.

Page 3: 2013_10!09!03!05!56_TOR Pendidikan Politik Pemilih Pemula Oktober 2013 Oleh KPU DKI Jakarta, Ayo Vote, Perludem

Poin-poin Diskusi: Satu Suara Mengubah Dunia

Urgensi memilih bagi pemilih pemula dan pemilih muda

Sosialisasi Sistem Daftar Pemilih (Sidalih) dan cara memilih

Masalah DPT (salah tulis, pemilih ganda, ghost voter)

Fenomena golongan putih di Indonesia

Peran media sosial dalam politik, khususnya di dalam pemilu (alat kampanye, pendidikan politik, black campaign, negative campaign, serangan fajar di media sosial, kampanye di media sosial pada masa tenang)

Konsep E-Voting

Hiburan: Stand Up Comedy Target Audiens

Target audiens dari Pendidikan dan Informasi Pemilih menyasar kepada kelompok yang ditargetkan antara lain yaitu:

1. Pemilih muda

2. Pemilih pemula

Penutup Demikian kerangka acuan ini dibuat. Semoga dapat bermanfaat.