2008-1-00277-mtif bab 2

Upload: nur-hasnah-adytiawarman

Post on 10-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

2008-1-00277-MTIF

TRANSCRIPT

  • BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Pasar Modal dan Saham

    Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995, definisi pasar

    modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan

    perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

    diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

    Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

    panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri.

    Di pasar modal, diperjualbelikan instrumen keuangan seperti saham, obligasi ,

    waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan(derivatif) seperti

    opsi (put atau call) ( Darmaji, Tjiptono, dan Fakhruddin, Hendy M., 2001, p5).

    Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan

    seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroaan terbatas (Darmaji,

    Tjiptono, dan Fakhruddin, Hendy M., 2001, p5). Daya tarik dari investasi saham

    adalah potensi untuk mendapatkan keuntungan dari :

    1. Dividen

    Menurut Jones (2002, p.40) Dividens are the only cash payment regularly made

    by corporations to their stockholders. Dividen merupakan keuntungan yang

    diberikan perusahaan penerbit saham(emiten) atas keuntungan perusahaan dalam

    bentuk uang tunai kepada para pemegang sahamnya. Biasanya dividen

    dibagikan setelah adanya persetujuan pemegang saham dan dilakukan setahun

  • 8

    sekali pada umumnya. Agar investor berhak mendapatkan dividen, investor

    tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu tertentu hingga

    kepemilikan saham tersebut diakui sebagai pemegang saham dan berhak

    mendapatkan dividen. Dividen yang diberikan perusahaan dapat berupa dividen

    tunai, di mana pemegang saham mendapatkan uang tunai sesuai jumlah saham

    yang dimiliki dan dividen saham di mana pemegang saham mendapatkan jumlah

    saham tambahan.

    2. Capital Gain

    Menurut Jones (2002, p.131) The appreciation (or depreciation) in the price of

    asset commonly called the capital gain(loss). Capital gain merupakan selisih

    antara harga beli dan harga jual yang terjadi. Capital gain terbentuk dengan

    adanya aktivitas perdagangan di pasar sekunder. Umumnya investor jangka

    pendek dan menengah mengharapkan keuntungan dari capital gain.

    2.2 Definisi Portofolio

    Dalam dunia keuangan, istilah portofolio diartikan sebagai kumpulan

    investasi yang dimiliki oleh investasi yang dimiliki oleh institusi ataupun

    perorangan. [id.wikipedia.org/wiki/Portofolio]. Portofolio dapat terdiri dari lebih dari

    satu aset investasi, misalnya portofolio reksadana yang bisa terdiri atas saham,

    obligasi, dan instrumen investasi lainnya. Dalam penulisan skripsi ini, yang akan kita

    bahas hanya terbatas pada portofolio saham yakni portofolio yang hanya

    mengandung saham sebagai aset investasinya.

  • 9

    2.3 Return

    2.3.1 Definisi Return

    Setiap pengembalian dari investasi yang diharapkan diberi istilah return.

    Menurut Penman (2001, p.66) Returns are uncertain risky and normal returns are

    compensations for bearing the risk and for the time value of money. Return adalah

    risiko yang bersifat tidak pasti dan return normal adalah kompensasi dari menerima

    risiko tersebut dan sebagai nilai waktu dari uang.

    Return merupakan hasil yang didapat dari investasi yang dilakukan oleh

    investor. Return dapat berupa keuntungan maupun kerugian. Rate of return adalah

    skala yang menunjukkan hasil return dari investasi. Rate of return mempunyai

    rumus sebagai berikut :

    priceopeningdividendspriceopeningpricegcloreturnofRate += sin

    Expected rate of return adalah jumlah hasil kali probabilitas kejadian dengan

    rate of return, atau dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut :

    nn

    n

    iii RPRPRPRPRE +++==

    =K2211

    1)(

    di mana :

    E(R) = expected rate of return

    Ri = rate of return saham ke-i

    Pi = probabilitas terjadinya rate of return saham ke-i

    Untuk menentukan expected rate of return, dapat diambil data historis. Jadi

    dengan menggunakan data-data dari masa yang lalu, dapat dihitung nilai harapan

    untuk return di masa yang akan datang.

  • 10

    2.3.2 Return Portofolio

    Return dari suatu portofolio merupakan return dari sekumpulan aset(saham)

    yang membentuk portofolio tersebut. Bila investor mempunyai dana sebesar X yang

    akan dialokasikan ke sejumlah aset, maka dapat dinyatakan :

    ),,,( 21 nXXXX K=

    dengan constraint

    1011

    ==

    i

    n

    ii XdanX

    di mana Xi adalah jumlah proporsi dana yang dialokasikan ke saham ke-i. Dengan

    demikian, return portofolio dapat dirumuskan sebagai berikut :

    nni

    n

    iip RXRXRXRXR +++==

    =K2211

    1

    di mana : Rp =return portofolio

    Ri = expected return dari saham ke-i

    Xi = jumlah proporsi dana yang dialokasikan ke saham ke-i

    n = jumlah saham yang membentuk portofolio

    2.4 Risiko

    2.4.1 Definisi Risiko

    Dalam melakukan investasi, seorang investor harus memiliki alat untuk

    meneliti, menganalisis dan menyeleksi saham yang akan dibeli. Sehubungan dengan

    hal tersebut, investor harus mempertimbangkan risiko yang dihadapi dan keuntungan

    yang diharapkan. risiko dapat timbul karena adanya ketidakpastian pada masa yang

  • 11

    akan datang.

    Jones (2002, p. 131) mendefinisikan Risk is the chance that actual outcome

    from an investment will differ from the expected outcome. Risiko adalah

    kemungkinan berbedanya antara hasil yang terjadi dengan hasil yang diharapkan

    dalam hal ini return. Risiko dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis sebagai berikut.

    1. Systematic Risk / Market-related Risk

    Risiko ini disebabkan oleh faktor-faktor yang secara serentak mempengaruhi

    harga saham di bursa. risiko ini disebut juga risiko pasar. Contohnya adalah

    kebijakan pemerintah di bidang politik dan ekonomi, kenaikan tingkat suku

    bunga, adanya inflasi dan devaluasi yang akan memiliki pengaruh terhadap

    seluaruh perekonomian negara. Jenis risiko ini tidak dapat dipengaruhi melalui

    diversifikasi pada portofolio.

    2. Unsystematic Risk / Firm-specific Risk

    Risiko ini disebabkan oleh faktor internal perusahaan atau dalam industri itu

    sendiri. Unsur yang mempengaruhi risiko ini adalah kelompok industri, sistem

    manajemen organisasi, personalia perusahaan, bidang usaha, struktur

    permodalan, susunan aktiva tetap dan sebagainya. Contohnya adalah kebakaran

    pabrik tekstil A tidak mengganggu kinerja pabrik sepatu pabrik B, kelalaian

    manajemen bank A tidak akan mempengaruhi kinerja bank B, dan lain

    sebagainya. Jenis risiko ini dapat dipengaruhi melalui diversifikasi pada

    portofolio.

    3. Portofolio Risk

    risiko ini dipengaruhi oleh bagian atau persentase pemilikan saham dari suatu

    perusahaan dalam suatu portofolio. Besarnya risiko setiap saham dan corak

  • 12

    hubungan antar masing-masing saham cenderung positif atau negatif. Dengan

    diversifikasi saham yang tepat, risiko portofolio dapat diminimalkan.

    Salah satu prinsip investasi yang utama adalah risk-return tradeoff - We

    won't take on additional risk unless we expect to be compensated with additional

    return (Keown, 2001, p11). Artinya adalah bahwa kita bersedia untuk menanggung

    sejumlah risiko asalkan kepada kita diberikan tambahan return karena kita telah

    bersedia menanggung risiko tambahan tersebut. Dalam konteks investasi, risiko

    hanya dapat diminimalkan, tetapi tidak dapat dihilangkan seluruhnya. Salah satu

    caranya adalah dengan melakukan diversifikasi saham-saham yang membentuk

    portofolio.

    Berdasarkan tingkat toleransi terhadap risiko investasi, ada 3 macam tipe

    investor yaitu:

    1. Investor konversatif

    Tipe investor konversatif adalah tipe investor yang cenderung menghindari risiko

    (risk averse). Investor konservatif biasanya berinvestasi untuk meningkatkan

    kualitas hidup keluarga dan dengan rentang waktu investasi yang cukup panjang,

    misalnya, untuk pendidikan perguruan tinggi anak atau biaya hidup di hari tua.

    Investor tipe ini memiliki kecenderungan menanam investasi dengan keuntungan

    (return) yang layak saja dan tidak memiliki risiko besar, karena filosofi investasi

    mereka adalah menghindari risiko. Bila investor tipikal ini berinvestasi pada

    saham maka saham-saham yang dibeli adalah saham-saham dengan pertumbuhan

    yang pasti, sebab dengan pastinya pertumbuhan pendapatan perusahaan tersebut

    maka akan secara konstan perusahaan tersebut membagikan dividen.

  • 13

    2. Investor moderat

    Tipe investor moderat adalah tipe investor yang memiliki tingkat toleransi yang

    lebih baik dari investor konversatif. Investor tipe ini umumnya berinvestasi

    dalam jangka waktu menengah. Investor tipe ini lebih mengambil risiko dengan

    harapan mendapat return yang lebih besar. Umumnya saham-saham yang dibeli

    adalah saham-saham yang likuid dan bisa memberikan capital gain dalam jangka

    waktu menengah.

    3. Investor agresif

    Tipe investor agresif adalah tipe investor yang sangat menyukai risiko(risk

    lover). Mereka sangat teliti dalam menganalisa portofolio yang dimiliki.

    Semakin banyak angka-angka dan fakta yang bisa dianalisa adalah semakin baik.

    Investor tipe ini umumnya berinvestasi dengan rentang waktu relatif pendek

    karena mengharapkan adanya keuntungan yang besar dalam waktu singkat.

    Walaupun tidak berharap untuk merugi, namun setiap investor agresif menyadari

    bahwa kerugian adalah bagian dari permainan. Saham-saham yang dibeli

    umumnya adalah saham yang masuk kategori spekulatif (speculative stock).

    2.4.2 Standar Deviasi

    Sehubungan dengan investasi, para investor menggunakan berbagai definisi

    untuk menjelaskan makna risiko. Salah satu cara yang digunakan untuk mengukur

    risiko secara kuantitatif adalah dengan menggunakan ukuran statistika yang disebut

    standar deviasi atau volatilitas. Standard deviation is a measure of the spread or

    dispersion about the mean of a probability distribution (Keown, 2001, p177).

    Artinya dalam hal ini risiko dilihat sebagai fluktuasi (naik turunnya) pengembalian

  • 14

    dari pengembalian yang diharapkan atau simpangan baku pengembalian dari rata-

    rata pengembalian.

    Standar deviasi dapat ditulis dengan rumus :

    2_

    1)(1 RR

    N

    N

    ii

    ==

    di mana :

    = standar deviasi

    N = jumlah saham

    Ri = expected return saham ke-i

    _R = rata-rata expected return keseluruhan saham

    Standar deviasi portofolio dapat ditulis sebagai berikut :

    ),(1 1

    ji

    n

    i

    n

    jjiP RRCovXX

    = ==

    di mana :

    Xi = proporsi saham i dalam portofolio

    Xj = proporsi saham j dalam portofolio

    n = jumlah saham yang membentuk portofolio

    Cov(Ri, Rj) = kovarians return antara saham i dengan saham j

    Dua buah saham yang returnnya bergerak berlawanan, dalam kombinasi

    akan menghasilkan standar deviasi yang lebih rendah daripada standar deviasi

    saham secara individual.

    2.5 Kovarians dan Koefisien Korelasi

    Teori portofolio Markowitz menunjukkan bagaimana diversifikasi pada

  • 15

    portofolio saham dapat meminimalkan risiko. Risiko portofolio bukanlah sekedar

    merupakan rata-rata tertimbang dalam portofolio, tetapi harus juga dipertimbangkan

    adanya hubungan di antara saham-saham tadi. Konsep statistik yang dipakai dalam

    metode ini adalah kovarians dan koefisien korelasi.

    2.5.1 Kovarians

    Menurut [en.wikipedia.org/wiki/Covariance], covariance is the measure of

    how much two random variables vary together. Kovarians adalah ukuran

    kecenderungan dua buah peubah acak berubah-ubah secara bersamaan. Jika dua

    buah peubah acak cenderung untuk berubah secara bersamaan di mana bila salah

    satu peubah cenderung di atas nilai harapannya, dan peubah yang lainnya cenderung

    di atas nilai harapannya juga, maka kovarians antara dua peubah acak tersebut akan

    bernilai positif, dan sebaliknya.

    Kovarians antara dua buah peubah acak X dan Y dengan nilai harapan

    =)(XE dan =)(YE dapat didefinisikan sebagai berikut.

    )))(((),( = YXEYXCov

    dimana E adalah operator nilai harapan. Rumus tersebut di atas dapat juga ditulis

    sebagai berikut.

    = ).(),( YXEYXCov

  • 16

    2.5.2 Koefisien Korelasi

    Koefisien korelasi adalah nilai yang menunjukkan kekuatan dan arah

    hubungan linier antara dua peubah acak (random variable)

    [id.wikipedia.org/wiki/Korelasi]. Koefisien korelasi diperoleh dengan membagi

    kovarians kedua peubah acak dengan perkalian simpangan bakunya.

    Secara matematis, korelasi antara dua peubah acak X dan Y dengan nilai

    yang diharapkan X dan Y , serta simpangan baku X dan Y didefinisikan sebagai berikut.

    YX

    YX

    YXYX

    YXEYXCov

    )))(((),(,

    ==

    Karena )(XEX = , )()( 222 XEXEX = dan demikian pula untuk Y, maka dapat pula ditulis sebagai berikut.

    )()()()(

    )()()(2222

    ,

    YEYEXEXE

    YEXEXYEYX

    =

    Koefisien korelasi akan bernilai 1 jika terdapat hubungan linier yang positif,

    dan sebaliknya akan bernilai -1 jika terdapat hubungan linier yang negatif. Nilai

    antara -1 dan +1 menunjukkan tingkat dependensi linier antara dua peubah.

    Semakin dekat dengan -1 atau +1, semakin kuat korelasi antara kedua peubah

    tersebut.

    2.6 Diversifikasi Portofolio

    Diversifikasi portofolio diartikan sebagai pembentukan portofolio

    sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi risiko portofolio tanpa mengorbankan

    pengembalian yang dihasilkan. Ini merupakan tujuan yang diingin dicapai oleh

  • 17

    investor. Yang dimaksud dengan diversifikasi dalam hal ini adalah seluruh dana

    yang ada seharusnya tidak diinvestasikan ke saham satu saham perusahaan saja.,

    melainkan portofolio harus terdiri dari lebih dari satu jenis saham. Masalah yang

    akan muncul di sini adalah bagaimana cara pemilihan saham perusahaan dan berapa

    besar alokasi dana bagi masing-masing saham perusahaan dalam portofolio.

    Sebelum adanya perkembangan teori portofolio, walaupun investor sering

    membicarakan diversifikasi portofolio secara umum, namun mereka tidak pernah

    menggunakan alat ukur sebagai analisis untuk menjawab masalah di atas. Dengan

    berkembangnya teori portofolio yang ditemukan oleh Harry M. Markowitz, maka

    dapat diperoleh manfaat maksimal dari diversifikasi yang dilakukan.

    2.7 Teori Portofolio Markowitz

    Teori Portofolio Markowitz adalah suatu pendekatan investasi yang

    dikembangkan oleh ekonom University of Chicago Harry M. Markowitz, yang

    memenangkan Nobel Prize in economics pada tahun 1990. Teori portofolio ini

    disebut juga teori portofolio modern. Pendekatan Markowitz dalam memilih

    portofolio adalah bahwa investor harus memilih portofolio berdasarkan return yang

    diharapkan dan risiko yang diukur dari standar deviasi. Markowitz kemudian

    menurunkan konsep yang disebut dengan efficient portfolio, yang didefiniskan

    sebagai portofolio yang mempunyai risiko terkecil untuk expected return yang sama,

    atau expected return terbesar untuk tingkat risiko yang sama. Markowitz juga

    membuktikan bahwa risiko portofolio dapat dikurangi dan expected rate of return

    dapat ditingkatkan jika aset-aset investasi mempunyai pengerakan harga yang tidak

    sama bila dikombinasi (mendekati korelasi -1 semakin bagus untuk diversifikasi).

  • 18

    Hal pertama yang harus dilakukan dalam teori portofolio adalah

    mendefinisikan risk-return opportunities yang tersedia untuk sekumpulan saham.

    Kemungkinan kombinasi tersebut sangat banyak mengingat jumlah alokasi untuk

    tiap saham bisa sangat bervariasi. Semua kombinasi tidak perlu dicoba karena yang

    perlu diperhatikan hanyalah portofolio yang berada dalam efficient set.

    Gambar 2.1 Kurva Efficient Frontier

    Aset-aset yang ada pada gambar 2.1 menggambarkan sekumpulan kombinasi

    yang mungkin (opportunity set). Opportunity set ini merupakan keseluruhan

    portofolio yang bisa ditemukan dalam sebuah kelompok yang terdiri dari n saham.

    Bagi investor yang cenderung menghindari risiko umumnya akan tertarik ke

    portofolio yang mempunyai risiko terkecil untuk level return yang sama. Titik A

  • 19

    merupakan global minimum-variance karena tidak ada minimum-variance lain yang

    mempunyai risiko lebih kecil. Segmen bawah AC akan didominasi oleh segmen atas

    AB. Sebagai contoh portofolio P yang mempunyai tingkat return yang lebih tinggi

    dari portofolio Q dengan tingkat risiko yang sama, sehingga investor akan selalu

    memilih portofolio P. Segmen AB ini yang dikenal dengan efficient frontier.

    Frontier ini adalah kurva yang menggambarkan kemungkinan standar deviasi

    (risiko) yang terendah yang dicapai untuk portofolio expected return yang

    diberikan. Dari data expected return, standar deviasi dan kovarians, kita dapat

    menghitung minimum variance portofolio untuk setiap target expected return.

    Dari kurva efficient frontier, portofolio yang terletak di sepanjang kurva AB

    adalah kumpulan portofolio yang efisien di mana portofolio tersebut mempunyai

    risiko terkecil untuk expected return yang sama, atau expected return terbesar untuk

    tingkat risiko yang sama. Sedangkan untuk portofolio yang terletak di bawah kurva

    AB adalah kumpulan portofolio yang dikategorikan tidak efisien.

    Solusi dari model Markowitz bergantung dari bobot portofolio atau proporsi

    dana yang dialokasikan ke masing-masing saham yang membentuk portofolio.

    Karena standar deviasi, expected return dan kovarians adalah input dalam analisis

    model Markowitz, maka bobot saham dalam portofolio adalah satu-satunya variabel

    yang bisa dimanipulasi untuk mencari titik maksimal portofolio.

    2.8 Algoritma Critical Line

    Markowitz mengembangkan algoritma yang dinamakan algoritma Critical

    Line untuk menghasilkan kurva efficient frontier .

  • 20

    2.8.1 Fungsi Utilitas Portofolio

    Dalam teori portofolio Markowitz, suatu portofolio memiliki fungsi utilitas

    up sebagai berikut.

    up = ep vp / r t

    di mana :

    X = (X1, X2, X3, ... , Xn)

    ep = XT * e = return portofolio

    vp = XT * C * X = varians portofolio

    Up = fungsi utilitas portofolio

    rt = risk tolerance (toleransi risiko)

    X = matriks proporsi masing-masing saham dalam portofolio

    e = matriks nilai return masing-masing saham

    v = matriks varians masing-masing saham

    C = matriks kovarians antar saham-saham

    Nilai utilitas portofolio up disebut juga risk-adjusted return dari suatu

    portofolio karena merupakan hasil dari return portofolio dikurangi dengan pinalti

    risiko ( vp / rt ). Risk tolerance adalah sebuah angka non negatif yang mengukur

    seberapa besar toleransi seorang investor terhadap risiko untuk mencapai return

    tertentu.

    2.8.2 Fungsi Objektif

    Fungsi objektif yang digunakan untuk menyeleksi portofolio yang efisien

    adalah sebagai berikut :

  • 21

    Max ( up = ep vp / rt )

    dengan batasan fungsi kendala :

    x = 1

    n

    X i = 1

    L b i X i Ub i

    di mana :

    Xi = proporsi saham ke-i dalam portofolio

    Lbi = nilai batas bawah untuk saham ke-i

    Ubi = nilai batas atas untuk saham ke-i

    Batasan fungsi kendala di atas menyatakan bahwa jumlah proporsi dari setiap saham

    yang terdapat dalam satu portofolio harus bernilai 1. Xi memiliki nilai batas bawah

    dan nilai batas atas dalam hal ini adalah nilai minimum dan maksimum proporsi

    saham ke-i tersebut dalam portofolio. Nilai default batas bawah dan batas atas adalah

    0 dan 1. Nilai batas bawah berarti proporsi dari suatu saham dalam portofolio adalah

    minimum 0 %. Sedangkan nilai batas atas berarti proporsi dari suatu saham dalam

    portofolio adalah maksimum 100%.

    Fungsi kendala x = 1

    n

    X i = 1 dapat ditulis dalam bentuk persamaan AX = b.

    Matriks A adalah matriks berukuran m x n dan matriks b adalah matriks vektor

    berukuran m x 1. Persamaan AX = b sama dengan bentuk persamaan berikut.

    11111 bXaXa nn =++K

    mnmnm bXaXa =++K11

    Dalam kasus ini , dikarenakan hanya ada constraint x = 1

    n

    X i = 1 maka nilai m = 1

  • 22

    sehingga berlaku a11 = a12 = a1n = 1.

    Dalam kalkulus differensial, untuk mendapatkan nilai maksimum dari suatu

    fungsi kita dapat menggunakan turunan parsial terhadap masing-masing variabel.

    Untuk fungsi utilitas Up, turunan parsialnya terhadap Xi adalah berikut :

    )(*)/1(

    )()()(

    iXvprt

    iXep

    iXupimu

    =

    =

    dengan

    )()(

    ieiX

    ep =

    )(*2)(

    XCovdariikebarisiX

    vp =

    Dengan demikian mu(i) dapat ditulis ulang menjadi

    )](*),(*2)2(*)2,(*2)1(*)1,(*2[*)/1()()( nXniCXiCXiCrtieimu +++= K Dengan mengambil asumsi Lb(i) = - ~ dan Ub(i) = + ~ , maka dapat didefiniskan

    mu(i) = mup di mana mup merupakan sebuah nilai konstan.

    mupnXniCXiCXiCrtie =+++ )](*),(*2)2(*)2,(*2)1(*)1,(*2[*)/1()( K

    Mengingat x = 1

    n

    X i = 1 , maka persamaan di atas dimodifikasi menjadi berikut :

    )(*)(*),(*2)2(*)2,(*2)1(*)1,(*2 ierttmupnXniCXiCXiC =++++ K dengan tmup = rt * mup .

    Semua kondisi di atas dapat dirangkum dalam satu persamaan matriks D*y = k + rt * f.

    +

    =

    0)(

    )1(

    *

    1000

    )(

    )1(

    *

    01111),(*2)1,(*211),1(*2)1,1(*2

    ne

    e

    rt

    tmupnX

    X

    nnCovnCov

    nCovCovMM

    LMLM

    L

  • 23

    2.8.3 Lagrange Multiplier

    Model persamaan fungsi objektif di atas merupakan model permasalahan

    pemrograman non linear. Untuk menyelesaikan masalah pemrograman non linear,

    dapat digunakan pengali Lagrange dengan membentuk persamaan Lagrange.

    Sebagai contoh, terdapat permasalahan berikut.

    Maksimumkan f = f(X)

    dengan kendala g(X) = b

    Fungsi Lagrangenya dapat ditulis sebagai berikut.

    ))(()(),( bXgXfXL += Persamaan tersebut harus memenuhi syarat :

    0),( , =

    i

    i

    XXL

    di mana i=1, 2, ..., n dan 0),( , =

    iXL .

    Untuk model masalah seleksi portofolio, fungsi objektif up = ep vp / rt

    dapat diubah menjadi vup = rt * ep vp dalam konteks varians. Dengan demikian,

    maka model permasalahan seleksi portofolio menjadi sebagai berikut :

    Maksimumkan fungsi f(X) = up = rt * ep vp

    dengan kendala AX = b dan L b i X i Ub i

    Fungsi Lagrangenya dapat ditulis sebagai berikut.

    ]*:),1()1([** XAbgeprtL += dengan

    giCiertiX

    L = *:),(*2)(*

    )(

    di mana g = pengali Lagrange.

  • 24

    Persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk persamaan matriks berikut.

    gXCertL = )(*2* yDfrtL ** =

    2.8.4 Kondisi Kuhn-Tucker

    Kondisi Kuhn-Tucker digunakan untuk mengidentifikasi stationary points

    atas permasalahan nonlinier dengan batasan masalah berupa pertidaksamaan.

    Misalkan masalah :

    Maksimumkan z = f(X) dengan X = { X1, X2, ... , Xn }t

    dengan kendala gj(X) = 0) menjadi slack

    quantity yang ditambahkan ke batasan masalah ke-i dari gi(X)

  • 25

    Dalam kasus maksimasi, sisi sebelah kanan dari batasan g(X) 0) , solution space menjadi lebih sedikit dibatasi dan f tidak dapat menurun. Hal ini berarti 0 . Sama halnya dengan kasus minimasi,sejalan dengan sisi sebelah kanan dari batasan menurun , f tidak dapat menurun, yang

    menyatakan 0 . Bila batasan masalahnya berupa persamaan, yaitu g(X) = 0, maka menjadi tidak terbatas dalam tanda .

    Sekarang akan diturunkan secara sebagian dari L mengacu kepada X, S, dan

    maka didapat :

    0)()( =

    =

    XXg

    XXf

    XL

    miSSL

    iii

    ,,2,1,02 K===

    0))(( 2 =+= SXgL

    Set kedua dari persamaan-persamaan menunjukkan hasil sebagai berikut :

    1. Jika 0i , maka Si2 = 0

    2. Jika S i2 0 , maka 0=i

    Dari set kedua dan ketiga dari persamaan didapat :

    miXgii ,,2,1,0)( K== Kondisi baru ini mengulang pernyataan sebelumnya, karena jika

    0)(,0 => Xgii maka Si2 = 0 dan jika 0,0)( 2 >> ii SXg maka 0=i . Kondisi Kuhn-Tucker untuk masalah maksimasi dapat dirangkum sebagai berikut :

    0 0)()( = XgXf

  • 26

    miXgii ,,2,1,0)( K== 0)( Xg

    2.8.5 Corner Portfolio

    Corner Portfolio memang peranan penting dalam algoritma Critical Line.

    Corner portfolio adalah portofolio untuk nilai rt tertentu di mana ada variabel

    proporsi X(i) yang akan berubah bobot dan statusnya.

    Untuk mencari portofolio optimal untuk nilai rt tertentu, persamaan D*y = k

    + rt * f dapat dimodifikasi menjadi DD * y = kk+ rt * ff dengan cara mengeluarkan

    variabel yang tidak masuk dalam nilai batasan batas bawah dan batas atas. Matriks y

    merupakan portofolio optimal untuk nilai rt tertentu dapat dicari dengan rumus

    berikut.

    ffDDinvrtkkDDinvy *)(**)( += Untuk menghasilkan kurva efficient frontier, hanya diperlu dicari semua corner

    portfolio yang ada.

    2.9 Rekayasa Piranti Lunak

    Menurut Pressman (2001, p6), piranti lunak adalah :

    1. Instruksi instruksi (program komputer) yang jika dijalankan akan menyediakan

    fungsi yang diperlukan.

    2. Struktur data yang memungkinkan program untuk memanipulasi informasi.

    3. Dokumen yang menyatakan operasi dan kegunaan program.

    Menurut Fritz Bauer (Pressman, 2001, p19), rekayasa piranti lunak adalah

  • 27

    penetapan dan pemakaian prinsip-prinsip rekayasa dengan tujuan untuk

    mendapatkan piranti lunak yang ekonomis, terpercaya, dan bekerja secara efisien

    pada mesin yang sebenarnya (komputer).

    Menurut Pressman (2001, p19), rekayasa piranti lunak terbagi menjadi 3

    lapisan yang mampu mengontrol kualitas dari piranti lunak, yaitu :

    a. Proses (Process)

    Proses merupakan lapisan paling dasar dalam rekayasa piranti lunak. Proses dari

    rekayasa piranti lunak adalah perekat yang menyatukan lapisan-lapisan teknologi

    dan memungkinkan pengembangan yang rasional danperiodik dari piranti lunak

    komputer.

    b. Metode (Methods)

    Metode dari rekayasa piranti lunak menyediakan secara teknikal bagaimana

    membangun sebuah piranti lunak. Metode meliputi sekumpulan tugas yang luas,

    termasuk di dalamnya, analisis kebutuhan, perancangan, konstruksi program,

    pengujian dan pemeliharaan. Metode dari rekayasa piranti lunak bergantung

    pada sekumpulan prinsip dasar yang memerintah masing-masing area teknologi

    dan memasukkan pemodelan aktivitas, serta teknik deskriptif lainnya.

    c. Alat Bantu (Tools)

    Alat bantu dari rekayasa piranti lunak menyediakan dukungan otomatis atau

    semi otomatis untuk proses dan metode. Ketika alat bantu diintegrasi, infromasi

    akan diciptakan oleh sebuah alat bantu yang dapat digunakan oleh lainnya,

    sebuah sistem untuk mendukung pengembangan piranti lunak, yang disebut

    computer-aided software engineering (CASE). CASE menggabungkan piranti

    lunak, perangkat keras, dan database piranti lunak untuk menciptakan

  • 28

    lingkungan rekayasa piranti lunak yang sejalan dengan CAD / CAE (computer-

    aided design / engineering ) untuk perangkat keras.

    Menurut Pressman (2001, p28), dalam perancangan piranti lunak, dikenal

    linear sequential model atau yang lebih dikenal dengan sebutan classic life cycle

    atau waterfall model. Model ini menyarankan pendekatan yang sistematik dan

    berurutan dalam pengembangan piranti lunak yang melalui analisis, desain dan

    pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan. Model ini meliputi serangkaian aktivitas,

    yaitu :

    a. Rekayasa dan pemodelan sistem

    Karena piranti lunak merupakan sebuah bagian dari sistem yang besar, maka

    yang besar, maka yang perlu dilakukan pertama kali adalah menetapkan

    kebutuhan untuk seluruh elemen sistem dan mengalokasikan sebagian dari

    kebutuhan tersebut ke piranti lunak.

    b. Analisis kebutuhan piranti lunak

    Untuk dapat mengerti inti dari program yang dibangun, diperlukan pengertian

    akan informasi yang diperlukan oleh piranti lunak.

    c. Perancangan

    Perancangan piranti lunak sebenarnya merupakan sebuah proses yang terdiri dari

    banyak kegiatan, yang menitikberatkan pada 4 atribut dari program yaitu :

    struktur data, arsitektur piranti lunak, representasi, dan detil prosedur.

    d. Pengkodean

    Dalam pengkodean, perancangan yang telah dilakukan diterjemahkan ke bentuk

    yang dimengerti oleh komputer.

  • 29

    e. Pengujian

    Pengujian dilakukan terhadap piranti lunak yang telah dirancang apakah sesuai

    dan telah memenuhi kriteria yang ingin dicapai.

    f. Pemeliharaan

    Pemeliharaan dilakukan untuk mengantisipasi terhadap terjadinya kesalahan

    karena perubahan sistem atau peningkatan kebutuhan pengguna akan fungsi

    baru.

    Gambar 2.2 Waterfall Model (Pressman, 1992, p25)

    2.10 Qt Framework

    Qt adalah toolkit yang digunakan untuk membangun aplikasi berbasis GUI

    di Unix. Qt dikembangkan oleh Trolltech dan menjadi fondasi untuk pengembangan

  • 30

    K Desktop Environment (KDE), selain juga telah dipergunakan dalam berbagai

    aplikasi komersial. Qt digolongkan sebagai software open-source karena dilisensi

    dual yaitu General Public License (GPL) dan Q Public License (QPL).

    Qt dirancang untuk pengembangan aplikasi dengan C++. Oleh karenanya, Qt

    berisi sekumpulan kelas-kelas yang tinggal dimanfaatkan saja, mulai dari urusan

    antarmuka (user interface), operasi input ouput, networking, timer, template library,

    dan lain-lain. Qt mendukung penuh Unicode (mulai versi 2.0) sehingga urusan

    internationalization (i18n) dan encoding teks bukan menjadi masalah. Qt juga

    menawarkan dukungan platform yang luas yakni MS Windows, GNU Linux dan

    Mac OS. Dengan demikian, program Qt dapat dikompilasi ulang di masing-masing

    sistem operasi dan dijalankan. Walaupun merupakan free software, Qt terbukti stabil

    dan lengkap. Dibandingkan toolkit lain, Qt juga mudah untuk dipelajari dan

    dilengkapi dengan dokumentasi dan tutorial yang rinci.