2. sinkronisasi kompetensi-edit

13
A. Pendahuluan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mulai diberlakukan secara resmi pada tahun 2010 dikembangkan dengan model pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, sehingga kurikulumnya disebut dengan kurikulum berbasis kompetensi.Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi, diantaranya,bahwa materi pembelajaran dikembangkan berdasarkan sejumlah kompetensi yang harus dikuasai oleh lulusan, dilaksanakan dengan menerapkan mastery learning, serta keberhasilan belajar peserta didik diukur berdasarkan standar kompetensi tertentu, (Blank, 1992). Hal ini sesuai denganUUSPN 2003 BAB X Pasal 36yang menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi-kompetensi yang hendak dipelajari peserta didik diatur di dalam Permendiknas Nomor 22Tahun 2006 tentang Standar Isi, yaitu mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk di dalam Standar Isi adalah Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) untuk setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SK dan KD yang terkait dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah SK dan KD untuk kelompok mata pelajaran Normatif dan Adaptif. Page 1 of 13

Upload: abukayyis

Post on 29-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. Sinkronisasi Kompetensi-edit

A. Pendahuluan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mulai diberlakukan

secara resmi pada tahun 2010 dikembangkan dengan model pengembangan

kurikulum berbasis kompetensi, sehingga kurikulumnya disebut dengan

kurikulum berbasis kompetensi.Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi,

diantaranya,bahwa materi pembelajaran dikembangkan berdasarkan

sejumlah kompetensi yang harus dikuasai oleh lulusan, dilaksanakan dengan

menerapkan mastery learning, serta keberhasilan belajar peserta didik diukur

berdasarkan standar kompetensi tertentu, (Blank, 1992). Hal ini sesuai

denganUUSPN 2003 BAB X Pasal 36yang menjelaskan bahwa

pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional

pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kompetensi-kompetensi yang hendak dipelajari peserta didik diatur di dalam

Permendiknas Nomor 22Tahun 2006 tentang Standar Isi, yaitu mencakup

lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai

kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Termasuk di dalam Standar Isi adalah Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) untuk setiap

mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan

dasar dan menengah. SK dan KD yang terkait dengan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) adalah SK dan KD untuk kelompok mata pelajaran Normatif

dan Adaptif.

KTSPSMK, khususnya untuk materi pembelajaran kejuruan dikembangkan

mengacu kepada Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan

(Keputusan Dirjen Manajemen Dikdasmen, Depdiknas Nomor

251/C/Kep/MN/2008).Didalamspektrum,SK-KD dikelompokkan menjadi SK-

KD Dasar Kompetensi Kejuruan dan SK-KD Kompetensi Kejuruan.Kedua

kelompok SK-KD tersebut disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian

untuk memenuhi standar kompetensi dunia kerja.Secara keseluruhan, SK-

KD yang hendak dipelajari peserta didik di SMK, terdiri dari SK-KD kelompok

mata pelajaran Normatif, Adaptif dan Produktif.SK-KD mata pelajaran

Page 1 of 10

Page 2: 2. Sinkronisasi Kompetensi-edit

Normatif dan Adaptif terdapat didalam Standar Isi dan SK-KD mata pelajaran

kejuruan terdapat di dalam Spkektrum keahlian pendidikan menengah

kejuruan.

Di dalam implementasi KTSP SMK, materi pembelajaran diturunkan dari SK

dan KD sebagaimana dijelaskan di atas.Dengan demikian, materi

pembelajarannyapun diorganisasi dalam bentuk mata pelajaran-mata

pelajaran yang terpisah.Hal ini membawa pengaruhkepadaguru dalam

merancang pembelajaran. Guru menyusun rancangan pembelajaran terfokus

pada mata pelajaran yang diampunya saja, sehingga kurikulum menjadi

berpusat pada mata pelajaran.Mata pelajarannya yang sebenarnya terkait

dengan mata pelajaran lain menjadi kurang diperhatikan. Kondisi tersebut

menimbulkan proses pembelajaran kurang efektif dan menuntut peserta didik

untuk mensintesa dari keseluruhan mata pelajaran yang dipelajari sesuai

dengan kapasitas atau kemampuannya. Bagi peserta didik dengan kapasitas

yang terbatas, hal ini sulit dilakukkan.Akibatnya, materi pembelajaran yang

dipelajari akan lebih bermanfaat untuk pengembangan dan pelestarian

keilmuan saja (fokus pada mata pelajaran) dari pada pembekalan

kemampuan untuk bekerja sesuai dengan bidangnya.

Selain itu, bila mencermati SK-KD, baik yang ada dalam Standar Isi ataupun

yang ada dalam Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah kejuruan, maka

kemungkinanmasih ada ketidaksesuaian diantara keduanya. Walaupun

secara desain, seharusnya SK-KD mata pelajaran Normatif, Adaptif dan

Produktif tersebut saling terkait dan mendukung untuk mencapai satu tujuan,

yaitu tujuan pendidikan SMK. Hal ini terjadi karena didalam proses

pengembangannya tidak dilakukan secara terintegrasi dan komprehensif,

yaitu mengacu kepada bidang keahlian yang dikembangkan dan tujuan

SMK. Pengembangan SK dan KD Adaptif dan Normatiflebih kepada

pengembangan keilmuan yang diorganisasi dalam bentuk mata pelajaran.

Berdasarkan kondisi sebagaimana dijelaskan di atas, maka perlu adanya

upaya-upaya mengefektif proses pembelajaran agar diperoleh hasil

pembelajaran yang memberikan manfaat bagi kehidupan peserta didik

dikemudian hari. Berbagai upaya yang perlu dilakukan, diantaranya yaitu

Page 2 of 10

Page 3: 2. Sinkronisasi Kompetensi-edit

melakukan sinkronisasi SK dan KD antara mata pelajaran Normatif, Adaptif

dan Produktif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian diantara

kompetensi-kompetensi tersebut, kecukupan kebutuhan kompetensi-

kompetensi yang perlu dikuasai peserta didik, mengidentifikasi SK dan KD

yang diperlukan namun belum ada dan untuk memastikan bahwa

kompetensi-kompetensi tersebut benar-benar kompetensi yang perlu

dipelajari peserta didik sehingga mendapat bekal cukup untuk terjun ke dunia

kerja.Upaya berikutnya adalah melakukan organisasi materi pembelajaran

dengan tidak mengadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran,

namun saling mendukung dan memperkuat antara satu dengan yang lain.

B. Sinkronisasi SK dan KD

Sinkronisasi berasal dari kata “sinkron”, dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia diartikan sebagai “serentak”, terjadi atau berlaku pada waktu yang

sama.Sinkronisasi berarti perihal menyinkronkan, penyerentakan, dalam

melaksanakan tugasnya masing-masing. Dijelaskan lebih operasional dalam

Synchronized Methods, bahwa sinkronisasi adalah proses (kegiatan)

pengaturan jalannya beberapa proses pada saat yang bersamaan.

Dalam konteks pengembangan kurikulum SMK, sinkronisasi kurikulum SMK

merupakan suatu kegiatan bersama antara penyusun/pengembangan

kurikulum dengan dunia usaha/dunia prosedur/dunia kerja (DU/DI/DK)

sebagai pengguna lululusan atau institusi pasangan. Dalam hal ini yang

berlaku sebagai penyusun/pengembang kurikulum adalah sekolah atau

kelompok sekolah dengan kompetensi keahlian yang sama. Sedangkan

pihak pengguna lulusan/institusi pasangan atau du/di/dk bertindak sebagai

pengkaji tingkat relevansi ruang lingkup kompetensi yang dirumuskan oleh

sekolah/kelompok sekolah dengan ruang lingkup kompetensi yang

dibutuhkan oleh pihak du/di atau dunia kerja.Dari hasil kegiatan sinkronisasi

kurikulum ini diharapkan memperoleh kurikulum yang memilki relevansi tinggi

dengan kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan oleh pengguna lulusan

atau institusi pasangan(Maman Suratman, SPd, 2012).

Sinkronisasi SK dan KD kelompok mata pelajaran Normatif, Adaptif dan

Produktif lebih dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian SK dan KD

Page 3 of 10

Page 4: 2. Sinkronisasi Kompetensi-edit

SK DAN KDKTSP

SK DAN KDNORMATIF

SK DAN KDPRODUKTIF

SK DAN KDADAPTIF

tersebut ketika dibelajarkan kepada peserta didik dalam waktu yang

bersamaan.Kesesuaian, kecukupan dan kebutuhan kompetensi tersebut

dalam mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan,yaitu lulusan siap

bekerja adalah sangat penting.Dalam pengembangan kurikulum SMK, SK

dan KD kelompok mata pelajaran Normatif dimaksudkan untuk membekali

peserta didik menjadi orang yang berakhlak dan bermatrabat. SK dan KD

kelompok mata pelajaran Adaptif, disamping untuk mengembangkan

intelektual peserta didik juga untuk memberikan dasar teoribagi

pengembangan bidang keahlian yang akan digelutinya. Sinkronisasi SK dan

KD perlu dilakukan agar dapat berjalan secara bersamaandengan prinsip

saling mendukung dan memperkuat (sinergi mutualistik), baik secara

independen, hirarki atau prosedural dalam menghasilkan lulusan yang

bermutu.

Gambar: Jenis SK dan KD

Sinkronisasi dalam lingkup pengaturan penyajian bahan pembelajaran dapat

dilakukan dengan prinsip yang sama, yaitu pengaturan penyajian SK dan KD

dari berbagai mata pelajaran dalam waktu yang pas/tepat, sesuai dengan

perannya, baik sebagai SK-KD yang bersifat independen, hirarki atau

prosedural.Pengaturan dalam penyajian bahan pembelajaran diharapkan

dapat meningkatkan efektifitas hasil pembelajaran, hal ini sesuai dengan

pendapat Nasution (1982), yaitubila pengembang kurikulum memahami

bagaimana proses belajar seharusnya berlangsung, maka kurikulum dapat

disusun dan disajikan dengan jalan yang seefektif-efektifnya.

Page 4 of 10

Page 5: 2. Sinkronisasi Kompetensi-edit

SK-KDNORMA-TIF

SK-KDADAPTIF

SK-KDPRODUK-TIF

Gambar: Hubungan SK dan KD

Sinkronisai SK dan KD antara mata pelajaran Normatif, Adaptif dan Produktif

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Menyiapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK-KD)

kelompok mata pelajaran normatif, adaptif dan produktif

2. Menyandingkan SK-KD normatif dengan SK-KD produktif dan SK-KD

adaptif dengan SK-KD produktif

3. Mencermati dan memahami setiap SK-KD yang terkandung dalam mata

pelajaran kelompok Normatif, Adaptif dan Produktif. melakukananalisis:

kesesuaian, kecukupan, dan keterkaitan yang saling mendukung antara

mata pelajaran normati-produktif dan adaptif-produktif.

4. Identifikasi SK-KD yangperlu ditambahkan agar penguasaan kompetensi

produktif dapat efektif.

5. Merekap seluruh SK-KD untuk setiap mata pelajaran yang akan

dibelajarkan kepada peserta didik sebagai hasil dari proses sinkronisasi

SK-KD.

Guna memudahkan proses sinkronisasi SK-KD mata pelajaran Normatif,

Adaptif dan Produktif, maka dapat digunakan format sebagai berikut.Format

dapat diadaptasi/modifikasi sesuai kebutuhan.

Page 5 of 10

Page 6: 2. Sinkronisasi Kompetensi-edit

Format 1. Analisis kesesuaian SK-KD Adaptif-Produktif

No.

SK-KDADAPTIF (Matematika/Fisika/

Kimia/Biologi)*

SK-KDPRODUKTIF

(Dasar Kejuruan/Kejuruan)*

Alasan Tidak Sesuai dan Alternatif solusinyaSK KD SK KD

*) Coret yang tidak perlu.

Format 2. Analisis Kecukupan SK-KD Adaptif-Produktif

No.

SK-KDADAPTIF (Matematika/Fisika/

Kimia/Biologi)*

SK-KDPRODUKTIF

(Dasar Kejuruan/Kejuruan)*

SK-KD yang perlu

ditambahkanSK KD SK KD

*) Coret yang tidak perlu.

Format 3.Identifikasi SK-KD Adaptif yang mendukung SK-KD Produktif

No.

SK-KDADAPTIF (Matematika/Fisika/

Kimia/Biologi)*

SK-KDPRODUKTIF

(Dasar Kejuruan/Kejuruan)*

Bentuk Keterkaitan/dukungan langsungSK KD SK KD

*) Coret yang tidak perlu.

Page 6 of 10

Page 7: 2. Sinkronisasi Kompetensi-edit

Format 4. Daftar SK-KD Adaptif Hasil Sinkronisasi

Mata Pelajaran :

Kompetensi Keahlian :

No. SK KD

Untuk sinkronisasi mata pelajaran normatif dengan mata pelajaran produktif

dapat digunakan format yang sama, cukup dengan menggati nama mata

pelajarannya.

C. Organisasi SK dan KD

Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan

disampaikan kepada peserta didik. Bentuk kurikulum menentukan bahan

pembelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada peserta didik serta

bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai.

Dikenal bentuk-bentuk kurikulum, yaitu a) Separate Subject Curriculum (mata

pelajaran yang terpisah-pisah), b) Correlated Curriculum(menghubungkan

antara mata pelajaran satu dengan yang lain), dan c) Integrated

Curriculum(menghilangkan batas-batas mata pelajaran dan menyajikan

bahan pelajaran dalam bentuk unit). Masing-masing bentuk mempunyai

kekuatan dan kelemahan.

KTSP sesuai dengan karakternya, lebih mengarah pada pola correlated

curriculum, yaitu adanya hubungan insidental antara dua mata pelajaran atau

lebih. Misalnya, materi pembelajaran pada mata pelajaran dasar kejuruan

dapat disinggung dalam mata pelajaran biologi, kimia, fisika atau

sebaliknya.Hubungan yang lebih erat dapat terjadi ketika suatu pokok

masalah diperbincangkan dalam berbagai mata pelajaran, misalnya pada

kompetensi keahlian pengolahan hasil pertanian masalah optik dibahas pada

mata pelajaran fisika dan pengawasan mutu. Setiap mata pelajaran diberikan

Page 7 of 10

Page 8: 2. Sinkronisasi Kompetensi-edit

pada jam-jam tertentu (berdiri sendiri), namun memberi sumbangan masing-

masing untuk masalah yang dihadapi atau menjadi prasyarat dari mata

pelajaran lain.

Penempatan mata pelajaranadaptif, mata pelajaran normatif, dan mata

pelajaran produktif dalam suatu susunan yang memungkinkan peserta didik

mempelajarinya dalam waktu bersamaan diharapkan terjadi interaksi antara

mata pelajaran yang bersifat dasar danmata pelajaran yang

bersifatkejuruansehinggaterjadi pendalaman terhadap bidang keahlian yang

kelak menjadi profesi peserta didik.Penyajian materi pembelajaran di SMK

tidak sebatas memberikan pengetahuan, namun juga proses menghadapi

dan memecahkan masalah serta untuk pengembangan pribadi dan

sikappeserta didik terhadap lingkungannya. Karena itu, belajar sebagai

proses yang memerlukan aktivitas peserta didik. Hal ini sesuai dengan Teori

Gestalt yang memandang belajar mempunyai tujuan yang luas, yakni bukan

hanya memberikan pengetahuan tapi juga proses menghadapi dan

memecahkan masalah, pengembangan pribadi dan sikap terhadap dunia.

Peserta didik harus mampu menemukan jawaban masalah dengan

bimbingan serta bantuan guru.

Organisasi SK dan KD untuk setiap mata pelajaran perlu dilakukan agar

materi atau bahan pembelajaran mudah dipahami oleh peserta didik dan

pencapaian tujuan pendidikandapat lebih efektif.Dalam pelatihan ini akan

dilakukan simulasi cara mengorganisasi SK-KD mata pelajaran produktif.

Berikut ini adalah langkah-langkah pengorganisasi SK-KD untuk mata

pelajaran produktif.

1. Menyiapkanspektrum mata pelajaran produktif sesuai dengan kompetensi

keahlian yang akan diterapkan di sekolah

2. Mencermati dan memahami setiap standar kompetensi dan kompetensi

dasar yang terkandung di dalamnya.

3. Mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi-kompetensi sejenis

berdasarkan keilmuan dan apabila ditemukan kompetensi yang duplikasi,

maka cukup diambil sekali.

Page 8 of 10

Page 9: 2. Sinkronisasi Kompetensi-edit

4. Memberi namaunit kompetensi untuk setiap kelompok kompetensi sejenis

tersebut dan menganalisis kebutuhan waktu belajar.

Kegiatan organisasi SK-KD mata pelajaran kejuruan dapat dilakukan dengan

cara mengkopi SK-KD mata pelajaran kejuruan. Memotong/menggunting

setiap kotak SK dan Kotak KD.Usahakan agar SK-KD tersebut tidak

terpisah.Kelompokkan SK dan KD yang sejenis secara keilmuan dengan

cara menempelkan pada kertas koran. Selanjutnya, urutkan secara sekuen

sehingga mudah untuk dipelajari.

Page 9 of 10

Page 10: 2. Sinkronisasi Kompetensi-edit

DAFTAR PUSTAKA

Beauchamp, George A. 1975. Curriculum Theory. Illinois: The Kagg Press.

Blank, W. E. 1992. Handbook For Developing Competency-Based Training Programs. Englewood Cliffs-New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Nasution, S. 1982. Asas-Asas Kurikulum. Bandung: Jemmars.

National Centre for Competency Based Training. (1993), Developing Competency Based: Training Materials. Canberra: National Centre for Competency Based Training.

Oliva, Peter F. (1992). Development the Curriculum. New York: Harper Collins Publisher.

Sukmadinata, Nana S. (1997). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 10 of 10