2-permasalahan permukiman

11
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN YANG BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE HOUSING) Agenda 21 yang dicanangkan di Rio de Janeiro tahun 1992 mengamanatkan pentingnya pembangunan yang berkelanjutan di sektor permukiman, pertambangan dan energi, transportasi dan lingkungan hidup. Tahun 2000 dicanangkan MDGs sebagai target pembangunan tahun 2015. Pembangunan berkelanjutan di sektor permukiman diartikan sebagai pembangunan permukiman termasuk di dalamnya pembangunan kota secara berkelanjutan sebagai upaya yang berkelanjutan untuk memperbaiki kondisi sosial, ekonomi dan kualitas lingkungan sebagai tempat hidup dan bekerja semua orang . Intinya pembangunan permukiman yang berkelanjutan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup secara berkelanjutan.

Upload: fitria-gita-ramadhina

Post on 30-Sep-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

permukiman

TRANSCRIPT

  • PEMBANGUNAN PERMUKIMAN YANG BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE HOUSING)Agenda 21 yang dicanangkan di Rio de Janeiro tahun 1992 mengamanatkan pentingnya pembangunan yang berkelanjutan di sektor permukiman, pertambangan dan energi, transportasi dan lingkungan hidup. Tahun 2000 dicanangkan MDGs sebagai target pembangunan tahun 2015.Pembangunan berkelanjutan di sektor permukiman diartikan sebagai pembangunan permukiman termasuk di dalamnya pembangunan kota secara berkelanjutan sebagai upaya yang berkelanjutan untuk memperbaiki kondisi sosial, ekonomi dan kualitas lingkungan sebagai tempat hidup dan bekerja semua orang. Intinya pembangunan permukiman yang berkelanjutan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup secara berkelanjutan.

  • KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTANPembangunan berkelanjutannya (sustainable development), yaitu pembangunan yang mengedepankan penghematan penggunaan sumber daya dan pertimbangan jauh ke depan. Pembangunan tidak hanya ditujukan untuk semata-mata memenuhi kebutuhan saat ini tetapi juga tidak boleh mengurangi kemampuan untuk memenuhi kebutuhan generasi mendatang. Oleh karenanya perlu dilakukan pendekatan secara komprehensif dengan mempertimbangkan keberlanjutan ekonomi (economic sustainability), keberlanjutan sosial (social sustainability) dan keberlanjutan lingkungan fisik (environmental sustainability). Perubahan salah satu aspek akan berpengaruh pada aspek lainnya (Ahmad, 1993).

  • Isu-isu perkembangan permukiman yang ada pada saat inia). Adanya perbedaan peluang antar pelaku pembangunan yang ditunjukkan oleh terjadinya ketimpangan pada pelayanan infrastruktur, pelayanan perkotaan, perumahan dan ruang untuk kesempatan berusaha. Rentang kualitas berbagai pelayanan kota cukup besar, di mana kelompok menengah ke bawah yang memerlukan peningkatan kualitas berbagai pelayanan kota telah menjadi terabaikan; b). Konflik kepentingan yang disebabkan oleh kebijakan yang memihak kepada kepentingan suatu kelompok masih sering terjadi dalam pembangunan perumahan dan permukiman yang masih bias, serta belum sepenuhnya keberpihakan untuk kepentingan masyarakat setempat;

  • Isu-isu perkembangan permukiman yang ada pada saat inic). Alokasi tanah dan ruang yang kurang tepat. Pasar tanah dan perumahan yang cenderung mempengaruhi tata ruang berimplikasi pada alokasi tanah dan ruang yang tidak tepat, yang menyebabkan penggunaan tanah atau ruang yang tidak sesuai dengan tujuan-tujuan pembangunan lainnya dan kondisi ekologis daerah yang bersangkutan; d). terjadinya masalah lingkungan yang serius umumnya terdapat di daerah yang mengalami tingkat urbanisasi dan industrialisasi tinggi, serta eksploitasi sumber daya alam; dan e). Tersisihnya komunitas lokal dimana orientasi pembangunan yang terfokus pada pengejaran target melalui proyek pembangunan baru, berorientasi ke pasar terbuka dan terhadap kelompok masyarakat yang mampu dan menguntungkan, seringkali meminggirkan masyarakat setempat yang peluangnya menjadi terbatas kepada usaha marjinal.

  • isu-isu perkembangan pembangunan permukiman yang akan datanga). Urbanisasi di daerah yang tumbuh cepat merupakan tantangan bagi Pemerintah ke depan adalah untuk secara positif berupaya agar pertumbuhan lebih merata antara lain dengan meningkatkan daya saing daerah yang lamban bertumbuh; b). Perkembangan tak terkendali dari daerah yang memiliki potensi untuk tumbuh. Urbanisasi dan pertumbuhan cepat dapat terjadi pada daerah yang kepadatannya rendah atau sangat rendah; c). Marjinalisai sektor lokal oleh sector nasional dan global. Pertumbuhan dan pengembangan yang berorientasi pada sektor formal, cenderung hanya memberi peluang kepada kegiatan atau kekuatan yang bersifat regional, nasional dan global.

  • SLUM AREA DAN SQUATTERSlum area dan squatter merupakan salah satu permasalahan perumahan dan permukiman yang mendesak ditangani.Pengertian permukiman kumuh (slum settlement) sering dicampuradukan dengan pengertian permukian liar (squatter settement). Oleh karena itu perlu dijelaskan dahulu perbedaan umum dari keduanya agar tidak membingungkan.

  • SquatterPada dasarnya a squatter adalah orang yang menghuni suatu lahan yang bukan miliknya atau bukan haknya, atau tanpa ijin dari pemiliknya. Pengertian permukiman liar ini mengacu pada legalitas, baik itu legalitas kepemilikan lahan/tanah, penghunian atau pemukiman, serta pengadaan sarana dan prasarananya. Permukiman liar ini mempunyai sejumlah nama lain diantaranya adalah permukiman informal (informal settlement) permukiman tidak resmi (unauthorized settlement), permukiman spontan (spontaneous settlement) dan permukiman yang tidak terencana atau tidak terkontrol (unplanned and uncontrolled settlement).

  • SLUMS AREADaerah slum / slums area adalah daerah yang sifatnya kumuh tidak beraturan yang terfapat di kota atau perkotaan. Daerah slum umumnya dihuni oleh orang-orang yang memiliki penghasilan sangat rendah, terbelakang, pendidikan rendah, jorok, dan lain sebagainya. Di jakarta dan sekitarnya banyak terdapat daerah slum baik di tengah maupun pinggiran kota.

  • Permukiman KumuhBerdasarkan UU No. 11 tahun 2011, Perumahan kumuh dan Permukiman kumuh, didefinisikan sebagai berikut:Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.Perumahan kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian

  • Beberapa indikasi permukiman kumuhBerikut ini adalah ciri-ciri slum area :Banyak dihuni oleh pengangguranTingkat kejahatan / kriminalitas tinggiDemoralisasi tinggiEmosi warga tidak stabilMiskin dan berpenghasilan rendahDaya beli rendahKotor, jorok, tidak sehat dan tidak beraturanWarganya adalah migran urbanisasi yang migrasi dari desa ke kotaFasilitas publik sangat tidak memadaiWarga slum yang bekerja kebanyakan adalah pekerja kasar dan serabutanBangunan rumah kebanyakan gubuk / rumah semi permanen.

    Terdapat Pedoman Identifikasi untuk menetapkan suatu permukiman masuk kategori kumuh atau tidak