2 milahg
DESCRIPTION
hgTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dunia usaha di Indonesia saat ini sudah maju, bisa dilihat dari semakin banyaknya berdiri
usaha-usaha baru yang didirikan oleh masyarakat. Salah satu aspek penting pada suatu
perusahaan adalah Sistem Pengendalian Internal. Karena suatu perusahaan tidak dapat
berjalan dengan baik tanpa adanya Sistem Pengendalian Internal yang baik.
Sejumlah besar organisasi telah mengakui pentingnya pengendalian intern oleh
manajemen, auditor independen, dan pihak eksternal lainnya seperti pembuat peraturan.
Standar pekerjaan lapangan kedua mensyaratkan agar auditor memperoleh pemahaman
yang cukup mengenai pengendalian intern suatu entitas untuk merencanakan audit. Hal
ini termasuk pemahaman mengenai rancangan pengendalian intern dan apakah
pengendalian tersebut telah ditempatkan dalam operasi, tetapi tidak termasuk menentukan
efektifitasnya. Auditor menggunakan pemahaman untuk mengidentifikasikan jenis salah
saji material yang dapat mempengaruhi asersi laporan keuangan manajemen, untuk
mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko salah saji semacam
itu, dan untuk merancang pengujian substantif untuk menyediakan keyakinan yang
memadai dalam mendeteksi salah saji. Sebagian besar entitas yang memerlukan audit
menggunakan teknologi informasi dalam sistem akuntansi mereka.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Jelaskan komponen pengendalian internal ?
b. Bagaimana prosedur untuk memperoleh pemahaman pengendalian internal ?
c. Bagaimana menilai resiko pengendalian ?
d. Bagaimana menguji pengendalian ?
e. Bagaimana hubungan risiko pengendalian dengan ruang lingkup pemeriksaan ?
1.3 TUJUAN
Untuk melengkapi tugas pada semester 5 (lima) serta menambah ilmu pengentahuan
dibidang audit.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL
2.2 PROSEDUR UNTUK MEMPEROLEH PEMAHAMAN PENGENDALIAN
INTERNAL
Tingkat pemahaman atas pengendalian internal dan keluasan pengujian yang diperlukan
dalam mengaudit pengendalian internal dan menguji melebihi apa yang diharuskan untuk
mengaudit laporan keuangan saja. Sehingga, ketika fokus pertama para auditor adalah pada
pemahaman atas pengendalian internal dan melakukan pengujian yang diperlukan untuk
mengaudit pengendalian internal, mereka akan dapat memenuhi ketentuan yang diperlukan
dalam pemahaman pengendalian internal dan melakukan pengujian untuk pengauditan atas
laporan keuangan.
Komponen pengendalian internal COSO:
Komponen Deskripsi Komponen Pembagian Lebih Lanjut ( Jika Dapat
Diterapkan)
Lingkungan
Pengendalian
Tindakan, kebijakan, dan
prosedur yang
menggambarkan
keseluruhan sikap
manajemen puncak,
direksi, dan pemilik dari
suatu entitas mengenai
pengendalian internal dan
pentingnya pengendalian
internal
Subkomponen dari pengendalian internal
Integritas dan nilai-nilai etika
Komitmen terhadap kompetensi
Partisipasi dewan direksi dan komite
audit
Filosofi manajemen dan gaya operasi
Struktur organisasi
Kebijakan dan praktik sumber daya
manusia
Penilaian
Resiko
Identifikasi dan analisis
manajemen terhadap
risiko-risiko yang relevan
Proses penilaian risiko:
Mengidentifikasi faktor-faktor yang
2
terhadap penyusunan
laporan keuangan sesuai
dengan PABU
mempengaruhi risiko
Menilai pentingnya risiko dan
kemungkinan terjadinya
Menentukan tindakan-tindakan yang
perlu dilakukan untuk menangani
risiko
Kategori asersi manajemen yang harus
terpenuhi:
Asersi manajemen kelompok
transaksi dan kejadian lainnya
Asersi mengenai saldo akun
Asersi mengenai penyajian dan
pengungkapan
Aktivitas
Pengendalian
Kebijakan dan prosedur
yang telah didirikan
manajemen untuk
memenuhi tujuannya
terhadap laporan keuangan
Jenis aktivitas pengendalian yang spesifik:
Pemisahan tugas yang memadai
Otorisasi transaksi dan aktivitas yang
tepat
Dokumen dan catatan yang memadai
Pengendalian fisik atas aset dan
catatan-catatan
Pengecekan terhadap pekerjaan
secara independen
Informasi dan
Komunikasi
Metode yang digunakan
untuk memulai, mencatat,
memproses, dan
melaporkan transaksi
entitas dan untuk menjaga
akuntabilitas aset-aset
yang terkait
Tujuan audit terkait transaksi yang harus
dipenuhi:
Keterjadian
Kelengkapan
Akurasi
Pemindahbukuan dan pengikhtisaran
Klasifikasi
Waktu
Pengawasan Penilaian yang sedang
berjalan maupun secara
periodik yang dilakukan
oleh manajemen terhadap
Tidak dapat diterapkan
3
kualitas kinerja
pengendalian internal
untuk menentukan apakah
pengendalian telah
berjalan sesuai dengan
rencana dan dimodifikasi
jika diperlukan
PSA 69 (SA 319) mengharuskan auditor untuk mendapatkan pemahaman atas
pengendalian internal untuk setiap pengauditan maupun mendokumentasikan pemahaman
mereka. Pemahaman ini penting untuk audit pengendalian internal terhadap laporan keuangan
maupun audit atas laporan keuangan. Dokumentasi manajemen merupakan sumber informasi
utama dalam mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal.
Sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko auditor, auditor menggunakan prosedur
untuk mendapatkan pemahaman, yang melibatkan pengumpulan bukti mengenai rancangan
pengendalian internal dan apakah hal tersebut telah diterapkan, dan kemudian menggunakan
inforamsi tersebut sebagai dasar dalam mengaudit secara terintegrasi. Auditor biasanya
menggunakan tiga jenis dokumen untuk mendapatkan dan mendokumentasikan pemahaman
atas rancangan pengendalian internal. Ketiga jenis dokumen tersebut adalah narasi, bagan
arus, dan kuesioner pengendalian internal. Naratif, bagan arus dan kuesioner pengendalian
internal digunakan oleh auditor secara terpisah atau pun digabungkan untuk
mendokumentasikan pengendalian internal.
a. Narasi
Sebuah narasi merupakan deskripsi tertulis atas pengendalian internal klien. Narasi
yang tepat terhadap suatu pengendalian internal dan pengendalian-pengendalian yang
terkait :
1. Asar dari setiap dokumen dan catatan catatan dalam sistem. Sebagai contoh,
deskripsi harus menyatakan dari mana pesanan pelanggan berasal dan bagaimana
faktur penjualan dihasilkan.
2. Semua pemrosesan yang terjadi. Sebagai contoh, jika jumlah penjualan ditentukan
oleh program komputer yang mengalihkan kuantitas yang dikirim dengan harga
standar yang berada di arsip utama harga barang, proses tersebut harus
dideskripsikan.
4
3. Disposisi dari setiap dokumen dan catatan dalam sistem. Pengisian dokumen,
pengiriman ke pelanggan, dan penghancuran dokumen tersebut harus
dideskripsikan.
4. Indikasi atas pengendalian yang relevan terhadap penilaian risiko pengendalian.
Hal ini biasanya termasuk pemisahan tugas (seperti pemisahan tugas pencatatan
kas dengan tugas penyimpanan kas), otorisasi dan persetujuan (misalnya
persetujuan kredit), dan verifikasi internal ( seperti perbandingan antara harga jual
per unit dengan kontrak penjualan).
b. Bagan Arus
Sebuah bagan arus pengendalian internal merupakan diagram atas dokumen-dokumen
klien dan urutan arusnya dalam organisasi. Bagan arus yang memadai memiliki
keempat karakteristik yang diidentifikasikan dalam narasi.
Bagan arus yang sudah disiapkan dengan baik sangat bermanfaat karena akan
memberikan tinjauan yang tepat atas sistem klien, yang akan membantu auditor dalam
mengidentifikasi pengendalian dan kelemahan-kelemahan dalam sistem klien. Bagan
arus memiliki dua keuntungan dibandingkan dengan narasi. Kedua keuntungan itu
adalah biasanya lebih mudah dibaca dan lebih mudah diperbarui. Tidak lazim
menggunakan narasi dan bagan arus sekaligus untuk menggambarkan suatu sistem
yang sama karena keduanya menyajikan informasi yang sama.
c. Kuesioner Pengendalian Internal
Sebuah kuesioner pengendalian internal menanyakan serangkaian pertanyaan
mengenai pengendalian pada setiap bagian pengauditan. Merupakan salah satu alat
dalam menidentifikasi kelemahan dalam pengendalian internal. Sebagian besar
pertanyaan memerlukan jawaban “ya” atau “tidak”, dengan jawaban “tidak”
menandakan adanya potensi kelemahan dalam pengendalian internal. Dengan
menggunakan kuesioner, auditor dapat mencakup masing-masing bagian pengauditan
dengan cukup cepat. Dua kelemahan utama penggunaan kuesioner adalah
ketidakmampuannya dalam memberikan tinjauan atas sistem dan dalam beberapa
pengauditan tidak dapat diterapkan, khususnya untuk audit yang lebih kecil.
Pengguna kuesioner dan bagan arus bersama-sama bermanfaat untuk
memahami rancangan pengendalian internal klien dan menidentifikasikan
pengendalian internal dan kelemahannya. Bagan arus memberikan tinjauan
menyeluruh atas suatu sistem, sedangkan kuesioner sering kali bermanfaat sebagai
5
daftar yang digunakan untuk mengingatkan auditor terhadap beragam jenis
pengendalian internal yang seharusnya ada.
2.3 MENILAI RESIKO PENGENDALIAN
2.4 MENGUJI PENGENDALIAN
2.5 HUBUNGAN RISIKO PENGENDALIAN DENGAN RUANG LINGKUP
PEMERIKSAAN
BAB III
6
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengendalian intern merupakan suatu proses-yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen, dan personel lain entitas-yang didesain untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini :
a. keandalan pelaporan keuangan
b. efektivitas dan efisiensi operasi, dan
c. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Arti pentingnya SPI bagi manajemen dan auditor independen karena manajemen tidak
dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya
perusahaan. Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian intern yang
baik dapat akan pula melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kekeliruan dan
penyimpngan yang akan terjadi, tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan
secara menyeluruh atau secara detail untuk hampir semua transaksi perusahaan dalam
waktu dan biaya terbatas.
Pemahaman auditor tentang struktur pengendalian intern yang berkaitan dengan suatu
asersi adalah untuk digunakan dalam kegiatan mungkin atau tidaknya audit dilaksanakan,
salah saji material yang potensial dapat terjadi, resiko deteksi, perancangan pengujian
substantif.Sifat dan luasnya prosedur yang digunakan dalam memperoleh suatu
pemahaman dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti strategi audit, pengalaman masa lalu
dengan klien, serta ukuran dan kompleksitas dari operasi klien. Pemahaman auditor harus
didokumentasikan dalam kertas kerja melalui kuesioner yang dilengkapi, bagan arus,
dan/atau memorandum naratif.
DAFTAR PUSTAKA
7
Boynton, William C, dkk. 2002. Modern Auditing, 7th. Jakarta: Erlangga.
Elder,Randal. J ,Beasley,Mark S., Arens, Alvin A., dan Jusuf, Amir A .2011.Jasa Audit dan
Assurance.Jakarta:SalembaEmpat
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/10364/602/bab1.pdf?sequence=6
8