2. kusta r+

39
K U S T A Dr. M. Syafei Hamzah, SpKK,FINSDV SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT RSUD DR.H.ABDUL MOELOEK / FK UNILA

Upload: prabu-tirta-aji

Post on 14-Jul-2016

250 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

semoga brmanfaat

TRANSCRIPT

  • K U S T ADr. M. Syafei Hamzah, SpKK,FINSDVSMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN KULITRSUD DR.H.ABDUL MOELOEK / FK UNILA

  • DEFINISI :

    = penyakit infeksi yang kronik -> E/ M.leprae yg intraselular obligat afinitas 1 -> saraf perifer kulit, mukosa, T.Resp. -> organ lain

  • Kusta -> menyeramkan & ditakuti ok : - ulserasi - mutilasi - deformitas

    - sosial - ekonomi - psikologis

  • Epidemiolgi :Terutama daerah tropis dan subtropisSosial ekonomi rendahPrevalensi di Indonesia : 1,57 per 10.000 penduduk Indonesia -> ke 3 dunia setelah India dan Brazil.

  • Patogenesis : M.leprae -> tubuh -> infeksi tidak tipe tgtg imunitas (CMI) - tinggi -> tipe T - rendah -> tipe L Cara Penularan -> kontak lgsg lama M.I. : 40 hari 40 tahun

  • Gejala klinik : D/ kusta -> - gambaran klinis >> - bakterioskopis - histopatologis - tes lepromin -> tipe

  • TANDA KARDINAL (WHO)Satu dari kriteria berikut ini : 1. lesi kulit yg khas kusta disertai gangguan sensibilitas 2. BTA (+)

    Lesi kulit : - makula hipopigmentasi atau kemerahan, plak, papul atau nodul - anestesi pada kulitKerusakan saraf : - saraf tepi - anestesi dan kelemahan otot daerah yg dipersarafi

  • DEPKES : - kelainan kulit yg khas - gangguan sensibilitas - pembesaran saraf perifer - BTA (+)

  • Klasifikasi kusta berdasarkan spektrum : - Ridley & Jopling : TT BT BB BL LL - Madrid : T B L - WHO : PB MB - Depkes : PB MB

  • GK tergantung tipe PB : - jumlah lesi 5 at < - makula hipopigmentasi - permukaan kering & bersisik - ggn sensibilitas -> hipesthesi - hanya mengenai 1 cab syaraf - distribusi asimetris - tidak ditemukan kuman

  • MB : - jumlah lesi > 5 - lesi kulit -> makula,infiltrat difus, papul, nodus - permukaan halus mengkilap - ggn sensibilitas ringan /(-) - distribusi simetris - mengenai > 1 cab syaraf - kuman >>

  • Kontak

    Infeksi non infeksi

    Subklinis

    sembuh Indeterminate (I)

    Determinate

    I TT TI BT BB BL LI LL

  • WHO (1981):Pausi basiler -> sedikit basil I, TT dan BTMulti basiler -> banyak basil BB, BL, LL

  • SARAF TEPI YANG TERLIBAT1. N. ulnaris - anestesi ujung jari IV,V bag. Anterior - clawing jari IV, V - atrofi hipotenas dan otot interoseus dorsalis I

    2. N. medianus - anestesi ujung jari I,II,III bag.anterior - tidak mampu aduksi ibu jari - clawing jari I,II,III - kontraktur jari I

  • 3. N. radialis - anestesi dorsum manus - wrist drop - tak mampu ekstensi jari & pergelangan tangan 4. N. poplitea lateralis - anestesi dorsum pedis bagian lateral - foot drop

  • 5. N. tibislid posterior - anestesi telapak kaki - claw toes

    6. N. fasialis - lagoftalmus

    7. N. auricularis magnus - parestesi daerah mandibula & daun telinga

  • PEMERIKSAAN GANGGUAN SARAF TEPI1. saraf sensorik - rasa suhu - rasa raba - rasa nyeri

    2. saraf otonom - uji gunawan (pensil tinta)

    3. saraf motorik - voluntary muscle testing (VMT)

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG - Bakterioskopik : BTA - Biopsi / PA - Tes lepromin - Serologik : ELISA, MLPA, ML-Dipstick - PCR

  • Gambaran Histopatologi

  • Pengobatan :DEPKES / WHO : - PB : - DDS 100 mg/hari - rifamfisin 600 mg/bulan selama 6 -9 bulan - MB : - Rifamfisin 600 mg/bulan - DDS 100 mg/hari - Lampren 300 mg / sebulan sebulan dan 50 mg/hari selama 12 18 bulan

  • Pengobatan alternatif : - Rifamfisin 600 mg/hari - Ofloxacin 400 mg/hari

    Diberikan selama selama 1 bulan

  • Komplikasi :1. Reaksi Kusta -> kerusakan syaraf

    2. Gejala sisa -> kehilangan sensibilitas & kekuatan otot ulserasi & deformitas

  • REAKSI KUSTA Tipe I : reaksi reversal Tipe II : reaksi ENL 1. R.Reversal : -> peningkatan sistem imunitas selular - lesi lama lebih aktif, udem, eritematosa - dpt muncul lesi baru - p> saraf tepi + nyeri & ggn fungsi - kdg disertai pembengkakan akral Penatalaksanaan : - Prednison : 40 mg , -> taffering of

  • Reaksi Reversal

  • 2. Reaksi ENL -> reaksi antigen antibodi komplemen - nodul eritem + nyeri - timbul mendadak - sarafpun nyeri - terdapat G/ sistemik & G/ prodromal Penatalaksanaan : - ringan : as salisilat 3 x 1000 mg - berat : steroid ~

  • Gejala sisa :

  • Apa yang harus dilakukan bila seseorang menderita kusta ?1. Segera diobati di puskesmas, poliklinik kantor, RS2. Tidak perlu diisolasi / diberhentikan / cuti sakit, kecuali sedang mengalami reaksi kusta berat3. Bila caca, pekerjaan disesuaikan dengan disabilitasnya4. Kenali dan waspada gejala neuritis, untuk mencegah cacat kusta.

  • TUBERKULOSIS KUTISEpidemiologi : - terutama pada negara sedang berkembang - insiden sejalan dengan pe insiden TB paru - RSCM : skrofuloderma 84% tb kutis verukosa (13%) lain-lain (3%)

  • Etiologi :Mycobacterium tuberculosis tipe human : 91, 5%Mycobacterium actipis : 8,5%

    Bakteriologi : - kuman bentuk batang, panjang 2-4 u lebar 0,3 1,5 u - tahan asam, tidak bergerak, tidak membentuk spora, aerob, suhu optimal 37 C

  • Pemeriksaan Lab. : 1. Sediaan mikroskop - bahan: pus, jaringan kulit, KGB - pewrn Ziehl Neelsen, Kinyoun Gabet - BTA (+) -> kuman merah, dasar biru 2. kultur - media Lowensteins-Jensen, 37 C, 8 mg 3. Binatang percobaan (marmut) - lama pertumbuhan : 2 bulan 4. Tes biokimia - tes niasin (+) -> M.tuberkulosis tipe human 5. Tes resistensi

  • Klasifikasi a. tb kutis miliaris 1. tb kutis b. Skrofuloderma sejati sekunder c. tb kutis verukosa d. tb kutis gumosa TB kutis e. tb kutis orifisialis f. Lupus vulgaris papul

    2. Tuberkuloid

    bentuk granuloma & ulseronodulus

  • Patogenesis (Cara Infeksi) :1.Penjalaran langsung ke kulit dari organ dibawah kulit : skrofuloderma 2. Inokulasi langsung pada kulit sekitar orifisium alat dalam: Tb kutis orifisialis 3. Hematogen : Tb kutis miliaris 4. Limfogen : Lupus vulgaris 5. Penjalaran langsung dari mukosa : lupus vulgaris 6. Langsung ke kulit : Tb kutis verukosa

  • SkrofulodermaPenjalaran per kontinuitatum dari organ dibawah kulit -> KGB, sendi, tulangSeringkali dimulai -> limfadenitis tuberkulosisPort dentre - leher : tonsil atau paru - aksila : apeks pleura - inguinal : ekstremitas bawah

  • Gambaran klinis :Limadenitis tanpa radang akut, kecuali tumorBeberapa kelenjar berkonfluensiPeriadenitis, perlunakan tidak serentakAbses -> fistel multipel -> ulkusUlkus khas : bentuk tidak teratur, sekitar livide, dinding bergaung, jaringan granulasi tertutup pus seropurulen, krusta kuningSikatriks memanjang tidak teratur, jembatan kulit

  • TB Kutis verukosaTerjadi secara eksogen -> inokulasi langsung pada kulitPredileksi : tungkai bawah, kakiGambaran klinis : - lesi bentuk bulan sabit -> penjalaran serpigenosa - lesi : papul lentikular, verukosa, multipel di atas kulit yang eritematosa

  • Pengobatan :INH (H) : 5-10 mg/kg BB,dosis tunggalRifamfisin (R) : 10 mg/kg BB, dosis tunggalPirazinamid (P) : 20-35 mg/kg BB, dosis tunggalEtambutol (E) : 25 mg/kg BB 2 bulan pertama selanjutnya 15 mg/kg BB, dosis tunggalStreptomisin (S) : 25 mg/kg BB, injeksi

    Kombinasi terapi 1. R, H (9 bulan) & Z (2 bulan) 2. R, H (9 bulan) & E 2 (bulan)