(2) kopertis wilayah xii

1
Articles from Kopertis Wilayah XII Publikasi Penelitian Rendah 2010-12-09 06:12:17 Fitri Publikasi Penelitian Rendah Kamis, 9 Desember 2010 | 04:37 WIB Tangerang Selatan, Kompas - Jumlah publikasi hasil penelitian Indonesia pada 1996-2008 lebih rendah dibandingkan negara-negara Asia yang selama ini kurang dikenal kehidupan akademiknya. Penelitian SCImago menempatkan Indonesia pada posisi ke-64 dari 234 negara yang disurvei. Jumlah publikasi Indonesia pada rentang 12 tahun itu mencapai 9.194 dokumen. Publikasi ilmiah Indonesia kalah dibandingkan Arab Saudi, Pakistan, dan Banglades, masing-masing menduduki urutan ke-49, 50, dan 63. Negara penghasil publikasi ilmiah terbanyak adalah Amerika Serikat dengan 4,3 juta dokumen. Jepang menjadi negara Asia dengan jumlah publikasi terbanyak dan menduduki urutan ketiga dunia dengan 1,2 juta dokumen. Di Asia Tenggara, jumlah publikasi penelitian Indonesia kalah dibandingkan Singapura (peringkat ke-31), Thailand (42), dan Malaysia (48). Pada 2002, publikasi penelitian ketiga negara tersebut mengalami lonjakan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun, publikasi penelitian Indonesia justru mengalami stagnasi hingga kini. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) Djoko Santoso, dalam Rapat Koordinasi Nasional Riset dan Teknologi 2010 di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Tangerang Selatan, Rabu (8/12), mengatakan, penelitian pertanian dan kesehatan merupakan bidang yang paling banyak diteliti. "Indonesia seharusnya bisa berperan lebih besar dalam penelitian kedua bidang itu karena sifat penelitiannya bisa sangat lokal, sesuai kondisi Indonesia," katanya. Potensi tinggi Potensi peneliti Indonesia cukup tinggi. Jumlah peneliti perguruan tinggi berpendidikan magister mencapai 71.489 orang, sedangkan yang berkualifikasi doktor sebanyak 13.033 orang. Jumlah guru besar di seluruh perguruan tinggi pada 2010 diproyeksikan mencapai 4.500 orang. Menurut Djoko, budaya riset untuk memperbarui pengetahuan dan meningkatkan kompetensi dosen masih sangat lemah. "Selain mengajar, tugas dosen itu meneliti," katanya. Secara terpisah, Guru Besar Institut Teknologi Bandung Edy Tri Baskoro mengatakan, kebijakan pemerintah harus lebih berani agar bisa mendongkrak kontribusi Indonesia dalam penelitian global. Untuk mendorong dosen giat meneliti, mereka perlu diberi kebebasan dan pengakuan atas hasil penelitiannya. Pengakuan bukan hanya berupa penghargaan hasil penelitian, melainkan juga dalam proses penelitian. Proyek penelitian multitahun yang dikembangkan lembaga-lembaga penelitian juga perlu didukung pemerintah. "Saya iri dengan Pakistan (negara yang miskin). Perhatiannya dalam pengembangan matematika dan sains sangat luar biasa. Akses elektronik ke berbagai jurnal tersedia di hampir semua perguruan tinggi besar," ungkapnya. Kemdiknas, menurut Djoko, berencana menjadikan 88 perguruan tinggi negeri di Indonesia sebagai pusat unggulan yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Untuk meningkatkan akses terhadap sumber-sumber informasi ilmiah, akan dibuat pangkalan data perguruan tinggi yang bisa digunakan secara bersama-sama. (ELN/NAW/MZW) Sumber : http://cetak.kompas.com/read/2010/12/09/04373157/publikasi.penelitian.rendah

Upload: yesi-saputri

Post on 23-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

va

TRANSCRIPT

Page 1: (2) Kopertis Wilayah XII

Articles from Kopertis Wilayah XIIPublikasi Penelitian Rendah2010-12-09 06:12:17 Fitri

Publikasi Penelitian Rendah Kamis, 9 Desember 2010 | 04:37 WIB TangerangSelatan, Kompas - Jumlah publikasi hasil penelitian Indonesia pada 1996-2008 lebihrendah dibandingkan negara-negara Asia yang selama ini kurang dikenal kehidupanakademiknya. Penelitian SCImago menempatkan Indonesia pada posisi ke-64 dari234 negara yang disurvei. Jumlah publikasi Indonesia pada rentang 12 tahun itumencapai 9.194 dokumen. Publikasi ilmiah Indonesia kalah dibandingkan ArabSaudi, Pakistan, dan Banglades, masing-masing menduduki urutan ke-49, 50, dan63. Negara penghasil publikasi ilmiah terbanyak adalah Amerika Serikat dengan 4,3juta dokumen. Jepang menjadi negara Asia dengan jumlah publikasi terbanyak danmenduduki urutan ketiga dunia dengan 1,2 juta dokumen. Di Asia Tenggara, jumlahpublikasi penelitian Indonesia kalah dibandingkan Singapura (peringkat ke-31),Thailand (42), dan Malaysia (48). Pada 2002, publikasi penelitian ketiga negaratersebut mengalami lonjakan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun,publikasi penelitian Indonesia justru mengalami stagnasi hingga kini. DirekturJenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) DjokoSantoso, dalam Rapat Koordinasi Nasional Riset dan Teknologi 2010 di PusatPenelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Tangerang Selatan, Rabu (8/12),mengatakan, penelitian pertanian dan kesehatan merupakan bidang yang palingbanyak diteliti. "Indonesia seharusnya bisa berperan lebih besar dalam penelitiankedua bidang itu karena sifat penelitiannya bisa sangat lokal, sesuai kondisiIndonesia," katanya. Potensi tinggi Potensi peneliti Indonesia cukup tinggi. Jumlahpeneliti perguruan tinggi berpendidikan magister mencapai 71.489 orang, sedangkanyang berkualifikasi doktor sebanyak 13.033 orang. Jumlah guru besar di seluruhperguruan tinggi pada 2010 diproyeksikan mencapai 4.500 orang. Menurut Djoko,budaya riset untuk memperbarui pengetahuan dan meningkatkan kompetensi dosenmasih sangat lemah. "Selain mengajar, tugas dosen itu meneliti," katanya. Secaraterpisah, Guru Besar Institut Teknologi Bandung Edy Tri Baskoro mengatakan,kebijakan pemerintah harus lebih berani agar bisa mendongkrak kontribusi Indonesiadalam penelitian global. Untuk mendorong dosen giat meneliti, mereka perlu diberikebebasan dan pengakuan atas hasil penelitiannya. Pengakuan bukan hanya berupapenghargaan hasil penelitian, melainkan juga dalam proses penelitian. Proyekpenelitian multitahun yang dikembangkan lembaga-lembaga penelitian juga perludidukung pemerintah. "Saya iri dengan Pakistan (negara yang miskin). Perhatiannyadalam pengembangan matematika dan sains sangat luar biasa. Akses elektronik keberbagai jurnal tersedia di hampir semua perguruan tinggi besar," ungkapnya.Kemdiknas, menurut Djoko, berencana menjadikan 88 perguruan tinggi negeri diIndonesia sebagai pusat unggulan yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri.Untuk meningkatkan akses terhadap sumber-sumber informasi ilmiah, akan dibuatpangkalan data perguruan tinggi yang bisa digunakan secara bersama-sama.(ELN/NAW/MZW) Sumber: http://cetak.kompas.com/read/2010/12/09/04373157/publikasi.penelitian.rendah