2 kasus atas pencemaran tanah

3

Click here to load reader

Upload: ebhie-sii-putri-keong

Post on 25-Jul-2015

1.259 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2 Kasus Atas Pencemaran Tanah

SINARMAS juga babat Kawasan KOnservasi untuk perkebunan sawitnya.Polres Terus Periksa PT Smart

Selasa, 16-09-2008 | 09:34:03

BANJARMASIN, BPOST - Kapolres Kotabaru, Kalsel AKBP Saidal Mursalin  bertindak tegas terhadap perusak cagar alam dengan melakukan  penyidikan terhadap PT Smart. Sayangnya, Kapolres tak bersedia  dikonfirmasi perkembangan lidik pabrik sawit milik PT Smart. Perusahaan ini ditenggari berada di atas cagar alam, namun hingga  sekarang belum ada pihak PT Smart yang ditetapkan sebagai tersangka,  bahkan sejauh mana back up Polda Kalsel, atas kasus cagar alam juga  tidak jelas. "Nanti saja, tak enak kita bicarakan aib itu, usai program tableg,"  kata Saidal Mursalin di Masjid Mapolda Kalsel. Sebelumnya, tanpa banyak yang tahu, diam-diam jajaran Polres Kotabaru  melakukan penyidikan terhadap areal lahan sawit PT Smart di Desa  Tarjun, Kotabaru. Pasalnya, lahan perkebunan sawit yang berada dekat pabrik semen  tersebut diduga berada di kawasan cagar alam yang seharusnya tidak  boleh dialihfungsikan, kecuali dengan syarat tertentu. Untuk  itulah  penyidik polres melakukan pemeriksaan.Informasi diperoleh Metro Banjar, penyelidikan dari polisi ini bermula  dari informasi tentang perkebunan sawit yang masuk di areal cagar  alam. Berdasarkan hal itu, petugas kemudian melakukan pemeriksaan  terhadap lahan sawit tersebut, sejak awal Juli 2008.

Koordinat atas  lahan itu pun diukur. Meski begitu, petugas tak bisa bekerja sendiri. Untuk mendapat  kepastian areal itu masuk ke cagar Alam Selat Laut Kotabaru atau  tidak, maka polisi berkoordinasi dengan petugas Badan Konservasi  Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel.

Pasalnya, pihak BKSDA lah yang mengetahui batasan cagar alam di sana.  Lalu, BKSDA mengirimkan tim untuk melakukan pengukuran. Ditemani  jajaran reskrim Polres, pengukuran pun dilakukan. Info diperoleh Metro Banjar, hasil pengukuran pun akhirnya telah  didapat. Ternyata, areal perkebunan sawit itu memang ada yang masuk  dalam kawasan cagar alam Selat Laut, Kotabaru. Kapolres Kotabaru, AKBP Drs Sahidal Mursalin, melalui Kasatreskrim,  AKP Suhasto, yang dikonfirmasi, Minggu (27/7), membenarkan pihaknya  tengah melakukan penyidikan atas kasus ini. “Iya, telah masuk penyidikan,” cetusnya seraya menambahkan anggotanya  tengah memintai keterangan berbagai pihak untuk kasus ini. Disinggung tentang hasil pengukuran dari pihak BKSDA apakah lahan  sawit PT Smart itu masuk dalam kawasan cagar alam, Suhasto tak  menampiknya.

“Iya, hasil pengukuran BKSDA telah keluar. Memang, areal sawit PT  Smart masuk dalam kawasan cagar alam,” ungkap mantan salah satu Kanit  Tipikor Polda Kalsel ini. Kembali ditanya berapa luas areal yang masuk dalam kawasan cagar alam,  Suhasto mengatakan, sekitar 24 hektare. “Kita telah memintai keterangan dua orang dari PT Smart,” ungkap pria  yang pernah menangani kasus dugaan korupsi runway Bandara Syamsudin  Noor. Sementara itu, keterangan lain yang diperoleh, jajaran Polres Kotabaru  tengah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa areal, baik pelabuhan  khusus maupun sawit, yang diduga masuk kawasan cagar alam yang ada.   Siaran Pers JATAM & WALHI, 12 Agustus 2008

Page 2: 2 Kasus Atas Pencemaran Tanah

Kejahatan Lingkungan (tanah) Galuh Cempaka dan Wibawa Pemerintah Daerah       Oleh: Rakhmad Mulyadi (abu)*

            “Kejahatan Lingkungan adalah Terorisme Lingkungan”, Suparto Widjoyo (pakar hukum lingkungan UNAIR)

Sudah bukan merupakan barang baru jika perusahaan tambang transnasional corporation melakukan tindak kejahatan lingkungan di Republik Indonesia ini. Celakanya para petinggi di negara ini pun cuek saja. Lihatlah Bagaimana PT Newmont melakukan kejahatan lingkungan di Buyat Sultra dan NTB, PT Freeport di Papua, atau Lapindo Brantas yang menenggelamkan ribuan rumah. Petinggi di Republik ini seperti tidak berdaya menghadapi kekuatan "parasit" ekonomi global. Penegakkan Hukum menjadi lemah akibat keracunan "politik ekonomi parasitisme". Hasilnya pun sangat jelas Bencana banjir meningkat dari tahun ketahun, bencana ekologis dalam skala besar sebentar lagi akan menimpa Republik Ini.

Kejahatan Lingkungan yang telah di lakukan oleh PT Galuh Cempaka yang merupakan sebuah perusahaan tambang patungan antara PT ANTAM 20 % dan Perusahaan asing BDI Mining Corp. 80 % sudah nampak jelas. Dalam beberapa tahun belakangan ini pencemaran maupun dampak pertambangan Galuh Cempaka telah merusak dan mengganggu aktivitas pertanian masyarakat di Desa Palam, Guntung Manggis dan Cempaka. Material pasir pun sebagai sisa dari aktivitas pertambangan intan dijual dengan ketidakjelasan hasilnya.

           Selanjutnya klik saja di..http://www.walhikalsel.org/content/view/107/9/