pencemaran!tanah! -...
TRANSCRIPT
PENCEMARAN TANAH
(Kuliah minggu 3 sampai 7)
Pendahuluan Sifat fisik (Review), sifat kimia, zat-‐kontaminan-‐hara Transport kontaminan: proses fisik, kimia dan biologi
Sumber referensi:
M.D. LaGrega, P.L. Buckingham, J.C. Evans: Hazardous waste management, McGraw-‐Hill InternaMonal EdiMons, 1994 V. Novotny and G. Chesters: Handbook of non-‐point polluMon, Van Nostrand Reinhold Co., 1981
S. Hardjowigeno: Ilmu tanah, PT Medyatama Sarana Perkasa, 1987 K.H. Tan: Dasar-‐dasar kimia tanah, Gajah Mada University Press, 1982 S. Sosrodarsono: Hidrologi untuk pengairan, Pradnya Paramita, 1978
Disiapkan oleh: Enri Damanhuri [email protected]
Guru Besar pada Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan – ITB 1 Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013
Pencemaran Tanah
Rencana Kuliah (Minggu 3 sampai 7) • 12/9 dan 19/9:
Satuan konsentrasi, komposisi tanah, proses reaksi, oksidasi dan reduksi dalam tanah, aspek kimia tanah serta prinsip-‐prinsip yang berlaku dalam tanah. Reaksi asam basa, dan peluruhan.
• 26/9 dan 3/10: Zat pencemar/kontaminan, sumber dan karakterisMk kontaminan, kontaminan anorganik, organik, mikrobiologis, materi radioakMf.
• 10/10: Proses biologis dalam tanah, tanah sebagai ekosistem, peran mikroorganisme di lingkungan, metabolisme mikroorganisme, reaksi penMng
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 2
Tanah: pendahuluan (1) • Terdapat dimana-‐mana, kepenMngannya berbeda • Sebagai media tumbuhnya tanaman darat; • Hasil pelapukan batuan, bercampur sisa-‐sisa bahan organik
dari hewan-‐vegetasi; • Bahan penyusun: mineral, organik, air dan udara;
terdapat pula mikroorganisme yang berkembang subur karena tersedianya makanan pada tanah;
• Air dalam tanah: berasal dari hujan, ditahan, meresap dsb; • Dalam proses pembentukannya: terbentuk lapisan-‐lapisan
(horizon-‐horozon); à Definisi tanah: kumpulan benda alam di permukaan bumi,
tersusun dalam horizon-‐horizon, terdiri dari campuran mineral, organik, air, dan udara; merupakan media untuk tumbuhnya tanaman.
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 3
Tanah: pendahuluan (2) • Lapisan atas pada lahan bukan sawah (% volume), umumnya:
– Mineral: 45% – Organik: 5% – Udara: 20-‐30% – Air: 20-‐30
• Bahan mineral berasal dari pelapukan batuan – Batuan:
• Batuan beku (vulkanik) • Batuan endapan (sedimen) • Batuan metamorfosa
– Batuan vulkanik Indonesia: kaya unsur hara – Batuan sedimen dan metamorfosa: diendapkan berjuta
tahun, rendah unsur hara – Batuan metamorfosa: terbentuk dari batuan beku atau
sedimen, karena tekanan, temperatur sangat Mnggi berubah menjadi batuan lain. Misal marmer dari batu kapur karbonat, kwarsit dari batu pasir.
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 4
Tanah: pendahuluan (3) Bahan organik pada tanah: • Umumnya ditemukan di permukaan; • Jumlah: kecil (3-‐5%), tetapi berpengaruh pada sifat tanah:
– Sebagai granulator: memperbaiki struktur tanah – Sumber hara C, N, P dan S – Menambah kemampuan menahan air – Menambah kemampuan menahan unsur hara
à kapasitar tukar kaMon menjadi lebih Mnggi – Sumber energi bagi mikroorganisme
• Terdiri dari: organik kasar, dan organik halus (humus); • Humus: senyawa yang resisten, warna hitam-‐coklat, daya
simpan air Mnggi, berada pada lapisan atas (top soil – Horizon A), kapasitas tukar kaMon Mnggi;
• Kompos bersifat sebagai humus; • Tanah gambut pada daerah rawa: tanah organik lebih dari
20-‐30%, tebal lebih dari 40cm.
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 5
Tanah: pendahuluan (4) Air pada tanah: • Terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap), tertahan oleh
lapisan kedap, atau karena drainase yang kurang baik; • Berfungsi sebagai pelarut, dan pentransport unsur hara bagi
tanaman, juga bahan pencemar dari luar • Air ditahan tanah karena gaya-‐gaya adesi (tarik-‐menarik antara
air dan tanah), kohesi (tarik-‐menarik anatar buMr air), dan gravitasi;
• Akibat gaya-‐gaya tsb. air dalam tanah dibedakan menjadi: o Air higroskopik: air yang ada dalam tanah, tertahan secara
kuat sehingga Mdak dapat diambil akar tanaman à adesi yang kuat;
o Air kapiler: air dalam tanah dengan daya kohesi dan daya adesi yang lebih kuat dari gaya gravitasi; air ini dapat bergerak ke samping atau ke atas karena gaya kapiler, sehingga dapat diserap oleh akar tanaman;
o Air yang bebas berada diantara buMr-‐buMr tanah.
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 6
Tanah: pendahuluan (5) Air pada tanah (lanjutan): dikenal beberapa isMlah o Field capacity:
o Jumlah air terbanyak yang ada (tanah lembab) yang dapat ditahan oleh tanah dari gaya gravitasi (keadaan alamiah);
o Air tersebut dapat menguap (evaporasi, evapotranspirasi) dan diserap oleh akar tanaman;
o Air tersebut tertahan sampai tegangan 1/3 bar
o WilMng point: o bila air pada field capacity di atas
terus menerus diserap oleh akar atau menguap, sampai akar Mdak dapat lagi mengambilnya.
o Air tersebut terjadi pada tegangan 15 bar
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 7
Saturasi
Field Capacity
Wilting
Tanpa tanaman
Dengan tanaman
Waktu
Kandungan air
Tanah: pendahuluan (6)
Udara pada tanah: o Udara mengisi pori-‐pori tanah, umumnya kurang dari 50% dari
volume tanah; o Tanah tergenang air: semua pori-‐porinya terisi air; o Susunan udara dalam tanah berbeda dengan di atmosfir:
o Kandungan upa air lebih Mnggi: tanah lembab mempunyai kelembaban nisbi, mendekaM 100%
o Kandungan CO2 lebih besar dari atmosfer o Kandungan O2 lebih kecil dibanding atmosfer. Salah satu sebab
karena biodegradasi bahan organik atau respirasi organisme hidup dalam tanah akan mengambil O2 dan melepaskan CO2.
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 8
Air pada tanah (lanjutan): dikenal beberapa isMlah o Air yang tersedian untuk akar tanaman = air pada kondisi field
capacity – wilMng point. o Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh
tekstur-‐nya; tanah bertekstur kasar menahan air lebhih kecil dibanding yang bertekstur halus.
Tanah: sifat fisik (1) 1. Profil tanah:
– Biasanya dibagi menjadi beberapa lapis, dikenal sebagai horizon:
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 9
Horizon O: organik, ‘bangkai’ tanaman
Horizon A: mikroflora, akumulasi humus, pelindian garam, nitrifikasi, adsorpsi. Pada layer ini sebagian besar pencemaran dan adsorspsi terjadi.
Horizon B: Pelindian dari atasnya tersimpan di sini, deposisi garam dan clay, permeabiliras rendah. Akar tanaman terbatas Mba di layer ini.
Horizon C: material induk penyusun batuan
Horizon D: comsolidated rock
Tanah: sifat fisik (2)
1. Profil tanah (lanjut): – Bentuk topografi dari batas horizon atas dapat berupa: rata,
berombak, Mdak teratur, terputus; 2. Warna: petunjuk beberapa sifat tanah:
o Bagian permukaan: umumnya dipengaruhi oleh kandungan organik; makin Mnggi organik, makin gelap warnanya (abu-‐abu).
o Lapisan bawah: kandungan organik rendah, warna dipengaruhi kandungan senyawa Fe.
o Daerah selalu tergenang air: warna abu-‐abu karena dominan Fe2+
o Daerah dengan drainase baik: warna kuning-‐coklat karena dominasi Fe3+ seperM Fe2O3 (hemaMt, warna merah) atau Fe2O3. 3H2O (limonit, warna kuning-‐coklat);
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 10
Tanah: sifat fisik (3) 2. Warna (lanjut):
o Bila kadang basah, kadang kering: disamping warna abu-‐abu, di tempat udara dapat masuk, terdapat warna bercak merah-‐kuning, karena Fe2+ menjadi Fe3+
4. Tekstur: – Terdiri dari buMr-‐buMr berbagai ukuran; tekstur
menunjukkan kasar-‐halusnya tanah; – Tanah berukuran lebih dari 2 mm = bahan kasar, yaitu
kerikil (gravel: 2 – 15 mm) sampai batu. – Tanah berukuran 2 mm atau kurang dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu sand (pasir), debu (silt) dan liat (clay): • Sand (pasir): 0,075 -‐ 2,0 mm • Silt (debu): 0,002 – 0,075 mm • Clay (liat): kurang dari 0,002 mm (2µ)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 11
Tanah: sifat fisik (4) 3. Tekstur (lanjut):
– Versi USDA (US Dept of Agriculture) – Versi USCS (Unified Soil Classifica7on System)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 12
0,075 mm 0,002 mm
Sieve # 200
2 mm
Sieve # 10
Tanah: sifat fisik (5) 3. Tekstur (lanjut):
– Berdasarkan kandungan sand, silt dan clay, tanah dikelompokkan menjadi:
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 13
Sand Kasar Loamy sand
Sandy loam
Agak kasar Sandy loam (fine)
Sandy loam (very fine) Loam Silt loam
Sedang Silt
Clay loam Sandy clay loam
Agak halus Silty clay loam Sandy clay Silty clay
Halus clay
Sand = pasir Loam = lempung Silt = debu Clay = liat
Tanah: sifat fisik (6) 3. Tekstur (lanjut):
Klasifikasi berdasarkan USDA didasarkan atas analisa distribusi ukuran parMkel, membagi tanah atas sand, silt dan clay. Sand: bila paling Mdak terdapat 70% pasir Clay: bila paling Mdak terdapat 35% clay Loam: bila keMga komponen tersebut berimbang
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 14
20% silt
74% sand
6% clay
74% sand, 20% silt dan 6% clay = sandy loam
Tanah: sifat fisik (7) 4. Struktur:
– Merupakan gumpalan kecil buMr-‐buMr tanah, mempunyai bentuk, ukuran, ketahanan (kemantapan) yang berbeda;
– Terjadi karena buMr-‐buMr sand, silt dan clay terikat satu sama lain oleh perekat organik, oksida besi, dsb;
– Bentuk: seperM lempeng, prisma, Mang, gumpal bersudut, gumpal membulat, granular, remah;
– Ukuran berbeda sesuai bentuk; – Kemantapan: mudah hancur, agak sukar hancur, sukar
hancur; – Tanah Mdak berstruktur: bila Mdak melekat satu sama lain,
atau saling melekat menjadi satuan yang masif; – Tanah dengan struktur baik (granular, remah) mempunyai
tata-‐udara yang baik, unsur hara mudah tersedia, mudah diolah.
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 15
Tanah: sifat fisik (8) 5. Konsistensi:
– Kekuatan kohesi atau adesi buMr tanah dengan benda lain;
– Tanah dengan konsistensi baik mudah diolah. – Dalam keadaan kering: konsistensi lunak sampai keras; – Dalam keadaan lembab: bisa dalam kondisi gembur
(mudah diolah) sampai teguh (sulit dicangkul); – Dalam keadaan basah: dibedakan dari sifat plasMsitasnya
(plasMs sampai Mdak plasMs), dan kelekatannya (lekat sampai Mdak lekat)
– Konsistensi: bagian dari rheologi, ilmu yang mempelajari bentuk (deformaMon) dan aliran (flow) suatu benda;
– Sifat rheologi tanah: antara lain diukur dengan angka Aoerberg;
– Nilai Aoerberg: nilai (angka) kadar air tanah pada beberapa keadaan, digunakan sebagai dasar dalam ‘mengolah’ tanah tsb (contoh: liner, pelapis dasar landfill).
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 16
Tanah: sifat fisik (9) 5. Konsistensi (lanjutan):
– Angka Aoerberg (%): • Liquid limit (LL) atau batas mengalir: jumlah air terbanyak yang dapat ditahan tanah; bila air lebih banyak dari nilai tsb, tanah (bersama air) akan mengalir.
• Batas melekat: kadar air dimana tanah Mdak melekat pada benda lain. Bila kadar air lebih kecil dari nilai tsb, tanah Mdak melekat pada benda. Bila lebih Mnggi, tanah mudah melekat.
• Bila tanah yang telah mencapai batas mengalir atau batas melekat tersebut dapat dibentuk seperM gulungan yang Mdak patah saat digolek-‐golekkan, disebut tanah plasMs.
• PlasMc limit (PL) atau batas plasMs: kadar air dimana gulungan tsb bila digolek-‐golekkan akan pecah.
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 17
Tanah: sifat fisik (10) 5. Konsistensi (lanjutan):
Angka Aoerberg (%) (lanjut):
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 18
Penger<an Batas mengalir (LL)
Indek pla<sitas (IP)
Jangka olah
Sangat rendah < 20 0-‐5 1-‐3
Rendah 20-‐30 6-‐10 4-‐8
Sedang 31-‐45 11-‐17 9-‐15
Tinggi 46-‐70 18-‐30 16-‐25
Sangat Mnggi 71-‐100 31-‐43 26-‐40
Esktrim Mnggi >100 >43 >40
Clay liner landfill yang dianggap baik bila berada pada posisi ‘rendah’ sampai ‘sedang’
Tanah: sifat fisik (11)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 19
6.
7.
Tanah: sifat fisik (12)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 20
Particle density
Tanah: sifat fisik (13)
8. Pori-‐pori (Porositas): • Bagian tanah yang Mdak berisi padatan, tetapi terisi udara atau air
• Pori-‐pori makro: berisi udara atau air gravitasi • Pori-‐pori mikro: berisi udara atau air kapiler • Porositas (lanjut): Mpikal nilai porositas tanah (%)
• Kerikil (gravel) kasar = 28 • Kerikil menengah = 32 • Kerikil halus = 34 • Pasir (sand) kasar = 39 • Pasir menengah = 39 • Pasir halus = 43 • Silt = 46 • Clay = 42 • Limestone = 30
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 21
Tanah: sifat fisik (14) 9. Potensi mengembang-‐mengerut:
– Beberapa tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut (bila kering) pada musim kering pecah, contoh tanah clay;
– Sifat ini disebabkan adanya kandungan mineral clay-‐montmorillonit.
– Besaran pengembangan dan pengerut dinyatakan: • Coefficient of linear extensibility –COLE (bidang ilmu tanah), atau
• PotenMal volume change-‐PVC (bidang engineering – geoteknik)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 22
Darcy Experiments
Henry Darcy : study of the movement of water through a porous medium Found that the rate of water flow is proporMonal to the difference height of the water between the two ends of the filter beds and inversely proporsional to the length of the flow path.
Hydraulic conductivity of earth material"
• K hydraulic conductivity (L/T)!"A function of properties of both porous media and the fluid passing through it"""""q = Q/A, q= specific discharge"
Kaitan permeablitas liner (k) waktu tempuh pencemar
Training TPA -‐ Januari 2012 25
Lahan Urug
Zone non-saturasi
Muka airtanah bebas
Zone saturasi
Muka lindi Liner
h = jarak muka lindi ke dasar landfill (m) L = ketebalan media (m) = tebal liner + tebal zone non-saturasi (m) p = porositas k = permeabilitas (m/det) t = waktu tempuh pencemar dari muka lindi ke muka air tanah (detik)
L2 x p t = ------------ K (L + h)
Misal: h = 0 L = 0,75 m p = 0,4 k = 1 x 10 -9 m/det Maka t = 0,3 x 109 detik = 3472 hari = 9,51 tahun
LaMhan menghitung
Kondisi landfill-‐1: • Tanpa liner • Kelulusan zone non-‐saturasi =
1x10-‐4cm/det • Porositas = 0,4 • Genangan lindi ke dasar = 1,0m • Jarak dasar landfill ke muka air
tanah = 2,00 m • Hitung waktu tempuh
pencemar ke muka-‐air tanah
Training TPA -‐ Januari 2012 26
Kondisi landfill-‐2: • Liner clay 2 x 0,25 m, dengan
kelulusan = 1 x 10-‐7cm/det • Kelulusan zone non-‐saturasi =
1x10-‐4cm/det • Porositas (clay dan zone non
sturasi) = 0,4 • Genangan lindi ke dasar = 1,0m • Jarak dasar landfill ke muka air
tanah = 2,00 m • Hitung waktu tempuh
pencemar ke muka-‐air tanah
Tanah: sifat kimia (1) 1. Asam-‐basa (pH tanah):
– Pada tanah asam, jumlah ion H+ lebih Mnggi dibanding OH-‐ demikian; sebailknya. Di Indonesia, tanah umumnya mempunyai pH 4,0 -‐ 5,5.
– Di daerah rawa pH tanah < 3 , disebut tanah sulfat karena asam sulfat yang Mnggi;
– Di daerah arid (kering) pH tanah bisa mencapai 9, karena banyak mengandung garam Na.
– pH tanah banyak menentukan: • Mudah Mdaknya unsur hara diserap akar tanaman. Kebanyakan unsur hara larut dalam air pada pH netral;
• Kemungkinan adanya unsur racun bagi tanaman (dan mahluk hidup lainnya); pada pH asam, unsur mikro, mineral, logam berat mudah larut pada air sehingga lebih mudah diakses oleh akar. Unsur-‐unsur tersebut menjadi racun bagi tanaman bila terlalu Mnggi.
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 27
Tanah: sifat kimia (2) 2. Koloid tanah:
– Bahan mineral dan organik yang sangat halus, umumnya bermuatan negaMf. Ion bermuatan posiMf (seperM logam berat) akan ditarik oleh koloid tsb, membentuk lapisan ganda ion (inonic double layer);
– Koloid tanah merupakan bagian tanah yang sangat akMf dalam reaksi kimia-‐fisika dalam tanah;
– Mineral liat: mineral berukuran kurang dari 2µ, tersusun oleh Al, Si dan O, dibedakan atas:
• Mineral liat Al-‐silikat: seperM kaolinit, haloisit, montmorillonit, ilit. Umumnya bermuatan negaMf, mempunyai kapasitas kaMon (KTK) Mnggi (> 4 me/100gr)
• Oksida-‐oksida Fe dan Al: seperM gibsit, goeMt, limonit. Umumnya bermuatan posiMf, bersifat amorf, mempunyai KTK rendah (< 4 me/100gr).
– Koloid organik, seperM humus, tersusun oleh C-‐H-‐O, disusun oleh asam fulvik, asam humik dan humin.
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 28
Tanah: sifat kimia (3) 3. Kapasitas tukar kaMon (KTK):
– Salah satu parameter kimia tanah yang penMng adalah Kapasaitas Tukar KaMon (KTK) atau CaMon Exchange Capacity (CEC), yaitu kemampuan tanah atau sedimen untuk menukarkan kaMon yang ada padanya dengan kaMon lain dari luar, misalnya berasal dari pencemar logam berat.
– Mineral (clay) tanah dapat melakukan penukaran kaMon: • Clay bermuatan negaMf, mampu menarik kaMon (terjerap);
• Sebuah atom kaMon yang ada padanya, yang mempunyai jumlah atom dengan Mngkat oksidasi lebih kecil (misalnya Mg2+), dapat diganMkan oleh kaMon dari luar yang mempunyai atom dengan Mngkat oksidasi lebih Mnggi (misalnya Al+3).
– Material organik tanah: • Walaupun pada dasarnya mempunyai muatan negaMf, tetapi dia mempunyai gugus karboksil dan gugus fenol yang akMf, sehingga mampu menarik kaMon;
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 29
Tanah: sifat kimia (4) 3. Kapasitas tukar kaMon (lanjut):
– KaMon bermuatan posiMf seperM Ca2+, Mg2+, K+, Na+, NH+, H+, Al3+ terlarut dalam air tanah, atau terjerap (sorpsi) oleh koloid-‐koloid tanah;
– KaMon yang terjerap tsb sukar larut akibat air gravitasi, tetapi dapat diganM oleh kaMon lain dengan mekanisme penukaran kaMon tsb.
– Penentuan nilai KTK: • Tanah atau sedimen (diketahui berat keringnya, gr) yang akan dievaluasi dilarutkan pada larutan garam amonium (diketahui volumenya), sehingga tanah tersebut bermuatan NH+;
• Lalu tukar ion NH+ tersebut dengan larutan Na+ (garam NaCl);
• Hitung banyaknya ion NH+ yang dapat ditukar oleh ion Na+ tsb, sehingga diperoleh nilai KTK-‐NH+ (me/100gr).
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 30
Tanah: sifat kimia (5) 3. Kapasitas tukar kaMon (lanjut):
– Satuan KTK: mili-‐ekivalen yang dapat dijerap per-‐100 gr tanah (me/100gr):
• 1 me H = 1 mg H (BA H = 1); • 1 me K = 39 mg K (BA K = 39); • 1 me Na = 23 mg (BA Na = 23, valensi 1); • 1 me Ca = 40/2 (BA Ca = 40, valensi 2); • 1 me Mg = 24/2 (BA Mg = 24/2, valensi 2).
– Konversi data me/100 gr ke ppm: Bila Ca = 21,5 me/100gr: à arMnya = (21 ,5*40/2)/100gr = 430mg/100gr = 4.300 mg/1.000.000 mg = 4.300 ppm.
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 31
Tanah: sifat kimia (4) 3. Kapasitas tukar kaMon (KTK) lanjutan:
– Beberapa nilai CEC tanah (me/100gr): • Material organik (humus) = 100 – 300 • Mineral clay:
• Montmorilonit = 10 – 40 • Illit = 10 – 40 • Kaolinit = 3 -‐ 15
– Nilai KTK dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misal:
• Imobilisasi pencemar logam berat: tanah clay dengan KTK Mnggi (misalnya yang dilapiskan pada bagian bawah landfill) akan mampu menahan logam berat dari lindi yang melaluinya;
• Tanah dengan KTK Mnggi mampu menyerap dan menyediakan unsur hara bagi tanaman yang lebih baik daripada tanah dengan KTK rendah.
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 32
Tanah: sifat kimia (5) 3. Kapasitas tukar kaMon (lanjut): beberapa nilai (me/100gr)
– Humus= 100-‐300 – Montmorilonit = 80-‐40 – Ilit = 10-‐40 – Kaolinit = 3-‐15
4. Kapasita tukar anion (KTA): – Disamping KTK, dalam tanah terdapat pula KTA, walau
dalam jumlah jauh lebih sedikit dibanding KTK; – Banyak dijumpai pada liat amorf, liat Al, dan Fe-‐oksida; – Bila tanah banyak mengandung muatan posiMf:
• Terjadi penjerapan anion seperM NO3-‐, Cl-‐, dsb • KaMon-‐kaMon Mdak terjerap, dan berada pada air tanah • Tanah mempunyai daya fikasasi kuat pada P, maka ketersediaan P sangat rendah.
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 33
Bahan kontaminan (1)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 34
• Migrasi atau transport kontaminan dari topsoil banyak ditentukan oleh komposisinya, dapat berupa parMkulat (terjerap oleh parMkel tanah), atau terlarut dalam air menuju air tanah;
• Tergantung pada kapasitas sorpsi dari tanah, akan terjadi keseimbangan sorpsi, apakah parMkulat kontaminan akatn tetap terjerap pada tanah, atau berada pada fase larutan.
• Banyak zat (nutrisi, organik, dsb) akan mengalami proses degradasi, volaMlisasi, dan penguraian kimiawi. Zat yang bertahan (persisten) dikenal sebagai zat konservaMf, dan mereka yang masanya berubah sesuai perjalan waktu, disebut non-‐konservaMf.
• Transport kontaminan di alam akan berlangsung dengan beragam cara dan mekanisme. Yang paling penMng adalah melalui air: sistem surface run-‐off, soil water, dan air tanah.
Bahan kontaminan (2)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 35
Logam berat: • Konsentrasi logam berat pada tanah alamiah biasanya rendah,
dan bukan menjadi potensi pencemaran. • Tetapi konsentrasi tsb berubah, karena intervensi manusia:
– Di daerah urban, khususnya dengan transportasi Mnggi. – Di pertambangan (tailing, dsb) – Di sekitar industri pemroses logam. – Di sekitar dumping limbah, misal limbah B3, dumping
sampah kota yang Mdak dipilah. • Logam tsb dapat dibagi berdasarkan efek ekologinya:
– Logam biogenic: logam yang dibutuhkan bagi pertumbuhan mikroorganisme, misal Fe, Cu, Mg dan Al. Pada dasarnya alam mampu menangani efek ekologisnya.
– Logam non-‐biogenic: bisa menjadi toksik dalam ekosistem, khususnya bila kemampuan alamiah untuk menetralisirnya lebih rendah dari laju kumulasinya, seperM Hg, Pb, Cd, Cr.
Bahan kontaminan (3)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 36
Logam berat (lanjut): • Laju uptake tanaman tergantung kelarutan logam tsb dalam
larutan tanah (air): – Bahan yang secara mudah ter-‐immobilisasi, biasanya lebih
Mdak berbahaya: Mn, Fe, Al, Cr, As, Pb. – Bahan yang mudah larut, biasanya lebih berbahaya,
sehingga mudah diserap akar: Cd, Cu, Mo, Ni, Zn. Kimia organik: • Penggunaan bahan kimia organik (pesMsida) bersasaran
meningkatkan rendemen (yield) tanaman, dan mengontrol hama tanaman; termasuk di sini: membunuh vektor penyakit seperM nyamuk.
• sudah terbukM: peningkatan yoeld tanaman berkorelasi dengan peningkatan penggunaan bahan pesMsida.
Bahan kontaminan (4)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 37
Kimia organik (lanjut): • PesMsida: insekMsida, herbisida, dan fungisida; • InsekMsida:
– Mengontrol insek (ternasuk nyamuk) – Jenis: organoklorin (DDT, dieldrin, aldrin, klordan, heptaklor,
lindane), organofosfor, karbamat. – Organofosfor dan karbamat: lebih Mdak persisten dibanding
organoklorin. • Lebih dari 40.000 jenis pesMsida telah diproduksi, diantaranya
telah dilarang digunakan (termasuk DDT). Walau DDT sudah Mdak diproduksi dan sudah lama dilarang, keberadaannnya sudah menyebar ke seluruh dunia, karena terbawa air dan lautan.
• Jenis dan sifat residu pesMsida mencapai badan air banyak tergantung pada: – Jumlah, laju aplikasi, lamanya digunakan – Sifat persistensi dan waktu Mnggal bahan tsb. di badan air – Mobilitas bahan tersebut.
Bahan kontaminan (5)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 38
Kimia organik (lanjut): • Fabrikasi DDT (1945) merupakan MMk balik penggunaan bahan
kimia secara besar-‐besaran, diikuM dengan bahan kimia lain yang berbahan petroleum.
• Lebih dari 40.000 jenis pesMsida telah diproduksi, diantaranya telah dilarang digunakan (termasuk DDT). Walau DDT sudah Mdak diproduksi dan sudah lama dilarang, keberadaannnya sudah menyebar ke seluruh dunia, karena terbawa air dan lautan.
• Jenis dan sifat residu pesMsida mencapai badan air banyak tergantung pada: – Jumlah, laju aplikasi, lamanya digunakan – Sifat persistensi dan waktu Mnggal bahan tsb. di badan air – Mobilitas bahan tersebut.
Bahan kontaminan (6)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 39
Organik biodegradabel: • Bahan organik: bagian integral dari tanah. Kandungannya bisa
mencapai 40% (tanah organik). Sebagian besar dari tanah organik ini berada pada profil horizon O dan A.
• Kandungan organik dinyatakan sebagai % bahan organik, atau % karbon organik. Secara umum:
% bahan organik = 1,67 % C-‐organik • Organik tanah (humus) sebagian besar terjadi karena proses
biodegradasi oleh mikroorganisme tanah. Humus kaya akan nutrisi, dan merupakan sumber makanan penMng bagi populasi mikroorganime tanah.
• Kesuburan tanah Mdak selalu idenMk dengan Mngginya organik tanah. Tanah organik yang mempunyai drainase buruk, dan kurang aerasi, mempunyai akMvitas penguraian yang kecil. Bila drainase diperbaiki, terjadi konversi organik, kesuburan akan meningkat.
Sifat bahan kimia di lingkungan (1) • Sifat kimia-‐fisik dari bahan kimia (dalam hal ini sebagai kontaminan)
yang akan berinteaksi ke lingkungan penMng difahami: sifat bagaimana bahan kimia bergerak di lingkungan, dan bagaimana bahan tersebut mengalami perubahan;
• Beberapa sifat bahan kimia: kelarutan, tekanan uap, konstanta Henry, difusi, koefisien parMsi, faktor biokonsentrasi, sorpsi.
Kelarutan: (lihat pelajaran Kimia sebelumnya)
– Bagaimana derajat sebuah bahan kimia (solut) larut dalam sebuah pelarut (solven);
– Kelarutan bahan tersebut dalam air tergantung: temperatur dan species bahan tsb.
– Dinyatakan sebagai mg/L atau ppm: 1 mg/L = 1 ppm dan 1 µg/L = 1 ppb
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 40
Sifat bahan kimia di lingkungan (2) Tekanan uap:
– Bila sebuah larutan berkontak dengan udara, mungkin sebagian molekulnya akan meninggalkan larutan tersebut sebagai uap;
– Keseimbangan akan terjadi bila laju molekul meninggalkan larutan adalah seimbang dengan laju molekul yang akan terlarutkan lagi;
– Biasanya diukur pada kondisi 1 atm; Konstanta Henry:
– Menyatakan kelarutan gas dalam sebuah larutan. Bila sebuah bahan kimia volaMl dilarutkan dalam air, sejumlah kecil bahan tersebut (dalam bentuk gas) akan terbentuk di udara di permukaan air;
– Pada keseimbangan: bila molekul bahan tersebut masuk dalam air, sejumlah ekivalen molekul dari bahan kimia tersebut akan meninggalkan air à menjadi fase uap;
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 41
Sifat bahan kimia di lingkungan (3) Konstanta Henry (lanjut):
– Hukum Henry: pada kondisi keseimbangan, tekanan parsial dari sebuah gas (kimia volaMl) di (atas) permukaan sebuah cairan akan proporsional dengan konsentrasi bahan kimia dalam larutan: Pg = H*CL Pg = tekanan parsial gas (atm) H = konstantan Henry (atm.m3/mol) CL = konsentrasi bahan kimia dalam larutan (fraksi mol)
– Selanjutnya: H = Cg/CL Cg = konsentrasi bahan kimia dalam fase gas (udara) CL = konsentrasi bahan kimia dalam fase cair (air)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 42
Sifat bahan kimia di lingkungan (4) Koefisien difusi:
– Kontaminan di air dan di udara cenderung bergerak dari MMk dengan konsentrasi Mnggi ke MMk dengan konsentrasi rendah;
– Difusi: gerakan sebuah kontaminan di bawah pengaruh gradien konsentrasi;
Koefisien par<si oktanol-‐water (Kow):
– Sifat hydrophobicity (menolak air) adalah penggerak utama fenomena sorpsi (penjerapan) à dinyatakan sebagai Kow;
– Nilai Kow diukur dengan analisa shake-‐flask: • Sebuah labu flask mengandung n-‐oktanol dan air disiapkan; • Labu tersebut kemudian digoyang-‐goyang sampai larutan yang satu menjadi jenuh pada larutan yang lainnya;
• Sebuah senyawa yang akan diukur kemudian dimasukkan ke dalam labu tersebut, dan digoyang-‐goyang kembali;
• Kedua fase lautan tersebut kemudian dipisahkan, konsentrasi senyawa dianalisa. Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐
Pencemaran Tanah 43
Koefisien par<si oktanol-‐water (lanjut): Kow = Co/C
Co = konsentrasi pada oktanol (mg/L) C = konsentrasi pada air (mg/L)
• Koefisien tsb menilai bagaimana senyawa organik berparMsi antara fase organik dan air, nilainya = 10-‐3 sampai 108; data biasanya dinyatakan sebagai log Kow.
• Nilai tsb berguna untuk mengesMmasi fate transportasi kontaminan, hubungannya dengan adsorpsi tanah, faktor biokonversi (BCF) dan kelarutan air.
• Bahan kimia dengan Kow rendah (< 10) cenderung bersifat hydrofilik, dan mempunyai adsorpsi tanah dan BCF yang rendah.
Koefisien par<si soil-‐water Kp = X/C
X = konsentrasi pada tanah (ppb) C = konsentrasi pada air (ppb)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 44
Sifat bahan kimia di lingkungan (5)
Koefisien par<si oktanol-‐water (lanjut): Kow = Co/C
Co = konsentrasi pada oktanol (mg/L) C = konsentrasi pada air (mg/L)
• Koefisien tsb menilai bagaimana senyawa organik berparMsi antara fase organik dan air, nilainya = 10-‐3 sampai 108; data biasanya dinyatakan sebagai log Kow.
• Nilai tsb berguna untuk mengesMmasi fate transportasi kontaminan, hubungannya dengan adsorpsi tanah, faktor biokonversi (BCF) dan kelarutan air.
• Bahan kimia dengan Kow rendah (< 10) cenderung bersifat hydrofilik, dan mempunyai adsorpsi tanah dan BCF yang rendah;
Koefisien par<si soil-‐water Kp = X/C
X = konsentrasi pada tanah (ppb) C = konsentrasi pada air (ppb)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 45
Sifat bahan kimia di lingkungan (5)
Koefisien par<si oktanol-‐water(lanjut): ⁻ Hampir seluruh adsorpsi bahan kimia organik oleh tanah
terjadi karena kandungan karbon (C) organik; ⁻ Koefisien parMsi Carbon-‐organik KOC = Cc/C
Cc = konsentrasi adsorbed (µg adsorbed/kgC-‐organik)=ppb C = konsentrasi pada air (mg/L)
– KOC : diesMmasi dengan: KOC = Kp/fOC fOC = fraksi C-‐organik dalam tanah (tanpa dimensi)
Faktor biokonversi (BCF):
– BCF mengindikasikan jumlah bahan kimia yang terakumulasi pada organisme akuaMs: BCF = Corg/C Corg = konsentrasi pada mikrorganisme (mg/kg = ppm)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 46
Sifat bahan kimia di lingkungan (6)
Transport kontaminan: proses fisik (1) Fase pencemar (kontaminan) atau zat pada tanah: • Solute: kontaminan yang larut dalam air; • Solven: air yang melarutkan – mengalirkan kontaminan diantara poripori
tanah. • Slug: air dan zat (kontaminan)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 47
• Adveksi: pengangkutan kontaminan oleh solute;
• Difusi (secara molekuler): bergeraknya zat/kontaminan dari konsentrasi Mnggi ke rendah, walau tanpa aliran air;
• ‘ParMkel-‐parMkel’ air dari segala sisi mengalir pula melalui pori-‐pori tanah. Terjadi pencampuran dan mixing dengan solute;
• Dispersi (secara hidrodinamis atau mekanis): penyebaran solute ke segala arah;
• Dilusi (pengenceran): pencampuran dengan air sekitar, menyebabkan penurunan konsentrasi solute.
Kontaminan diangkut oleh mekanisme adveksi (mungkin disertai difusi) lalu terdispersi, dan konsentrasinya berubah akibat mekanisme dilusi.
Transport kontaminan: proses fisik (2)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 48
t1
t1
t2
t2 t3
t3 t4
t4
Sumber
Sumber
One-‐Mme (slug) point source
ConMnous point source
Arah Aliran air tanah Migrasi PLUME
Variabel berpengaruh pada parMsi zat di tanah
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 49
Presipitasi Disolusi padatan
Reaksi asam-‐basa
Formasi kompleks
Reaksi biologis
Penukaran ion Adsorpsi
Reduksi oksidasi (Redox)
Konsentrasi logam berat
dalam tanah -‐ air
Transfer massa Uptake
Transport kontaminan: non-‐idealized (1)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 50
• Model yang biasa digunakan untuk aliran air tanah dan transpor kontaminan adalah untuk media berpori;
• Tetapi pada kenyataannya, terdapat media lain, seperM aliran pada media fraktur. Aliran kontaminan bukan melalui pori-‐pori, seolah aliran dalam pipa;
• Kondisi lokal dalam sub-‐surface juga berpengaruh pada kondisi ideal, khususnya terjadinya heterogenitas , misalnya bila dijumpai ‘lensa’ pada media tanah, yang mempunyai permeabilitas yang berbeda.
Transport kontaminan: non-‐idealized (2)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 51
• Pada kenyataannya di alam, selain proses dilusi di atas, pencemar akan mengalami transformasi melalui mekanisme mekanis, kimia, dan biologis;
• Akibatnya: laju transport pencemar akan berbeda dari kondisi ideal: – Beberapa proses tersebut
akan mengperlambat (retard);
– Beberapa proses lainnya mungkin malah mempercepat
Jenis proses Proses
Mekanis -‐ Fisik -‐ Adveksi -‐ Dispersi -‐ Difusi -‐ StraMfikasi densitas -‐ Aliran non-‐aqueous -‐ Aliran media fraktur
Kimia -‐ Oksidas-‐reduksi -‐ Penukaran ion -‐ Kompleksasi -‐ Pengendapan -‐ Fase parMsi -‐ Sorpsi
Biologis -‐ Degradasi aerobik -‐ Degradasi anaerobik -‐ Uptake biologis -‐ Metabolisme lain
Transport kontaminan: proses kimia-‐biologi (1)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 52
Proses Klas kimia Efek Sorpsi Organik Retardasi Presipitasi Anorganik Retardasi Penukaran ion Anorganik Retardasi Filtrasi Organik/anorganik Retardasi Oksidas-‐reduksi Organik/anorganik Transformasi/retardasi Uptake biologi Organik/anorganik Retardasi Biodegradasi Organik Transformasi Hidrolisis Organik Transformasi VolaMlisasi Organik Eliminasi Dissolusi Organik/anorganik Percepatan mobilitas Co-‐solvaMon Organik Percepatan mobilitas Ionisasi Organik Percepatan mobilitas Kompleksasi Anorganik Percepatan mobilitas Fase immiscible Organik ParMMoning
Sorpsi: proses berpindahnya kontaminan (sorbate) dari satu fase ke fase lainnya:
Sorben: karbon akMf, tanah Sorbate: kontaminan Solven: air
• Penggerak terjadinya sorpsi adalah: tarikan listrik, gaya Van der Waal, ikatan kovale, dan ikatan hidrogen;
• Pada proses absorsi: sorbate ditarik pada sorben (fase sorbing). Contoh absorpsi: uptake kontaminan oleh mikroorganisme;
• ParMsi kontaminan antara solven (air) dan fase sorben: K = V1*f1/V2*f2
K = koefisien fase parMsi untuk solut spesifik V1, V2 = volume molar solven dan fase sorben f1 , f1 = koefisien akMvitassolven dan fase sorben.
• Adsorpsi: proses terjadi di permukaan, misalnya adsorpsi karbon akMf. Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐
Pencemaran Tanah 53
Transport kontaminan: proses kimia-‐biologi (2)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 54
Sorpsi kontaminan: • Banyank kontaminan konservaMf dan non-‐konservaMf tertahan
(immobilized) oleh parMkel tanah, yang disebabkan mekanisme sorpsi, presipitasi, dan transformasi oleh tanaman dan bakteria menjadi organik yang less-‐mobile.
• Adsorpsi: proses fisika-‐kimia yang menahan molekul atau ion. • Prsesipitasi: immobilisasi kontaminan akan tergantung pada
kelarutannya. • Secara matemaMs, keseimbangan sorpsi (iasotem) yang paling
sering digunakan: – Isoterm Langmuir – Isoterm Freundlich – Kedua model isoterm tsb. akan dibahas secara khusus
dalam kuliah lanjut.
Transport kontaminan: proses kimia-‐biologi (3)
Transport kontaminan: proses kimia-‐biologi (4)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 55
Decay, sublimasi dan transformasi: • Tidak begitu berperan, tetapi perlu diperMmbangkan dalam
penentuan neraca massa kontaminan dalam tanah. • Dinyatakan sebagai first order:
"#/"% =−'"#− '(/)* # Kd = koefisien laju decay, atau transformasi Ks = laju sublimasi atau stripping Dx = kedalaman zone teratas tanah.
• Laju decay bahan organik tergantung pada kandungan organik tanah.
• Tanah dengan pH Mnggi akan men-‐stripping amonia • pH akan mengontrol laju nitrifikasi dari amonia pada tanah Plant uptake: • Tanaman mengambil zat hara dan kontaminan yang merupakan
kesatuan proses dengan respirasi.
Transport kontaminan: proses kimia-‐biologi (5)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 56
Plant uptake: • Plant uptake: bentuk immobilisasi kontaminan dalam tanah. • Tanaman mengambil zat hara dan kontaminan yang merupakan
kesatuan proses dengan respirasi. • Nutrisi (dan kontaminan) ditransporatsi ke sistem tanaman
hanya dalam bentuk fase terlarut, atau bentuk ion. • Bahan tersebut ter-‐adsorbsi pada parMkel tanah, atau ter-‐
presipitasi. • Uptake Mnggi terjadi bila konsentrasi bahan tersebut Mnggi, dan
Mdak (belum) tersedia pada tanaman. • pH: kebanyakan logam berat toksik mempunyai kelarutan Mnggi
pada pH rendah. Uptake juga tergantung pada jenis tanaman. • Penggunaan tamanan sebagai uptake kontaminan, perlu kehaM-‐
haMan: apakah tanaman tsb akan manjadi rantai makanan, atau bagaimana penanganan tanaman tsb. kelak
Contoh sumber pencemar: leachate landfill
57
Contoh sumber pencemar: leachate landfill
58
Sumber – alur - reseptor
59
Sumber
Alur transport
Alur transport
Reseptor
Transport kontaminan: proses kimia-‐biologi (6)
Enri Damanhuri -‐ FTSL ITB 2013 -‐ Pencemaran Tanah 60
LNAPL: NAPL yang mempunyai densitas lebih Mnggi dari air, misal produk minyak petroleum
Zone Vadose
Akuifer
Akuitard
Zone Vadose
Akuifer
Akuitard
– Karakter immicible dari kontaminan, terkait dengan kelarutan dalam air; – NAPL: nonaqueous phase liquid, kontaminan dengan kelarutan pada air
yang sangat rendah
DNAPL: NAPL yang mempunyai densitas lebih rendah dari air, misal solven berkhlor