2. isi panduan pembelajaran ips pitagiri 5-5-2010

92
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006, tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang memuat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), mencakup materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajarannya . Dengan pembelajaran secara terpadu, diharapkan pembelajaran IPS menjadi lebih bermakna bagi peserta didik dalam konteks kehidupan sehari-hari. Peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan utuh... Mata pelajaran IPS mengkaji berbagai aspek kehidupan masyarakat secara terpadu, karena kehidupan masyarakat sebenanya merupakan sebuah sistem dan totalitas dari berbagai aspek,.Kehidupan bermasyarakat bersifat multidimensional, sehingga pembelajaran IPS yang dilaksanakan secara terpadu diharapkan mampu mengantarkan dan mengembangkan kompetensi peserta didik ke arah kehidupan bermasyarakat dengan baik dan fungsional, memiliki kepekaan sosial dan mampu berpartisipasi dalam mengatasi masalah- masalah sosial yang terjadi. Namun dalam Standar Isi mata pelajaran IPS SMP, belum sepenuhnya terpadu, sehingga menjadi beban dan tidak jarang 1 A. Rasional P E N D A H U L U A N

Upload: nur-arafah

Post on 12-Jan-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

vfytgyugu

TRANSCRIPT

Page 1: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006, tentang

Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang memuat Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat

Sekolah Menengah Pertama (SMP), mencakup materi geografi, sejarah,

sosiologi, dan ekonomi. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis,

komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajarannya . Dengan

pembelajaran secara terpadu, diharapkan pembelajaran IPS menjadi lebih

bermakna bagi peserta didik dalam konteks kehidupan sehari-hari. Peserta didik

akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan utuh...

Mata pelajaran IPS mengkaji berbagai aspek kehidupan masyarakat secara

terpadu, karena kehidupan masyarakat sebenanya merupakan sebuah sistem

dan totalitas dari berbagai aspek,.Kehidupan bermasyarakat bersifat

multidimensional, sehingga pembelajaran IPS yang dilaksanakan secara terpadu

diharapkan mampu mengantarkan dan mengembangkan kompetensi peserta

didik ke arah kehidupan bermasyarakat dengan baik dan fungsional, memiliki

kepekaan sosial dan mampu berpartisipasi dalam mengatasi masalah-masalah

sosial yang terjadi.

Namun dalam Standar Isi mata pelajaran IPS SMP, belum sepenuhnya

terpadu, sehingga menjadi beban dan tidak jarang menimbulkan kebingungan

bagi para guru, mengingat terjadi gap antara maksud dan tujuan IPS dengan

pelaksanaan di lapangan. Oleh karena itu perlu upaya-upaya dengan

mengembangkan bahan kajian yang ada dalam standar isi menjadi tema-tema

yang dibelajarkan secara terpadu.

Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi

kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan di jenjang pendidikan dasar (SD

dan SMP). Dalam kenyataannya, guru masih mengalami kesulitan untuk

melaksanakan pembelajaran IPS secara terpadu. Masih banyak guru yang

memahami IPS sebagai mata pelajaran yang terpisah-pisah, yaitu Ekonomi,

Geografi, Sosiologi dan Sejarah, yang pembelajarannyapun dilaksanakan secara

1

A. Rasional

P E N D A H U L U A N

Page 2: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

terpisah. Hal ini jelas tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pembelajaran IPS.

Dalam konteks ini sangat mungkin di antara guru IPS yang ada, juga kurang

memahami tujuan pembelajaran IPS. Untuk itu, perlu disusun Panduan

Pengembangan Pembelajaran IPS secara terpadu

Panduan ini disusun dengan tujuan untuk memberikan:

1. Pemahaman tentang konsep dan tujuan pembelajaran IPS

2. Pemahaman bagi guru tentang model pembelajaran IPS secara terpadu,

3. Kemampuan bagi guru untuk merekonstruksi SK dan KD IPS menjadi tema-

tema pembelajaran yang terpadu.

4. Kemampuan mengembangkan silabus dan RPP untuk pembelajaran IPS,

5. Kemampuan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran terpadu sehingga

lebih bermakna sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

Ruang lingkup penyusunan panduan pembelajaran terpadu dalam IPS mencakup

hal-hal berikut:

1. Konsep dan tujuan pembelajaran IPS

2. Model keterpaduan dalam pembelajaran

3. Rekonstruksi SK dan KD menjadi tema-tema IPS.

4. Pengembangan materi pembelajaran IPS secara terpadu.

5. Pengembangan strategi pembelajaran.

6. Pengembangan media pembelajaran.

7. Pengembangan penilaian pembelajaran.

8. Pengembangan Silabus.

9. Penyusunan RPP.

10. Contoh bahan ajar IPS.

11. Contoh bahan ajar IPS.

2

B. Tujuan Penyusunan Panduan

C. Ruang Lingkup

Page 3: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berasal dari Amerika dengan nama Social

Studies, National Council for Social Studies (NCSS) mendefinisikan social

studies sebagai berikut.

Social studies is the integrated study of the social sciences and

humanities to promote civic competence. Within the school program,

social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such

disciplines as anthropology, archaeology, economics, geography, history,

law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as

well as appropriate content from the humanities, mathematics, and the

natural sciences (Savage and Armstrong, 1996)

Terkait dengan pengertian tersebut, mata Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

dapat dikatakan sebagai mata pelajaran di sekolah yang dirumuskan atas dasar

realitas dan fenomena sosial yang diorganisasikan dengan satu pendekatan

interdisipliner, multidipliner atau transdisipliner dari Ilmu-ilmu Sosial dan

humaniora (sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, politik, hukum, budaya,

psikologi sosial, ekologi). Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa IPS merupakan bahan kajian yang wajib

dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang antara lain

mencakup ilmu bumi/geografi, sejarah, ekonomi, kesehatan dan lain sebagainya

yang dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan

kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat

(penjelasan pasal 37). Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai bahan kajian

merupakan subject matter yang dapat dikemas menjadi satu atau beberapa mata

3

Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS SECARA TERPADU

Page 4: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

pelajaran atau diintegrasikan dengan bahan kajian lain sesuai dengan kebutuhan

pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan

studi terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk membentuk

warganegara yang baik, mampu memahami dan menganalisis kondisi dan

masalah sosial serta ikut memecahkan masalah sosial sesuai dengan

perkembangan psikologi peserta didik. Mata pelajaran IPS di sekolah

merupakan sebuah studi yang terkoordinasi, sistematis yang dikembangkan atas

dasar konsep-konsep disiplin ilmu antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi,

sejarah, hukum, filsafat, politik, psikologi, agama, dan sosiologi, dan juga konsep-

konsep yang dibutuhkan dari ilmu alam dan matematika. Dalam buku panduan

ini, sesuai dengan Permendiknas No 22 tahun 2006, mata pelajaran IPS di SMP

meliputi bahan kajian sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi.

Karateristik mata pelajaran IPS di SMP antara lain sebagai berikut.

1. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan keterpaduan dari konsep ilmu geografi,

sejarah, ekonomi, dan sosiologi. Bertujuan meningkatkan berfikir kritis dan

kecerdasan serta keterampilan sosial, peka dan antisipatif dalam

memecahkan masalah sosial melalui pendekatan interdisipliner dan

multidisipliner.

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur

keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas

sedemikian rupa sehingga dapat dikembangkan menjadi pokok bahasan,

topik atau tema tertentu.

3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar meliputi manusia dan

lingkungan, perubahan menurut waktu dan tempat, sistem sosial dan budaya,

perilaku ekonomi secara bermoral dan bernilai bagi kesejahteraan lahir batin,

dunia dan akhirat.

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi

(ruang, waktu, dan nilai/moral) dalam mengkaji dan memahami fenomena

sosial secara keseluruhan.

4

Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial

Page 5: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Tabel 1. Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia

Dimensi

dalam

kehidupan

manusia

Ruang Waktu Nilai/Norma

Area dan

substansi

pembelajaran

Alam sebagai

tempat dan

penyedia potensi

sumber daya

Alam dan

kehidupan yang

selalu berproses,

masa lalu, saat ini,

dan yang akan

datang

Kaidah atau aturan

yang menjadi

perekat dan

penjamin

keharmonisan

kehidupan manusia

dan alam

Kompetensi

Dasar yang

dikembangkan

Adaptasi spasial

dan eksploratif

Berpikir

kronologis,

prospektif,

antisipatif

Konsisten dengan

aturan yang

disepakati dan

kaidah alamiah

masing-masing

disiplin ilmu

Alternatif

penyajian

dalam mata

pelajaran

Geografi Sejarah Ekonomi,

Sosiologi/Antropolo

gi

Sumber: Sardiman, 2004

Tujuan pembelajaran IPS secara umum adalah menjadikan peserta didik

sebagai warga negara yang baik, mampu memahami, menganalisis, dan ikut

memecahkan masalah-masalah sosial kemasyarakatan, dengan berbagai

karakter yang berdimensi spiritual, personal, sosial, dan intelektual (Soedarno

Wiryohandoyo, 1997). Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut

(Awan Mutakin, 1998):

5

Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Page 6: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat.

2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode

yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk

memecahkan masalah-masalah sosial.

3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat

keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di

masyarakat.

4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta

mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil

tindakan yang tepat.

5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri

sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun

masyarakat.

6

Page 7: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Makna terpadu dalam pembelajaran IPS adalah adanya keterkaitan dan

keterpaduan antardimensi kehidupan (alam, sosial, ekonomi, budaya, politik,

sejarah) yang tertuang dalam materi atau Standar Isi IPS khususnya Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar, sehingga melahirkan konsep, tema atau

topik pembelajaran. Pembelajaran terpadu juga dapat dikatakan pembelajaran

yang memadukan dan menghubungkan materi atau beberapa SK KD kedalam

satu tema atau topik. Keterpaduan dalam pembelajaran IPS dimaksudkan agar

pembelajaran IPS lebih bermakna, efektif, dan efisien.

Terdapat beberapa model keterpaduan dalam pembelajaran IPS antara lain:

1. Connected.

Model connected merupakan model keterpaduan yang mana konsep inti

dari suatu disiplin ilmu dipertautkan/dihubungkan/dikaitkan dengan konsep

lain dari ilmu atau KD yang berbeda.

2. Sequenced

Model sequenced merupakan model keterpaduan yang mana beberapa topik

diatur atau disusun atau diurutkan satu sama lain berdasarkan kriteria

tertentu.

3. Shared

Model shared merupakan model keterpaduan yang mana suatu konsep

dibahas oleh dua mata pelajaran/disiplin ilmu secara bersama-sama secara

tumpang tindih (overlap)

4. Webbed

Model webbed merupakan suatu model keterpaduan yang mana tema atau

topik dibangun atas dasar beberapa materi atau KD yang sengaja dibangun

7

Makna Terpadu Dalam IPS

Model Keterpaduan dalam IPS

MODEL PEMBELAJARAN IPS SECARA TERPADU

Page 8: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

untuk menghubungkan KD.

5. Threaded

Model threaded merupakan pendekatan metakurikuler yang digunakan untuk

mencapai beberapa keterampilan dan tingkatan logika para peserta didik

dengan berbagai mata pelajaran

6. Integrated

Model integrated merupakan model keterpaduan yang mana suatu tema atau

konsep atau topik yang beririsan dan tumpang tindih dari KD yang berasal

dari beberapa bidang keilmuan. (Forgaty, 1991).

Untuk memudahkan guru, model Keterpaduan dalam panduan ini lebih

difokuskan pada model keterpaduan integrated dan connected (correlated).

1. Model Integrated

Sesuai dengan konsep di atas, dapat dikatakan bahwa model integrated

menggunakan pendekatan antarbidang keilmuan yang konsepnya saling

tumpang tindih (overlap). Dalam model Integrated konsep, tema atau topik

dapat dikembangkan dapat berdasarkan (1) Isu atau peristiwa yang aktual

terjadi di masyarakat, seperti bencana, tawuran, pemilu, penemuan situs

bersejarah, dan sebagainya; (2) Potensi utama yang ada disuatu tempat,

seperti perkebunan, Candi Borobudur, Peran Sungai Bengawan Solo,

pariwisata dan sebagainya; (3) Permasalahan yang ada di masyarakat

seperti perumahan kumuh, pencemaran air, kenakalan remaja, kemacetan

lalu lintas, narkoba, dan sebagainya. Dalam model ini, SK dan KD dari

berbagai bidang ilmu sosial yang memiliki kesamaan dapat diangkat sebagai

konsep atau tema sentral Keterpaduan dalam IPS dengan menggunakan

model integrated dapat digambarkan seperti gambar 3.1.

8

Page 9: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Gambar 1. Model integrated dalam pembelajaran IPS

2. Model connected/ correlated

Keterpaduan connected atau biasa disebut correlated merupakan

keterhubungan yang berangkat dari satu KD/materi kemudian dicari

hubungan dengan KD/materi/aspek yang lain. Pembelajaran terpadu model

connected dilakukan dengan mengaitkan satu KD atau satu pokok bahasan

dengan KD atau pokok bahasan yang lain. Keterpaduan dalam IPS dengan

menggunakan model connected/correlated dapat digambarkan seperti

gambar 3.2.

Gambar 2. Model correlated dalam pembelajaran IPS

Model pembelajaran terpadu, baik integrated maupun correlated memiliki

beberapa kelebihan antara lain.

9

KONSEP

Konsep/ KD Sejarah

Konsep/ KD Ekonomi

Konsep/ KD SosiologiKonsep/ KD

Geografi

KD Inti Geografi

KD/ Konsep Sosiologi

KD /Konsep lain Geografi

KD /Konsep Sejarah

KD/ Konsep Ekonomi

Page 10: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

a. Adanya kemungkinan pemahaman antarbidang studi, karena

memfokuskan pada isi pelajaran yang bertautan atau overlap, peristiwa

aktual, ketrampilan sosial tertentu, dan masalah sosial yang terjadi di

lingkungan sekitar.

b. Satu pelajaran dapat menyangkut banyak dimensi sehingga peserta didik

dalam pembelajaran menjadi semakin kaya, mendalam dan berkembang

c. Memotivasi peserta didik dalam belajar menjadi lebih tinggi karena

pembelajaran lebih kontekstual dan problematis

d. Memberikan perhatian pada berbagai bidang yang penting dalam satu

saat

e. Waktu pembelajaran lebih efektif dan efisien karena guru tidak perlu

mengulang materi yang tumpang tindih.

f. Peserta didik dapat mengembangkan konsep-konsep kunci terus-

menerus atau berulang-ulang sehingga terjadi proses internalisasi

Sekalipun ada beberapa kelebihan, ada hal-hal yang harus diperhatikan

dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu antara lain:.

a. Guru harus menguasai hakikat IPS, menguasai materi, dan ketrampilan

memetakan KD untuk mengembangkan tema, topk pembelajaran serta

memiliki kompetensi pedagogis.

b. Pelaksanaan model integrated ini menuntut para guru bekerja ekstra di

luar kelas untuk menyusun persiapan atau perencanaan pembelajaran

c. Guru harus mempunyai etos kerja tinggi baik secara individu maupun

dalam kerjasama. Sekolah yang mempunyai satu guru IPS harus

menguasai materi disiplin ilmu lain yang serumpun dengan IPS. Mengingat

guru IPS sampai saat ini masih berlatarbelakang pendidikan satu disiplin

ilmu (misalnya geografi). Bagi sekolah yang mempunyai lebih dari satu

guru IPS harus kerjasama dengan baik untuk merencanakan sampai

pelaksanaan pembelajaran.

10

Page 11: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Dalam dokumen Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi

terlihat bahwa SK dan KD belum menggambarkan IPS secara terpadu. Oleh

karena itu perlu ada upaya untuk merekonstruksi standar isi agar KD-KD menjadi

terpadu dan atau keterhubungan dalam materi pembelajaran. Rekonstruksi

Standar Isi dapat dikembangkan melalui dua model yaitu integrated dan

correlated (connected). Adapun langkah-langkah rekonstruksi Standar Isi

menggunakan kedua model tersebut akan dijelaskan pada uraian berikut.

1. Model Integrated

Model integrated (terintegrasi) dapat dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi materi pokok atau beberapa KD yang tumpang tindih.

b. Merumuskan materi pokok yang tumpang tindih menjadi suatu konsep,

tema atau topik..

c.Menyusun silabus dan RPP

d. Menyusun bahan ajar

11

PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS SECARA TERPADU

Rekonstruksi Standar Isi dan Model Keterpaduan dalam IPS

Page 12: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Gambar 3. Model integrated dalam pembelajaran IPS

Contoh silabus dan RPP model integrated dapat dilihat pada lampiran 2 dan

lampiran 3 .

2. Model Correlated atau Connected

Model connected atau correlated dapat dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Mempelajari distribusi KD dalam dua semester di tahun yang sama.

b. Menentukan KD atau topik dalam suatu bidang ilmu yang akan dipelajari

sebagai fokus pembelajaran;

c. Mengidentifikasi KD-KD yang relevan dengan KD yang menjadi fokus

pembelajaran, dan mebuat keterkaiatan anatarKD.

d. Menyusun silabus dan RPP

e. Menyusun bahan ajar

12

SK & KD Sosiologi Kelas VIIKD 2.1.

SK & KD SejarahKelas VII

KD 1.2.

SK & KD Ekonomi: Kelas VII KD 6.2.

Sk &KD Geografi Kelas VIIKD 1.1. 6.1.

Menelusuri Lembah Bengawan Solo

Page 13: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Tabel 2. Contoh Integrasi IPS Model Connected

NO TEMA SEJARAH GEOGRAFI EKONOMI POLITIK SOSIOLOGI

1 Pasar

(diambil dari

KD ekonomi)

Sejarah

timbulnya

pasar

Letak dan

keterjangkauan

pasar

Pengertian,

jenis dan

Fungsi pasar

.

Berbagai

kewenangan

penarik

retribusi,

perijinan.

Hubungan

penjual dan

pembeli

Dampak

sosial di

sekitar

pasar.

2 Pertanian

(diambil dari

geografi)

Sejarah

perkembangan

pertanian,

sistem/ model

pertanian.

Faktor fisik

sosial dan

budaya yang

mempengaruhi

pertanian,

regionalisasi

pertanian

Biaya

produksi,

distribusi

dan

keuntungan

Ketentuan

pajak, status

tanah

pertanian.

Karakteristik

masyarakat

agraris

3 Kolonialisme

(diambil dari

KD sejarah)

Latar belakang

kolonialisme,

perkembangan

kolonialisme di

Indonesia,

semangat

juang melawan

Daya tarik

Indonesia bagi

kolonial

Penyebaran

daerah

kekuasaan

kolonial.

Sistem

perdagangan

monopoli,

Kemiskinan.

Pelanggaran

HAM,

ketidakadilan,

pembentukan

kekuasaan.

Struktur

masyarakat

masa

kolonialisme

dan interaksi

sosialnya

13

KD.3.1 Perubahan sosial budaya pasca integrasi

KD.3.1 Perubahan sosial budaya pasca integrasi

Tinjauan ekonomi : Keuntungan ekonomi memperjuangkan Irian Barat

Tinjauan ekonomi : Keuntungan ekonomi memperjuangkan Irian Barat

Tinjauan geografis: Letak geografis dan kekayaan alam Irian Barat

Tinjauan geografis: Letak geografis dan kekayaan alam Irian Barat

KELAS IX KD. 6.1Perjuangan bangsa Indonesia merebut

Irian Barat

Gambar 4. Model Integrasi IPS connected

Page 14: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

kolonialisme.

Contoh silabus dan RPP model correlated dapat dilihat pada lampiran 2 dan

lampiran 3.

Tema/Topik dalam model integrated dapat dikembangkan berdasarkan:

a. Isu, peristiwa, aktivitas sosial yang aktual berkembang dalam masyarakat

baik lokal, nasional maupun global, misalnya pengeboman, pemilu,

bencana dan sebagainya.

Pengembangan tema atau topik menunjukkan keterpaduan disiplin ilmu.

b. Potensi utama yang ada di wilayah setempat.

Pengembangan tema/topik dapat didasarkan pada potensi utama yang

ada di wilayah setempat; contoh,“Candi Prambanan,. Dalam

pembelajaran ini dibahas tentang Candi Prambanan ditinjau dari sudut

pandang sejarah (yang berkaitan dengan KD sejarah terpilih), ekonomi

(sesuai dengan KD ekonomi terpilih) dan sosiologi (sesuai dengan KD

sosiologi terpilih), dan geografi (lokasi, arah, jarak, membuat peta Candi

Prambanan).

c. Permasalahan yang terjadi di masyarakat

Pengembangan Tema/Topik dapat didasarkan atas permasalahan yang

terjadi di dalam masyarakat. Contohnya adalah “Pemukiman Kumuh”,

kebakaran hutan, lumpur Lapindo, kenakalan remaja, narkoba,

kemacetan lalu lintas, Berikut ini menyangkut contoh tema pembelajaran

“Pemukiman Kumuh ditinjau dari beberapa faktor sosial yang

mempengaruhinya yaitu faktor geografi, ekonomi, sejarah dan sosiologi”

14

B. Pendekatan dan Model Pembelajaran IPS

Model Pembelajaran IPS

Page 15: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Model Pembelajaran merupakan salah satu alternative untuk menentukan proses

pembelajaran. Didalam proses pembelajaran kita akan menemukan strategi

(menata urutan cara/metode), metode pembelajaran (fokus cara pembelajaran)

dan model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, mengenai

materi yang dibicarakan.

Model Pembelajaran IPS secara terpadu dapat dilaksanakan dengan

Pendekatan Contectual Teahing and Learning (CTL).

CTL adalah konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan

mata pelajaran dengan situasi dunia yang nyata dan memotivasi siswa agar

menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari

sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Blanchard, 2001).

Tujuh Komponen CTL

1. Konstruktivisme (Constructivism)

2. Menemukan (Inquiry)

3. Bertanya (Questioning)

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

5. Pemodelan (Modelling)

6. Refleksi (Reflection)

7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)

Dalam pelaksanaan ketujuh komponen CTL tersebut diatas dapat

menggunakan pembelajaran aktif dengan melibatkan aktifitas siswa secara total.

Adapun model pembelajaran aktif yang banyak digunakan di sekolah adalah

Cooperative Learning (CL)

Cooperative Learning (CL) mengupayakan seorang peserta didik mampu

membantu kepada peserta lain. Membantu teman sebaya memberikan kesempatan

pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang

bersamaan, ia menjadi nara sumber bagi teman yang lain. Pengelolaan

pembelajaran dicirikan siswa yang bekerja dalam situasi belajar bersama didorong

untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama, dan mereka harus

mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.

Manfaat CL bagi siswa:

Meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dan bersosialisasi

15

Page 16: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap dan perilaku

selama bekerjasama.

Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri.

Meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap perilaku yang positif,

sehingga pembelajaran kooperatif siswa akan tahu kedudukannya dan belajar

untuk saling menghargai satu sama lain.

Meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas akademik,

sehingga dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.

Beberapa Contoh model pembelajaran kooperatif mata pelajaran IPS:

1. Model Jigsaw (Tema Menelusuri Lembah Bengawan Solo)

Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

(1) Kelompok Cooperative ( awal )

o Siswa dibagi kedalam kelompok kecil yang beranggotakan 5 orang.

o Bagikan bahan ajar/kartu tugas dan peta aliran Bengawan Solo

o Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan bahan ajar/kartu tugas

yang berbeda-beda dan memahami informasi yang ada didalamnya.

- Kartu 1 membahas asal usul kehidupan manusia

- Kartu 2 membahas lapisan kulit bumi

- Kartu 3 membahas kebudayaan zaman purba

- Kartu 4 membahas interaksi kehidupan manusia

- Kartu 5 membahas kehidupan ekonomi

(1) Kelompok Ahli

o Masing-masing siswa yang memiliki bahan ajar/kartu tugas yang sama

berkumpul dalam satu kelompok membentuk kelompok ahli dengan jumlah 5

kelompok.

o Dalam kelompok ahli ini tugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi

ahli sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

o Semua anggota kelompok ahli harus memahami dan dapat menyampaikan

informasi tentang hasil dari tugas dan dapat menginformasikan kepada

kelompok cooperative (awal).

(3) Kelompok Cooperative (awal)

16

Page 17: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

o Apabila diskusi sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-masing

siswa kembali kelompok cooperative (awal)

o Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan

hasil dari tugas di kelompok ahli.

o Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-

masing kelompok melaporkan hasilnya dan guru memberi klarifikasi.

o Guru menunjuk salah seorang siswa untuk memberikan reflesi terhadap materi

yang telah dipelajari

2. Model Numbered Heads Togerher (Tema Keragaman Bentuk

Muka Bumi)

Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

(1) Siswa dibagi dalam 6 kelompok, setiap anggota kelompok mendapat nomor

urut 1 s.d 6, tergantung jumlah siswa dalam kelas

(2) Guru memberikan wacana dan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya.

- Kelompok 1 membahas: Keragaman bentuk muka bumi , proses

pembentukan dan dampaknya bagi kehidupan manusia

- Kelompok 2 membahas: Faktor-faktor penyebab terjadinya gempa

bumi.

- Kelompok 3 membahas: Contoh jenis batuan yang ada di lingkungan

sekitar.

- Kelompok 4 membahas: Proses pelapukan dan erosi berosi.

- Kelompok 5 membahas: Contoh kenampakan hasil proses sedimentasi

- Kelompok 6 membahas: Dampak positif dan negatif tenaga endogen dan

eksogen bagi kehidupan serta upaya penanggulangannya

(3) Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan

memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.

(4) Guru mengundi/menunjuk salah satu nomor siswa untuk melaporkan hasil

kerja sama mereka. (keberhasilan kelompok ditentukan oleh salah seorang

yang presentasi

(5) Tanggapan dari kelompok yang lain dan klarifikasi guru dilanjutkan

presentasi masalah lain dengan cara yang sama

17

Page 18: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

(6) Laporan hasil kelompok selesai, dilanjutkan dengan refleksi dari salah

seorang siswa tentang materi yang dibahas.

3. Model Think Pair Share (Tema Urbanisasi)

Langkah-langkah Pembelajaran Think Pair Share :

1. Guru membagi siswa dalam kelompok beranggotakan 4 orang, jumlah

kelompok tergantung pada jumlah siswa dalam kelas

2. Guru membagi wacana dan tugas pada masing-masing kelompok:

- Kelompok I dan V: Latar Belakang Urbanisasi

- Kelompok II dan VI: Dampak Positif Urbanisasi bagi desa dan kota

- Kelompok III dan VII: Dampak negatif urbanisasi bagi desa dan kota

- Kelompok IV dan VIII: Strategi pemecahan masalah negatif akibat

urbanisasi

3. Guru meminta setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas yang

diberikan secara mandiri/individual.

4. Setelah selesai kerja mandiri siswa diminta untuk mendiskusikan

secara berpasangan dengan salah satu temannya dalam kelompok tentang

hasil yang dikerjakan.

5. Kedua pasangan bertemu dalam kelompok berempat untuk

mendiskusikan kembali hasil pekerjaannya.

6. Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara bergilir

masing-masing kelompok melaporkan hasilnya dan guru bersama siswa

memberi klarifikasi.

7. Guru menunjuk salah seorang siswa untuk memberikan reflesi

terhadap materi yang telah dipelajari

4. Model Make - A Match (Tema Perjuangan bangsa Indonesia merebut Irian Barat)

18

Page 19: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Langkah-langkah Pembelajaran Make-A Match :

(1) Siswa dalam kelas dibagi dalam 2 kelompok besar, setengah bagian

siswa mendapatkan kartu soal dan setengah bagian mendapatkan kartu

jawabannya.

(2) Setiap siswa diminta untuk memikirkan jawabannya dan sebagian

siswa membuat pertanyaannya.

(3) Setelah selesai mengerjakan seluruh siswa diminta untuk mencari

pasangan yang memiliki pertanyaan dan jawaban yang sama

(4) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya dan benar sebelum batas waktu diberi poin

(5) Guru bersama siswa membahas semua soal dan jawabannya

5. Model Problem Based Instruction (PBI) atau Problem Based Learning (PBL)

Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Instruction (PBI) dan

penggunaannya untuk merangsang berfikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi

masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. Model ini juga dikenal

dengan nama lain Pembelajaran Proyek, Pendidikan Berdasarkan Pengalaman,

Belajar Autentik dan Pembelajaran Berakar Pada Kehidupan Nyata. Secara garis

besar PBI terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan

bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan

penyelidikan dan inkuiri.

Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Tahap Tingkah laku Guru

Tahap-1

Orientasi siswa

terhadap masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan

logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada

aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya

Tahap-2

Mengorganisasi siswa

untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan

dengan masalah tersebut

Tahap-3

Membimbing

penyelidikan individual

maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi

yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk

mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

19

Page 20: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Tahap-4

Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam menyiapkan dan

mempresentasikan karya, menyusun laporan dan

membantu mereka untuk berbagi tugas dengan

temannya.

Tahap-5

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau

evaluasi terhadap penyelidikan mereka atau proses-

proses yang mereka lakukan

Dalam pelaksanaan pembelajaran selain menggunakan pendekatan CTL

dengan berbagai Model CL, tentunya guru dalam pelaksanaan pembelajaran dapat

menggunakan berbagai metode pembelajaran yang antara lain:

1. Ceramah

Metode ceramah merupakan metode ceramah yang divariasikan dengan

metode lainnya, seperti tanya jawab, diskusi, permainan, dan debat. Dengan

melakukan ceramah bervariasi, diharapkan peserta didik termotivasi optimal

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ceramah merupakan metode yang paling

banyak digunakan dalam berbagai kegiatan.

2. Diskusi

Diskusi adalah model pembelajaran yang menghadapkan peserta didik

pada suatu permasalahan. Model tersebut mempunyai tujuan utama untuk

memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan

memahami pengetahuan peserta didik, serta untuk membuat suatu keputusan

(Killen,1998). Agar dalam pelaksanaan diskusi tidak didominasi oleh sebagian

siswa, maka disarankan menggunakan CL dengan berbagai macam tekniknya.

3. Inquiri (Menemukan)

Proses pembelajaran dengan metode inquiri didasarkan pada pencarian dan

penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah

sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan

sendiri. Dengan demikian dalam proses perencanaannya guru tidak

mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang

20

Page 21: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

pembelajaran yang memungkinkan dapat menemukan sendiri materi yang harus

dipelajari.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode pembelajaran ini meliputi :

a. Merumuskan masalah

b. Mengajukan hipotesis

c. Mengumpulkan data

d. Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan

e. Membuat kesimpulan

Secara rinci dapat dipadukan dengan Model PBI/PBL diatas.

4. Role Playing

Role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai

bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah,

mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin

muncul pada masa mendatang.

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam bermain peran adalah:

a. Menentukan topik atau masalah serta tujuan yang akan dicapai.

b. Memberikan gambaran situasi yang ingin disimulasikan.

c. Membentuk kelompok dan menentukan peran masing-masing.

d. Menetapkan pemain yang akan dijadikan tokoh dan peranan yang harus

dimainkan.

e. Melaksanakan bermain peran.

f. Melakukan penilaian.

g. Membuat kesimpulan.

Contoh penerapan CTL dalam Pembelajaran IPS berdasarkan Tema:

No. Indikator Tema Komponen CTL

1. Menelusuri Lembah bengawan Solo Menunjukkan letak aliran sungai

Bengawan Solo

Menyebutkan kota-kota yang dilalui aliran bengawan Solo

Mendeskripsikan kondisi alam di

Konstruktivisme (Constructivism)

Menemukan (Inquiry) Bertanya (Questioning) Masyarakat Belajar (Learning

Community) Refleksi (Reflection) Penilaian yang sebenarnya

21

Page 22: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

lembah bengawan Solo

Menjelaskan Hubungan antara kondisi alam Lembah Bengawan Solo dengan penemuan fosil-fosil manusia jaman praaksara

Mengidentifikasi sistem Kehidupan manusia praaksara

Mendeskripsikan Kehidupan ekonomi manusia praaksara

Mendeskripsikan kehidupan sosial manusia jaman praaksara di lembah bengawan Solo

Mendeskripsikan keragaman budaya masyarakat praaksara

(Authentic Assessment)

2 Urbanisasi Menjelaskan konsep urbanisasi

Mengidentifikasi latar belakang dan faktor-faktor pendorong terjadinya urbanisasi(politik, ekonomi, sosial, dan geografis)

Menjelaskan Proses urbanisasi yang terdiri dari migrasi dari desa ke kota dan perluasan masyarakat kota

Mendeskripsikan dampak urbanisasi dalam bidang sosial terutama masalah penyimpangan sosial dan penyakit sosial, sekonomi seperti kelangkaan, politik, dan budaya

Mendeskripsikan dampak politik ethis terhadap urbanisasi di Indonesia

Konstruktivisme (Constructivism)

Menemukan (Inquiry) Bertanya (Questioning) Masyarakat Belajar (Learning

Community) Refleksi (Reflection) Penilaian yang sebenarnya

(Authentic Assessment)

3 Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat Menguraikan latar belakang

terjadinya perjuangan mengembalikan Irian Barat

Konstruktivisme (Constructivism)

Menemukan (Inquiry) Bertanya (Questioning) Masyarakat Belajar (Learning

Community)

22

Page 23: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Mengidentifikasi perjuangan diplomasi dan konfrontasi dalam upaya mengembalikan Irian Barat

Mengidentifikasi pelaksanaan Trikomando Rakyat (Trikora)

Untuk merebut Irian Barat

Mendiskripsikan Persetujuan New York dan pengaruhnya terhadap penyelesaian masalah Irian Barat

Menjelaskan arti penting Penentuan pendapat rakyat (Pepera)

Memberi contoh terjadinya perubahan sosial budaya.

Pemodelan (Modelling) Refleksi (Reflection) Penilaian yang sebenarnya

(Authentic Assessment)

4 Bentuk Muka Bumi

Mendeskripsikan tenaga endogen yang menyebabkan terjadinya bentuk muka bumi,sebagai salah satu bukti kekuasaan Tuhan

Mendeskripsikan gejala diastropisme dan vulkanisme serta sebaran tipe gunung api dengan teliti secara berkelompok

Menunjukkan sebaran tipe gunung api di Indonesia dengan tepat

Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya gempa bumi dan akibat yang ditimbulkannya sebagai bukti kekuasaan Allah secara berkelompok

Konstruktivisme (Constructivism)

Menemukan (Inquiry) Bertanya (Questioning) Masyarakat Belajar (Learning

Community) Refleksi (Reflection) Penilaian yang sebenarnya

(Authentic Assessment)

23

C Pengintegrasian Pendidikan Karakter dan Kewirausahaan dalam Pembelajaran IPS

Page 24: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

1. Konsep Pendidikan Karakter

Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati,

jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen,

watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat,

bertabiat, dan berwatak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), karakter

mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi

(motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa Yunani yang

berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan

nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Dengan demikian orang

berkarakter adalah orang yang pola pikir, sikap dan ,tindakan mengandung nilai-

nilai kebaikan/berkeutamaan atau orang yang berakhlak mulia

Pendidikan karakter adalah suatu sistem transformasi dan penanaman

nilai-nilai karakter atau nilai-nilai kebaikan kepada warga sekolah yang meliputi

komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk

melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME),

diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia

insan kamil. Dalam pelaksaannya misalnya dapat dilakukan dengan modeling.

Dalam hal ini guru memiliki peran penting yakni sebagai model, sebagai teladan

bagi peserta didiknya. Bagaimana .perilaku guru, cara guru berbicara atau

menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait

lainnya.

Pendidikan karakter dikembangkan dengan berpijak pada nilai-nilai karakter

dasar. Menurut para ahli psikolog, beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah:

cinta kepada Allah dan ciptaann-Nya (alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur,

hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, percaya diri, kreatif,

kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan; baik dan

rendah hati, toleransi, cinta damai, dan persatuan. Beberapa nilai dasar yang

relevan dengan pembelajaran IPS misalnya: nilai-nilai kehambaan; kemampuan

inkuiri, dan memecahkan masalah socal; kepedulian terhadap lingkungan,

menghargai antarsesama,cinta bangsa dan tanah air, meneladani

para/pahlawan/pemimpin; menghargai dan mencintai produk bangsa sendiri;

toleransi dan menghargai keberagaman; kemampuan berorganisasi dan kerja

sama. demokratis dan tanggung jawab; mandiri, bertindak efektif dan efisien.

Selanjutnya untuk mejaga keberhasilan dan keberlanjutan pendidikan karakter di

24

Page 25: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

sekolah, perlu melibatkan dan kerja sama dengan orang tua dan anggota

masyarakat...

Nilai-nilai Karakter

a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan: Religius

b. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri

Jujur

Bertanggung jawab

Bergaya hidup sehat

Disiplin

Kerja keras

Percaya diri

Berjiwa wirausaha

Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

Mandiri

Ingin tahu

Cinta ilmu

c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama

Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain

Patuh pada aturan-aturan sosial

Menghargai karya dan prestasi orang lain

Santun

Demokratis

d. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan

Peduli sosial dan lingkungan

Melestarikan lingkungan

e. Nilai kebangsaan

Nasionalis

Menghargai keberagaman

Patriotis

5. Hakikat Pendidikan Kewirausahaan Dan Ciri-Ciri Wirausaha

25

Page 26: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih terus berkembang.

Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan

sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang

lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau

kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam

rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Seseorang

yang memiliki sikap dan jiwa/karakter wirausaha selalu tidak puas dengan

apa yang telah dicapainya. Wirausaha adalah orang yang trampil

memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan

untuk meningkatkan kehidupannya.

Meredith dalam Suprojo Pusposutardjo(1999), memberikan ciri-ciri

seseorang yang memiliki jiwa wirausaha (entrepeneur) sebagai orang yang

(1) percaya diri, (2) berorientasi tugas dan hasil, (3) berani mengambil risiko,

(4) berjiwa kepemimpinan, (5) berorientasi ke depan, dan (6) keorisinal.

Bentuk ketata kelakukan cirri-ciri wirausaha nampak pada tabel berkut.

Tabel 5. Bentuk Ketata Kelakukan Ciri-Ciri Wirausaha

Ciri-ciri Kewirausahaan Bentuk tata – kelakuanPercaya diri 1. Bekerja penuh keyakinan

2. Tidak berketergantungan dalam melakukan pekerjaan

Berorientasi pada tugas dan hasil 1. Memenuhi kebutuhan akan prestasi2. Orientasi pekerjaan berupa laba,

tekun dan tabah, tekad kerja keras.3. Berinisiatif

Pengambil risiko 1. Berani dan mampu mengambil risiko kerja

2. Menyukai pekerjaan yang menantang

Kepemipinan 1. Bertingkah laku sebagai pemimpin yang terbuka thd saran dan kritik.

2. Mudah bergaul dan bekerjasama dengan orang lain

Berfikir ke arah yang asli 1. Kreatif dan Inovatif2. Luwes dalam melaksanakan

pekerjaan3. Mempunyai banyak sumberdaya4. Serba bisa dan berpengetahuan

luasKeorisinilan 1. Berfikiran menatap ke depan

2. Perspektif

Sumber: Meredith dalam Suprojo Pusposutardjo (1999)

26

Page 27: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Berdasarkan ciri-ciri wirausaha yang dikemukakan oleh Meredith di atas,

ditemukan banyak nilai-nilai kewirausahaan yang dapat ditanamkan kepada

peserta didik. Apabila semua nilai tersebut harus ditanamkan pada peserta didik

akan terasa sangat berat. Oleh karena itu perlu dipilih sejumlah nilai pokok sebagai

pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Nilai-nilai pokok kewirausahaan

yang perlu diintegrasikan ke semua mata pelajara, adalah (1) percaya diri, (2)

disiplin (3) berani mengambil risiko, (4) berjiwa kepemimpinan, dan (5) berorientasi

ke depan, (6) realistis, (7) kreatif, (8) inovatif, (9) disiplin dan (10) kejujuran, (11)

komitmen tinggi)., (12) jujur.

3. Pengintegrasian Pendidikan Karakter dan Pendidikan Kewirausahaan dalam

Mata Pelajaran IPS

Maksud dari pengintegrasian pendidikan karakter dan pendidikan

kewirausahaan dalam pembelajaran IPS adalah penginternalisasian nilai-nilai

karakter dan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik

sehari-hari melalui proses pembelajaran IPS, baik yang berlangsung di dalam

maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan

pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi

(materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik

memiliki karakter wirausaha.

Integrasi pendidikan karakter dan pendidikan kewirausahaan ke dalam

proses pembelajaran IPS dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Pada tahap perencanaan ini, silabus

dan RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya

memfasilitasi/berwawasan pendidikan karakter dan pendidikan kewirausahaan.

Cara menyusun silabus dan RPP yang terintegrasi pendidikan karakter dan

kewirausahaan adalah dengan mengadaptasi silabus, RPP. yang telah

dibuat/ada dengan menambahkan/mengadaptasi kegiatan pembelajaran yang

bersifat memfasilitasi dikenalnya nilai-nilai, disadarinya pentingnya nilai-nilai,

dan diinternalisasinya nilai-nilai karakter dan kewirausahaan.

Disamping melalui silabus dan RPP, pengintegrasian nilai-nilai karakter

dan kewirausahaan bisa dilakukan melalui bahan ajar, karena bahan ajar

merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa

yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru yang

mengajar semata-mata mengikuti urutan penyajian dan kegiatan-kegiatan

pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa

melakukan adaptasi yang berarti. Penginternalisasi nilai-nilai karakter dan

27

Page 28: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

kewirausahaan dapat dilakukan ke dalam bahan ajar baik dalam pemaparan

materi, tugas maupun evaluasi. Contoh pengintegrasian pendidikan karakter

dan pendidikan kewirausahaan ke dalam silabus, RPP dan bahan ajar dapat

dilihat dalam lampiran 2, 3 dan 4.

I Gde Widja (1989: 60), menjelaskan bahwa media adalah “Segala sesuatu

yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka mendukung usaha-

usaha pelaksanaan strategi serta metode mengajar, yang menjurus kepada

pencapaian tujuan pengajaran” . Menurut Dientje Borman Rumampunk (1988: 4),

menegaskan bahwa media adalah kata jamak dari medium antara, merupakan

segala sesuatu yang membawa atau menyalurkan informasi antara

sumber/penyampai pesan dan penerima. Kesimpulannya media pembelajaran

adalah setiap alat baik hardware maupun software yang dipergunakan sebagai

media komunikasi dan yang tujuannya untuk meningkatkan aktivitas proses

belajar mengajar. Menurut Kemp ( 1985: 187 ) berbagai sumber pengajaran

itulah yang disebut media. Sehubungan dengan hal itu maka pada buku

panduan ini antara media dan sumber belajar tidak dibedakan. Berbagai sumber

pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran adalah:

Tabel 6. Jenis dan Contoh Media

NO JENIS MEDIA CONTOH

1 Sumber nyata - Pembicara tamu, pejabat, pimpinan organisasi, seperti

pelaku sejarah, atau saksi kejadian.

- Benda dan alat, seperti artefak, senjata, dan

sebagainya.

2 Model atau

tiruan benda

asli,

globe, peta, maket dan duplikat

3 Bahan tak

terproyeksikan

- Kertas cetak, papan tulis, peraga.

- Diagram, bagan, grafik, menyajikan informasi dan

diskusi.

- Foto – foto objek, situasi atau taata cara yang tidak dapat

di bawa ke kelas atau tidak terdapat di sekitar tempat

28

Media pembelajaran IPS

Page 29: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

tinggal.

- Alat bantu kerja bisa berupa lembar urutan kerja.

4 Rekaman suara - Rekaman kaset suara.

- Piringan hitam dan Compact Disk (CD).

5 Gambar diam

yang

diproyeksikan

- Slide

- Potongan (carik-an) film

- Transparan

- Program komputer, sangat cocok untuk belajar mandiri

dan kelompok

Berikut ini akan ditunjukkan berbagai contoh media pembelajaran IPS

yang bisa dan mudah digunakan. Harapannya tentu agar para guru di berbagai di

daerah di Indonesia dapat mengembangkan media ini.

1. Gambar diam

Gambar diam merupakan media pembelajaran IPS yang mudah, murah

dan sangat bermanfaat dalam pembelajaran. Grafik, chart (kartu), peta, diagram,

poster, komik, foto, lukisan, adalah contoh-contoh yang termasuk gambar diam.

Guntingan gambar surat kabar, majalah, atau hasil download atau

diunduh/diambil gambar dari internet akan memberikan berbagai bentuk

informasi sangat berharga dalam pembelajaran IPS. Foto-foto jaman penjajahan

Belanda dan Jepang, akan mendorong peserta didik mudah beremphati dan

bercerita tentang kondisi bangsa Indonesia pada masa penjajahan.

Contoh :

Untuk pembelajaran kelas VIII SK 1: Memahami permasalahan sosial berkaitan

dengan pertumbuhan jumlah penduduk, “KD1.3 Mendeskripsikan permasalahan

lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan

berkelanjutan.” Bapak/ibu guru dapat mencari guntingan gambar-gambar dari

majalah atau surat kabar tentang peristiwa banjir. Media ini akan mendorong

peserta didik untuk berpikir kritis faktor-faktor penyebab terjadinya banjir, dampak

terjadinya banjir, dan bagaimana upaya penanggulangan dan penanganan banjir

sebagai masalah kehidupan sehari-hari.

2. Rekaman suara

29

Page 30: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Dengan menggunakan kemajuan teknologi informasi internet, guru

dapat dengan mudah mendapatkan berbagai rekaman suara untuk

pembelajaran. Sebagai contoh ketika guru hendak mengkaji sekitar perjuangan

bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Pada masa tersebut,

televisi yang merekam berbagai peristiwa di berbagai daerah tidak ada. Gambar

dan rekaman audio merupakan media yang paling memungkinkan didapatkan.

Sebagai contoh guru dapat mengunduh file MP3 pidato Bung Tomo ketika

menggelorakan rakyat Surabaya dalam melawan Sekutu. Pidato ini dapat

digunakan sebagai motivasi atau apersepsi dalam pembelajaran

3. Televisi

Televisi adalah bagian dari bentuk media audio visual. Penggunaan

paling memungkinkan dan sangat luwes adalah menggunakan VCD sebagai alat

pengembangan media televisi. Dengan menggunakan VCD, guru dapat memutar

berbagai materi pembelajaran IPS yang banyak tersedia. Selain itu guru juga

dapat membuat gambar sendiri dengan menggunakan kamera. Bahkan guru

dapat menugaskan peserta didiknya untuk mengambil beberapa gambar yang

berhubungan dengan materi pembelajaran di masyarakat. Peserta didik dapat

diberi tugas merekam gambar tentang kondisi kemiskinan, kondisi alam, penyakit

sosial, dan sebagainya. Kemajuan era digital, peserta didik dapat dengan mudah

merekam berbagai kejadian menggunakan kamera digital.

4. Benda Asli

Pada dasarnya peserta didik ingin melihat benda benda asli, atau

kenyataan yang ia pelajari. Guru dapat mengumpulkan berbagai benda

bebatuan, senjata, alat kesehatan, sebagai media pembelajaran. Guru juga

dapat mengundang pelaku sejarah, hakim, jaksa, psikolog, polisi, untuk belajar

dalam ruangan kelas. Benda-benda asli atau orang inilah yang disebut real

things.

Dalam real things guru juga dapat menggunakan simulasi sebagai

media pembelajaran. Simulasi dapat berupa bentuk bermain peran (role playing)

atau melihat kejadian secara langsung seperti persidangan, debat calon bupati,

dan sebagainya. Karena banyak hambatan, sehingga simulasi untuk media

pembelajaran IPS dapat diintegrasikan dengan model pembelajaran yang

digunakan. Misalnya simulasi persidangan, simulasi debat calon presiden,

simulasi debat anggota DPR, yang pelakunya adalah para peserta didik. Atau

guru dapat menggunakan rekaman audio visual kemudian ditayangkan

menggunakan media audio visual.

30

Page 31: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

5. Model

Benda tiruan yang mirip atau menyerupai benda asli seperti globe,

miniatur candi, miniatur persidangan, lapisan tanah, atau benda-benda kecil

yang diperbesar seperti kuman adalah salah satu contoh bentuk model. Dalam

pembelajaran IPS, guru juga dapat menggunakan model misalnya, ketika guru

ingin menganalisis lapisan tanah, bagian gunung berapi, proses persidangan

dalam pengadilan, pasar.

6. Laboratorium di luar ruangan (Out door laboratory)

Pembelajaran IPS sangat memerlukan laboratorium di luar ruangan.

Selama ini banyak media ini tersedia di berbagai lingkungan peserta didik.

Sayang pemanfaatnnya belum optimal untuk pembelajaran IPS. Kalaupun sudah,

ternyata sebagian besar adalah laboratorium keilmuan seperti sejarah, geografi,

atau geologi. Laboratorium IPS harus dirancang terpadu, yang tidak hanya

membawa peserta didik pada masalah satu disiplin ilmu, tetapi dipadukan

dengan berbagai masalah-masalah sosial lainnya. Kebanyakan guru hanya

sebatas mengajak peserta didik mengunjungi objek sejarah, atau objek geografi

saja. Padahal lokasi tersebut dapat digarap menjadi laboratorium IPS.

Laboratorium IPS yang dapat dikembangkan misalnya kompleks situs

Ratu Boko, Dataran Tinggi Dieng, dan pegunungan Bromo. Di lokasi tersebut

terdapat lab alam dan budaya yang dapat dikaji secara terpadu yakni

vulkanisme, perkembangan kerajaan Hindu Buddha (eksistensi candi Dieng),

interaksi sosial budaya, dan kegiatan ekonomi. Pendekatan yang dilakukan

adalah mengkaji Dataran Tinggi Dieng dan sekitarnya dalam dimensi sejarah,

geografi, soiologi, antropologi, politik, hukum, dan ekonomi.

7. Motion Pictures

Gerlach (1980:333) mendefinisikan bahwa motion picture adalah

seperangkat gambar diam, yang biasanya berukuran 8 – 16 mm, yang dapat

ditayangkan secara sederhana dan mudah. Pada masa lalu, untuk menghasilkan

motion picture, kita harus merekam menggunakan film. Pada masa sekarang,

penggunaan kamera digital sangat membantu dalam menghasilkan motion

picture. Kamera digital yang harganya sangat terjangkau sangat memungkinkan

guru mengembangkan model ini.

31

Page 32: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

8. Pengajaran terprogram dan pengajaran dengan bantuan komputer

(Programmed and computer- assisted instruction) .

Demikian halnya yang dimaksud dengan pengajaran dengan bantuan

komputer, artinya pengajaran yang telah disiapkan dengan bantuan komputer.

Kemajuan teknologi yang luar biasa abad XXI menjadikan komputer tidak hanya

sebagai perangkat kerja tetapi sarana komunikasi. Kesulitan guru menghadirkan

real things pelaku sejarah ke dalam kelas, dapat dihadirkan melalui komputer.

Dengan teknologi internet peserta didik dapat berbincang-bincang langsung

dengan tokoh yang berada di luar negeri. Sudah selayaknya para guru

menguasai perkembangan teknologi ini, bila ingin mampu mengajar mengikuti

perkembangan teknologi.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,

menafsirkan, baik proses maupun hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk

menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan,

keberhasilan proses pembelajaran, tingkat kesulitan belajar siswa, menentukan

tindak lanjut pembelajaran, laporan hasil belajar peserta didik, dan

pertanggungjawaban (accountability) terhadap pihak-pihak yang berkepntingan.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan kompetensi peserta didik diperlukan suatu

teknik penilaian. Ada beberapa macam teknik penilaian seperti ditunjukkan dalam

tabel berikut.

Tabel 7. Macam-macam Teknik Penilaian IPS

Jenis

Penilaian

Teknik Bentuk

Tes Tertulis Obyektif: memilih jawaban, yang

dibedakan menjadi:

1) pilihan ganda

2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)

32

Penilaian Pembelajaran IPS Secara Terpadu

Page 33: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

3) menjodohkan

4) Isian singkat

5) sebab-akibat

Urian singkat

Uraian bebas

Lisan Pertanyaan

Pernyataan

Non Tes a. Penilaian Unjuk

Kerja

(performance),

1) Pengamatan

2) Daftar Cek (Check-list)

3) Skala Penilaian (Rating Scale)

b. Penilaian Sikap 1) Pengamatan/Observasi perilaku

Peserta didik

2) Skala sikap

3) Sosiometri

4) Pertanyaan langsung)

5) Laporan pribadi

6) Catatan kejadian khusus

(anecdotal record)

c. Penilaian Proyek Laporan sesuai komponen proyek.

d. Penilaian Produk 1) Hasil pembuatan peta

2) Kliping

3) Makalah

e. Penilaian

portofolio

1) Catatan anekdot

2) Tulisan refleksi

3) Review

4) Laporan

5) Rekaman videotapes

6) Photo/gambar

7) Cuplikan tulisan

8) Catatan iskusi/kegiatan ilmiah

9) Rekaman sesuatu/audiotapes

10) Draft

11) Ilustrasi

12) Karya berupa benda

33

Page 34: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

13) Model/maket

14) Klipping

15) Diagram

16) Grafik dan chart

17) Hasil print out computer

18) Lagu

19) Puisi

e. Penilaian Diri

(self

assessment)

1) Laporan diri

2) Skala sikap

3) Daftar check

2. Karakteristik Penilaian Pembelajaran IPS Secara Terpadu

a. Penilaian pembelajaran mengacu pada ketuntasan

KD/Tema

Dalam pembelajaran IPS secara terpadu ketuntasan penilaiannya

dilakukan setelah tercapainya satu tema. Dalam satu tema yang terdiri atas

beberapa KD, maka penilaian diprioritaskan pada KD utama. Setiap KD

dalam satu tema tidak selalu memuat seluruh indikator, artinya satu KD

baru tuntas setelah beberapa tema dibelajarkan. Maka penilaian yang

seharusnya dilakukan setiap KD, menjadi berdasarkan setiap tema.

b. Penilai diutamakan pada pencapaian KD dalam semester

berjalan. Pembelajaran IPS secara terpadu, yang menggunakan lintas

semester, penilaian dilakukan prioritas terhadap KD utama pada semester

tersebut.

c. Penilaian dikembangkan secara terpadu.

Pengembangan instrumen penilaian untuk pembelajaran IPS secara

terpadu mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotor, gunakan berbagai

jenis,tehnik dan bentuk penilaian yang variatif agar diperoleh informasi

pencapaian kompetensi peserta didik yang obyektif, dan komprehensif.

Kembangkan bentuk penilaian pembelajaran secara terpadu berbasis

masalah sosial . sehingga soal dapat dikembangkan secara terpadu.

d. Penilaian mencakup unsur budaya dan karakter bangsa.

Dalam rangka penanaman dan internalisasi budaya dan karakter bangsa,

maka pembelajaran IPS secara terpadu yang mengandung aspek nilai-nilai

secara universal dimulai dari perencanaan (silabus dan RPP), proses

34

Page 35: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

pembelajaran, penilaian dan tindak lanjut. Untuk itu penilaian

dikembangkan dengan menggunakan skala sikap, observasi, sosiometri,

catatan harian , diutamakan untuk penilaian diri (self evaluation).

e. Penilaian mencakup juga ketrampilan kewirausahaan

Salah satu tujuan pembelajaran IPS adalah menyiapkan peserta didik agar

mampu memenuhi kebutuhan hidup. Kecakapan pemenuhan kebutuhan

hidup dapat dikembangkan memalui kewirausahaan . Penilaian yang dapat

dilakukan untuk mengetahui kecakapan berwirausaha, dapat

dikembangkan dengan menggunakan jenis, teknik, bentuk, penilaian

produk, proyek, maupun performence.

Berikut ini contoh jenis, teknik, dan bentuk penilaian pembelajaran IPS secara

terpadu.

1. Tes Tertulis dalam bentuk uraian dan pilihan ganda.

Petunjuk Mengerjakan :

a. Baca dan cermati bacaan di bawah !

b. jawab pertanyaan dengan benar dan tepat !

URBANISASI

Pertumbuhan penduduk terus berkembang, sementara lahan yang

tersedia tetap sehingga tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk.

Walaupun lahan di desa masih cukup tersedia, tetapi fasilitas sangat

terbatas. Sebagai contoh fasilitas pendidikan, kesehatan, olahraga, sosial,

dan hiburan relatif terbatas. Fasilitas yang terbatas ini merupakan salah satu

sebab timbulnya urbanisasi

Kehidupan yang mengandalkan alam, ada kalanya harus

menghadapi resiko berupa kegagalan-kegagalan akibat perubahan alam itu

sendiri seperti kemarau panjang, banjir, tanah longsor, gempa, angin badai,

dan serangan hama sering membuat kehidupan masyarakat desa kurang

menentu. Hal ini mendorong masyarakat untuk dapat meningkatkan taraf

hidup sosial ekonominya, sehingga meninggalkan desa pergi ke kota untuk

memperoleh suasana kehidupan yang lebih baik.

Ketika penduduk desa pindah ke kota, akan menemui berbagai

tantangan kehidupan yang kompleks. Antara laian mulai tempat tinggal,

pendidikan, kesehatan, ketrampilan bekerja, serta tantangan untuk kompetisi

meraih prestasi. Kehidupan di kota dapat dilihat pada gambar di bawah

35

Page 36: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Gambar 5. Pengemis di salah satu sudut kota Banda Aceh dan pemikiman

kumuh di bantaran sungai Ciliwung Jakarta

Sumber : WWW.cyberjournalismclassss.blogdetik.com dan www.aceh-

independen.co.id/

Pertanyaan Uraian

1. Jelaskan faktor penyebab urbanisasi

2. Berdasarkan gambar di atas,

a. Tulis perilaku menyimpang yang dapat terjadi .

b. Jelaskan kondisi lingkungan akibat adanya kepadatan penduduk yang

tinggi

c. Jelaskan upaya yang perlu dilakukan agar tidak menjadi budaya peminta-

minta .

d. Bagaimana membangun semangat kebangsaan pada masyarakat urban

Rambu-rambu penilaian :

1. Faktor penyebab urbanisasi :

1. Kondisi geografis: keadaan alam yang tidak

menguntungkan, bencana alam

36

Page 37: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

2. Kondisi ekonomi: pemenuhan kebutuhan hidup,

tersedianya fasilitas/infrastruktur

3. Kondisi sosial: mobilitas sosial, status sosial, pranata

sosial

2. a. Perilaku menyimpang yang dapat terjadi pada masyarakat

urban :

tindak kriminal (pencurian, perampokan),

penyakit sosial (miras judi, narkoba),

penyimpangan sosial (gay, lesbian)

b. Kondisi lingkungan akibat urbanisasi:

Daerah yang ditinggalkan akan kehilangan tenaga kerja, lahan

terbengkalai, daerah tidak berkembang

Daerah yang didatangi: jumlah penduduk meningkat, kebutuhan hidup

baik pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan meningkat,

lahan sempit, polusi meningkat.

c. Upaya yang perlu dilakukan agar tidak menjadi budaya peminta-minta :

Menumbuhkan semangat kewirausahaan

Menumbuhkan harga diri serta kesadaran untuk malu meminta-minta

Menumbuhkan semangat membangun bangsa Indonesia

Menumbuhkan kesadaran pemanfaatan potensi yang ada di

lingkungan

d. Membangun semangat kebangsaan pada masyarakat urban :

Rajin belajar

Aktif dalam organisasi sosial

Motivasi untuk hidup lebih baik

Kriteria Penilaian :

Pembobotan :

Soal no 1. skor maksimum = 3

Soal no 2 a. skor maksimum = 3

Soal no 2 b. skor maksimum = 2

Soal no 2 c. skor maksimum = 4

Soal no2 d. skor maksimum = 3

_____________________

Jumlah skor maksimum = 15

∑ Skor perolehan

37

Page 38: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Nilai = X 100

Skor Maksimal

Pertanyaan pilihan ganda

3. Walaupun lahan di desa masih cukup tersedia, tetapi arus

urbanisasi tetap berlangsung. Mengapa demikian?

a. Fasilitas terbatas

b. Terbatasnya lapangan pekerjaan

c. Semakin sempitnya lahan pertanian

d. Keberhasilan pertanian yang tidak pasti

e. Kehidupan yang tidak variasi atau monoton

4. Berdasarkan gambar kawasan kumuh di atas, perilaku

menyimpang yang mungkin terjadi adalah ....

1. kebut-kebutan

2. aksi vandalis

3. pencurian

4. plagiat

5. mafia

5. Dampak dari penggunaan bantaran/tepian sungai untuk

pemukiman, adalah ....

a. pendangkalan sungai

b. menarik wisatawan

c. berkurangnya jumlah air

d. meluasnya areal bermain

e. bertambahnya jenis tumbuhan

6. untuk membangun mental budaya malu menjadi peminta-

minta, perlu ditumbuhkan kesadaran ....

a. menjaga citra diri

b. kembali ke tempat asal

c. meminta-minta di tempat tertutup

d. Memberi pakaian yang layak dipandang

e. Meminta hanya pada keluarga sendiri

5 Berdasarkan gambar di atas, dampak pemukiman kumuh terdapat pada

tabel berikut.

No. Dampak

1. Kelangkaan air bersih

38

Page 39: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

2. Pendangkalan sungai

3. Pencemaran air

4. Terganggunya biota air

5. Tidak berpengaruh terhadap ekosistem

air

Berdasarkan tabel di atas, yang termasuk dampak pemukiman kumuh

ditunjukkan pada nomor....

a. 1, 2, 3

b. 1, 2, 5

c. 1, 3, 5

d. 1, 4, 5

e. 2, 4, 5

2. Non Tes

a. Unjuk Kerja (Performance)

1) Daftar Cek (Check-list)

Untuk guru dalam menilai kinerja peserta didik, sebaiknya menggunakan

dua pilihan, seperti: ada – tidak ada, muncul - tidak muncul, baik-tidak

baik, benar - salah. Dengan dua pilihan yang menunjukkan perbedaan

secara jelas, akan memudahkan dalam pengolahan data.

Contoh:

Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode diskusi.

Peserta didik secara berkelompok diberi tugas untuk mendiskusikan

permasalahan yang telah disiapkan oleh guru (contoh: Dampak

Urbanisasi).

Untuk menilai kinerja peserta didik secara utuh pada saat diskusi,

guru membuat rubrik penilaian seperti berikut:

Rubrik pengamatan diskusi “Dampak Urbanisasi”

Nama peserta didik: Adzra Kelas: VIIA

No Aspek

Kriteria

Baik Tidak

baik

1. Partisipasi dalam diskusi √

39

Page 40: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

2. Kualitas pertanyaan √

3. Kemampuan menjawab

pertanyaan

4. Kedisiplinan √

Skor maksimum 8

Jumlah skor perolehan 8

Keterangan Kriteria Baik =2, Tidak baik =1

Berdasarkan contoh di atas, maka nilai Adzra: 100 dengan rumus :

Nilai = ∑ Skor perolehan X 100

Skor Maksimal

Contoh lain Check list yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan seluruh

peserta didik dalam satu format sebagai berikut.

N

o

Nama

Siswa

A s p e kJumlah

SkorNilai

PartisipasiKualitas

pertanyaan

Kemampuan

menjawabkedisiplinan

Baik Tida

Baik

Baik Tidak

Baik

Baik Tidak

Baik

Baik Tidak

Baik

2) Skala Penilaian (Rating Scale)

Penilaian unjuk kerja juga dapat dilakukan dengan menggunakan skala

penilaian (rating scale). Cara ini memberi kesempatan kepada Guru

untuk memberi nilai kepada peserta didik dengan pilihan kategori lebih

dari dua rentangan yang dibedakan berdasarkan gradasi bobot .

Contoh:

Penilaian Presentasi hasil diskusi kelompok

Mata Pelajaran : IPS

Kelas/Semester : VIII/1

Judul Diskusi : Dampak Urbanisasi

40

Page 41: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

N

o

Nama

Siswa

A s p e k

Jumla

h

Skor

NilaiKriteri

a NilaiKomunik

asi

Sistematik

a

penyampa

ian

Wawas

an

Keberani

an

antusi

as

Keterangan Skor :

Komunikasi Sistematika

Penyampaian:

1 = Tidak dapat berkomunikasi 1 = Tidak sistematis

2 = Komunikasi agak lancar, tetapi sulit dimengerti 2 = Sistematis,uraian

krng,tdk jelas

3 = Komunikasi lancar tetapi kurang jelas dimengerti3 = Sistematis, uraian

cukup

4 = Komunikasi sangat lancar, benar dan jelas 4 = Sistematis, uraian

luas, jelas

Wawasan: Keberanian:

1 = Tidak menunjukkan wawasan 1 = Tidak ada keberanian

2 = Sedikit memiliki wawasan 2 = Kurang berani

3 = Berwawasan tetapi kurang luas 3 = Berani

4 = Berwawasan luas 4 = Sangat berani

Antusias:

1 = Tidak antusias

2 = Kurang antusias

3 = Antusias tetapi kurang kontrol

4 = Antusias dan terkontrol

Nilai = ∑ Skor perolehan X 100

Skor Maksimal

3) Proyek (Project)

41

Page 42: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang

harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat

digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,

kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik

pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Untuk mengetahui kinerja peserta

didik dalam menyelesaikan proyek, maka guru melakukan pemantauan

tahap demi tahap sehingga dapat diketahui kemajuan (progressive)

kemampuan peserta didik.

Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu

dipertimbangkan yaitu:

Kemampuan pengelolaan

Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan

mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap

pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

Keaslian

Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,

dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan

dukungan terhadap proyek peserta didik.

Berdasarkan rancangan pembelajaran dengan tema Urbanisasi, maka proyek

yang akan dilakukan oleh peserta didik meliputi:

1. Tingkat pencemaran air

2. Tingkat kerapatan pemukiman

3. Tingkat penyimpangan perilaku

4. Tingkat pemenuhan kebutuhan hidup

5. Tingkat pendidikan penghuni usia wajib belajar

6. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Mata Pelajaran : IPS

Kelas/Semester : VIII/1

Nama Proyek : Pengukuran Tingkat Kekumuhan Pemukiman

Alokasi Waktu : 3 bulan

42

Page 43: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Nama Peserta didik :

No Aspek * Skor (1 – 10)

1. Perencanaan:

a. Mempersiapkan instrumen penggalian data

b. Penggalian informasi melalui referensi

c. Pembagian tugas

2. Pelaksanaan

a. Kemampuan melakukan observasi

b. Kerjasama

c. Kedisiplinan

d. Pengolahan data

e. Penarikan kesimpulan

3. Laporan Proyek

a. Sistematika penulisan

b. Kualitas sumber data

c. Pengolahan data

d. Penarikan kesimpulan

4. Presentasi

a. Kemampuan berkomunikasi

b. Media presentasi

c. Penampilan ( antusias, percaya diri,

tegas)

Total Skor

*)Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek. Contoh di atas

menampilkan 15 aspek yang dinilai. Penghitungan nilai dengan

menggunakan rumus:

∑ Skor perolehan

Nilai = X 100

Skor Maksimal

43

Page 44: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

4) Penilaian Sikap

Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai sikap

peserta didik terhadap objek tertentu.

Objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran IPS antara lain

adalah:

a) Sikap terhadap materi pelajaran IPS.

b) Sikap terhadap proses pembelajaran.

c) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan

materi IPS.

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara/teknik, yaitu:

a) Pengamatan/Observasi perilaku Peserta didik

Hasil pengamatan dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam

pembinaan.

Berikut contoh format pengamatan/observasi perilaku

peserta didik.

No. Nama

Peserta

didik

Aspek Sikap Terhadap Nilai Sikap

Materi Proses

Pembelajaran

Nilai dan

Norma

1 Rina

2 Anton

i

3 Aji

4 Gani

5 Made

Keterangan penilaian:

Rentang sekor nilai setiap aspek adalah 1-4, yang mana

1 = tidak baik

2 = kurang baik

3 = baik

4 = sangat baik

Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut:

44

Page 45: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

1) Peserta didik termasuk kategori tidak baik apabila memperoleh

skor antara 3 - 5,25

2) Peserta didik termasuk kategori kurang baik apbila memperoleh

skor antara 5,26 – 7,51

3) Peserta didik termasuk kategori baik apbila memperoleh skor

antara 7,52 – 9,77

4) Peserta didik termasuk kategori sangat baik apabila memperoleh

skor antara 9,78-12

b) Pernyataan/pertanyaan langsung

Untuk memperoleh informasi tentang kecenderungan atau sikap peserta

didik, dapat dikembangakan berbagai instrumen yang diberikan langsung

kepada peserta didik, dengan menggunakan instrumen sebagai berikut :

(1). Skala sikap Likert

Pertanyaan/pernyataan dikembangkan dalam dua kategori yaitu positif

dan negatif, menggunakan empat skala yang dipilih secara langsung.

Contoh skala sikap Likert

Nama :

No Pernyataan Pilihan

Ss S Ts Sts

1 Bantaran sungai yang tanahnya subur baik untuk

daerah pemukiman penduduk

2 Penghuni di wilayah bantaran sungai akan mudah

mengalami konflik terutama dengan dinas

pengairan

3 Untuk memenuhi nafkah, banyak anak-anak usia

12-15 sudah bekerja di pagi hari sehingga tidak

masuk sekolah

4 Pemerintah membuat program wajib belajar

sembilan tahun agar warganegara menjadi lebih

cerdas dan trampil

5 Setujukah kamu terhadap perilaku remaja yang

45

Page 46: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

menuliskan nama, atau kelompoknya (vandalisme)

ditempat-tempat wisata bersejarah ?

6 Setujukah kamu apabila untuk memenuhi nafkah

orang tua, maka anak-anak meminta-minta di jalan

?

Keterangan :

Ss = sangat setuju

S = setuju

Ts = tidak setuju

Sts = sangat tidah setuju

Kriteria Penilaian :

Apabila kalimat positif ( no 2 dan 4 ) mendapatkan skor :

4 = sangat setuju

3 = setuju

2 = tidak setuju

1 = sangat tidak setuju

Apabila kalimat negatif ( no 1,3,5, dan 6 ) mendapatkan skor :

1 = sangat setuju

2 = setuju

3 = tidak setuju

4 = sangat tidak setuju

Perhitungan nilai dengan menggunakan :

∑ Skor perolehan

Nilai = X 100

Skor Maksimal

(2). Modifikasi skala sikap ala Borgados

Pengembangan dari skala sikap Likert dilakukan Borgados. Perbedaan ditunjukkan

dengan memodifikasi pernyataan/pertayaan dengan tingkat kesukaran yang lebih

tinggi sehingga pernyataan positif dan negatifnya agak memerlukan pemikiran yang

46

Page 47: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

lebih sulit, atau memberi ruang kepada peserta didik untuk memberikan alasan

pilihan sikapnya.

Contoh:

No Pernyataan /pertanyaan Pilihan Alasan

St S Ts Sts

1 Bantaran sungai yang

tanahnya subur baik untuk

daerah pemukiman

penduduk

2 Penghuni diwilayah

bantaran sungai akan

mudah mengalami konflik

terutama dengan dinas

pengairan

3 Untuk memenuhi nafkah,

banyak anak-anak usia 12-

15 sudah bekerja di pagi

hari sehingga tidak masuk

sekolah

4 Pemerintah membuat

program wajib belajar

sembilan tahun agar

warganegara menjadi lebih

cerdas dan trampil

5 Setujukah kamu terhadap

perilaku remaja yang

menuliskan nama, atau

kelompoknya ditempat-

tempat wisata bersejarah ?

6 Setujukah kamu apabila

untuk memenuhi nafkah

47

Page 48: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

orang tua, maka anak-

anak meminta-minta di

jalan ?

Keterangan :

Ss = sangat setuju

S = setuju

Ts = tidak setuju

Sts = sangat tidah setujurta didik untuk menentukan sikap

Alasan : latar pikir pes

Kriteria Penilaian :

Apabila kalimat positif ( no 2 dan 4 ) mendapatkan skor :

4 = sangat setuju

3 = setuju

2 = tidak setuju

1 = sangat tidak setuju

Apabila kalimat negatif (1,3,5,6) mendapatkan skor :

1 = sangat setuju

2 = setuju

3 = tidak setuju

4 = sangat tidak setuju

Untuk alasan dapat diberi skor dalam dua kategori :

1 = apabila logis

2 = apabila tidak logis

Perhitungan nilai dengan menggunakan :

∑ Skor perolehan

Nilai = X 100

48

Page 49: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Skor Maksimal

c) Laporan pribadi

Bentuk laporan pribadi dapat membuat pernyataan kecenderungan pilihan peserta

didik terhadap pengelaman pembelajaran dengan menuliskan secara narasi.

Contoh :

Tugas diberikan setelah pembelajaran tentang urbanisasi

Guru memberi tugas :

Buat komentar secara tertulis, sikapmu terhadap kondisi kehidupan penduduk di

bantaran sungai yang didiskusikan dalam pembelajaran tadi. Komentar yang kamu

kembangkan meliputi setuju atau tidak setuju terhadap penggunaan tanah bantaran

sungai untuk pemukiman, penggunaan air sungai untuk kehidupan penduduk

sekitarnya, kesehatan penduduk yang rentan penyakit enfluenza dan demam

berdarah, tingkat konflik yang lebih akibat kondisi sosial yang tidak nyaman,

keamanan serta keselamatan penduduk rentan utamanya musim penghujan. Pilihan

persetujuan disertai dengan memberikan alasan yang logis.

Kriteria penilaian :

No

mor

Nama Persetuju

an

pengguna

anbantara

n sungai

untuk

pemukima

n

penggun

aan air

sungai

untuk

kehidup

an

pendudu

k

Kesehat

an

pendudu

k yang

rentan

penyakit

Tingkat

konflik

yang

lebih

akibat

kondisi

sosial

yang

tidak

nyaman

keamanan

serta

keselamatan

penduduk

rentan

B TB B TK B TB B TB B TB

Keterangan :

49

Page 50: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

B = Baik apabila pernyataan sikap peserta didik tidak menyetujui aspek di atas

yang menunjukkan pernyataan negatif semua disertai alasan yang logis.

TB = tidak baik apabila pernyataan sikap peserta didik menyetujui aspek di atas

yang menunjukkan pernyataan negatif semua disertai alasan yang tidak

logis.

Perhitungan nilai dengan menggunakan :

∑ Skor perolehan

Nilai = X 100

Skor Maksimal

5) Penilaian Produk

Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.

Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya

dilakukan pada tahap appraisal.

Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan

terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses

pengembangan.

Contoh Penilaian Produk Secara Analitik

Laporan Hasil Pengamatan di Pemukiman Kumuh

No.Nama

Siswa

A s p e kJumlah

SkorNilai Ket.Sistemati

ka

Isi

MateriBahasa

Kerapih

an

Keterangan Skor :

Sistematika: Isi:

1 = Tidak sistematis 1 = Tidak ada isi

2 = Sedikit sistematis 2 = Isi ada, kurang sesuai & krg

akurat

3 = Sistematis tetapi kurang lengkap 3 = Isi ada, kurang sesuai/krg

akurat

4 = Sistematis, lengkap dan jelas 4 = Isi ada, sesuai dan akurat

50

Page 51: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Bahasa: Kerapihan:

1 = Tidak menggunakan kaidah bahasa 1 = Tidak rapih

2 = Kaidah bahasa ada, belum sempurna 2 = Kurang rapih

3 = Kaidah bahasa digunakan dengan baik 3 = Rapih

4 = Kaidah bahsa baik dan tepat 4 = Sangat rapih

Contoh Penilaian Produk Berupa Kliping

Permasalahan Kependudukan

No.Nama

Siswa

A s p e k Jumlah

SkorNilai Ket.

Tema Sumber Isi Analisis

Keterangan Skor:

Tema: Isi:

1 = Tidak ada 1 = Tidak sesuai tema

2 = Ada tetapi kurang tepat dan krg menarik 2 = Sesuai tema, kurang

berbobot & aktual

3 = Ada tetapi kurang tepat/kurang menarik 3 = Sesuai tema, kurang

berbobot/kurang aktual

4 = Ada, tepat, dan menarik 4 = Sesuai tema,

berbobot dan aktual

Sumber: Analisis:

1 = Tidak ada 1 = Tidak ada analisis

2 = Ada tetapi tidak lengkap, tidak akurat 2 = Ada analisis, kurang

tepat & kurang berbobot

3 = Ada dan akurat , tidak lengkap/tdk akurat 3 = Ada analisis, tetapi

kurang tepat/krg.berbobot

4 = Ada, akurat dan lengkap 4 = Ada analisis, tepat

dan berbobot

Perhitungan nilai dengan menggunakan :

51

Page 52: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

∑ Skor perolehan

Nilai = X 100

Skor Maksimal

Contoh Penilaian Produk Secara Holistik

Mata Pelajaran : IPS

Nama Produk : Membuat Makalah tentang Urbanisasi

Nama Peserta didik : _____Ajeng_________________

Kelas :

No Aspek * Skor (1- 10)

1. Perencanaan (Perumusan Topik dan

penyususnan kerangka makalah)

8

2. Proses Pembuatan

a. Persiapan

b. Pencarian data

c. Pengolahan data

d. Penyusunan makalah

8

8

9

8

3. Hasil Produk

a. Bentuk Makalah

b. Sistematika

c. Bahasa

d. Substansi

b. Inovasi

8

8

8

7

8

Total Skor 80

* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek

Nilai tiap-tiap peserta didik diperoleh dari total skor dibagi banyaknya aspek

yang dinilai (dalam contoh ini ada 10 aspek).

Jadi nilai Sani = 80 : 10 = 8

52

Page 53: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

e. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan hasil karya (hasil kerja) peserta didik. Hasil karya peserta

didik yang dikumpulkan adalah hasil karya terbaik, yang sudah dirancang dari

awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.

Langkah-langkah dalam penilaian portofolio di dalam kelas adalah:

1) Memberi penjelasan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio,

tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang

digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta

didik sendiri. Dengan melihat portofolio, peserta didik dapat mengetahui

kemampuan, keterampilan, kelebihan dan kekurangan serta minatnya.

2) Menyepakati hasil karya peserta didik yang akan dijadikan penilaian

portofolio disepakati antara guru dengan peserta didik. Portofolio antara

peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda.

3) Dalam menyelesaikan portofolio, perlu ada pembimbingan atau konsultasi

bagi peserta didik dari setiap tahap/langkah sehingga ada pemantauan

sebelum potofolio selesai. Hal itu penting dilakukan karena portofolio lebih

berorientasi pada proses. Guru dapat memantau kesulitan-kesulitan yang

terjadi pada peserta didik sebelum tugas tersebut selesai atau

memberikan penguatan-penguatan terhadap tugas yang dapat

diselesaikan dengan baik oleh peserta didik.

4) Karya-karya tiap peserta didik disimpan dalam satu map atau folder di

rumah atau loker masing-masing di sekolah.

5) Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan

peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke

waktu (progress).

6) Kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya ditentukan oleh guru

dengan peserta didik. Contoh, Kriteria penilaian kemampuan menulis

makalah seperti: penggunaan tata bahasa, kelengkapan gagasan, dan

sistematika penulisan. Dengan demikian, peserta didik mengetahui

standar guru dan berusaha mencapai standar tersebut.

7) Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru

dapat membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan

memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut,

serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat

membahas portofolio.

53

Page 54: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

8) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka diberi

kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru

perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan,

misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada

guru.

9) Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu,

undang orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud

serta tujuan portofolio, sehingga orangtua dapat membantu dan

memotivasi anaknya. Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui pameran

(exhibisi).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian portofolio adalah:

1) Peserta didik merasa memiliki portofolio itu sendiri

2) Tentukan bersama (antara peserta didik dengan guru) hasil kerja apa

yang akan dikumpulkan.

3) Kumpulkan dan simpan hasil kerja peserta didik dalam 1 map atau folder.

4) Beri tanggal pembuatan.

5) Tentukan kriteria untuk menilai hasil kerja peserta didik, kriteria ini perlu

disepakati antara guru dengan peserta didik.

6) Minta kepada Peserta didik untuk menilai hasil kerja mereka sendiri

secara berkesinambungan.

7) Bagikan portofolio kepada peserta didik, yang kurang beri kesempatan

untuk memperbaiki karyanya, dan tentukan jangka waktunya.

8) Bila perlu, jadwalkan pertemuan dengan orang tua peserta didik.

Adapun karya-karya peserta didik yang dapat dikumpulkan untuk penilaian

portfolio, antara lain berupa:

• Makalah

• Kliping

• Resume

• Gambar

• Peta konsep

• Laporan observasi

• Peta

54

Page 55: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Contoh Sistematika dan Rambu-rambu Penilaian Portafolio

No. Komponen Prosentase

Penilaian

1 ringkasan folder (portfolio) 30%

2 daftar isi 5%

3 langkah/jadwal kegiatan 5%

4 kumpulan informasi/data (artikel, bacaan, 20%

5 foto/grafik, hasil wawancara/diskusi, rekaman) 5%

6 ringkasan masing-masing informasi/data no. 4 20%

7 referensi (sumber informasi/data) 5%

8 presentasi 5%

9 Pertunjukan 5%

f. Penilaian Diri (self assessment)

1) Penilaian diri (self assessment) dalam perkembangannya selalu disandingkan/

berdampingan dengan penilaian kelompok atau sesama ( peer assessment).

Penilaian diri (self assessment) adalah suatu proses yang memungkinkan guru

dengan jelas untuk membedakan kekuatan dan kelemahan peserta didik

sehingga dapat diketahui aspek mana yang dapat dilakukan perbaikan yang

pada akhirnya pada tindakan perbaikan yang direncanakan, kemudian dimonitor

untuk mengetahui tingkat kemajuannya.

Penilaian diri dalam suasana pendidikan melibatkan peserta didik

membuat penilaian mengenai pekerjaan mereka sendiri. Dilakukan dengan cara

mengambilan keputusan tentang esai mereka sendiri seperti laporan, proyek,

presentasi, pertunjukan, produk, dan bahkan skript pemeranan, sehingga sangat

berharga dalam membantu peserta didik untuk kritik karya mereka sendiri,

dalam bentuk penilaian tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri . Untuk

alasan yang jelas, penilaian diri biasanya lebih digunakan sebagai bagian dari

proses penilaian formatif, daripada sumatif.

Contoh Penilaian diri (self assessment)

Penilaian terhadap laporan hasil pengamatan pemukiman di bantaran sungai.

Laporan hasil pengamatan disusun dengan memperhatikan aspek: 1. kebenaran

data, 2. sistematika laporan, 3. Penggunaan kaidah bahasa Indonesia, 4. Analisis

(logika) serta dukungan sumber/referensi dan 5. kerapihan

55

Page 56: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Tugas Guru :

Buat komentar tentang hasil laporan kegiatan pengamatan pemukiman di

bantaran sungai yang kamu lakukan beberapa hari yang lalu. Komentar diisikan

dalam kolom di bawah ini

.

Nomor Aspek yang

dikomentari

kelebihan Kekurangan Tindak

lanjut

1. Kebenaran data

2. Sistematika laporan

3 Penggunaan kaidah

bahasa indonesia

4. Cara menganalisis

dan dukungan

sumber/referensi

5 Kerapihan

Perhitungan skor :

1 = sangat kurang baik dalam menilai diri

2 = kurang baik dalam menilai diri

3 = baik dalam menilai diri

4 = sangat baik dalam menilai diri

Ukuran baik indikasinya adalah dapat menilai secara obyektif, dapat menemukan

kelebihan dan kelemahan dan utamanya adalah tindak lanjut berupa perbaikan

apabila melakukan hal yang sama dimasa yang akan datang.

Perhitungan nilai dengan menggunakan :

∑ Skor perolehan

Nilai = X 100

Skor Maksimal

2) Penilaian kelompok atau sesama ( peer assessment).

Penilaian diri dapat juga dilakukan dengan menilai sesama teman yang

diistilahkan peer essessment (penilaian kelompok/teman sebaya), dapat juga

dilakukan dalam meingkatkan kepekaan penilaian diri. Salah satu caranya adalah

56

Page 57: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

peserta didik menginternalisasi karakteristik kualitas belajar dengan mengevaluasi

pekerjaan rekan-rekan mereka. Namun, jika mereka menawarkan umpan balik untuk

membantu, peserta didik harus memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang

harus dicari dalam pekerjaan teman-teman mereka. Untuk itu guru harus

menjelaskan harapan yang jelas kepada peserta didik sebelum mereka mulai. Salah

satu cara untuk memastikan peserta didik memahami jenis evaluasi ini adalah

dengan memberikan sesi latihan . Guru memberikan contoh menulis atau berbicara

sesuai tugas yang harus dikerjakan. Secara kelompok, peserta didik menentukan

apa yang harus dinilai dan bagaimana kriteria untuk berhasil menyelesaikan tugas,

yang harus didefinisikan secara jelas. Kemudian guru memberi contoh dalam

menyelesaikan tugas tersebut. Peserta didik menilai dengan menggunakan kriteria

yang telah mereka kembangkan, dan menentukan bagaimana untuk menyampaikan

umpan balik dengan jelas kepada peserta didik. Dengan demikian peserta didik juga

bisa mendapatkan manfaat dari menggunakan rubrik atau checklist untuk memandu

penilaian mereka. Pada awalnya penentuan panduan dapat diberikan oleh guru,

setelah peserta didik memiliki pengalaman lebih, mereka dapat mengembangkan

penilaian untuk diri mereka sendiri. Contoh daftar mengedit rekan untuk tugas

menulis diberikan dalam bentuk matrik. Perhatikan bahwa checklist meminta

evaluator/rekan untuk komentar terutama tentang isi pengorganisasian kinerja yang

dievaluasi .

Agar evaluasi rekan dapat bekerja secara efektif, lingkungan belajar di kelas

harus mendukung. Peserta didik harus merasa nyaman dan percaya satu sama lain

untuk memberikan umpan balik yang jujur dan konstruktif. Guru yang menggunakan

kerja kelompok dan penilaian sejawat sering dapat membantu peserta didik

mengembangkan kepercayaan dengan membentuk menjadi kelompok-kelompok

kecil di awal semester dan mereka bekerja dalam kelompok yang sama. Hal ini

memungkinkan mereka untuk menjadi lebih nyaman satu sama lain dan mengarah

ke yang lebih baik sehingga memberikan umpan balik kepada rekannya.

Contoh penilaian kelompok atau sesama ( peer assessment).

Tugas yang sama dalam penilaian diri, tetapi diberikan kepada teman satu kelompok

yang mengerjakan tugas pengamatan. Sehingga instrumen diberikan kepada seluruh

anggota kelompok untuk menilai temannya. Misal dalam kelompok ada empat orang

anggota terdiri dari Rani, Aji, Gani dan Made, maka Rani memberi penilaian

57

Page 58: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

terhadap Made. Made menilai Rani dan seterusnya. Sehingga instrumennya sebagai

berikut :

Nama Penilai : Made

Nama teman yang dinilai : Rani

Nomor Aspek yang

dikomentari

kelebihan Kekurangan Saran untuk

perbaikan

1. Kebenaran data

2. Sistematika laporan

3 Penggunaan kaidah

bahasa indonesia

4. Cara menganalisis dan

dukungan

sumber/referensi

5 Kerapihan

Perhitungan skor :

1 = sangat kurang baik dalam menilai diri

2 = kurang baik dalam menilai diri

3 = baik dalam menilai diri

4 = sangat baik dalam menilai diri

Ukuran baik indikasinya adalah dapat menilai secara obyektif, dapat menemukan

kelebihan dan kelemahan dan utamanya adalah tindak lanjut berupa perbaikan

apabila melakukan hal yang sama dimasa yang akan datang.

Perhitungan nilai dengan menggunakan :

∑ Skor perolehan

Nilai = X 100

Skor Maksimal

Catatan : dengan menggabungkan informasi dari penilaian diri (self

essessment ) dan melaksanakan penilaian kelompok/teman sesama ((peer

essessment) akan memberikan data yang lebih akurat, karena didukung oleh dua

data dari diri sendiri

58

Page 59: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran

atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator

pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Mengingat SK

dan KD dalam standar isi belum seluruhnya menunjukkan keterpaduan, maka kita

perlu melakukan pemetaan SK dan KD untuk kemudian direkonstruksi dalam silabus

pembelajaran IPS. Dalam pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru

secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah.

Silabus memuat sekurang-kurangnya komponen-komponen berikut ini.

1. Identitas Silabus

2. Standar Kompentensi

3. Kompetensi Dasar

4. Materi Pokok

5. Kegiatan Pembelajaran

6. Indikator

7. Penilaian

8. Alokasi Waktu, dan

9. Sumber Belajar

Beberapa langkah yang sebaiknya bapak/ibu perhatikan dalam menyusun

silabus adaalah sebagi berikut:

1. Mengisi identitas Silabus

Identitas terdiri dari nama sekolah, mata pelajaran, kelas, dan semester.

2. Menuliskan Standar Kompetensi

Standar Kompetensi menggambarkan kualifikasi kemampuan peserta didik yang

menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

diharapkan dicapai pada mata pelajaran IPS. Standar Kompetensi diambil dari

Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) Mata Pelajaran IPS.

Sebelum menuliskan Standar Kompetensi, bapak/ibu sebaiknya terlebih dahulu

mengkaji Standar Isi mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD;

b. keterkaitan antar standar kompetensi dalam mata pelajaran IPS.

59

Pengembangan Silabus

Page 60: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

3. Menuliskan Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki

peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi

dasar diambil dari Standar Isi.

Sebelum menentukan atau memilih Kompetensi Dasar, bapak/ibu terlebih dahulu

mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan

Kompetensi Dasar;

b. keterkaitan antar Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran IPS.

4. Merumuskan Tema Pembelajaran

5. Mengidentifikasi Materi Pokok

6. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar melalui

interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber

belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Kegiatan

pembelajaran sebaiknya dirancang melalui pendekatan pembelajaran yang

bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran memuat

kecakapan hidup yang perlu dikuasai oleh peserta didik.

7. Merumuskan Indikator

Indiktor mrupakan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Kapan indikator

disusun? Indikator disusun setelah bapak ibu melakukan pemetaan Kompetensi

Dasar dan penentuan topik/tema sebagai pengikat keterpaduan.

Dalam penentuan indikator, sebaiknya memperhatikan beberapa hal, sebagai

berikut:

a. Berkaitan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

b. Sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik.

c. Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari.

d. Menggunakan kata kerja operasional.

e. Dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik secara

utuh (kognitif, afektif, dan psikomotor).

f. Dapat diukur/dapat dikuantifikasikan/dapat diamati.

8. Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan

indikator. Di dalam kegiatan penilaian ini terdapat tiga komponen penting, yang

meliputi: (a) teknik penilaian, (b) bentuk instrumen, dan (c) contoh instrumen.

60

Page 61: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

9. Menentukan Alokasi Waktu

Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian suatu

Kompetensi Dasar tertentu. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu

kompetensi dasar yang bersangkutan, yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan

banyaknya pertemuan. Oleh karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi

dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan

bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya.

10. Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan

pembelajaran, yang dapat berupa: buku teks, media cetak, media elektronika,

nara sumber, lingkungan alam sekitar, dan sebagainya.

Contoh pengembangan silabus IPS dapat dilihat dalam lampiran 1.

RPP dalam pembelajaran IPS didefinsikan sebagai rencana yang

menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

kompetensi dasar atau lebih yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam

silabus. Dalam mata pelajaran IPS, dalam satu RPP dapat memuat satu Kompetensi

Dasar atau lebih. Hal ini didasarkan perbedaan karakteristik mata pelajaran IPS

dengan mata pelajaran lainnya. Beberapa mata pelajaran lain menetapkan dalam

satu RPP hanya memuat satu Kompetensi Dasar.

Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan

dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Dalam melaksanakan penyusunan RPP,

guru harus berpatokan pada standar proses pendidikan, yang memuat bahwa suatu

RPP setidaknya memuat komponen-komponen di bawah ini:

1. Identitas mata pelajaran2. Standar kompetensi3. Kompetensi dasar4. Tema pembelajaran5. Tujuan pembelajaran6. Materi ajar7. Alokasi waktu8. Metode pembelajaran9. Kegiatan pembelajaran10. Penilaian hasil belajar11. Sumber belajar

Contoh penyusunan RPP dapat dilihat dalam lampiran 3.

61

Penyusunan RPP

Page 62: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Bagaimana cara melaksanakan pembelajaran IPS? Kita dapat

melaksanakan pembelajaran dengan guru tunggal atau team teaching. Idealnya,

mengingat keterbatasan guru dalam menguasai materi IPS, akan lebih mudah kalau

pembelajaran dilakukan secara team teaching, karena dengan team teaching,

pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Pembelajaran IPS dengan team teaching

memungkinkan guru dapat melakukan pembagian tugas dan kerjasama dalam

perencanaan, proses, dan evaluasi pembelajaran. Di samping itu, dalam

penyampaian materi akan lebih komprehenship karena diajarkan secara bersama.

Dengan berbagai metode yang dikuasai oleh guru, pengembangan bahan

ajar merupakan salah satu persiapan penting bagi guru untuk mengembangkan

pembelajaran bermakna. Untuk itu, guru perlu menyiapkan bahan ajar yang dapat

disusun sendiri atau secara tim.

Implikasi dari pembelajaran IPS secara terpadu:

1. Bagi Guru

a. Guru Tunggal

Apabila pembelajaran IPS dilakukan oleh seorang guru, maka:

1) Penyusunan silabus, RPP, dan pelaksanaan pembelajaran dilakukan

oleh seorang guru, sehingga guru dituntut menguasai minimal empat

disiplin keilmuan (Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi).

2) Perlu diberikan pendidikan dan latihan materi IPS untuk meningkatkan

kompetensi profesional guru.

3) Perlu disusun model pendidikan dan latihan berikut bahan pelatihannya.

b. Team Teaching

Apabila pembelajaran IPS dilakukan team teaching, maka:

1) Penyusunan silabus, RPP, dan pelaksanaan pembelajaran dilakukan

secara bersama oleh tim guru Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan

Sosiologi.

2) Perlu diberikan pendidikan dan latihan pembelajaran beregu (team

teaching).

3) Perlu adanya pengakuan tertulis konversi jam mengajar beregu di

sekolah.

4) Perlu presensi guru dalam proses pembelajaran

62

Pelaksanaan Pembelajaran IPS Secara Terpadu

Page 63: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

2. Bahan Ajar

Pembelajaran IPS secara terpadu diperlukan bahan ajar yang terpadu

dengan pendekatan kontekstual. Bahan ajar tersebut disusun dalam bentuk buku

pelajaran dengan mengacu pada dua model pembelajaran IPS secara terpadu

yakni integrated dan correlated/connected.

Contoh pengembangan bahan ajar untuk pelaksanaan pembelajaran IPS secara

terpadu dapat dilihat pada lampiran 3.

63

Page 64: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Pembelajaran IPS di SMP idealnya dilaksanakan secara terpadu.

Pembelajaran terpadu dalam IPS dapat dikembangkan dalam dua model

keterpaduan yakni integrated, dan connected. Dikarenakan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar dalam Standar Isi belum menunjukkan keterpaduan, maka perlu

dilakukan rekonstruksi SK dan KD menjadi tema-tema pembelajaran IPS.

IPS sebagai mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk warga negara

yang baik, yang mampu memahami kondisi dan masalah sosial serta upaya

pemecahannya, seharusnya lebih mengedepankan pengembangan afektif dan

psikomotorik, daripada hanya kognitif. Untuk itu pembelajaran IPS idealnya

dilaksanakan dengan strategi pengembangan kemampuan berfikir dan pemecahan

masalah. Guru dapat mengembangkan model-model yang berpusat pada peserta

didik seperti diskusi, debat, role playing, dan inquiry yang dikemas dalam

pembelajaran yang menyenangkan dan menantang.

64

P E N U T U P

Page 65: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Arikunto, Suharsini. 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Abdul Gafur. 1986. Disain Instruksional: Langkah Sistematis Penyusunan Pola

Dasar Kegiatan Belajar-Mengajar. Surakarta: Tiga Serangkai.

Anderson, Ronald H. (1987). Pemilihan dan pengembangan media untuk

pembelajaran. (Terjemahan Arnanto) Jakarta: Rajawali Press. (Judul asli

diterbitkan tahun 1983)

Ana Ratna Wulan. Problematika Guru Biologi SMA dalam Asesmen Portofolio pada

Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Buletin Puspendik. Oktober

2004.

Awan Mutakin , 1997/1998. Pengantar Ilmu Sosial , Jakarta: Depdikbud. Ditjen.

Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis.

Bahan sosialisasi KTSP di LPMP Semarang Tahun 2006

Bahrul hayat. Penilaian Kelas (Classroom Assessment) dalam Penerapan Standar

Kompetensi. Bahrul hayat. Buletin Puspendik. Oktober 2004.

Fajar, Arnie. (2004). Portofolio dalam pembelajaran IPS. Bandung: Rosda Karya

Forster, Margaret, dan Masters, G. (1996). Portfolios Assessment Resource Kit.

Camberwell, Melborne: The Australian Council for Educational Research

Ltd.

Gafur, Abdul, dkk. 2003. Pedoman Umum Pola Induk Siswa Pengujian Hasil KBM

Berbasis Kemampuan Dasar Sekolah Menengah Umum. Jakarta: Dit. PMU,

Ditjen Dikdasmen, Depdiknas.

Gerlach, Vernon, and Donald P. Ely (1980). Teaching and media a systematic

aproach. New Jersey: Prentice-Hall;inc.

Hardwick, Mark W., (2007). “Lecture method of presentation: “boon or bane” to

learning.

Jurnal www.plusoneperformance .com /resources/LectureMethodofPresentation.pdf

Hart, Diane. 1994. Authentic Assessment. USA: Addison Wesley.

http:// id. wikipedia org/wiki/taksonomi Bloom

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Taksonomi_Bloom&action=edit&section=8

65

DAFTAR PUSTAKA

Page 66: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

http://id.wikipedia.org/wiki/Sikap

http://pendidikanmoral.um.edu.my/index.php?page=pembinaan-instrumen-penilaian-

dalam-aspek-psikomotor

http://pendidikanmoral.um.edu.my/index.php?page=konsep-penilaian

Hayati, Sri. 2004. Bahan Pelatihan PS-S2 Penilaian Pembelajaran Pengetahuan

Sosial Bahan Pelatihan Terintegrasi Guru SMP. Jakarta: Direktorat Pendidikan

Lanjutan Pertama.

Hergenhahn, BR, and Oslon, M.H. (1997). An introduction to theories of learning,

New Jersey: Prentice Hall

Huer, Mary Blake. (2005). Using concept maps for educational based implementation

of assitive technology: a culturally inclusive model for supervision in special

education. Journal of special education technolology (JSET) vol. 20 number

04, Fall 2005. Diambil pada tanggal 14 Juni 2006 , dari

http:/jset.unlv.edu/20.4/issuemenu.html .

Ibrahim, Nurdin. (2005). Pemanfaatan tutorial audio interaktif untuk perataan kualitas

hasil belajar.  Jakarta: Depdiknas RI, diambil pada tanggal 14 Juni 2007 dari

http://www.depdiknas.go.id/jurnal/44/nurdin.htm.

Ibrahim, R dan Nana Syaodih. (2003). Perencanaan pengajaran. Jakarta: Pusbuk

Depdiknas dan Rineka Cipta

Jarolimek, John (1985). Social Studies in Elementary Education, New York:

Macmillan Publishing Company

Joyce, Bruce and Marsha Weil. (1996). Models of teaching (5th ed). Boston: Allyn and

Bacon

Kelly, T. Willis. (2006). The role of technology in world history teaching. Diambil pada

tanggal 12 Februari 2007 dari

http:/worldhistoryconnected.press.uiuc.edu/4.21whelchel.html

Kemp, Jarrol E. (1994). Proses perancangan pengajaran. (Terjemahan Asril

Marjohan). Bandung : Penerbit ITB. (Buku asli diterbitkan tahun 1985).

M. Numan Somantri, (2001), Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, Bandung:

Rosda.

Nursid Sumaatmaja, (1986). Pengantar Studi Sosial. Bandung: Alumni

Popham, W.J. (1995) Classroom Assessment, What Teachers Need to Know.

Puskur. 2002. Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.

66

Page 67: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

Puskur. 2002. Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.

________________, 2010. Self Assessment, Google

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://

en.wikipedia.org/wiki/Self-assessment

Siswanto, dkk. 1993. Penilaian IPS dan PPKn. Bahan Sajian Untuk Penataran

Instruktur. Malang: Proyek PPPG IPS dan PMP Malang.

Subiyanto. 1993. Beberapa Masalah Evaluasi Pendidikan. Malang: PPPG IPS dan

PMP, Ditjen Dikdasmen, Depdikbud.

67

Page 68: 2. Isi Panduan Pembelajaran Ips Pitagiri 5-5-2010

68