2. identifikasi masalah dan analisis data 2.1. landasan ... · identifikasi masalah dan analisis...
TRANSCRIPT
9 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
2. IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS DATA
2.1. Landasan Teori tentang Iklan Layanan Masyarakat
2.1.1. Definisi Iklan Layanan Masyarakat
Iklan Layanan Masyarakat merupakan salah satu cara paling umum untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat, biasanya Iklan Layanan Masyarakat
ini digunakan oleh lembaga amal, nirlaba, dan organisasi masyarakat. Beberapa
iklan layanan masyarakat dirancang untuk menggugah emosi sasarannya. Iklan
Layanan Masyarakat lain juga dikembangkan oleh organisasi masyarakat dan
ditujukan bagi masyarakat yang ingin menampilkan identitas organisasi mereka
yang bekerja sama dengan media setempat untuk dapat menjangkau sasaran mereka
(Bensley & Fisher, 2003).
Menurut Crompton dan Lamb di dalam Rhenald kasali, Iklan Layanan
Masyarakat sebagai sebuah pengumuman yang tidak dikenakan biaya untuk
mempromosikan suatu program, jasa atau kegiatan pemerintah atau suatu
organisasi yang bertujuan untuk melayani masyarakat (Kasali,1992) . Sedangkan
menurut Robert dan Jodi Iklan Layanan Masyarakat disebut juga iklan
nonkomersial yang bertujuan menjual gagasan atau ide untuk melayani masyarakat.
Biasanya Iklan ini berisi himbauan pada masyarakat untuk melakukan atau tidak
melakukan suatu tindakan demi kepentingan umum, misalnya seperti mengubah
kebiasaan masyarakat yang suka membuang sampah sembarangan, tertib berlalu
lintas, dan lain-lain (Madjadikara, 2005) .
Iklan layanan masyarakat ini sendiri dapat berupa ilustrasi sketsa, foto, dan
juga vector. Untuk foto biasanya dilakukan pengambilan gambar kemudian
digabungkan sehingga tercipta suatu suasana yang dramatis, pengeditan gambar
umumnya menggunakan Software Adobe Photoshop. Kemudian untuk sketsa,
gambar dilakukan secara manual kemudia discan atau bisa juga langsung
menggambar menggunakan alat yang disebut pen tablet untuk dapat terhubung
secara langsung ke komputer, biasanya sketsa dilakukan pada Software Adobe
Photoshop. Selain itu, ada pula yang disebut dengan ilustrasi vector yang memiliki
10 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
bentukan yang cenderung lebih kaku dari sketsa tangan, biasanya pembuatan vector
memerlukan penggunaan Software Adobe Illustrator atau Corel Draw.
Gambar 2.1. Contoh iklan layanan masyarakat dalam bentuk foto
Sumber : Ayuprint. ( 2015, Juli 17 ). Iklan Layanan Masyarakat Paling Mengena.
Gambar 2.2. Contoh iklan layanan masyarakat dalam bentuk vektor
Sumber : Deviantart. ( 2016, Maret 16). Poster.
Gambar 2.3. Contoh iklan layanan masyarakat dalam bentuk gambar
tangan
Sumber : Subagio Waluyo. (2015, September 7). All you need is love.
11 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
Iklan Layanan Masyarakat juga memerlukan identitas visual yang berupa
lambang seperti simbol yang dapat memicu ingatan dan membentuk koneksi
dengan elemen-elemen pada otak. Hal ini biasa digunakan pada periklanan, salah
satu contohnya adalah maskot. Maskot ini bisa berupa karakter seperti Ronald
Mcdonald, Felix the cat, KFC Colonel. Maskot ini mempermudah masyarakat
dalam mengingat suatu iklan atau kampanye yang diadakan ( Wertime, 2003 ).
Gambar 2.3. Contoh maskot
Sumber : www.babble.com
2.1.2. Ciri Iklan Layanan Masyarakat
Iklan layanan masyarakat tentunya memiliki ciri yang berbeda dari iklan-
iklan lainnya. Menurut Agus Madjadikara ciri Iklan Layanan Masyarakat (2005 :
17) :
1. Dapat dilakukan oleh siapa saja.
2. Biasanya memiliki sponsor.
3. Memiliki logo dan slogan.
4. Ditujukan untuk kepentingan masyarakat.
5. Non komersial.
12 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
2.1.3. Proses Kampanye Iklan Layanan Masyarakat
Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat tentunya perlu melalui beberapa
tahapan supaya penyampaian infromasi dapat diterima dengan baik oleh target
sasaran. Langkah pertama adalah identifikasi masalah serta pemilihan dan analisa
target sasaran. Perlu adanya analisis untuk target sasaran, dari segi kebutuhan,
psikologis, sosiologis, bahasa, serta simbol dan media yang sering ia jumpai selama
beraktivitas.
Langkah selanjutnya adalah adanya penentuan tujuan iklan, apa saja
harapan penulis terhadap kampanye tersebut. Bagaimana reaksi masyarakat dan
perubahan mereka setelah berinteraksi dengan media yang ada supaya dapat
menerima informasi dan menjadi lebih baik.
Langkah ketiga adalah menentukan tema iklan supaya program yang akan
dijalankan menjadi lebih jelas. Untuk menentukan tema iklan ini, diperlukan
penelitian kepada target sasaran. Tema iklan ini harus terfokus pada program yang
akan dilakukan.
Langkah keempat adalah menentukan anggaran atau biaya iklan yang
diperlukan untuk suatu kampanye dalam periode tertentu.
Langkah kelima adalah perancanaan media yang meliputi 3 hal :
1. Identifikasi media yang ada dan tersedia.
2. Memilih media yang cocok dengan sasaran yang dituju dan dapat
digunakan.
3. Menentukan waktu dan frekuensi penyiaran.
Langkah keenam adalah menciptakan pesan iklan yang meliputi headline,
sub headline, body copy, artwork, dan logo yang menarik bagi target sasaran.
Langkah terakhir adalah menilai keberhasilan kampanye yang dilakukan
melalui evaluasi. Evaluasi ini dilakukan sebelum, selama, dan sesudah kampanye
berlangsung (Kasali, 1992 : 206).
Media yang termasuk iklan layanan masyarakat adalah :
1. Media cetak (koran, majalah,dsb)
2. Iklan televisi
3. Poster
4. Brosur
13 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
5. Event
6. Dan lain-lain
2.2. Tinjauan Permasalahan tentang Objek dan Subjek Perancangan
2.2.1. Tinjauan Permasalahan
2.2.1.1. Definisi Kosmetik
Menurut Peraturan permenkes 220 tahun 1976 di dalam Gede Agus Beni
Widana, kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan,
dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada, di masukkan ke
dalam, dipergunakan pada tubuh manusia dengan maksud untuk membersihkan,
memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk
golongan obat. Kosmetik mengandung bahan pewarna dan juga bahan pengawet.
Bahan pengawet bertujuan untuk mencegah kerusahan kosmetik yang disebabkan
oleh mikroorganisme (Widana, 2014 : 51).
2.2.1.2. Jenis Kosmetik
Jenis kosmetik menurut Sub Bagian Kosmetika Medik/SMF Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin FKUI/RS (2014 : 52). Dr. Cipto Mangunkusumo di dalam Gede
Agus Beni Widana kosmetika wajah dapat digolongkan menjadi :
1. Kosmetika pemeliharaan dan perawatan
a. Kosmetika pembersih.
b. Kosmetika pelembab.
c. Kosmetika pelindung.
d. Kosmetika penipis.
2. Kosmetika rias
a. Kosmetika rias kulit wajah.
b. Kosmetika rias bibir.
c. Kosmetika rambut.
d. Kosmetika kuku.
e. Kosmetika rias mata.
3. Kosmetika pewangi
a. Deodoran dan antipperspiran
14 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
b. After shave lotion
c. Parfum dan eau de toilette
Di dalam kosmetik, tentunya terkandung bahan-bahan baik kimia maupun
alami. Tidak jarang kosmetik terdiri dari banyak bahan, baik yang berasal dari
tumbuhan, hewan, sintetik kimiawi dan mikroba. Umumnya para pengguna
kosmetik tidak memperhatikan bahan baku yang digunakan untuk membuat
kosmetik. Bahan baku yang digunakan pada kosmetik antara lain :
a. Waxes dan Oils yang berfungsi :
a.1 Water repellent film.
a.2 Larut dalam minyak sehingga membentuk lapisan emolien pada kulit.
a.3 Emulsifying agent.
a.4 Zat penebal dan memperbaiki tekstur dan kelembutan dari emulsi.
a.5 Membentuk lapisan berkilat dan pembuat bentuk pada lipstick.
Contoh Waxes dan Oils adalah Beeswax, carnauba wax, parafin, setil
alkohol.
b. Pengawet dan Antiseptik
Kosmetika terdiri dari lemak dan minyak yang mudah ditumbuhi
mikroorganisme seperti bakteri, amuba, dan jamur, yang akan merusak
bahan sehingga timbul perubahan warna dan bau. Fungsi dari pengawet dan
antiseptik ini adalah :
b.1 Mencegah dekomposisi preparat dengan cara menghambat
pertumbuhan mikroorganisme menggunakan pengawet.
b.2 Mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan cara
membunuhnya dengan antiseptik.
c. Antioksidan
Kosmetika yang terdiri dari minyak seperti minyak jagung mudah
teroksidasi oleh udara sehingga terjadi pemecahan bahan yang terkandung,
dan akan mengubah warna dan bentuk. Fungsi dari antioksidan ini adalah
mencegah terjadinya oksidasi bahan kosmetika.
15 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
Contoh dari antioksidan adalah progalin.
d. Pewarna
Pewarna bertujuan untuk memberikan warna pada kosmetika agar menarik
untuk dilihat. Jenis pewarna adalah :
d.1 Pewarna larut air : asam (acid dyes)-azo, solvent dyes (larut
alkohol), xanthenes dyes yang dipakai dalam lipstick.
d.2 Pewarna yang tidak larut dalam cairan : insoluble
2.2.1.3. Dampak Negatif Kosmetik
Menurut Gede Agus Beni Widana (2014 : 58) Adanya kontak antara
kosmetik dan kulit dapat menyebabkan efek samping. Hal ini disebabkan oleh
meresapnya bahan kosmetik ke dalam kulit pemakai. Jumlah yang terserap
tergantung pada keadaan kulit pemakai, keadaan kosmetika yang dipakai, serta
kondisi kulit pemakai. Beberapa efek samping yang diketahui setelah penggunaan
kosmetik antara lain :
1. Dermatitis, kontak alergi atau iritan. Misalnya Hidrokuion pada pemutih
kulit.
2. Akne kosmetika, kontak dengan akagenik, misalnya lanoin pada bedak
padat atau masker penipis, alkohol laurat pada pelembap.
3. Fotosensitivitas, fotoalergik dalam kosmetika misalnya PABA dan
betakaroten pada tabir surya.
4. Pigmented cosmetics dermatitis, terasa gatal, misalnya pewarna jenis ter
batubara terutama brilliant lake red, pewarna turunan fenilazonaftol.
Menurut Ayu Maharani kulit anak lebih mudah teriritasi oleh bahan kimia
karena pH kulit masih di bawah standar sehingga fungsi lemak kulit belum
sempurna. Kulit lebih terlihat halus karena kelenjar keringat dan kelenjar minyak
belum berfungsi sempurna. Hal ini dapat menyebabkan dermatitis pada anak jika
tidak diperhatikan. Dermatitis kontak dapat menyerang anak-anak karena adanya
kontak antara kulit anak dan bahan yang mengiritasi seperti kosmetik. Dermatitis
kontak akan menyebabkan ruam yang besar, gatal, dan rasa terbakar. Pada kasus
ringan, penghindaran bahan penyebab iritasi dan penggunaan krim yang
16 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
mengandung hidrokortison dapat membantu mengurangi gatal dan kemerahan di
kulit. Sedangkan pada kasus yang berat, diperlukan obat yang diminum jenis
kortikosteroid dan antiradang untuk mengurangi peradangan dan gatal ( Maharani,
2015 : 124).
Dampak negatif kosmetik ini dapat dipicu oleh bahan yang terkandung dari
kosmetik tersebut. Bahan yang dinyatakan berbahaya yang terkandung dalam
kosmetik berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor
239/Menkes/Per/V/1985 adalah :
Tabel 2.1 Zat Warna Kosmetika yang Dinyatakan Berbahaya yang Umum
Ditemukan dalam Kosmetik
No. Nama Indeks Warna
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Alkanet
Auramine
Chrysoidine
Fast Red E (CI Food Red 4)
Fast Yellow AB (CI Food Yellow 2)
Magenta (CI Basic Violet 14)
Methanyl Yellow (ext DC Yellow 1)
Oil Orange SS dan Oil Orange XO
Oil Yellow AB dan Oil Yellow OB
Orange G, Orange GGN, Orange RN
Ponceau 3R, Ponceau SX, Ponceau 6R
Rhodamin B (CI Food Red 15)
Scarlet GN (CI Food Red 2)
Sudan I (CI Solvent Yellow 14)
Violet 6B
75520
41000
11270 / 114270
16045
12015
42510
13065
12100 / 12140
11380 / 11390
16230 / 15980 / 15970
16135 / 14700 / 16290
45170
14815
12055
42640
Sumber : Widana,S.M. (2014). Analisis Obat, Kosmetik, dan Makanan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Selain zat pewarna yang berbahaya, ada pula senyawa lain yang tidak
diijinkan untuk digunakan di dalma kosmetik karena tidak baik untuk kesehatan
17 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
kulit para pengguna. Berikut adalah tabel senyawa berbahaya yang terkandung di
dalam kosmetik.
Tabel 2.2 Daftar Bahan yang Tidak Diijinkan untuk Digunakan dalam Kosmetik
No. Nama
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Antimon dan senyawanya.
Arsen dan senyawanya.
Barium dan senyawanya.
Berlium dan senyawanya.
Bitionol.
Fosfor.
Hidrokinon monobenzil eter.
Hormon.
Kadmium dan senyawanya.
Krom dan senyawanya, kecuali zat warna hijau K4 dan K5.
Perak dan senyawanya.
Air raksa atau merkuri dan senyawanya, kecuali fenil raksa nitrat dan
tiomersal yang digunakan sebagai pengawet pada kosmetik mata.
Salisil anilida dan berhalogen.
Selenium dan senyawanya, kecuali selenium disulfide maksimum 2%.
Strontium dan senyawanya.
Timbal dan senyawanya, kecuali timbal asetat maksimum 2% dalam
cat rambut.
Vinil klorida.
Zirconium dan senyawanya.
Sumber : Widana,S.M. (2014). Analisis Obat, Kosmetik, dan Makanan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Setiap tahun selalu ada produk kosmetik yang mengandung bahan
berbahaya yang telah dipublikasikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
18 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
Republik Indonesia melalui public warningnya. Berikut adalah tabel mengenai
public warning BPOM mengenai bahan berbahaya kosmetik.
Tabel 2.3. Public Warning BPOM Tentang Bahan Berbahaya dalam
Kosmetika
Nomor/ Tahun Jumlah Produk Jenis Bahan
Berbahaya dan Zat
Warna yang Dilarang
KB.01.002.2003
3 Januari 2003
10
Merkuri (bleaching
cream).
Merah K.10 (Lipstick).
Jingga K.1 (Lipstick).
KH.00.01.2.3984
2 September 2004
51
Merkuri (cream malam).
Rhodamin B (lisptick).
KH.00.01.3352
7 September 2006
27 Merkuri (cream malam).
Rhodamin B (lipstick).
Merah K3 (lipstick).
KH.00.01.432.6081
1 Agustus 2007
26 Merkuri (facial cream).
Hidroquinon > 4%
(peeling).
Asam Retinoat (peeling).
Merah K10 (Rhodamin
B) pada lipstick dan
lipgloss.
KH.00.01.431.6147
26 November 2008
27 Merah K.3 dan K.10
(lipstick).
Asam retinoat (night
cream).
Merkuri (Night cream).
19 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
KH.00.01.43.2503
11 Juni 2009
66 Merah K.3 dan K.10
(lipstick).
Asam retinoat (night
cream).
Merkuri (night cream)
Hidrokuinon (night
cream).
Sumber : Widana,S.M. (2014). Analisis Obat, Kosmetik, dan Makanan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Berikut merupakan beberapa contoh kasus akibat dari bahan berbahaya
yang terkandung di dalam kosmetik.
Gambar 2.4. Ruam Wajah
Sumber : www.klikdokter.com
Gambar 2.5. Dermatitis
Sumber : GoApotik. (2014, Agustus 14). Headlines.
20 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
Gambar 2.6. Dampak merkuri
Sumber : Solusiwajah. (2016, Maret 16). Ciri-ciri kosmetik bermerkuri.
2.2.1.4. Pentingnya Peran Orang Tua
Menurut Anisa’ul Jannah dan Winkanda Satria Putra Anak merupakan
individu yang sangat rentan terserang berbagai penyakit karena anak masih belum
memiliki kekebalan seperti yang dimiliki oleh orang dewasa. Oleh karena itu tubuh
anak mudah terserang penyakit. Orang tua memiliki peran penting dalam menjaga
kesehatannya. Pengetahuan dan pemahaman mengenai kesehatan wajib dimiliki
oleh orang tua (Jannah & Putra, 2015).
Orangtua tentunya menginginkan anak tumbuh dengan pengetahuan yang
luas, oleh karena itu pentingnya pendidikan anak usai dini untuk perkembangan
fisik, mental, dan kecerdasan. Menurut penelitian, sekitar 50% kecerdasan orang
dewasa telah terjadi pada saat anak berusia kurang dari 4 tahun. Apabila terjadi
kesalahan dalam mendidik maka hal ini dapat berpengaruh pada pola pikir anak di
masa mendatang. Keluarga adalah tempat pendidikan yang paling utama dan paling
penting bagi anak. Orangtua memiliki peranan yang sangat vital terhadap masa
depan anak (Jannah & Putra, 2015).
Hal-hal yang harus dilakukan orangtua dalam mendidik anak adalah :
1. Jadikan orang tua sebagai tokoh idola anak.
2. Mengarahkan dengan memberi teladan.
3. Mengembangkan kasih sayang
4. Terlibat dalam proses pembelajaran anak (Jannah & Putra, 2015).
21 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
Hal-hal penting ini sangat berpengaruh pada perilaku anak. Misalnya saja
orang tua yang suka menggunakan kosmetik. Ketika anak melihat orang tua
melakukan hal tersebut, tentunya akan timbul rasa ingin tahu, hal ini menjadi tugas
orang tua untuk memberikan pengertian pada anak mengenai apa saja dampak dari
kosmetik tersebut. Ketika orang tua gagal dalam memberikan informasi atau salah
dalam mengajarkan cara menggunakan kosmetik dengan bijak, maka hal ini akan
berdampak kepada kulit anak.
Kemudian adanya sosial media yang marak pada masyarakat menyebabkan
para orang tua ingin memamerkan anaknya ke sosial media. Tak jarang ketika
seseorang membuka sosial media dan melihat sesuatu yang menarik sehingga ia
ingin meniru apa yang dilakukan oleh orang lain di sosial media itu sendiri. Seperti
halnya orang tua yang ingin agar anaknya populer di sosial media.
2.2.2. Fakta-fakta Lapangan
Berdasarkan hasil survey lapangan yang telah dilakukan, para orang tua
yang pernah memakaikan kosmetik kepada anaknya sejumlah 39 orang dari 50
orang, mereka memakaikan kosmetik pada acara pesta, acara sekolah seperti Hari
Kartini, dan juga ada pula yang bahkan saat sedang bermain dengan anak atau mau
mengajari anak bagaimana cara menggunakan kosmetik. Ada pula orang tua yang
memang tidak dengan sengaja mengajari anaknya, namun anak tersebut mencoba
dengan sendirinya untuk bermake up karena sering melihat orang tua mereka
menggunakan kosmetik.
Dari 14 orang yang tidak pernah memakaikan kosmetik kepada anaknya, 2
orang tidak mengetahui dampak dari penggunaan kosmetik. Kemudian 10 orang
dari 39 orang tua yang pernah memakaikan kosmetik pada anak, tidak tahu apa saja
dampak negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan kosmetik tersebut.
Belum adanya kampanye yang menginformasikan masyarakat mengenai
dampak kosmetik membuat sebagian masyarakat tidak berpikir panjang mengenai
dampak kosmetik yang dapat menimpa putri mereka. Hanya ada pernyataan dari
dokter yang tercantum di beberapa website dan juga buku khusus penyakit kulit.
22 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
2.2.3 Data Visual
Gambar 2.7. Anak menggunakan kosmetik
Sumber : www.instagram.com
Gambar 2.8. Anak menggunakan kosmetik
Sumber : www.instagram.com
23 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
Gambar 2.9. Anak Menggunakan kosmetik
Sumber : Kapanlagi. ( 2016, Maret 7). Artis.
Gambar 2.10. Lomba merias anak
Sumber : Bawean. (2016, April 16). Bawean Anak.
2.3. Analisis Masalah
2.3.1. Faktor Penghambat dan Pendukung
Dalam suatu penelitian dan perancangan selalu ada fator yang
menghambat dan mendukung penelitian dan perancangan tersebut. Berikut adalah
faktor yang memberikan hambatan selama perancangan tugas akhir ini :
1. Minimnya informasi mengenai gambar anak akibat salah menggunakan
kosmetik.
24 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
Sedangkan faktor yang mendukung perancangan tugas akhir ini adalah :
1. Tersedia sumber informasi mengenai bahan berbahaya yang terkandung
dalam kosmetik.
2. Tersedia sumber informasi mengenai penyakit yang timbul akibat
penggunaan kosmetik.
3. Adanya fakta penggunaan kosmetik untuk anak kecil.
2.3.2. Analisis Akar Masalah
Data yang telah diperoleh melalui observasi, kuesioner, dan studi literatur
mengenai Iklan Layanan Masyarakat, dampak negatif kosmetik, dan peran orang
tua terhadap anak dikumpulkan, kemudian diolah dan dianalisa menggunakan
metode 5W + 1H. Hal ini bertujuan untuk mencari akar dari permasalahan yang ada
serta bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut.
What
- Selama ini dampak negatif penggunaan kosmetik belum pernah
disosialisasikan. Tidak ditemukan kampanye yang menginformasikan
dampak negatif dari penggunaan kosmetik bagi anak dan adanya pernyataan
dari dokter yang hanya di posting sosial media dan buku.
- Kebiasaan yang mendorong para orang tua untuk memakaikan kosmetik
pada anak karena adanya kegiatan di lingkungan sekitar seperti acara
sekolah, pesta, kemudian karena pekerjaan para ibu seperti make up artist,
penari, designer, dan lain-lain.
Who
- Target perancangan ini adalah orang tua anak usia 2-6 tahun karena orang
tua memiliki peran penting dalam perkembangan anak termasuk untuk
mencegah dampak negatif yang dialami oleh anak mereka.
When
- Anak akan mulai menggunakan kosmetik ketika orang tua mengajarkan
kepada mereka atau rasa penasaran yang tumbuh dalam diri anak ketika
mereka melihat orang tua mereka melakukan make up, oleh karena itu
25 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
diperlukan perancangan untuk menginformasikan kepada orang tua
mengenai dampak negatif kosmetik yang dapat menimpa buah hatinya.
Where ( Di mana permasalahan biasa muncul )
- Biasanya orang tua akan memakaikan kosmetik kepada anak jika ada acara
seperti pentas seni, hari kartini, pesta, dan lain-lain. Pada kasus khusus,
anak cenderung menggunakan kosmetik sendiri karena ingin meniru orang
tuanya. Ada pula orang tua yang suka mengajarkan kepada anaknya cara
menggunakan kosmetik, sehingga hal ini dapat mempengaruhi mental
anak di masa depan.
Why ( Mengapa Permasalahan Muncul )
- Adanya kesalahan-kesalahan orang tua dalam mendidik anak dapat
mempengaruhi pola perilaku anak. Kemudian orang tua yang tidak
berpikir jauh akan apa saja dampak negatif penggunaan kosmetik bagi
anak.
- Kurangnya sosialisasi yang mengajak para orang tua untuk berhati-hati
dalam penggunaan kosmetik bagi anak.
How ( Cara mencegah permasalahan terjadi)
- Untuk mencegah permasalahan terjadi, diperlukan penyampaian informasi
berupa iklan layanan masyarakat supaya para orang tua menjadi lebih bijak
untuk memakaikan kosmetik kepada anaknya.
2.4. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik setelah melakukan survey adalah masih
belum adanya media dalam bentuk media cetak dan media sosial yang memadai
untuk menginformasikan agar orang tua berhati-hati ketika memakaikan kosmetik
kepada anak supaya dapat mencegah dampak negatif kepada anak. Hal ini perlu
dilakukan karena sebagian dari orang tua tidak mengetahui dampak yang
ditimbulkan oleh kosmetik kepada anak, terutama anak yang memiliki kulit sensitif.
26 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
2.5. Usulan Pemecahan masalah
Akar permasalahan setelah diteliti adalah masih belum adanya kampanye
yang menggunakan media cetak dan media sosial untuk menginformasikan akan
dampak negatif yang akan terjadi apabila orang tua sering melakukan make up pada
anak atau produk yang digunakan tidak sesuai dengan kulit anak. Oleh karena itu
diperlukan adanya kampanye berupa media cetak dan media sosial untuk
memberikan informasi kepada para orang tua yang mudah diakses sehingga mereka
dengan mudah dapat menemukan informasi dampak yang bisa ditimbulkan apabila
salah menggunakan kosmetik.