2. histologi sistem saraf

8
2. Bagaimana histologi sistem saraf? Jawab: NEURON Sel saraf, atau neuron berfungsi intuk menerima, meneruskan, dan memproses stimulus; memicu aktivitas sel tertentu; dan pelepasan neurotransmitter dan molekul informasi lainnya. Kebanyakan neuron terdiri atas 3 bagian; yaitu dendrit yang merupakan cabang panjang, yang dikhususkan untuk menerima stimulus dari lingkungan sel-sel epitel sensorik, atau dari neuron lain; badan sel atau perikarion yang merupakan pusat trofik untuk keseluruhan sel saraf dan juga berfungsi menerima stimulus; dan akson yang merupakan suatu cabang tunggal yang dikhususkan untuk menciptakan atau menghantarkan impuls saraf ke sel-sel lain (sel saraf, sel otot, dan sel kelenjar) Berdasar ukuran dan bentuk cabangnya : Neuron multipolar, memiliki lebih dari satu cabang, yakni satu cabang berupa akson dan cabang lainnya berupa dendrit Neuron bipolar, dengan satu dendrit dan satu akson. Ditemukan di ganglia cochlear dan vestibular, di retina, di mukosa olfaktorius. Neuron pseudounipolar, yang memiliki satu cabang di dekat perikarion dan terbagi menjadi dua cabang. Ditemukan di ganglia spinal dan ganglia kranialis kebanyakan neuron di tubuh adalah neuron multipolar. Berdasar peran fungsinya :

Upload: eza-melinda

Post on 19-Nov-2015

38 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

word

TRANSCRIPT

2. Bagaimana histologi sistem saraf?Jawab:NEURONSel saraf, atau neuron berfungsi intuk menerima, meneruskan, dan memproses stimulus; memicu aktivitas sel tertentu; dan pelepasan neurotransmitter dan molekul informasi lainnya. Kebanyakan neuron terdiri atas 3 bagian; yaitu dendrit yang merupakan cabang panjang, yang dikhususkan untuk menerima stimulus dari lingkungan sel-sel epitel sensorik, atau dari neuron lain; badan sel atau perikarion yang merupakan pusat trofik untuk keseluruhan sel saraf dan juga berfungsi menerima stimulus; dan akson yang merupakan suatu cabang tunggal yang dikhususkan untuk menciptakan atau menghantarkan impuls saraf ke sel-sel lain (sel saraf, sel otot, dan sel kelenjar)Berdasar ukuran dan bentuk cabangnya : Neuron multipolar, memiliki lebih dari satu cabang, yakni satu cabang berupa akson dan cabang lainnya berupa dendrit Neuron bipolar, dengan satu dendrit dan satu akson. Ditemukan di ganglia cochlear dan vestibular, di retina, di mukosa olfaktorius. Neuron pseudounipolar, yang memiliki satu cabang di dekat perikarion dan terbagi menjadi dua cabang. Ditemukan di ganglia spinal dan ganglia kranialis kebanyakan neuron di tubuh adalah neuron multipolar.Berdasar peran fungsinya : Neuron motorik (eferen), mengendalikan organ efektor seperti serabut otot, kelenjar eksokrin dan endokrin. Neuron sensorik (aferen), menerima stimulus sensoris dari lingkungan dan dari dalam tubuh. Interneuron, mengadakan hubungan antar neuron, dan membentuk jaringan fungsional yang kompleks atau sirkuit.

SEL GLIA

Sel glia 10 kali lebih banyak daripada neuron; sel-sel ini mengelilingi badan sel dan cabang-cabang akson serta dendritnya yang terdapat di celah antar neuron. Jaringan saraf hanya memiliki sangat sedikit matriks ekstrasel, dan sel glia melengkapi lingkungan mikro agar cocok bagi aktivitas neuron.

Oligodendrosit Membentuk selubung myelin yang merupakan insulator listrik neuron di susunan saraf pusat. Sel-sel ini memiliki cabang-cabang yang membungkus akson, dan menghasilkan selubung myelin.

AstrositMerupakan sel berbentuk bintang dengan banyak cabang. Sel-sel ini memiliki berkas-berkas filament intermediet, yang terdiri atas protein asam glia berfibril yang memperkuat strukturnya.

Sel ependimMerupakan sel epitel silindris rendah yang melapisi ventirkel otak dan kanalis sentralis di medulla spinalis. Di lokasi tertentu, sel ependim memiliki silia, yang memudahkan pergerakan cairan serebrospinal.

MikrogliaSel kecil yang memanjang dengan cabang-cabang pendek yang tak teratur. Mikroglia terlibat dalam reaksi peradangan dan perbaikan dalam susunan saraf pusat orang dewasa, dan sel-sel ini menghasilkan dan melepaskan protease netral dan radikal oksidatif.

SUSUNAN SARAF PUSAT (SSP)Susunan saraf pusat terdiri atas serebrum, serebelum, dan medulla spinalis. SSP hampir tidak memiliki jaringan ikat dan karenanya, konsistensi organ ini mirip gel, yang relative lunak. Bila diiris, serebrum, serebelum dan medulla spinalis memperlihatkan daerah putih (substansia alba) dan kelabu (substansia grissea). Penyebaran myelin di susuna saraf pusat menyebabkan perbedaan hal berikut ini: unsur utama dari substansia putih adalaha akson bermielin dan oligodendrosit penghasil myelin. Substansia alba tidak mengandung badan sel neuron. Sedangkan substansia grissea mengandung badan sel neuron, dendrit, bagian awal akson tak bermielin, dan sel glia.SUSUNAN SARAF TEPI Dalam sistem saraf perifer ini akan dibahas: Serabut saraf, Ganglion dan akhiran saraf. I. Serabut Saraf Yang dimaksudkan serabut saraf yaitu biasanya axon yang memiliki selubung tipis yaitu : nerolema atau selubung Schwann, yang merupakan lembaran protoplasma sel-sel schwann yang berasal dari crista neuralis. Di bawah selubung schwann terdapat selubung mielin. Pada serabut saraf yang bermialin pada jarak tertentu selubung mengecil membentuk simpul yang dinamakan Nodus Ranvier, di mana nerolema juga mengikutinya Serabut saraf bermialin di perifer agak berbeda dengan yang ada dipusat susunan saraf dalam hal nerolemanya, yaitu diselubungi oleh sel schwann sedang di susunan saraf pusat oleh sel oligodendroglia.Kalau dendrit dibandingkan terhadap axon, maka axon jauh lebih panjang dari pada dendrit. Lagi pula diameter axon relatif tetap sampai ujungnya, sedangkan diameter dendrit akan mengecil apabila menjahui pangkalnya. Ujung axon akan bercabang cabang sebagai pohon dinamakam telodendria. Unsur utama dari axon adalah lanjutan sitopalasma yang dinamakan axoplasma. Sebagai lanjutan sitopalasma dalam axoplasma didapat pula organel : mitokondria, nerofibril dam mikrotubuli namun tidak diketemukan granular endoplasmic reticulum. Sebagai lanjutan dari nerolema axoplasma dibatasi oleh axolema Selubung mielin terdiri atas bahan seperti lemak yang merupakan campuran diantaranya kolesterol, fosfolipid, dan serebrosid. Oleh karena lipid larut selama proses pembuatanya maka didaerah selubung mielin hanya meninggalkan endapan protein sebagai nerokeratin. Sedangkan apabila digunakan asan osmium di daerah selubung mielin terlihat adanya gambaran celah miring sebagai corong yang dinamakan incisura Schmidt lantermann. Dengan pengamatan M.E. selubung mielin menampakan gambaran berlapis-lapis, berikut ini akan menjelaskan bagaimana akan terjadinya selubung tersebut. Terbentuknya selubung mielin didasarkan pada jelly roll hypothesis yang menyatakan bahwa sitoplasma sel schwann yang semula melingkupi axon secara langsung akan berputar berkali-kali dengan axon sebagai sumbunya. Dari terjadinya mielin tersebut nyata bahwa selubung mielin merupakan bagian dari sel schwann, namun secara muda, biasa dikatakan bahwa nerolema adalah badan dari sel schwann dengan inti dan sitoplasma di sekelilingnya, sedangkan selubung mielin berdiri sendiri. Pada saraf perifer, serabut saraf umumnya dikelompokan sebagai berkas-berkas yang dinamakan saraf. Sebelum merupakan sebagai berkas, disebelah luar dari nerolema dilapisi oleh selubung jaringan pengikat yang berasal mesodermal yang dinamakan endoneurium atau selubung Henle. Serabut-serabut saraf bersama endoneuriumnya bergabung menjadi berkas yang diselubungi oleh jaringan pengikat padat yang dinamakam : perinerium. Yang selanjutnya berkas ini diikat lagi menjadi berkas yang lebih besar lagi oleh jaringan padat yang dinamakan : epinerium. Di dalam berkas yang besar tersebut mungkin tidak ditemukan berkas serabut saraf yang tidak bermielin yang disebut juga serabut lemak. Karena tidak bersulubung mielin maka serabut lemak tidak tampak bersegmen-segmen. Nerolema merupakan selubung atau sarung yang terbentuk oleh deretan sel-sel schwann sepanjang serabut saraf hanya terdiri atas sebuah sel schwann. Sitoplasma di daerah tepi yang tipis akan membentuk tonjolan-tonjolan mengelilingi serabut saraf.II. Akhiran Saraf Ujung ujung tonjolan baik sebagai axon ataupun yang berfungsi sebagai dendrit tidak selalu berhubungan dengan saraf lain melainkan berakhir bebas ataupun berhubungan dengan jenis jaringan lain. Ujung-ujung saraf tersebut dapat mempunyai kemampuan menerima rangsangan dari lingkungannya atau membawa pesan dari saraf untuk lingkungan sebagai jawaban atas rangsangan yang datang. Apabila serabut saraf mampu membawa impuls dari ujung saraf penerima rangsangan menuju kearah pusat susunan saraf, maka serabut saraf demikian dinamakan : serabut saraf aferen. Sebaliknya apabila serabut saraf tersebut membawa impuls sebagai pesan dari pusat susunan saraf untuk akhiran saraf jenis kedua, maka serabut saraf demikian di namakan serabut saraf eferen.III.Ganglion Yang dimaksud dengan ganglion adalah kumpulan sel-sel saraf yang terdapat di luar sistem saraf pusat. Apabila kumpulan sel-sel saraf terdapat dalam sistem saraf pusat maka dinamakan Nukleus. Biasanya ganglion berbentuk ovoid kecil yang dibungkus oleh jaringan pengikat padat. Ganglion intramural biasanya terdiri dari berapa sel saraf saja dan berada dalam alat-alat dalam, khususnya dinding saluran pencernaan. Semua ganglion intramural termasuk dalam sistem parasimpatik.

Berdasarkan struktur dan fungsinya dibedakan 2 jenis ganglion saraf : 1. Ganglion kraniospinal, terdapat pada radix dorsalis N. spinalis dan N. cranialis, dan Ganglion otonom, yang merukan bagian dari sistem saraf otonom. Masing-masng badan sel ganglion atau badan sel saraf dikelilingi oleh selapis sel kuboid yang dinamakan sel kapsel setelit dan selapis tipis jaringan pengikat. Ganglion kraniospinal mempunyai sel ganglion yang termasuk tipe pseudounipoler yang mempunyai tonjolan yang berbentuk huruf T. dua percabangan dari tonjolan tersebut disebut axon dan yang lainnya berfungsi sebagai dendrite. Walaupun berfungsi sebagai dendrit namun strukturnya adalah axon., karena diluar ganglion memiliki selubung mielin. Bagian dari ganglion lebih banyak sel-selnya dari pada di bagian tengah di mana lebih banyak serabut-serabut saraf. Pada sedian histologi, badan sel ganglion yang berbentuk pseudounipoler tampak gluber dengan inti terletak di tengah. 2. Ganglion otonom biasanya berbentuk sebagai pembesaran pada serabut otonom. Beberapa dari ganglion otonom ini terdapat dalam dinding saluran pencernaan. Ukuran sel saraf dalam ganglion otonom hampir sama sekitar 20-45 mm mempunyai inti relatif besar sebagai gelembung yang terletak eksentrik. Secara faali ganglion otonom dibedakan dalam ganglion simpatik dan ganglion parasimpatik yang tidak dapat dibedakan secara makrofag.