2.) hal 13-21 (hasil penelitian) tangkudung, longdong

Upload: vanny-wayongkere

Post on 04-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 2.) HAL 13-21 (Hasil Penelitian) Tangkudung, Longdong

    1/9

    Jurnal Sabua Vol.4, No.3: 13-21, November 2012 ISSN 2085-7020

    HASIL PENELITIAN

    @Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)

    Jurusan Arsitektur, Fakultas TeknikUniversitas Sam Ratulangi Manado

    November 2012

    DAMPAK PARKIR DI BADAN JALAN TERHADAP KINERJA JALAN SAM

    RATULANGI MANADO

    Herly R. Tangkudung1)

    dan Longdong Jefferson2)

    1)Mahasiswa Program Studi S1 Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi

    2)Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi

    Abstrak. Karakteristik lalu lintas yang telah dipahami untuk mempelajari suatu

    perilaku arus lalu lintas terdapat tiga variabel utama yang sangat menentukan yaitu

    Volume (flow), Kecepatan (Speed), serta Kepadatan (density) dan secara teoritis

    terdapat hubungan yang mendasar antara ketiga variabel tersebut. Bedasarkanhubungan ketiga variabel didapatkan nilai Volume maksimum atau Kapasitas. Jalan

    Sam Ratulangi merupakan jalan arteri primer di kota Manado yang memiliki

    volume kendaraan yang cukup tinggi. Ruas Jalan Sam Ratulangi juga terdapat

    parkir yang berada pada badan jalan (parkir on street) yang mengakibatkan

    kapasitas jalan berubah sehingga kinerja jalan juga berubah. Kapasitas didapatkan

    dengan menggunakan Model Linier Greenshields dan Model Logaritmik Greenberg

    yang mempunyai koefisien regresi terbesar sedangkan derajat kejenuhan dan tingkat

    pelayanan dari ruas jalan tersebut dengan menggunakan pedoman MKJI97.

    Kapasitas ruas Jalan Sam Ratulangi dengan adanya parkir didapatkan sebesar 2271

    smp/jam sedangkan untuk kondisi tidak adanya parkir pada badan jalan Kapasitas

    didapatkan 4211 smp/jam. Tingkat pelayanan jalan sam Ratulangi secara

    keseluruhan LOS F yang berarti terjadi kemacetan, antrian kendaraan yang panjang

    dan terjadi hambatan-hambatan yang besar sehingga kecepatan menjadi rendah.

    Kata Kunci, Karaktersitik Lalu Lintas, Kapasitas, Tingkat Pelayanan

    PENDAHULUAN

    Berdasarkan ilmu rekayasa lalu lintas

    maka untuk mempelajari suatu perilaku arus

    lalu lintas terdapat tiga variabel utama yang

    sangat menentukan yaitu Volume (flow),

    Kecepatan (Speed), serta Kepadatan

  • 7/29/2019 2.) HAL 13-21 (Hasil Penelitian) Tangkudung, Longdong

    2/9

    TANGKUDUNG H. & LONGDONG J.14

    (density), dan secara teoritis terdapat

    hubungan yang mendasar antara ketiga

    variabel tersebut. Selanjutnya ketiga

    variabel karakteristik arus lalu lintas ini

    dianalisis bagaimana model hubungan yang

    terjadi antara mereka. Dari hubungan

    tersebut dapat diketahui arus lalu lintas

    maksimum atau dengan kata lain kapasitas

    ruas jalan tersebut.

    Jalan Sam Ratulangi merupakan

    jalan arteri primer di kota Manado yang

    memiliki volume kendaraan yang cukup

    tinggi setiap hari. Dimana ruas jalan ini

    tidak pernah sepi dari kendaraan yang setiapharinya beroperasi. Ruas Jalan Sam

    Ratulangi juga terdapat parkir yang berada

    pada badan jalan (parkir on street) yang

    mengakibatkan kapasitas jalan berubah

    sehingga kinerja jalan juga berubah.

    STUDI PUSTAKA

    A Definisi Umum Arus Lalu Lintas

    Arus lalu lintas merupakan suatu

    arus dari pergerakan dari satu atau sejumlah

    moda transportasi pada suatu penampang

    melintang jalan( potongan jalan). Arus lalu

    lintas terbagi atas dua kategori yaitu arus tak

    terganggu (uninterrupted traffic flow) dan

    arus terganggu (interrupted traffic flow)

    Arus tak terganggu (uninterruptedtraffic flow)

    Pada arus tak terganggu tidak ada

    faktor luar yang menyebabkan

    gangguan secara periodik terhadap

    arus lalu lintas. Arus yang demikian

    terdapat dijalan bebas hambatan dan

    fasilitas lain yang aksesnya dibatasi,

    dimana tidak ada sinyal lalu lintas,

    rambu stop,yield, atau persimpangan

    sebidang yang menganggu arus.

    Arus terganggu (interrupted trafficflow)

    Arus terganggu merupakan arus yang

    mempunyai pengartur luar dimana

    secara periodik menganggu arus.

    Pengatur utama yang secara periodik

    menghentikan arus adalah sinyal lalu

    lintas. Pengatur lain seperti rambu

    stop dan rambu yield dan juga

    persimpangan tanpa pengatur. Pada

    fasilitas arus terganggu, arus tidak

    saja tergantung pada interaksi antarkendaraan dan lingkungan jalan

    tetapi juga pengaturan waktu sinyal.

    B Karakteristik Arus Lalu Lintas

    Adapun karakteristik dari arus lalu

    lintas adalah volume (flow) , kecepatan

    (speed) dan kepadatan (density).

    1. Volume

    Volume lalu lintas menunjukan

    jumlah kendaraan yang melintasi satu titik

    pengamatan dalam satu satuan waktu (hari,

    jam, menit). Pada dasarnya volume lalu

    lintas yang tinggi akan membutuhkan lebar

    perkerasan jalan yang lebih lebar agar aman

    dan nyaman. Sebaliknya, apabila jalan

    dibuat terlalu lebar namun volume lalu

    lintasnya rendah, maka akan cenderung

    membahayakan. Satuan volume lau lintas

    adalah Lalu lintas Harian Rata (LHR),

    Volume Jam Perencanaan (VJP) dan

    kapasitas lalu lintas harian rerata. Untuk lalu

    lintas rendah akan cukup memuaskan,

    namun pada lalu lintas yang tinggi tidak

    dapat menggambarkan perubahan lalu lintas

    dalam berbagai keadaaan, masalahnya

  • 7/29/2019 2.) HAL 13-21 (Hasil Penelitian) Tangkudung, Longdong

    3/9

    DAMPAK FASILITAS PARKIR DI BADAN JALAN 15

    volume rerata yang dipakai akan

    menghasilkan jalan yang tidak mencukupi.

    Sedangkan volume pada jam sibuk atau peak

    time akan terjadi beban maksimal dalam

    waktu yang singkat sehingga tidak

    ekonomis. Dasar perencanaan volume harus

    tidak terlalu sering dilampaui sehingga pada

    waktu tertentu jalan akan renggang untuk

    itulah sebagai dasar perencanaan dipakai

    Volume Jam Perencanaan (PJT) atau Design

    Hourly Value (DHV).

    2. Kecepatan

    Kecepatan didefinisikan sebagai laju

    pergerakan yang biasanya dinyatakan dalmkilometer/jam dan umumnya dibagi menjadi

    tiga jenis :

    a) Kecepatan setempat (spot speed)Kecepatan setempat adalah

    kecepatan kendaraan pada suatu saat

    diukur dari suatu tempat yang

    ditentukan.

    b) Kecepatan bergerak (running speed)Kecepatan bergerak adalah

    kecepatan kendaraan rata-rata pada

    suatu jalur pada saat kendaraan

    bergerak dan didapat dengan

    membagi panjang jalur dengan lama

    waktu kendaraan bergerak

    menempuh jalur tersebut.

    c) Kecepatan perjalanan (journeyspeed)

    3. Kepadatan

    Kepadatan adalah pengukuran ketiga

    dari kondisi arus lalu lintas, dan diartikan

    sebagai jumlah kendaraan yang ada pada

    satu jalan raya atau jalur dan biasanya

    dinyatakan dalam kendaraan/mil atau

    kendaran/mil/jalur.

    Kepadatan sulit dihitung secara

    langsung, tetapi dapat dihitung dari

    kecepatan dan volume, sebagai bagian dari

    hubungan atara tiga variable berikut :

    D = V / S .... (1)

    Dimana:

    V = Volume Lalu Lintas (smp/jam)

    S = Kecepatan (km/jam)

    D = Kepadatan (smp/km)

    C. Kapasitas

    Kapasitas didefinisikan sebagai arus

    atau volume lalu lintas maksimum melalui

    suatu titik di jalan yang dapat dipertahankanper satuan jam pada kondisi tertentu.

    Kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil

    penumpang per jam (smp/jam). Nilai

    kapasitas dapat ditentukan dengan melihat

    model hubungan antara Volume, Kecepatan

    kepadatan yaitu. Untuk metode greenshield

    Kapasitas didapatkan dengan menggunakan

    persamaan berikut

    ... (2)

    Dimana :

    VM = Volume maksimum/kapasitas

    (smp/jam)

    Dj = kepadatan pada kondisi volume lalu

    lintas macet total (smp/km)

    Sff = kecepatan pada kondisi volume lalu

    lintas sangat rendah atau pada kondisi

    kepadatan mendekati 0 (nol) atau

    kecepatan arus bebas (km/jam).

    Untuk metode greenberg Kondisi

    arus maksimum (VM) dengan menggunakan

    model hubungan volume-kepadatan bisa

    didapat pada saat arus D = DM. Nilai D =

    DM bisa didapat melalui persamaan (3) dan

  • 7/29/2019 2.) HAL 13-21 (Hasil Penelitian) Tangkudung, Longdong

    4/9

    TANGKUDUNG H. & LONGDONG J.16

    VM didapat dengan menggunakan

    persamaan (4)

    .. (3)

    .(4)Sedangkan Kondisi arus maksimum

    (VM) dengan menggunakan model hubungan

    volume-kecepatan didapat pada saat

    kecepatan S = SM. Nilai S = SM bisa didapat

    melalui persamaan (5) dan VM didapatkan

    dengan menggunakan rumus (6) dan (7)

    . (5)

    .. (6)

    (7)

    Dimana :

    VM = Volume maksimum/kapasitas

    (smp/jam)

    Sm = kecepatan pada kondisi volume lalu

    lintas maksimum (km/jam)

    Dm = kepadatan pada kondisi volume lalu

    lintas maksimum (smp/km)

    C, b = Konstanta greenberge = 2,71828

    Perhitungan Kapasitas dengan

    menggunakan metode Manual Kapasitas

    Jalan Indonesia 1997 (MKJI97) didapatkan

    dengan mengkalikan nilai kapasitas dasar

    dengan faktor-faktor kondisi geometrik dan

    lingkungan yang berada pada ruas jalan

    tersebut.

    C = Co x FCW x FCSP x FCSF x FCS(8)Dimana :

    C = Kapasitas (smp/jam)

    Co = Kapasitas Dasar (smp/jam)

    FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan

    FCSP = Faktor penyesuaian pemisah arah

    (untuk jalan tak terbagi)

    FCSF = Faktor penyesuaian hambatan

    samping dan bahu jalan/kereb

    FCS = Faktor penyesuaian ukuran kota

    D. Tingkat Pelayanan

    Untuk mengukur kualitas pelayanan

    dari ruas jalan adalah dengan menggunakan

    tingkat pelayanan dimana parameter kualitas

    ruas jalan tersebut antara lain adalah :

    Kecepatan Ds = Q/Vm (derajat kejenuhan) Tingkat Pelayanan

    Untuk menjelaskan kualitas jalan

    tersebut dapat dilihat pada tabelberikut.

    Tabel 1 Tingkat Pelayanan

    Tingkat Pelayanan Q/Vm ratio

    A < 0,2

    B 0,20,44

    C 0,450,74

    D 0,750,84

    E 0,851,00F > 1

    Sumber : Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang

    Tertib

    Tingkat Pelayanan A :

    kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi,

    pengemudi dapat memilih kecepatan yang

    diinginkan tanpa hambatan.

    Tingkat Pelayanan B :

    Arus stabil tetapi kecepatan operasi mulaidibatasi oleh kondisi lalu lintas, pengemudi

    memiliki kebebasan yang cukup untuk

    memilih kecepatan.

    b

    CVm

    .7183,2

  • 7/29/2019 2.) HAL 13-21 (Hasil Penelitian) Tangkudung, Longdong

    5/9

    DAMPAK FASILITAS PARKIR DI BADAN JALAN 17

    Tingkat Pelayanan C :

    Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak

    kendaraan dikendalikan, pengemudi dibatasi

    dalam memilih kecepatan.

    Tingkat Pelayanan D :

    Arus mendekati tidak stabil, kecepatan

    masih dikendalikan, V/C masih dapat

    ditolerir.

    Tingkat Pelayanan E :

    Volume lalu lintas mendekati atau berada

    pada kapasitas, arus tidak stabil, kecepatan

    kadang terhenti.

    Tingkat Pelayanan F :

    Arus yang dipaksakan atau macet, kecepatanrendah, arus kedatangan melebihi kapasitas,

    antrian panjang dan terjadi hambatan-

    hambatan yang besar.

    E. Parkir

    Parkir adalah tidak bergeraknya

    suatu kendaraan bermotor yang bersifat

    sementara. Perpakiran memegang peranan

    penting dalam perencanaan transportasi.

    Dalam perkembangannya, perpakiran

    dianggap sebagai bagian penting dalam

    sistem trasportasi komunitas modern.

    Dampak yang dapat dirasakan apabila

    perencanaan parkir mengalami kegagalan

    adalah timbulnya kemacetan dan frustasi

    kendaraan. Kemacetan tidak hanya terjadi

    pada lokasi parkir tetapi dapat berakibat

    pada jalan disekitarnya.

    Kebutuhan tempat parkir untuk

    kendaraan bermotor, baik kendaraan pribadi,

    angkutan penumpang umum, sepeda motor

    dan truk sangat penting. Adapun kebutuhan

    tersebut sangat berbeda dan bervariasi

    tergantung dari bentuk dan karakteristik

    masing-masing kendaraan dengan

    penyediaan lokasi parkir.

    Jenis-jenis kebutuhan parkir adalah :

    Pusat pemerintahan Gedung perkantoran Pusat perdagangan eceran atau pasar

    swalayan

    Sekolah atau perguruan tinggi Rumah sakit Hotel dan tempat penginapan Tempat rekreasi Bioskop atau tempat pertunjukan Tempat pertandingan olaraga, dan

    lain-lain.

    Satuan ruang parkir adalah tempat

    parkir untuk satu kendaraan bermotor dan

    pada tempat tersebut parkir dapat

    dikendalikan, maka ruang parkir harus diberi

    marka pada permukaan jalan. Ruang parkir

    kendaraan bermotor mempunyai standar

    yang diperlukan oleh suatu mobil sebesar

    4,8 x 2,3 atau 2,4 meter dan ruang tambahan

    diperlukan bagi kendaraan mengalihkanruang gerak atau sirkulasi untuk berputarnya

    kendaraan, hal ini tergantung dari sudut

    parkirnya.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian ini dilaksanakan dengan

    metode survey secara langsung di lapangan

    untuk mendapatkan arus lalu lintas dan

    kecepatan kendaraan, penelitian inidilaksanakan pada jam 06.0022.00 selama

    empat hari yang dibagi per 15 menit.

    Data-data yang telah diperoleh

    kemudian dianalisa kapasitas menggunakan

    Model Linier Greenshields. Model Logaritmik Greenberg.

  • 7/29/2019 2.) HAL 13-21 (Hasil Penelitian) Tangkudung, Longdong

    6/9

    TANGKUDUNG H. & LONGDONG J.18

    Secara umum, data yang diperoleh

    dari hasil survey dilapangan diolah,

    berdasarkan model matematis yang

    digunakan. Setelah itu dihitung Kapasitas

    dengan menggunakan model hubungan serta

    Derajat Kejenuhan dan Tingkat Pelayanan

    dengan menggunakan Metode MKJI97.

    PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

    A. Kapasitas Jalan Kondisi Terganggu

    (Terdapat Parkir)

    Pada saat survey di lapangan, jenis

    kendaraan dibagi berdasarkan tiga jenis

    yaitu sepeda motor (motorcycle), kendaraanringan (light vehicle), dan kendaraan berat

    (heavy vehicle). Setelah survey diadakan,

    diperoleh jumlah dari jenis kendaraan

    masing-masing setiap 15 menit, kemudian

    jumlah tadi dikalikan dengan nilai ekivalensi

    mobil penumpang. Adapun perbandingan

    nilai ekivalensi mobil penumpang ,yaitu :

    Sepeda Motor ( MC ) = 0,5, Kendaraan

    ringan ( LV ) = 1,0 , kendaraan berat ( HV )

    = 1,8. Kemudian volume masing-masing

    dijumlahkan untuk mendapatkan nilai

    volume yang sebenarnya (dalam satuan

    smp/menit). Serta kemudian dikonversi

    kedalam satuan smp/jam.

    Dari hasil analisa data didapatkan

    nilai Kapasitas kondisi lapangan yang paling

    sesuai dengan ruas Jalan Sam Ratulangiberdasarkan nilai parameter koefisien

    korelasi (r) dan koefisien determinasi (R2).

    Tabel 2 : Koefisien Determinasi dan koefisien Korelasi dan Kapasitas

    Hari RuasGreenshields Greenberg

    Vm r R Vm r R

    JumatI 2468 -0,8454 0,7147 2271 -0,9340 0,8724

    II 2443 -0,7283 0,5305 2617 -0,6994 0,4891

    SabtuI 2624 -0,8359 0,6987 2401 -0,8789 0,7725

    II 2598 -0,8555 0,7319 2831 -0,8047 0,6476

    SeninI 2448 -0,8727 0,7616 2223 -0,9249 0,8555

    II 2710 -0,8669 0,7514 2695 -0,8778 0,7705

    SelasaI 3036 -0,7751 0,6008 2448 -0,9245 0,8546

    II 2968 -0,8887 0,7898 2854 -0,9090 0,8263

    Sumber : Hasil Olahan data

    Dari hasil analisis parameter

    koefisien determinasi (R2) yang sekaligus

    menjadi kunci pemilihan model terbaik yang

    sesuai dengan karakteristik arus lalu lintas

    pada ruas jalan Sam Rarulangi adalah model

    LogaritmikGreenberg pada hari jumat ruas

    jalan I yaitu ruas jalan antara Gereja Paulus

    sampai Srisolo, hal ini ditunjukkan dengan

    nilai parameter statistik R2

    yang terbesar

    yaitu 0,8724. Ini mengartikan bahwa

    87,24% kapasitas dipengaruhi oleh faktor

    hubungan volume, kecepatan dan kepadatan

    Sisanya diisi oleh kontribusi dari faktor luar,

    seperti kondisi geometrik jalan, situasi

    lingkungan, dan lain-lain.

  • 7/29/2019 2.) HAL 13-21 (Hasil Penelitian) Tangkudung, Longdong

    7/9

    DAMPAK FASILITAS PARKIR DI BADAN JALAN 19

    B. Kapasitas Ruas Jalan Menurut

    MKJI 1997

    Kapasitas didefinisikan sebagai arus

    maksimum melalui suatu titik di jalan yang

    dapat dipertahankan per satuan jam pada

    kondisi tertentu. Kapasitas dari ruas Jalan

    Sam Ratulangi didapatkan dengan melihat

    ruas jalan yang mempunyai koefisien

    determinasi dan koefisien korelasi yang

    terbesar. Untuk metode metode MKJI

    didapatkan dengan mengkalikan Kapasitas

    Dasar dengan Faktor-faktor konversi antara

    lain ukuran kota, penyesuaian lebar jalan

    dan lain-lain. Menghitung kapasitas denganmenggunakan metode MKJI97 didapat

    dengan menggunakan persamaan (8)

    Vm = Co x FCW x FCSP x FCSF x FCCS

    Dimana :

    Co = Kapasitas Dasar = 1500 per lajur

    (untuk jalan 4/2 Tak Terbagi)

    = 1500 x 4 = 6000 smp/jam

    FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan

    = 0,91 (untuk lebar efektif per lajur

    3,0 m)

    FCSP = Faktor penyesuaian pemisah arah

    = 0,985 (untuk Perbandingan

    Volume rata-rata 55%-45%)

    FCSF = Faktor penyesuaian hambatan

    samping dan bahu jalan/kereb

    = 0,87 (untuk lebar bahu jalan < 0,5

    m dengan kode kelas hambatan

    samping H)

    FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota

    = 0,9 (untuk jumlah penduduk antara

    0,10,5 juta orang)

    Maka kapasitas menurut MKJI97 yaitu :

    Vm = 6000 x 0,91 x 0,985 x 0,87 x 0,9

    = 4211,05 4211 smp/jam

    C. Analisa Derajat Kejenuhan (Ds)

    dan Tingkat PelayananDerajat kejenuhan adalah rasio arus

    lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas

    (smp/jam) pada bagian jalan tertentu.

    Menurut MKJI97 standar Derajat

    kejenuhan yang disyaratkan yaitu tidak

    melebihi 0,75.

    Ds = Q / Vm (9)

    Dimana :

    Ds = Derajat Kejenuhan

    Q = Arus Lalu Lintas (smp/jam)

    Vm = Kapasitas Jalan (smp/jam)

    Dari hasil survey dan analisa data

    didapatkan arus lalu lintas (Q) yaitu:

    Tabel 3 : Arus Lalu Lintas Maksimum

    Hari Tanggal

    Arus Lalu Lintas Maksimum (smp/jam)

    Ruas Pertigaan Jalan

    ToarPertigaan Srisolo

    Ruas Pertigaan Srisolo

    Pertigaan Pikat

    Jumat, 21 September 2012 2508 2653

    Sabtu, 22 September 2012 2539 2691

    Senin, 24 September 2012 2283 2969

    Rabu, 26 September 2012 3102 2874

    Sumber : Hasil Survey dan Olahan Data

  • 7/29/2019 2.) HAL 13-21 (Hasil Penelitian) Tangkudung, Longdong

    8/9

  • 7/29/2019 2.) HAL 13-21 (Hasil Penelitian) Tangkudung, Longdong

    9/9

    DAMPAK FASILITAS PARKIR DI BADAN JALAN 21

    B Saran

    Dikarenakan pada ruas jalan tersebut

    terdapat Sekolah, Pertokoan, Hotel dan

    Rumah Makan sehingga menimbulkan

    beberapa faktor yang mempengaruhi nilai

    dari kapasitas. Sehingga perlu dilakukan

    manajemen lalu lintas oleh pemerintah

    daerah setempat. Manajemen lalu lintas

    yang dapat dilakukan misalnya; agar lebar

    jalan efektif tidak terganggu, dan arus lalu

    lintas lebih lancar lagi, maka ada baiknya

    dilakukan beberapa hal berikut :

    1. Perlu dipasang tanda dilarang parkiruntuk memaksimalkan kapasitas

    jalan tersebut.

    2. Dibuatnya lahan parkir untukmeminimalisisr kendaraan yang

    parkir di badan jalan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abubakar I. 1996.Menuju Lalu Lintas Dan

    Angkutan Jalan Yang Tertib

    Direktorat Jendral Perhubungan

    Darat. Jakarta.

    Hobbs, F.D. 1994. Transportation Planning

    And Engineering. Pergamon Press.

    Khisty Jotin, C, 1990. Transportation

    Engineering An Introduction.

    Prentice Hal, Englewood Cliffs. New

    Jersey 07632.

    Oglesby H, Clarkson dan Hicks Gary, R.

    1988. Teknik Jalan Raya. Edisi

    Keempat, Jilid 1. Erlangga. Jakarta.Tamin, Ofyar Z. 2003. Perencanaan Dan

    Pemodelan Transportasi ; contoh

    soal dan aplikasi. ITB. Bandung

    AIT Library. 1985. Highway Capacity

    Manual. Transportation Research

    Board National Research Council.

    Washington, D.C.

    Anonimus. 1997. Manual Kapasitas Jalan

    Indonesia (MKJI). Direktorat

    Jendral Bina Marga Pusat Penelitian

    dan Pengembangan Jalan. Bandung.

    ISSN 2085-7020