2 fungsi dan pernana lembaga pendidikan (1)

Upload: vano-liem

Post on 05-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

funsi dan peranan lembaga pendidikan dalam menangani krisis di dunia anak

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN LEMBAGA PENDIDIKANLembaga pendidikan merupakan suatu institusi, media, forum, atau situasi dan kondisi tertentu yang memungkinkan terselenggaranya proses pembelajaran, baik secara terstruktur maupun secara tradisi yang telah diciptakan sebelumnya. Lembaga pendidikan juga dapat berarti sebuah institusi yang memang sengaja dibentuk untuk keperluan khusus kependidikan dan ada pula lembaga yang memang tanpa disadari telah berfungsi sebagai sarana pendidikan dan pembelajar.Adanya aktivitas dan lembaga-lembaga pendidikan merupakan jawaban atasproblema dari perkembangan manusiaitu sendiri. Pendidikanyang akanmembentuk dan membina bentuk-bentuk dengan tingkah laku tertentu dalam keadaan tertentu, maka lembaga-lembaga pendidikan menghendaki perlakuan tertentu pula. Peranan lembaga-lembaga pendidikan itu berbeda-beda, tergantung pada lingkungan mana lembaga ituberdiri, keluarga, sekolah maupun masyarakat yang saling berhubungan satu sama lain.

2.2 Fungsi dari lembaga pendidikanAdapun fungsi dari lembaga pendidikan menurut Horton dan Hunt (1984), fungsi lembaga dibagi menjadi dua, yaitu fungsi manifest (fungsi nyata) dan fungsi laten (terselubung)a. Lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifest). Sebagai berikut1. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah2. Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat3. Melestarikan kebudayaan4. Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasib. Fungsi laten lembaga pendidikan adalah sebagai berikut:1. Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan sekolah, orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah2. Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal itu tercermin dengna adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang suatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.3. Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, previliese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status social yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya4. Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi kepada orang tuanya.Fungsi Lain dari Lembaga Pendidikan, adalah:a. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anakb. Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaranc. Sosialisasi, yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial yangmampu beradaptasi dengan masyarakat.d. Konservasi dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat dilakukan dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku generasi muda.e. Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat.

2.3 Peranan Lembaga Pendidikan2.3.1 Lembaga Pendidikan Keluargaa. Menjamin Kehidupan Emosional AnakTiga hal yang menjadi pokok dalam pembentukan emosional anak, adalah :1) Pemberian perhatian yang tinggi terhadap anak, misalnya dengan menuruti kemauannya, mengontrol kelakuannya, dan memberikan rasa perhatian yang lebih.2) Pencurahan rasa cinta dan kasih sayang, yaitu dengan berucap lemah lembut, berbuat yang menyenangkan dan selalu berusaha menyelipkan nilai pendidikan pada semua tingkah laku kita.3) Memberikan contoh kebiasaan hidup yang bermanfaat bagi anak, yang diharapkan akan menumbuhkan sikap kemandirian anak dalam melaksanakan aktifitasnya sehari-harib. Menanamkan Dasar Pendidikan MoralSeperti pepatah Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Anak akan selalu berusaha menirukan dan mencontoh perbuatan orang tuanya. Karenanya, orang tua harus mampu menjadi suri tauladan yang baik. Misalnya dengan dengan mengajarkan tutur kata dan perilaku yang baik bagi anak-anaknya.c. Memberikan Dasar Pendidikan SosialKeluarga sebagai komunitas terkecil dalam kehidupan sosial merupakan satu tempat awal bagi anak dalam mengenal nilai-nilai sosial. Di dalam keluarga, akan terjadi contoh kecil pendidikan sosial bagi anak. Orang tua sebagai teladan, sudah semestinya memberikan contoh yang baik bagi anak-anak. Misalnya memberikan pertolongan bagi anggota keluarga yang lain, menjaga kebersihan dan keindahan dalam lingkungan sekitar.d. Peletakkan Dasar-dasar KeagamaanMasa kanak-kanak adalah masa paling baik dalam usaha menanamkan nilai dasar keagamaan. Kehidupan keluarga yang penuh dengan suasana keagamaan akan memberikan pengaruh besar kepada anak. Kebiasaan orang tua mengucapkan salam ketika akan masuk rumah merupakan contoh langkah bijaksana dalam upaya penanaman dasar religius anak.

2.3.2 Peranan Lembaga Sekolaha. Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan dengan karyawan.b. Tempat anak didik belajar mentaati peraturan sekolah.c. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan agama.

2.4 Bentuk Bentuk lembaga pendidikanBanyak bentuk lembaga pendidikan yang ada di Indonesia ada yang bersifat lembaga pendidikan formal dan non formal, contohnya adalah :

2.4.1 Lembaga Pendidikan KeluargaOrang tua merupakan komponen utama dalam keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, kakek, nenek, dan yang lainnya, Yang berkewajiban memelihara dan mendidik anak dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian terlihat betapa besar tanggung jawab orang tua terhadap anaknya. Bagi seorang anak, keluarga merupakan persekutuan hidup dimana tempat ia menjadi diri pribadi.Sebagai transmisi pertama dan utama dalam pendidikan, keluarga memiliki tugas utama dalam peletakan dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Dikatakan pertama karena keluarga adalah tempat dimana anak pertama kali mendapat pendidikan. Sedangkan dikatakan utama karena hampir semua pendidikan awal yang diterima anak adalah dalam keluarga. Karena itu, keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati.Lahirnya keluarga sebagai pendidikan sejak manusia itu ada. Ayah dan ibu sebagai pendidik, dan anak sebagai terdidik. Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik.

2.4.1.1 Tanggung Jawab Keluarga1. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak. Hubungan yang tidak didasari cinta kasih akan menimbulkan beberapa sifat negatif bagi perkembangan anak. Begitu pula, tidak cukupnya kebutuhan anak akan kasih sayang akan membuat anak selalu merasa tertekan dan ragu dalam menjalani kehidupan selanjutnya.2. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya. Usia anak yang masih dini akan cukup membantu orang tua dalam penanaman sikap-sikap hidup. Rasa ingin tahu anak akan menghasilkan pengetahuan yang asli dan berakar bagi anak. Keluarga harus mampu menggunakan masa ini untuk betul-betul membentuk kepribadian awal anak sebagai anggota keluarga.3. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara. Masyarakat yang sejahtera dibentuk dari keluarga-keluarga yang sejahtera pula. Keluarga merupakan awal perubahan dalam kehidupan bermasyarakat, karena itu keluarga mempunyai tanggung jawab membentuk masyarakat yang sejahtera.4. Memelihara dan membesarkan anaknya. Ikatan darah dan batin antara orang tua dan anak akan memberikan dorongan alami bagi orang tua untuk betul-betul mendidik anak menjadi apa yang mereka inginkan.5. Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila ia telah dewasa akan mampu mandiri.

2.4.2. Lembaga Pendidikan SekolahAkibat terbatasnya kemampuan orang tua dalam mendidik anaknya, maka dipercayakanlah tugas mengajar itu kepada orang dewasa lain yang lebih ahli dalam lembaga pendidikan formal, yaitu guru. Sekolah sebagai wahana pendidikan ini, menjadi produsen penghasil individu yang berkemampuan secara intelektual dan skill. Karenanya, sekolah perlu dirancang dan dikelola dengan baik. Karakteristik proses pendidikan di sekolah, antara lain:1. Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenis jenjang yang memiliki hubungan hierarkis.2. Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relatif homogen3. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan4. Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum5. Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan di masa yang akan datang.Sekolah lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari, oleh dan untuk masyarakat. Sekolah berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara.A. Sifat-sifat Lembaga Pendidikan Sekolah1) Tumbuh sesudah keluarga (pendidikan kedua), maksudnya sekolah memikul tanggung jawab dari keluarga untuk mendidik anak-anak mereka.2) Lembaga Pendidikan Formal, dalam arti memiliki program yang jelas, teratur dan resmi.3) Lembaga pendidikan tidak bersifat kodrati. Maksudnya hubungan antara guru dan murid bersifat dinas, bukan sebagai hubungan darah.

2.4.3Lembaga Pendidikan MasyarakatMasyarakat sebagai lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi seseorang. Dalam hal ini, masyarakat mempunyai peranan penting dalam upaya ikut serta menyelenggarakan pendidikan, membantu pengadaan tenaga & biaya, sarana dan prasarana dan menyediakan lapangan kerja. Karenanya, partisipasi masyarakat membantu pemerintah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa yang sangat diharapkan.Pendidikan dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1) Diselenggarakan di luar sekolah2) Peserta umumnya mereka yang tidak bersekolah atau drop out3) Tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk jangka waktu pendek4) Peserta tidak perlu homogen5) Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus6) Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan meningkatkan taraf hidup2.4.4 Yayasan-yayasan sebagai lembaga pendidikanPada saat ini, terdapat banyak satuan pendidikan yang berbentuk yayasan pendidikan dan lembaga-lembaga pendidikan baik formal ataupun non formal sebagai pelanjut pendidikan yang diberikan yang diberikan orang tua untuk memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan peserta didik dalam menjalankan kehidupannya.1. Lembaga keagamaan sebagai lembaga pendidikanDalam islam, kita mengenal beberapa nama yang dapat dikategorikan sebagai lembaga pendidikan, yaitu :a. Masjid dan majelis talimb. Pondok pesantrenc. Madrasah2. Negara sebagai lembaga pendidikanNegara merupakan suatu badan atau organisasi yang memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak yang menjadi warga negaranya. Walaupun faktanya Negara kita belum mampu memberikan hak pendidikan bagi seluruh masyarakatnya yang berhak mendapatkannya.

PENUTUPKESIMPULAN

Lembaga pendidikan adalah suatu badan organisasi yang berusaha mengelola dan menyelengglarakan kegiatan-kegiatan sosial, kebudayaan, keagamaan, penelitian keterampilan dan keahlian. Terutama yaitu dalam hal pendidikan intelektual, spiritual, serta keahlian atau keterampilan.Adapun definisi dari bentuk-bentuk lingkungan pendidikan yaitu ada lingkungan pendidikan formal dan ada lingkungan pendidikan non formal. Contohnya sebagai mana berikut ini:Lingkungan Pendidikan Formal :a. Sekolahb. KampusLingkungan Pendidikan Nonformal :a. Keluargab. Masyarakatc. Majelis talimLembaga pendidikan yang ada di Indonesia ada yang bersifat lembaga pendidikan formal dan non formal, contohnya adalah :1. Orang tua sebagai lembaga pendidikan2. Yayasan-yayasan sebagai lembaga pendidikan3. Lembaga keagamaan sebagai lembaga pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Roqib, Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: LKS Prinitng Cemerlang, 2009

Maryati kun, SOSIOLOGI. Jakarta: ERLANGGA, 2007

Ekosusilo, Madyo. Dasar-dasar pendidikan. Jakarta: 1984

Indrakusuma, Amir Daien. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1973