2 diagram fishbone

16
Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram) 1. Pengertian Diagram Fishbone Diagram ini disebut diagram tulang ikan karena bentuknya seperti kerangka ikan (tulang-tulang ikan). Diagram ini sering juga disebut Diagram Ishikawa, sesuai dengan penemunya, yaitu Prof. Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo pada tahun 1943 (Kuswadi dan Erna Mutiara, 2004). Diagram ini pertama kali digunakan oleh Prof. Kaoru Ishikawa untuk manajemen kualitas di perusahaan Kawasaki, yang selanjutnya diakui sebagai salah satu pioner pembangunan dari proses manajemen modern. Diagram Ishikawa adalah alat yang membantu untuk mengidentifikasi penyebab masalah. Diagram Ishikawa memiliki gambaran menyeluruh dari penyebab yang menimbulkan masalah dengan representasi terstruktur semua penyebab yang menghasilkan efek. Ada hubungan antara semua penyebab dan seseorang dapat mengidentifikasi akar penyebab masalah. Menurut Scarvada (2004), konsep dasar dari diagram fishbone adalah permasalahan mendasar diletakkan pada bagian kanan dari diagram atau pada bagian kepala dari kerangka tulang ikannya. Penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan durinya. Scarvada (2004)

Upload: dinayusinta

Post on 13-Apr-2016

1.009 views

Category:

Documents


47 download

DESCRIPTION

diagram

TRANSCRIPT

Page 1: 2 Diagram Fishbone

Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram)

1. Pengertian Diagram Fishbone

Diagram ini disebut diagram tulang ikan karena bentuknya seperti

kerangka ikan (tulang-tulang ikan). Diagram ini sering juga disebut Diagram

Ishikawa, sesuai dengan penemunya, yaitu Prof. Kaoru Ishikawa dari Universitas

Tokyo pada tahun 1943 (Kuswadi dan Erna Mutiara, 2004). Diagram ini pertama

kali digunakan oleh Prof. Kaoru Ishikawa untuk manajemen kualitas di

perusahaan Kawasaki, yang selanjutnya diakui sebagai salah satu pioner

pembangunan dari proses manajemen modern.

Diagram Ishikawa adalah alat yang membantu untuk mengidentifikasi

penyebab masalah. Diagram Ishikawa memiliki gambaran menyeluruh dari

penyebab yang menimbulkan masalah dengan representasi terstruktur semua

penyebab yang menghasilkan efek. Ada hubungan antara semua penyebab dan

seseorang dapat mengidentifikasi akar penyebab masalah.

Menurut Scarvada (2004), konsep dasar dari diagram fishbone adalah

permasalahan mendasar diletakkan pada bagian kanan dari diagram atau pada

bagian kepala dari kerangka tulang ikannya. Penyebab permasalahan digambarkan

pada sirip dan durinya. Scarvada (2004) menyatakan Diagram fishbone ini dapat

diperluas menjadi diagram sebab dan akibat (cause and effect diagram). Diagram

Fishbone diagram berbasis teknik diagram yang menggabungkan Brainstorming

dengan jenis Mind Map, mendorong untuk mempertimbangkan semua

kemungkinan penyebab masalah, bukan hanya masalah yang paling jelas.

Format diagram sebab akibat secara umum ditunjukkan dalam gambar

berikut:

Page 2: 2 Diagram Fishbone

(Eddy Herjanto, 2007)

2. Tujuan Diagram Fishbone

Fishbone Diagrams (Diagram Tulang Ikan) adalah diagram sebab-akibat

yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi masalah kinerja. Diagram

tulang ikan menyediakan struktur untuk diskusi kelompok sekitar potensi

penyebab masalah tersebut. Tujuan utama dari diagram tulang ikan adalah untuk

menggambarkan secara grafik cara hubungan antara akibat dan semua faktor yang

berpengaruh pada akibat ini.

Pembuatan diagram ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang

mungkin menjadi penyebab dari suatu masalah atau penyimpangan (sebagai

akibat dari sebab-sebab). Dengan diketahui hubungan antara sebab dan akibat

Page 3: 2 Diagram Fishbone

suatu masalah, maka tindakan pemecahan masalah akan mudah ditentukan.

(Kuswadi dan Erna Mutiara, 2004)

Fishbone Diagrams adalah alat analisis yang menyediakan cara sistematis

melihat efek dan penyebab yang membuat atau berkontribusi terhadap efek

tersebut. Karena fungsi diagram Fishbone, dapat disebut sebagai diagram sebab-

akibat (Watson, 2004). Fungsi dasar diagram tulang ikan adalah untuk

mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin timbul

dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya.

3. Manfaat Diagram Fishbone

Diagram Fishbone dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan baik

pada level individu, tim, maupun organisasi. Terdapat banyak kegunaan atau

manfaat dari pemakaian Diagram Fishbone ini dalam analisis masalah. Manfaat

penggunaan diagram fishbone tersebut antara lain:

1. Memfokuskan individu, tim, atau organisasi pada permasalahan utama.

Penggunaan Diagram Fishbone dalam tim/organisasi untuk menganalisis

permasalahan akan membantu anggota tim dalam menfokuskan

permasalahan pada masalah prioritas.

2. Memudahkan dalam mengilustrasikan gambaran singkat permasalahan

tim/organisasi. Diagram Fishbone dapat mengilustrasikan permasalahan

utama secara ringkas sehingga tim akan mudah menangkap permasalahan

utama.

3. Menentukan kesepakatan mengenai penyebab suatu masalah. Dengan

menggunakan teknik brainstorming para anggota tim akan memberikan

sumbang saran mengenai penyebab munculnya masalah. Berbagai sumbang

saran ini akan didiskusikan untuk menentukan mana dari penyebab tersebut

yang berhubungan dengan masalah utama termasuk menentukan penyebab

yang dominan.

4. Membangun dukungan anggota tim untuk menghasilkan solusi. Setelah

ditentukan penyebab dari masalah, langkah untuk menghasilkan solusi akan

lebih mudah mendapat dukungan dari anggota tim.

Page 4: 2 Diagram Fishbone

5. Memfokuskan tim pada penyebab masalah. Diagram Fishbone akan

memudahkan anggota tim pada penyebab masalah. Juga dapat

dikembangkan lebih lanjut dari setiap penyebab yang telah ditentukan.

6. Memudahkan visualisasi hubungan antara penyebab dengan masalah.

Hubungan ini akan terlihat dengan mudah pada Diagram Fishbone yang

telah dibuat.

7. Memudahkan tim beserta anggota tim untuk melakukan diskusi dan

menjadikan diskusi lebih terarah pada masalah dan penyebabnya.

Secara umum manfaat lain dari proses pembuatan diagram tulang ikan adalah

antara lain:

Merupakan latihan dalam menggunakan logika bagaimana mencari faktor-

faktor penyebab dan hubungannya dengan akibat.

Diagram ini merupakan alat (pemandu) dalam diskusi kelompok secara

sistematis

Dapat diperoleh kemungkinan penyebab yang sebanyak mungkin yang

menimbulkan suatu akibat

Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah dari suatu masalah.

Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah.

Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut.

Mengidentifikasi tindakan untuk menciptakan hasil yang diinginkan.

Membuat issue secara lengkap dan rapi.

Menghasilkan pemikiran baru.

(Kuswadi dan Erna Mutiara, 2004)

4. Langkah-langkah pembuatan Diagram Fishbone

Diagram tulang ikan atau sebab akibat merupakan pendekatan terstruktur

yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan

penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada

(Gasversz (1997: 112)). Terdapat 6 langkah yang harus dilakukan dalam

melakukan analisis dengan diagram tulang ikan yaitu:

Page 5: 2 Diagram Fishbone

I. Menyepakati permasalahan utama yang terjadi dan diungkapkan bahwa

masalah tersebut merupakan suatu pernyataan masalah (problem statement).

Masalah merupakan perbedaan antara kondisi yang ada dengan

kondisi yang diinginkan (W. Pounds, 1969 dalam Robbins dan Coulter, 2012).

Pada langkah pertama ini, harus dilakukan kesepakatan terhadap sebuah

pernyataan masalah (problem statement). Pernyataan masalah tersebut

kemudian diinterpretasilan sebagai “effect” atau secara visual dalam fishbone

seperti “kepala ikan”. Selanjutnya menuliskan problem statement disebelah

kanan diagram dan menggambar sebuah kotak yang mengelilingi tulisan

pernyataan masalah tersebut dan membuat panah horizontal panjang menuju ke

arah kotak.

Gambar kesepakatan permasalahan utama

II. Mengidentifikasi penyebab masalah yang mungkin

Identifikasi ini dilakukan dengan metode brainstorming. Menurut

Scarvada (2004), penyebab permasalahan dapat dikelompokkan dalam enam

kelompok yaitu materials (bahan baku), machines and equipment (mesin dan

peralatan), manpower (sumber daya manusia), methods (metode), mother

nature/environment (lingkungan), dan measurement (pengukuran). Gaspersz dan

Fontana (2011) mengelompokkan penyebab masalah menjadi tujuh yaitu

manpower (SDM), machines (mesin dan peralatan), methods (metode), materials

(bahan baku), media, motivation (motivasi), dan money (keuangan). Kelompok

penyebab masalah ini ditempatkan di Diagram Fishbone pada sirip ikan. Pada

tahap kedua ini, dilanjutkan dengan pengisian penyebab masalah yang disepakati

seperti pada gambar berikut:

Page 6: 2 Diagram Fishbone

Gambar identifikasi penyebab masalah

III. Identifikasi kategori penyebab

Dimulai dari garis horizontal utama, membuat garis diagonal yang

menjadi cabang. Setiap cabang mewakili sebab utama dari masalah yang

ditulis. Sebab ini diinterpretasikan sebagai cause, secara visual dalam

fishbone seperti tulang ikan. Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab

sedemikian rupa sehingga masuk akal dengan situasi. Kategori-kategori ini

antara lain:

a. Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur:

1) Machine (mesin atau teknologi)

2) Method (metode atau proses)

3) Material (termasuk raw material, consumption, dan informasi)

4) Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) / Mind Power

(pekerjaan pikiran: kaizen, saran, dan sebagainya)

5) Measurement (pengukuran atau inspeksi)

6) Milieu / Mother Nature (lingkungan)

b. Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa:

1) Product (produk/jasa)

2) Price (harga)

3) Place (tempat)

Page 7: 2 Diagram Fishbone

4) Promotion (promosi atau hiburan)

5) People (orang)

6) Process (proses)

7) Physical Evidence (bukti fisik)

8) Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas)

c. Kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa:

1) Surroundings (lingkungan)

2) Suppliers (pemasok)

3) Systems (sistem)

4) Skills (keterampilan)

5) Safety (keselamatan)

Kategori di atas hanya sebagai saran, bisa digunakan kategori lain yang

dapat membantu mengatur gagasan-gagasan. Jumlah kategori biasanya sekitar

4 sampai dengan 6 kategori.

IV. Menemukan sebab potensial

Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan

melalui sesi brainstorming. Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan

bersama-sama dimana sebab tersebut harus ditempatkan dalam fishbone

diagram, yaitu tentukan dibawah kategori yang mana gagasan tersebut harus

ditempatkan. Sebab-sebab ditulis dengan garis horizontal sehingga banyak

“tulang” kecil keluar dari garis diagonal. Pertanyakan kembali “Mengapa

sebab itu muncul?” sehingga “tulang” lebih kecil (sub-sebab) keluar dari garis

horizontal tadi. Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut

berhubungan dengan beberapa kategori.

V. Mengkaji kembali

Setelah menemukan penyebab potensial dari setiap penyebab yang

mungkin, kemudian dikaji kembali urutan penyebab hingga ditemukan akar

penyebabnya. Setelah itu tempatkan akar penyebab masalah tersebut pada

cabang yang sesuai dengan kategori utama sehingga membentuk seperti

Page 8: 2 Diagram Fishbone

tulang-tulang kecil dari ikan. Selanjutnya adalah menginterpretasikan dan

mengkaji kembali diagram sebab akibat tersebut mulai dari masalah awal

hingga ditemukannya akar penyebab tersebut.

VI. Mencapai kesepakatan

Setelah proses interpretasi dengan melihat penyebab yang muncul

secara berulang, didapatkan kesepakatan melalui konsensus tentang

penyebab itu, sehingga sudah dapat dilakukan pemilihan penyebab yang

paling penting dan dapat diatasi. Selanjutnya adalah memfokus perhatian

pada penyebab yang terpilih melalui konsensus tersebut untuk hasil yang

lebih optimal. Penerapan hasil analisis dengan menggunakan diagram

tersebut adalah dengan cara mengembangkan dan mengimplementasikan

tindakan korektif, serta memonitor hasil-hasil untuk menjamin bahwa

tindakan korektif yang dilakukan itu efektif dengan hilangnya penyebab

masalah yang dihadapi.

5. Kelebihan dan Kekurangan Diagram Fishbone

Kelebihan Fishbone diagrams adalah dapat menjabarkan setiap masalah

yang terjadi dan setiap orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan

saran yang mungkin menjadi penyebab masalah tersebut. Sedangkan kekurangan

Fishbone diagrams adalah opinion based on tool dan didesain membatasi

kemampuan tim/pengguna secara visual dalam menjabarkan masalah yang

mengunakan metode “level why” yang dalam, kecuali bila kertas yang digunakan

benar-benar besar untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Serta biasanya

voting digunakan untuk memilih penyebab yang paling mungkin yang terdaftar

pada diagram tersebut.

Page 9: 2 Diagram Fishbone

6. Contoh Kasus Penggunaan Diagram Fishbone

Tingginya angka kematian ibu di Indonesia terkait dengan rendahnya pencapaian pelaksanaan Antenatal Care (ANC). Salah satu indikator tingkat perlindungan ibu hamil adalah K4. K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat (atau lebih) untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan. Kabupaten Banyuwangi memiliki pencapaian cakupan K4 pada tahun 2013 yaitu 82.39%, di bawah standart nasional yang ditetapkan yaitu 93%

Menyepakati permasalahan utama yang terjadi dan diungkapkan

bahwa masalah tersebut merupakan suatu pernyataan masalah

(problem statement).

Dalam kasus diatas problem statement yang akan diungkap adalah

rendahnya pencapaian cakupan K4 di Banyuwangi. Problem statement

diletakkan di bagian kepala ikan dalam diagram fishbone

Mengidentifikasi penyebab masalah yang mungkin

Menemukan sebanyak mungkin penyebab-penyebab yang

memungkinkan problem statement terjadi.

- Kepala Puskesmas

- Ibu Hamil

- Dukun

- Alat peraga penyuluhan kurang

- Kerjasama bidan dukun belum terbentuk

- Pencatatan pelaporan tidak lengkap

- Akses

- Budaya

- Puskesmas kurang berfungsi

Identifikasi kategori penyebab

- Man

- Method

- Mesin

- Lingkungan

Page 10: 2 Diagram Fishbone

Menemukan sebab potensial

A. Man

Kepala Puskesmas: motivasi kerja rendah, kurang

keterampilan

Ibu Hamil: sangat percaya dukun, masih tradisional, ka

puskesmas kurang memahami masalah

Dukun: banyak menolong persalinan, penyuluhan oleh

puskesmas kurang.

B. Machine/alat

Alat peraga penyuluhan kurang: inventaris tidak

diperiksa, alat tidak pernah digunakan, petugas belum

mendapat pelatihan

C. Lingkungan

Akses: Desa jauh, jalan buruk,

Budaya: masyarakat masih kolot

Puskesmas kurang berfungsi: penyuluhan kurang

berhasil, partisipasi masyarakat kurang

D. Metode

Kerjasama bidan dukun belum terbentuk: bidan tidak

melakukan pendekatan, keterampilan pendekatan

Pencatatan pelaporan tidak lengkap: kurang pembinaan,

kurang koordinasi

Page 11: 2 Diagram Fishbone

Diagram Fishbone dari contoh kasus

Page 12: 2 Diagram Fishbone

Daftar Pustaka

Herjanto, Eddy. 2007. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. PT Gramedia

Widiasarana Indonesia: Jakarta

Mutiara, Erna dan Kuswadi. 2004. Delapan Langkah dan Tujuh Alat Statistik

untuk Peningkatan Mutu Berbasis Komputer. PT Elex Media Komputindo:

Jakarta

Gaspersz, V. dan A. Fontana. 2011. Integrated Management Problem Solving

Panduan bagi Praktisi Bisnis dan Industri. Penerbit Vinchristo Publication.

Kaplan, R.S. dan D.P. Norton. 1996. The Balanced Scorecard: Translating

Strategy into Action. Harvard Business Press.

Scarvada, A.J., Tatiana Bouzdine-Chameeva, Susan Meyer Goldstein, Julie M.

Hays, Arthur V. Hill. 2004. A Review of the Causal Mapping Practice and

Research Literature. Second World Conference on POM and 15th Annual

POM Conference, Cancun, Mexico, April 30 – May 3, 2004.