2 dasar dasar pengetahuan
TRANSCRIPT
DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Penalaran
Penalaran merupakan salah satu proses dalam berpikir yang
menggabungkan dua pemikiran atau lebih untuk menarik sebuah kesimpulan
untuk mendapatkan pengetahuan baru.
Ada dua macam penalaran, yaitu :
1) Penalaran Langsung
Penalaran langsung merupakan penalaran yang premisnya hanya sebuah
proposisi dan langsung disusul dengan proposisi lain sebagai kesimpulannya.
Penalaran langsung ditarik hanya dari satu premis saja. Penarikkan konklusi
secara langsung dapat memberikan keterangan yang lengkap tentang proposisi
yang diberikan, yaitu dengan menyatakan secara eksplisit apa-apa yang telah
dinyatakan secara implisit didalam premis.
Contoh : semua bintang film memakai sabun Lux (S=P)
Jadi, sebagian pemakai sabun Lux adalah bintang film
Istilah penalaran langsung berasal dari Aristoteles untuk menunjukkan penalaran,
yang premisnya hanya terdiri dari sebuah proposisi saja. Konklusinya ditarik
langsung dari proposisi yang satu itu dengan membandingkan subjek dan
predikatnya
2) Penalaran tidak langsung
Penalaran tidak langsung, penarikan konklusinya atas lebih dari satu
proposisi. Konklusinya ditarik dari dua premis. Contoh: Semua mahasiswa adalah
anak pintar. Dina adalah mahasiswa. Dina adalah anak pintar.
2.2. Logika
Logika merupakan suatu cara untuk mendapatkan suatu pengetahuan
dengan menggunakan akal pikiran, kata dan bahasa yang dilakukan secara
sistematis.
LENI MAIMUNA Review tentang dasar-dasar pengetahuan” (pertemuan ke 2) 1
Macam-macam logika :
a. Logika alamiah
Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat
dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-
kecenderungan yang subjektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak
lahir.
b. Logika ilmiah.
Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi. Logika
ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan asas-asas yang harus ditepati
dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat
bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah
dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau paling tidak, mengurangi
kesesatan.
Secara terperinci, logika digunakan antara lain :
1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara
rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak (berpikir tingkat
tinggi), cermat dan objektif.
3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir sejarah
tajam dan mandiri.
4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan
menggunakan asas-asas sistematis.
5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan
berpikir, kekeliruan serta kesesatan.
6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian
2.3. Sumber Pengetahuan
Sumber pengetahuan merupakan aspek-aspek yang mendasari lahirnya
ilmu pengetahuan yang berkembang dan muncul dalam kehidupan manusia.
Menurut Sumarna (dalam Susanto, 2011: 186) sumber ilmu pengetahuan terdapat
LENI MAIMUNA Review tentang dasar-dasar pengetahuan” (pertemuan ke 2) 2
perbedaan antara pandangan filosof dan ilmuwan Barat dengan filosofot dan
ilmuwan muslim.
Menurut filosof dan ilmuwan muslim, sumber utama ilmu pengetahuan
adalah wahyu yang termanifestasikan dalam Alquran dan As-sunnah, selain
empiris dan rasional. Sedangkan menurut filosof dan ilmuwan Barat sumber ilmu
pengetahuan hanya dibatasi pada sumber utama yaitu pengetahuan yang lahir dari
pertimbangan rasio (akal atau deduksi) dan pengetahuan yang dihasilkan melalui
pengalaman (empiris dan induksi).
Menurut Suriasumantri (dalam Susanto, 2011:186) terdapat empat cara
pokok dalam mendapatkan pengetahuan, pertama adalah pengetahuan yang
berdasarkan rasio yang dikembangkan oleh kaum rasionalis yang dikenal dengan
rasionalisme. Kedua, pengetahuan yang berdasarkan pada pengalaman yang
dikenal dengan faham empirisme. Ketiga, pengetahuan yang didapatkan tanpa
melalui proses penalaran tertentu. Seseorang yang sedang terpusatkan
pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba saja menemukan jawaban atas
permasalahan tersebut. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan
sehingga intuisi tidak bisa digunakan sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan
yang teratur. Sumber pengetahuan yang keempat adalah wahyu yang merupakan
pengetahuan yang disampaikan tuhan kepada manusia.
Sedangkan Amsal Bakhtiar mengungkapkan ada beberapa pendapat
tentang sumber pengetahuan antara lain:
a) Empirisme
Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Menurut aliran
ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dan bila
dikembalikan kepada kata Yunaninya, pengalaman yang dimaksudkan ialah
pengalaman inderawi.
b) Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.
Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Menusia memperoleh
penegetahuan melalui kegiatan menangkap objek. Bagi aliran ini kekeliruan pada
LENI MAIMUNA Review tentang dasar-dasar pengetahuan” (pertemuan ke 2) 3
aliran empirisme yang disebabkan kelemahan alat indera dapat dikoreksi,
seandainya akal digunakan.
c) Intuisi
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang
tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran
dan kebebasannya. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan
yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi . Intuisi bersifat
personal dan tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan
secara teratur, intuisi tidak dapat diandalkan.
d) Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh ALLAH SWT kepada
manusia lewat perantaraan para nabi. Wahyu Allah (agama) berisikan
pengetahuan, baik mengenai kehidupan seseorang yang terjangkau oleh
pengalaman, maupun yang mencakup masalah transendental, seperti latar
belakang dan tujuan penciptaan manusia, dunia dan segenap isinya serta
kehidupan di akhirat nanti.
Dari uraian di atas, yang dapat dijadikan sumber pengetahuan adalah
wahyu, pengalaman dan rasio. Sedangkan intuisi tidak dapat digunakan sebagai
sumber ilmu pengetahuan karena ia bersifat personal dan tidak bisa diramalkan
serta bersifat tiba-tiba atau seketika.
2.4. Kriteria Kebenaran
Tidak semua manusia mempunyai persyaratan yang sama terhadap apa
yang dianggapnya benar. Secara umum definisi yang standar mengenai kebenaran
diartikan sebagai kesesuaian antara pikiran dan kenyataan. Perihal kebenaran ini
memang menjadi tujuan utama dari kajian ilmu filsafat. Para filosof telah lama
mengupayakan dan mencari kebenaran. Menurut Plato, kebenaran yang utama
adalah yang diluar dunia ini, maksudnya ialah suatu kesempurnaan tidak dapat
dicapai di dunia ini.
LENI MAIMUNA Review tentang dasar-dasar pengetahuan” (pertemuan ke 2) 4
Pada umumnya ada beberapa teori kebenaran, yaitu :
1) Teori kebenaran saling berhubungan (coherence theory of trurth);
berpendapat bahwa suatu proposisi itu benar apabila hal tersebut mempunyai
hubungan dengan ide-ide dari proposisi yang telah ada atau benar. Dengan kata
lain, yaitu apabila proposisi itu mempunyai hubungan dengan proposisi terdahulu
adalah benar. Pembuktian teori kebenaran koherensi dapat melalui fakta sejarah
dan logika.
2) Teori kebenaran saling berkesesuaian (correspondence theory of truth),
berpandangan bahwa suatu proposisi itu benar apabila proposisi itu saling
berkesesuaian dengan kenyataan atau realitas. Kebenaran demikian dapat
dibuktikan secara langsung pada dunia kenyataan.
3) Teori kebenaran inherensi (Inherent theory of truth), yang memiliki
pandangan bahwa suatu proposisi memiliki nilai kebenaran apabila memiliki
akibat atau konsekuensi-konsekuensi yang bermanfaat, maksudnya ialah hal
tersebut dapat dipergunakan.
LENI MAIMUNA Review tentang dasar-dasar pengetahuan” (pertemuan ke 2) 5