2 bagaimana masyarakat_berkontribusi-arya_rezavidi-meti

43
PERAN MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI TEMU MASYARAKAT STANDARISASI INDONESIA DAN SEMINAR NASIONAL PERAN STANDAR MENUJU EFISIENSI ENERGI JAKARTA, 14 NOVEMBER 2012

Upload: zulhamidi-midi

Post on 09-Feb-2017

275 views

Category:

Environment


1 download

TRANSCRIPT

PERAN MASYARAKAT DALAM

MENDUKUNG KEBIJAKAN

KONSERVASI ENERGI

TEMU MASYARAKAT STANDARISASI INDONESIA

DAN SEMINAR NASIONAL

PERAN STANDAR MENUJU EFISIENSI ENERGI

JAKARTA, 14 NOVEMBER 2012

• Latar Belakang Perubahan Iklim

• Regulasi Konservasi Energi

• Dampak Konservasi Energi dan Potensi Penghematan

• Konservasi Energi Sektor Rumah Tangga dan Komersial

• Konservasi Energi Sektor Industri

• Konservasi Energi Sektor Transportasi

• Cogeneration

• Implementasi dan Pendanaan

• Aspek Lingkungan

• Penutup

Topik Bahasan

Perubahan Iklim

Terjadinya perubahan suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara bertahap dalam jangka waktu puluhan tahun

Fenomena global yang disebabkan oleh aktivitas manusia di seluruh dunia

Berdampak global dan memerlukan solusi bersifat global dalam bentuk aksi lokal di seluruh dunia

Penyebab Perubahan Iklim

Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi dan batubara) yang menghasilkan Gas Rumah Kaca (GRK)

Alih-guna lahan (kebakaran lahan, gambut, serta kerusakan hutan)

KEGIATAN MANUSIA YANG MENINGKATKAN GRK:80% penggunaan bahan bakar fosil + 20% penebangan hutan

Penggunaan bahan

bakar fosil

Penebangan hutan

Kegiatan Manusia Sumber Gas

Rumah Kaca• (1) Pemanfaatan bahan bakar fosil.Emisi GRK dari

minyak bumi, batu bara, gas bumi. Menghasilkan energi1 KWh dari batu bara, minyak bumi dan gas alammasing2 mengemisikan 940 ,798 dan 581 gr M CO2. Di Indonesia kontribusi emisi GRK terbesar industri, keduabangkitan energi, ketiga transportasi.

• (2) Perusakan hutan. Fungsi hutan sebagai penyerapCO2( Carbon sink ) dan menghasilkan O2.Menurut The First Nastional Communication sektor Kht Indonesia menyumbang 64 % GRK.

• (3)Pertanian & Peternakan , menghasilkan sumbanganemisi GRK 8 % .Sektor ini menghasilkan gas metane(CH4) tertinggi dibanding sektor lain.

• (4)Sampah, menyumbang gas metane meskipun lebihkecil dari sektor pertanian. Diperhitungkan 1 ton sampahmenghasilkan 50 kg gas metane.

Penyebab perubahan iklim:KONSUMSI ENERGI

• Penyebab perubahan iklim yang menyebabkanpemanasan global adalah konsumsi energi darisumber fosil seperti minyak bumi, gas, dan batubara

• Energi sumber fossil dihasilkan dari pembakaran sumbernya dan pada waktu dibakar, karbon dilepas

• Karbon adalah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) paling utama lapisan atmosfir bumi rusak sinar ultraviolet matahari berkurang penyaringannya efek gas rumah kaca GRK

• Rumah kaca dibangun agar tanaman-tanaman tertentu menangkap sinar surya yang kemudian sebagian tidak dikembalikan lagi sehingga tanaman-tanaman di dalamnya dapat tetap memiliki suhu yang diperlukan untuk tetap hidup

POPULASI DAN TEKNOLOGI:

SUMBER UTAMA

• Perkembangan yang pesat dari populasi spesies “homo

sapiens” menyebabkan peningkatan gas rumah kaca

alami yaitu uap air akibat respirasi sehari hari.

• Populasi manusia juga menambah peningkatan gas

rumah kaca lainnya akibat kebutuhan akan konsumsi

dan energi.

• Proses industrialisasi dan perkembangan teknologi mau

tidak mau juga membutuhkan sumber energi yang

besar dan penumpukan limbah hasil industri yang

sedemikian besar ke alam.

• Hampir semua proses industri primer tidak akan pernah

lepas dari suplai energi yang notabene disediakan oleh

sumber energi bahan bakar fosil.

PEMANASAN GLOBAL

(KESETIMBANGAN ENERGI RADIASI)

IPCC 2007

PEMANASAN GLOBAL

(EFEK RUMAH KACA)IPCC 2007

PROSES MOLEKULAR PENYERAPAN

RADIASI MATAHARI

• Gas rumah kaca yang terbuang di atmosfir berfungsisebagai penyerap energi radiasi matahari danmelepaskannya di atmosfir.

• Proses penyerapan terjadi pada frekuensi atau panjanggelombang radiasi matahari yang bersesuaian denganpanjang gelombang eksitasi antar atom pada molekulgas rumah kaca seperti CO2 yaitu pada beberapapanjang gelombang tertentu.

• Frekuensi yang sama tersebut akan membuat ikatanantar atom bereksitasi (bergetar) akibat menyerapenergi radiasi yang terpancar.

• Semakin banyak jumlah molekul gas rumah kaca yang terdapat di atmosfir maka akan semakin kuat dayaserap atmosfir karena jumlah energi radiasi yang masuk atmosfir bumi relatif konstan dan hanyabervariasi pada jangka waktu lama.

PEMANASAN GLOBAL

(INTERAKSI ENERGI DAN AIR DI MUKA BUMI)

IPCC 2007

SIKLUS KARBON DI MUKA BUMI

IPCC 2007

• Inpres No. 9 Tahun 1982 tentang Konservasi Energi

• Keppres No. 43 Tahun 1991 tentang Konservasi

Energi

• Rencana induk Konservasi Energi Nasional (RIKEN)

Tahun 1995 dan revisinya tahun 2005

• Inpres No. 10 Tahun 2005 tentang Penghematan

Energi

• Permen ESDM No. 0031 Tahun 2005 tentang Tata

Cara Pelaksanaan Penghematan Energi

• Perpres No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi

Nasional

Regulasi Mengenai Konservasi Energi

Program Aksi Konservasi Energi Nasional

BInsentif/

Disinsentif

C

Regulasi

D

Harga

KampanyeKonsultasiPelatihanPendidikanPenghargaaDSM

- Rumah Tangga- Lampu Jalan

Kerjasama:- Stakeholder- CDM

Pengurangan Pajak

Pembebasan Bea

Masuk

Pinjaman Investasi

Bunga Rendah

ESCO

Manajer Energi

Manajemen Energi

Audit Energi

Monitoring Konsumsi

Energi

Target Intensitas Energi

Disain Hemat Energi

Pemberlakuan SNI

Standar Implementasi

Transportasi

Labelisasi Peralatan

Energi/Listrik

Keekonomian Harga

Energi

Penyesuaian Tarif

Listrik Otomatis

KEBIJAKAN

KEBIJAKAN „ENERGI HIJAU‟

Konservasi Energi

A

Informasi

PROGRAM

INSTRUMEN

STRATEGI PENGENDALIAN KONSUMSI ENERGI

Melalui 3 Jalur

INDUSTRI ENERGIPRODUSEN PERALATAN

ENERGI

KONSUMEN ATAU PENGGUNA

ENERGI

Meningkatkan nilai tambah melalui Program Konservasi Energi

• Labelisasi• Standardisasi

PENGHEMATAN ENERGI DAN PERBAIKAN LINGKUNGAN

2

KERJASAMA

JEJARING

Demand Side Management

31

Listrik BBM

Dampak Konservasi Energi

Penghematan energi pada sektor rumah tangga

Penghematan energi pada sektor industri

Penghematan energi pada sektor transportasi

Penghematan energi pada sektor komersial dan publik

Kampanye sadar hemat energi

Potensi Penghematan Energi

• Asumsi:

– Pertumbuhan konsumsi energi final 7% per tahun

– Pertumbuhan GDP 5% per tahun

– Target elastisitas energi tahun 2025 = 1 (satu)Potensi

penghematan:

3,13 milyar SBM

atau setara 157

milyar US$ *

*) Harga Minyak 50

US$/barrel

Konservasi Energi Bangunan

• Penggunaan lampu hemat energi jenis CFL, mampu menghemat energi hingga 40 – 45%.

• Pemakaian sistem kendali seperti timer, sensor gerak dan photocell.

• Penggunaan AC/Chiller yang mempunyai efisiensi tinggi, ditunjukkan oleh angka COP atau EER yang tinggi. Kapasitas AC juga harus disesuaikan dengan beban, sekitar 600 Btu/jam untuk tiap m2 lantai. Besar penghematan bisa mencapai 20 – 30%.

Suhu standar pendinginan 24o – 26oC,

RH 55 – 60%

Insentif finansial untuk pembangunan

gedung hemat energi dan pembelian

peralatan hemat energi

Standarisasi dan labelisasi peralatan

listrik rumah tangga yang

menunjukkan tingkat konsumsi energi

Audit Energi dan Intensitas Energi

Sangat efisien (4.17 – 7.92)

Cukup efisien (12.08 – 14.58)

Boros (19.17 – 23.75)

Efisien (7.92 – 12.08)

Agak Boros (14.58 – 19.17)

Sangat Boros (23.75 – 37,5)

Efisien (0.84 – 1.67)

Boros (2.5 – 3.34)

Cukup Efisien ( 1.67 – 2.5)

Sangat Boros (3.34 – 4.17)

Bangunan ber AC (kWh/m2/bulan)

Bangunan tanpa AC (kWh/m2/bulan)

• Audit energi untuk mengidentifikasi program penghematan energi yang potensial dan intensitas konsumsi energi bangunan

SNI Konservasi Energi Pada Bangunan

• SNI 03-6196-2000: Prosedur Audit Energi pada Bangunan Gedung

• SNI 03-6197-2000: Konservasi Energi Sistem Pencahayaan pada Bangunan Gedung

• SNI 03-6389-2000: Konservasi Energi Selubung Bangunan pada Bangunan Gedung

• SNI 03-6390-2000: Konservasi Energi Sistem Tata Udara pada Bangunan Gedung

• SNI 04-6958-2003: Label Tingkat Hemat Energi Pemanfaat Tenaga Listrik untuk Keperluan Rumah Tangga dan Sejenisnya

Pemanfaatan IT Untuk Energy

Management

• Home Energy Management System

Data Center

AIGIS terminal

Monitoring the load current for each of the home appliances to identify appliance usage status and patterns in using such devicesEL quest

Refrigerator

Displaying the times of opening/closing doors and the power consumption

180-degree camera

Transmitting images to PHS, etc. for monitoring the status of the home(Example)Safety confirmation service for elderly persons living alone

Blind/fan/air conditioner

Making a coordinated control of blinds

and fans to reduce air conditioner

operation

Accumulation and analysis of collected data

・ Collecting power consumption monitoring data

・ Processing communications with AIGIS, etc.

In-home lighting wiring

(ECO-net system)

Information terminal

Collecting data from various appliance adapters to display power consumption and charges. Also making a central control of various functions.

Number of monitors: 300 households

( : For limited monitors only)

Motion sensor/air-conditioner

Air-conditioner control

by motion sensor

AV devices

Cutting off standby power consumption with

the use of an adapter

Heat pump

Hot-water system

Remote ON/OFF control and remote bathwater filing

Pemanfaatan IT Untuk Energy

Management

• Commercial Building Energy Management System

Equipment Control

Human Detective Sensor

Detects human presence/absence in each floor/room and sends the data to the central monitoring & controlling unit.

Central Monitoring & Controlling Unit

Controls the blowing volume of air-conditioners upon direction received from the central monitoring and controlling unit.

Humidity & Temperature Sensor

Measures humidity & temperature in each floor/room and sends the data to the central monitoring & controlling unit.

Based on data from the humidity & temperature sensor and human detective sensor, adequately controls air conditioning and lighting

Aggregates and analyzes energy use data and estimates future energy demand to adjust the air-conditioning control.

Program Efisiensi Energi di Industri

• Penggunaan peralatan industri dan penyedia energi yang memenuhi standar efisiensi.

• Audit energi untuk identifikasi sistem proses yang rakus energi dan rugi-rugi energi.

• Penggunaan lampu hemat energi

• Demand Side Management untuk mengurangi kebutuhan listrik dan beban puncak melalui konservasi, load shifting, load curtailment, dll

Koreksi Faktor Daya dengan

capasitor bank, switched

capasitor, dll

Insentif finansial untuk instalasi

sistem peralatan dan proses

yang hemat energi

Pola Pemakaian Energi dan Rugi-Rugi di

Industri

• Contoh: Industri Baja.

Strategi Konservasi Energi di

Transportasi

• Perubahan moda transportasi, baik untuk penumpang dan barang ke sistem yang lebih hemat bahan bakar seperti kereta, bus, LRT, dan sepeda

• Pemanfaatan bahan bakar alternatif yang lebih „cost effective‟ serta ramah lingkungan seperti Biofuel, CNG, LPG, Hibrid, dll

• Promosi Manajemen Kebutuhan Transportasi:

– Jaringan transportasi multi moda yang optimal dan efisien

– Sistem jaringan jalan yang optimal

– Perilaku dan cara berkendara, dll

Standar efisiensi kendaraan

berdasarkan jarak tempuh per

satuan bahan bakar dari suatu

„top runner program‟

Pencantuman efisiensi bahan

bakar kendaraan dengan

sistem labelisasi

Cogeneration

Efisiensi: 58% Efisiensi: 85%

Sistem Konvensional Sistem Cogeneration

Seleksi Teknologi Cogeneration

Biomasa/Limbah:

Straw “Rice husk” EFB Wood chips Sugar

‘tidak disarankan’

Implementasi Rekomendasi

Konservasi Energi

A

D

C

B

• A : Investasi kecil, teknis mudah, hasil kecil

• B : Investasi kecil, hasil sedang

• C : Investasi besar, teknis susah, hasil besar

• D : Teknis susah, hasil kecil

Kecil

Besar

Dam

pak K

on

serv

asi

En

erg

i

Mudah Sulit

Kondisi Teknologi dan Ekonomi

Pembiayaan

• Siapa yang akan membiayai proyek konservasi energi ?

• Dari mana bisa diperoleh dana untuk investasi ?

• Implementasi rekomendasi dengan „no-cost‟, „low-cost‟, „medium cost‟ dan „high cost‟

– Konsep payback period (PP) dan ratio on investment (ROI)

– Proyek dengan ROI tinggi dan PP rendah menggambarkan resiko investasi yang rendah

• Proyek efisiensi energi yang membutuhkan dana besar bisa mencari sumber pembiayaan dari bank atau institusi keuangan lainnya

• Sumber-sumber pembiayaan lainnya:

– ESCO

– CDM

ESCO

• ESCO kepanjangan dari Energy Service Company

• ESCP menawarkan jasa lengkap konservasi energi kepada klien,dan klien mengembalikan sebagian dari penghematan tagihan energinya ke ESCO.

Initialinvestment

Utility

charge

payment

Before the introduction of ESCO business

Utility

charge

payment

Utility charge

payment

Customer

Gain

Rep

aym

ent

Customer gain

ESCO expenses

Overview of ESCO businessE

ner

gy

con

serv

a-ti

on

eff

ect

ESCO operator shall guarantee the achievement.

Interest

During the implementation of

ESCO business

After the contract term completed

Guaranteed method

Customer ESCOLeasing company

Financial institutionLease/loan

Energy-saving guarantee

サービス料

Shouldering installation cost

Shared method

Customer ESCOLeasing company

Financial institutionInstallation

No initial costs

Shouldering

installation

cost

Service charge

Service charge

Lease/loan

CDM

• Proyek efisiensi energi masuk dalam kategori „small-scale CDM project‟.

• Definisi „small-scale CDM project‟ adalah

– Proyek energi terbarukan dengan maksimum kapasitas output hingga 15 MW atau ekivalennya

– Proyek efisiensi energi yang bertujuan mengurangi konsumsi energi pada supply side dan/atau demand side hingga 15 GWh per tahun atau ekivalennya

– Proyek lainnya yang mampu mengurangi sumber pencemaran „anthropogenic‟ dan mengeluarkan emisi CO2 kurang dari 15kton per tahun.

• „Small-scale CDM project‟ memerlukan dokumentasi dan persyaratan yang lebih sedikit.

PROTOKOL KYOTO

Protokol Kyoto memiliki 3 mekanisme fleksibel untuk mencapai target penurunan emisi, yaitu:

Joint Implementation (JI), yaitu mekanisme perdagangan emisi antar negara maju;

Emission Trading (ET), yaitu mekanisme perdagangan emisi antar negara maju;

Clean Development Mechanism (CDM), yaitu mekanisme perdagangan emisi antar negara maju dan negara berkembang.

CDM adalah satu-satunya mekanisme yang dilakukan di negara berkembang (Non Annex 1)

Clean Development Mechanism

(CDM)

Bertujuan untuk membantu negara maju (Annex 1) mencapai target penurunan emisi GRK dan membantu negara berkembang (non Annex 1) mencapai pembangunan berkelanjutan

Dalam rangka implementasi CDM, Indonesia telah membentuk Komisi Nasional Mekanisme Pembangunan (KomNas MPB) selaku otoritas nasional di bidang CDM (Designated National Authority – DNA) dengan Kepmen LH No. 206/2005 tanggal 27 Juli 2005 sebagai syarat keikutsertaan dalam skema CDM

Konsep & Terminologi CDM

• Baseline : emisi yg timbul tanpa proyek CDM, seperti: emisi CH4 dari proses landfill; emisi CO2 dari pembangkit berbahan bakar fosil

• Additionality : “Bukti” bahwa emisi telah diturunkan dari kondisi tanpa adanya proyek CDM

• CER (Certified Emission Reduction) : Penurunan Emisi yg telah Disertifikasi yang dihasilkan dari penerapan proyek CDM

Tanpa CDM

(Baseline)

Dengan CDM

Default Emission Factors Sektor Energi

(IPCC Guidelines 2006)

94600

73300

56100

70800

54600

00

20000

40000

60000

80000

100000

Batubara Minyak Mentah Gas Alam Biofuel Landfil Gas Panas Bumi

Jenis Bahan Bakar

Em

issio

n F

acto

r (

kg

GH

G/T

J)

CER

PRINSIP KERJA CDM

Certified

Emission

Reduction

(CER)

Negara Maju

Negara Berkembang

JENIS DAN KATEGORI PROYEK CDM

Tipe 1 : Energi Terbarukan

A. Pembangkitan listrik oleh pengguna

B. Energi mekanik oleh pengguna

C. Energi termal oleh pengguna

D. Pembangkit listrik tenaga energi terbarukan untuk grid

Tipe 2 :

Proyek peningkatan energi efisiensi

A. Peningkatan energi efiesiensi sisi suplai – transmisi dan distribusi

B. Peningkatan energi efiesiensi sisi suplai – pembangkitan

C. Peningkatan energi efiesiensi sisi permintaan untuk teknologi tertentu

D. Efisiensi energi dan penggantian bahan bakar pada fasilitas industri

E. Efisiensi energi dan penggantian bahan bakar pada bangunan

Tipe 3 :

Lain-lain

A. Pertanian

B. Penggantian bahan bakar fosil

C. Penguranan emisi dari kendaaraan berbahan bakar dgn emisi GRK rendah

D. Methane recovery

E. Pencegahan pelepasan gas metan

TAHAPAN PROYEK CDM

Desain Proyek

(Project identification Note – PIN,

Project Design Document – PDD)

Persetujuan Nasional

Validasi

Registrasi

Implementasi

Monitoring

Verifikasi

Sertifikasi

Penerbitan Certified Emission

Reduction – CER

Pengembang Proyek

(Project Proponent – PP)

KomNas Mekanisme Pembangunan Bersih

(Designated National Authority – DNA)

Designated Operational

Entity – DOE*

Executive Board (EB) CDM

* DOE yg telah diakreditasi oleh EB CDM

Project Identification Note (PIN) dan

Project Design Document (PDD)

PIN - Project Information Note (Catatan Informasi Proyek), mengandung informasi singkat tentang :• Deskripsi dari proyek

• Dugaan kasar tentang besarnya penurunan emisi atau peningkatan penyerapan GRK yang akan dihasilkan proyek pada kondisi ada dan tidak ada proyek dan keuntungan sos-ek lainnya

• Informasi tentang pembiayaan (biaya proyek, sumber pendanaan, pembeli kredit)

• Perkiraan CER yang akan dihasilkan selama periode kredit

PDD - Project Design Document (Dokumen Rancangan Proyek), mengandung informasi lengkap tentang proyek yang diusulkan termasuk informasi lengkap lainnya tentang metode pengukuran, pemantauan GRK dan lain-lain

POTENSI CDM DI INDONESIA

Indonesia diproyeksikan memiliki potensi CDM utk tahun 2008-2012 a.l:

Sektor energi : 24 juta ton CO2e/tahun

Sektor kehutanan : 23 juta ton CO2e/tahun

Total potensi thn 2008-2012 : 125-300 juta ton CO2e (2% potensi dunia)

Secara finansial, keuntungan pada periode 2008-2012 diperkirakan (berdasarkan harga internasional US$ 7 - 10/ ton CO2e) : US$ 769 – 2610 juta

POTENSI CDM DUNIA

Indonesia2%

Middle East

8%Africa

10%

Latin

America

5%

China

51%

Other Asian

countries

12%India

12%

Potensi CDM Indonesia…lanjutan

Aspek Lingkungan

Emisi Terhadap Premium Terhadap Solar

Karbon Monoksida (CO) Berkurang 90% Berkurang 98%

Hidrokarbon Berkurang 50% Berkurang 75%

Nitrogen Oksida (NOx) Berkurang 60% Berkurang 86%

Karbon Dioksida (CO2) Berkurang 25% Berkurang 11%

Partikulat Berkurang 50% Berkurang 98%

Contoh: Pengurangan emisi dari kendaran berbahan bakar CNG

Penutup

• Konservasi energi merupakan satu-satunya program yang harus

dilaksanakan untuk mencapai sasaran elastisitas energi 1 (satu)

pada Perpres no.5 Tahun 2006. Dengan konservasi energi,

pangsa belanja energi akan turun yang akhirnya akan menaikkan

pendapatan atau nilai tambah. Hal ini akan berpengaruh pada

peningkatan PDB secara nasional. Jika laju konsumsi energi turun

tetapi PDB meningkat maka elastisitas energi akan turun.