2 bab ii kajian pustaka 2.1 2.1.1 pengertian...
TRANSCRIPT
6
2 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia danmencakup
segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Berikut ini beberapa pendapat mengenai
pengertian belajar, belajar adalah:
a. Proses perubahan individu yang disebabkan oleh pengamatan. (Slavin dalam Catharina
Tri Anni, 2006:2)
b. Proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
(James O. Wittaker dalam Wasty Soemanto, 2006:104)
c. Proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau
latihan. (Howard L. Kingsley dalam Wasty Soemanto, 2006:104)
Dalam penelitian ini belajar dirumuskan sebagai perubahan yang terjadi pada siswa,
yang disebabkan oleh suatu proses yang menimbulkan pengalaman sehingga diperoleh suatu
kepandaian/kecakapan baru.
Sedangkan hasil belajar dalam hal ini adalah hasil yang dicapai dari penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran sebagai suatu
pengalaman, yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
2.1.2 Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang
dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.
Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
terselesikannya bahan pelajaran.
7
Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari
tidak mengerti menjadi mengerti.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui
tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai
berikut:
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu
menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai
atau kompleks nilai.
3. Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular
(menghubungkan, mengamati).
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih
menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil
penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya.
Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu
tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan
diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar:
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
8
c. Sikap dan cita-cita
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses
belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian
dalam kehidupan siswa tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah
suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta
akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya
karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai
hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku
kerja yang lebih baik.
2.1.3 Pembelajaran Matematika
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini telah berkembang amat pesat,
baik materi maupun kegunaannya. Dengan demikian, maka setiap penyusunan kembali atau
penyempurnaan kurikulum matematika sekolah perlu mempertimbangkan perkembangan-
perkembangan tersebut, pengalaman-pengalaman masa lalu serta kemungkinan masa
depan.
Poerwodarminto (1995:235) berpendapat bahwa “Matematika adalah ilmu tentang
bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan
dalam penyelesaian mengenai bilangan”. Menurut Soedarinah dan Maryana (1991:65)
matematika adalah “pengetahuan yang bersifat hirarkis, artinya tersusun dalam urutan
tertentu, bermula dari urutan yang sederhana kemudian menuju ke hal yang rumit, bermula
dari hal yang konkret menuju hal yang abstrak.”
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan matematika
adalah ilmu tentang bilangan-bilangan yang bersifat hirarkis, bermula dari urutan sederhana
kemudian menuju ke hal yang rumit, dari hal yang konkret menuju ke hal yang abstrak untuk
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
a. Tujuan Pelajaran Matematika
Dalam perumusan tujuan pelajaran matematika di SD seperti tercantum dalam
kurikulum Pendidikan Dasar 1994 adalah: 1). Siswa memiliki kemampuan yang dapat
digunakan melalui kegiatan matematika; 2). Siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai
9
bekal untuk melanjutkan ke pendidikan menengah; 3). Siswa memiliki pandangan yang cukup
luas dan memiliki sikap logis, kritis, cermat dan disiplin serta menghargai kegunaan
matematika (GBPP, 1993:2).
b. Fungsi Mata Pelajaran Matematika
Fungsi matematika sekolah adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental,
yang memiliki objek dasar abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi, dalam sistem
proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan (GBPP, 1993:1). Kebenaran
konsistensi adalah kebenaran (suatu pernyataan tertentu) yang didasarkan kepada
kebenaran-kebenaran terdahulu yang telah diterima.
Didalam depdikbud (1994; 96) disebutkan bahwa fungsi pelajaran matematika di sekolah
dapat dikemukakan sebagai berikut :
a) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghargai perubahan keadaan didalam kehidupan
dan didunia yang selain berkembang melalui latihan bertindak atas dasar penilaian secara
logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efektif.
b) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matemaika
dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
Jadi fungsi pelajaran matematika sangat membantu dan penting dalam menganalisis
masalah sosial maupun eksakta karena dengan menggunakan matematika dapatlah untuk
menganalisa peristiwa atau gejala.
c. Manfaat Belajar Matematika
Matematika sebenarnya tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari dalam arti
matematika mempunyai kegunaan yang praktis dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai
dengan pendapat yang mengatakan bahwa “Matematika mempunyai kegunaan praktis dalam
kehidupan sehari-hari. Semua masalah kehidupan yang membutuhkan pemecahan secara
cermat dan teliti mau tidak mau harus berpaling kepada matematika” (Yuyun S. 1982:199).
Jadi dalam dunia keilmuan matematika berperan sebagai bahasa simbolik yang
memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat, matematika sangat
dibutuhkan hampir di setiap sisi kehidupan.
d. Proses Pembelajaran Matematika
10
Dalam kegiatan belajar mengajar matematika terlebuh dahulu dijelaskan hubungan
antara strategi, metode dan teknik pembelajaran dan dalam satu pendekatan mungkin
terdapat lebih dari satu metode. Dengan demikian pula dalam suatu metode mungkin dapat
menggunakan lebih dari satu teknik mengajar. Semua pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran dari suatu bahan pelajaran tergantung dari ciri khas bahan pelajaran, keadaan
sarana dan keadaan siswa. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru
memperhatikan azas-azas pengembangan kurikulum serta tujuan pengajaran matematika di
kelas IV Sekolah Dasar.
e. Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika
Kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam
belajar matematika mulai dari SD dan MI sampai SMA dan MA, adalah sebagai berikut.
a) Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan
antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat, dalam pemecahan masalah.
b) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, grafik atau
diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah.
c) Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
d) Menunjukkan kemampuan strategik dalam membuat, merumuskan, menafsirkan dan
menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah.
e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
f. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
Kemampuan matematika yang dipilih dalam Standar Kompetensi ini dirancang sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan perkembangan
pendidikan matematika di dunia sekarang ini. Untuk mencapai kompetensi tersebut dipilih
materi-materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan,tingkat kedalam
materi, serta sifat esensial materi dan keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari.
11
2.1.4 Hakekat Media Pembelajaran.
Pengertian media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata mediumyang secara
harafah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan ( Sadiman. 2002:6 )
Secara umum media pembelajan dalam pendidikan disebut media. Media yaitu
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk berfikir,
menurut Gagne ( Sadiman 2002:6)
Media adalah segala alatfisik yang dapat menyajikan pesanserta merangsang
siswauntuk belajar. Jadimedia merupakan segalasesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesandari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, minatdan perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehinggaproses belajar
terjadi. ( Sadiman 2002 )
Menurut Latuheru (dalam Hamdani, 2005) menyatakan bahwa media pembelajaran
adalah bahan, alat, atau telnik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan murid dapat berlangsung
secara tepat guna dan berdaya guna.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran,
perasaan, minat,dan perhatian siswa sehingga proses interakso komunikasi edukasi antara
guru (pembuat media) dan murid dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
Dari berbagai batasan di atas dapat dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu
yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran untuk
membangkitkan semangat, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.
Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Media auditif yaitu media pengajaran yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja seperti audio, tape recorder, piringan audio.
12
b. Media visual yaitu media pengajaran yang hanya mengandalkan kemampuan
penglihatan saja seperti film setrip, foto, gambar, lukisan dan cetakan.
c. Media audio visual yaitu media pengajaran yang mempunyai unsur pendengaran
dan penglihatan. Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena memiliki
unsur suara dan gambar, seperti televisi, bioskop, VCD.
Mediabalok bilangan adalah media visual yang mengandalkan kemampuan penglihatan
saja. Media balok bilangan menyajikan fakta, ide atau gagasanmelalui penyajian mobil-
mobilan,balok panjang dan kecil, yang memuat angka-angka dan simbol. Balok bilangan
digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide dan mengilustrasikan fakta-fakta
sehingga menarik dan mudah diingat siswa.
2.1.5 Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat media secara umum dalam proses pembelajaran adalah untuk
memperlancar interaksi antara guru dan siswa. Dengan menggunakan media pembelajaran
menjadi lebih efektif dan efisien.
Namun secara khusus,manfaat media dapat dirinci sebagaimana diungkapkan oleh Kemp dan
Dayton (1985) seperti di bawah ini ;
1. penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
3. Proses pembelajaran menimbulkan interaksi aktif antara guru dan siswa.
4. Menjadikan penggunaan waktu dan tenaga menjadi lebih efisien.
5. Kualitas belajar siswa meningkat.
Manfaat praktis media pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Media dapat membuat materi pembelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit
2. Media juga dapat mengatasikendala keterbatasan ruang dan waktu.
3. Media yang tepat akan memberikan kesan mendalam bagi siswa sehingga
pembelajaran lebih bermakna.
13
2.1.6 Media Balok Bilangan
Untuk membantu menanamkan konsep operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat denganmediapembelajarannya dapat menggunakan media garis bilangan atau
menggunakan alat peraga yang
dapatdiperagakanolehgurumaupunsiswadikelas.Alatperagayangdimaksud diberi nama “Media
Balok Bilangan”, seperti pada gambar di bawah ini.
Bahan yang diperlukan :
1. Balok kayu dengan panjang 84 cm, lebar 3 cm dan tinggi 3 cm
2. Mobil mainan anak-anak dengan ukuran panjang maksimum 4 cm.
Cara Membuat :
1. Balok kayu dibagi rata menjadi 21 bagian yang sama, kemudian ditulis bilangan bulat
mulaidari–10 sampai dengan 10.
2. Mobilmainandapatdibuatmenggunakanbalokkayuataumembeliditoko terdekat.
Cara menggunakan alat peraga :
Sebelum menggunakan alat peraga yang perlu diperhatikan adalah perbedaan tanda-tanda
+,-sebagai tanda suatu bilangan dan +,-sebagai operasi :
1.5 + (–3) dibaca “lima ditambah negatif tiga”
2.– 6 + (–2) dibaca “negatifenam ditambah negatif dua”
A. Penggunaan alat untuk penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
1. Posisi awal mobil berada dibilangan nol dan menghadap ke arah bilangan positif
2. Untuk merepresentasikanbilangan positif (+) mobil bergerak maju
14
Misal : +5dari posisi 0 maju ke posisi bilangan 5
3. Untuk merepresentasikan bilangan negatif (–) mobil bergerak mundur
Misal : –4 , dari posisi 0 mobil mundur ke posisi –4
4. Untukmerepresentasikanoperasipenjumlahanmobilbergerakterusdari sebelumnya.
Misal :
a. 5 + 4, mobil bergerak maju 5 satuan kemudian terus maju 4 satuan
1. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil pertama
2. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil lanjutan
3. Anakpanahyangmenunjukkanhasilakhirmobilberada. Hasil peragaan : 5 + 4 =
9
b. 6 +(–3), mobil maju 6 satuan, kemudian terus mundur 3 satuan
1. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil pertama
2. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil lanjutan
3. Anakpanahyangmenunjukkanhasilakhirmobilberada. Hasil peragaan : 6 +(–
3) = 3
15
c. –5 + 3, mobil mundur 5 satuan, kemudian maju 3 satuan
1. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil pertama
2. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil lanjutan
3. Anakpanahyangmenunjukkanhasilakhirmobilberada.
Hasil peragaan :– 5 + 3) =– 2
d. – 4 + (–3) , mobil mundur 4 satuan, kemudian terus mundur lagi 3 satuan
1. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil pertama
2. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil lanjutan
3. Anakpanahyangmenunjukkanhasilakhirmobilberada.
Hasil peragaan :– 4 +(–3) = – 7
B. Penggunaan alat untuk operasi pengurangan bilangan bulat
1. Posisi awal mobil berada dibilangan nol dan menghadap ke arah bilangan positif
2. Untuk merepresentasikanbilangan positif (+) mobil bergerak maju
Misal : +5dari posisi 0 maju ke posisi bilangan 5
16
3. Untuk merepresentasikan bilangan negatif (–) mobil bergerak mundur
Misal : –4 , dari posisi 0 mobil mundur ke posisi –4
4. Untuk mempresentasikan operasi pengurangan, mobil berbalik arah. Misalnya :
a. 7 – 4(positif tujuh dikurangi positif empat) mobil maju 7 satuan, kemudian berbalik
arah dan maju 4 satuan.
1. Anakpanahyangmenunjukkangerakanmobilpertama,berbalik arah
2. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil kedua
3. Anak panah yang menunjukkan hasil akhir yaitu 3, jadi 7 – 4 = 3
b. 6–(–3)(positifenamdikuranginegativetiga),mobilmaju6satuan, kemudian berbalik
arah dan mundur 3 satuan
1. Anakpanahyangmenunjukkangerakanmobilpertama,berbalik arah
2. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil kedua
3. Anakpanahyangmenunjukkanhasilakhiryaitu9, jadi 6 – (–3) = 9
c. –5–(–5)(negatiflimadikuranginegatiflima),mobilmundur5satuan, kemudian berbalik
arah dan mundur 5 satuan.
17
1. Anakpanahyangmenunjukkangerakanmobilpertama,berbalik arah
2. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil kedua
3. Anakpanahyangmenunjukkanhasilakhiryaitu0, jadi – 5 – (– 5) = 0
C. Penggunaan alat untuk operasi hitung campuran bilangan bulat
Contoh soal 8 + (- 3) – (- 4) = ....
Tahap 1: 8 + (-3) = ....
Tahap 2: ....- (-4) = ....
Gambar Peragaan Tahap 1
1
3 2
1. Mobil bergerak maju 8 angka
2. Mobil Bergerak mundur 3 angka (-3)
3. Letak mobil berhenti ditahap 1 yaitu di angka 5
Jadi 8 + (-3) = 5
Gambar peragaan tahap ke 2
1 2
3
1. Anak panah yang menunjukkan posisi mobil sesuai tahap 1 yaitu di angka 5
-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
18
Tanda yang menunjukkan mobil berbalik arah karena ada operasi hitung
pengurangan
2. Mobil bergerak mundur 4 angka (-4)
3. Anak panah yang menunjukkan posisi akhir mobil tersebut, yaitu berada di angka 9
Jadi tahap ke 2 adalah 5 – (-4) = 9
Dari gambar peragaan tahap 1 dilanjutkan ke tahap 2, maka didapatkan : 8 + (-3) – (-4) =
9
2.2 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
Ada beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yangdilaksanakan. Hasil
penelitian ini dapat digunakan untuk pengembanganterhadap penelitian yang dilaksanakan.
Penelitian Erika Aprilia Irya (2008) tentang meningkatkan aktivitasbelajar dan
penguasaan konsep gerak menggunakan model konstrutivismedengan metode demonstrasi.
Penelitian dilakukan dengan model penelitiantindakan kelas yang hanya menggunakan 1
kelas eksperimen. Pemilihankonsep dan metode pembelajaran agar terjadi peningkatan
aktivitas belajarsiswa. Penelitian ini dilakukan dengan 3 siklus. Hasil penelitian
menunjukkanbahwa model konstruktivisme dengan metode demonstrasi dapat
(1)Meningkatkan aktivitas belajar siswa dari siklus ke siklus. Pada siklus Isebesar 72,25
kategori ”Cukup Aktif”. Pada siklus II meningkat sebesar 75,81kategori ”Aktif” dan siklus III
meningkat lagi sebesar 76,12 kategori ”Aktif”.(2) Meningkatkan penguasaan konsep siswa.
Nilai rata-rata penguasaankonsep siswa pada siklus I sebesar 65,5 kategori ”Tuntas”. Pada
siklus IImeningkat sebesar 66,25 kategori ”Tuntas” dan siklus III meningkat lagisebesar 71
kategori ”Tuntas”.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasandiketahui bahwa penerapan
model konstruktivisme dengan metodedemonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar dan
penguasaan konsepsiswa.
Penelitian Naima (2009) tentang pengaruh penggunaan media konkritdan gambar serta
motivasi terhadap belajar siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyahdi kota Palu. Penelitian dilakukan
dengan membagi siswa menjadi kelompok,yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelompok eksperimenmenggunakan media konkrit dan gambar pada kegiatan belajarnya,
19
sedangkankelompok kontrol hanya menggunakan metode ceramah pada kegiatan belajarnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif terhadapsiswa yang menggunakan
media konkrit dan gambar terhadap motivasi danhasil belajar bila dibandingkan dengan
kelompok yang tanpamenggunakan media konkrit dan gambar (Naima, 2009:103)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Admaja, (2010) dengan judul penelitian
”Penggunaan Media Gambar dan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas VIId SMPN 1 Rengat Barat Tahun Pelajaran 2009/2010” menyebutkan bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar IPA setelah melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan media gambar dan metode diskusi.
Sejalan dengan penelitian di atas, terdapat pula hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rahminita, (2007) dengan judul penelitian “Pengaruh Penggunaan Multimedia untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Biologi Siswa Kelas VIII di MTsN Kampar Tahun Ajaran
2006/2007” bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar setelah penggunaan multimedia.
Adapun dalam penelitian yang penulis lakukan kegiatan belajar mengajar yang
memanfaatkan media pembelajaran yang efektif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
sebab dengan memanfaatkan media yang efektif dapat meminalkan dominasi dari guru, maka
perlu direncanakan mediauntuk kelompok maupun individu, baik untuk alat peragamaupun
sarana. secara khusus dengan pemanfaatan media balok bilangan yang efektif dapat
meningkatkan hasil belajarmenjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat pada kelas IV
SDNegeri Wonosobo 01 Kecamatan Reban Kabupaten Batang.
2.3 Kerangka Pikir
Kerangka berfikir dalam penelitian ini addalah penggunaaan media balok bilangan akan
meningkatkan penguasaan siswa kelas IV pada materi menjumlahkan dan mengurangkan
bilangan bulat. Hal ini dapat dilihat pada bagan di bawah ini :
Kondisi awal Guru: pembelajaranmenggunaka
n metode ceramah
SISWA
Nilai matematika rendah (di bawah KKM)
Penggunaan media balok
bilangan Siklus I penggunaan media balok
bilangan melalui interaksi guru Tindakan
20
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir Peningkatan Perbaikan Kegiatan Pembelajaran
Dengan menggunakan Media Balok Bilangan
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan masalah, kajian teori, penelitian yang relevan dan kerangka berfikir, maka
dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut : Penerapan media
balok bilangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalampembelajaran pada materi
menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat pada siswa Kelas IV SD Negeri Wonosobo
01.