2 bab 2 tinjauan pustaka -...

12
2 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya adalah sebuah Perancangan dan Implementasi Sistem Persediaan Berbasis Client Server ( Studi kasus: PD Karunia Motor Bandar Lampung). Dalam penelitiannya menyatakan bahwa dalam sebuah usaha retail berskala kecil, salah satu penerapan teknologi informasi yang dapat dan sering digunakan adalah dalam hal persediaan yang berbasis komputer. Penggunaan teknologi ini untuk meningkatkan pengolahan data dalam hal waktu, biaya, juga pengurangan resiko dalam operasional dan tingkat kesalahan. Pengolahan data menjadi sebuah kendala tersendiri apabila dilakukan dengan proses manual. Seperti kesalahan pencatatan, pengumpulan, dan pencarian data. Hal ini dapat mengurangi kecepatan dan menghambat kinerja pengolahan data, yang memerlukan semua jenis informasi yang sangat cepat dan akurat dalam sistem operasional usaha. Aplikasi ini dibangun dengan sarana client server dan dijadikan sebuah aplikasi desktop menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Acces sebagai database (Saputra, 2010). Penelitian yang lain yaitu Perancangan dan Pengimplementasian Sistem Informasi Persediaan Barang, yang menyatakan bahwa tujuan dari sistem yang dibuat adalah untuk memberikan sebuah informasi kepada pihak toko, yang akan digunakan untuk keperluan manajemen persediaan gudang ditoko 7

Upload: dinhduong

Post on 06-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2 Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1770/3/T1_682007035_BAB II… · menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Acces sebagai

 

2 Bab 2

Tinjauan Pustaka

2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya adalah sebuah Perancangan dan

Implementasi Sistem Persediaan Berbasis Client Server ( Studi

kasus: PD Karunia Motor Bandar Lampung). Dalam penelitiannya

menyatakan bahwa dalam sebuah usaha retail berskala kecil, salah

satu penerapan teknologi informasi yang dapat dan sering digunakan

adalah dalam hal persediaan yang berbasis komputer. Penggunaan

teknologi ini untuk meningkatkan pengolahan data dalam hal waktu,

biaya, juga pengurangan resiko dalam operasional dan tingkat

kesalahan. Pengolahan data menjadi sebuah kendala tersendiri

apabila dilakukan dengan proses manual. Seperti kesalahan

pencatatan, pengumpulan, dan pencarian data. Hal ini dapat

mengurangi kecepatan dan menghambat kinerja pengolahan data,

yang memerlukan semua jenis informasi yang sangat cepat dan

akurat dalam sistem operasional usaha. Aplikasi ini dibangun

dengan sarana client server dan dijadikan sebuah aplikasi desktop

menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Acces sebagai

database (Saputra, 2010).

Penelitian yang lain yaitu Perancangan dan

Pengimplementasian Sistem Informasi Persediaan Barang, yang

menyatakan bahwa tujuan dari sistem yang dibuat adalah untuk

memberikan sebuah informasi kepada pihak toko, yang akan

digunakan untuk keperluan manajemen persediaan gudang ditoko

7  

Page 2: 2 Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1770/3/T1_682007035_BAB II… · menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Acces sebagai

8  

tersebut. Seperti menetukan jumlah persediaan yang harus disiapkan

digudang, mengatur jumlah minimal persediaan, jumlah persediaan

aman dan jumlah maksimal persediaan. Sehingga pihak manajemen

bisa tahu kapan harus melakukan pembelian barang kembali pada

supplier. Program untuk membangun aplikasi ini adalah VB. NET

2006 dan Microsoft SQL Server 2005 yang digunakan sebagai basis

datanya (Hartini, 2009).

2.2 Sistem Informasi Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling

berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang

beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud

yang sama (Jogiyanto, 2001).

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah

bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam

pengambilan keputusan saat ini atau mendatang (Jogiyanto, 2001).

Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi

untuk mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,

mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari

suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan

laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 2001).

2.2.1 Komponen Sistem Informasi

Pada dasarnya komponen sistem informasi merupakan

gambaran dari sistem informasi yang sedang berjalan menurut John

  

Page 3: 2 Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1770/3/T1_682007035_BAB II… · menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Acces sebagai

9  

Burch dan Garry Grundnitski mengemukakan bahwa “sistem

informasi terdiri dari komponen yang disebutkan dengan istilah blok

bangunan, yaitu blok masukan, blok model, blok keluaran, blok

teknologi, blok database, dan blok kendali”. Sebagai suatu sistem

keenam blok tersebut masing-masing berinteraksi satu sama lain

membentuk satu kesatuan untuk mencapai suatu sasaran. Berikut

penjelasan dari keenam komponen sistem informasi (Burch dan

Grundnitski, 1986):

1. Blok Masukan (Input)

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi.

Input termasuk metode-metode dan media untuk menangkap

data yang akan dimasukan.

2. Blok Model

Blok model adalah informasi yang terdiri dari kombinasi

prosedur, logika dan model matematika yang akan

memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibaris

data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan

keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran (Output)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang

merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang

berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua

pemakai sistem.

4. Blok Teknologi

Teknologi merupakan sarana dan alat dalam sistem informasi

teknologi yang digunakan untuk menerima input,

menjalankan model, menyiapkan dan mengakses data,

 

Page 4: 2 Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1770/3/T1_682007035_BAB II… · menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Acces sebagai

10  

menghasilakan output mengirimkan keluaran dan membantu

pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

5. Blok Database

Blok database merupakan kumpulan dari data yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan

diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak

untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam

database untuk keperluan penyedia informasi lebih lanjut.

6. Blok kendali

Blok kendali membantu dalam mengendalikan sistem yang

sewaktu-waktu terjadi suatu masalah.

2.2.2 Kualitas Informasi

Kualitas Informasi dari suatu informasi tergantung dari 3 hal

yaitu (Jogiyanto,1999) :

1. Akurat : Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-

kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan. Akurat juga

berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan

maksudnya.

2. Tepat pada waktunya : Berarti informasi yang datang pada

penerima tidak boleh terlambat, karena informasi merupakan

landasan didalam pengambilan keputusan.

3. Relevan : Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat

untuk pemakainya.

  

Page 5: 2 Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1770/3/T1_682007035_BAB II… · menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Acces sebagai

11  

2.3 Persediaan Barang

2.3.1 Persediaan Barang

Persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, barang

dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual

atau diproses lebih lanjut (Rudianto, 2009).

Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk

dijual kembali, misalnya, barang dagang dibeli oleh pengecer untuk

dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk

dijual kembali. Persediaan juga mencakup barang jadi yang telah

diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi

perusahaan, dan termasuk bahan serta perlengkapan yang akan

diguanakan dalam proses produksi (SAK No. 14, 2007).

2.3.2 Akuntansi Persediaan Barang

Karena perusahaan dagang memiliki fungsi utama menjual

barang dagang (persediaan) yang dimilikinya, maka pencatatan dan

perlakuan akuntansi terhadap persediaan yang dimiliki perusahaan

akan berpengaruh langsung terhadap keseluruhan proses akuntansi

di perusahaan tersebut. Di dalam melakukan pencatatan aktivitas

perusahaan dagang,terdapat dua metode yang dapat digunakan, yaitu

(Rudianto, 2009):

1. Metode periodik adalah metode yang digunakan untuk

mencatat hal-hal yang berkaitan dengan persediaan barang

dagang di dalam perusahaan dagang, dimana persediaan

dicatat dan dihitung pada awal dan akhir periode akuntansi

saja untuk menentukan harga pokok penjualannya. Metode

 

Page 6: 2 Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1770/3/T1_682007035_BAB II… · menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Acces sebagai

12  

ini paling banyak dipakai oleh perusahaan yang frekuensi

transaksinya tinggi.

Perhitungan Hpp

Persediaan awal xxx

Pembelian xxx

+

Barang tersedia dijual xxx

Persediaan akhir xxx

-

Hpp xxx

Untuk menentukan harga beli sebagai dasar menentukan nilai

persediaan yang dimiliki perusahaan pada satu periode, terdapat

beberapa metode, yaitu:

a. FIFO (First In First Out)

Dalam metode ini, barang yang masuk lebih dahulu akan

dikeluarkan lebih dahulu. Sehingga yang tersisa pada akhir

periode adalah barang yang berasal dari pembelian terakhir.

b. LIFO (Last In First Out)

Dalam metode ini, barang yang masuk paling akhir akan

dikeluarkan paling awal. Sehingga barang yang tersisa pada

akhir periode adalah barang yang berasal dari pembelian

awal periode.

c. Average (Rata-rata)

Dalam metode ini barang yang dikeluarkan maupun barang

yang tersisa, dinilai berdasarkan harga rata-rata. Sehingga

  

Page 7: 2 Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1770/3/T1_682007035_BAB II… · menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Acces sebagai

13  

barang yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang

memiliki nilai rata-rata.

Perhitungan Rata-rata nilai persediaan akhir :

unit pembelian x harga rata-rata pembelian

Laba kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan harga

pokok penjualan. Berikut perhitungan laba kotor:

Penjualan xxx

Hpp xxx

-

Laba kotor xxx

2. Metode perpetual adalah metode yang digunakan untuk

mencatat hal-hal yang berkaitan dengn persediaan barang

dagang di dalam perusahaan dagang, di mana persediaan

dicatat dan dihitung secara detail, baik pada waktu dibeli

maupun dijual. Metode ini lebih cocok digunakan di dalam

perusahaan yang memiliki frekuensi transaksi tidak terlalu

tinggi tetapi nilai per transaksinya besar.

Walaupun sebuah oraganisasi banyak melakukan usaha yang

berarti untuk mencatat persediaan dengan teliti, catatan ini masih

perlu diverifikasi melalui sebuah audit berkelanjutan. Audit seperti

ini dikenal sebagai perhitungan berkala (cycle counting).

Sebelumnya banyak perusahaan melakukan pengecekan persediaan

 

Page 8: 2 Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1770/3/T1_682007035_BAB II… · menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Acces sebagai

14  

fisik setiap tahun. Pengecekan seperti ini sering berarti fasilitas

harus ditutup dan melibatkan banyak orang yang tidak

berpengalaman untuk menghitung komponen dan material. Catatan

persediaan perlu diverifikasi dengan perhitungan berkala.

Perhitungan berkala menggunakan klasifikasi persediaan yang

dibuat dengan analisis ABC. Dengan prosedur perhitungan berkala,

barang dihitung, catatan diverifikasi, dan ketidakakuratan ditemukan

didokumentasikan secara periodik. Kemudian penyebab

ketidakakuratan dicari dan tindakan perbaikan diambil untuk

memastikan integritas sistem persediaan. Keuntungan perhitungan

berkala adalah sebagai berikut (Heizer dan render, 2005) :

1. Menghilangkan penutupan dan penghentian produksi yang

diperlukan untuk mengecek persediaan fisik tahunan.

2. Menghilangkan penyesuaian persediaan tahunan.

3. Melatih personel audit dalam hal akurasi persediaan.

4. Dapat mengenali penyebab kesalahan dan mengambil

tindakan perbaikannya.

5. Menjaga catatan persediaan yang akurat.

Selain sistem persediaan, perusahaan perlu melakukan

manajemen persediaan. Manajemen persediaan menjawab

pertanyaan berapa banyak sediaan yang perlu dicadangkan untuk

mengatasi fluktuasi peramalan, permintaan pelanggan, dan

pengiriman pemasok

2.4 Metode Analisis ABC Analisis ABC (ABC analysis) membagi persediaan yang

dimiliki menjadi tiga golongan berdasarkan volume rupiah tahunan.

Analisis ABC adalah sebuah aplikasi persediaan dari prinsip Pareto.

  

Page 9: 2 Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1770/3/T1_682007035_BAB II… · menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Acces sebagai

15  

Prinsip Pareto menyatakan bahwa terdapat “sedikit hal yang penting

dan banyak hal yang sepele.” Tujuannya adalah membuat kebijakan

persediaan yang memusatkan sumber daya pada komponen

persediaan penting yang sedikit dan bukan pada yang banyak tapi

sepele (Heizer dan render, 2005).

Untuk menentukan volume rupiah tahunan analisis ABC,

permintaan tahunan dari setiap barang persediaan dihitung dan

dikalikan dengan harga per unit. Barang kelas A adalah barang-

barang dengan volume rupiah tahunan tinggi. Walaupun barang

seperti ini mungkin hanya mewakili sekitar 15% dari total

persediaan barang, mereka merepresentasikan 70% hingga 80% dari

total pemakaian rupiah. Kelas B adalah barang-barang persediaan

yang memiliki volume rupiah tahunan menengah. Barang ini

merepresentasikan 30% barang persediaan dan 15% hingga 25%

dari nilai total. Barang-barang yang memiliki volume rupiah tahunan

rendah adalah kelas C, yang mungkin hanya merepresentasikan 5%

dari volume rupiah tahunan tetapi sekitar 55% dari total persediaan.

Berikut adalah contoh perhitungan klasifikasi barang dan output

analisis ABC dalam bentuk grafik klasifikasi barang.

 

Page 10: 2 Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1770/3/T1_682007035_BAB II… · menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Acces sebagai

16  

Tabel 2.1 Perhitungan Klasifikasi ABC (Heizer dan render, 2005)

Nomor

Perse-

diaan

Persentase

Jumlah

Persediaan

Volume

Tahunan

(Unit)

Biaya

Unit

Volume

Dolar

Tahunan

Persentase

Volume Dolar

Tahunan

Kelas

#10286 20%

1000 $90,00 $90.000 38,8% 72%

A

#11526 500 154 77.000 33,2% A

#12760

30%

1550 17 26.350 11,3%

23%

B

#10867 350 42,86 15.001 6,4% B

#10500 1000 12,50 12.500 5,4% B

#12572

50%

600 14,17 8.502 3,7%

5%

C

#14075 2000 0,60 1.200 0,5% C

#01036 100 8,50 8.50 0,4% C

#01307 1200 0,42 5.04 0,2% C

#10572 250 0,60 1.50 0,1% C

8.550 $232.057 100%

perhitungan untuk mencari klasifikasi barang perhitungan ABC

adalah mencari nilai volume dolar tahunan terlebih dahulu dengan

acara sebagai berikut:

Volume Tahunan x Biaya Unit = Volume dolar

Setelah menemukan volume dolar tahunan, kemudian mencari

persentase volume dolar tahunan dengan cara sebagai berikut:

  

Page 11: 2 Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1770/3/T1_682007035_BAB II… · menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Acces sebagai

17  

 

 

Nilai Volume Dolar Tahunan

Persentase Volume Dolar Tahunan = x 100 Total Nilai Volume Dolar Tahunan

Gambar 2.1 Contoh Klasifikasi Barang (Heizer dan Render, 2005)

Kriteria selain dari volume rupiah tahunan juga dapat

menentukan penggolongan barang. Sebagai contoh, perubahan

rekayasa yang diantisipasi, permasalahan pengiriman, permasalahan

kualitas, atau biaya per unit tinggi dapat menaikan barang ke

penggolongan yang lebih tinggi. Keuntungan dari pembagian barang

persediaan ke dalam tiga kelas ini memungkinkan diterapkannya

kebijakan dan pengendalian untuk setiap kelas.

Kebijakan yang mungkin didasarkan pada analisis ABC

meliputi hal berikut:

 

Page 12: 2 Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1770/3/T1_682007035_BAB II… · menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Acces sebagai

18  

  

1. Pembelian sumber daya yang dibelanjakan pada

pengembangan pemasok harus jauh lebih tinggi untuk barang

A dibandingkan barang C.

2. Barang A, tidak seperti barang B can C, perlu memiliki

kontrol persediaan fisik yang lebih ketat. Mungkin mereka

dapat diletakan pada tempat yang lebih aman, dan mungkin

akurasi catatan persediaan untuk barang A harus lebih

diverifikasi.

3. Prediksi barang A perlu lebih dijamin keabsahannya

dibandingkan dengen prediksi barang B dan C.

Dalam hal ini akurasi pencatatan adalah sebuah komponen penting

dalam sistem persediaan. Akurasi catatan membuat organisasi dapat

memusatkan perhatiann pada barang yang diperlukan, bukan sekedar

ingin memastikan “beberapa” barang ada dalam persediaan. Dengan

pencatatan yang akurat maka keputusan yang dibuat akan tepat

dalam pemesanan, penjadwalan, dan pengiriman(Heizer dan render,

2005).