2. analisis data a. analisis deskriptif -...
TRANSCRIPT
2. Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Yaitu analisis yang menjelaskan/mendeskripsikan data masing-
masing variabel. Analisis yang digunakan adalah distribusi frekuensi, rata-
rata (mean), minimum dan maksimum, serta standart deviasi. Untuk
mengetahui penurunan kadar BOD dihitung dengan cara menghitung
selisih jumlah kadar BOD sebelum dan sesudah perlakuan, dibagi dengan
jumlah kadar BOD sebelum perlakuan, kemudian dikalikan 100%.
b. Analisis Analitik
Uji normalitas data dengan uji Kolmogorof Smirnov. Diperoleh data
berdistribusi normal dan asumsi varians sama maka digunakan uji Annova
One Way.
Kemudian untuk mengetahui perbedaan penurunan dari masing-
masing perlakuan analisis yang dipakai adalah Posthoc Test. Dari hasil
analisis tersebut dapat diketahui variasi dosis serbuk biji kelor (Moringa
Oleifera) yang paling efektif dalam menurunkan kadar BOD, yang
ditunjukan dengan rata-rata perbedaan (Mean Difference) yang paling
tinggi dari masing-masing perlakuan.
c. Ditunggu sampai basah sempurna (3 menit) kemudian angkat dan
cocokkan dengan standar warna universal.
d. Nilai pH dicatat pada standar warna yang paling cocok.
5. Pengukuran Suhu
Alat dan bahan : thermometer, air sampel
Prosedur Kerja :
a. Dimasukkan Thermometer air raksa ke dalam air sampel.
b. Didiamkan selama 5 menit
c. Thermometer diangkat, kemudian dibaca pada skalanya
d. Hasil pembacaan dicatat sebagai derajat Celcius
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data terdiri dari :
a. Editing yaitu menyeleksi dan mengoreksi data yang dikumpulkan dari hasil
pengukuran pada setiap percobaan.
b. Coding Memberikan kode pada atribut variabel untuk memudahkan dalam
analisa data pada penelitian ini:
1) Variabel terikat (kadar BOD limbah cair tahu) :
1 = Di bawah ambang batas (BOD ≤ 150 mg/L)
2 = Di atas ambang batas (BOD > 150 mg/L)
2) Variabel bebas (konsentrasi larutan biji kelor 1%) :
1 = 10 ml
2 = 12 ml
3 = 15 ml
c. Entry Data yaitu memasukkan data penelitian ke dalam program komputer.
d. Tabulating yaitu penyajian data hasil penelitian berupa tabel-tabel.
e. Titrasi dengan Na Thio Sulfat (Na2S2O3) 0,1 dengan indikator amylum.
1) Ketika warna masih coklat titrasi dengan Na2S2O3 0,1N dengan cara
digrojokkan dan dikocok pelan-pelan sampai warna kuning muda
2) Ditambahkan amylum 2-3 tetes dan dikocok dengan kuat sampai
warna biru muda.
3) Titrasi kembali dengaan Na2S2O2 sampai warna biru hilang.
Perhitungan :
DO (mi/l) = 1000 X ml thio sulfat X 0,2 X 0.950
(vol sampel-4)
Keterangan
4 : jumlah penambahan MnSO4 dan pereaksi O2.
0,2 : 1 ml larutan Na thio Sulfat 0.025-0.2mgO2.
0,959 : factor koreksi Na thio Sulfat.
Berdasarkan hasil pemeriksaan DO diatas, dilakukan pengenceran.
Setelah dibuat pengenceran sesuai dengan kandungan DO awalnya.
Selanjutnya sampel dibagi 2 masing-masing dimasukkan kedalam botol BOD
sampai penuh. Kemudian botol yang satu langsung diperiksa DO segera
campuran (limbah + pengencer), sedang botol satunya dieramkan selama 5
hari dalam incubator pada suhu 200 C. setrelah dieramkan 5 hari, lakukan
pemeriksaan DO 5 hari pada sampel campuran tersebut.
Perhitungan :
BOD5(mg/l) = (DOair camp segera - Oair camp 5hari x pengenceran.
4. Pengukuran pH
Alat dan bahan : kertas lamus, air sampel
Prosedur Kerja :
a. Diambil 1 buah kertas lakmus
b. Dicelupkan ke dalam air sampel kurang lebih ½ dari pajanan dan
digoyang-goyangkan.
2. Penambahan Konsentrasi Larutan Biji Kelor 1%
Alat dan bahan : wadah atau tempat pengadukan, gelas ukur, pengatur waktu,
air sampel, larutan biji kelor 1%.
Prosedur kerja :
a. Disiapkan wadah atau tempat untuk mencampur sampel dengan ukuran
1,5 liter kemudian isi dengan air sampel.
b. Dimasukkan larutan biji kelor 1% dengan variasi penambahan kedalam
wadah perlakuan yang telah diisi air sampel.
c. Diaduk secara pelan 60 rotasi per menit selama 5 menit dan diendapkan
selama 60 menit.
d. Air yang jernih setelah melewati proses adsorpsi dipisahkan dari endapan.
Pemisahan harus dilakukan dengan hati-hati agar endapan tidak ikut naik.
e. Pemeriksaan kadar BOD melalui pemeriksaan laboratorium.
3. Pemeriksaan Kadar BOD
Alat dan bahan : Elenmeyer, pipet, karet penghisap, botol oksigen, incubator
suhu 20 0C gelap, labu takar, gelas. : air sampel, H2SO4
pekat, indicator amylum 1%, pereaksi oksigen, Natrium
Thio Sulfat (Na2S2O4),
Prosedur Kerja :
a. Dimasukkan sampel kedalam botol oksigen sampai penuh secara hati-hati
jangan sampai timbul gelembung udara.
b. Dimasukkan 2.0 ml MnSO4 20 % ke dalam botol.
c. Botol ditutup kemudian dihomogenkan sampai muncul endapan coklat.
Kemudian botol disimpan dalam tempat gelap selama 15 menit.
d. Isi botol dibagi dua (pada waktu meuang minimalkan kontak dengan
udara) kemudian masing-masing botol ditambah H2SO4 pekat 1 ml,
ditutup lalu dihomogenkan.
a. Tahap Pembuatan Serbuk Biji Kelor Biji kelor
Serbuk biji kelor
Gambar 3.1 Diagram alir pembuatan serbuk biji kelor
b. Tahap Pembuatan Larutan Biji Kelor 1%
5 gram serbuk biji kelor
10 mL aquadest
Ditambah aquadest
sampai tanda batas
Larutan biji kelor 1%
Gambar 3.2 Diagram alir pembuatan larutan biji kelor 1%
Penyortiran
Penggerusan
Pengayakan 100 mesh
Pencampuran 1
Dalam labu ukur 500 mL
Pencampuran 2
Pengocokan selama 5 menit
d. Waktu kontak
Waktu kontak adalah lama waktu kontak yang dibutuhkan pada saat
pengendapan yaitu 60 menit. Lama pengendapan mempengaruhi proses
adsorpsi larutan biji kelor, untuk menghindari pengaruh waktu
pengendapan maka dilakukan dengan waktu kontak yang sama.
Satuan : menit
Skala : rasio
E. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari
hasil pemeriksaan BOD sampel limbah cair tahu sesudah perlakuan
penambahan larutan biji kelor (Moringa Oleifera) 1% dengan volume yang
berbeda dan tanpa perlakuan terhadap air sampel.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data penunjang yang diperoleh dari
panduan buku dan jurnal.
F. Prosedur Penelitian
1. Pembuatan Larutan Biji Kelor (Moringa Oleifera) 1%
Alat dan bahan : Gelas ukur, botol pengocok, timbangan, ayakan 100 mesh,
alat pengaduk, blender, biji kelor (Moringa Oleifera),
Aquadest.
Pembuatan larutan biji kelor terdiri dari 2 tahap, yaitu : tahap pembuatan
serbuk biji kelor dan tahap pembuatan larutan biji kelor 1%. Proses
pembuatan larutan serbuk biji kelor 1% tersaji paada gambar dibawah ini:
kelor1% dengan jumlah yang berbeda yang diukur di Laboratorium BBTPPI
Semarang.
Satuan : %
Skala : rasio
3. Variabel Pengganggu
a. pH
pH adalah kadar keasaman air sampel yang dapat mempengaruhi
penurunan BOD dalam air. Untuk menghindari pengaruh pH pada proses
penurunan BOD maka digunakan sampel air yang sama dan pada waktu
yang sama. pH diukur menggunakan kertas lakmus.
Satuan : -
Skala : Interval
b. Suhu
Suhu adalah angka yang menunjukkan tinggi rendahnya panas udara di
suatu tempat. Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
penurunan BOD, maka penelitian pemeriksaan air sampel dilakukan pada
suhu kamar. Suhu diukur menggunakan termometer sebelum dan sesudah
perlakuan air limbah.
Satuan : Derajat Celcius
Skala : interval
c. Proses pengadukan
Proses pengadukan adalah banyaknya pengadukan yang dilakukan pada air
sampel yaitu 100 rotasi/menit selama 5 menit. Proses pengadukan
mempengaruhi proses adsorpsi larutan biji kelor, untuk menghindari
pengaruh proses pengadukan maka dilakukan dengan rotasi yang sama.
Satuan : rpm
Skala : rasio
C. Populasi dan Sampel (Subyek Penelitian)
1. Subyek
Subyek dalam penelitian ini adalah limbah cair tahu yang berasal dari
industri tahu di desa Gebangan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah air limbah tahu yang diambil dari
tempat penampungan air limbah industri tahu di desa Gebangan Kecamatan
Purwodadi Kabupaten Grobogan pada pukul 12.00 WIB, penentuan sampel
berdasarkan pada waktu produksi telah selesai dan limbah cair telah
terkumpul dalam bak penampungan.
Jumlah limbah cair tahu yang digunakan sebagai sampel sebanyak 1000
ml (1 liter) untuk setiap perlakuan. Sedangkan untuk uji BOD digunakan
sampel 250 ml dari setiap perlakuan.
D. Variabel dan Definisi Operasional
Variabel bebas : konsentrasi larutan biji kelor (Moringa Oleifera) 1%.
Variabel terikat : kadar BOD air limbah tahu.
Variabel Pengganggu : pH, suhu, proses pengadukan, waktu kontak.
Definisi operasional variabel-variabel di atas adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas
Konsentrasi larutan biji kelor adalah banyaknya konsentrasi larutan biji kelor
1% (1 gram sebuk biji kelor dalam 100 ml Aquadest) dengan volume
penambahan sebanyak 10 ml, 12 ml, dan 15 ml dalam setiap satu lier sampel..
Satuan : ml
Skala : ordinal
2. Variabel Terikat
Penurunan kadar BOD limbah cair pembuatan tahu adalah selisih kadar BOD
dalam % yang diperoleh sebelum dan sesudah penambahan larutan biji
Untuk menghindari kesalahan sekecil mungkin maka banyaknya
replikasi/ulangan terhadap eksperimen digunakan rumus sebagai berikut26.:
(t-1) (r-1) ≥ 15
(3-1) (r-1) ≥ 15
(2) (r-1) ≥ 15
2r – 2 ≥ 15
2r ≥ 15 + 2
2r = 17
r = 8,5
r = 9
t = Perlakuan
r = Ulangan
Jadi dalam penelitian ini banyaknya perlakuan adalah 3 kali dan ulangan
sebanyak 9 kali. Jumlah sampel untuk setiap perlakuan sebanyak 1000 ml (1
liter), total sampel yang akan diperiksa adalah 30 unit terdiri dari 3 sampel
sebagai kontrol tanpa perlakuan dan 27 sampel dengan perlakuan.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai Agustus 2011,
terdiri dari penyusunan proposal, pengumpulan data, pengolahan data, dan
penyusunan laporan akhir. Tempat penelitian adalah Laboratorium Kimia Gizi
Universitas Muhammadiyah Semarang dan Laboratorium Pengujian Balai Besar
Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPPI) Jl. Ki Mangunsarkoro
No.6 Semarang.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen murni dengan metode
pendekatan Completely Randomized Design, yaitu subyek dibagi dalam dua
kelompok. Kelompok pertama merupakan unit percobaan untuk perlakuan dan
kelompok kedua merupakan kelompok kontrol. Kemudian dicari perbedaan
pengukuran antara kelompok 1 dan kelompok 2, perbedaan dianggap sebagai
akibat dari perlakuan25.
Skema rancangan penelitian yang timbul dapat digambarkan sebagai berikut :
XA PA (1-9)
Air baku XB PB ( 1-9)
XC PC (1-9)
Xo Po (1-9)
Keterangan :
XA : Perlakuan dengan penambahan larutan biji kelor 1% sebanyak 10 ml.
XB : Perlakuan dengan penambahan larutan biji kelor 1% sebanyak 12 ml.
XC : Perlakuandengan penambahan larutan biji kelor 1% sebanyak 15 ml.
Xo : Tanpa perlakuan (kontrol)
pA (1-9) : Pengukuran kadar BOD air setelah perlakuan dengan penambahan
larutan biji kelor 1% sebanyak 10 ml .
pB (1-9) : Pengukuran kadar BOD air setelah perlakuan dengan penambahan
larutan biji kelor 1% sebanyak 12 ml.
pC (1-9) : Pengukuran kadar BOD air setelah perlakuan dengan penambahan
larutan biji kelor 1% sebanyak 15 ml .
Po : Pengukuran kadar BOD tanpa perlakuan.