1.peningkatan ketahanan air, binakarna

PENINGKATAN KETAHANAN AIR SEBAGAI DUKUNGAN

TERHADAP PENCAPAIAN KEDAULATAN PANGAN

DR. Ir. Mochamad Basoeki Hadimoeljono, M.Sc

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

April, 2015

OUTLINE

Agenda Pembangunan Nasional No.7

Isu-isu Strategis Terkait Ketahanan Pangan Nasional

Pembagian Kewenangan Daerah Irigasi

Dukungan Irigasi Terhadap Produksi Padi Nasional

Potensi Peningkatan Produksi Padi dari Peningkatan

Intensitas Pertanaman

Konsepsi Kebijakan Irigasi dalam Rangka Mendukung

Pencapaian Kedaulatan Pangan

Peningkatan Keandalan Air Irigasi

Peningkatan Keandalan Prasarana Irigasi

Peningkatan Kinerja Operasi & Pemeliharaan

Hal-hal yang Perlu Mendapat Perhatian

AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL NO.7

MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI DENGAN MENGGERAKKAN

SEKTOR-SEKTOR STRATEGIS EKONOMI DOMESTIK

1. Peningkatan Kedaulatan Pangan

2. Ketahanan Air

3. Kedaulatan Energi

4. Pelestarian Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Pengelolaan

Bencana

5. Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan

6. Penguatan Sektor Keuangan

7. Penguatan Kapasitas Fiskal Negara

RPJMN 2015-2019, AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL

ISU-ISU STRATEGIS TERKAIT KETAHANAN PANGAN NASIONAL

1. Alih fungsi lahan pertanian beririgasi menjadi lahan perkebunan

seperti: sawit atau karet di pulau Sumatera dan coklat di pulau

Sulawesi. Kurang lebih 100 ribu ha/tahun

2. Penurunan kondisi hutan pada catchment area yang berdampak pada penurunan debit andalan pada irigasi non waduk (±89% dari total irigasi nasional) dan volume tampungan waduk.

3. Menurunnya kondisi dan fungsi prasarana irigasi nasional.

4. Terbatasnya kemampuan kabupaten dalam pendanaan OP maupun rehabilitasi jaringan irigasi yang menjadi kewenangannya (lebih dari 48% dari total irigasi nasional).

5. Semakin terbatasnya jumlah dan kualitas tenaga OP irigasi, yang merupakan ujung tombak dalam menjaga kondisi dan fungsi irigasi, sebagai dampak kebijakan zero/minus growth jumlah pegawai.

1. Meluasnya lahan kritis (13,1 jt Ha pada th 1992, kini sudah mencapai > 18,5 jt Ha).

2. Meningkatnya sebaran DAS kritis (22 DAS pada th 1984, menjadi 39 DAS pada th 1992, menjadi 62 DAS pada th 2005, menjadi 68 DAS pada th 2012 ).

1010

1100 1120 1130 1130

1260 2010 2020 2040 2050 2080

2090 2120

2100

2130 2140

4140

5090

5150

5170

1090

1180

1210

1240 1290

2070 2110

5100

4020 4030

0

7020

3010

4010 5160

2005 --- 62 Critical RCA


1010

1100 1120 1130 1130

1260 2010 2020 2040 2050 2080

2090 2120

2100

2130 2140

4010

5090

5150

5170

5160

1180

1984 ---22 Critical RCA


LAHAN KRITIS DAN LAJU DEFORESTRASI

DAMPAK KERUSAKAN DAS

Sedimentasi (tampungan Waduk berkurang) Ancaman fungsi pengendalian banjir dan penyediaan air

Waduk Harian Sengguruh

(sisa tampungan 11% - 2003)

Waduk Tahunan Sutami


Waduk Harian Wlingi


Waduk Harian Lodoyo


Waduk Tahunan Selorejo


HA % HA % HA % HA % HA % HA % HA %

PUSAT 2.376.521 33,26 - - 36.727 83,04 648.138 50,38 55.224 15,47 25.922 13,66 3.142.532 34,40

PROPINSI 1.105.474 15,47 - - 2.305 5,21 288.637 22,44 134.665 37,73 103.386 54,49 1.634.467 17,89

KABUPATEN / KOTA 3.663.173 51,27 113.600 100,00 5.198 11,75 349.619 27,18 167.000 46,79 60.439 31,85 4.359.029 47,71

9.136.028 100

PEMBAGIAN

KEWENANGAN

RINCIAN LUAS IRIGASI MENURUT UU 7/2004 DAN PP 20/2006

SESUAI KEPMEN 293/2014

TOTAL LUAS KEPMEN

PU NO. 293/2014

IRIGASI PERMUKAAN

7.145.168 HA 113.600 HA

IRIGASI AIR TANAH

44.230 HA

IRIGASI POMPA

1.286.394 HA

PASANG SURUT

356.889 HA

LEBAK

189.747 HA

TAMBAK

RAWA 1.833.030 HA

IRIGASI 7.302.998 HA

KEPMEN PU NO. 293/2014 9.136.028 HA

PEMBAGIAN KEWENANGAN DAERAH IRIGASI KEPUTUSAN MENTERI PU NO. 293 TAHUN 2014 PENETAPAN STATUS DAERAH IRIGASI

8

LUAS AREAL IRIGASI DI INDONESIA

7.145.168 Ha

SUMBER: DITJEN SDA, INVENTARISASI KONDISI JARINGAN IRIGASI, 2014

PUSAT 2.376.521 Ha

33%

PROV 1.105.475

Ha

16%

KAB/KOTA 3.663.172 Ha

51%

KONDISI PRASARANA IRIGASI KEWENANGAN

PUSAT 2.376.521 Ha (33%)

1.840.874 Ha

a) 77,46%

b) 25,76%

115.355 Ha

a) 4,85%

b) 1,61%

326.178 Ha

a) 13,73%

b) 4,57%

94.114 Ha

a) 3,96%

b) 1,32%

KONDISI PRASARANA IRIGASI KEWENANGAN

PROVINSI 1.105.475 Ha (16%)

515.092 Ha

a) 46,59%

b) 7,21%

225.987 Ha

a) 20,44%

b) 3,16%

182.575 Ha

a) 16,52%

b) 2,56%

181.820 Ha

a) 16,45%

b) 2,54%

KONDISI PRASARANA

IRIGASI KEWENANGAN

KABUPATEN/KOTA

3.663.172 Ha (51%)

691.197 Ha

a) 18,87%

b) 9,71%

673.340 Ha

a) 18,38%

b) 9,46%

1.500.209 Ha

a) 40,95%

b) 21%

798.427 Ha

a) 21,8%

b) 11,21%

a) Terhadap kewenangannya sendiri

b) Terhadap Luasan Nasional

KONDISI PRASARANA IRIGASI PERMUKAAN

DI INDONESIA TAHUN 2014

Berdasarkan data

SUSENAS 2006-2010

padi masih merupakan

sumber makanan

dominan di Indonesia

KONSUMSI KALORI PERKAPITA PENDUDUK INDONESIA 2006-2010

PRODUKSI PADI 2009, 2010, dan 2011 Diolah berdasarkan BPS ATAP, 2009 dan 2010

2009 2010 2011

Irigasi memiliki kontribusi ±85% terhadap

total produksi padi nasional

TA 2009, 2010, dan 2011

DUKUNGAN IRIGASI TERHADAP PRODUKSI PADI NASIONAL

POTENSI PENINGKATAN PRODUKSI PADI DARI

PENINGKATAN INTENSITAS PERTANAMAN

TOTAL AREAL : 7,230,183 HA

Sumatera Jawa Bali & NT Kalimantan Sulawesi Maluku Papua

Waduk 117,751 574,717 29,971 - 33,562 - -

Non Waduk 1,784,194 2,280,985 599,343 480,320 988,359 152,487 39,517

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

Sumber Air Sawah di Indonesia (Ha)

Waduk (797.971 Ha)

Non-Waduk (6.432.212 Ha)

PULAU IP Provitas

(ton/ha)

SUMATERA 1.3 4.3

JAVA 1.9 5.5

KALIMANTAN 1.4 4.8

SULAWESI 1.0 4.0

BALI + NT 1.3 4.8

MALUKU 1.4 4.2

PAPUA 1.0 3.8

RATA-RATA 1.4 4.6

KEBIJAKAN STRATEGI SASARAN

Suplai Meningkatkan

keandalan air irigasi

Pembangunan tampungan air

berupa waduk, embung,

bendung, pompa.

Pembangunan 65

bendungan

Distribusi Meningkatkan

keandalan prasarana

irigasi

• Rehabilitasi jaringan irigasi

• Pembangunan jaringan

irigasi baru

• Rehabilitasi 3 juta ha

• Pembangunan 1 juta

ha

Aksesibilitas Meningkatkan kinerja

operasi dan

pemeliharaan

• Pengadaan tenaga O & P

• Pendanaan AKNOP

• Kesepakatan mekanisme O

& P

• Aktivasi kearifan lokal

• O & P Irigasi Pusat

3.417.201 Ha

• O & P Irigasi Non

Pusat 5.718.827

KONSEPSI KEBIJAKAN IRIGASI DALAM RANGKA MENDUKUNG

PENCAPAIAN KEDAULATAN PANGAN 2015-2019

11%

9%

80%

Irigasi Waduk Existing

Irigasi Waduk Tambahan

Irigasi Non Waduk

PENINGKATAN KEANDALAN AIR IRIGASI (RPJMN 2015-2019, SASARAN KETAHANAN AIR, PENINGKATAN SUPLAI IRIGASI WADUK)

Peningkatan Suplai Irigasi Waduk

Indikator 2014 2019

1. Areal Irigasi Waduk 11 % 20 %

2. Intensitas Pertanaman 143 % 149 %

65 Bendungan (2015-2019) dengan kebutuhan dana 89.5 T

Volume Total : 7.78 Milyar m3 Irigasi : 571.559 Ha Kebutuhan untuk 49 Waduk Baru 73.9 T

33 Waduk Selesai, Volume Total : 1.88 Milyar m3 , Irigasi : 178.303 Ha

12 Bendungan

27 Bendungan

3 Bendungan

4 Bendungan

5 Bendungan

1 Bendungan

9 Bendungan 4 Bendungan

SEBARAN PEMBANGUNAN 65 BENDUNGAN 2015-2019

TOTAL RENCANA

65 WADUK

ON GOING 2014

16 WADUK

Payaseunara (Aceh), Rajui (Aceh), Jatigede (Jawa Barat), Bajulmati (Jawa Timur), Nipah (Jawa Timur), Titab (Bali), Marangkayu (Kalimantan Timur), Kuningan (Jawa

Barat), Bendo (Jawa Timur), Gongseng (Jawa Timur), Tukul (Jawa Timur), Tugu (Jawa Timur), Gondang (Jawa Tengah), Pidekso (Jawa Tengah), Teritip (Kalimantan Timur),

Karalloe (Sulawesi Selatan)

SEDANG LELANG

TA. 2014 5 WADUK

Krueng Kreuto (Aceh), Karian (Banten), Logung (Jawa Tengah), Raknamo (Nusa Tenggara Timur), Lolak (Sulawesi Utara)

RENCANA 2015

6 WADUK

Bintang Bano (Nusa Tenggara Barat), Tanju dan Mila (Nusa Tenggara Barat), Rotiklod (Nusa Tenggara Timur), Pasalloreng (Sulawesi Selatan), Telagawaja (Bali),

Tapin (Kalimantan Selatan)

RENCANA 2016

8 WADUK

Rukoh (Aceh), Ciawi (Jawa Barat),Sukamahi (Jawa Barat), Kuwil Kawangkoan (Sulawesi Utara), Kolhua (Nusa Tenggara Timur), Sindangheula (Banten), Lambuk (Bali),

Sukoharjo (Lampung)

RENCANA 2017

10 WADUK

Leuwikeris (Jawa Barat), Bener (DIY), Semantok (Jawa Timur), Pamakkulu (Sulawesi Selatan), Komering II (Sumatera Selatan), Sadawarna (Jawa Barat), Tiro (Aceh), Lausimeme (Sumatera Utara), Pelosika (Sulawesi Tenggara), Lompatan Harimau

(Riau)

RENCANA 2018

10 WADUK

Karang Talun (DIY), Mujur (Nusa Tenggara Barat), Ladongi (Sulawesi Tenggara) , Jenelata (Sulawesi Selatan), Cipanas (Jawa Barat), Sukahurip (Jawa Barat), Sukaraja III

(Lampung), Segalamider (Lampung), Bagong (Jawa Timur), Sidan (Bali)

RENCANA 2019

10 WADUK

Napunggete ( Nusa Tenggara Timur), Meninting (Nusa Tenggara Barat), Bonehulu ( Gorontalo), Way Apu (Maluku), Kerekeh ( Nusa Tenggara Barat), Matenggeng (Jawa

Barat), Lesti III (Jawa Timur), Jambo Aye (NAD), Wonodadi (Jawa Timur), Temef ( Nusa Tenggara Timur)

RENCANA PEMBANGUNAN 65 WADUK 2014-2019

15

SUMATERA

325.164 Ha

JAWA

57.697 Ha

KALIMANTAN

133.386 Ha

BALI & NUSA TENGGARA

74.297 Ha

SULAWESI

188.352 Ha

MALUKU & PAPUA

364.089 Ha

PENINGKATAN KEANDALAN PRASARANA IRIGASI

PEMBANGUNAN IRIGASI BARU 1 JUTA Ha

PROGRAM PEMBANGUNAN IRIGASI BARU 2015-2019

IRIGASI

PERMUKAAN

IRIGASI RAWA

IRIGASI

TAMBAK

IRIGASI AIR

TANAH

2016 2017 2018 2019

0,167 Jt

Ha

10,84 T

0,072 Jt

Ha

1,45 T

0,002 Jt

Ha

0,04 T

0,004 Jt

Ha

0,34 T

2015-

2019

0,77 Jt Ha

45,88 T

0,31 Jt Ha

5,95 T

0,012 Jt

Ha

0,21 T

0,020 Jt

Ha

1,47 T

1 Jt Ha

53,5 T

2015

0,099 Jt

Ha

2,52 T

0,016 Jt

Ha

0,16 T

0,034 Jt

Ha

0,04 T

0,001 Jt

Ha

0,10 T

PEMBANGUNAN

PENINGKATAN

ROUNDING-UP

0,12 Jt Ha

2,82 T

0,24 Jt Ha

12,67 T

0,167 Jt

Ha

10,84 T

0,072 Jt

Ha

1,45 T

0,002 Jt

Ha

0,04 T

0,004 Jt

Ha

0,34 T

0,167 Jt

Ha

10,84 T

0,072 Jt

Ha

1,45 T

0,002 Jt

Ha

0,04 T

0,004 Jt

Ha

0,34 T

0,167 Jt

Ha

10,84 T

0,072 Jt

Ha

1,45 T

0,002 Jt

Ha

0,04 T

0,004 Jt

Ha

0,34 T

0,24 Jt Ha

12,67 T

0,24 Jt Ha

12,67 T

0,24 Jt Ha

12,67 T

17

SUMATERA

661.077 Ha +

165.907 Ha (DAK)

= 846.984 Ha

JAWA

715.873 Ha +

240.343 Ha (DAK)

= 956.216 Ha

KALIMANTAN

412.188 Ha +

35.847 Ha (DAK)

= 448.035 Ha

BALI & NUSA TENGGARA

113.375 Ha +

59.550 Ha (DAK)

= 172.925 Ha

SULAWESI

344.435 Ha +

91.422 Ha

(DAK)

= 435.857 Ha

MALUKU & PAPUA

144.163 Ha +

15.280 Ha (DAK)

= 159.443 HA

PENINGKATAN KEANDALAN PRASARANA IRIGASI

REHABILITASI JARINGAN IRIGASI 3 JUTA Ha

REHABILITASI

3 Jt Ha

25,25 T

IRIGASI

PERMUKAAN

IRIGASI RAWA

IRIGASI

TAMBAK

IRIGASI AIR

TANAH

0,178 Jt

Ha

1,224 T

0,464 Jt

Ha

4,93 T

0,067 Jt

Ha

0,37 T

0,196 Jt

Ha

0,57 T

0,008 Jt

Ha

0,051 T

0,017 Jt

Ha

0,20 T

0,004 Jt

Ha

0,94 T

0,08 Jt Ha

0,18 T

2,035 Jt

Ha

20,93 T

0,850 Jt

Ha

2,64 T

0,078 Jt

Ha

0,86 T

0,036 Jt

Ha

0,808 T

3 Jt Ha

25,25 T

0,25 Jt Ha

1,74 T

0,69 Jt Ha

5,88 T

0,464 Jt

Ha

4,93 T

0,196 Jt

Ha

0,57 T

0,017 Jt

Ha

0,20 T

0,08 Jt Ha

0,18 T

0,69 Jt Ha

5,88 T

0,464 Jt

Ha

4,93 T

0,196 Jt

Ha

0,57 T

0,017 Jt

Ha

0,20 T

0,08 Jt Ha

0,18 T

0,69 Jt Ha

5,88 T

0,464 Jt

Ha

4,93 T

0,196 Jt

Ha

0,57 T

0,017 Jt

Ha

0,20 T

0,08 Jt Ha

0,18 T

0,69 Jt Ha

5,88 T

PROGRAM REHABILITASI IRIGASI 2015-2019

2016 2017 2018 2019 2015-

2019 2015

PENINGKATAN KINERJA OP

IRIGASI PERMUKAAN

2.293.121 Ha

IRIGASI AIR TANAH

51.007 Ha

IRIGASI RAWA

939.661 Ha

IRIGASI TAMBAK

133.405 Ha

OPERASI DAN PEMELIHARAAN

2015

3.417.201 Ha

Rp. 1,28 Trilyun

1. Pentingnya keterpaduan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi

antara Kementerian PUPR, Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah,

dan masyarakat. Berdasarkan PP No.20 Tahun 2006 tentang Irigasi,

Kementerian PUPR bertanggung jawab pada pengembangan dan

pengelolaan Jaringan Utama (Primer dan Sekunder). Masyarakat

bertanggung jawab dalam melaksanakan pengembangan dan

pengelolaan sistem irigasi teriser. Berdasarkan PP No.38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Kementerian Pertanian

bertanggung jawab terhadap Penetapan kebijakan, pedoman dan

bimbingan pemanfaatan air irigasi dan Penetapan kebijakan

pengembangan dan pembinaan pemberdayaan kelembagaan petani

pemakai air.

HAL-HAL YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN

2. Efisiensi penggunaan air irigasi melalui :

a. Metoda SRI

System of Rice Intensification, sistem cocok tanam padi yang hemat

air, menggunakan pupuk organik tetapi produktivitas berlipat.

b. Modernisasi Irigasi

Upaya mewujudkan sistem pengelolaan irigasi partisipatif yang

berorientasi pada pemenuhan tingkat layanan irigasi secara efektif,

efisien, dan berkelanjutan dalam rangka mendukung ketahanan

pangan dan air, melalui peningkatan keandalan penyediaan air,

prasarana irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan

irigasi, dan sumber daya manusia.

3. Pelaksanaan dan Penjabaran Undang-Undang No. 41 Tahun 2009

Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

Perlu segera ditetapkan luas dan lokasi lahan pertanian pangan

berkelanjutan dalam RTRW nasional, provinsi, dan kabupaten/kota serta

dimuat dalam RPJP, RPJM, Rencana Tahunan melalui RKP baik ditingkat

nasional, provinsi dan kabupaten/kota.

HAL-HAL YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN

TERIMA KASIH

51,20

58,99

63,41

67,28

70,70

51,89

66,46

70,61

66,02

62,32

58,63

45

50

55

60

65

70

75Kebutuhan GKG Produksi GKG

PROYEKSI KETERSEDIAAN DAN PERMINTAAN PANGAN NASIONAL (TANPA PEMBANGUNAN BARU TETAPI KEJADIAN ALIH FUNGSI LAHAN 100.000 HA/TAHUN)

(Juta Ton GKG)

1. Kebutuhan Beras dihitung dengan ketentuan:

a) Konsumsi beras perkapita pertahun 139 kg/orang/tahun

b) Jumlah penduduk pertahun berdasarkan Sensus BPS dan Proyeksi BPS

2. Realisasi & Proyeksi Produksi Beras dihitung dengan ketentuan:

a) Luas Lahan beririgasi (Kepmen 293 Tahun 2014) 8.946.281 Ha (Permukaan, Rawa, Air Tanah dan Pompa)

b) Produktivitas sebesar 5,16 Ton GKG/Ha, IP sebesar 1,43, sedangkan Rendemen GKG ke Beras 0,56

c) Alih fungsi lahan sebesar 100.000 Ha / tahun

d) Tidak ada pembangunan jaringan irigasi baru

3. Produksi 2015 dst : (luas 2014 – alih fungsi lahan) x 1,43 x 5,16 Ton/Ha

Tahun

Defisit

Kebutuhan

GKG

Lahan Irigasi 8.946.281 Ha

Permukaan : 7.145.168 Ha

Rawa : 1.643.283 Ha

Air Tanah : 113.600 Ha

Pompa : 44.230 Ha

Produksi 2014 : ARAM II

Produksi 2015 dst :

(luas 2014 – alih fungsi lahan) x 1,43 x 5,16

Ton/Ha

DAS Kritis

1984 : 22 River Basin




PERMASALAHAN

WATER QUANTITY and QUALITY

Pertambahan jumlah penduduk Indonesia merupakan salah satu

penyebab terjadinya degradasi lingkungan

SEBARAN AREAL SAWAH BERIRIGASI DI INDONESIA

TOTAL AREAL : 7,230,183 HA

Pulau Sumatera Java Bali & NT Kalimantan Sulawesi Maluku Papua RATA2

Area (ha) 1,901,94

5

2,885,70

2

629,314 480,320 1,021,92

1

152,48

7

39,51

7

-

Indeks Pertanaman 1.3 1.9 1.4 1.0 1.3 1.4 1.0 1.4

Produktivitas (Ton/Ha) 4.3 5.5 4.8 4.0 4.8 4.2 3.8 4.6

Sumatera Jawa Bali & NT Kalimantan Sulawesi Maluku Papua

Waduk 117,751 574,717 29,971 - 33,562 - -

Non Waduk 1,784,194 2,280,985 599,343 480,320 988,359 152,487 39,517

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

Sumber Air Sawah di Indonesia (Ha)

Waduk (797.971 Ha)


PULAU IP Provitas (ton/ha)

SUMATERA 1.3 4.3

JAVA 1.9 5.5

KALIMANTAN 1.4 4.8

SULAWESI 1.0 4.0

BALI + NT 1.3 4.8

MALUKU 1.4 4.2

PAPUA 1.0 3.8

RATA-RATA 1.4 4.6

2.315.000 Ha

(32%)

3.491.961 Ha

(48%)

1.423.222 Ha

(20%)

KEWENANGAN

KABUPATEN/

KOTA

1.815.820 Ha

(52%)

1.670.141 Ha

(48%)

KEWENANGAN

PROVINSI

555.056 Ha

(39%)

868.166 Ha

(61%)

LUAS AREAL IRIGASI

DI INDONESIA

7.230.183 Ha (Kepmen PU 390/2007 – Status DI)

487.718 Ha

(21%)

KEWENANGAN

PUSAT

Sumber :

Diolah berdasarkan Audit Teknis SDA, 2010 dan LAKIP 2010 dan 2011

PROVINSI

Catatan:

• Sebagian kerusakan akibat bencana alam belum seluruhnya terinventarisasi;

• Penurunan Kualitas Prasarana akibat umur bangunan dan OP yang tidak optimal belum terinventarisasi;

2010

2010

ISU AKTUAL BIDANG SUMBER DAYA AIR

KONDISI INFRASTRUKTUR IRIGASI BERDASARKAN

KEWENANGANNYA

: Kondisi Baik

: Kondisi Rusak(Rusak Ringan, Rusak Sedang, Rusak Berat)

PETA KAWASAN KESESUAIAN BUDIDAYA PADI

DI INDONESIA

KAWASAN 1

KAWASAN 2 KAWASAN 3

KAWASAN 4

KAWASAN 5

KAWASAN PRODUKTIVITAS PROYEKSI PENYEDIAAN

PANGAN

POTENSI PENGEMBANGAN

SDM INFRASTRUKTUR REKOMENDASI

KAWASAN 1 TINGGI SURPLUS BESAR SEDANG SEDANG PEMBANGUNAN IRIGASI BARU

KAWASAN 2 SEDANG DEFICIT BESAR SEDANG SEDANG PEMBANGUNAN IRIGASI BARU

KAWASAN 3 SANGAT TINGGI DEFICIT TIDAK ADA TINGGI TINGGI REHABILITASI

KAWASAN 4 RENDAH DEFICIT BESAR KURANG KURANG PEMBANGUNAN IRIGASI BARU TERBATAS

KAWASAN 5 TINGGI SURPLUS KECIL SEDANG SEDANG REHABILITASI & PEMB. IRIGASI BARU TERBATAS

KAWASAN 6 RENDAH DEFICIT KURANG KURANG KURANG PEMBANGUNAN IRIGASI BARU TERBATAS

KAWASAN 6

FORMULATION OF IRRIGATION DEVELOPMENT PROGRAM, JICA 1993

SEBARAN POTENSI PEMBANGUNAN IRIGASI BARU

SUMATERA 3.972.200 Ha

JAWA 62.300 Ha Bali, NTT

90.400 Ha

MALUKU & PAPUA 2.524.100 Ha

SULAWESI 523.600 Ha

KALIMANTAN 3.692.600 Ha

TOTAL POTENSI PENGEMBANGAN IRIGASI DI INDONESIA : 10.865.200 Ha

JICA - FIDP (FORMULATION OF IRRIGATION DEVELOPMENT PROGRAM 1993)

8 PERSYARATAN IRIGASI

(Surat Menteri PU No. Ap.01.03.01 – Mn/623, 24 Juli 1984)

(Surat Menteri PU No. IR.02.04 – Mn/913, 30 Desember 1986)

1. Air cukup dan memenuhi syarat kualitas dan kuantitas.

2. Tanah cocok untuk pertanian beririgasi.

3. Pemilikan dan status tanah jelas, tidak ada sengketa tanah.

Terdapat jaminan dari pemerintah daerah (melalui peraturan

daerah) bahwa daerah irigasi yang baru ini menjadi lahan

pertanian pangan bekelanjutan paling tidak dalam jangka waktu

25 tahun ke depan sejak dibangun;

Lahan pertanian pangan berkelanjutan ditetapkan di dalam

peraturan daerah dan di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten.

4. Ada petani penggarap dan bersedia berpartisipasi.

Jika belum/tidak ada petani penggarapnya, bisa arahkan dengan

program transmigrasi.

5. Tersedia akses ke pasar pada kedua musim.

Untuk memudahkan petani penggarap dalam menjual hasil

panennya.

6. Tersedia akses ke lokasi untuk pembangunannya.

7. Gangguan banjir/genangan tidak sulit ditanggulangi.

8. Didukung oleh instansi – instansi terkait, prioritas daerah, dll.

Adanya dukungan dari Kementerian Pertanian yang mempunyai

wewenang dan tanggung jawab :

a. Menyediakan bantuan langsung pupuk;

b. Menyediakan alat dan mesin pertanian;

c. Membangun jaringan irigasi tingkat usaha tani (jitut) dan

jaringan irigasi desa (jides).

d. Membina P3A/GP3A/IP3A

8 PERSYARATAN IRIGASI

(Surat Menteri PU No. Ap.01.03.01 – Mn/623, 24 Juli 1984)

(Surat Menteri PU No. IR.02.04 – Mn/913, 30 Desember 1986)

WIL. 1 WIL. 2 WIL. 3

PEMBANGUNAN BARU

56,763 HA

ROUNDING UP

57,700 HA

PEMBANGUNAN BARU

69,821 HA

ROUNDING UP

45,400 HA

PEMBANGUNAN BARU

260,444 HA

ROUNDING UP

82,350 HA

REHABILITASI

312,808 HA

REHABILITASI

718,088 HA

REHABILITASI

390,623 HA

TOTAL

PEMBANGUNAN BARU : 387,028 Ha

ROUNDING UP : 185,450 Ha

REHABILITASI : 1,421,519 Ha 572,478 Ha

PROGRAM PEMBANGUNAN IRIGASI BARU & ROUNDING UP PERWILAYAH

PERIODE 2015-2019

HA % HA % HA % HA % HA % HA % HA %

PUSAT 2.376.521 33,26 - - 36.727 83,04 648.138 50,38 55.224 15,47 25.922 13,66 3.142.532 34,40

PROPINSI 1.105.474 15,47 - - 2.305 5,21 288.637 22,44 134.665 37,73 103.386 54,49 1.634.467 17,89

KABUPATEN / KOTA 3.663.173 51,27 113.600 100,00 5.198 11,75 349.619 27,18 167.000 46,79 60.439 31,85 4.359.029 47,71

9.136.028 100

PEMBAGIAN

KEWENANGAN

RINCIAN LUAS IRIGASI MENURUT UU 7/2004 DAN PP 20/2006

SESUAI KEPMEN 293/2014

TOTAL LUAS KEPMEN

PU NO. 293/2014

IRIGASI PERMUKAAN

7.145.168 HA 113.600 HA

IRIGASI AIR TANAH

44.230 HA

IRIGASI POMPA

1.286.394 HA

PASANG SURUT

356.889 HA

LEBAK

189.747 HA

TAMBAK

RAWA 1.833.030 HA

IRIGASI 7.302.998 HA

KEPMEN PU NO. 293/2014 9.136.028 HA

PEMBAGIAN KEWENANGAN DAERAH IRIGASI KEPUTUSAN MENTERI PU NO. 293 TAHUN 2014 PENETAPAN STATUS DAERAH IRIGASI

Proyeksi Kebutuhan Pangan Di Indonesia

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

Demand

Supply

(x 1000 Ton)

28,67

33,03

35,51

37,68

39,59

29,06

37,22

39,54

36,97

36,97 36,97

25

30

35

40

45

Kebutuhan Beras Produksi Beras

REALISASI-PROYEKSI PRODUKSI BERAS (TANPA PEMBANGUNAN BARU DAN TIDAK ADA ALIH FUNGSI LAHAN)

Juta Ton Beras

Tahun







c) Tidak ada penambahan luas lahan atau alih fungsi lahan



Rawa : 1.643.283 Ha


Pompa : 44.230 Ha


Produksi 2015 dst : 8,94 jt Ha x 1,43 x 5,16 Ton/Ha x

0,56

51,20

58,98

63,41

67,29

70,70

51,89

66,46

70,61

66,01

66,01 66,01

45

50

55

60

65

70

75 Kebutuhan GKG Produksi GKG

REALISASI-PROYEKSI PRODUKSI GKG (TANPA PEMBANGUNAN BARU DAN TIDAK ADA ALIH FUNGSI LAHAN)

Juta Ton Beras







c) Tidak ada penambahan luas lahan atau alih fungsi lahan

Tahun

Selisih

Kebutuha

n GKG



Rawa : 1.643.283 Ha


Pompa : 44.230 Ha


Produksi 2015 dst : 8,94 jt Ha x 1,43 x 5,16

Ton/Ha

OP sesuai AKNOP

BAIK

OP kurang

RUSAK RINGAN

RUSAK SEDANG

RUSAK BERAT

OP RUTIN

OP BERKALA

REHABRINGAN

REHABBERAT

Δat = 20% -40%

100 %

90 %

80 %

60 %

0 %TIDAK BERFUNGSI

Kondisi Fisik

TahunUmur Ekonomis

at = >40%Δ

at = 10% -20%Δ

FUNGSI DAN MANFAAT REHABILITASI IRIGASI

Rehabilitasi irigasi 3 juta Ha:

1) Mengembalikan fungsi

2) Menjaga Indeks Pertanaman

3) Menaikan Indeks Pertanaman

-1.000

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

1983

1984

1985

1986

1988

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011*

Indonesian Rice Import

Swasembada

Beras

Surplus Surplus Surplus

1000’ton

INDONESIAN RICE IMPORT (1983 – 2010) :

Import Beras

Sources : BPS and The Rice Report Data

INTENSIFIKASI PERTANIAN MELALUI

PENYEDIAAN SISTEM IRIGASI YANG ANDAL

Sistem Irigasi yang andal ditentukan :

1. Keandalan air irigasi yang diwujudkan melalui pembangunan waduk, bendung, pompa dan jaringan drainase yang memadai.

2. Keandalan prasarana irigasi yang diwujudkan melalui peningkatan operasi dan pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan irigasi.

3. Meningkatnya pendapatan petani dengan mendorong diversifikasi dan modernisasi usaha tani.

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Alih Fungsi Lahan Pembangunan Irigasi

MENGAPA KITA PERLU MEMBANGUN IRIGASI 1 JUTA HA

(x 1000 Ha)

POTENSI PENGEMBANGAN IRIGASI (JICA-FIDP)

TOTAL POTENSI PENGEMBANGAN IRIGASI DI INDONESIA : 10.865.200 Ha

NAD 263.100 Ha

SUMUT 366.600 Ha

SUMBAR 283.600 Ha

JAMBI 500.400 Ha

BENGKULU 117.800 Ha

SUMSEL & BABEL 1.274.200 Ha

LAMPUNG 290.700 Ha

JABAR 62.300 Ha

KALTENG 478.300 Ha KALSEL

821.200 Ha

KALTIM 1.257.200 Ha

NTB 6.400 Ha

NTT 50.400 Ha

GORONTALO & SULUT 68.200 Ha

SULTENG 135.200 Ha

SULTRA 173.600 Ha

SULSEL & SULBAR 146.600 Ha

MALUKU & MALUKU UTARA 363.900 Ha

PAPUA & PAPUA BARAT 2.160.200 Ha

KALBAR 1.135.900 Ha

RIAU & KEP. RIAU 875.800 Ha

JICA - FIDP (FORMULATION OF IRRIGATION DEVELOPMENT PROGRAM 1993)

2.315.000 Ha

(32%)

3.491.961 Ha

(48%)

1.423.222 Ha

(20%)

KONDISI PRASARANA IRIGASI

KEWENANGAN KABUPATEN/KOTA

1.815.820 Ha

(52%)

1.670.141 Ha

(48%)


KEWENANGAN PROVINSI

555.056 Ha

(39%)

868.166 Ha

(61%)

Keterangan

: Kondisi Baik

: Kondisi Rusak

LUAS AREAL IRIGASI

DI INDONESIA

7.230.183 Ha (Kepmen PU 390/2007 – Status DI)

487.718 Ha

(21%)


KEWENANGAN PUSAT

Sumber :

Diolah berdasarkan Audit Teknis SDA, 2010 dan LAKIP 2010 dan 2011

PROVINSI

Catatan:

• Sebagian kerusakan akibat bencana alam belum seluruhnya terinventarisasi;

• Penurunan Kualitas Prasarana akibat umur bangunan dan OP yang tidak optimal belum terinventarisasi;

`

2010

2010

LUAS AREA IRIGASI DAN KONDISI PRASARANA IRIGASI

2010 - 2014

PENINGKATAN AREAL IRIGASI WADUK (IRIGASI INDONESIA, 7.243.183 HA, DIREKTORAT IRIGASI, DITJEN SDA 2012)

Waduk (797.971 Ha)


PULAU PI Produktivitas (ton/ha)

SUMATERA 1.3 4.3

JAWA 1.9 5.5

KALIMANTAN 1.4 4.8

SULAWESI 1.0 4.0

BALI + NT 1.3 4.8

MALUKU 1.4 4.2

PAPUA 1.0 3.8

RATA-RATA 1.4 4.6

Lokasi IP 2014 IP 2019

Provitas 2014

(Ton GKG)

per Ha

Provitas 2019

(Ton GKG)

per Ha

Indonesia 1.40 1.43 5.04 5.15

P. Sumatera 1.21 1.24 4.21 4.29

P. Jawa 1.90 1.85 5.89 5.74

P. Bali & Nusa Tenggara 1.41 1.64 4.06 4.72

P. Kalimantan 0.73 0.75 3.55 3.62

P. Sulawesi 1.48 1.70 4.21 4.84

P. Maluku dan Papua 1.00 1.34 2.99 4.01

44

Kondisi Prasarana Irigasi Tahun 2014

PEMBANGUNAN BARU / PENINGKATAN 2010 - 2014

ALIH FUNGSI LAHAN 2010 - 2014

429,739 Ha

Rehabilitasi 2,021,439 Ha

Penurunan kondisi 4%

+ 400,000 ha

Perlu

Rehab;

3.704.76

9

Baik;

3.440.39

9

Perlu

Rehab;

1.420.946

Baik,

5,753.96

1

Total Luas Areal Irigasi 7.145.168 Ha (Kepmen 293 Thn. 2014)

Luas Areal Irigasi 7.174.907 Ha

Alih fungsi lahan : ± 110.000 ha/tahun, data BPS tahun 1998-2002.

Luas Areal Irigasi 7,145,168 Ha

2010 2014

1.peningkatan ketahanan air, binakarna

Documents