1naskah akademik gresik migas

Upload: fahrur

Post on 06-Jul-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    1/34

    1NASKAH AKADEMIK

    RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK

     TENTANG

    PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA

    PERSEROAN TERBATAS GRESIK MIGAS

    CET

    BAB I

    PENDAHULUAN

     A.Latar Belakang

    Peranan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam sistim perekonomian

    daerah diharapkan dapat berperan disamping sebagai penyimbang kekuatan

    pasar juga diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam meningkatkan

    pendapatan daerah melalui penyetoran deviden sebagai bagian laba BUMD.

    Dalam mewujudkan harapan tersebut diatas maka BUMD harus di

    desain untuk mampu bersaing secara fair dan adil dengan entitas bisnis

    swasta guna memperoleh laba dan memberikan kontribusi pendapatan

    daerah berupa deviden sebagai bagian laba yang harus disetorkan kepada

    pemerintah daerah guna memperkuat Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Daerah pada setiap tahun.

    Untuk dapat mengoptimalkan perannya dan mampu mempertahankan

    keberadaannya dalam perkembangan ekonomi dunia, nasional dan regionalmaupun lokal yang semakin terbuka dan kompetitifi BUMD perlu

    menumbuhkan budaya korporasi dan profosionalisme antara lain

    pembenahan pengurusan dan pengawasan yang di dasarkan pada prinsip-

    prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good coorporate governance)

    melalui langka-langka restrukturisasi perusahaan.

    Sejak beroperasi akhir tahun 2007 hingga akhir tahiun 2010 atau

    selama 3 (tiga) tahun lebih, PT Gresik Mias menderita akumulasi kerugian

    cukup besar sehingga equitas perusahaan (kekayaan bersih) menjadi minus.

    Namun setelah diadakan restrukturisasi perusahaan khususnya bidang

    manajemen dan orientasi peningkatan kinerja dan nilai tambah perusahaan

    dalam kurun waktu 12 bulan per akhir tahun 2011 equitas dari minus

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    2/34

    menjadi positif dan nilai ekuitas meningkat 14 (empat belas) kali lebih besar

    dari modal disetor, sehingga tujuan utama PT Gresik Migas didirikan dapat

    memberikan sumbangan deviden dapat diwujudkan.

    Restrukturisasi perusahaan dimaksud antara lain meliputi peningkatankinerja dan nilai tambah perusahaan, perbaikan struktur keuangan dan

    managemen, pemberdayaan BUMD yang mampu bersaing dan berorientasi

    global, pengembangan struktur usaha dan sektor kegiatan usaha. Dengan

    upaya tersebut diharapkan BUMD khususnya yang berbentuk Perseroan

     Terbatas dengan tujuan utama memupuk keuntungan dan sepenuhnya

    tunduk pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Perseroan

     Terbatas akan mampu bersaing secara fair dan adil dengan entitas bisnis

    swasta.

    Melihat tingkat keberhasilan tersebut, restrukturisasi PT Gresik Migas

    perlu dilanjutkan khususnya dibidang keuangan guna dapat mendukung

    pengembangan struktur usaha dan sektor kegiatan usaha yang masih

    punya peluang dan potensi untuk berkembang melalui penambahan modal

    disetor dari Pemerintah Daerah sebagai pemilik mayoritas saham PT Gresik

    Migas. Penambahan modal disetor tersebut dapat dilakukan berupa

    pemindatanganan barang milik daerah yang disertakan sebagai

    penambahan penyertaan modal pemerintah daerah maupun dalam bentuk

    tunai melalui dana APBD.

    Berdasarkan Pasal 81 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun

    2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, disebutkan

     bahwa penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milik daerah

    dilakukan dalam rangka pendirian, pengembangan dan peningkatan kinerja

     badan usaha milik negara/daerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki

    oleh pemerintah dan swasta. Barang milik daerah yang dijadikan sebagai

    penyertaan modal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan

    oleh kepala daerah setelah mendapat persetujuan dewan perwakilan rakyat

    daerah. Pelaksanaan penyertaan modal Pemerintah Daerah tersebut

    ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

    Di dalam Peraturan Daerah Pasal 1 Angka 40 Peraturan Daerah Nomor

    10 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, ditegaskan bahwa

    Penyertaan Modal Pemerintah Daerah merupakan pengalihan kepemilikan

     barang milik daerah menjadi kekayaan daerah yang dipisahkan untuk

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    3/34

    diperhitungkan sebagai modal/saham daerah pada Badan Usaha Milik

    Negara/Daerah atau badan hukum lainnya.

    B.Identifikasi MasalahBerdasarkan uraian pada Latar Belakang maka dapat dirumuskan

     beberapa permasalahan sebagai berikut :

    1.Apakah diperlukan penguatan modal PT Gresik Migas ?

    2.Apakah penyertaan modal pemerintah daerah kepada PT Gresik Migas

    perlu dibentuk dengan Peraturan Daerah?

    3.Apakah yang menjadi dasar pertimbangan pembentukan Peraturan

    Daerah tentang Penyertaan Modal kepada PT Gresik Migas?

    4.Apakah sasaran utama disertakannya modal kepada PT Gresik Migas?

    C.Tujuan dan Kegunaan Kegiatan Penyusunan Naskah Akademik

    Sesuai dengan ruang lingkup identifikasi masalah yang dikemukakan

    di atas, tujuan penyusunan Naskah Akademik adalah sebagai berikut:

    1.Merumuskan perlu atau tidaknya memberikan penguatan modal PT

    Gresik Migas.

    2.Merumuskan dasar hukum pembetukan peraturan tentang penyertaan

    modal pemerintah daerah kepada PT Gresik Migas.

    3.Merumuskan dasar pertimbangan pembentukan Peraturan Daerah

    tentang Penyertaan Modal kepada PT Gresik Migas.

    4.Merumuskan sasaran utama disertakannya modal kepada PT Gresik

    Migas.

    5.Sebagai acuan atau referensi penyusunan dan pembahasan

    Rancangan Peraturan Daerah.

    D.Metode Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penyusunan Naskah Akademik ini adalah

    metode yuridis normatif dilakukan melalui studi pustaka yang menelaah

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    4/34

    data sekunder, baik yang berupa perundang-undangan, hasil pengkajian

    dan referensi lainnya.

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    5/34

    BAB II

    KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTEK EMPIRIS

     A.Kajian Teoritis

    Definisi secara umum penyertaan modal yaitu suatu usaha untuk

    memiliki perusahaan yang baru atau yang sudah berjalan, dengan

    melakukan setoran modal ke perusahaan tersebut.

    Penyertaan modal Pemerintah Daerah adalah pengalihan kepemilikan

    kekayaan Daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan

    menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai

    modal/saham daerah.

    Maksud Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalah upaya

    meningkatkan produktifitas pemanfaatan tanah dan/atau bangunan serta

    kekayaan lainnya milik Pemerintah Daerah dengan membentuk usaha

     bersama dan saling menguntungkan

     Tujuan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalah untuk

    meningkatkan :

    1)sumber Pendapatan Asli Daerah;

    2)pertumbuhan ekonomi;

    3)pendapatan masyarakat; dan

    4)penyerapan tenaga kerja.

    Untuk mencapai tujuan tersebut, Penyertaan modal pemerintah

    daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan yang

    transparan dan akuntabilitas.

    B.Praktek Empiris

    Penyertaan Modal Pemerintah Daerah merupakan bentuk Investasi

     jangka panjang pemerintah daerah yang dapat dianggarkan apabila jumlah

     yang akan disertakan dalam tahun anggaran 2012 yang ditetapkan dalam

    Peraturan Daerah tentang penyertaan modal dengan berpedoman padaketentuan peraturan perundang-undangan.

    1.Perencanaan

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    6/34

    Perencanaan penyertaan modal pemerintah daerah yang diatur

    dalam Peraturan Daerah ini meliputi perencanaan penyertaan modal

    oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dan

    perencanaan kebutuhan penyertaan modal pemerintah daerah yang berasal dari APBD.

    Perencanaan penyertaan modal oleh Dinas Pendapatan,

    Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah diatur dengan prinsip kehati-

    hatian sehingga tujuan penyertaan modal pemerintah daerah terlaksana

    dengan efektif dan efisien. Perencanaan Penyertaan Modal pemerintah

    daerah memerlukan suatu koordinasi kelembagaan pada pengelolaan

    penyertaan modal pemerintah daerah dalam rangka pencapaian efisiensi

    dan efektifitas dalam pengelolaan penyertaan modal

    2.Pelaksanaan penyertaan modal

    Sesuai dengan ketentuan Pasal 10 ayat (2) Peraturan Daerah

    Kabupaten Gresik Nomor 2 Tahun 2006 tentang Perseroan terbatas

    Gresik Migas, ditentukan bahwa "Penyertaan Modal dilakukan oleh

    Pemerintah Kabupaten Gresik serta pihak Ketiga dengan ketentuan

    bahwa sebagian besar atau komposisi modal disetor mayoritas dimiliki

    oleh Pemerintah Kabupaten Gresik” dan selanjutnya mengenai

    permodalan yang meliputi modal dasar, modal yang ditempatkan dan

    modal disetor diatur dalam Anggaran Dasar dan berpedoman pada

    ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Sesuai dengan Akta Notaris Arief Hidayat, SH, M.Si Nomor 43

    tanggal 29 Nopember 2009 tentang Akta Pendirian Perseroan Terbatas

    PT Gresik Migas, Modal Dasar PT Gresik Migas ditetapkan sebesar Rp.

    8.000.000.000,00. Modal disetor sampai dengan Tahun 2011 adalah

    sebesar Rp. 2.010.000.000,00 yang berasal dari Penyertaan Modal

    Pemerintah Kabupaten Gresik melalui dana APBD tahun 2007 sebesar

    Rp. 2.000.000.000,00 yang kemudian ditetapkan dengan Peraturan

    Daerah Kabupaten Gresik Nomor 8 Tahun 2009 tentang Penyertaan

    Modal Pemerintah Kabupaten Gresik pada Perseroan Terbatas (PT)

    Gresik Migas dan dari KPRI Karya Dharma Gresik sebesar Rp.

    10.000.000,00, sehingga pemegang saham PT Gresik Migas sebesar

    99,95 yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Gresik sebagai

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    7/34

    pemegang saham mayoritas dan sebesar 0.05% saham dimiliki oleh

    Koperasi Pegawai Republik Indonesia Karya Dharma Gresik.

     Pelaksanaan penyertaan modal pemerintah daerah dilakukan oleh

    Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah berdasarkanpersetujuan Bupati. Untuk pelaksanaan penyertaan modal pemerintah

    daerah kepada PT Gresik Migas akan dilakukan sesuai perencanaan senilai

    Rp1.800.000.000,00 (Satu Milyar Delapan Ratus Juta Rupiah),

    dianggarkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun

     Anggaran 2012 pada pos anggaran pengeluaran pembiayaan yang

    merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan yang di peroleh dari

    pengukuran nilai aset eks Kantor Departemen Tenaga Kerja yang terletak di

     Jalan Wahidin Sudiro Husodo termasuk tanah dan bangunan yang sudah

    diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Gresik berdasarkan Berita

    acara serah terima Personil, Peralatan Pembiayaan, dan Dokumen (P3D)

    dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada Pemerintah Kabupaten

    Gresik Nomor : 118/2641/012/2001 tanggal 21 Maret 2001 dan sudah

    tercatat dalam Inventaris Kekayaan Pemerintah Kabupaten Gresik.

     Terakhir tanah dan bangunan ini dimanfaatkan oleh sebagai kantor oleh

    Satuan Pamong Praja Kabupaten Gresik. Pada saat ini tanah dan

     bangunan tersebut dalam keadaan kosong karena Satuan Polisi Pamong

    Praja telah menempati Kantor baru.

    Prosedur pelaksaanannya adalah sebagai berikut :

    1.Penyertaan modal pada PT Gresik Migas dianggarkan dalam APBD

    tahun anggaran 2012.

    2.Penyertaan modal kepada PT Gresik Migas digunakan untuk

    pengembangan usaha yang berkaitan dengan usaha migas.

    3.Penyertaan modal pada PT Gresik Migas dilakukan sampai dengan

    terpenuhinya penyertaan modal pada PDAM Gresik sejumlah Rp.

    8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah) berdasarkan Peraturan

    Daerah Kabupaten Gresik Nomor 9 Tahun 2008 tentang Penyertaan

    Modal Pemerintah Kabupaten Gresik Pada Perseroan Terbatas (PT)

    Gresik Migas.

    4.Pemenuhan sebagian dari penyertaan modal dianggarkan dan diatur

    dalam peraturan daerah tentang APBD berdasarkan kemampuan

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    8/34

    keuangan daerah yang pelaksanaan teknis penyertaannya ditetapkan

    dengan Keputusan Bupati. 

    3.Penatausahaan dan pertanggungjawaban Penyertaan modal

    Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam

    pelaksanaan Penyertaan modal pemerintah daerah, lembaga-lembaga

     yang terkait harus menyelenggarakan akuntansi atas pelaksanaan

    Penyertaan modal pemerintah daerah. Akuntansi atas pelaksanaan

    Penyertaan modal pemerintah daerah mengacu kepada Standar

     Akuntansi Keuangan. Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan

    kegiatan Penyertaan modal pemerintah daerah, pada setiap tahun buku

     berakhir, dibuat laporan yang memuat :

    a.Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun dan

    perhitungan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan serta

    penjelasan atas dokumen tersebut;

     b.Neraca gabungan dari PT Gresik Migas disamping neraca dari masing-

    masing unit usaha;

    c.Laporan mengenai keadaan dan jalannya PT Gresik Migas serta hasil

     yang telah dicapai;

    d.Kegiatan utama PT Gresik Migas dan perubahan selama tahun buku;

    e.Perincian masalah yang timbul selama tahun buku yang

    mempengaruhi kegiatan PT Gresik Migas;

    f.Nama Komisaris, Direksi dan;

    g.Gaji dan tunjangan lain bagi anggota Direksi dan Komisaris.

    Paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan setelah tahun buku ditutup,

    Direksi PT Gresik Migas menyusun laporan tahunan untuk diajukan

    pada RUPS. Tahun buku PT Gresik Migas disamakan dengan tahun

    takwim.

     

    4.Manajemen risiko

    Dalam rangka pengelolaan Penyertaan Modal pemerintah daerah

    disamping tingkat pendapatan yang diharapkan, hal penting yang harus

    diperhatikan adalah timbulnya potensi kerugian yang akan berpengaruh

    terhadap pendapatan dan modal Pemerintah Daerah. Oleh karena itu,

    diperlukan penerapan manajemen risiko sebagai langkah antisipasi

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    9/34

    terhadap munculnya variabel-variabel risiko Penyertaan Modal

    pemerintah daerah.

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    10/34

    BAB III

    EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 Tentang

    Perusahaan Daerah, bahwa Perusahaan Daerah dapat dimiliki sepenuhnya

    oleh: (a) suatu daerah sepenuhnya, atau (b) dimiliki oleh suatu daerah

     bersama dengan perorangan atau badan hukum lainnya. Saham Perusahaan

    Daerah terdiri dari saham prioritet (prioritas) dan saham biasa. Saham

    prioritet hanya dapat dimiliki oleh daerah. Pemegang saham prioritet adalah

    Kepala Daerah. Penyertaan modal daerah pada perusahaan daerah pasar dapat

     berbentuk barang dan uang.

    Secara lebih spesifik, dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah serta

    untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah diperlukan upaya-

    upaya dan usaha untuk meningkatkan sumber pendapatan daerah.

    Berdasarkan ketentuan Pasal 157 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

    tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa sumber-sumber pendapatan

    Daerah terdiri atas :

    1. Pendapatan Asli Daerah, yang terdiri dari :

    a. hasil pajak Daerah;

     b. hasil Retribusi Daerah;

    c. hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan;

    d. lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

    2. Dana Perimbangan;

    3. lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. 

    Selanjutnya berdasarkan ketentuan Pasal 173 Undang-Undang Nomor

    32 Tahun 2004, sebagaimana telah diubah kedua dengan Undang-Undang

    Nomor 12 Tahun 2008 Pemerintah Daerah dapat melakukan Penyertaan

    Modal pada Badan Usaha Milik Pemerintah dan/atau milik swasta.

    Penyertaan Modal tersebut dapat dikurangi, dijual kepada pihak lain

    dan/atau dapat dialihkan kepada Badan Usaha Milik Daerah, yang dalam

    pelaksanaannya harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    Ketentuan Pasal 71 ayat (8) dan ayat (9) Peraturan Menteri Dalam Negeri

    Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    11/34

    Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,

    menyebutkan bahwa penyertaan modal dalam rangka pemenuhan kewajiban

     yang telah tercantum dalam peraturan daerah penyertaan modal pada tahun-

    tahun sebelumnya, tidak diterbitkan peraturan daerah tersendiri sepanjang jumlah anggaran penyertaan modal tersebut belum melebihi jumlah penyertaan

    modal yang telah ditetapkan pada peraturan daerah tentang penyertaan modal.

    Dalam hal pemerintah daerah akan menambah jumlah penyertaan modal

    melebihi jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan dalam peraturan

    daerah tentang penyertaan modal, dilakukan perubahan peraturan daerah

    tentang penyertaan modal yang berkenaan.

    Berdasarkan Pasal 81 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun

    2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, disebutkan

     bahwa penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milik daerah

    dilakukan dalam rangka pendirian, pengembangan dan peningkatan kinerja

     badan usaha milik negara/daerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki oleh

    pemerintah dan swasta. Barang milik daerah yang dijadikan sebagai penyertaan

    modal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh kepala

    daerah setelah mendapat persetujuan dewan perwakilan rakyat daerah.

    Pelaksanaan penyertaan modal Pemerintah Daerah tersebut ditetapkan dengan

    Peraturan Daerah.

    Di dalam Peraturan Daerah Pasal 1 Angka 40 Peraturan Daerah Nomor 10

     Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, ditegaskan bahwa

    Penyertaan Modal Pemerintah Daerah merupakan pengalihan kepemilikan

     barang milik daerah menjadi kekayaan daerah yang dipisahkan untuk

    diperhitungkan sebagai modal/saham daerah pada Badan Usaha Milik

    Negara/Daerah atau badan hukum lainnya.

    Selengkapnya Peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar

    pembentukan Peraturan Daerah ini adalah :

    1.Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

    1945;

    2.Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang

    Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam

    Lingkungan Propinsi Jawa Timur sebagaimana diubah

    dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    12/34

    Perubahan Batas Wilayah Kota Praja Surabaya dan

    Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 2730);3.Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan

    Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4286)

    4.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

    Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

    5.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana

    telah diubah untuk keduakalinya dengan Undang-

    Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    6.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

    Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia

     Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4724);

    7.Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

    Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia

     Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4756);

    8.Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

    Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

    82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 5234);

    9.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

    Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    13/34

    Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

    Pedoman Pembinaan dan Pengawasan PenyelenggaraanPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang

    Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,

     Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4609);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

    Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

    Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

    Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

     Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4737);

    13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

    2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,

    sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

    14. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 2 Tahun

    2006 Tentang Perseroan Terbatas Gresik Migas (Lembaran

    Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2006 Nomor 2 Tambahan

    Lembaran Daerah Kabupaten Gresik Nomor 2)

    15. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 8 Tahun

    2009 Tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten

    Gresik Pada Perseroan Terbatas (PT) Gresik Migas

    (Lembaran Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2009

    Nomor 8);

    16. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 10 Tahun

    2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

    (Lembaran Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2006 Nomor

    10);

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    14/34

    17. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 32

     Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja

    Daerah Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Daerah

    Kabupaten Gresik Tahun 2011 Nomor 20); 

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    15/34

    BAB IV

    LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS

    1.Filosofis

    Pemerintah Kabupaten Gresik mempunyai beberapa kebijakan dan

    program prioritas yang strategis dan mendesak dalam rangka meningkatkan

    PAD yang membutuhkan dana cukup besar, namun dengan melihat

    keterbatasan Anggara Pembangunan dalam APBD Kabupaten Gresik, maka

    dituntut Pemerintah Kabupaten Gresik untuk lebih jeli, kreatif dan inovatif

    dalam melihat potensi yang dapat digali serta berusaha mencari solusi

    maupun alternatif yang tepat, guna mencari sumber dan pembiayaan bagi

    pembangunan, sekaligus dalam rangka antisipasi terhadap perkembangan

     jangka panjang ekonomi daerah dan regional terutama dalam menyongsong

    era global.

    Bahwa kondisi geografis Kabupaten Gresik memiliki potensi Sumber Daya

     Alam dan Sumber Daya Buatan yang sangat besar maka perlu diberdayakan

    secara optimal untuk memberikan kesejahteraan masyarakat daerah melalui

    peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Guna mengantisipasi hal dimaksuddiperlukan tindakan yang konkrit salah satunya adalah dalam bentuk

    penyertaan modal pemerintah daerah kepada PT Gresik Migas

    Pengelolaan penyertaan modal pemerintah daerah sebagaimana diatur

    dalam Peraturan Daerah ini dilaksanakan dengan memperhatikan asas-asas

    sebagai berikut:

    a. asas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

    di bidang penyertaan modal pemerintah daerah dilaksanakan oleh Dinas

    Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Gresik,

    Badan Usaha, Pimpinan Lembaga sesuai fungsi, wewenang, dan

    tanggung jawab masing-masing.

     b. asas kepastian hukum, yaitu penyertaan modal pemerintah daerah

    harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    c. asas efisiensi, yaitu penyertaan modal pemerintah daerah diarahkan

    agar dana penyertaan modal digunakan sesuai batasan-batasan standar

    kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan

    tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal.

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    16/34

    d. asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan penyertaan modal pemerintah

    daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat dengan

    memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

    e. asas kepastian nilai, yaitu penyertaan modal pemerintah daerah harus

    didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai penyertaan modal

    dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dana, divestasi serta

    penyusunan laporan keuangan pemerintah.

    2.Sosiologis

    Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Peraturan Daerah Kabupaten Gresik

    Nomor 2 Tahun 2006 tentang Perseroan Terbatas Gresik Migas, PT Gresik

    Migas didirikan dengan maksud dan tujuan untuk :

    a.Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah;

     b. Memanfaatkan dan mengembangkan potensi sumber daya buatan yang

    tersedia di daerah;

    c. Meningkatkan dan mengembangkan perekonomian daerah;

    d. Memperluas kesempatan berusaha dan lapangan kerja dalam rangka

    kesejahteraan masyarakat;

    e. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan

     jasa, yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajad hidup

    orang banyak;

    f. mendapatkan keuntungan.

    Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, dalam Pasal 5 Peraturan

    Daerah Kabupaten Gresik Nomor 2 Tahun 2006 tentang Perseroan Terbatas

    Gresik Migas, ditetapkan ruang lingkup usaha PT Gresik Migas meliputi :

    a. Kegiatan yang berkaitan dengan usaha hilir migas yang mencakup

    pengelolaan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga. b. Kedasama dengan Badan Usaha Milik daerahArlegara (BUMDIBUMN) dan

    atau Badan Usaha Swasta (investor) yang bergerak dalam usaha Migas.

    c. Usaha-usaha lain yang berkaitan dengan hilir Migas.

    Sebagai aplikasi bidang usaha tersebut, pada tanggal 20 Mei 2010 telah

    ditandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) antara Kontraktor Kontrak

    Kerja Sama (KKKS) Weast Madura Offshore (WMO) yaitu Kodeco Energy Co.,

    LTD, PT Pertamina Hulu Energi Weast Madura Offshore, CNOOC Madura

    sebagai penjual dan PT Gresik Migas sebagai pembeli dengan volume gas

    sebesar 17.000 MMBTU/D selama 5 (lima) tahun terhitung mulai tahun 201 I

    sampai dengan 2015 dan kemudian diamandemen khusus untuk tanggal

    dimulai yaitu semula tanggal I Pebruari 2011 menjadi tanggal l5 Maret 2011.

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    17/34

    Seluruh hasil pembelian gas dari operator KKKS WMO langsung dijual habis

    oleh PT Gresik Migas ke PT Alas Energi Indonesia (PT AEI) dan Perusahaan Gas

    Negara (PGN). Karena PT Gresik Migas belum memperoleh Izin Niaga Gas dari

    Ditjen Migas sebagai syarat untuk melaksanakan penjualan langsung ke

    konsumen karena belum memiliki metering station, maka penjual; dalam hal ini

    operator KKKS WMO melakukan jual beli dan penyerahan gas disisi hilir flensa

    pertama dari fasilitas penjual yang secara langsung berhubungan dengan flensa

    PT Perusahaan Gas Negara dan flensa PT AEI sebagai titik penyerahan

    sementara hingga tanggal 15 Nopember 2011. Untuk itu PT Gresik Migas telah

    membangunStation Metering dan memperoleh lzin Usaha Niaga Gas melalui

    pipa dedicated hilir sementara sehingga mulai tanggal 15 Nopember 2011

    penyerahan gas dilakukan melalui Titik Penyerahan Permanen diMetering

    Station milik PT Gresik Migas .

    Berdasarkan Laporan Keuangan PT Gresik Migas per 3l Desember 2010,

     yang Harjosumarto, M.Si,Ak dan Rekan, PT Gresik Migas menderita kerugian

    selama 3 tahun (2008 sampai dengan 2010) secara kumulatif menderita

    kerugian sebesar Rp.3.107.667 .641,00 ditambah dengan biaya yang masih

    harus dibayar berupa hutang gaji sebesar Rp.1.074.600.000,00, sehingga beban

     yang harus dipikul oleh managemen hasil restrukturisasi secara keseluruhan

    adalah sebesar Rp. 4.182.267.641,00.

    Kondisi keuangan PT Gresik Migas selama tahun 2011 keadaan sampai

    dengan akhir triwulan ke III menunjukan kondisi sebagaimana cukup baik.

    Untuk menganalisa kondisi keuangan dan kinerja PT Gresik Migas dengan

    menggunakan data pada laporan keuangan Trwiwulan ke III, maka dapat

    diketahui tingkat kesehatan keuangan perusahaan dengan cara menggunakan

    alat yang biasa dipakai dalam pemeriksaan yaitu ratio keuangan.Untuk menghitung rasio keuangan PT Gresik Migas, terlebih dahulu

    menampilkan komparatif Neraca selama 3 (tiga) tahun terakhir (2009, 2010 dan

    2011) keadaan sampai dengan akhir bulan September) sebagaimana tabel

     berikut ini :

    Berdasarkan data pada tabel 1 dan 2, maka dapat dihitung rasio keuangan

    PT Gresik Migas selama 3 (tiga) tahun. Rasio keuangan merupakan suatu cara

     yang membuat perbandingan data keuangan perusahaan sehingga menjadi

     berarti. Rasio Keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan

    penting mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan dan dapat dijadikan

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    18/34

    sebagai salah satu acuan untuk megambil keputusan mengenai keuangan

    perusahaan untuk masa yang akan datang.

     Adapun rasio keuangan PT Gresik Migas selama 3 (tiga) tahun terakhir dan

    untuk tahun 2011 baru berjalan 9 (sembilan) bulan dapat dilihat pada tabel 3., yang meliputi Ratio Likuiditas, Ratio Solvabilitas atau leverage dan Ratio

    Profitabilitas.

    Ratio Likuiditas sering disebut dengan rasio modal kerja merupakan rasio

     yang digunakan untuk mengukur seberapa likuid suatu perusahaan untuk

    membayar hutang-hutang jangka pendek yang jatuh tempo atau rasio untuk

    mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi

    kewajiban/utang pada saat ditagih. Rasio yang digunakan meliputi :Current

    Ratio, Cash Ratio, Acid Test Ratio atau Quick Ratio, Working Capital to Total Asset

    dan Perputaran Piutang.

    Rasio likuiditas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

    pengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai flengan utang. Dengan ratio

    ini dapat memberikan gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam

    memenuhi kewajiban kepada pihak lain dan mengetahui keseimbangan antara

    nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal. Ratio yang digunakan

    meliputi :Total Debt to Equity Ratio, Total Debt to Capital Asset Ratio, Long Term

    Debt to Equity Ratio dan Long Term Debt to Total Asset Ratio.

    Ratio Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan

    dalam mencari keuntungan dan rasio ini memberikan ukuran tingkat

    kemampuan managemen suatu perusahaan. Rasio yang digunakan meliputi :

    Return On Equity, Return On Assel Gros Margin, Net Margin dan operating Ratio.

    Berdasarkan tabel 3, ratio liquiditas PT Gresik Migas tahun 2009 dan tahun

    2010 dapat dikatakan tidak likuid, karena perusahaan hampir tidak punya

    kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendelg termasuk semua asset

    perusahaan tidak mampu membayar kewajiban janga pendek. Dalam kurun

     waktu 9 (sembilan) bulan pada tahun 2011 PT Gresik Migas dapat memperbaikiratio likuiditasnya hingga pada tingkat yang aman diatas 100%. Meskipun cash

    ratio baru mencapai 23,50% dan working capital sebesar 27,09% pada tahun

    2011, tetapi didukung oleh perputaran piutang 0.00 hari, maka kewajiban

     jangka pendek atau kewajiban yang akan jatuh tempo PT Gresik Migas akan

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    19/34

    mampu dibayarl dipenuhi karena piutang usahanya sangat likuid yaitu piutang

    usaha dan utang usaha dapat diselesaikan secara bersamaan.

    Ratio Solvabilitas atau Lavarage Ratio, sebagaimana data pada tabel 3.,

    menunjukkan bahwa PT Gresik Migas secara keseluruhan mengalamikekurangan modal, baik modal sendiri maupun total modal. Pada tahun 2009

    pembiyaan hanya 30,99% dari total kewajiban yang disediakan oleh pemberi

    pinjaman, tahun 2010 60,93 % dan tahun 2011 meningkat menjadi

    1,278,85%. Sehingga apabila hutang tersebut jatuh tempo dan PT Gresik Migas

    tidak ada kemampuan lain untuk membayamya maka PT Gresik tidak dapat

    memenuhi kewajibannya karena PT Gresik Migas karena kemampuannya jauh

    dibawah kewajiban yaqg harus dipenuhi. Pada tahun 2009, setiap satu rupiah

    hutang masih dijamin Rp. 3,23 dari modal sendiri, pada tahun 2010 satu

    rupiah hutang jaminannya turun menjadi Rp. 1,64 dan pada tahun 2011

     jaminan dari modal sendiri tinggal Rp.0,08. Hal ini dapat menurunkan

    kepercayaan calon kreditur untuk jangka panjang karena kondisi perusahaan

    tidak solvabel atau berada pada kondisi isovabel. Melihat kondisi ini, maka PT

    Gresik Migas sangat membutuhkan tambahan modal disetor dari pemegang

    saham untuk memperkuat liquiditasnya. Satu kekuatan yang masih dapat

    diandalkan dalam dalam kemampuan solvabitas adalah masih tingginya

    perputaran modal kerja sebagaimana ditujukan dalam perhitung working

    capital turnover, yaitu modal kerja berputar dalam satu periode sebanyak 17

    kali lebih. Dengan tingkat perputaran piutang 0,00 hari menunjukkan modal

    kerja yang tertanam semakin kecil dan ini merupakan daya tarik tersendiri

    untuk pihak pemberi kreditday sales uncollectedadalah 0,00 hari.

    Untuk ratio Profitabilitas sebagaimana data pada tabel 3. ,menunjukan

     bahwa manajemen PT Gresik Migas tingkat efektivitasnya cukup tinggi dalam

    mencari keuntungan. Dalam perhitungReturn on equity (ROE) atau rentabilitas

    modal sendiri rasionya mencapai 535,83%. Tingginya ratio ROE ini menunjukan

     bahwa modal sendiri digunakan dengan sangat efisien dan menunjukkan posisi

    pemilik perusahaan sangat kuat karena perolehan laba sebelum pajak dalam

    kurun waktu 9 (sembilan) bulan telah melampaui 5 (lima) kali lebih besar darimodal sendiri. Meskipun demikian jika dilihat darirasio gross margindannet

    margin masih berada dibawah 10%, sedang rata-rata industri umumnya adalah

    l5%.

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    20/34

    Dari kajian ratio solvabilitas, maka kebutuhan modal PT Gresik Migas, ratio

     yang ideal adalah total hutang dibanding modal sendiri minimal 1:1 atau setiap

    Rp1,00 hutang dijamin oleh Modal Sendiri Rp. 1,00, dan jika ratio ini dipakai

    sebagai ukuran maka seharusnya modal sendiri atau penyertaan modal dariPemerintah Daerah Kabupaten Gresik yang harus disetor adalah sebesar total

    hutang kewajiban kurang lebih sebesar Rp.25.000.000.000,00 . Jika 90% dari

    modal dasar harus dimilik oleh Pemerintah Kabupaten Gresik, maka modal

    disetor atau ditempatkan adalah sebesar Rp. 8.000.000.000,00 x 90% = Rp.

    7.200.000.000,00 yang berarti Pemerintah harus menyediakan penyertaan

    modal lagi sebesar Rp. 5.200.000.000,00 sehingga ratio antara hutang dan

    modal sendiri akan menjadi sebesar 28,8% dan yang dibiayai dari pinjaman

    hanya sebesar 7l,2%

    Penambahan modal disetor tersebut akan dimanfaatkan oleh PT Gresik

    Migas, penyertaan moodal pada PT Gerbang Oil dan Gas WMO, Holding

    compeny dengan BUMD milik Pemerintah Kabupaten Gresik yang belum

     beroperasi serta pengembangan sektor kegiatan usaha disisi hili seperti niaga

    gas bumi, pengelolaan dan penyediaan LPG (SPPBE), pengelolaan gas kota dan

    gas bumi untuk transportasi, serta pemanfaatan gas bumi untuk transportasi.

    Mengingat kemampuan APBD Kabupaten Gresik belum memungkinkan

    untuk menambah modal disetor dari dana APBD, maka penyertaan modal dapat

    dilakukan dalam bentuk tanah dan /atau bangunan yang dimiliki oleh

    Pemerintah Kabupaten Gresik.

     

    3.Yuridis

    Untuk setiap penyertaan modal yang dilakukan Pemda harus

    dilakukan melalui Peraturan Daerah. Kewajiban ini diatur dalam Peraturan

    Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

    Dalam Pasal 75 dinyatakan “Penyertaan modal pemerintah daerah dapat

    dilaksanakan apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran

     berkenaan telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang penyertaan

    modal daerah berkenaan”. Pasal 41 UU No. 1/2004 tentangPerbendaharaan Negara dinyatakan “Penyertaan modal pemerintah daerah

    pada perusahaan negara/daerah/swasta ditetapkan dengan peraturan

    daerah”. Mengacu pada Undang-undang ini, memang sudah tepat bila setiap

    penyertaan modal Pemda ke BUMD harus dengan Peratruan Daerah.

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    21/34

    Berdasarkan ketentuan Pasal 173 Undang-Undang Nomor 32

     Tahun 2004, sebagaimana telah diubah kedua dengan Undang-Undang

    Nomor 12 Tahun 2008 Pemerintah Daerah dapat melakukan

    Penyertaan Modal pada Badan Usaha Milik Pemerintah dan/atau milikswasta. Penyertaan Modal tersebut dapat dikurangi, dijual kepada pihak

    lain dan/atau dapat dialihkan kepada Badan Usaha Milik Daerah, yang

    dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

    Dengan akan disertakannya modal Pemerintah Daerah pada PT Gresik

    Migas pada Tahun 2012 yang ditetapkan senilai Rp1.800.000.000,00 (Satu

    Milyar Delapan Ratus Juta Rupiah), dianggarkan dari Anggaran Pendapatan

    dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012 yang merupakan kekayaan daerah

     yang dipisahkan yang diperoleh dari pengukuran nilai aset eks Kantor

    Departemen Tenaga Kerja yang terletak di Jalan Wahidin Sudiro Husodo

    termasuk tanah dan bangunan yang sudah diserahkan kepada Pemerintah

    Kabupaten Gresik berdasarkan Berita acara serah terima Personil, Peralatan

    Pembiayaan, dan Dokumen (P3D) dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada

    Pemerintah Kabupaten Gresik Nomor : 118/2641/012/2001 tanggal 21 Maret

    2001 dan sudah tercatat dalam Inventaris Kekayaan Pemerintah Kabupaten

    Gresik, maka perlu payung hukum pelaksanaan proses ini.

    Berdasarkan Pasal 81 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun

    2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, disebutkan

     bahwa penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milik daerah

    dilakukan dalam rangka pendirian, pengembangan dan peningkatan kinerja

     badan usaha milik negara/daerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki

    oleh pemerintah dan swasta. Barang milik daerah yang dijadikan sebagai

    penyertaan modal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan

    oleh kepala daerah setelah mendapat persetujuan dewan perwakilan rakyat

    daerah. Pelaksanaan penyertaan modal Pemerintah Daerah tersebut

    ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

    Di dalam Peraturan Daerah Pasal 1 Angka 40 Peraturan Daerah Nomor

    10 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, ditegaskan bahwa

    Penyertaan Modal Pemerintah Daerah merupakan pengalihan kepemilikan

     barang milik daerah menjadi kekayaan daerah yang dipisahkan untuk

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    22/34

    diperhitungkan sebagai modal/saham daerah pada Badan Usaha Milik

    Negara/Daerah atau badan hukum lainnya.

    Berdasarkan pertimbangan tersebut maka penetapan penambahan

    penyertaan modal daerah perlu ditetapkan dalam Peraturan DaerahKabupaten Gresik tentang Penyertaan Modal pemerintah daerah kepada PT

    Gresik Migas.

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    23/34

    BAB V

     JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP

    MATERI PERATURAN DAERAH

    Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah daerah

    kepada PT Gresik Migas ditujukan untuk memberikan landasan terhadap

    pemenuhan sebagian target penyertaan modal pada PT Gresik Migas

    sejumlah Rp.8.000.000.000,00 ( delapan milyar rupiah), yang pada tahun

    anggaran 2012 disertakan pada PT Gresik Migas senilai Rp1.800.000.000,00

    (Satu Milyar delapan ratus juta Rupiah), dianggarkan dari Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012 yang diperoleh dari

    pengukuran nilai aset eks Kantor Departemen Tenaga Kerja yang terletak di

     Jalan Wahidin Sudiro Husodo termasuk tanah dan bangunan yang sudah

    tercatat dalam Inventaris Kekayaan Pemerintah Kabupaten Gresik.

     A.Rumusan akademik mengenai pengertian istilah, dan frasa :

    1.Daerah adalah Kabupaten Gresik.

    2.Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai

    unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah di Kabupaten Gresik.

    3.Bupati adalah Bupati Gresik.

    4.Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD adalah

    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gresik.

    5.Penyertaan Modal adalah penempatan dan/atau penambahan

    sejumlah dana dan/atau barang oleh Pemerintah Daerah untuk

    memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya

    6.Kekayaan Daerah adalah kekayaan yang dimiliki daerah, yang tidak

    dipisahkan baik yang berwujud uang maupun barang.

    7.PT Gresik Migas adalah Perseroan Terbatas yang sesuai dengan Akta

    Notaris Arief Hidajat, S.H., M.Si. Nomor 43 tanggal 29 Oktober 2007,

     yang telah sah berbadan hukum Indonesia.

    8.Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau yang selanjutnya

    disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    Kabupaten Gresik.

    9.Tahun Berjalan adalah waktu menurut perhitungan Tahun Anggaran

     yang sedang berlangsung.

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    24/34

    B. Materi yang akan diatur dalam Peraturan daerah ini adalah penormaan

    tentang :

    1.Maksud penyertaan modal

    Pemerintah Daerah kepada PT. Gresik

    Migas adalah merupakan upaya

    meningkatkan efisiensi, produktifitas

    dan efektifitas pemanfaatan sumber

    daya yang ada/ dimiliki.

    2.Penyertaan modal Pemerintah Daerah

    kepada PT. Gresik Migas bertujuanuntuk:

    a.Meningkatkan kinerja PT. Gresik Migas sehingga mampu

    memberikan keuntungan yang layak ; dan

     b.Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui Perolehan deviden;

    c.meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Daerah dan dalam

    rangka menggali potensi Pendapatan Asli Daerah.

    3.Modal dasar PT. Gresik Migas sesuai

    dengan akte pendirian sebesar

    Rp.8.000,000,000,00 (delapan miliar

    rupiah )

    4.Penyertaan Modal yang telah

    dilakukan melalui Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah

     Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp.

    2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

    5.Penyertaan Modal dilakukan pada

     Tahun Anggaran 2012 senilai

    Rp.1.800.000.000,00 (satu miliar

    delapan ratus juta rupiah).

    6.Penyertaan Modal dalap peraturan

    daerah ini merupakan bagian modal

    Pemerintah Daerah yang disetor

    kepada PT. Gresik Migas.

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    25/34

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    26/34

    realisasi Penyertaan Modal Daerah

    dilakukan dan/ atau setelah modal

    disahkan dalam Rapat Umum

    Pemegang Saham.13.Bagi hasil keuntungan dari

    Penyertaan Modal Pemerintah kepada

    PT. Gresik Migas Daerah menjadi hak

    Daerah yang diperoleh selama tahun

     buku anggaran PT. Gresik Migas. Bagi

    hasil keuntungan tersebut disetor ke

    Kas Daerah dan dialokasikan dalam

     APBD sebagai Pendapatan Daerah.

    14.Atas dasar kepemilikan modal

    Pemerintah Daerah kepada PT. Gresik

    Migas, Bupati membentuk Tim yang

    ditetapkan dengan Keputusan Bupati

    dengan fungsi melakukan kegiatan

    pembinaan, monitoring, dan/atau

    pengawasan.

    15.Peraturan Daerah ini mulai berlaku

    pada tanggal diundangkan. Agar

    setiap orang mengetahuinya,

    memerintahkan pengundangan

    Peraturan Daerah ini dengan

    penempatannya dalam Lembaran

    Daerah Kabupaten Gresik.

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    27/34

    BAB VI

    PENUTUP

     A. Kesimpulan

    Restrukturisasi PT Gresik Migas perlu dilanjutkan khususnya dibidang

    keuangan guna dapat mendukung pengembangan struktur usaha dan

    sektor kegiatan usaha yang masih punya peluang dan potensi untuk

     berkembang melalui penambahan modal disetor dari Pemerintah Daerah

    sebagai pemilik mayoritas saham PT Gresik Migas. Penambahan modal

    disetor tersebut dapat dilakukan berupa pemindatanganan barang milik

    daerah yang disertakan sebagai penambahan penyertaan modal pemerintah

    daerah maupun dalam bentuk tunai melalui dana APBD.

    Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah daerah

    kepada PT Gresik Migas ditujukan untuk memberikan landasan terhadap

    pemenuhan sebagian target penyertaan modal pada PT Gresik Migas

    sejumlah Rp.8.000.000.000,00 ( delapan milyar rupiah), yang pada tahun

    anggaran 2012 disertakan pada PT Gresik Migas senilai Rp1.800.000.000,00

    (Satu Milyar delapan ratus juta Rupiah), dianggarkan dari Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012 yang diperoleh dari

    pengukuran nilai aset eks Kantor Departemen Tenaga Kerja yang terletak di

     Jalan Wahidin Sudiro Husodo termasuk tanah dan bangunan yang sudah

    tercatat dalam Inventaris Kekayaan Pemerintah Kabupaten Gresik.

    Berdasarkan Pasal 81 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun

    2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, disebutkan

     bahwa penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milik daerah

    dilakukan dalam rangka pendirian, pengembangan dan peningkatan kinerja

     badan usaha milik negara/daerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki

    oleh pemerintah dan swasta. Barang milik daerah yang dijadikan sebagai

    penyertaan modal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan

    oleh kepala daerah setelah mendapat persetujuan dewan perwakilan rakyat

    daerah. Pelaksanaan penyertaan modal Pemerintah Daerah tersebut

    ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

    B. Saran

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    28/34

    Bahwa berdasarkan uraian pada Naskah Akademik ini perlu

    disusun materi penormaan yang lengkap terhadap pelaksanaan

    Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kepada PT Gresik Migas agar

    tujuan menjadikan Peraturan Daerah ini sebagai landasan hukum dalampelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kepada PT Gresik

    Migas dapat tercapai.

     Bahwa dengan disusunnya Naskah akademik ini, maka Rancangan

    Peraturan Daerah ini menjadi prioritas penyusunan Rancangan

    Peraturan Daerah dalam Program Legislasi Daerah Kabupaten Gresik

     Tahun 2012.

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    29/34

    DAFTAR PUSTAKA

    1.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

    1945

    2.Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan

    Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-

    Undang Nomor 6 Tahun 1969

    3.Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

    Negara

    4.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

    Perbendaharaan Negara

    5.Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah sebagaimana diubah keduakalinya

    dengan Undang–undang Nomor 12 Tahun 2008

    6.Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

    Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

    7.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

    Pengelolaan Keuangan Daerah

    8.Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang

    Investasi Pemerintah

    9.Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 20 Tahun 2011

     Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan Dan Belanja

    Daerah Tahun Anggaran 2011

    10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

    2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

    sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan Peraturan

    Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

    11. Hari Sandjojo Malang Joedo, Riant Nugroho

    Dwijowijoto, Reinventing Badan Usaha Milik Daerah

    (BUMD), Elex Media Komputindo, Jakarta, 2006.

    12. http://portalgresik.com/2011/11/30/pt-gresik-migas-operasikan-gas-metering-station/, di akses pada

    tanggal 4 Februar1 2012.

    http://portalgresik.com/2011/11/30/pt-gresik-migas-operasikan-gas-metering-station/http://portalgresik.com/2011/11/30/pt-gresik-migas-operasikan-gas-metering-station/http://portalgresik.com/2011/11/30/pt-gresik-migas-operasikan-gas-metering-station/http://portalgresik.com/2011/11/30/pt-gresik-migas-operasikan-gas-metering-station/

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    30/34

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    31/34

    LAMPIRAN MATERI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN

    GRESIK TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA

    PERSEROAN TERBATAS GRESIK MIGAS

     Judul :

    RANCANGAN

    PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK

    NOMOR TAHUN 2012

     TENTANG

    PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA

    PERSEROAN TERBATAS GRESIK MIGAS

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    BUPATI GRESIK,

    KONSIDERAN :

    Menimbang :a. bahwa PT. Gresik Migas adalah Badan Usaha milik daerah

     yang sahamnya milik Pemerintah Kabupaten Gresik, perlu

    terus ditingkatkan permodalannya, sehingga dapat

    mengembangkan usahanya , meraih laba untuk dapat

    memberikan deviden kepada Pemerintah Kabupaten

    Gresik sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli

    Daerah;

     b. bahwa berdasarkan Pasal 41 ayat (5) Undang-Undang Nomor

    1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, penyertaan

    modal Pemerintah Daerah ditetapkan dengan Peraturan

    Daerah;

    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

    dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan

    Daerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

    kepada PT. Gresik Migas;

    KONSIDERAN :

    Mengingat : 1.Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945;

    2.Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang

    Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    32/34

    Lingkungan Propinsi Jawa Timur sebagaimana diubah

    dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang

    Perubahan Batas Wilayah Kota Praja Surabaya dan

    Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

    3.Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan

    Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4286)

    4.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

    Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

    5.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana

    telah diubah untuk keduakalinya dengan Undang-

    Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    6.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

    Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia

     Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4724);

    7.Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

     Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4756);

    8.Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

    Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

    82, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5234);

    9.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

    Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

    Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4593);

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang

    Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,

     Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4609);

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    33/34

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

    Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

    Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

    Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

     Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4737);

    13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

    2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,

    sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

    14. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 2 Tahun

    2006 Tentang Perseroan Terbatas Gresik Migas

    (Lembaran Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2006 Nomor

    2 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Gresik Nomor

    2)15. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 8

     Tahun 2009 Tentang Penyertaan Modal Pemerintah

    Kabupaten Gresik Pada Perseroan Terbatas (Pt) Gresik

    Migas (Lembaran Daerah Kabupaten Gresik Tahun

    2009 Nomor 8);

    16. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 10 Tahun

    2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

    (Lembaran Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2006 Nomor

    10);

    17. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 32

     Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja

    Daerah Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Daerah

    Kabupaten Gresik Tahun 2011 Nomor 20);

    Dengan Persetujuan Bersama

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GRESIK

    DANBUPATI GRESIK

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYERTAAN MODAL

    PEMERINTAH DAERAH KEPADA PERSEROAN TERBATAS

    GRESIK MIGAS.

    Dalam rancangan peraturan daerah ini terdiri dari 6 Bab , 9 Pasal yang dapat

    diuraikan sebagai berikut.

    Hal

  • 8/18/2019 1naskah Akademik Gresik Migas

    34/34

    BAB I KETENTUAN UMUM ......................................................... ...

    BAB II MAKSUD DAN TUJUAN...................................................... ...

    BAB III PENYERTAAN MODAL ...................................................... ...

    BAB IV BAGI HASIL KEUNTUNGAN .............................................. ...BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ...................................... ...

    BAB VI KETENTUAN PENUTUP ..................................................... ...