1.larutanac

21
LARUTAN Definisi Menurut FI III hal 32 Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut digunakan air suling. Larutan steril yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada injectiones. Wadah harus dikosongkan dengan cepat, kemasan boleh lebih dari 1 liter. Menurut FI IV hal 13 Larutan dalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut,missal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Menurut Formularium Nasional hal 332 Larutan adalah sediaan cair yang dibuat dengan melarutkan satu jenis obat atau lebih didalam pelarut, dimasudkan untuk digunakan sebagai obat dalam, obat luar atau yang dimasudkan kedalam organ tubuh. Menurut Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi hal 304 Larutan didefinisikan sebagai sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya tidak dimasukkan kedalam golongan produk lainnya. Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat yang terlarut.

Upload: geraldi-cool

Post on 09-Dec-2015

247 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gfjg

TRANSCRIPT

Page 1: 1.LARUTANac

LARUTAN

Definisi

Menurut FI III hal 32

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, kecuali dinyatakan lain

sebagai pelarut digunakan air suling.

Larutan steril yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada

injectiones. Wadah harus dikosongkan dengan cepat, kemasan boleh lebih dari 1 liter.

Menurut FI IV hal 13

Larutan dalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut,missal :

terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling

bercampur.

Menurut Formularium Nasional hal 332

Larutan adalah sediaan cair yang dibuat dengan melarutkan satu jenis obat atau lebih didalam

pelarut, dimasudkan untuk digunakan sebagai obat dalam, obat luar atau yang dimasudkan

kedalam organ tubuh.

Menurut Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi hal 304

Larutan didefinisikan sebagai sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang

dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau

penggunaannya tidak dimasukkan kedalam golongan produk lainnya.

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat yang terlarut.

Pembuatan Larutan Secara Umum

1. Penimbangan Zat Cair

Zat cair atau cairan biasanya ditimbang dalam botol yang digunakan sebagai wadah

yang diberikan. Mula-mula dicari tutup gabus yang cocok, dengan mencoba tutup ini

dengan memegang leher botol dan menekan tutup gabusnya dengan ibu jari pada

mulut botol. Lalu botol beserta gabus diletakkan di bagian piringan timbangan sebelah

kanan dan dibagian kiri diletakkan butir-butir gotri sebagai tara. Selanjutnya

disamping kotak tara pada piring timbangan sebelah kiri diletakkan anak timbangan

sesuai dengan cairan yang akan ditimbang, lalu cairan diisikan pada botol sampai

berat yang ditentukan.

2. Cara Melarutkan Zat

Page 2: 1.LARUTANac

- Zat-zat yang mudah larut dilarutkan di dalam botol

- Zat-zat yang agak sukar larut dilarutkan dengan pemanasan : masukan zat padat

ang akan dilarutkan dalam erlenmeyer, setelah itu dimasukkan zat pelarutnya,

dipanasi di atas tangas air atau api bebas dengan digoyang-goyangkan sampai

larut

- Untuk zat yang akan terbentuk hidrat, maka air dimasukkan dulu dalam

erlenmeyer agar tidak terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat larutnya. Zat-

zat tersebut adalah Glucosum, Borax dan Natrii Bromidum.

- Untuk zat yang meleleh dalam air panas dan merupakan tetes besar dalam dasar

erlenmeyer atau botol maka perlu dalam melarutkan digoyang-goyagkan atau

dikocok untuk mempercepat larutnya zat tersebut. Zat-zat tersebut adalah

Codeinum base, Nipagin, Chlorbutanolum dan Acetanilidum

- Zat-zat yang mudah terurai pada pemanasan tidak boleh dilarutkan dengan

pemanasan dan dilarutkan secara dingin. Zat-zat tersebut adalah : Hexaminum,

Natrii Bicarbonas, Chlorali Hidras, Protargol, Luminal Natrium, Veronal Natrium

dan Calcii Acetylsalicylas.

- Zat-zat yang mudah menguap bila dipanasi, dilarutkan dalam botol tertutup dan

dipanaskan serendah-rendahnya sambil digoyang-goyangkan. Zat-zat tersebut

adalah Camphora, Thymolum, Acidum Benzoicum dan Acidum Salicylicum.

- Obat-obat keras harus dilarutkan sendiri, untuk meyakini apakah sudah larut

semua. Dapat dilakukan dalam tabung reaksi lalu dibilas.

- Perlu diperhatikan bahwa pemanasan hanya untuk mempercepat larutnya suatu

zat, tidak untuk menambah kelarutan, sebab bila keadaaan menjadi dingin maka

akan terjadi endapan.

3. Pelarut Organik yang Digunanakan untuk Melarutkan

- Paraffinum Liquidum

- Glycerinum

- OleaPinguia

4. Cara Penyaringan

Untuk larutan obat minum atau kulit penyaringan dilakukan dengan menggunakan

kapas hidrofil. Pada corong diletakkan kertas hidrofil lalu dituangkan larutan yang

akan disaring. Bagian filtrat yang pertama (kira-kira seperempatnya), setelah dikocok

dalam botol wadahnya dituangkan kembali ke dalam corong tadi, hal ini untuk

Page 3: 1.LARUTANac

menyaring serabut kertas filter atau kapas yang ikut dengan filtrat pertama, setelah itu

larutan seluruhnya disaring

Penggolongan Larutan

Bentuk sediaan larutan yang digolongkan berdasarkan cara pemberiannya :

Misalnya larutan oral

Larutan topical

Bentuk sediaan larutan digolongkan pada system pelarut dan zat terlarut:

Spirit

Tingtur

Larutan air

SIRUP

Definisi

Menurut farmakope Indonesia III, sirup adalah sedian cair berupa larutan yang mengandung

sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari 64.0% dan tidak lebih dari 66.0%.

Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi

(Anonim, 1995). Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat

atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Syrup adalah sediaan cair kental

yang minimal mengandung 50% sakarosa (Ansel et al., 2005).

sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa bahan penambahan

bahan pewangi, dan zat obat. Sirup merupakan alat yang menyenangkan untuk pemberian

suatu bentuk cairan dari suatu obat yang rasanya tidak enak, sirup efektif dalam pemberian

obat untuk anak-anak, karena rasanya yang enak biasanya menghilangkan keengganan pada

anak-anak untuk meminum obat (Ansel, 1989).

Sirup didefinisikan sebagai sediaan cair yang mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain,

kadar sakarosa tidak kurang dari 64% dan tidak lebiih dari 66%. Secara umum, sirup dibagi

menjadi 2 macam yaitu Non Medicated Syrup/Flavored Vehicle Syrup (Seperti cherry syrup,

cocoa syrup, orange syrup) dan Medicated Syrup/Sirup Obat (Seperti sirup piperazina sitrat,

sirup isoniazid). Non Medicated Sirup adalah sediaan syrup yang tidak mengandung bahan

Page 4: 1.LARUTANac

obat, melainkan hanya mengandung gula, perasa, pengawet dan perwarna sedangkan Sirup

Obat mengandung bahan obat/Zat berkhasiat.

Sirup yang terdiri dari flavouring agen tetapi tidak memiliki zat berkhasiat disebut sirup

nonmedicated.Sirup jenis ini dimaksudkan untuk memberikan rasa yang menyenangkan pada

zat berkhasiat yang ditambahkan kedalam resep yang diracik atau kedalam penyusunan

formulasi sirup obat,yaitu sirup yang mengandung agen terapetik.

Sirup Obat terdiri dari komponen sirup seperti sukrosa, aii yang dimurnikan, flavouring agen,

pewarna, zat berkhasiat/terapetik.

Sirup memberikan rasa yang menyenangkan pada sediaan cair yang memiliki rasa yang tidak

enak.Sirup terdiri dari sedikit atau tidak sama sekali alkohol.Obat yang larut dalam air yang

stabil dalam larutan cair ditambahkan ke dalam sirup rasa

Komponen sirup:

1. Gula, biasanya sukrosa,atau substitusi gula( sorbitol, gliserin) yang digunakan untuk

memberi rasa manis dan viskositas.

2. Pengawet Antimikroba, untuk mencegah pertumbuhan mikroba contohnya

asambenzoat 0,1 – 0,2 %, metilparaben dan propilparaben 0,1%

3. Perasa, dengan perasa sintetis atau alami seperti oleum citri dan vanilin

4. Pewarna, umumnya larut dalam air tidak bereaksi dengan zat aktif pada sirupdan

memiliki intensitas warna yang tetap.contohnya tartrazin dan karmin.

Penggolongan sirup

Penggolongan sirup berdasarkan fungsinya:

1. Medicated Syrup (sirup obat)

Merupakan sirup yang mengandung satu atau lebih bahan obat. Sirup obat berupa preparat

yang sudah distandarisasi, dapat diberikan berupa obat tunggal atau dikombinasikan dengan

obat lain. Contoh sirup obat antara lain: Sirup sebagai ekspektorans contohnya yaitu Sirup

Thymi. Sirup Thymi et Serpylli = Sirop Thymi Compositus. Sirop Althae. Sirup sebagai

antitusif, contoh sirup Codeini, mengandung 2 mg Codein/ml sirop.

Sirup sebagai anthelmintik: cotoh sirup Piperazini, mengandung 1 g Piperazine dalam bentuk

hexahydrat/citrat dalam tiap 5 ml sirop. Sirup sebagai antibiotik contohnya yaitu Sirup

Kanamycin, mengandung 50 mg/ml, Sirup Chloramphenicol, umumnya mengandung 25

Page 5: 1.LARUTANac

mg/ml, Sirup Ampicillin, umumnya mengandung 25 mg/ml, Sirup Amoxycillin, umumnya

mengandung 25 mg/ml, Sirup Cloxacillin, umumnya mengandung 25 mg/ml.

Dry Syrup atau sirup kering, berupa campuran obat dengan sakarosa, harus dilarutkan dalam

jumlah air tertentu sebelum dipergunakan. Keuntungan sirup kering dari pada sirup cairan,

biasanya sirup kering dapat tahan disimpan lebih lama. Contohnya Ampicillin trihydrate “dry

syrup”, ekivalen dengan 25 mg/ml sirup cairan kalau sudah dilarutkan dalam jumlah air yang

ditentukan.

2. Flavored Syrup (sirup korigen/pembawa),

Biasanya tidak digunakan untuk tujuan medis, namun mengandung berbagai bahan

aromatis atau rasa yang enak dan digunakan sebagai larutan pembawa atau pemberi rasa pada

berbagai sediaan farmasi lainnya, misalnya sebagai penutup rasa pahit pada Vitamin B

Kompleks yang diberikan kepada bayi atau anak-anak. Sirup golongan ini, mengandung

berbagai bahan tambahan, misalnya bahan antioksidan (antioxidant agent), pengawet

(preservative agent), pewarna (coloring agent), pemberi rasa (flavoring agent), dan bahan

pelarut (diluting agent). Sirup ini, ditambahkan sebagai korigens rasa untuk obat minum,

cukup dalam jumlah 10-20 ml untuk tiap 100 ml larutan obat.

FUNGSI SIRUP

1. Sebagai Obat

Misalnya: Chlorfeniramini maleatis sirupus

2. Sebagai Corigensia Saporis

Misalnya: Sirupus simplex

3. Sebagai Corigensia Odoris

Misalnya: Sirupus aurantii

4. Sebagai Corigensia Coloris

Misalnya: Sirupus Rhoedos, sirupus rubi idaei

5. Pengawet

Misalnya: Sediaan dengan bahan pembawa sirup karena konsentrasi gula yang

tinggi,mencegah pertumbuhan bakteri.

KEUNTUNGAN SEDIAAN SIRUP

Page 6: 1.LARUTANac

1. Sesuai untuk pasien yang sulit menelan (pasien usia lanjut, parkinson, anak – anak).

2. Dapat meningkatkan kepatuhan minum obat terutama pada anak – anak karena rasanya

lebih enak dan warna lebih menarik.

3. Sesuai untuk obat yang bersifat sangat higroskopis dan deliquescen

KERUGIAAN SEDIAAN SIRUP

1. Tidak semua obat ada di pasaran bentuk sediaan sirup.

2. Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran/kombinasi

beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak dibutuhkan oleh pasien.

Sehingga dokter anak lebih menyukai membuat resep puyer racikan individu untuk pasien.

3. Tidak sesuai untuk bahan obat yang rasanya tidak enak misalnya sangat pahit (sebaiknya

dibuat kapsul), rasanya asin (biasanya dibentuk tablet effervescent).

4. Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya dibuat suspense atau

eliksir). Eliksir kurang disukai oleh dokter anak karena mengandung alcohol, suspense

stabilitasnya lebih rendah tergantung formulasi dan suspending egent yang digunakan.

5. Tidak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak (oily, biasanya dibentuk emulsi yang

mana stabilitas emulsi lebih rendah dan tergantung formulasi serta emulsifying agent yang

digunakan).

6. Tidak sesuai untuk bahan obat yang tidak stabil setelah dilarutkan (biasanya dibuat sirup

kering yang memerlukan formulasi khusus, berbentuk granul, stabilitas setelah dilarutkan

selama beberapa hari).

7. Harga relatif mahal karena memerlukan formula khusus dan kemasan yang khusus pula.

Cairan untuk sirup, dimana gulanya akan dilarutkan dapat dibuat dari:

1. Aqua destilata:untuk sirupus simplex.

2. Hasil-hasil penarikan dari bahan dasar:

a. Maserat misalnya sirupus Rhei

b. Perkolat misalnya sirupus Cinnamomi

c. Colatura misalnya sirupus sanae

d. Sari buah misalnya rubi idaei

3. Larutan atau campuran larutan bahan obatmisalnya: methdilazina hydrochloride

sirupus, sirup-sirup dengan nama paten misalnya: yang mengandung campuran vitamin.

CARA MEMBUAT SEDIAAN SIRUP

Page 7: 1.LARUTANac

1. Buat cairan untuk sirup

2. Panaskan tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut

3. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga di peroleh bobot yang di kehendaki

4. Buang busa yang terjadi dan serkai.

Pada pembuaan sirup dari simplisia yang mengndung glikosida antrakinon di

tambahkan sejumlah 10% bobot simplisia. Kecuali di nyatakan lain, pada pembuatan sirup

simplisia untuk persediaan di tambahkan metil paraben 0,25% b/v atau pengawet lain yang

cocok.

Kadar gula dalam sirup pada suhu kamar maksimum 66% sakarosa, bila lebih tinggi

akan terjadi pengkristalan, tetapi bila lebih rendah dari 62% sirup akan membusuk.

Pada penyimpanan dapat terjadi inverse dan sukrosa (pecah menjadi glukosa dan

fruktosa) dan pada sirup yang bereaksi asam inverse dapat terjadi lebih cepat. Pemanasan

sebaiknya dihindari karena pemanasan akan menyebabkan terjadinya gula invert.Gula invert

adalah gula yang terjadi karena penguraian sukrosa yang memutar bidang polarisasi kekiri.

Gula invert tidak dikehendaki dalam sirup karena lebih encer sehingga mudah

berjamur dan berwarna tua (berbentuk karamel), tetapi mencegah terjadinya oksidasi dari

bahan obat. Kadang-kadang gula invert dikehendaki adanya misalnya dalam pembuatan

sirupus iodeti ferrosi, hal ini disebabkan karena sirup merupakan media yang mereduksi,

mencegah bentuk ferro menjadi bentuk ferri.

Gula invert disini dipercepat pembuatannya dengan memanaskan larutan gula dengan

asam sitrat. Pada sirup yang mengandung sukrosa 62% atau lebih, sirup tidak dapat

ditumbuhi jamur, meskipun jamur tidak mati. Bila kadar sukrosa turun karena inversi, maka

jamur akan tumbuh. Bila dalam resep, sirup di encerkan dengan air dapat pula di tumbuhi

jamur. Untuk mencegah sirup tidak menjadi busuk, dapat di tambahkan bahan pengawet

misalnya nipagin.

Bila cairan hasil sarian mengandung zat yang mudah menguap maka sukrosa di

larutkan dengan pemanasan lemah dan dalam botol yang tertutup, seperti pada pembuatan

thymin sirup dan thymin composites sirupus, aurantii corticis sirupus. Untuk cinnamomi

sirupus sukrosa di larut tanpa pemanasan.Melarutkan bahan – bahan dengan bantuan

pemanasan. Melarutkan bahan–bahan dengan pengadukan tanpa pemanasan. Penambahan

sukrosa pada cairan obat yang dibuat atau pada cairan yang diberirasa.

Cara pembuatan sirup

Page 8: 1.LARUTANac

Sirup paling sering dibuat dengan satu dari empat cara umum, tergantung pada sifat

kimia dan fisika bahan-bahan. Dinyatakan secara luas, cara-cara ini adalah

1. larutan dari bahan-bahan dengan bantuan panas

2. larutan dari bahan-bahan dengan pengadukan tanpa penggunaan panas

3. penambahan sukrosa pada cairan obat yang dibuat atau pada cairan yang diberi rasa

dengan perkolasi dari sumber-sumber bahan obat atau sukrosa.

Pada keadaan tertentu sirup dapat berhasil dibuat dengan lebih dari satu cara diatas

Perkolasi dan Maseras

1. Larutan yang dibuat dengan pemanasan Sirup yang dibuat dengan cara ini apabila.

a. dibutuhkan pembuatan sirup secepat mungkin.

b. komponen sirup tidak rusak atau menguap oleh panas.

Pada cara ini umumnya gula ditambahkan ke air yang dimurnikan, dan panas digunakan

sampai larutan terbentuk.

Contoh : Sirup akasia, Sirup cokelat

2. Larutan yang diaduk tanpa bantuan panas Menghindari panas yang meransang inverse

sukrosa Proses ini memakan waktu lebihlama mempunyai kestabilan yang maksimal. Bila

bahan padat akan ditambahkan ke sirup, yang paling baik adalah melarutkannya dalam

sejumlah air murni dan kemudian larutan tersebut digabungkan ke dalam sirup. Contoh: Sirup

ferro Sulfat.

3. Penambahan sukrosa ke dalam cairan obat/cairan pemberi rasa

Adakalanya cairan obat seperti tinktur atau ekstrak cair digunakan sebagai sumber obat dalam

pembuatan sirup.

Banyak tingtur dan ekstrak seperti itu mengandung bahan – bahan yang larut dalam

alcohol dan dibuat dengan pembawa beralkohol atau hidroalkohol.

Jika komponen yang larut dalam alcohol dibutuhkan sebagai bahan obat dalam suatu sirup,

beberapa cara kimia umum dapat dilakukan agar bahan – bahan tersebut larut di dalam air.

Akan tetapi apabila komponen yang larut dalam alcohol tidak dibutuhkan, komponen –

komponen tersebut umumnya dihilangkan dengan mencampur tinktur atau ekstrak tersebut

dengan air, campuran dibiarkan sampai zat – zat yang tidak larut dalam air terpisah

sempurna, dan menyaringnya dari campuran.

Page 9: 1.LARUTANac

Filtratnya adalah cairan obat yang kepadanya kemudian ditambahkan sukrosa dalam

sediaan sirup. Pada kondisi lain, apabila tingtur dan ekstrak kental dapat bercampur dengan

sediaan berair, ini dapat ditambahkan langsung ke sirup biasa atau sirup pemberi rasa sebagai

obat. Contoh sirup yang dibuat dengan cara ini adalah : Sirup Senna.

SPIRIT

Definisi

Spirit adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat yang mudah

menguap, umumnya merupakan larutan tunggal atau campuran bahan. Beberapa spirit

digunakan sebagai bahan pengaroma, yang lain memiliki makna pengobatan. Penurunan

kadar etanol dalam spirit dengan mencampurkan sediaan yang mengandung air sering

menyebabkan kekeruhan.

Spirit harus didimpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaa umtuk mencegah

penguapan dan memperkecil perubahan akibat oksidasi.

Spirit adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat mudah menguap,

umumnya digunakan sebagai bahan pengaroma

Contoh Spirit

Fatigon spirit

Kekuatan sediaan : vit-E, tiamin hidroklorida, piridoksin hidroklorida, sianokobalamin,

kalium L aspartat, magnesium L aspartat.

Indikasi : membuat badan segar, menghilangkan rasa letih, menghilangkan kekakuan otot

Dosis : sehari 1* 1kapl

Km: dus 60 kapl

Page 10: 1.LARUTANac

TINGTUR

Definisi

Tingtur adalah larutan mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan

tumbuhan atau senyawa kimia. Jumlah obat dalam tingtur yang berbeda tidak selalu seragam,

tetapi bervariasi sesuai dengan masing-masing standar yang telah ditetapkan. Secara

tradisional, tingtur dari tumbuhan berkhasiat obat menunjukan aktivitas 10 g obat dalam tiap

100 mL tingtur. Potensi ditetapkan setelah dilakukan penetapan kadar. Sebagian besar tingtur

tumbuhan lain mengandung 20 g bahan tumbuhan dalam tiap 100 mL tingtur (FI IV, 1995). 

Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara perkolasi atau maserasi simplisia nabati

atau hewani, atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang tertera pada

masing-masing monografi.

Sediaan tingtur harus jernih. Pada umumnya cairan penyari adalah etanol 70%. Untuk bahan

dasar yang mengandung harsa ( damar ) digunakan cairan penyari etanol 90% contohnya,

mira tincture,asaefoetila tincura,capsici tincture,tingtur menyan.

Penyimpanan

Tingtur harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya, jauhkan dari

cahaya matahari langsung dan panas yang  berlebihan.

Cara Pembuatan Tingtur

1.Cara Perkolasi

Perkolasi adalah suatu cara penarikan memakai alat yang di sebut  perkolator, yang

simplisianya terendam dalam cairan penyari dimana zat-zatnya terlarut dan larutan tersebut

akan menetes secara beraturan keluar dari perkolator .

Prinsip kerja perkolasi :

Campur dengan hati-hati serbuk bahan obat atau campuran bahan obat dengan

pelarut atau campuran pelarut tertentu secukupnya hingga rata dan cukup

basah, biarkan selama 15 menit.

Page 11: 1.LARUTANac

Pindahkan kedalam  perkolator yang sesuai dan mampatkan. Tuangkan

pelarut atau campuran pelarut tertentu secukupnya sampai terendam

seluruhnya, tutup bagian atas perkolator dan jika cairan sudah hampir menetes

dari  perkolator, tutup lubang bawah. Perkolasi dilakukan selama 24 jam atau

sesuai dengan waktu yang tertera pada monografi. Jika penetapan kadar tidak

dinyatakan lain, lakukan perkolasi secara perlahan atau pada kecepatan yang

telah ditentukan. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk

tersebut. Cairan  penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai

mencapai keadaan jenuh.

Setelah itu secara bertahap tambahkan  pelarut atau campuran pelarut

secukupnya hingga diperoleh 1000 mL tingtur.

2. Cara Maserasi

Maserasi adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan merendam simplisia tersebut

dalam cairan penyari pada suhu biasanya 15-25° C. maserasi juga merupakan proses

pendahuluan untuk pembuatan secara perkolasi. Prinsip kerja maserasi adalah pencucian zat

aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang

sesuai pada temperatur kamar, terlindung dari cahaya. Cairan penyari akan masuk ke dalam

sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara

larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak

keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa

tersebu berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dan di

dalam sel.

Prinsip Kerja Maserasi

Maserasi bahan obat dengan 750 mL pelarut atau campuran pelarut tertentu

dalam wadah yang dapat ditutup, letakkan ditempat hangat. Diamkan selama

3 hari sambil dikocok sesekali atau hingga terlarut.

Pindahkan campuran kedalam penyaring, dan jika sebagian besar cairan telah

mengalir keluar, cuci residu pada penyaring dengan sejumlah  pelarut atau

campuran pelarut tertentu secukupnya hingga diperoleh 1000 mL tingtur.

Page 12: 1.LARUTANac

Pembagian Tingtur

1.      Menurut cara pembuatan

a.      Tincture Asli

Adalah tincture yang dibuat secara maserasi/perkolasi.

Tingtur yang dibuat secara maserasi, contoh :

Opii Tinctura

Valerianae Tinctura

Capsici Tinctura

Myrrhae Tinctura

Opii Aromatica Tinctura

Polygalae Tinctura

Tingtur yang dibuat secara perkolasi, contoh:

Belladonae Tinctura

Cinnamomi Tinctura

Digitalis Tinctura

Lobeliae Tinctura

Strychnini Tinctura

Ipecacuanhae Tinctura

b.    Tinctur Tidak Asli (Palsu)

Adalah tincture yang dibuat dengan jalan melarutkan bahan dasar atau bahan

kimia dalam cairan pelarut tertentu. Contohnya :

Iodii Tinctura

Secalis Cornuti Tinctura

2.      Menurut Kekerasan (perbandingan bahan dasar dengan cairan penyari)

a.    Tinctur Keras

Adalah tingtur yang dibuat menggunakan 10% simplisia yang berkhasiat keras.

Contohnya :

Belladonae Tinctura

Digitalis Tinctura

Opii Tinctura

Lobeliae Tinctura

Page 13: 1.LARUTANac

Stramonii Tinctura

Strychnin Tinctura

Ipecacuanhae Tinctura d.

b.    Tinctur Lemah

Adalah tincture yang dibuat menggunakan 20% simplisia yang tidak berkhasiat

keras. Contohnya :

Cinnamomi Tinctura

Valerianae Tinctura

Polygalae Tinctura

Myrrhae Tinctura

3.      Berdasarkan Cairan Penariknya.

a. Tinctura Aetherea,jika cairan penariknya adalah eter atau campuran eter

dengan etanol.contoh: Tinctura Valerianae Aetherea.

b. Tinctura Vinosa,jika cairan yang dipakai adalah campuran anggur dengan

etanol.contoh: Tinctura Rhei Vinosa (Vinum Rhei)

c. Tinctura Acida,jika ke dalam etanol yang dipakai sebagai cairan penarik

ditambahkan suatu asam sulfat. Contoh : pada pembuatan Tinctura Acida

Aromatica.

d. Tinctura Aquosa,jika cairan penarik yang dipakai adalah air . contohnya

Tinctura Rhei Aquosa.

e. Tinctura Composita,adalah tingtur ynag didapatkan jika penarikan yang

dilakukan dengan cairan penarik selain etanol,hal ini harus dinyatakan pada

nama tincture tsb, misalnya pada campuran simplisia,contoh: Tinctura Chinae

Composita.

Page 14: 1.LARUTANac

DAFTAR PUSTAKA

Ansel.2011. Ansel’s pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery System. Wolter

Kluwer : Philladelpia

Farmakope Indonesia edisi ke III

Farmakope Indonesia edisi 4

iso