19726230 presentasi kasus rm

26
Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG LAKI-LAKI 76 TAHUN DENGAN HEMIPARESE SINISTRA, DISATRIA, PARESE N VII CENTRAL, PARESE N XII DAN BATUK PRODUKTIF Oleh : Kiki Dwi Qori Ayatulloh G 0004132 Pembimbing Dr. dr. Noer Rachma, Sp.RM KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN REHABILITASI MEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA 2009

Upload: anita-amanda-prayogi

Post on 13-Aug-2015

23 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

lalaalaaaaaaaaaaa

TRANSCRIPT

Page 1: 19726230 Presentasi Kasus RM

Presentasi Kasus

REHABILITASI MEDIK

SEORANG LAKI-LAKI 76 TAHUN DENGAN HEMIPARESE SINISTRA, DISATRIA, PARESE N VII CENTRAL, PARESE

N XII DAN BATUK PRODUKTIF

Oleh :

Kiki Dwi Qori Ayatulloh

G 0004132

Pembimbing

Dr. dr. Noer Rachma, Sp.RM

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN REHABILITASI MEDIKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RSUD DR MOEWARDISURAKARTA

2009

Page 2: 19726230 Presentasi Kasus RM

STATUS PENDERITA

I. ANAMNESIS

A. Identitas PasienNama :

Umur : 76 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Menuran 3/8 Baki, Surakarta

Status : Menikah

Tanggal Masuk :

Tanggal Periksa :

No RM :

B. Keluhan Utama :

Anggota gerak kiri terasa lemas dan sulit digerakan

C. Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan ini dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Saat itu pasien

terbangun pada tidur malamnya (sekitar jam 1 malam), pasien

merasakan lemas pada tangan dan kaki kirinya. Keluhan ini disertai

dengan bicara pelo, pasien masih bisa memahami pembicaraan orang

lain. Karena dirasa keluhan semakin memeberat maka pasien dibawa

ke RSDM. Pasien juga merasakan mual, tidak disertai muntah, batuk

berdahak, tidak ada demam, tidak ada keluhan nyeri kepala, tidak ada

keluhan tersedak saat makan maupun minum.

Sekitar 1 minggu yang lalu pasien mengeluh cengeng pada

lehernya, kemudian pasien dibawa berobat ke dokter umum, saat itu

tensinya 190, kemudian pasien diberi obat penurun tensi yang tidak

diketahui namanya oleh pasien, namun keluhan tidak berkurang.

D. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit serupa : disangkal

Riwayat hipertensi : (+) sejak 1 tahun yang lalu

Riwayat DM : disangkal

2

Page 3: 19726230 Presentasi Kasus RM

Riwayat kejang : disangkal

Riwayat sakit jantung : disangkal

Riwayat alergi makanan dan obat : disangkal

E. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat hipertensi : disangkal

Riwayat sakit jantung : disangkal

Riwayat DM : disangkal

F. Riwayat Kebiasaan dan gizi

Pederita makan 3 kali sehari dengan sepiring nasi dan lauk pauk

berupa tempe, tahu, sayur dan kadang daging. Penderita jarang makan

buah-buahan.

- Riwayat merokok : (+) sejak 50 tahun yang lalu, 4 batang

perhari

- Riwayat minum alkohol : disangkal

- Riwayat olah raga teratur: disangkal

G. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang bapak dengan seorang istri dan 2 orang anak

yang telah berkeluarga. Saat ini pasien sudah tidak bekerja lagi. Pasien

berobat dengan SKTM.

II. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 7 September 2009

A. Keadaan Umum

Keadaan umum tampak sedang, compos mentis, gizi kesan cukup

B. Tanda Vital

Tekanan darah : 180/100 mmHg

Nadi : 88 kali/mnt,isi cukup, irama teratur, simetris

Respirasi :22 kali/mnt, irama teratur, tipe thorakoabdominal

Suhu : 36,8 0C per aksiler

C. Kulit

Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venectasi (-),

spider nevi (-), striae (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-).

3

Page 4: 19726230 Presentasi Kasus RM

D. Kepala

Bentuk mesocephal, luka (-), rambut hitam, tidak mudah rontok, dan

sukar dicabut, turgor kulit dahi baik, atrofi otot (-).

E. Mata

Conjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), cekung (-/-), refleks cahaya

langsung dan tak langsung (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), oedem

palpebra (-/-), sekret (-/-).

F. Telinga

Bentuk normal, darah (-/-), sekret (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-)

G. Hidung

Bentuk normal, nafas cuping hidung (-), darah (-/-), sekret (-/-),

epistaksis (-)

H. Mulut

Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-) stomatitis (-), mukosa pucat

(-), gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (-), lidah tremor (-).

I. Tenggorokan

Tonsil hipertrofi (-), farng hiperemis (-)

J. Leher

Simetris, trakea ditengah, JVP tidak meningkat, limfonodi tidak

membesar, tiroid tidak membesar, pulsasi a. carotis tidak tampak, nyeri

tekan (-)

K. Thorak

Normochest, simetris, retraksi (-), spider nevi (-), venectasi (-),

pernafasan tipe thorakoabdominal.

L. Jantung

Inspeksi : ictus Cordis tidak tampak

Palpasi : ictus Cordis tidak kuat angkat

Perkusi : konfigurasi jantung kesan tidak melebar

Auskultasi : bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler, bising

(-)

M. Paru

4

Page 5: 19726230 Presentasi Kasus RM

Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri

Palpasi : fremitus raba kanan = kiri

Perkusi : sonor / sonor

Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)

N. Abdomen

Inspeksi : Dinding perut // dinding dada,spider nevi(-),venectasi (-)

Auskultasi : peristaltik (+) normal

Perkusi : tympani, pekak beralih (-)

Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)

O. Punggung

Vulnus ekskoriasi (-), kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), nyeri tekan (-)

P. Pinggang

Bulging (-), ballotement (-), nyeri ketok kostovertebral (-)

Q. Ekstremitas

Oedem Akral Dingin

R. Range of Motion (ROM)

NECK ROM Aktif ROM Pasif Flexi 0-300 0-300

Ekstensi 0-200 0-200

Lateral bending ka/ki 0-500 0-500

Rotasi ka/ki 0-600 0-600

Ekstremitas Superior

ROM AKTIF ROM pasif

Dextra Sinistra Dextra SinistraShoulder Fleksi 0-60 0 0-60 0-70

Ekstensi 0-20 0 0-20 0-30Abduksi 0-50 0 0-50 0-60Adduksi 0-75 0 0-75 0-90External Rotasi 0-60 0 0-60 0-90

- -- -- -- -

5

Page 6: 19726230 Presentasi Kasus RM

Internal Rotasi 0-60 0 0-60 0-90Elbow Fleksi 0-90 0 0-90 0-90

Ekstensi 0 0 0 0Pronasi 0-90 0 0-90 0-90Supinasi 0-90 0 0-90 0-90

Wrist Fleksi 0-90 0 0-90 0-90Ekstensi 0-70 0 0-70 0-80Ulnar deviasi 0-30 0 0-30 0-40Radius deviasi 0-20 0 0-20 0-30

Finger MCP I fleksi 0-50 0 0-50 0-50MCP II-IV fleksi

0-90 0 0-90 0-90

DIP II-V fleksi 0-90 0 0-90 0-90PIP II-V fleksi 0-60 0 0-60 0-60MCP I ekstensi 0-30 0 0-30 0-30

S. Manual Muscle Testing (MMT)

Ekstremitas Superior Dextra SinistraShoulder Fleksor M Deltoideus anterior 4 0

EkstremitasInferior

ROM AKTIF ROM pasif

Dextra Sinistra Dextra SinistraHip Fleksi 0-70 0 0-70 0-70

Eksorotasi 0-60 0 0-60 0-80Endorotasi 0-50 0 0-50 0-60

Knee Fleksi 0-90 0 0-90 0-90Ekstensi 0 0 0 0

Ankle Dorsofleksi 0-20 0 0-20 0-20Plantarfleksi 0-30 0 0-30 0-30

6

Page 7: 19726230 Presentasi Kasus RM

M Biseps 4 0Ekstensor M Deltoideus anterior 4 0

M Teres mayor 4 0Abduktor M Deltoideus 4 0

M Biceps 4 0Adduktor M Lattissimus dorsi 4 0

M Pectoralis mayor 4 0Internal Rotasi

M Lattissimus dorsi 4 0

M Pectoralis mayor 4 0Eksternal Rotasi

M Teres mayor 4 0

M Infra supinatus 4 0Elbow Fleksor M Biceps 4 0

M Brachialis 4 0Ekstensor M Triceps 4 0Supinator M Supinator 4 0Pronator M Pronator teres 4 0

Wrist Fleksor M Fleksor carpi radialis

4 0

Ekstensor M Ekstensor digitorum

4 0

Abduktor M Ekstensor carpi radialis

4 0

Adduktor M ekstensor carpi ulnaris

4 0

Finger Fleksor M Fleksor digitorum 4 0Ekstensor M Ekstensor

digitorum4 0

Ekstremitas inferior Dextra SinistraHip Fleksor M Psoas mayor 4 0

Ekstensor M Gluteus maksimus 4 0Abduktor M Gluteus medius 4 0Adduktor M Adduktor longus 4 0

Knee Fleksor Harmstring muscle 4 0Ekstensor Quadriceps femoris 4 0

Ankle Fleksor M Tibialis 4 0Ekstensor M Soleus 4 0

INDEX BARTHEL

AKTIVITAS SKOR URAIAN TANGGAL

7

Page 8: 19726230 Presentasi Kasus RM

7/9/09Berak 2

1

0

Mampu mengendalikan

Kadang tidak mampu

Tidak mampu

2

Kencing 2

1

0

Mampu mengendalikan

Kadang tidak mampu

Tidak mampu

2

Merawat diri 1

0

Mandiri

Tidak mampu

0

Ke kamar

kecil

2

1

0

Mandiri

Kadang perlu bantuan

Tidak mampu

0

Makan 2

1

0

Mandiri

Kadang perlu bantuan

Tidak mampu

0

Pindah

tempat

3

2

1

0

Mandiri

Perlu sedikit bantuan/pengawasan

Perlu bantuan, mampu duduk

Perlu bantuan tidak mampu duduk

0

Mobilitas 3

2

1

0

Mandiri (dengan/tanpa bantuan alat)

Barjalan dengan bantuan/pengawasan

Mampu bergerak dengan kursi roda

Tidak mampu

0

Berpakaian 2

1

0

Mandiri

Mampu melakukan sebagian

Tidak mampu

0

Naik/turun

tangga

2

1

0

Mandiri

Dengan bantuan/pengawasan

Tidak mampu

0

Mandi 1

0

Mandiri

Tidak mampu

0

Jumlah 4

Keterangan :

Skor 0-4 : cacat sangat berat

8

Page 9: 19726230 Presentasi Kasus RM

Skor 5-9 : cacat berat

Skor 10-14 : cacat sedang

Skor 15-19 : cacat ringan

Skor 20 : mandiri dalam melakukan ADL

T. Status Ambulasi

dependent

U. Status Neurologis

Kesadaran : GCS E4 V5 M6

Fungsi luhur : disatria

Pemeriksaan nn. craniales : parese n VII central , parese n XII central

Fungsi vegetatif : terpasang iv line, NGT

Fungsi sensorik : kesan dalam batas normal

Fungsi motorik :

Atas Tengah

Bawah

Ka/Ki Ka/Ki

Ka/Ki

a. Lengan

- Kekuatan 4/0 4/0 4/0

- Tonus N/ N/ N/

- Reflek fisiologis

Biseps +2/+1

Triseps +2/+1

- Reflek Patologis

Hoffman -/+

Trommer -/+

b. Tungkai

- Kekuatan 4/0 4/0 4/0

- Tonus N/ N/ N/

9

Page 10: 19726230 Presentasi Kasus RM

- Klonus

Lutut -/-

Kaki -/-

- Reflek fisiologis

Patella +2/+1

Achilles +2/+1

- Reflek Patologis

Babinsky -/+

Chaddock -/-

Oppenheim -/-

Schaeffer -/-

Gordon -/-

Nervi kranialis

Paralisis N VII dan N XII sentral (S)

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Pemeriksaan Laboratorium 3/9/2009

Hb : 12,9 gr/dl Golongan darah : AB

Hct : 37 % Glukosa sewaktu : 100 gr/dl

AE : 4,08 x 106µL albumin : 3,8 gr/dl

AL : 9,5 x 103µL globulin : 2,5 gr/dl

AT : 152 x 103 µL SGOT : 25 u/L

Kolesterol total : 135 mg/dL SGPT : 16 u/L

HDL : 52 mg/dL HbsAg : non reaktif

LDL: 70 mg/dL

- Foto thorax

Cor : CTR > 50%

Pulmo : corakan vesikuler normal

10

Page 11: 19726230 Presentasi Kasus RM

Sudut costoprenicus kanan dan kiri lancip

Kesan : foto thorax dalam batas normal

IV. ASSESSMENT

K: hemiparese sinistra, disartria, parese N VII dan N XII central, batuk

produktif

T: kapsula interna

E: suspect CVA Infark

IV. DAFTAR MASALAH

1. Problem Medis

− Hemiparese sinistra

− Disatria

− Parese NVII dan N XII central (S)

− Batuk produktif

2. Problem Rehabilitasi Medik

− Fisioterapi : kelemahan pada ekstremitas

atas dan bawah (S)

− Terapi Wicara : disartria, kelemahan otot

penggerak lidah

− Terapi Okupasi : gangguan dalam

melaksanakan aktifitas sehari-

hari

− Sosiomedik : memerlukan bantuan

untuk melaksanakan

aktivitas sehari-hari

− Ortesa-protesa : memerlukan alat bantu

untuk mobilitas pasien setelah fase akut

11

Page 12: 19726230 Presentasi Kasus RM

terlampaui

− Psikologis : stres akibat penyakit

yang dideritanya

VI. PENATALAKSANAAN

A. Terapi Medikamentosa

- O2 3 L/mnt

- inf RL 20 tpm

- inj citicolin 250 mg/8j

- inj vit B1 1amp/24j

- inj ranitidin 1amp/12j

- ambroxol 3 x cth1

B. Terapi Rehabilitasi Medik

- Edukasi pasien dan keluarganya tentang penyakit pasien

- Fisioterapi :

• Positioning dan turning

• ROM exercise aktif dan pasif

• Strengthening exercise otot

yang lemah

- Terapi okupasi :

latihan dalam melakukan kegiatan sehari-hari

- Terapi wicara :

latihan terapi wicara dan terapi bahasa

- Sosiomedik :

motivasi dan konseling keluarga pasien untuk selalu berusaha

menjalankan home program maupun program di RS.

- Orthesa protesa: diberikan alat bantu jalan (Wheel Chair)

Psikologi : memberikan motivasi kepada pasien agar selalu

melaksanakan program rehabilitasi

- Lain-lain : terapi rekreasi

12

Page 13: 19726230 Presentasi Kasus RM

VII. IMPAIRMENT, DISABILITY DAN HANDICAP

Impairment : hemiparese sinistra, parese N VII dan N XII central

sinistra, disatria

Disability : penurunan fungsi tungkai dan lengan kiri, keterbatasan

melakukan komunikasi

Handicap : keterbatasan melakukan aktivitas sehari-hari,

keterbatasn melakukan sosialisasi

a. PLANNING

Planning diagnostik : pemeriksaan CT Scan

Planning terapi: penatalaksanaan bagian neurologi

Planning monitoring : evaluasi hasil medika mentosa dan rehabilitasi

medik

VIII. TUJUAN

− Mencegah agar pasien tidak jatuh ke dalam keadaan yang lebih buruk

− Meminimalkan impairment, disability dan handicap yang dialami

− Membantu penderita sehingga mampu mandiri dalam menjalankan

aktifitas sehari-hari

− Edukasi perihal home exercise

a. PROGNOSIS

Ad vitam : dubia

Ad sanam : dubia

Ad fungsionam : dubia

TINJAUAN PUSTAKA

13

Page 14: 19726230 Presentasi Kasus RM

STROKE

A. PENDAHULUAN

Stroke merupakan salah satu bentuk penyakit serebrovaskuler yang

berpengaruh pada suplai aliran darah ke otak dimana dapat menyebabkan

gangguan fungsi otak yang dapat bersifat permanen, baik berupa sumbatan

maupun pecahnya pembuluh darah otak. Stroke merupakan kondisi

emergency yang dapat menyebabkan kematian atau dapat menimbulkan defisit

neurologis yang bersifat permanen.

Di dunia stroke merupakan penyebab kematian nomor dua setelah

serangan jantung. 95% kasus stroke terjadi pada usia diatas 45 tahun dan dua

per tiga kasus tersebut terjadi pada usia diatas 65 tahun. Perbandingan antara

pria dan wanita yaitu 5 : 4, serta 60% kematian terjadi pada wanita. Kejadian

stroke iskemik lebih banyak dari pada stroke hemoragik, yaitu sebesar 80%.

Dalam menjalankan fungsinya otak kita ditunjang oleh tiga komponen

penting yakni pembuluh darah, oksigen dan glukosa, jika terjadi gangguan

dari salah satu komponen tersebut, dimana dalam hal stroke ini adalah terdapat

gangguan dari pembuluh darah, maka ada bagian dari otak yang mengalami

gangguan fungsi. Jika gangguan ini bersifat serius dan berlangsung cukup

lama maka dapat menyebabkan kematian sel-sel otak yang diikuti kerusakan

permanen dari bagian otak yang terkena tersebut. Karena berbagai fungsi

gerak dan berbagai macam fungsi tubuh lainnya diatur oleh sel-sel otak maka

fungsi-fungsi tersebut juga akan mengalami gangguan atau kerusakan

tergantung dari bagian sel otak mana yang terkena.

Dahulu penyakit stroke hanya menyerang kaum lanjut usia (lansia).

Seiring dengan berjalannya waktu, kini ada kecenderungan bahwa stroke

mengancam usia produktif bahkan di bawah usia 45 tahun. Penelitian

epidemiologi di Amerika Serikat mengatakan bahwa setiap tahunnya terdapat

500.000 orang yang terkena serangan stroke, tiga diantaranya meninggal

14

Page 15: 19726230 Presentasi Kasus RM

beberapa bulan setelah serangan, sebanyak 10% kembali dapat beraktivitas

seperti biasanya, 50% dapat beraktivitas cukup dengan alat bantu minimal

sedangkan 40% lainnya sangat bergantung pada alat bantu untuk menjalankan

aktivitas sehari-hari. Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), terdapat

kecenderungan meningkatnya jumlah penyandang stroke di Indonesia dalam

dasawarsa terakhir. Kecenderungannya menyerang generasi muda yang masih

produktif. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas

serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga.

B. DEFINISI

Menurut WHO (1970), stroke adalah gangguan fungsi otak yang

mengakibatkan defisit neurologik fokal (atau global), timbul mendadak (akut),

berlangsung selama lebih dari 24 jam (atau terkadang berakhir dengan

kematian sebelum 24 jam), yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah

otak.

C. FAKTOR RESIKO

Berbagai macam faktor resiko dilaporkan pada patogenesis terjadinya

stroke namun faktor usia, hipertensi, merokok, dan diabetes dikatakan sebagai

faktor resiko yang mendahului pada semua jenis stroke. Penyakit jantung juga

banyak didapatkan dalam kaitan dengan stroke iskemik. Faktor resiko

terjadinya stroke dapat dibagi dalam :

1. Faktor resiko yang tak dapat diubah

("nonmodifiable")

• Usia

Insiden stroke akan meningkat secara eksponensial menjadi dua hinggá

tiga kali lipat setiap dekade diatas usia 50 tahun dan ada data yang

menyebutkan 1 dari 3 orang yang berusia diatas 60 tahun akan tenderita

salah satu jenis stroke.

• Jenis kelamin

15

Page 16: 19726230 Presentasi Kasus RM

Ternyata pria lebih berisiko kena serangan stroke, demikian hasil

penelitian. Tetapi lebih banyak wanita yang meninggal karena stroke.

Serangan stroke pada pria umumnya terjadi pada usia lebih muda

dibanding wanita, sehingga tingkat kelangsungan hidup juga lebih

tinggi. Wanita, meski jarang kena stroke, namun serangan itu datang

pada usia lebih tua, sehingga kemungkinan meninggal lebih besar. Selain

itu, gejala pada wanita sangat berbeda dengan gejala umum, sehingga

terabaikan.

• Genetik

Riwayat stroke pada orang tua (baik ayah maupun ibu) akan

meningkatkan resiko stroke. Peningkatan resiko stroke ini dapat

diperantarai oleh beberapa mekanisme, yaitu:

o penurunan genetis faktor

resiko stroke,

o penurunan kepekaan terhadap

faktor resiko stroke,

o pengaruh keluarga pada pola

hidup dan paparan

lingkungan,

o interaksi antara faktor genetik

dan lingkungan.

• Ras

Di Amerika Serikat, berbagai laporan epidemiologi menunjukkan adanya

perbedaan yang berarti dalam hal insidensi untuk semua jenis stroke dan

infark serebri lebih besar pada kelompok berkulit hitam. Lebih banyak

dijumpai faktor resiko seperti hipertensi dan diabetes pada kelompok

berkulit hitam.

2. Faktor resiko yang dapat diubah ("modifiable")

• Hipertensi

16

Page 17: 19726230 Presentasi Kasus RM

Kurang lebih 70% penderita stroke adalah pengidap hipertensi. Pada

penderita hipertensi, resiko relatif untuk menderita stroke adalah sebesar

1,5 hingga 2 kali. Hipertensi memegang peranan penting dalam

patogenesis terjadinya baik perdarahan otak, infark otak, serta

mikroangiopati intrakranial namun kurang berpengaruh pada

mikroangiopati ekstrakranial. Dampak hipertensi terhadap penyakit

pembuluh darah kecil otak akan menyebabkan iskemik otak (91%) atau

hematoma otak (72%).

• Penyakit jantung

Dalam penelitian Framingham pada follow up selama 30 tahun

dilaporkan dari 600 kasus stroke dari TIA 60% penderita mempunyai

tekanan darah tinggi, 32,7% terdapat PJK sebelumnya, 14,6% dengan

gagal jantung kongestif, 14,5% dengan atrial fibrilasi dan hanya 13,6%

tidak menunjukkan kelainan diatas.

• Diabetes mellitus

Diabetes Mellitus akan memacu terjadinya atherosklerosis dan

meningkatkan prevalensi faktor-faktor resiko atherogenic seperti

obesitas, hipertensi, dan dislipidemia. Diabetes Mellitus ( DM ) memberi

resiko relatif bagi terjadinya stroke sebesar 1,5 sampai 3 kali. DM adalah

faktor resiko bagi stroke iskemik pada pembuluh darah besar; pada

pembuluh darah kecil belum pasti. Diabetes Mellitus mengganggu secara

menahun autoregulasi otak sehingga penderita diabetes sangat peka

terhadap tekanan perfusi dan juga terhadap timbulnya stroke progresif.

Menurut WHO, DM yang terkendali tidak mengurangi insidensi strok,

akan tetapi hiperglikemia yang terkontrol dapat mengurangi kerusakan

neuron otak pada fase akut stroke

• Merokok

Dasar patofisiologinya adalah rokok menaikkan kadar fibrinogen darah,

hematokrit dan menambah agregasi trombosit dan viskositas darah.

Secara keseluruhan resiko relatif stroke pada perokok adalah 1,5 hingga

17

Page 18: 19726230 Presentasi Kasus RM

4 kali dibandingkan dengan bukan perokok.

• Dislipidemia

Kelainan lipid serum berupa peninggian kolesterol total, Low Density

Lipoprotein (LDL), Trigliserida, dan penurunan High Density Lipoprotein

(HDL) dianggap sebagai faktor risiko aterosklerosis.

• TIA

TIA dan riwayat stroke adalah faktor resiko yang penting bagi stroke,

makin sering terjadi TIA, makin tinggi resiko untuk stroke; adanya

riwayat stroke lebih besar resikonya dari pada TIA sendiri untuk

terjadinya stroke berikutnya.

• Alkohol

Terdapat bukti-bukti (14 studi dari tahun 1989-1997) bahwa alkohol

adalah faktor resiko stroke. Peminum alkohol berat adalah penyandang

faktor resiko yang independen bagi semua jenis stroke (Medika

Nusantara, 2004). Alkohol berlebihan menambah agregasi trombosit,

mengaktivasi kaskade koagulasi, hematokrit dan viskositas darah

meningkat, hipertensi, serta penurunan aliran darah ke otak.

• Riwayat migrain

Beberapa penelitian epidemiologi terdahulu menunjukkan peningatan

resiko stroke pada penderita migren. Mekanisme yang mendasari

kejadian stroke pada penderita migren adalah kondisi hiperkoagubilitas

dan pengurangan aliran darah serebral pada saat fase aura.

• Kontrasepsi oral

Peningkatan resiko stroke akibat penggunaan kontrasepsi oral terutama

teramati pada preparat yang mengandung estradiol tinggi (= 50 µg).

Hasil berbagai penelitian terdahulu tentang hubungan antara pemakaian

kontrasepsi oral dan stroke masih sangat kontroversial. Analisis

stratifikasi menunjukkan bahwa peningkatan resiko stroke pada pemakai

kontrasepsi oral terutama teramati pada wanita > 35 tahun, perokok

sigaret, hipertensi, diabetes, penderita migren, dan wanita dengan

18

Page 19: 19726230 Presentasi Kasus RM

riwayat penyakit thromboembolik.

• Penyalahgunaan obat

Penyalahgunaan obat merupakan masalah kesehatan yang besar di dunia.

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penyalahgunaan obat,

termasuk kokain, amfetamin, dan heroin berhubungan dengan

peningkatan risiko stroke. Berbagai obat tersebut dapat mengganggu

aliran darah, menginduksi vaskulitis, menyebabkan embolisasi,

endokarditis infektif, mengganggu agregasi platelet, dan meningkatkan

viskositas darah.

• Malformasi arteriavenosa

AVM adalah kumpulan arteria dan vena abnormal yang saling

berhubungan tanpa adanya bed kapiler dan sering mengandung

parenkhim neuronal didalamnya. Pembuluhnya secara patologi sangat

abnormal, mungkin menebal, mengalami hialinisasi atau mengandung

kalsium. Aliran darah melalui kelainan ini sangat kuat hingga

mengalihkan darah dari otak sekitarnya dengan akibat defisit

neurologis.

• Diskrasia darah

• Stres

Stres bisa menyebabkan peningkatan kadar hormon epinefrin yang

mengakibatkan naiknya tekanan darah dan denyut jantung sehingga

mempermudah kerusakan pada dinding pembuluh darah.

D. KLASIFIKASI

Stroke dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu : stroke hemoragik

(perdarahan) dan stroke iskemik (iskemik).

Stroke iskemik secara pathogenesis dapat dibagi menjadi :

1. Stroke trombotik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena

19

Page 20: 19726230 Presentasi Kasus RM

thrombosis di arteri karotis interna secara langsung masuk ke arteria

serebri media.

2. Stroke embolik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena emboli

yang pada umumnya berasal dari jantung.

Di klinik, stroke iskhemik lazim dibagi menjadi :

1. TIA (Transient Ischemic Attact), semua gejala neurologis sembuh dalam

24 jam.

2. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Defisit), lama defisit neurologis

lokal lebih dari 24 jam tetapi sembuh sempurna dalam waktu 1-2 minggu.

3. PRIND (Prolonged Reversible Ischemic Neurologic Defisit), lama defisit

neurologis local lebih dari 24 jam tetapi sembuh sempurna dalam waktu

kurang dari 2 minggu.

4. Progressive Stroke, gejala neurologis bertambah lama bertambah berat

5. Completed Stroke, gejala neurologis dari permulaan sudah amksimal

(stabil).

Sedangkan stroke hemoragik, dibagi menjadi :

1. Perdarahan intraserebral, yaitu perdarahan di dalam jaringan otak.

2. Perdarahan subaraknoidal, yaitu perdarahan di ruangan subaraknoid, yang

disebabkan oleh karena pecahnya suatu aneurisma atau arterio-venous

malformation (AVM).

20

Page 21: 19726230 Presentasi Kasus RM

E. GAMBARAN KLINIK DAN DIAGNOSIS STROKE

Menurut prof B Chandra dad perbedaan klinis antara stroke Iskemik dan

Perdarahan yang tercantum dalam tabel berikut:

KLINIS STROKE ISKEMIK STROKE HEMORAGIK

Permulaan serangan Sub akut Akut

Waktu serangan Bangun pagi aktivitas

Tanda peringatan ++ --

Nyeri kepala +/- ++

Muntah -- ++

Kejang -- ++

Kesadaran menurun + ++

Bradikardi Hari ke 4 Sejak awal serangan

Papiledema -- +

Rangsangan meningeal -- ++

21

Page 22: 19726230 Presentasi Kasus RM

Ptosis -- ++

lokasi Kortikal/subkortikal Subkortikal

Pada kondisi tertentu, tidak bisa dibedakan antara stroke iskemik atau

hemoragik hanya berdasar gambaran klinisnya saja. Pada kondisi tersebut,

dibutuhkan pemeriksaan penunjang CT scan atau MRI yang nantinya dapat

ditemukan lesi iskemeik atau hemoragik beserta letakny, sehingga kedua

pemeriksaan tersebut merupakan Gold Standart untuk stroke. Namun bila

tidak ada peralatan tersebut, bisa digunakan Siriraj Skorring dengan rumus:

(2,5 x DK) + (2 X MT) + (2 X NK) + (0,1 X TD) – (3 X TA) – 12

Keterangan:

DK : derajat kesadaran, 0=sadar

1=mengantuk

2=semi koma/koma

MT : muntah, 0=tidak muntah

1=muntah

NK : nyeri kepala, 0=tidak nyeri

1=nyeri

TD : tekanan darah diastolik

TA : tanda aterom, seperti DM, angina, penyakit pembuluh darah perifer.

0=tidak ada

1=ada

Bila skor total > 1 maka stroke perdarahan

22

Page 23: 19726230 Presentasi Kasus RM

Skor total < -1 maka stroke iskemik

F. PENATALAKSANAAN STROKE ISKEMIK

1. medikamentosa

obat yang memperbaiki perfusi ke daerah penumbra, yaitu

golongan trombolitik (streptokinase, urokinase, aktivator

plasminogen)

obat yang melindungi daerah penumbra agar tidak mengalami

kematian sel, yaitu golongan neuroprotektan (citikolin, piracetam,

nimodipin)

2. rehabilitasi medik

Rehabilitasi pasien stroke dimulai sesegera mungkin sesuai kondisi pasien.

Hal ini bertujuan untuk membantu memaksimalkan kualitas hidup pasien

pasca serangan stroke, baik dalam aktifitas sehari-hari (ADL), adaptasi

dengan lingkunganya, mencegah komplikasi, serta edukasi kapada

keluarga pasien agar memberikan dukungan bagi perbaikan kondisi pasien.

Penggunaan indeks Barthel (terlampir pada halaman 8) untuk mengetahui

seberapa mampu pasien mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Okupasi terapi, terfokus pada latihan dalam ADL, termasuk makan,

minum, mandi, menulis, dll.

Fisio terapi, terfokus pada latihan perpindahan, mobilisasi, dan

kegiatan-kegiatan gross motor lainya.

Terapi wicara, untuk pasien yang mengalami gangguan dalam

berbicara dan menelan.

Petugas sosiomedik, memotivasi dan melakukan konseling keluarga

pasien untuk selalu menjalankan home program atau pun program di

RS.

23

Page 24: 19726230 Presentasi Kasus RM

Ortesa protesa, pemakaian kursi roda, walkers, dll.

Psikoterapi, untuk memberikan dukungan pada kondisi psikis pasien,

karena pada pasien stroke biasanya terdapat kondisi psikis yang tidak

stabil, depresi, dll.

Berikut ini merupakan pedoman dasar rehabilitasi pasien pasca stroke:

Hari 1-3 (di sisi tempat tidur) • Kurangi penekanan pada daerah yang

sering tertekan (sakrum, tumit)

• Modifikasi diet, bed side, positioning

• Mulai PROM dan AROM

Hari 3-5 o Evaluasi ambulasi

o Beri sling bila terjadi

subluksasi bahu

Hari 7-10 • Aktifitas berpindah

• Latihan ADL:

perawatan pagi hari

• Komunikasi,

menelan

2-3 minggu o Team/family

planing

o Therapeuthic

home

evaluation

3-6 minggu • Home

24

Page 25: 19726230 Presentasi Kasus RM

progr

am

Independent ADL, tranfer, mobility

10-12 minggu o F

Review functional abilities

G. KOMPLIKASI

Pasien yang menderita stroke beresiko terjadinya komplikasi-komplikasi

yang muncul akibat imobilisasi, seperti deep vein thrombosis, ulkus dekubitus,

inkontinensia uri et alvi, kejang, dll. Bahkan pasien tersebut juga mempunyai

resiko terjadi serangan stroke berulang yang memperburuk prognosis pasien

tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anthoni, R & Charles, W . 2002. Aetiology and pathology of stroke. www.pharmj.com/pdf/hp/200202/hp_200202_stroke1.pdf

Brass, L. M, 2004. Stroke.www.med.yale.edu/library/heartbk/18.pdf

Chandra, B.1994. Neurologi Klinik. Surabaya : Airlangga university press.

Garrison, Susan J. 1996. Dasar-Dasar Terapi Dan Rehabilitasi Fisik : Stroke. Jakarta : Hipokrates.

Global Team. 2009. Stroke Mengancam Usia Produktif. www.century-indonesia.com/berita1.php.

Islam, M. S.1998. Stroke diagnosis dan penatalaksanaannya. Lab/SMF Ilmu

25

Page 26: 19726230 Presentasi Kasus RM

Penyakit Saraf FK Universitas Airlangga/ RSUD DR Soetomo.

Kirshner, H. 2003. Oppurtunities And Guidelines For Aggressive Prevention Of Secondary Stroke. www.princetoncme.com/public/2006-174/report2.php

Medika Nusantara, 2004. Faktor Resiko Stroke Pada Beberapa Rumah Sakit Di Makassar. Jurnal Medika Nusantara Vol 25 No 1

Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2007. Guidelines Stroke. Jakarta : Perdossi.

Price, S.A, Wilson, L.M. 1995. Patofisiologi. Jakarta : EGC.

Rahmawan, 2008. Tentang Stroke. www.pharos.co.id/cfu/indeks.php?option=iom_content&view=section&aid18&item.

Susilo H, 1997. Stroke : Pendekatan Segi Epidemiologi dan Faktor Resiko. SMF Ilmu Penyakit Saraf FK Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.

University Of Maryland Medical Center. 2009. Stroke Prevention. www.umm.edu/patiented/articles/how_strokes_treatment

Widjaja, D, 1995. Stroke-Masa Kini dan Masa Yang Akan Datang. Cermin Dunia Kedokteran.No.102.www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13Stroke102.pdf/13Stroke102.html.

Wikipedia. 2009. Stroke. http://en.wikipedia.org/wiki/Stroke.

26