19 mahasiswa
DESCRIPTION
mvhvjTRANSCRIPT
SILABUS BLOK 19
CLINICAL COMPREHENSIVE I
Pedoman umum untuk Dosen
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2013
Disusun oleh:
dr. Andra Novitasari
dr. Rochman Basuki
dr. Ekasakti Octohariyanto
Penanggung jawab :
dr. Hema Dewi A
DISIPLIN ILMU DAN NARASUMBER
NAMA NARASUMBER KODE DISIPLIN ILMUNO
TELP/HP
dr. Zulfachmi, Sp.PD, FINASIM
dr. Setyoko, Sp.PD
Ilmu Penyakit
Dalam
dr. Djoko Sugiarto,Sp.A
dr. Galuh Ramaningrum, Sp.A
dr. Agus Saptanto, Sp.A
Ilmu Kesehatan
Anak
dr. Bondan Prasetyo, SpB,
MsiMedIlmu Bedah
dr. Siti Istiqomah, Sp.SIlmu Penyakit
Saraf
dr. Rihadini, Sp.KJIlmu Kesehatan
Jiwa
Narasumber Gizi Ilmu Gizi
dr. Latiyani Djamil, Sp.PK (K) Patologi Klinik
2
DAFTAR ISI
PENYUSUN, PENANGGUNG JAWAB DAN NARASUMBER……………… 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………. 3
A. Deskripsi Blok…………………………………………………………………………….. 4
B. Kompetensi yang Diharapkan……………………………………………………… 4
C. Topik, Materi dan Strategi Pembelajaran………………………………………. 8
D. Daftar ketrampilan klinik………………………………………….………………….. 13
E. Skenario………………………………………………………………………………………. 23
F. Disiplin Ilmu yang Terlibat dan Bobot Satuan Kredit Semester………. 32
G. Kepustakaan………………………………………………………………………………… 33
3
A. DESKRIPSI BLOK
Blok ini merupakan penerapan terhadap ketrampilan klinik yang
merupakan salah satu ilmu dasar untuk mewujudkan tujuan Fakultas
Kedokteran UNIMUS yaitu menciptakan dokter yang mampu
melakukan pelayanan kesehatan primer. Setelah mempelajari blok 19
ini diharapkan mahasiswa mampu menerapkan teknik ketrampilan
klinik yang sudah dipelajari pada kasus-kasus penyakit dalam, anak,
penyakit saraf, dan jiwa sebagai dasar dan bekal pada kepaniteraan
klinik (co-ass). Strategi pembelajaran yang dilakukan lebih banyak
pada praktikum ketrampilan yang akan dibimbing oleh trainer dan
sebelumnya diberikan pembekalan oleh pakar dan akan dievaluasi
dengan menggunakan metode OSCE (Objective Structure Clinical
Examination)
B. KOMPETENSI BLOK
Mahasiswa diharapkan setelah melalui proses pembelajaran,
mahasiswa memiliki kemampuan seperti tercantum tabel berikut di
bawah ini. Detail dari setiap kompetensi dijabarkan lebih lanjut
Rencana Kegiatan Proses Pembelajaran.
Tabel 1. Area dan kompetensi inti
Area Kompetensi
1. Area Kompetensi 1: Profesionalitas yang Luhur
1.1. Agama sebagai nilai moral yang menentukan sikap dan perilaku manusia
1.2. Professionalisme dokter (sebagai bentuk kontrak sosial, pengenalan terhadap
karakter profesional, kerja sama tim, hubungan interprofesional –dokter dengan
tenaga kesehatan yang lain)
2. Area Kompetensi 2: Mawas Diri dan Pengembangan Diri
4
2.1. Prinsip pembelajaran orang dewasa (adult learning)
a. Belajar mandiri
b. Berpikir kritis
c. Umpan balik konstruktif
d. Refleksi diri
2.2. Dasar-dasar keterampilan belajar
a. Pengenalan gaya belajar (learning style)
b. Pencarian literatur (literature searching)
c. Penelusuran sumber belajar secara kritis
d. Mendengar aktif (active listening)
e. Membaca efektif (effective reading)
f. Konsentrasi dan memori (concentration & memory)
g. Manajemen waktu (time management)
h. Membuat catatan kuliah (note taking)
i. Persiapan ujian (test preparation)
2.3. Problem based learning
2.4. Problem solving
3. Area Kompetensi 3: Komunikasi Efektif
3.1. Penggunaan bahasa yang baik, benar dan mudah dimengerti
3.2. Prinsip komunikasi dalam pelayanan kesehatan
a. Metode komunikasi oral dan tertulis yang efektif
b. Metode untuk memberikan situasi yang nyaman dan kondusif dalam
berkomunikasi efektif
c. Metode untuk mendorong pasien agar memberikan informasi dengan sukarela
d. Metode melakukan interview secara sistematis
e. Metode untuk mengidentifikasi tujuan pasien berkonsultasi
f. Melingkupi biopsikososiokultural spiritual
3.3. Berbagai elemen komunikasi efektif:
a. Komunikasi intrapersonal, interpersonal dan komunikasi masa
5
b. Gaya dalam berkomunikasi
c. Bahasa tubuh, kontak mata, cara berbicara, tempo dalam berbicara, tone suara,
kata-kata yang digunakan/ dihindari
d. Keterampilan untuk mendengarkan aktif
e. Tehnik fasilitasi pada situasi yang sulit (pasien marah, sedih, takut), kondisi
khusus
f. Tehnik negosiasi, persuasi, dan motivasi
3.4. Komunikasi lintas budaya dan keberagaman
Perilaku yang tidak merendahkan atau menyalahkan pasien: sabar, sensitif
terhadap budaya
3.6. Komunikasi dalam public speaking
4. Area Kompetensi 4: Pengelolaan Informasi
4.1. Teknik keterampilan dasar pengelolaan informasi
4.3. Keterampilan pemanfaatan evidence-based medicine (EBM)
4.4.Teknik pengisian rekam medis untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
5. Area Kompetensi 5: Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
5.1. Struktur dan fungsi
a. Struktur dan fungsi pada level molekuler, seluler, jaringan dan organ
b. Prinsip homeostasis
c. Koordinasi regulasi fungsi antar organ/ sistem:
Integumen
Skeletal
Kardiovaskuler
Respirasi
Gastrointestinal
Reproduksi
Tumbuh-kembang
Endokrin
Nefrogenitalia
Darah dan sistem imun
Saraf pusat-perifer & indra
6
5.2. Penyebab penyakit
a. Herediter
b. Biologis
c. Fisik
d. Kimia
e. Psikologis
f. Nutrisi
g. Degeneratif
5.3. Mekanisme penyakit
a. Aspek pencegahan
b. Injuri
c. Proses penyembuhan (tissue repair dan healing)
d. Infeksi
e. Inflamasi
f. Penyakit terkait respon imun
g. Neoplasia
h. Gangguan hemodinamik (thrombosis, shock)
i. Kelainan genetik
j. Penyakit terkait nutrisi, lingkungan dan gaya hidup
5.4. Prinsip-prinsip pencegahan penyakit
5.5. Prinsip-prinsip pendekatan kedokteran keluarga
6. Area Kompetensi 6: Keterampilan Klinis
6.1. Prinsip dan keterampilan anamnesis
6.2. Prinsip dan keterampilan pemeriksaan fisik
6.3. Prinsip pemeriksaan laboratorium dasar
6.4. Prinsip pemeriksaan penunjang lain
6.5. Prinsip keterampilan terapeutik (lihat daftar keterampilan klinik)
6.6. Prinsip kewaspadaan standar (standard precaution)
6.7. Kedaruratan klinik
7. Area Kompetensi 7: Pengelolaan Masalah Kesehatan
7.1. Prinsip dasar praktik kedokteran dan penatalaksanaan masalah kesehatan akut,
7
kronik, emergensi, dan gangguan perilaku pada berbagai tingkatan usia dan jenis
kelamin (Basic Medical Practice)
a. Pendokumentasian informasi medik dan non medik
b. Prinsip dasar berbagai pemeriksaan penunjang diagnostik (Laboratorium
sederhana, USG, EKG, radiodiagnostik, biopsi jaringan)
c. Clinical reasoning
d. Prinsip keselamatan pasien
e. Dasar-dasar penatalaksanaan penyakit (farmakologis dan non farmakologis)
f. Prognosis
g. Pengertian dan prinsip evidence based medicine
h. Rehabilitasi
i. Lima tingkat pencegahan penyakit
7.2. Faktor risiko masalah kesehatan
7.3. Epidemiologi
7.4. Faktor risiko penyakit
7.5. Prinsip keselamatan pasien (patient safety dan medication safety)
7.6. Prinsip interprofesionalisme dalam pendidikan kesehatan
C. Topik, Materi, dan Strategi Pembelajaran
C. 1 Topik dan Materi
Topik dan materi blok ini disusun berdasarkan ketrampilan klinik
beserta tingkat kemampuan yang harus dimiliki; yang banyak dijumpai
pada tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi sebagai
dokter di tingkat pelayanan primer. Selama pendidikan dokter, mahasiswa
perlu diajarkan berbagai ketrampilan klinik secara berulang-ulang dan
berjenjang. Sehingga diharapkan dengan semakin sering mendapatkan
ketrampilan klinik, maka mahasiswa akan memiliki kompetensi yang
cukup untuk melakukan pelayanan klinik.
Daftar ketrampilan klinik minimal yang harus dikuasai
mahasiswa, yang terkait blok ini, dihimpun dan disusun minimal
8
berdasarkan Standar kompetensi dokter di Indonesia tahun 2012 (oleh
Konsil Kedokteran Indonesia) demikian pula level kompetensi yang harus
dimiliki oleh mahasiswa.
C. 2 Strategi Pembelajaran
Sebelumnya perlu dipahami istilah-istilah sebagai berikut:
Tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa interaksi
antara peserta didik dengan pendidik
Tugas terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi.
Waktu penyelesaian tugas ditentukan oleh pendidik.
Tugas mandiri/belajar mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh
peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi. Waktu penyelesaian diatur sendiri oleh
peserta didik.
a. PEMBEKALAN
Pembekalan pada blok ini adalah untuk memberikan bekal
terhadap mahasiswa sebelum melaksanakan kegiatan praktikum
ketrampilan. Pembekalan diberikan oleh pakar yang terkait
dengan materi yang akan diajarkan di praktikum. Lama
pembekalan disesuaikan dengan level kompetensi materi ajar.
Semakin besar level kompetensinya dan/atau makin banyak
materi yang harus diberikan maka jam mengajar diberikan lebih
banyak.
9
Pembekalan dilakukan di ruang pembekalan (classical room).
Detail dari pelaksanaan pembekalan terdapat pada rencana
strategi proses pembelajaran dan satuan ajar pokok.
b. PRAKTIKUM LAB-SKILL
Dalam pelaksanaan praktikum mahasiswa dibagi dalam
rombel, dimana setiap rombel terdiri dari 8-10 orang. Praktikum
dibimbing oleh dokter sebagai instruktur pembimbing/ trainer.
Trainer telah dilatih ketrampilannya melalui training of trainer
(ToT). Pelaksanaan praktikum distimulasi oleh suatu kasus untuk
mendorong mahasiswa berpikir lebih komprehensif dalam
menghadapi kasus klinik sehari-hari.
Satu topik ketrampilan dilaksanakan sebanyak 2x pertemuan.
(1 pertemuan = 2 TM /2x50 menit)
Dalam pelaksanaannya dibagi lagi menjadi :
1. Pertemuan pertama :
a. Skill lab diawali dengan melakukan feedback and
reflection terhadap mahasiswa dengan cara memberi
kesempataan kepada salah seorang mahasiswa untuk
mencoba topic ketrampilan yang akan dipelajari.
Setelah itu memberi motivasi kepada mahasiswa
tentang pentingnya topic yang akan dipelajari.
b. Memberi koreksi, penjelasan dan mencontohkan
kembali tentang topic ketrampilan yang di ajarkan
c. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
mencoba ketrampilan yang diajarkan.
Setiap selesai pertemuan pertama mahasiswa
diberikan kesempatan untuk mengulangi latihannya
10
dalan kegiatan belajar mandiri dan diberikan kewajiban
untuk melakukan refleksi diri dengan cara menuliskan
kekurangan dan kelemahan masing-masing individu
dalam melakukan ketrampilan yang telah diajarkan,
ditulis di buku refleksi diri
2. Pertemuan kedua:
a. Kegiatan diawali dengan membacakan refleksi diri
masing-masing:
b. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
memperbaiki hasil refleksi dirinya masing-masing.
Ruangan dan sarana-prasarana yang lain diseting
sesuai topik simulasi. Secara detail akan diurai pedoman
Rencana Kegiatan Proses Pembelajaran Praktikum Lab-
skill.
c. PRAKTIKUM BIOMEDIK
Praktikum biomedik pada blok ini dilaksanakan dengan
tujuan sebagai pendalaman terhadap materi pembekalan yang
telah disampaikan. Dilaksanakan di laboratorium biomedik
dengan dibimbing oleh dosen pembimbing dan dibantu oleh
laboran.
Praktikum biomedik yang dilakukan untuk blok ini adalah :
1. Pemeriksaan darah rutin, Hematokrit dan hitung jumlah
Trombosit
2. Pemeriksaan urin rutin
3. Pewarnaan Gram dan interpretasinya
4. Pewarnaan Ziehl Nielsen dan interpretasinya
11
Tingkat kemampuan 1 (Knows) : Mengetahui dan menjelaskan
- Lulusan dokter mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk
aspek biomedik dan psikososial keterampilan tersebut sehingga dapat
menjelaskan kepada pasien/klien dan keluarganya, teman sejawat,
serta profesi lainnya tentang prinsip, indikasi, dan komplikasi yang
mungkin timbul. Keterampilan ini dapat dicapai mahasiswa melalui
perkuliahan, diskusi, penugasan, dan belajar mandiri, sedangkan
penilaiannya dapat menggunakan ujian tulis.
Tingkat kemampuan 2 (Knows How) : Pernah melihat atau
didemonstrasikan
- Lulusan dokter menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan ini
dengan penekanan pada clinical reasoningdan problem solvingserta
berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut
dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada
pasien/masyarakat.
- Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 2 dengan menggunakan
ujian tulis pilihan berganda atau penyelesaian kasus secara tertulis
dan/atau lisan (oral test).
Tingkat kemampuan 3 (Shows) : Pernah melakukan atau pernah
menerapkan di bawah supervisi
- Lulusan dokter menguasai pengetahuan teori keterampilan ini
termasuk latar belakang biomedik dan dampak psikososial
keterampilan tersebut, berkesempatan untuk melihat dan mengamati
keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan
langsung pada pasien/masyarakat, serta berlatih keterampilan tersebut
pada alat peraga dan/atau standardized patient.
- Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 3 dengan menggunakan
Objective Structured Clinical Examination(OSCE) atau Objective
Structured Assessment of Technical Skills (OSATS).
12
Tingkat kemampuan 4 (Does ) : Mampu melakukan secara mandiri
- Lulusan dokter dapat memperlihatkan keterampilannya tersebut
dengan menguasai seluruh teori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara
melakukan, komplikasi, dan pengendalian komplikasi. Selain pernah
melakukannya di bawah supervisi, pengujian keterampilan tingkat
kemampuan 4 dengan menggunakan Workbased Assessment misalnya
mini-CEX, portfolio, logbook, dsb.
4A. Keterampilan yang dicapai pada saat lulus dokter
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip
dan/atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)
Dengan demikian di dalam Daftar Keterampilan Klinis ini tingkat
kompetensi tertinggi adalah 4A.
DAFTAR KETRAMPILAN DAN LEVEL KOMPETENSI
NoNo KetrampilanKetrampilanLevelLevel
KompetensiKompetensi
PEMERIKSAAN FISIK
Fungsi Saraf Kranial
1 Pemeriksaan indra penciuman 4A
2 Inspeksi lebar celah palpebra 4A
3 Inspeksi pupil (ukuran dan bentuk) 4A
4 Reaksi pupil terhadap cahaya 4A
5 Reaksi pupil terhadap obyek dekat 4A
6 Penilaian gerakan bola mata 4A
7 Penilaian diplopia 4A
8 Penilaian nistagmus 4A
9 Refleks kornea 4A
10 Pemeriksaan funduskopi 4A
11 Penilaian kesimetrisan wajah 4A
13
12 Penilaian kekuatan otot temporal dan masseter 4A
13 Penilaian sensasi wajah 4A
14 Penilaian pergerakan wajah 4A
15 Penilaian indra pengecapan 4A
16Penilaian indra pendengaran (lateralisasi, konduksi udara dan
tulang)4A
17 Penilaian kemampuan menelan 4A
18 Inspeksi palatum 4A
19 Pemeriksaan refleks Gag 3
20 Penilaian otot sternomastoid dan trapezius 4A
21 Lidah, inspeksi saat istirahat 4A
22Lidah, inspeksi dan penilaian sistem motorik (misal dengan
dijulurkan keluar)4A
Sistem Motorik
23 Inspeksi: postur, habitus, gerakan involunter 4A
24 Penilaian tonus otot 4A
25 Penilaian kekuatan otot 4A
Koordinasi
26 Inspeksi cara berjalan (gait) 4A
27 Shallow knee bend 4A
28 Tes Romberg 4A
29 Tes Romberg dipertajam 4A
30 Tes telunjuk hidung 4A
31 Tes tumit lutut 4A
32 Tes untuk disdiadokinesis 4A
Sistem Sensorik
33 Penilaian sensasi nyeri 4A
14
34 Penilaian sensasi suhu 4A
35 Penilaian sensasi raba halus 4A
36 Penilaian rasa posisi 4A
37 Penilaian sensasi diskriminatif (mis. stereognosis) 4A
Fungsi Luhur
38 Penilaian tingkat kesadaran dengan skala koma Glasgow (GCS) 4A
39 Penilaian orientasi 4A
40Penilaian kemampuan berbicara dan berbahasa, termasuk
penilaian afasia4A
41 Penilaian daya ingat/ memori 4A
42 Penilaian konsentrasi 4A
Refleks Fisiologis, Patologis, dan Primitif
43 Refleks tendon (bisep, trisep, platela, pergelangan) 4A
44 Refleks abdominal 4A
45 Refleks kremaster 4A
46 Refleks anal 4A
47 Tanda Hoffmann-Tromner 4A
48 Respon plantar (grup Babinski) 4A
49 Snout reflex 4A
50Refleks menghisap / rooting, reflex menggenggam
palmar/grasp, reflex glabella palmomental4A
51 Refleks menggengam palmar / grasp reflex 4A
52 Refleks glabela 4A
53 Refleks palmomental 4A
Tulang Belakang
54 Inspeksi tulang belakang saat istirahat 4A
55 Inspeksi tulang belakang saat bergerak 4A
15
56 Perkusi tulang belakang 4A
57 Palpasi tulang belakang 4A
58 Mendeteksi nyeri diakibatkan tekanan vertikal 4A
59 Penilaian fleksi lumbal 4A
Pemeriksaan Fisik Lainnya
60 Deteksi kaku kuduk 4A
61 Penilaian fontanel 4A
62 Tanda Patrick dan kontra-Patrick 4A
63 Tanda Chvostek 4A
64 Tanda Lasegue 4A
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
65 Interpretasi X-Ray tengkorak 4A
66 Interpretasi X-Ray tulang belakang 4A
KETRAMPILAN TERAPEUTIK
-
PSIKIATRI
NoNo KetrampilanKetrampilanTingkatTingkat
KetrampilanKetrampilan
ANAMNESIS
1 Autoanamnesis dengan pasien 4A
2Alloanamnesis dengan anggota keluarga/orang lain
yang bermakna
4A
3 Memperoleh data mengenai keluhan/masalah utama 4A
4Menelusuri riwayat perjalanan penyakit
sekarang/dahulu
4A
5 Memperoleh data bermakna mengenai riwayat
perkembangan, pendidikan, pekerjaan, perkawinan,
4A
16
kehidupan keluarga
PEMERIKSAAN PSIKIATRI
6 Penilaian status mental 4A
7 Penilaian kesadaran 4A
8 Penilaian persepsi orientasi intelegensia secara klinis 4A
9 Penilaian orientasi 4A
10 Penilaian intelegensi secara klinis 4A
11 Penilaian bentuk dan isi pikir 4A
12 Penilaian mood dan afek 4A
13 Penilaian motorik 4A
14 Penilaian pengendalian impuls 4A
15 Penilaian kemampuan menilai realitas (judgement) 4A
16 Penilaian kemampuan tilikan (insight) 4A
17Penilaian kemampuan fungsional (general
assessment of functioning)
4A
DIAGNOSIS DAN IDENTIFIKASI MASALAH
18Menegakkan diagnosis kerja berdasarkan kriteria
diagnosis multiaksia
4A
19 Membuat diagnosis banding (diagnosis differensial) 4A
20 Identifikasi kedaruratan psikiatrik 4A
21 Identifikasi masalah di bidang fisik, psikologis, sosial 4A
22 Menentukan indikasi rujuk 4A
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
23 Melakukan Mini Mental State Examination 4A
24 Melakukan kunjungan rumah apabila diperlukan 4A
25Melakukan kerja sama konsultatif dengan teman
sejawat lainnya
4A
TERAPI
17
26Memberikan terapi psikofarmaka (obat-obat antipsiko-tik,
anticemas, antidepresan, antikolinergik, sedatif)
3
SISTEM KARDIOVASKULAR
NO KetrampilanTingkat
Kompetensi
Pemeriksaan Fisik
1 Inspeksi dada 4A
2 Palpasi denyut apeks jantung 4A
3 Palpasi arteri karotis 4A
4 Perkusi ukuran jantung 4A
5 Auskultasi jantung 4A
6 Pengukuran tekanan darah 4A
7 Pengukuran tekanan vena jugularis (JVP) 4A
8 Palpasi denyut arteri ekstremitas 4A
9 Penilaian denyut kapiler 4A
10 Penilaian pengisian ulang kapiler (capillary refill) 4A
11 Deteksi bruits 4A
Pemeriksaan Fisik Diagnostik
12 Tes (Brodie) Trendelenburg 4A
13 Tes Perthes 3
14 Test Homan (Homan’s sign) 3
15 Uji postur untuk insufisiensi arteri 3
16 Tes hiperemia reaktif untuk insufisiensi arteri 3
17 Test ankle-brachial index (ABI) 3
Pemeriksaan Diagnostik
18Elektrokardiografi (EKG): pemasangan dan inter-pretasi hasil
EKG sederhana (VES, AMI, VT, AF)4A
18
Resusitasi
19 Pijat jantung luar 4
20 Resusitasi cairan 4
SISTEM RESPIRASI
NoNo KetrampilanKetrampilanTingkatTingkat
KetrampilanKetrampilan
PEMERIKSAAN FISIK
1 Inspeksi leher 4A
2 Palpasi kelenjar ludah (submandibular, parotid) 4A
3 Palpasi nodus limfatikus brakialis 4A
4 Palpasi kelenjar tiroid 4A
5 Rhinoskopi posterior 3
6 Usap tenggorokan (throat swab) 4A
7 Penilaian respirasi 4A
8 Inspeksi dada 4A
9 Palpasi dada 4A
10 Perkusi dada 4A
11 Auskultasi dada 4A
Pemeriksaan Diagnostik
1 Persiapan, pemeriksaan sputum, dan interpretasinya
(Gram dan Ziehl Nielsen [BTA])
4A
2 Pengambilan cairan pleura (pleural tap) 3
3 Uji fungsi paru/spirometri dasar 4A
4 Interpretasi Rontgen/foto toraks 4A
Ketrampilan Terapeutik
1 Dekompresi jarum 4A
2 Pemasangan WSD 3
19
3 Ventilasi tekanan positif pada bayi baru lahir 3
4 Perawatan WSD 4A
5 Pungsi pleura 3
6 Terapi inhalasi/nebulisasi 4A
7 Terapi oksigen 4A
8 Edukasi berhenti merokok 4A
SISTEM HEMATO-IMUNOLOGI
NoNo KetrampilanKetrampilanTingkatTingkat
KetrampilanKetrampilan
1 Palpasi kelenjar limfe 4A
2 Persiapan dan pemeriksaan hitung jenis leukosit 4A
3 Pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit) 4A
4 Pemeriksaan profil pembekuan (bleeding time, clotting
time)
4A
5 Pemeriksaan Laju endap darah/kecepatan endap
darah (LED/KED)
4A
6 Permintaan pemeriksaan hematologi berdasarkan
indikasi
4A
7 Permintaan pemeriksaan imunologi berdasarkan
indikasi
4A
8 Skin testsebelum pemberiaan obat injeks 4A
9 Pemeriksaan golongan darah dan inkompatibilitas 4A
10 Anamnesis dan konseling anemia defisiensi besi,
thalasemia, dan HIV
4A
11 Penentuan indikasi dan jenis transfusi 4A
SISTEM ENDOKRIN, METABOLISME DAN NUTRISI
20
NoNo KetrampilanKetrampilanTingkatTingkat
KetrampilanKetrampilan
1 Penilaian status gizi (termasuk pemeriksaan
antropometri)
4A
2 Penilaian kelenjar tiroid: hipertiroid dan hipotiroid 4A
3 Pengaturan diet 4A
4 Penatalaksanaan diabetes melitus tanpa komplikasi 4A
5 Pemberian insulin pada diabetes melitus tanpa
komplikasi
4A
6 Pemeriksaan gula darah (dengan Point of Care Test
[POCT])
4A
7 Pemeriksaan glukosa urine (Benedict) 4A
8 Anamnesis dan konseling kasus gangguan
metabolisme dan endokrin
4A
Tabel matriks tingkat ketrampilan klinis, metode pembelajaran dan
metode penilaian untuk setiap tingkat kemampuan
21
Topik dan Materi
NO TOPIK DAN MATERIStrategi
PembelajaranNARASUMBER
Tatap
Muka
1 Sistem Saraf dan Perilaku/
Psikiatri :
a. Penegakan Diagnosis Saraf
(bagian Saraf dan
Pediatrik)
b. Penegakan Diagnosis
Psikiatri (bagian Psikiatri)
c. Ketrampilan Klinis
(bagian Saraf, Pediatrik
dan Psikiatri) meliputi
Anamnesis dan
Komunikasi, Pemeriksaan
Fisik, Pemeriksaan
Penunjang, Diagnosis
Banding serta Pengelolaan
dan Terapi.
Pembekalan
Diskusi
Praktikum
ketrampilan
Temu pakar
dr.Siti
Istiqomah,Sp S
dr.AgusSaptanto,S
p.A
dr. Rihadini, SpKJ
2x
1x
2x
2 Sistem Kardiovascular dan
Respirasi :
a. Penegakan Diagnosis
Sistem Kardiovascular dan
Respirasi (bagian Penyakit
Dalam, Bedah dan
Pediatrik);
b. Ketrampilan Klinis
(bagian Penyakit Dalam,
Bedah dan Pediatrik)
meliputi Anamnesis dan
Pembekalan
Diskusi
Praktikum
ketrampilan
Temu pakar
dr. Zulfahmi, SpPD
dr. Bondan Prasetyo
dr.Galuh R, Sp.A
2x
1x
1x
22
Komunikasi, Pemeriksaan
Fisik, Pemeriksaan
Penunjang, Diagnosis
Banding serta Pengelolaan
dan Terapi.
3 Sistem Sistem Hemato-
imunologi :
a. Penegakan Diagnosis
Sistem Hemato-imunologi
(bagian Penyakit Dalam,
Pediatrik, dan Patologi
Klinik);
b. Ketrampilan Klinis (bagian
Penyakit Dalam Patologi
Klinik) meliputi
Anamnesis dan
Komunikasi, Pemeriksaan
Fisik, Pemeriksaan
Penunjang, Diagnosis
Banding serta Pengelolaan
dan Terapi.
Pembekalan
Diskusi
Praktikum
ketrampilan
Temu pakar
dr. Setyoko, SpPD
dr.Djoko S,SpA
dr.Latiyani
D,Sp.PK(K)
1x
1x
1x
5 Sistem Endokrin,
Metabolisme dan Nutrisi
a. Penegakan Diagnosis
Sistem Endokrin,
Metabolisme dan Nutrisi
(bagian Penyakit Dalam,
Pediatrik dan Gizi);
b. Ketrampilan Klinis (bagian
Penyakit Dalam, Pediatrik
dan Gizi) meliputi
Pembekalan
Diskusi
Praktikum
ketrampilan
Temu pakar
Narasumber Gizi
dr.Djoko S,SpA
dr. Setyoko, SpPD
1x
1x
1x
23
Anamnesis dan
Komunikasi, Pemeriksaan
Fisik, Pemeriksaan
Penunjang, Diagnosis
Banding serta Pengelolaan
dan Terapi.
D. SKENARIO
TEKNIK PELAKSANAAN :
Dalam 1 skenario terdapat 3 kali tatap muka, yaitu 1xdiskusi dan
2xpraktek ketrampilan. Diskusi sesuai dengan sasaran belajar yang
ditentukan, dan dilanjutkan dengan 2x praktek ketrampilan (menggunakan
pasien simulasi). Ketrampilan yang akan dipraktekkan harus sudah
disebutkan dalam diskusi. Setiap praktek pemeriksaan diawali dengan
teknik aseptik yang sesuai (cuci tangan) dan pemeriksaan tanda vital.
SISTEM SARAF DAN PERILAKU/PSIKIATRI
Skenario 1. Anak Kejang
Anak laki laki usia 13 bulan di bawa ibunya ke UGD karena anak
mengalami kejang di rumah. Anak juga mengalami demam tinggi sejak 3
hari yang lalu. Pada pemerikasaan fisik BB 10 kg, suhu 39 C anak
mengalami kejang seluruh tubuh dan di dapatkan secret dari hidung dan
ronki pada kedua lapangan paru. Dari pemeriksaan darah tepi di dapatkan
kan leukosit 14.000 /dl.
Skenario 2. Kecelakaan Lalu Lintas 1
Seorang laki-laki, 35 tahun dibawa warga ke IGD dengan kondisi tidak
sadar setelah mengalami kecelakaan lalu lintas, kurang lebih 30 menit yang
lalu. Pasien terjatuh dan terpental dari motor sejauh ± 2 meter dengan
24
helm terlepas dan kepala membentur aspal. Pasien sempat sadar sebentar
lalu kemudian tidak sadar dan dibawa ke IGD.
Skenario 3. Nyeri Kepala
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala pada seluruh kepala, terutama
bagian belakang kepala sejak 3 hari ini. Nyeri kepala dirasakan seperti
berdenyut dan seperti berdenyut dan seperti ditekan terutama pada
bagian belakang kepala sampai leher. Pasien mengaku lehernya terasa
tegang jika sakit kepala timbul. Nyeri kepala dirasakan terus menerus dan
tidak hilang dengan minum obat. Nyeri disertai mual, tidak muntah, tidak
ada keluhan takut melihat cahaya atau mendengar suara. Pasien mengaku
sudah sering sakit kepala seperti ini sejak 3 tahun yang lalu. Nyeri
dirasakan hilang timbul. Setiap keluhan timbul intensitas bervariasi dari
ringan ke berat, dan saat keluhan timbul, keluhan menetap pada lokasi
yang sama. Lama setiap serangan tidak menentu, biasanya paling cepat
sehari dengan obat dan saat ini nyeri kepala berlangsung paling lama.
Keluhan nyeri biasanya timbul kalau pasien telat makan, stress, saat
membaca, menonton TV, ataupun pekerjaan lain yang membutuhkan
konsentrasi. Rasa nyeri semakin berat bila pasien beraktivitas dan sedikit
berkurang bila pasien berbaring atau istirahat. Keluhan tidak dipengaruhi
oleh siklus menstruasi dan makanan (seperti mie instan, coklat, dll).
Keluhan telinga berdenging (-), penglihatan kabur (-), penglihatan ganda
(-), penglihatan kabur (-), silau (-), sakit gigi (-). Pusing berputar disangkal.
Pasien mengaku tidak ada tanda-tanda khusus sebelum serangan nyeri
datang.
Skenario 4. Nyeri punggung
25
Seorang laki-laki berusia 40 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan
nyeri pada punggung bagian bawah yang menyebar sampai ke belakang
tungkai bawah kanan.sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan ini bertambah bila
pasien sedang batuk, mengangkat barang atau ketika turun tangga, dan
berkurang apabila berbaring. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami
kecelakaan. Pada pemeriksaan kekuatan dan sensasi pada kedua
ekstremitas bawahnya normal.
Skenario 5. Mati Rasa
Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
wajah pada sisi kanan mati rasa dan tampak turun. Keluhan dirasakan
saat mulai bangun tidur kurang lebih 1 jam yang lalu. Tidak ada riwayat
trauma sebelumnya. Dari hasil pemeriksaan fisik, pasien mengalami
kesukaran dalam menutup kelopak mata kanan, lipat nasolabial kanan
lebih licin daripada sisi kiri. Pasien juga tampak mengeluarkan air liur dari
sisi kanan mulutnya. pemeriksaan neurologis selebihnya normal.
Skenario 6. Pasien Aneh
Seorang laki-laki 55 tahun datang diantar oleh keluarganya dengan
keluhan tidak mau bicara dan selalu berdiam diri. Hal ini terjadi sejak 45
tahun yang lalu dan berlanjut sampai sekarang. Pasien di rumah dikatakan
tidak mau keluar rumah. Ia juga suka bengong-bengong, dan tertawa
sendirian. Pasien saat kelas 3 SD disuruh maju ke depan kelas untuk
menyanyi, kemudian dia diejek dan ditertawakan oleh teman-temannya
dan juga sering dimarah dan dipukul oleh gurunya. Sejak saat itu pasien
dikatakan tidak mau sekolah lagi dan hanya mengurung diri di kamarnya.
Pasien sebelumnya tidak pernah mendapatkan pengobatan secara medis
dan pernah sekali diobati oleh dukun. Pasien seorang yang pendiam dan
26
tertutup. Pasien hanya tidur tapi dalam posisi yang hampir sama setiap
hari yaitu posisi miring menghadap ke tembok dengan lipatan tangan kiri
menutupi wajahnya dan kedua lutut ditekuk. Pasien biasanya hanya mau
sekali saja menatap pemeriksa saat dibangunkan dan setelah itu pasien
akan tidur kembali dalam posisi semula dan tidak mau melihat pemeriksa
dan tidak mau membuka mata lagi walaupun dipanggil beberapa kali dan
tangannya digoyang-goyangkan. Pasien juga tidak mau makan dan minum.
Pasien jarang BAK maupun BAB, kadang pasien akan diam-diam ke kamar
mandi sendiri dan kadang terlihat celana dalam pasien basah oleh air
kencing.
27
SISTEM KARDIOVASCULAR DAN RESPIRASI
Skenario 1. Batuk-batuk
Bp Pt, 61 tahun, seorang pekerja bangunan. Bp Pt periksa ke rumah sakit
karena batuk-batuk dengan dahak dan kadang-kadang dahak bercampur
darah. Batuk ini dialami sejak 2 bulan sebelumnya, tetapi dianggap batuk
biasa. Bp Pt adalah seorang perokok. Dari pemeriksaan didapatkan BB 48
kg, TB 167 cm, suhu 37,4oC, respirasi 28x/menit, nadi 114 x/menit. Saat ini
ia merasa sesak napas. Radiologis menunjukkan gambaran efusi pleura
minimal.
Skenario 2. Bayi lahir
Bayi usia ±5 menit lahir biru dan tidak langsung menangis. Bayi lahir dari
ibu G1P0A0, usia 25 tahun, hamil aterm. Antenatal care dilakukan di SpOG,
>4x TT (+), tidak ada riwayat antenatal bleeding, didapatkan adanya
riwayat penyakit kehamilan pre eklamsia berat TD ibu 160/90 mmHg),
riwayat minum obat hanya yang diberikan dokter. Kulit ketuban pecah
saat dilakukan operasi sectio caesaria, warna jernih, jumlah cukup, bau
khas. Bayi lahir secara sectio caesaria, tampak sianosis, skor APGAR 3-4-5,
BB lahir 2.600 gram. Plasenta tampak adanya infark sebesar 15%.
Skenario 3 Kaku Tengkuk
Seorang laki-laki, 48 tahun datang berobat ke klinik 24 jam karena keluhan
tengkuk terasa kaku untuk digerakkan dan bicara sedikit pelo. Keluhan ini
dirasakan sejak 3 jam sebelum ke klinik. Sebelumnya pada saat makan
malam penderita mengkomsumsi sate dan gule kambing, yang merupakan
makan kegemaran penderita. Riwayat darah tinggi dan kencing manis
disangkal. Kakek penderita meninggal karena serangan stroke sewaktu
28
penderita masih kuliah. Pada Pemeriksaan Tanda vital didapatkan Tensi
210/130 mgHg, Nadi 102X/menit, pernafasan 24X/menit dan suhu 36,5 C.
Berat badan 96 kg dengan Tinggi badan 167 cm. Pemeriksaan Fisik tidak
didapatkan adanya kelainan. Pemeriksaan Lab belum dilakukan.
Skenario 4. Kecelakaan Lalu Lintas 2
Laki-laki, 18 tahun, sewaktu menyeberang ditabrak motor dari sisi kiri
dengan kecepatan sedang. Darai pemeriksaan thoraks didapatkan gerakan
napas sisi kiri tertinggal, jejas + (kiri), suara nafas hemithorak kiri tidak
terdengar, kanan vesicular. Palpasi sisi kiri setinggi iga V pada garis
midclavicula kiri nyeri. Perkusi hipersonor (kiri).
Skenario 5. Nyeri Dada
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan
nyeri dada. Keluhan dirasakan sejak 4 jam yang lalu, saat pasien sedang
menonton televisi. Nyeri terasa seperti ditekan benda berat dengan durasi
kurang lebih 5-10 menit. Keluhan disertai dengan leher terasa seperti
tercekik. Badan terasa lemah, tidak ada mual-muntah. Pemeriksaan tanda
vital, Tensi 160/100 mmHg, nadi : 96x/menit, RR : 16x/menit. Dilakukan
pemeriksaan EKG, diperoleh hasil :
29
Skenario 6. Sesak Nafas
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun diantar oleh ibunya ke UGD karena
sesak napas. Ibunya mengatakan dalam 3 bulan ini anaknya sudah 4 kali
dibawa ke UGD dengan keluhan serupa. Pada pemeriksaan diperoleh :
suhu 370C, RR : 60x/menit, nadi : 120x/menit. Anak tampak pucat,
terdapat sianosis perioral, dan menggunakan otot pernapasan tambahan.
Pada auskultasi terdengar mengi halus.
SISTEM HEMATO-IMUNOLOGI
Skenario 1. Demam 4 hari
Seorang laki-laki berumur 16 tahun datang ke klinik dengan keluhan
demam tinggi. Demam mulai dirasakan sejak 4 hari yang lalu disertai
dengan sakit kepala yang sangat, rasa mual dan perut kembung. Penderita
juga mengeluh munculnya bintik-bintik merah pada lengan kanan dan di
daeah perut yang tidak disertai rasa gatal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan suhu 40,2C dengan denyut nadi 124X/menit, tekanan darah
70/50mmHg dan pernafasan 32X/menit. Oleh dokter Jaga dilakukan
pemasangan infus dan diberikan surat pengantar untuk perawatan inap di
rumah sakit.
Skenario 2. Imunisasi tidak lengkap
Seorang ibu membawa anak perempuannya yang berusia 1 tahun untuk
imunisasi di puskesmas. Anak lahir cukup bulan dengan BB lahir 3000 gr
dan panjang 45 cm, saat ini terjadi pertambahan BB = 8 kg, TB = 80 cm.
Saat ini anak belum mampu berdiri sendiri dan berkata mama, papa
kepada orang tuannya. Anak ini pernah beberapa kali menderita infeksi
saluran nafas tapi saat ini dalam keadaan tidak sakit. Anak ini sudah
30
mendapatkan imunisasi sejak lahir tetapi belum lengkap, dikarenakan ibu
anak tersebut tidak mengetahui adanya program Imunisasi wajib dan
dikarenakan tempat tinggalnya yang jauh dari pusat kesehatan. Di
lingkungan sekitar keluarga tersebut terdapat beberapa anak penderita
lumpuh layu.
Skenario 3. Anak susah makan
Seorang anak perempuan umur 2 th, BB 15 kg, keluhan dari ibunya anak
tidak mau makan nasi hanya menetek dan minum air putih. Hasil
pemeriksaan darah lengkap: Hb. 10 gr %, leukosit 6.000/dL, Eritrosit
3.900.000/mm3, trombosit 150.000/mm3. Pemeriksaan apa saja yang
diperlukan untk menegakkan diagnosis pada anak tersebut? Terapi apa
yang diberikan untuk anak ini ?
Skenario 4. Anak kurus
Seorang anak laki-laki, 8 tahun dengan keluhan sudah 3 hari ada lapisan
putih di sekitar mulutnya. tidak ada keluhan nyeri tenggorok, batuk, pilek,
mual muntah, diare. Anak tampak kurus sekali. Nafsu makan agak
menurun dan biasanya anak sering panas dan diare berulang yang tidak
sembuh-sembuh. Pemberian ASI pada anak secara ekslusif selama 6 bulan.
Riwayat imunisasi dasar lengkap. Ibu pasien menderita hepatitis C akibat
penyalahgunaan obat intravena. Saat ini anak sudah bisa bicara dan
berjalan. Pada pemeriksaan fisik: Berat Badan: 7 Kg Panjang Badan: 75 cm.
Terdapat pembesaran limfonodi servikal dan aksila bilateral.
31
Skenario 5. Demam naik turun
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke klinik 24 jam dengan keluhan
demam. Demam naik turun dan tidak menunjukkan periodisitas yang jelas.
Pasien juga mengeluhkan sakit kepala, punggung dan anggota gerak terasa
sakit, rasa dingin, serta mual dan muntah. 1 bulan yang lalu pasien
bepergian ke daerah Kulon Progo. Dari pemeriksaan fisik, pasien tampak
keluar keringat banyak. Suhu 380C aksiler. Nadi 80x/menit, napas
25x/menit.
SISTEM ENDOKRIN, NUTRISI DAN METABOLIK
Skenario 1. Bicara meracau
Seorang Laki-laki, umur 54 tahun dibawa ke Instalasi Gawat Darurat
dengan keluhan demam tinggi dan bicara meracau. Alloanamnesis dengan
anak penderita diketahui bapak tersebut telah mengidap sakit kencing
manis diketahui sejak 3 tahun terakhir tetapi tidak kontrol teratur. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan Keadaan umum Gelisah, kesadaran
Somnolen, postur tubuh astenis. Tanda Vital Tensi 120/70 mgHg, Nadi
120x permenit, pernafasan 26x permenit, suhu tubuh 39,2 C. Didapatkan
adanya luka borok pada jempol kaki kanan, berbau tidak sedap dan warna
kulit disekitarnya berubah kehitaman. Pada pemeriksaan laboratorium di
dapatkan Kadar Gula Darah sewaktu 467 mg%, darah rutin Hb 11,8 ,
Lekosit 15.800, Trombosit 250.000, Ureum 68,9 mg%, Kreatinin 2,30 mg
%.
Skenario 2. Perut buncit
Seorang anak perempuan 4 tahun dibawa orang tuanya ke IGD dengan
kedua kaki bengkak, perut buncit, kelopak mata bengkak, anak kelihatan
32
pucat, pada lengan dan kaki serta dada dan perut kulit kelihatan bercak-
bercak kemerahan. Anamnesis dan pemeriksaan penunjang apa saja yang
diperlukan untuk menegakkan diagnosis atau penyebab penyakit anak
tersebut?
E. DI SIPLIN ILMU terkait
1. Ilmu Penyakit Dalam
2. Ilmu Kesehatan Anak
3. Ilmu Penyakit Saraf
4. Ilmu Bedah
5. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelammin
6. Ilmu Kesehatan Jiwa
7. Ilmu Gizi
8. Patologi Klinik
F. BEBAN SATUAN KREDIT SEMESTER
No Strategi Pembelajaran Tatap Muka
PEMBEKALAN
1. Sistem Saraf dan Perilaku/Psikiatri 5x100 menit
2. Sistem Kardiovascular dan Respirasi 4x100 menit
3. Sistem Hemato-imunologi 3x100 menit
4. Sistem Endokrin, Metabolisme dan Nutrisi 3x100 menit
DISKUSI 19x100 menit
PRAKTIKUM KETRAMPILAN 38x100 menit
PRAKTIKUM BIOMEDIK 5x100 menit
UJIAN OSCE 2x100 menit
33
G. KEPUSTAKAAN
1. Bickley, LS. Bate’s guide to physical examination and history taking.
10th ed. Lippincott Williams & Wilkins. New York, 2009.
2. Kasper DL, Fauci AS, Braunwald E, et all. Horrison’s principles of
internal medicine. 16th ed. Mc Graw Hill Company. USA, 2005.
3. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB. Nelson textbook of pediatric.
17th ed. Saunders. USA, 2004.
4. Gennrich JL. Pediatric drug referrence. Current Clinical Strategies
Publishing. USA, 2004.
5. Strange GR, Ahrens W, Lelyveld S, et all. Pediatric emergency
medicine, a comprehensive study guide. 2nd ed. American College of
Emergency Physicians.
6. PAPDI. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Pusat Penelitian Dep. Ilmu
Penyakit Dalam FK UI. Jakarta, 2006.
7. Pratanu S. Buku pedoman kursus elektrokardiografi. Bagian
Kardiologi FK UNAIR RSUD Dr. Soetomo. Surabaya, 2011.
8. ACLS Indonesia. Buku panduan kursus bantuan hidup jantung
lanjut. PERKI. Jakarta, 2011.
9. BCLS Indonesia. Buku panduan kursus bantuan hidup jantung dasar.
PERKI. Jakarta, 2011.
10. Konsil Kedokteran Indonesia, Standar Pendidikan Profesi Dokter,
Jakarta, Oktober 2011.
11.Mardjono M, Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Dian Rakyat. Jakarta,
2009.
12.Lumbantobing SM. Neurologi klinik : pemeriksaan fisik dan mental.
FK Universitas Indonesia. Jakarta, 2010.
13.Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa : rujukan ringkas dari PPDGJ-III.
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya. Jakarta, 2001.
34
14.Demeyer WE. Technique of the neurologic examination : a
programmed text. 5th ed. Mcgraw Hill. USA, 2004.
15.Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan and sadock’s synopsis of psychiatry.
10th ed. Lippincott Williams and Wilkins. New York, 2007.
16.Stead LG, Kaufman M. First aid for the psychiatry clerkship. 2nd ed.
Mcgraw Hill. USA, 2005.
17.Almatsier, Sunita. Prinsip dasar ilmu gizi. Kompas Gramedia. 2005.
18.Elvira SD, hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. Badan Penerbit FK UI.
Jakarta. 2010.
35