19 mahasiswa

47
SILABUS BLOK 19 CLINICAL COMPREHENSIVE I Pedoman umum untuk Dosen FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Upload: nanang-agung-p

Post on 21-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mvhvj

TRANSCRIPT

Page 1: 19 Mahasiswa

SILABUS BLOK 19

CLINICAL COMPREHENSIVE I

Pedoman umum untuk Dosen

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2013

Page 2: 19 Mahasiswa

Disusun oleh:

dr. Andra Novitasari

dr. Rochman Basuki

dr. Ekasakti Octohariyanto

Penanggung jawab :

dr. Hema Dewi A

DISIPLIN ILMU DAN NARASUMBER

NAMA NARASUMBER KODE DISIPLIN ILMUNO

TELP/HP

dr. Zulfachmi, Sp.PD, FINASIM

dr. Setyoko, Sp.PD

Ilmu Penyakit

Dalam

dr. Djoko Sugiarto,Sp.A

dr. Galuh Ramaningrum, Sp.A

dr. Agus Saptanto, Sp.A

Ilmu Kesehatan

Anak

dr. Bondan Prasetyo, SpB,

MsiMedIlmu Bedah

dr. Siti Istiqomah, Sp.SIlmu Penyakit

Saraf

dr. Rihadini, Sp.KJIlmu Kesehatan

Jiwa

Narasumber Gizi Ilmu Gizi

dr. Latiyani Djamil, Sp.PK (K) Patologi Klinik

2

Page 3: 19 Mahasiswa

DAFTAR ISI

PENYUSUN, PENANGGUNG JAWAB DAN NARASUMBER……………… 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………. 3

A. Deskripsi Blok…………………………………………………………………………….. 4

B. Kompetensi yang Diharapkan……………………………………………………… 4

C. Topik, Materi dan Strategi Pembelajaran………………………………………. 8

D. Daftar ketrampilan klinik………………………………………….………………….. 13

E. Skenario………………………………………………………………………………………. 23

F. Disiplin Ilmu yang Terlibat dan Bobot Satuan Kredit Semester………. 32

G. Kepustakaan………………………………………………………………………………… 33

3

Page 4: 19 Mahasiswa

A. DESKRIPSI BLOK

Blok ini merupakan penerapan terhadap ketrampilan klinik yang

merupakan salah satu ilmu dasar untuk mewujudkan tujuan Fakultas

Kedokteran UNIMUS yaitu menciptakan dokter yang mampu

melakukan pelayanan kesehatan primer. Setelah mempelajari blok 19

ini diharapkan mahasiswa mampu menerapkan teknik ketrampilan

klinik yang sudah dipelajari pada kasus-kasus penyakit dalam, anak,

penyakit saraf, dan jiwa sebagai dasar dan bekal pada kepaniteraan

klinik (co-ass). Strategi pembelajaran yang dilakukan lebih banyak

pada praktikum ketrampilan yang akan dibimbing oleh trainer dan

sebelumnya diberikan pembekalan oleh pakar dan akan dievaluasi

dengan menggunakan metode OSCE (Objective Structure Clinical

Examination)

B. KOMPETENSI BLOK

Mahasiswa diharapkan setelah melalui proses pembelajaran,

mahasiswa memiliki kemampuan seperti tercantum tabel berikut di

bawah ini. Detail dari setiap kompetensi dijabarkan lebih lanjut

Rencana Kegiatan Proses Pembelajaran.

Tabel 1. Area dan kompetensi inti

Area Kompetensi

1. Area Kompetensi 1: Profesionalitas yang Luhur

1.1. Agama sebagai nilai moral yang menentukan sikap dan perilaku manusia

1.2. Professionalisme dokter (sebagai bentuk kontrak sosial, pengenalan terhadap

karakter profesional, kerja sama tim, hubungan interprofesional –dokter dengan

tenaga kesehatan yang lain)

2. Area Kompetensi 2: Mawas Diri dan Pengembangan Diri

4

Page 5: 19 Mahasiswa

2.1. Prinsip pembelajaran orang dewasa (adult learning)

a. Belajar mandiri

b. Berpikir kritis

c. Umpan balik konstruktif

d. Refleksi diri

2.2. Dasar-dasar keterampilan belajar

a. Pengenalan gaya belajar (learning style)

b. Pencarian literatur (literature searching)

c. Penelusuran sumber belajar secara kritis

d. Mendengar aktif (active listening)

e. Membaca efektif (effective reading)

f. Konsentrasi dan memori (concentration & memory)

g. Manajemen waktu (time management)

h. Membuat catatan kuliah (note taking)

i. Persiapan ujian (test preparation)

2.3. Problem based learning

2.4. Problem solving

3. Area Kompetensi 3: Komunikasi Efektif

3.1. Penggunaan bahasa yang baik, benar dan mudah dimengerti

3.2. Prinsip komunikasi dalam pelayanan kesehatan

a. Metode komunikasi oral dan tertulis yang efektif

b. Metode untuk memberikan situasi yang nyaman dan kondusif dalam

berkomunikasi efektif

c. Metode untuk mendorong pasien agar memberikan informasi dengan sukarela

d. Metode melakukan interview secara sistematis

e. Metode untuk mengidentifikasi tujuan pasien berkonsultasi

f. Melingkupi biopsikososiokultural spiritual

3.3. Berbagai elemen komunikasi efektif:

a. Komunikasi intrapersonal, interpersonal dan komunikasi masa

5

Page 6: 19 Mahasiswa

b. Gaya dalam berkomunikasi

c. Bahasa tubuh, kontak mata, cara berbicara, tempo dalam berbicara, tone suara,

kata-kata yang digunakan/ dihindari

d. Keterampilan untuk mendengarkan aktif

e. Tehnik fasilitasi pada situasi yang sulit (pasien marah, sedih, takut), kondisi

khusus

f. Tehnik negosiasi, persuasi, dan motivasi

3.4. Komunikasi lintas budaya dan keberagaman

Perilaku yang tidak merendahkan atau menyalahkan pasien: sabar, sensitif

terhadap budaya

3.6. Komunikasi dalam public speaking

4. Area Kompetensi 4: Pengelolaan Informasi

4.1. Teknik keterampilan dasar pengelolaan informasi

4.3. Keterampilan pemanfaatan evidence-based medicine (EBM)

4.4.Teknik pengisian rekam medis untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

5. Area Kompetensi 5: Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran

5.1. Struktur dan fungsi

a. Struktur dan fungsi pada level molekuler, seluler, jaringan dan organ

b. Prinsip homeostasis

c. Koordinasi regulasi fungsi antar organ/ sistem:

Integumen

Skeletal

Kardiovaskuler

Respirasi

Gastrointestinal

Reproduksi

Tumbuh-kembang

Endokrin

Nefrogenitalia

Darah dan sistem imun

Saraf pusat-perifer & indra

6

Page 7: 19 Mahasiswa

5.2. Penyebab penyakit

a. Herediter

b. Biologis

c. Fisik

d. Kimia

e. Psikologis

f. Nutrisi

g. Degeneratif

5.3. Mekanisme penyakit

a. Aspek pencegahan

b. Injuri

c. Proses penyembuhan (tissue repair dan healing)

d. Infeksi

e. Inflamasi

f. Penyakit terkait respon imun

g. Neoplasia

h. Gangguan hemodinamik (thrombosis, shock)

i. Kelainan genetik

j. Penyakit terkait nutrisi, lingkungan dan gaya hidup

5.4. Prinsip-prinsip pencegahan penyakit

5.5. Prinsip-prinsip pendekatan kedokteran keluarga

6. Area Kompetensi 6: Keterampilan Klinis

6.1. Prinsip dan keterampilan anamnesis

6.2. Prinsip dan keterampilan pemeriksaan fisik

6.3. Prinsip pemeriksaan laboratorium dasar

6.4. Prinsip pemeriksaan penunjang lain

6.5. Prinsip keterampilan terapeutik (lihat daftar keterampilan klinik)

6.6. Prinsip kewaspadaan standar (standard precaution)

6.7. Kedaruratan klinik

7. Area Kompetensi 7: Pengelolaan Masalah Kesehatan

7.1. Prinsip dasar praktik kedokteran dan penatalaksanaan masalah kesehatan akut,

7

Page 8: 19 Mahasiswa

kronik, emergensi, dan gangguan perilaku pada berbagai tingkatan usia dan jenis

kelamin (Basic Medical Practice)

a. Pendokumentasian informasi medik dan non medik

b. Prinsip dasar berbagai pemeriksaan penunjang diagnostik (Laboratorium

sederhana, USG, EKG, radiodiagnostik, biopsi jaringan)

c. Clinical reasoning

d. Prinsip keselamatan pasien

e. Dasar-dasar penatalaksanaan penyakit (farmakologis dan non farmakologis)

f. Prognosis

g. Pengertian dan prinsip evidence based medicine

h. Rehabilitasi

i. Lima tingkat pencegahan penyakit

7.2. Faktor risiko masalah kesehatan

7.3. Epidemiologi

7.4. Faktor risiko penyakit

7.5. Prinsip keselamatan pasien (patient safety dan medication safety)

7.6. Prinsip interprofesionalisme dalam pendidikan kesehatan

C. Topik, Materi, dan Strategi Pembelajaran

C. 1 Topik dan Materi

Topik dan materi blok ini disusun berdasarkan ketrampilan klinik

beserta tingkat kemampuan yang harus dimiliki; yang banyak dijumpai

pada tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi sebagai

dokter di tingkat pelayanan primer. Selama pendidikan dokter, mahasiswa

perlu diajarkan berbagai ketrampilan klinik secara berulang-ulang dan

berjenjang. Sehingga diharapkan dengan semakin sering mendapatkan

ketrampilan klinik, maka mahasiswa akan memiliki kompetensi yang

cukup untuk melakukan pelayanan klinik.

Daftar ketrampilan klinik minimal yang harus dikuasai

mahasiswa, yang terkait blok ini, dihimpun dan disusun minimal

8

Page 9: 19 Mahasiswa

berdasarkan Standar kompetensi dokter di Indonesia tahun 2012 (oleh

Konsil Kedokteran Indonesia) demikian pula level kompetensi yang harus

dimiliki oleh mahasiswa.

C. 2 Strategi Pembelajaran

Sebelumnya perlu dipahami istilah-istilah sebagai berikut:

Tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa interaksi

antara peserta didik dengan pendidik

Tugas terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa

pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang

dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi.

Waktu penyelesaian tugas ditentukan oleh pendidik.

Tugas mandiri/belajar mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan

pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh

peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai

standar kompetensi. Waktu penyelesaian diatur sendiri oleh

peserta didik.

a. PEMBEKALAN

Pembekalan pada blok ini adalah untuk memberikan bekal

terhadap mahasiswa sebelum melaksanakan kegiatan praktikum

ketrampilan. Pembekalan diberikan oleh pakar yang terkait

dengan materi yang akan diajarkan di praktikum. Lama

pembekalan disesuaikan dengan level kompetensi materi ajar.

Semakin besar level kompetensinya dan/atau makin banyak

materi yang harus diberikan maka jam mengajar diberikan lebih

banyak.

9

Page 10: 19 Mahasiswa

Pembekalan dilakukan di ruang pembekalan (classical room).

Detail dari pelaksanaan pembekalan terdapat pada rencana

strategi proses pembelajaran dan satuan ajar pokok.

b. PRAKTIKUM LAB-SKILL

Dalam pelaksanaan praktikum mahasiswa dibagi dalam

rombel, dimana setiap rombel terdiri dari 8-10 orang. Praktikum

dibimbing oleh dokter sebagai instruktur pembimbing/ trainer.

Trainer telah dilatih ketrampilannya melalui training of trainer

(ToT). Pelaksanaan praktikum distimulasi oleh suatu kasus untuk

mendorong mahasiswa berpikir lebih komprehensif dalam

menghadapi kasus klinik sehari-hari.

Satu topik ketrampilan dilaksanakan sebanyak 2x pertemuan.

(1 pertemuan = 2 TM /2x50 menit)

Dalam pelaksanaannya dibagi lagi menjadi :

1. Pertemuan pertama :

a. Skill lab diawali dengan melakukan feedback and

reflection terhadap mahasiswa dengan cara memberi

kesempataan kepada salah seorang mahasiswa untuk

mencoba topic ketrampilan yang akan dipelajari.

Setelah itu memberi motivasi kepada mahasiswa

tentang pentingnya topic yang akan dipelajari.

b. Memberi koreksi, penjelasan dan mencontohkan

kembali tentang topic ketrampilan yang di ajarkan

c. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk

mencoba ketrampilan yang diajarkan.

Setiap selesai pertemuan pertama mahasiswa

diberikan kesempatan untuk mengulangi latihannya

10

Page 11: 19 Mahasiswa

dalan kegiatan belajar mandiri dan diberikan kewajiban

untuk melakukan refleksi diri dengan cara menuliskan

kekurangan dan kelemahan masing-masing individu

dalam melakukan ketrampilan yang telah diajarkan,

ditulis di buku refleksi diri

2. Pertemuan kedua:

a. Kegiatan diawali dengan membacakan refleksi diri

masing-masing:

b. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk

memperbaiki hasil refleksi dirinya masing-masing.

Ruangan dan sarana-prasarana yang lain diseting

sesuai topik simulasi. Secara detail akan diurai pedoman

Rencana Kegiatan Proses Pembelajaran Praktikum Lab-

skill.

c. PRAKTIKUM BIOMEDIK

Praktikum biomedik pada blok ini dilaksanakan dengan

tujuan sebagai pendalaman terhadap materi pembekalan yang

telah disampaikan. Dilaksanakan di laboratorium biomedik

dengan dibimbing oleh dosen pembimbing dan dibantu oleh

laboran.

Praktikum biomedik yang dilakukan untuk blok ini adalah :

1. Pemeriksaan darah rutin, Hematokrit dan hitung jumlah

Trombosit

2. Pemeriksaan urin rutin

3. Pewarnaan Gram dan interpretasinya

4. Pewarnaan Ziehl Nielsen dan interpretasinya

11

Page 12: 19 Mahasiswa

Tingkat kemampuan 1 (Knows) : Mengetahui dan menjelaskan

- Lulusan dokter mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk

aspek biomedik dan psikososial keterampilan tersebut sehingga dapat

menjelaskan kepada pasien/klien dan keluarganya, teman sejawat,

serta profesi lainnya tentang prinsip, indikasi, dan komplikasi yang

mungkin timbul. Keterampilan ini dapat dicapai mahasiswa melalui

perkuliahan, diskusi, penugasan, dan belajar mandiri, sedangkan

penilaiannya dapat menggunakan ujian tulis.

Tingkat kemampuan 2 (Knows How) : Pernah melihat atau

didemonstrasikan

- Lulusan dokter menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan ini

dengan penekanan pada clinical reasoningdan problem solvingserta

berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut

dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada

pasien/masyarakat.

- Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 2 dengan menggunakan

ujian tulis pilihan berganda atau penyelesaian kasus secara tertulis

dan/atau lisan (oral test).

Tingkat kemampuan 3 (Shows) : Pernah melakukan atau pernah

menerapkan di bawah supervisi

- Lulusan dokter menguasai pengetahuan teori keterampilan ini

termasuk latar belakang biomedik dan dampak psikososial

keterampilan tersebut, berkesempatan untuk melihat dan mengamati

keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan

langsung pada pasien/masyarakat, serta berlatih keterampilan tersebut

pada alat peraga dan/atau standardized patient.

- Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 3 dengan menggunakan

Objective Structured Clinical Examination(OSCE) atau Objective

Structured Assessment of Technical Skills (OSATS).

12

Page 13: 19 Mahasiswa

Tingkat kemampuan 4 (Does ) : Mampu melakukan secara mandiri

- Lulusan dokter dapat memperlihatkan keterampilannya tersebut

dengan menguasai seluruh teori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara

melakukan, komplikasi, dan pengendalian komplikasi. Selain pernah

melakukannya di bawah supervisi, pengujian keterampilan tingkat

kemampuan 4 dengan menggunakan Workbased Assessment misalnya

mini-CEX, portfolio, logbook, dsb.

4A. Keterampilan yang dicapai pada saat lulus dokter

4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip

dan/atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)

Dengan demikian di dalam Daftar Keterampilan Klinis ini tingkat

kompetensi tertinggi adalah 4A.

DAFTAR KETRAMPILAN DAN LEVEL KOMPETENSI

NoNo KetrampilanKetrampilanLevelLevel

KompetensiKompetensi

PEMERIKSAAN FISIK

Fungsi Saraf Kranial

1 Pemeriksaan indra penciuman 4A

2 Inspeksi lebar celah palpebra 4A

3 Inspeksi pupil (ukuran dan bentuk) 4A

4 Reaksi pupil terhadap cahaya 4A

5 Reaksi pupil terhadap obyek dekat 4A

6 Penilaian gerakan bola mata 4A

7 Penilaian diplopia 4A

8 Penilaian nistagmus 4A

9 Refleks kornea 4A

10 Pemeriksaan funduskopi 4A

11 Penilaian kesimetrisan wajah 4A

13

Page 14: 19 Mahasiswa

12 Penilaian kekuatan otot temporal dan masseter 4A

13 Penilaian sensasi wajah 4A

14 Penilaian pergerakan wajah 4A

15 Penilaian indra pengecapan 4A

16Penilaian indra pendengaran (lateralisasi, konduksi udara dan

tulang)4A

17 Penilaian kemampuan menelan 4A

18 Inspeksi palatum 4A

19 Pemeriksaan refleks Gag 3

20 Penilaian otot sternomastoid dan trapezius 4A

21 Lidah, inspeksi saat istirahat 4A

22Lidah, inspeksi dan penilaian sistem motorik (misal dengan

dijulurkan keluar)4A

Sistem Motorik

23 Inspeksi: postur, habitus, gerakan involunter 4A

24 Penilaian tonus otot 4A

25 Penilaian kekuatan otot 4A

Koordinasi

26 Inspeksi cara berjalan (gait) 4A

27 Shallow knee bend 4A

28 Tes Romberg 4A

29 Tes Romberg dipertajam 4A

30 Tes telunjuk hidung 4A

31 Tes tumit lutut 4A

32 Tes untuk disdiadokinesis 4A

Sistem Sensorik

33 Penilaian sensasi nyeri 4A

14

Page 15: 19 Mahasiswa

34 Penilaian sensasi suhu 4A

35 Penilaian sensasi raba halus 4A

36 Penilaian rasa posisi 4A

37 Penilaian sensasi diskriminatif (mis. stereognosis) 4A

Fungsi Luhur

38 Penilaian tingkat kesadaran dengan skala koma Glasgow (GCS) 4A

39 Penilaian orientasi 4A

40Penilaian kemampuan berbicara dan berbahasa, termasuk

penilaian afasia4A

41 Penilaian daya ingat/ memori 4A

42 Penilaian konsentrasi 4A

Refleks Fisiologis, Patologis, dan Primitif

43 Refleks tendon (bisep, trisep, platela, pergelangan) 4A

44 Refleks abdominal 4A

45 Refleks kremaster 4A

46 Refleks anal 4A

47 Tanda Hoffmann-Tromner 4A

48 Respon plantar (grup Babinski) 4A

49 Snout reflex 4A

50Refleks menghisap / rooting, reflex menggenggam

palmar/grasp, reflex glabella palmomental4A

51 Refleks menggengam palmar / grasp reflex 4A

52 Refleks glabela 4A

53 Refleks palmomental 4A

Tulang Belakang

54 Inspeksi tulang belakang saat istirahat 4A

55 Inspeksi tulang belakang saat bergerak 4A

15

Page 16: 19 Mahasiswa

56 Perkusi tulang belakang 4A

57 Palpasi tulang belakang 4A

58 Mendeteksi nyeri diakibatkan tekanan vertikal 4A

59 Penilaian fleksi lumbal 4A

Pemeriksaan Fisik Lainnya

60 Deteksi kaku kuduk 4A

61 Penilaian fontanel 4A

62 Tanda Patrick dan kontra-Patrick 4A

63 Tanda Chvostek 4A

64 Tanda Lasegue 4A

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

65 Interpretasi X-Ray tengkorak 4A

66 Interpretasi X-Ray tulang belakang 4A

KETRAMPILAN TERAPEUTIK

-

PSIKIATRI

NoNo KetrampilanKetrampilanTingkatTingkat

KetrampilanKetrampilan

ANAMNESIS

1 Autoanamnesis dengan pasien 4A

2Alloanamnesis dengan anggota keluarga/orang lain

yang bermakna

4A

3 Memperoleh data mengenai keluhan/masalah utama 4A

4Menelusuri riwayat perjalanan penyakit

sekarang/dahulu

4A

5 Memperoleh data bermakna mengenai riwayat

perkembangan, pendidikan, pekerjaan, perkawinan,

4A

16

Page 17: 19 Mahasiswa

kehidupan keluarga

PEMERIKSAAN PSIKIATRI

6 Penilaian status mental 4A

7 Penilaian kesadaran 4A

8 Penilaian persepsi orientasi intelegensia secara klinis 4A

9 Penilaian orientasi 4A

10 Penilaian intelegensi secara klinis 4A

11 Penilaian bentuk dan isi pikir 4A

12 Penilaian mood dan afek 4A

13 Penilaian motorik 4A

14 Penilaian pengendalian impuls 4A

15 Penilaian kemampuan menilai realitas (judgement) 4A

16 Penilaian kemampuan tilikan (insight) 4A

17Penilaian kemampuan fungsional (general

assessment of functioning)

4A

DIAGNOSIS DAN IDENTIFIKASI MASALAH

18Menegakkan diagnosis kerja berdasarkan kriteria

diagnosis multiaksia

4A

19 Membuat diagnosis banding (diagnosis differensial) 4A

20 Identifikasi kedaruratan psikiatrik 4A

21 Identifikasi masalah di bidang fisik, psikologis, sosial 4A

22 Menentukan indikasi rujuk 4A

PEMERIKSAAN TAMBAHAN

23 Melakukan Mini Mental State Examination 4A

24 Melakukan kunjungan rumah apabila diperlukan 4A

25Melakukan kerja sama konsultatif dengan teman

sejawat lainnya

4A

TERAPI

17

Page 18: 19 Mahasiswa

26Memberikan terapi psikofarmaka (obat-obat antipsiko-tik,

anticemas, antidepresan, antikolinergik, sedatif)

3

SISTEM KARDIOVASKULAR

NO KetrampilanTingkat

Kompetensi

Pemeriksaan Fisik

1 Inspeksi dada 4A

2 Palpasi denyut apeks jantung 4A

3 Palpasi arteri karotis 4A

4 Perkusi ukuran jantung 4A

5 Auskultasi jantung 4A

6 Pengukuran tekanan darah 4A

7 Pengukuran tekanan vena jugularis (JVP) 4A

8 Palpasi denyut arteri ekstremitas 4A

9 Penilaian denyut kapiler 4A

10 Penilaian pengisian ulang kapiler (capillary refill) 4A

11 Deteksi bruits 4A

Pemeriksaan Fisik Diagnostik

12 Tes (Brodie) Trendelenburg 4A

13 Tes Perthes 3

14 Test Homan (Homan’s sign) 3

15 Uji postur untuk insufisiensi arteri 3

16 Tes hiperemia reaktif untuk insufisiensi arteri 3

17 Test ankle-brachial index (ABI) 3

Pemeriksaan Diagnostik

18Elektrokardiografi (EKG): pemasangan dan inter-pretasi hasil

EKG sederhana (VES, AMI, VT, AF)4A

18

Page 19: 19 Mahasiswa

Resusitasi

19 Pijat jantung luar 4

20 Resusitasi cairan 4

SISTEM RESPIRASI

NoNo KetrampilanKetrampilanTingkatTingkat

KetrampilanKetrampilan

PEMERIKSAAN FISIK

1 Inspeksi leher 4A

2 Palpasi kelenjar ludah (submandibular, parotid) 4A

3 Palpasi nodus limfatikus brakialis 4A

4 Palpasi kelenjar tiroid 4A

5 Rhinoskopi posterior 3

6 Usap tenggorokan (throat swab) 4A

7 Penilaian respirasi 4A

8 Inspeksi dada 4A

9 Palpasi dada 4A

10 Perkusi dada 4A

11 Auskultasi dada 4A

Pemeriksaan Diagnostik

1 Persiapan, pemeriksaan sputum, dan interpretasinya

(Gram dan Ziehl Nielsen [BTA])

4A

2 Pengambilan cairan pleura (pleural tap) 3

3 Uji fungsi paru/spirometri dasar 4A

4 Interpretasi Rontgen/foto toraks 4A

Ketrampilan Terapeutik

1 Dekompresi jarum 4A

2 Pemasangan WSD 3

19

Page 20: 19 Mahasiswa

3 Ventilasi tekanan positif pada bayi baru lahir 3

4 Perawatan WSD 4A

5 Pungsi pleura 3

6 Terapi inhalasi/nebulisasi 4A

7 Terapi oksigen 4A

8 Edukasi berhenti merokok 4A

SISTEM HEMATO-IMUNOLOGI

NoNo KetrampilanKetrampilanTingkatTingkat

KetrampilanKetrampilan

1 Palpasi kelenjar limfe 4A

2 Persiapan dan pemeriksaan hitung jenis leukosit 4A

3 Pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit) 4A

4 Pemeriksaan profil pembekuan (bleeding time, clotting

time)

4A

5 Pemeriksaan Laju endap darah/kecepatan endap

darah (LED/KED)

4A

6 Permintaan pemeriksaan hematologi berdasarkan

indikasi

4A

7 Permintaan pemeriksaan imunologi berdasarkan

indikasi

4A

8 Skin testsebelum pemberiaan obat injeks 4A

9 Pemeriksaan golongan darah dan inkompatibilitas 4A

10 Anamnesis dan konseling anemia defisiensi besi,

thalasemia, dan HIV

4A

11 Penentuan indikasi dan jenis transfusi 4A

SISTEM ENDOKRIN, METABOLISME DAN NUTRISI

20

Page 21: 19 Mahasiswa

NoNo KetrampilanKetrampilanTingkatTingkat

KetrampilanKetrampilan

1 Penilaian status gizi (termasuk pemeriksaan

antropometri)

4A

2 Penilaian kelenjar tiroid: hipertiroid dan hipotiroid 4A

3 Pengaturan diet 4A

4 Penatalaksanaan diabetes melitus tanpa komplikasi 4A

5 Pemberian insulin pada diabetes melitus tanpa

komplikasi

4A

6 Pemeriksaan gula darah (dengan Point of Care Test

[POCT])

4A

7 Pemeriksaan glukosa urine (Benedict) 4A

8 Anamnesis dan konseling kasus gangguan

metabolisme dan endokrin

4A

Tabel matriks tingkat ketrampilan klinis, metode pembelajaran dan

metode penilaian untuk setiap tingkat kemampuan

21

Page 22: 19 Mahasiswa

Topik dan Materi

NO TOPIK DAN MATERIStrategi

PembelajaranNARASUMBER

Tatap

Muka

1 Sistem Saraf dan Perilaku/

Psikiatri :

a. Penegakan Diagnosis Saraf

(bagian Saraf dan

Pediatrik)

b. Penegakan Diagnosis

Psikiatri (bagian Psikiatri)

c. Ketrampilan Klinis

(bagian Saraf, Pediatrik

dan Psikiatri) meliputi

Anamnesis dan

Komunikasi, Pemeriksaan

Fisik, Pemeriksaan

Penunjang, Diagnosis

Banding serta Pengelolaan

dan Terapi.

Pembekalan

Diskusi

Praktikum

ketrampilan

Temu pakar

dr.Siti

Istiqomah,Sp S

dr.AgusSaptanto,S

p.A

dr. Rihadini, SpKJ

2x

1x

2x

2 Sistem Kardiovascular dan

Respirasi :

a. Penegakan Diagnosis

Sistem Kardiovascular dan

Respirasi (bagian Penyakit

Dalam, Bedah dan

Pediatrik);

b. Ketrampilan Klinis

(bagian Penyakit Dalam,

Bedah dan Pediatrik)

meliputi Anamnesis dan

Pembekalan

Diskusi

Praktikum

ketrampilan

Temu pakar

dr. Zulfahmi, SpPD

dr. Bondan Prasetyo

dr.Galuh R, Sp.A

2x

1x

1x

22

Page 23: 19 Mahasiswa

Komunikasi, Pemeriksaan

Fisik, Pemeriksaan

Penunjang, Diagnosis

Banding serta Pengelolaan

dan Terapi.

3 Sistem Sistem Hemato-

imunologi :

a. Penegakan Diagnosis

Sistem Hemato-imunologi

(bagian Penyakit Dalam,

Pediatrik, dan Patologi

Klinik);

b. Ketrampilan Klinis (bagian

Penyakit Dalam Patologi

Klinik) meliputi

Anamnesis dan

Komunikasi, Pemeriksaan

Fisik, Pemeriksaan

Penunjang, Diagnosis

Banding serta Pengelolaan

dan Terapi.

Pembekalan

Diskusi

Praktikum

ketrampilan

Temu pakar

dr. Setyoko, SpPD

dr.Djoko S,SpA

dr.Latiyani

D,Sp.PK(K)

1x

1x

1x

5 Sistem Endokrin,

Metabolisme dan Nutrisi

a. Penegakan Diagnosis

Sistem Endokrin,

Metabolisme dan Nutrisi

(bagian Penyakit Dalam,

Pediatrik dan Gizi);

b. Ketrampilan Klinis (bagian

Penyakit Dalam, Pediatrik

dan Gizi) meliputi

Pembekalan

Diskusi

Praktikum

ketrampilan

Temu pakar

Narasumber Gizi

dr.Djoko S,SpA

dr. Setyoko, SpPD

1x

1x

1x

23

Page 24: 19 Mahasiswa

Anamnesis dan

Komunikasi, Pemeriksaan

Fisik, Pemeriksaan

Penunjang, Diagnosis

Banding serta Pengelolaan

dan Terapi.

D. SKENARIO

TEKNIK PELAKSANAAN :

Dalam 1 skenario terdapat 3 kali tatap muka, yaitu 1xdiskusi dan

2xpraktek ketrampilan. Diskusi sesuai dengan sasaran belajar yang

ditentukan, dan dilanjutkan dengan 2x praktek ketrampilan (menggunakan

pasien simulasi). Ketrampilan yang akan dipraktekkan harus sudah

disebutkan dalam diskusi. Setiap praktek pemeriksaan diawali dengan

teknik aseptik yang sesuai (cuci tangan) dan pemeriksaan tanda vital.

SISTEM SARAF DAN PERILAKU/PSIKIATRI

Skenario 1. Anak Kejang

Anak laki laki usia 13 bulan di bawa ibunya ke UGD karena anak

mengalami kejang di rumah. Anak juga mengalami demam tinggi sejak 3

hari yang lalu. Pada pemerikasaan fisik BB 10 kg, suhu 39 C anak

mengalami kejang seluruh tubuh dan di dapatkan secret dari hidung dan

ronki pada kedua lapangan paru. Dari pemeriksaan darah tepi di dapatkan

kan leukosit 14.000 /dl.

Skenario 2. Kecelakaan Lalu Lintas 1

Seorang laki-laki, 35 tahun dibawa warga ke IGD dengan kondisi tidak

sadar setelah mengalami kecelakaan lalu lintas, kurang lebih 30 menit yang

lalu. Pasien terjatuh dan terpental dari motor sejauh ± 2 meter dengan

24

Page 25: 19 Mahasiswa

helm terlepas dan kepala membentur aspal. Pasien sempat sadar sebentar

lalu kemudian tidak sadar dan dibawa ke IGD.

Skenario 3. Nyeri Kepala

Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala pada seluruh kepala, terutama

bagian belakang kepala sejak 3 hari ini. Nyeri kepala dirasakan seperti

berdenyut dan seperti berdenyut dan seperti ditekan terutama pada

bagian belakang kepala sampai leher. Pasien mengaku lehernya terasa

tegang jika sakit kepala timbul. Nyeri kepala dirasakan terus menerus dan

tidak hilang dengan minum obat. Nyeri disertai mual, tidak muntah, tidak

ada keluhan takut melihat cahaya atau mendengar suara. Pasien mengaku

sudah sering sakit kepala seperti ini sejak 3 tahun yang lalu. Nyeri

dirasakan hilang timbul. Setiap keluhan timbul intensitas bervariasi dari

ringan ke berat, dan saat keluhan timbul, keluhan menetap pada lokasi

yang sama. Lama setiap serangan tidak menentu, biasanya paling cepat

sehari dengan obat dan saat ini nyeri kepala berlangsung paling lama.

Keluhan nyeri biasanya timbul kalau pasien telat makan, stress, saat

membaca, menonton TV, ataupun pekerjaan lain yang membutuhkan

konsentrasi. Rasa nyeri semakin berat bila pasien beraktivitas dan sedikit

berkurang bila pasien berbaring atau istirahat. Keluhan tidak dipengaruhi

oleh siklus menstruasi dan makanan (seperti mie instan, coklat, dll).

Keluhan telinga berdenging (-), penglihatan kabur (-), penglihatan ganda

(-), penglihatan kabur (-), silau (-), sakit gigi (-). Pusing berputar disangkal.

Pasien mengaku tidak ada tanda-tanda khusus sebelum serangan nyeri

datang.

Skenario 4. Nyeri punggung

25

Page 26: 19 Mahasiswa

Seorang laki-laki berusia 40 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan

nyeri pada punggung bagian bawah yang menyebar sampai ke belakang

tungkai bawah kanan.sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan ini bertambah bila

pasien sedang batuk, mengangkat barang atau ketika turun tangga, dan

berkurang apabila berbaring. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami

kecelakaan. Pada pemeriksaan kekuatan dan sensasi pada kedua

ekstremitas bawahnya normal.

Skenario 5. Mati Rasa

Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan

wajah pada sisi kanan mati rasa dan tampak turun. Keluhan dirasakan

saat mulai bangun tidur kurang lebih 1 jam yang lalu. Tidak ada riwayat

trauma sebelumnya. Dari hasil pemeriksaan fisik, pasien mengalami

kesukaran dalam menutup kelopak mata kanan, lipat nasolabial kanan

lebih licin daripada sisi kiri. Pasien juga tampak mengeluarkan air liur dari

sisi kanan mulutnya. pemeriksaan neurologis selebihnya normal.

Skenario 6. Pasien Aneh

Seorang laki-laki 55 tahun datang diantar oleh keluarganya dengan

keluhan tidak mau bicara dan selalu berdiam diri. Hal ini terjadi sejak 45

tahun yang lalu dan berlanjut sampai sekarang. Pasien di rumah dikatakan

tidak mau keluar rumah. Ia juga suka bengong-bengong, dan tertawa

sendirian. Pasien saat kelas 3 SD disuruh maju ke depan kelas untuk

menyanyi, kemudian dia diejek dan ditertawakan oleh teman-temannya

dan juga sering dimarah dan dipukul oleh gurunya. Sejak saat itu pasien

dikatakan tidak mau sekolah lagi dan hanya mengurung diri di kamarnya.

Pasien sebelumnya tidak pernah mendapatkan pengobatan secara medis

dan pernah sekali diobati oleh dukun. Pasien seorang yang pendiam dan

26

Page 27: 19 Mahasiswa

tertutup. Pasien hanya tidur tapi dalam posisi yang hampir sama setiap

hari yaitu posisi miring menghadap ke tembok dengan lipatan tangan kiri

menutupi wajahnya dan kedua lutut ditekuk. Pasien biasanya hanya mau

sekali saja menatap pemeriksa saat dibangunkan dan setelah itu pasien

akan tidur kembali dalam posisi semula dan tidak mau melihat pemeriksa

dan tidak mau membuka mata lagi walaupun dipanggil beberapa kali dan

tangannya digoyang-goyangkan. Pasien juga tidak mau makan dan minum.

Pasien jarang BAK maupun BAB, kadang pasien akan diam-diam ke kamar

mandi sendiri dan kadang terlihat celana dalam pasien basah oleh air

kencing.

27

Page 28: 19 Mahasiswa

SISTEM KARDIOVASCULAR DAN RESPIRASI

Skenario 1. Batuk-batuk

Bp Pt, 61 tahun, seorang pekerja bangunan. Bp Pt periksa ke rumah sakit

karena batuk-batuk dengan dahak dan kadang-kadang dahak bercampur

darah. Batuk ini dialami sejak 2 bulan sebelumnya, tetapi dianggap batuk

biasa. Bp Pt adalah seorang perokok. Dari pemeriksaan didapatkan BB 48

kg, TB 167 cm, suhu 37,4oC, respirasi 28x/menit, nadi 114 x/menit. Saat ini

ia merasa sesak napas. Radiologis menunjukkan gambaran efusi pleura

minimal.

Skenario 2. Bayi lahir

Bayi usia ±5 menit lahir biru dan tidak langsung menangis. Bayi lahir dari

ibu G1P0A0, usia 25 tahun, hamil aterm. Antenatal care dilakukan di SpOG,

>4x TT (+), tidak ada riwayat antenatal bleeding, didapatkan adanya

riwayat penyakit kehamilan pre eklamsia berat TD ibu 160/90 mmHg),

riwayat minum obat hanya yang diberikan dokter. Kulit ketuban pecah

saat dilakukan operasi sectio caesaria, warna jernih, jumlah cukup, bau

khas. Bayi lahir secara sectio caesaria, tampak sianosis, skor APGAR 3-4-5,

BB lahir 2.600 gram. Plasenta tampak adanya infark sebesar 15%.

Skenario 3 Kaku Tengkuk

Seorang laki-laki, 48 tahun datang berobat ke klinik 24 jam karena keluhan

tengkuk terasa kaku untuk digerakkan dan bicara sedikit pelo. Keluhan ini

dirasakan sejak 3 jam sebelum ke klinik. Sebelumnya pada saat makan

malam penderita mengkomsumsi sate dan gule kambing, yang merupakan

makan kegemaran penderita. Riwayat darah tinggi dan kencing manis

disangkal. Kakek penderita meninggal karena serangan stroke sewaktu

28

Page 29: 19 Mahasiswa

penderita masih kuliah. Pada Pemeriksaan Tanda vital didapatkan Tensi

210/130 mgHg, Nadi 102X/menit, pernafasan 24X/menit dan suhu 36,5 C.

Berat badan 96 kg dengan Tinggi badan 167 cm. Pemeriksaan Fisik tidak

didapatkan adanya kelainan. Pemeriksaan Lab belum dilakukan.

Skenario 4. Kecelakaan Lalu Lintas 2

Laki-laki, 18 tahun, sewaktu menyeberang ditabrak motor dari sisi kiri

dengan kecepatan sedang. Darai pemeriksaan thoraks didapatkan gerakan

napas sisi kiri tertinggal, jejas + (kiri), suara nafas hemithorak kiri tidak

terdengar, kanan vesicular. Palpasi sisi kiri setinggi iga V pada garis

midclavicula kiri nyeri. Perkusi hipersonor (kiri).

Skenario 5. Nyeri Dada

Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan

nyeri dada. Keluhan dirasakan sejak 4 jam yang lalu, saat pasien sedang

menonton televisi. Nyeri terasa seperti ditekan benda berat dengan durasi

kurang lebih 5-10 menit. Keluhan disertai dengan leher terasa seperti

tercekik. Badan terasa lemah, tidak ada mual-muntah. Pemeriksaan tanda

vital, Tensi 160/100 mmHg, nadi : 96x/menit, RR : 16x/menit. Dilakukan

pemeriksaan EKG, diperoleh hasil :

29

Page 30: 19 Mahasiswa

Skenario 6. Sesak Nafas

Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun diantar oleh ibunya ke UGD karena

sesak napas. Ibunya mengatakan dalam 3 bulan ini anaknya sudah 4 kali

dibawa ke UGD dengan keluhan serupa. Pada pemeriksaan diperoleh :

suhu 370C, RR : 60x/menit, nadi : 120x/menit. Anak tampak pucat,

terdapat sianosis perioral, dan menggunakan otot pernapasan tambahan.

Pada auskultasi terdengar mengi halus.

SISTEM HEMATO-IMUNOLOGI

Skenario 1. Demam 4 hari

Seorang laki-laki berumur 16 tahun datang ke klinik dengan keluhan

demam tinggi. Demam mulai dirasakan sejak 4 hari yang lalu disertai

dengan sakit kepala yang sangat, rasa mual dan perut kembung. Penderita

juga mengeluh munculnya bintik-bintik merah pada lengan kanan dan di

daeah perut yang tidak disertai rasa gatal. Pada pemeriksaan fisik

didapatkan suhu 40,2C dengan denyut nadi 124X/menit, tekanan darah

70/50mmHg dan pernafasan 32X/menit. Oleh dokter Jaga dilakukan

pemasangan infus dan diberikan surat pengantar untuk perawatan inap di

rumah sakit.

Skenario 2. Imunisasi tidak lengkap

Seorang ibu membawa anak perempuannya yang berusia 1 tahun untuk

imunisasi di puskesmas. Anak lahir cukup bulan dengan BB lahir 3000 gr

dan panjang 45 cm, saat ini terjadi pertambahan BB = 8 kg, TB = 80 cm.

Saat ini anak belum mampu berdiri sendiri dan berkata mama, papa

kepada orang tuannya. Anak ini pernah beberapa kali menderita infeksi

saluran nafas tapi saat ini dalam keadaan tidak sakit. Anak ini sudah

30

Page 31: 19 Mahasiswa

mendapatkan imunisasi sejak lahir tetapi belum lengkap, dikarenakan ibu

anak tersebut tidak mengetahui adanya program Imunisasi wajib dan

dikarenakan tempat tinggalnya yang jauh dari pusat kesehatan. Di

lingkungan sekitar keluarga tersebut terdapat beberapa anak penderita

lumpuh layu.

Skenario 3. Anak susah makan

Seorang anak perempuan umur 2 th, BB 15 kg, keluhan dari ibunya anak

tidak mau makan nasi hanya menetek dan minum air putih. Hasil

pemeriksaan darah lengkap: Hb. 10 gr %, leukosit 6.000/dL, Eritrosit

3.900.000/mm3, trombosit 150.000/mm3. Pemeriksaan apa saja yang

diperlukan untk menegakkan diagnosis pada anak tersebut? Terapi apa

yang diberikan untuk anak ini ?

Skenario 4. Anak kurus

Seorang anak laki-laki, 8 tahun dengan keluhan sudah 3 hari ada lapisan

putih di sekitar mulutnya. tidak ada keluhan nyeri tenggorok, batuk, pilek,

mual muntah, diare. Anak tampak kurus sekali. Nafsu makan agak

menurun dan biasanya anak sering panas dan diare berulang yang tidak

sembuh-sembuh. Pemberian ASI pada anak secara ekslusif selama 6 bulan.

Riwayat imunisasi dasar lengkap. Ibu pasien menderita hepatitis C akibat

penyalahgunaan obat intravena. Saat ini anak sudah bisa bicara dan

berjalan. Pada pemeriksaan fisik: Berat Badan: 7 Kg Panjang Badan: 75 cm.

Terdapat pembesaran limfonodi servikal dan aksila bilateral.

31

Page 32: 19 Mahasiswa

Skenario 5. Demam naik turun

Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke klinik 24 jam dengan keluhan

demam. Demam naik turun dan tidak menunjukkan periodisitas yang jelas.

Pasien juga mengeluhkan sakit kepala, punggung dan anggota gerak terasa

sakit, rasa dingin, serta mual dan muntah. 1 bulan yang lalu pasien

bepergian ke daerah Kulon Progo. Dari pemeriksaan fisik, pasien tampak

keluar keringat banyak. Suhu 380C aksiler. Nadi 80x/menit, napas

25x/menit.

SISTEM ENDOKRIN, NUTRISI DAN METABOLIK

Skenario 1. Bicara meracau

Seorang Laki-laki, umur 54 tahun dibawa ke Instalasi Gawat Darurat

dengan keluhan demam tinggi dan bicara meracau. Alloanamnesis dengan

anak penderita diketahui bapak tersebut telah mengidap sakit kencing

manis diketahui sejak 3 tahun terakhir tetapi tidak kontrol teratur. Pada

pemeriksaan fisik didapatkan Keadaan umum Gelisah, kesadaran

Somnolen, postur tubuh astenis. Tanda Vital Tensi 120/70 mgHg, Nadi

120x permenit, pernafasan 26x permenit, suhu tubuh 39,2 C. Didapatkan

adanya luka borok pada jempol kaki kanan, berbau tidak sedap dan warna

kulit disekitarnya berubah kehitaman. Pada pemeriksaan laboratorium di

dapatkan Kadar Gula Darah sewaktu 467 mg%, darah rutin Hb 11,8 ,

Lekosit 15.800, Trombosit 250.000, Ureum 68,9 mg%, Kreatinin 2,30 mg

%.

Skenario 2. Perut buncit

Seorang anak perempuan 4 tahun dibawa orang tuanya ke IGD dengan

kedua kaki bengkak, perut buncit, kelopak mata bengkak, anak kelihatan

32

Page 33: 19 Mahasiswa

pucat, pada lengan dan kaki serta dada dan perut kulit kelihatan bercak-

bercak kemerahan. Anamnesis dan pemeriksaan penunjang apa saja yang

diperlukan untuk menegakkan diagnosis atau penyebab penyakit anak

tersebut?

E. DI SIPLIN ILMU terkait

1. Ilmu Penyakit Dalam

2. Ilmu Kesehatan Anak

3. Ilmu Penyakit Saraf

4. Ilmu Bedah

5. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelammin

6. Ilmu Kesehatan Jiwa

7. Ilmu Gizi

8. Patologi Klinik

F. BEBAN SATUAN KREDIT SEMESTER

No Strategi Pembelajaran Tatap Muka

PEMBEKALAN

1. Sistem Saraf dan Perilaku/Psikiatri 5x100 menit

2. Sistem Kardiovascular dan Respirasi 4x100 menit

3. Sistem Hemato-imunologi 3x100 menit

4. Sistem Endokrin, Metabolisme dan Nutrisi 3x100 menit

DISKUSI 19x100 menit

PRAKTIKUM KETRAMPILAN 38x100 menit

PRAKTIKUM BIOMEDIK 5x100 menit

UJIAN OSCE 2x100 menit

33

Page 34: 19 Mahasiswa

G. KEPUSTAKAAN

1. Bickley, LS. Bate’s guide to physical examination and history taking.

10th ed. Lippincott Williams & Wilkins. New York, 2009.

2. Kasper DL, Fauci AS, Braunwald E, et all. Horrison’s principles of

internal medicine. 16th ed. Mc Graw Hill Company. USA, 2005.

3. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB. Nelson textbook of pediatric.

17th ed. Saunders. USA, 2004.

4. Gennrich JL. Pediatric drug referrence. Current Clinical Strategies

Publishing. USA, 2004.

5. Strange GR, Ahrens W, Lelyveld S, et all. Pediatric emergency

medicine, a comprehensive study guide. 2nd ed. American College of

Emergency Physicians.

6. PAPDI. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Pusat Penelitian Dep. Ilmu

Penyakit Dalam FK UI. Jakarta, 2006.

7. Pratanu S. Buku pedoman kursus elektrokardiografi. Bagian

Kardiologi FK UNAIR RSUD Dr. Soetomo. Surabaya, 2011.

8. ACLS Indonesia. Buku panduan kursus bantuan hidup jantung

lanjut. PERKI. Jakarta, 2011.

9. BCLS Indonesia. Buku panduan kursus bantuan hidup jantung dasar.

PERKI. Jakarta, 2011.

10. Konsil Kedokteran Indonesia, Standar Pendidikan Profesi Dokter,

Jakarta, Oktober 2011.

11.Mardjono M, Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Dian Rakyat. Jakarta,

2009.

12.Lumbantobing SM. Neurologi klinik : pemeriksaan fisik dan mental.

FK Universitas Indonesia. Jakarta, 2010.

13.Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa : rujukan ringkas dari PPDGJ-III.

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya. Jakarta, 2001.

34

Page 35: 19 Mahasiswa

14.Demeyer WE. Technique of the neurologic examination : a

programmed text. 5th ed. Mcgraw Hill. USA, 2004.

15.Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan and sadock’s synopsis of psychiatry.

10th ed. Lippincott Williams and Wilkins. New York, 2007.

16.Stead LG, Kaufman M. First aid for the psychiatry clerkship. 2nd ed.

Mcgraw Hill. USA, 2005.

17.Almatsier, Sunita. Prinsip dasar ilmu gizi. Kompas Gramedia. 2005.

18.Elvira SD, hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. Badan Penerbit FK UI.

Jakarta. 2010.

35