17.ptsaa6mettinjauulangptkspgws

Download 17.PTSAA6METTINJAUULANGPTKSPGWS

If you can't read please download the document

Upload: nurzirwan

Post on 18-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pts

TRANSCRIPT

BAB I1010JUDUL YANG RELEVAN DENGAN TEMA PTS DI BAWA INI ADALAH :UPAYA KINERJA GURU MATERI PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE BELAJAR AKTIF MODEL MENINJAU KEMBALI DI SDN _______ KECAMATAN ______ KABUPATEN _____ TAHUN PELAJARAN _____ BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah PTS Akhir dari rangkaian proses belajar mengajar adalah tes akhir suatu mata pelajaran yang dilakukan melalui tes formatif, tes akhir sumatif dan tes akhir semester atau tes ujian kenaikan kelas bagi siswa kelas enam sekolah dasar. Di dalam menghadapi tes ujian kenaikan kelas bagi siswa di SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten ___________ perlu adanya refreshing terhadap materi ajar yang telah diterima oleh siswa selama mengikuti proses belajar mengajar.Bagaimanakah caranya agar siswa tidak melupakan materi pelajaran yang telah diterimanya agar siswa nantinya siap menghadapi ujian kenaikan kelas yang siap atau tidak siap harus mereka hadapi. Bagaimanakah membuat suatu materi ajar agar agar tidak terlupakan oleh anak didik. Dalam hal ini guru harus mencari metode untuk mengingatkan segala memori di benak siswa yang telah mereka terima. Guru harus bisa membangkitkan kembali memori itu.Salah satu metode pengajaran yang bisa membuat anak bisa dan harus mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka terima adalah cara belajar aktif model pembelajaran meninjau ulang kesulitan pada materi pelajaran.Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan Kinerja Guru yang hanyalah kegiatan belajar aktif. Agar belajar manjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka haru menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud).Bertitik tolak dari latar belakang permasalahan tersebut di atas maka dalam penelitian ini penulis selaku pengawas sekolah dan supervisor kependidikan di SDN ______ mengambil topik Penelitian Tindakan Sekolah yang berkolaborasi dengan guru bidang studi matematika untuk menerapkan konsep pembelajaran model meninjau kembali materi pelajaran yakni Upaya Kinerja Guru Materi Pelajaran Matematika Lewat Metode Belajar Aktif Model Meninjau Kembali Kesulitan Materi Pelajaran Di SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten ___________ Tahun Pelajaran ____/____.B. Permasalahan Dalam Penelitian Tindakan SekolahBerdasarkan pada latar belakang tersebut, penulis sekaligus observer dalam penelitian ini menemukan masalah yang timbul dalam penelitian yakni : Bagaimanakah tingkat kemampuan guru dalam memberikan materi pelajaran Matematika selama ini di SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ____/_____ ?Bagaimanakah tingkat penguasaan materi pelajaran Matematika yang telah diterima siswa kelas VI SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ____/_____ dalam menghadapi ujian kenaikan kelas? Bagaimanakah pengaruh metode belajar aktif yang diberikan oleh peneliti kepada guru bidang studi melalui model pembelajaran meninjau kembali pada materi pelajaran dalam mengingatkan kembali materi pelajaran matematika yang telah dipelajari di SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ____/_____.C. Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:Mengetahui tingkat kemampuan guru dalam memberikan materi pelajaran matematika yang selama ini telah diajarkan di SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ____/_____.Mengetahui pengaruh metode belajar aktif yang dikonsepkan oleh penulis kepada guru bidang studi yakni model pembelajaran meninjau kembali kesulitan pelajaran matematika di SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ____/_____D. Manfaat Penelitian Tindakan Sekolah Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan Kinerja Guru bidang studi khususnya pada mata pelajaran matematika dalam menyelenggarakan KBM di kelas.Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.E. Penjelasan Istilah Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:Metode kooperatif adalah:Suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersamaMotivasi belajar adalah:Merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan. Kinerja Guru adalah:Kinerja Guru yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran matematika.F. Batasan MasalahKarena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi:Penelitian ini hanya dikenakan pada guru bidang studi matematika dan respon siswa kelas V SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ____/_____ terhadap penerapan model pembelajaran meninjau kembali materi pelajaranPenelitian ini dilaksanakan pada bulan _____ sampai ______ pada semester genap tahun pelajaran ____/_____.BAB II LANDASAN KEPUSTAKAAN Pada Bab II ini akan diuraikan kajian secara teoritis yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Pembahasan kajian teoritis ini di anggap perlu sekali untuk membekali peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan. Adapun uraian landasan teoritis yang akan di bahas yaitu mencakup pengembangan pengawas dan kontribusi pengawas terhadap peningkatan kinerja profesional guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, terutama memberikan konsepsi teoritis tentang pembelajaran yang inovatif agar siswa tidak monoton menerima materi pelajaran di kelas.Pengembangan PengawasPengertianPengembangan pengawas adalah salah satu dari suatu proses pengembangan yang dilakukan dalam suatu sistem manajemen yang diharapkan dapat menjawab tantangan yang sedang terjadi. Sedangkan, menurut Mondy dan Noe ( 2003: 50) mengemukakan bahwa :............pengembangan sumber daya manusia merupakan upaya manajemen yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kompetensi pekerja dan unjuk kerja organisasi melalui program pelatihan, pendidikan dari pengembangan.Dalam pengembangan pengawas yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam hal ini Dinas Pendidikan sebagai organisasi yang memegang kendali dalam urusan manajemen yang mana pengembangan pengawas tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan program pelatihan, pendidikan, seminar, lokakarya, studi banding, dan sebagainya, yang di mana pengembangan itu bertujuan untuk peningkatan kompetensi pekerja yang berpengaruh pada unjuk kerja organisasi. Pengembangan pengawas dilakukan guna meningkatkan kinerja profesional pengawas. Maka peranan Dinas Pendidikan menjadi penting di mana harus dapat memahami proses adopsi, implementasi dan keberlangsungan serta berhati - hati atau cepat tanggap dalam menghadapi faktor - faktor yang terkait dengan pengembangan profesional pengawas. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengembangan pengawas ini dilaksanakan guna menjawab tantangan dunia pendidikan kita, dalam hal ini guna peningkatan kinerja profesional pengawas.Maksud dan tujuan pengembangn pengawasAdapun maksud dan tujuan pengembangan pengawas adalah untuk memperoleh kualifikasi kemampuan pengawas, mempertahankan dan memotivasi pegawai diantaranya untuk :Meningkatkan gairah kerja para pengawas;Meningkatkan pelayanan agar dapat memberikan layanan yang lebih baik;Meningkatkan karir, keahlian, keterampilan dan prestasi kerja para pengawas;Memperhatikan technical skill, human skill, dan manajerial skill; Meningkatkan kemampuan kepemimpinan;Karena prestasi kerja meningkat, maka upah atau balas jasa dapat ditingkatkan seperti diberikan fasilitas guna menunjang pekerjaannya.Dengan demikian pengembangan perlu dilakukan oleh setiap organisasi atau lembaga karena akan memberikan manfaat bagi organisasi atau lembaga, itu sendiri maupun bagi para pegawai yang bernaung dibawahnya serta masyarakat luas.Selain itu juga tujuan pengembangan adalah untuk memperbaiki efektifitas kerja dalam mencapai hasil - hasil yang telah ditetapkan. Perbaikan efektifitas kerja dapat dilakukan dengan cara memperbaiki pengetahuan, keterampilan. maupun sikap pengawas itu sendiri terhadap tugas tugasnya.Dalam tujuan pengembangan pengawas ini bahwa tujuan umum dari pengembanuannya yaitu :Untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat dan efektif.Untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional.Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kerjasama dengan rekan - rekan pegawai dan dengan pimpinan. Sesuai dengan pendapat di atas pada dasarnya tujuan pengembangan pengawas adalah selain untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pengawas terhadap tugas - tugasnya maupun terhadap organisasi, juga agar pekerjaan lebih cepat selesai, sehingga kelangsungan hidup organisasi lebih terjamin.Dalam program - program pengembangan yang direncanakan akan memberi manfaat kepada organisasi berupa peningkatan produktifitas, peningkatan moral dan stabilitas serta keluwesan organisasi yang makin besar untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan eksternal yang berubah dalam hal ini tuntutan dari dunia kerja yang harus dapat di jawab oleh dunia pendidikan kita.Prinsip pengembangan pengawasPengembangan pengawas mempunyai berbagai manfaat karir jangka panjang yang membantu pengawas dalam pencapaian prestasi kerja yang lebih tinggi. Untuk pencapaian tujuan dan sasaran maka dalam pelaksanaan pengembangan harus memperhatikan prinsip - pninsip pengembangan.Ada pun prinsip - prinsip umum pengembangan sebagai berikut :Motivasi.Semakin tinggi motivasi seorang pengawas, semakin cepat ia akan mempelajari keterampilan atau pengetahuan akan tugasnya. Pendidikan dan pelatihan sebagai alat, haruslah dihubungkan dengan tujuan yang di capai oleh para pengawas, seperti kedudukan yang lebih baik dan sebagainya.Laporan kemajuan.Laporan ini diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh seorang pengawas telah memahami pengetahuan yang baru. Meskipun dengan pembuatan laporan kemajuan yang terlalu sering adalah kurang baik."Reinforcement".Apabila suatu keterampilan sedang dipelajari, perlulah proses belajar ini diperkuat dengan hadiah ataupun hukuman. Manajemen haruslah bisa menentukan agar setiap hadiah dikaitkan dengan kemajuan para pengawas.Praktek.Mempraktekan apa yang dipelajari merupakan hal yang sangat penting. Sedapat mungkin pengawas yang di latih dapat mempraktekan keterampilan tersebut pada suasana yang sebenarnya.Perbedaan individual.Meskipun latihan kelompok sering mempunyai kelebihan ekonomis, tetapi pada hakekatnya setiap pengawas berbeda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, latihan yang efektif hendaknya rnenyesuaikan kecepatan dan kerumitan dengan kemampuan masing - masing individu.Dan penjelasan di atas dapat secara jelas diketahui bahwa pengembangan pengawas harus memiliki serta memperhitungkan prinsip - prinsip pengembangan yang meliputi : motivasi, laporan kemajuan, reinforcement, praktek dan perbedaan individu. Dengan adanya prinsip - prinsip tersebut maka diharapkan pengembangan pengawas yang dilakukan dalam organisasi mampu mewujudkan tujuan dan harapan yang telah ditetapkan.Metode - metode pengembangan pengawasPelaksanaan pengembangan pengawas harus didasarkan pada metode - metode yang telah ditetapkan dalam pengembangan organisasi yang bersangkutan. Di dalam program pengembangan ini telah ditetapkan antara lain sasaran, proses, waktu dan metoda - metoda pelaksanaannya. Metoda - metoda pengembangan harus didasarkan pada sasaran yang ingin dicapai.Adapun sasaran dari pengembangan pengawas adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis mengerjakan pekerjaan serta untuk meningkatkan keahlian dan kecakapan memimpin serta mengambil keputusan.Sedangkan untuk metode pengembangannya itu sendiri terbagi dalam dua metode yaitu :Metode latihanMetode latihan harus berdasarkan kepada kebutuhan pekerjaan dan tergantung kepada berbagai faktor yaitu : waktu, biaya, jumlah peserta, tingkat pendidikan dasar, latar belakang peserta dan sebagainya. Metode PendidikanPendidikan dalam pengembangan ini adalah dalam arti sempit serta sifat khusus yaitu untuk meningkatkan keahlian dan kecakapan manajer memimpin bawahannya secara efektif. Seorang manajer yang efektif pada jabatannya akan dapat mendapat hasil yang optimal. Hal ini yang memotivasi organisasi memberikan pendidikan terhadap stafnya.Latihan biasanya diberikan kepada Staf operasional, sedangkan metode pendidikan diberikan kepada manajer.Dari paparan di atas tersebut bahwa pada dasarnya banyak sekali metode yang digunakan dalam melakukan pengembangan pengawas. Hal ini mendukung organisasi untuk lebih leluasa dalam metode yang mana yang sesuai untuk digunakan dan relevan dengan kondisi atau keberadaan organisasi.Tolak ukur metode pengembanganMetode pengembangan yang diterapkan perlu di ukur apakah baik atau tidak. Metode pengembangan dikatakan baik jika mencapai sasaran sesuai dengan yang diinginkan yaitu dapat meningkatkan kualitas yang diinginkan dalam mengerjakan pekerjaannya. Dengan pengukuran metode ini kita dapat menarik kesimpulan apa perlu di ganti atau hanya perlu disempurnakan saja.Adapun indikator - indikator yang diukur dari metode pengembang yang diterapkan sebagai berikut :Prestasi kerja dari para pengawas Kedisiplinan para pengawasKehadiran para pengawasTingkat kerja samaTingkat upah insentif para pengawasKepemimpinan dan keputusan pimpinan.B. Tinjauan Tentang Prestrasi Belajar1. Pengertian BelajarPengertian belajar sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan. Yang dimaksud belajar yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal serta fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya. Jadi belajar merupakan hal yang pokok. Belajar merupakan suatu perubahan pada sikap dan tingkah laku yang lebih baik, tetapi kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk.Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan harus merupakan akhir dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung brhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadai dalam diri seserorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar bukan tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam diri individu dalam mengusahakan memperoleh hubungan-hubungan baru.Agar belajar dapat dicapai hasil yang baik, siswa harus mau belajar dengan sebaik mungkin. Supaya mereka mau belajar dengan baik yaitu belajar dengan baik dan teratur secara sendiri-sendiri, secara kelompok dan berusaha memperkaya bahan pelajaran yang diterima di sekolah dengan bahan pelajaran ditambah dengan usaha sendiri. Belajar dengan baik dapat diciptakan, apabila guru dapat mengorganisir belajar siswa, sehigga minat dan motivasi belajar dapat ditumbuhkan dalam suasana kelas yang menggairahkan. Tugas siswa mengorganisir terletak pada si pendidik, oleh karena itu bagaimana cara membantu si pendidik dalam menggunakan alat pelajaran yang ada.Belajar merupakan aktivitas/usaha perubahan tingkah laku yang terjadi pada dirinya atau diri individu. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan pengalaman-pengalaman baru. Dengan belajar individu mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Perubahan dalam kepribadian yang menyatakan sebagai suatu pola baru dan pda reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Untuk mempertegas pengertian belajar penulis akan memberikan kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses lahir maupun batin pada diri individu untuk memperoleh pengalaman baru dengan jalan mengalami atau latihan.2. Pengertian Kinerja GuruSebelum dijelaskan pengertian mengenai Kinerja Guru, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Sudah dijelaskan di muka bahwa yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu.Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar menginginkan hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik. Sedang pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan. Kemampuan di sini berarti yang dimampui individu dalam mengerjakan sesuatu. Jika dibandingkan dengan pendapat yang pertama, maka pengertiannya sama yaitu berupa hasil yang diperoleh dari kemampuan seseorang.Pengertian dari dua kata prestasi dan belajar atau Kinerja Guru berarti Kinerja Guru, secara lebih khusus setelah siswa mengikuti pelajaran dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan penilaian yang dilaksanakan guru di sekolah, maka Kinerja Guru dituangkan atau diwujudkan dalam bentuk angka (kuantitatif) dan pernyatan verbal (kualitatif). Kinerja Guru yang dituangkan dalam bentuk angka misalnya 10, 9, 8, dan seterusnya. Sedangkan Kinerja Guru yang dituangkan dalam bentuk pernyataan verbal misalnya, baik sekali, baik, sedang, kurang, dan sebagainya.Berdasarkan kapan tes atau evaluasi harus dilaksanakan evaluasi sumatif, evaluasi formatif dan evaluasi belajar tahab akhir, dengan demikian ada Kinerja Guru formatif yaitu Kinerja Guru yang diproleh siswa setelah mengikuti satuan pelajaran, prestasi sumatif yaitu prestasi yang diperoleh setelah mengikuti peralajaran selama satu semester/catur wulan, dan prestasi ujian kenaikan kelas pada jenjang tertentu.3. Pedoman Cara BelajarUntuk memperoleh prestasi/Kinerja Guru yang baik harus dilakukan dengan baik dan pedoman cara yang tepat. Setiap orang mempunyai cara atau pedoman sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok digunakan oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa yang lain. Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam hal kemampuan, kecepatan dan kepekaan dalam menerima materi pelajaran.Oleh karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus dikerjakan oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi faktor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu sendiri. Untuk dapat mencapai Kinerja Guru yang sebaik-baiknya harus mempunyai kebiasaan belajar yang baik. C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja GuruTelah dikatakan di muka bahwa belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian, ilmu pengetahuan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat dicapai atau dengan kata lain berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung pada macam-macam faktor.Adapun faktor-faktor itu, dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:a. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendir yang kita sebut faktor individu. Yang termasuk ke dalam faktor individu antara lain faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.b. Faktor yang da pada luar individu yang kita sebut dengan faktor sosialSedangkan yang faktor sosial antara lain faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru, dan cara dalam mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang ada atau tersedia dn motivasi sosial.Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di atas menunjukkan bahwa belajar itu merupaka proses yang cukup kompleks. Artinya pelaksanaan dan hasilnya sangat ditentukan oleh faktor-faktor di atas. Bagi siswa yang berada dalam faktor yang mendukung kegiatan belajar akan dapat dilalui dengan lancar dan pada gilirannya akan memperoleh prestasi atau Kinerja Guru yang baik.Sebaliknya bagi siswa yang berada dalam kondisi belajar yang tidak menguntungkan, dalam arti tidak ditunjang atau didukung oleh faktor-faktor diatas, maka kegiatan atau proses belajarnya akan terhambat atau menemui kesulitan.Aktivitas belajar individu memang tidak selamanya menguntungkan. Kadang-kadang juga tidak lancar. Kadang-kadang mudah menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang sulit mencerna materi pelajaran. Dalam keadaan dimana anak didik/siswa dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut kesulitan belajar.D. Bagaimana Menjadikan Siswa Aktif Sejak Awal Dalam memulai pelajaran apapun, kita sangat perlu menjadikan siswa aktif semenjak awal. Jika tidak, kemungkinan besar kepasifan siswa akan melekat seperti semen yang butuh waktu lama untuk mengeringkannya. Susunlah aktivitas pembuka yang menjadikan siswa lebih leluasa, ikut berfikir, dan memperlihatkan minat terhadap pelajaran. Pengalaman-pengalaman ini bisa dianggap sebagai hidangan pembuka sebelum makana utama, pengalaman ini membuat siswa berselera untuk menikmati hidangan selanjutnya. Memang ada sebagian guru yang memilih untuk memulai pelajaran hanya dengan pengenalan singkat, namun menambahkan setidaknya satu latihan pembuka pada rencana pengajaran. E. Bagaimana Menjadikan Belajar Tidak Terlupakan Sebagian guru mengajar hingga batas akhir masa sekolah, semester, atau bidang studi. Mereka mmungkin beranggapanbahwa pada saat saat akhri mereka dapat mejejalkan lebih banyak informasi dan menyelesaikan topic dan materi yang masih dalam agenda mereka.Makna dari meyelesaiakan mata pelajaran masih pernli dipertanyakan, karena adakalanya guru hanya sekedar menyelesaikan materi yang masih tersisa. Memaksakan diri untuk mengajar hingga batas akhir sering kali berakibat pada terjadinya pengajaran yang tidak tertata, ada yang terlewatkan, atau ada yang masih belum jelas. Sebaliknya, bila kegiatan belajar berisfat aktif, adas peluang untuk terjadinya pemahaman. Baila kita menyediakan waktu untuk memantapkan apa yang telah dipelajari, maka ada peluang untuk terjadinya pengigatan.Pikirkanlah apa yang terjadi bila anda bekerja keras menggunakan computer, mencari informasi, memecahkan masalah, dan menyusun konsep namun, anda lupa menyimpan hasil pekerjaan anda. Tentu saja, semua pekerjaan anda aan hilang sia-sia. Demikian pula, hasil pembelajaran dapat menghilang bila siswa tidak diberi kesempatan untuk menyimpannya.Di samping menyimpan apa yang telah dipelajari, penting pula untuk menikmatinya. Seperti halnya pengalaman, pembelajaran akan dapat dinikmati bila ada kesempatan untuk mengingatnya dan memberinya sentuhan akhir yang menyentuh perasaan. Sebagaimana yang telah kita bicarakan tentang hidangan pembuka dan entri dari kegiatan belajar akatif, sekarang akan kita bahas adalah hidangan penutup.F. Sepuluh Strategi untuk Membentuk Kelompok KecilKerja kelompok kecil merupakan kegiatan penting dari kegiatan belajar aktif. Ini penting untuk membentuk kelompok secara cepat dan efisien dan, pada saat bersamaan, memvariasikan komposisi serta besaran kelompok di dalam kelas. Pilihan-pilihan berikut ini merupakan alternatif menarik untuk membebaskan siswa dalam memilih kelompok mereka sendiri atau menentukan jumlah anggota sesuai yang anda perintahkan.Kartu pengelompokan: Tentukan berapa banyak siswa yang ada di kelas dan berapa banyak pengelompokan yang anda inginkan selama pelajaran berlangsung. Sebagai contoh, dalam kelas yang berisi dua puluh siswa, satu kegiatan dapat memerlukan empat kelompok yang beranggotakan lima siswa; kegiatan lain bisa memerlukan lima kelompok beranggotakan empat siswa; kegiatan lainnya lagi memerlukan enam kelompok beranggotakan tiga siswa dengan dua siswa sebagai pengamat. Tandai kelompok-kelompok ini menggukan titik-titik berwarna (merah, biru, hijau, dan kungin untuk empat kelompok), stiker hias (lima stiker berbeda dengan tema yang sama untuk lima kelompok, misalnya gambar singa, monyet, macan, jerapah, gajah), dan nomor (1 hingga 6 untuk enam kelompok). Tempatkan secara acak angka, titik berwarna, dan striker pada sebuah kartu untuk masing-masing siswa dan sertakan kartu untuk masing-masing siswa. Bila anda sudah siap untuk membentuk kelompok, kenalilah kode yang anda gunakan dan arahkan siswa untuk bergabung ke dalam kelompok mereka dalam tempat yang telah ditentukan. Siswa akan dapat bergerak cepat menuju kelomoik mereka, menghemat waktu, dantidak lagi bingung dengan apa yang harus dikerjakan. agar prosesnya lebih efisien lagi, anda mungkin perlu menempelkan tanda yang menunjukan area pertemuan kelompok.Puzzle: Belilah Puzzle Jigsaw (teka-teki menyusun potongan gambar) atau buatlah sendiri dengan memotong-motong gambar dari majalah; tempelkan potongan-potongan itu pada kertas karton tebal; dan potonglah menjadi bentuk, ukuran dan jumlah yang dikehendaki. Pilih jumlah puzzle sesuai dengan jumlah kelompok yang hendak anda buat. Pisahkan puzzle kepada tiap satu orang siswa. Bila anda sudah siap membentuk kelompok, perintahkan siswa untuk menempatkan potongan-potongan gambar yang diperlukan agar terbentuk gambar utuh.Menemuan sahabat dan keluarga fiktif terkenal: Susunlah sebuah daftar berisi anggota keluarg aatau sahabat fiktif terkenal dalam kelompok yang beranggotakan tiga atau empat siswa (misalnya, Peter, Pan, Tinker, Kanten Hook, Wendy; Alice, Chesire, Cat, Queen of Heart, Mad Hatter; Superman, Lois Lane, Jimmy Olsen, Clark Kent). Pilihlah jumlah yang sama dari karakter fiksional sesuai jumlah siswa. Tulislah nama-nama fisonal pada kartu indeks, satu nam satu kartu, untuk membuat kelompok keluarga kartu. Acaklah kartu-kartu itu dan tiap siswa diberi satu kartu denga sebuah nama fiksional. Bila anda sudah siap cari anggota keluarga yang lain dari keluarga mereka. Bila kelompok orang terkenal sudah terbentuk, mereka dapat mencari tempat untuk berkumpul.Label nama: Gunakan label nama dengan bentuk atau warna yang berbeda untuk menandai pengelompokkan yang berberda.Hari kelahiran: Perintahkan siswa untuk berbaris sesuai urutan kelahiran, kemudian pecah menjadi sejumlah kelompok-kelompok yang anda perlukan untuk kegiatan tertentu. Dalm kelas yang besar, bentuklah kelompok berdasarkan bulan kelahiran. Sebagai contoh, 60 siswa bisa dibagi menjadi tiga kelompok dengan anggota yang kira-kira sama dengan menyusun kelompok yang dianggotai olehsiswa yang lahir pad (1) Januari, February, April dan April, (2) April, Juni, Juli, Agustus, dan (3) September, Oktober, November, dan April.Kartu remi: Gunakan satu dus kartu remain untuk menandai kelompok. Sebagi contoh, gunakan yoker, ratu, raja, dan as untuk membuat kelompok beranggotakan empat siswa, dan tambahkan jumlah kartu sesuai dengan jumlah kartu sesuai denga jumlah siswa. Kocoklah kartu itu dan bagikan satu kartu satu siswa, selanjutnya arahkan siswa untuk menemukan siswa yang memegang kartu yang sama guna membentuk kelompok. Sebut angka: tentukan jumlah dan kuran kelompok yang ingin anda buat, tempatkan anka pada masing-masing selipan kertas, dan tempatkan di dalam sebuah kotak. Siswa mengambil satu angka dari kotak untuk menandai kelompoknya. Sebagai contoh, jika anda menginginkan empat kelompok beranggotakan empat siswa. Anda mesti memiliki enam belar selipan kertas dengan empat kumpulan yang masing-masing terdiri dari angka 1 hingga 4.Rasa permen: Beri siswa masing-masing satu permen bebas gula deng aberbagai rasa untuk menunjukan pengelompokan. Sebagi contoh, keempat kelompok anda bisa terdiri dari lemon, anggur, cerry, dan strawberry.Pilih benda-benda yang mirip: Pilihlah maina denga tema yang sama dan gunakan untuk menunjukan atau melambangkan kelompok. Sebagi contoh, anda dapat memilih tema transportasi dan menggunakan mobil, pesawat terbang, perahu, dan kereta api. Tiap siswa akan mengambil mainan yang sama untuk membentuk kelompok. Materi siswa: Anda dapat menandai materi belajar siswa dengan mengunaan klip kertas berwarna, handout berwarna, atau stiker pada map untuk menandai kelompok.G. Metode Belajar Aktif Model Meninjau Kesulitan pada Materi Pelajaran 1. Uraian Singkat Strategi ini dirancang seperti tayangan permainan TV jawaban diberikan terlebih dahulu, dan tantangannya adalah mengajukan pertanyaanyang cocok atau benar. Format ini bisa dengan mudah digunakan sebagai tinjauan tentang materi pelajaran.2. ProsedurBuatlah tiga hingga enam kategori pertanyaan tinjauan. Gunakan salah satu dari beberapa kategori umum ini:Konsep atau gagasanFakta Keterampilan Nama b. Atau buatlah kategori berdasarkan topiknya. Sebagai contoh, anggur berwarna ini biasanya dihidangkan dalai temperature ruangan bias dicocokan dengan pertanyaan Minuman rouge itu apa sih? Kita tidak perlu memiliki jumlah pertanyaan dan jawaban yang sama dalai tiap kategori,namun kita harus menyusun petanyaan dan jawaban dengan derajat kesulitan yang terus meningkat. Perlihatkan papan permainan peninjauan kembali pada selembar kertas besar dan tebal. Umumkan kategorinya dan nilai poinnya untuk tiap kategori. Berikut adalah apana permaina sampel.Bulan Warna Angka10 poin 10 poin 10 poin20 poin 20 poin 20 poin30 poin 30 poin 30 poin Bentuklah tim beranggotakan tiga hingga enam orang siswa dan sediakan kartu penjawab untuk tiap tim. Jika memungkinkan, buatlah kelompok dengan beragam tingkat keterampilan atau pengetahuan.5. Pentahkan im untuk memilih kapten dan pencatat nilai tim.- Kapten tim mewakili tim. Ia merupakan salah satunya yang bisa mengacungkan kartu penjawab dan memberikan jawabanya. Kapten tim harus merundingan dengan tim sebelum memberikan jawaban. - Pencatat nilai bertanggung jawab menambahkan dan mengurangi nilai untuk tim mereka.Catatan: Sebagai moderator permainan, anda bertanggung jawab mencermati pertanyaan mana saja yang telah diajukan. Ketia tiap pertanyaan diajukan, beri tanda silang pada papan permainan. Berikan tanda centang pada pertanyaan yangsulit dijawab oleh siswa. Anda bisa kembli kepada pertanyaan ini bila permainan selesai.Tinjaulah beberapa aturan permainan berikut ini.- Kapten tim yang memegang kartu penjawab pertama mendapatan kesempatan untuk menjawab.- Semua jawaban harus diberikan dalai bentuk pertanyaan.- Jika jawaban yang diberikan benar, nilai angka untuk kategorinya akan diberikan. Jika jawabannya tidak benar, nilai angka pada skor tim dikurangi, dan tim lain berkesemapatan untuk menjawab.- Tim yang memberikan jawaban terakhir yang benar akan menguasai papan permainan. 6. Variasi a. Sebagai alternative dari penggunaan kapten tim, perintahkan tiap anggota tim untuk mengambil giliran memainkan permainan tinjauan ulang. Dia tidak boleh berkonsultasi dengan anggota tim sebelum menjawab. b. Perintahkan siswa untuk membuat pertanyaan permainan.BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN Deskripsi Penelitian Tindakan Kepengawasan Pengembangan pengawas sejalan dengan pengembangan sumber daya manusia yaitu upaya manajemen yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kompetensi pekerja dan unjuk kerja organisasi melalut program pelatihan, pendidikan dan pengembangan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja, Moekijat (1981: 20) mengemukakan bahwa: "Pengembangan adalah usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan sekarang maupun yang akan datang dengan memberikan informasi, mempengaruhi sikap dan menambah pengetahuan".Pengembangan pengawas pada lingkungan kependidikan di Kecamatan ____ Kabupaten ______ adalah suatu usaha atau upaya yang dilakukan oleh lembaga maupun pengawas itu sendiri untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan sehingga mampu melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya secara profesional.Salah satu tindakan kepengawasan adalah memberikan kontribusi bagi pengembangan pembelajaran yang inovatif guna meningkatkan kinerja guru dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar di kelas, jadi perlu ditekankan kembali bahwa dalam penelitian ini penulis sebatas observer atas kinerja guru dalam pembelajaran di kelas. A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten _____ .2. Waktu PenelitianWaktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan _________ pada semester genap tahun pelajaran ____/____.3. Subyek PenelitianSubyek penelitian adalah guru bidang studi matematika di SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten _____ .B. Rancangan Penelitian Tindakan Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mecari solusi atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di kelas. Untuk lebih jelasnya marilah kita pelajari definisi yang dikemukakan oleh Kemmis R. Carr, Ebbut, Taggart dan Kent Lewin (Kasbolah, 1998/1999:14-15) yang menyatakan sebagai berikut....Kemmis dan Carr (1986) mengemukakan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan....Ebbut (1985) penelitian tindakan merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut.Kemmis & Taggart (1982) berpendapat, penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek yaitu perencanaan, tindakan, obsevasi dan refleksi dalam bentuk spiral. Sedangkan Kurt Lewin (1992:147) mengemukakan bahwa penelitian tindakan adalah penelitian yang merupakan suatu rangkaian langkah-langkah (a spiral of stefs) setiap langkah terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar sebagai berikutGambar 3.1Tahapan Penelitian Tindakan (Kurt Lewin, 1992:147)Dari beberapa definisi penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh para pakar di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa pengertian penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pengajaran yang dilaksanakan dalam lingkup kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.Penelitian tindakan kelas mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran di kelas bersifat reflektif inquiri ; dan dilakukan secara kolaboratif (Ruskandi, 2003: 34 )Pada dasarnya penelitian tindakan bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran. Mengingat tuntutan masyarakat terhadap dunia pendidikan akhir-akhir ini begitu antusias sebagai akibat pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta terjadinya perubahan yang signifikan dalam tatanan kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Oleh karena itu sekolah harus melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas.Penelitian tindakan kelas bersifat reflektif inquiri. Oleh karena itu fokus penelitian tindakan terletak pada bagaimana kemampuan guru dalam melakukan tindakan-tindakan yang efektif dalam memecahkan permasalahan pembelajaran. Selain itu penelitian tindakan dilakukan secara kolaborasi. Joni ( Wahyudin, 1999 : 16 ) berpendapat bahwa pendekatan kolaboratif diterapkan untuk menciptakan adanya hubungan kerja kesejawatan (empowering). Hal ini dimaksudkan untuk memberdayakan guru agar mampu mengadakan pembaharuan-pembaharuan secara kreatif dan inovatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.Penjelasan alur di atas adalah:Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran aktif model meninjau ulang kesulitan materi belajar.Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.C. Instrumen Penelitian Tindakan Dalam penelitian ini penulis menggunakan Instrumen yang terdiri dari:1. Silabus seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian Kinerja Guru. 2. Rencana Pelajaran merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian Kinerja Guru, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.3. Lembar Kegiatan Siswa, lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.4. Tes formatif, tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematika pada yang telah dipelajari selama ini. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. D. Metode Pengumpulan DataData-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode pembelajaran aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran, dan tes formatif.E. Teknik Analisis DataUntuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui Kinerja Guru yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:Untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:Dengan : = Nilai rata-rata X = Jumlah semua nilai siswa N= Jumlah siswa2. Untuk ketuntasan belajarAda dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunju pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:Untuk lembar observasiLembar observasi pengelola metode pembelajarn koooperatif model Meninjau Ulang.Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model Meninjau Ulang digunakan rumus sebagai berikut : X = Dimana P1 = Pengamat 1 dan P2 = Pengamat 2Lembar observasi aktifitas guru dan siswaUntuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut : % = x 100 % denganX = = Dimana :%= Presentase pengamatanX= Rata-rata x= Jumlah rata-rataP1= Pengamat 1P2= Pengamat 2BAB IVHASIL PENELITIAN TINDAKAN DAN PEMBAHASANHasil penelitian merupakan rangkaian penemuan yang diperoleh peneliti dari lapangan sesuai dengan masalah yang telah ditetapkan. Penemuan - penemuan ini merupakan rangkaian data hasil perhitungan yang digunakan oleh peneliti guna menggambarkan permasalahan yang menjadi masalah penelitian. Sementara itu pula bahwa dalam pengumpulan data, penelitian ini juga menggunakan teknik wawancara yang kedudukannya sebagai pelengkap dan penunjang data hasil angket yang disebarkan. Untuk lebih jelasnya maka dibawah ini dijabarkan data - data yang diperoleh sesuai dengan tahapan masalah yang telah ditetapkan.A. Hasil Tindakan Tahap Ia. Tahap PerencanaanPada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal ______ di Kelas VI SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten _____ dengan jumlah siswa 35 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:Tabel 4.1 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus INoAspek yang diamatiPenilaianRata-rataP1P2IPengamatan KBMPendahuluan Memotivasi siswaMenyampaikan tujuan pembelajaranMenghubungkan dengan pelajaran sebelumnya Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar 222222Kegiatan intiMempresentasikan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif Membimbing siswa melakukan kegiatan Melatih keterampilan kooperatif Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan 333333333333Penutup Membimbing siswa membuat rangkuman Memberikan evaluasi 333333IIPengelolaan Waktu222IIIAntusiasme KelasSiswa antusiasGuru antisias 232323Jumlah 323232Keterangan : Nilai : Kriteria : Tidak Baik : Kurang Baik : Cukup Baik : Baik Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajran, pengelolaan waktu, dan siswa antusias. Keempat aspek yang mendapat nilai kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II. Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel berikut :Tabel 4.2. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus INoAktivitas Guru yang diamatiPresentase123456789Menyampaikan tujuanMemotivasi siswaMengkaitkan dengan pelajaran sebelumnyaMenyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategiMenjelaskan materi yang sulitMembimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsepMeminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatanMemberikan umpan balikMembimbing siswa merangkum pelajaran5,08,38,36,713,321,710,018,38,3NoAktivitas siswa yang diamatiPresentase 123456789Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guruMembaca bukuBekerja dengan sesama anggota kelompokDiskusi antar siswa/ antara siswa dengan guruMenyajikan hasil pembelajaranMenyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ideMenulis yang relevan dengan KBMMerangkum pembelajaranMengerjakan tes evaluasi22,511,518,714,42,95,28,96,98,9 Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada siklus I adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, yaitu 21,7 %. Aktivitas lain yang presentasinya cukup besar adalah memberi umpan balik/ evaluasi, tanya jawab dan menjelaskan materi yang sulit yaitu masing-masing sebesar 13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah mengerjakan/ memperhatikan penjelasan guru yaitu 22,5 %. Aktivitas lain yang presentasinya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok, diskusi antara siswa/ antara siswa dengan guru, dan membaca buku yaitu masing-masing 18,7 % 14,4 dan 11,5 %. Pada siklus I, secaraa garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran kooperatif model Meninjau Ulang sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominanuntuk memberikan penjelasan dan arahan, karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa. Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus INo. UrutNilaiKeteranganNo. UrutNilai KeteranganTTTTTT17019802602070370214048022805802360640245077025808502660980278010402870117029801250308013703180146032701570334016803480178035601860Jumlah1160116Jumlah 1180126Jumlah Skor 2330Jumlah Skor Maksimal Ideal 3500% Skor Tercapai 66,85Keterangan: T : Tuntas TT: Tidak TuntasJumlah siswa yang tuntas : 23Jumlah siswa yang belum tuntas : 12Klasikal : Belum tuntas Tabel 4.4. Distribusi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus INoUraianHasil Siklus I123Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar66,852365,71Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 66,80 dan ketuntasan belajar mencapai 64,00% atau ada 16 siswa dari 35 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 65 hanya sebesar 65,71% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa banyak yang lupa dengan materi pelajaran yang telah diajarkan selama hampir satu semester ini. B. Hasil Tindakan Tahap IIa. Tahap perencanaan Pada tahap inipeneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal ____________ di Kelas VI SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten _____ dengan jumlah siswa 35 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga keslah atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus IINoAspek yang diamatiPenilaianRata-rataP1P2IPengamatan KBMPendahuluan Memotivasi siswaMenyampaikan tujuan pembelajaranMenghubungkan dengan pelajaran sebelumnya Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar 333433,5Kegiatan intiMempresentasikan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif Membimbing siswa melakukan kegiatan Melatih keterampilan kooperatif Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan 34443444433,54443Penutup Membimbing siswa membuat rangkumanMemberikan evaluasi 34443,54IIPengelolaan Waktu332IIIAntusiasme KelasSiswa antusiasGuru antisias 44343,54Jumlah 414342Keterangan : Nilai : Kriteria : Tidak Baik : Kurang Baik : Cukup Baik : Baik Dari tabel di atas, tanpak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakn oleh guru dengan menerapkan metode pembelajarn kooperatif model Meninjau Ulang mendapatkan penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tesebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/ menemukan konsep, dan pengelolaan waktu. Dengan penyempurnaan aspek-aspek I atas alam penerapan metode pembelajarn kooperatif model Meninjau Ulang diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa ynag telah mereka lakukan. Berikut disajikan hasil observasi akivitas guru dan siswa : Tabel 4.2. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus IINoAktivitas Guru yang diamatiPresentase123456789Menyampaikan tujuanMemotivasi siswaMengkaitkan dengan pelajaran sebelumnyaMenyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategiMenjelaskan materi yang sulitMembimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsepMeminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatanMemberikan umpan balikMembimbing siswa merangkum pelajaran6,76,76,711,711,725,08,216,66,7NoAktivitas siswa yang diamatiPresentase 123456789Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guruMembaca bukuBekerja dengan sesama anggota kelompokDiskusi antar siswa/ antara siswa dengan guruMenyajikan hasil pembelajaranMenyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ideMenulis yang relevan dengan KBMMerangkum pembelajaranMengerjakan tes evaluasi17,912,121,013,84,65,47,76,710,8 Berdasarkan tabel I di atas, tampak bahwa aktifitas guru yang paling dominan pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menentukan konsep yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan adalah memberi umpan balik/evaluasi/ Tanya jawab (16,6%), mnjelaskan materi yang sulit (11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan hasil kegiatan (8,2%), dan membimbing siswa merangkum pelajaran (6,7%). Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus II adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (21%). Jika dibandingkan dengan siklus I, aktifitas ini mengalami peningkatan. Aktifitas siswa Kelas VI SDN ______ Kecamatan _____ Kabupaten _____ yang mengalami penurunan adalah mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru (13,8%), menulis yang relevan dengan KBM (7,7%) dan merangkum pembelajaran (6,7%). Adapun aktifitas siswa yang mengalami peningkatan adalah membaca buku (12,1%), menyajikan hasil pembelajaran (4,6%), menanggapi/mengajukan pertanyaan/ide (5,4%), dan mengerjakan tes evaluasi (10,8%). Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus IINo. UrutNilaiKeteranganNo. UrutNilai KeteranganTTTTTT18019702702080360217047022505602370670247077025608802650970277010702880115029901250308013703170148032801570337016603450177035701870Jumlah1180143Jumlah 1220135Jumlah Skor 2400Jumlah Skor Maksimal Ideal 3500% Skor Tercapai 68,57Keterangan: T : Tuntas TT: Tidak TuntasJumlah siswa yang tuntas : 27Jumlah siswa yang belum tuntas : 8Klasikal : Belum tuntas Tabel 4.4. Distribusi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus IINoUraianHasil Siklus II123Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar68,572777,14Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 68,57% dan ketuntasan belajar mencapai 77,14% atau ada 27 siswa dari 35 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan Kinerja Guru siswa ini karena siswa-siswa telah mulai mengulang pelajaran yang sudah diterimanya selama ini sehingga para siswa sebagian sudah mengingat meteri yang telah diajarkan oleh guru. C. Hasil Tindakan Tahap IIIa. Tahap PerencanaanPada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap kegiatan dan pengamatanPelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal ______ di Kelas VI SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten _____ dengan jumlah siswa 35 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut. Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus IIINoAspek yang diamatiPenilaianRata-rataP1P2IPengamatan KBM Pendahuluan Memotivasi siswaMenyampaikan tujuan pembelajaranMenghubungkan dengan pelajaran sebelumnya Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar 343434Kegiatan intiMempresentasikan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif Membimbing siswa melakukan kegiatan Melatih keterampilan kooperatif Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan 44443444334443,53Penutup Membimbing siswa membuat rangkumanMemberikan evaluasi 444444IIPengelolaan Waktu333IIIAntusiasme KelasSiswa antusiaGuru antisias 444444Jumlah 454444,5Keterangan : Nilai : Kriteria 1: Tidak Baik2. : Kurang Baik3.: Cukup Baik 4.: Baik Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model Meninjau Ulang mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaan waktu. Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif model Meninjau Ulang diharapkan dapat berhasil semaksimal mungkin. Tabel 4.2. Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus IIINoAktivitas Guru yang diamatiPresentase123456789Menyampaikan tujuanMemotivasi siswaMengkaitkan dengan pelajaran sebelumnyaMenyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategiMenjelaskan materi yang sulitMembimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsepMeminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatanMemberikan umpan balikMembimbing siswa merangkum pelajaran6,76,710,713,310,022,610,011,710,0NoAktivitas siswa yang diamatiPresentase 123456789Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guruMembaca bukuBekerja dengan sesama anggota kelompokDiskusi antar siswa/ antara siswa dengan guruMenyajikan hasil pembelajaranMenyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ideMenulis yang relevan dengan KBMMerangkum pembelajaranMengerjakan tes evaluasi20,813,122,115,02,94,26,17,38,5 Berdasarkan tabel diatas tampak bahaw aktivitas guru yang paling dominan pada siklus III adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu 22,6%, sedangkan aktivitas menjelaskan materi yang sulit dan memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab menurun masing-masing sebesar (10%), dan (11,7%). Aktivitas lain yang mengalami peningkatan adalah mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya (10%), menyampiakan materi/strategi /langkah-langkah (13,3%), meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan (10%), dan membimbing siswa merangkum pelajaran (10%). Adapun aktivitas ynag tidak menglami perubahan adalah menyampaikan tujuan (6,7%) dan memotivasi siswa (6,7%). Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus III adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (22,1%) dan mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (20,8%), aktivitas yang mengalami peningkatan adalah membaca buku siswa (13,1%) dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru (15,0%). Sedangkan aktivitas yang lainnya mengalami penurunan. Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus IIINo. UrutNilaiKeteranganNo. UrutNilai KeteranganTTTTTT19019502702080370218047022705802380670248076025708802680970276010902880117029801270309013903150149032801570338016703470177035801880Jumlah1260143Jumlah 1360171Jumlah Skor 2620Jumlah Skor Maksimal Ideal 3500% Skor Tercapai 74,85Keterangan: T : Tuntas TT: Tidak TuntasJumlah siswa yang tuntas : 31Jumlah siswa yang belum tuntas : 4Klasikal : Tuntas Tabel 4.4. Distribusi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus IIINoUraianHasil Siklus III123Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar74,853188,57Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 74,85 dan dari 35 siswa yang telah tuntas sebanyak 31 siswa dan 4 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 88,57% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan Kinerja Guru pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya usaha siswa untuk mempelajari kembali materi ajar yang telah disampaikan oleh guru. Disamping itu siswa juga merasa belajar mengulang ini adalah juga sebagai persiapan untuk menghadapi ujian kenaikan kelas yang sudah dekat waktunya. c. RefleksiPada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut: Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.d. Revisi Pelaksanaan Pada siklus III guru telah menerapkan metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta Kinerja Guru siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.D. Pembahasan Atas Hasil Tindakan 1. Ketuntasan Kinerja Guru Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran memiliki dampak positif dalam meningkatkan Kinerja Guru. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru untuk menghadapi ujian kenaikan kelas (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 65,71%, 71,14%, dan 88,57%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap Kinerja Guru yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas isiwa dapat dikategorikan aktif.Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.BAB VKESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan, maka penulis selaku observer sekaligus sebagai pengawas di SDN ____________ dapat disimpulkan sebagai berikut:1. Pembelajaran dengan metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran memiliki dampak positif dalam meningkatkan Kinerja Guru yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (65,71%), siklus II (77,14%), siklus III (88,57%). Penerapan metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.Penerapan metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran efektif untuk mengingatkan kembali materi ajar yang telah diterima siswa selama ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi ujian kenaikan kelas yang segera akan dilaksanakan. B. SaranDari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar Bahasa Inggris lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, makan disampaikan saran sebagai berikut:Untuk melaksanakan metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mempu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.Dalam rangka meningkatkan Kinerja Guru, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagi metode, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemuan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ____/_____DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa CiptaAli, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.Lee, W.R. 1985. Language Teaching Games and Contests. London: Oxfortd University Press. Melvin, L. Siberman. 2004. Aktif Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia dan Nuansa.Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.Weed, Gretchen, E. 1971. Using Games in Teaching Children. ELEC Bulletin No. 32. Winter. Tokyo. Japan.Lampiran ITabel : Pengembangan dan Kinerja Kepengawasan NO.INDIKATORSUB INDIKATORNO. ITEMJUMLAH ITEM1.Pengembangan pengawas Program pengembangan pengawas Program dibuat sesuai IPTEKSasaran utama program untuk kemajuan lembagaMateri program diperoleh melalui pelaksanaan programSalah satu bentuk program adalah dengan DIKLATMateri program dibuat untuk memperbaiki efektivitas kerja pengawasTujuan pengembangan pengawasTujuan pengembangan pengawasMotivasiKeterlibatan pengawasMotivasiKehadiranSemangat baru dan kerjasamaManfaat pengembangan pengawas Manfaat yang dicapaiHasil yang diperoleh dari pengembangan2 61,7 1011 1516 - 2055552.Kinerja profesional Kemampuan pengetahuanMengetahui aturan yang berlakuMemiliki kemampuan pengetahuan atas pengawasanMemahami uraian tugasBerusaha mencapai hasil sesuai standar mutu yang adaKemampuan keterampilanMenggunakan alatDapat menjalin hubungan insaniMotivasiKehadiranMotivasi internal/tanggung jawabPelaksanaan tugas1 67 1011 - 206410Lampiran IIFormat Penilaian Observer Selama Berkolaborasi Dengan Guru Bidang Studi Di Kelas NoKegiatanKriteria NilaiKomentar43211Membantu anak menyadari kelebihan dan kelemahan yang ada pada dirinya2Membantu anak menumbuhkan kepercayaan diri3Membantu anak mengutarakan perasaan dan pendapat4Menunjukkan terbuka dan luwes5Menerima anak sebagaimana mestinya6Menunjukkan sikap simpati dan sensitif terhadap anak7Menunjukkan sikap ramah dan penuh pengertian8Menunjukkan sikap antusias dalam melaksanakan kegiatan9Memotivasi anak untuk aktif dalam mengikuti kegiatan Lampiran IIITabel : Form Observasi Oleh Supervisor / Peneliti Terhadap Pengelolaan Pembelajaran Pada Tiap Tahapan No Aspek yang diamati Penilaian Rata-rataP 1P 2IPengamatan KBMA. PendahuluanMemotivasi siswaMenyampaikan tujuan pembelajaranB. Kegiatan IntiMendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswaMembimbing siswa melakukan kegiatanMembimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompokMemberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil penyelidikanMembimbing siswa merumuskan kesimpulan / menemukan konsepC. PenutupMembimbin siswa membuat rangkumanmemberikan evaluasiIIPengelolaan WaktuIIIAnalisis KelasSiswa AntusiasGuru AntusiasJumlahKeterangan : Nilai: KriteriaTidak baikKurang baikCukup baikBaikLampiran IVData Dokumentasi Selama Penelitian Tindakan SekolahBerkolaborasi Dengan Guru Bidang Studi Matematika Di SDN _________ Kec. ______ Kab. __________ FORMAT PENILAIAN KEGIATAN SUPERVISI Pelaksanaan Supervisi:1 3Hari / Tanggal:_____, _______Ketrampilan MerencanakanNoKegiatanKriteria NilaiKomentar43211Merumuskan Indikator2Menggunakan Topik /Tema3Menentukan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan4Menentukan langkah-langkah yang mengarah pada CTL5Penentuan alokasi waktu sesuai dengan kesulitan materi6Menentukan pengelompokan anak berdasarkan kriteria tertentu7Menyiapkan media pembelajaran untuk mencapai tujuan kegiatan8Menentukan alat/bahan permainan/praktik untuk mencapai tujuan9Menentukan alat penilaian sesuai dengan tujuanJumlah16122Jumlah semua30Nilai Rata-rata83,3Keterangan : Jumlah nilai teramati (nilai riil)Nilai Rata-rata =x 100Jumlah nilai yang diamati (nilai ideal)Ngimbang, 12 September 2006Supervisor,Win32.anfUPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU MATERI PELAJARAN MATEMATIKA LEWAT METODE BELAJAR AKTIF MODEL MENINJAU KEMBALI KESULITAN MATERI PELAJARAN DI........ .. TAHUN ........KARYA ILMIAHOLEH NIP: DINAS PENDIDIKAN . LEMBAR PENGESAHANLaporan penelitian ini telah disetujui dan disyahkan untuk melengkapi perpustakaan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan dapat diajukan sebagai salah satu Karya Ilmiah untuk Penetapan Angka Kredit Jabatas Guru pada Golongan IV a ke IV b. Kepala Sekolah ... Penulis. NIP: .. NIP: Mengetahui Mengetahui Kepala UPTD Perpustakaan Umum Kepala Cabang Dinas Pendidikan . .. . .NIP: .NIP: Mengetahui Mengetahui Kepala Dinas Pendidikan Ketua PD II PGRI Kabupaten . Kabupaten .. . . Pembina TK I NPA: NIP: ..KATA PENGANTARDengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan karya ilmiah dengan judul Upaya Kinerja Guru Materi Pelajaran Matematika Lewat Metode Belajar Aktif Model Meninjau Kembali Kesulitan Materi Pelajaran Di........ Tahun Pelajaran ........., penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja.Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada:Yth. Kepala Dinas Pendidikan Yth. Ketua PD II PGRI Yth. Rekan-rekan Guru . Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan. PenulisABSTRAK.ri, ......... Upaya Kinerja Guru Materi Pelajaran Matematika Lewat Metode Belajar Aktif Model Meninjau Kembali Kesulitan Materai Pelajaran Di.......... Tahun Pelajaran .........Kata Kunci: matematika, belajar aktif, meninjau kesulitan belajarBagaimanakah caranya agar siswa tidak melupakan materi pelajaran yang telah diterimanya agar siswa nantinya siap menghadapi ujian kenaikan kelas yang siap atau tidak siap harus mereka hadapi. Bagaimanakah membuat suatu materi ajar agar agar tidak terlupakan oleh anak didik. Dalam hal ini guru harus mencari metode untuk mengingatkan segala memori di benak siswa yang telah mereka terima. Guru harus bisa membangkitkan kembali memori itu.Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas ... Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.Dari hasil analis didapatkan bahwa Kinerja Guru siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (65,71%), siklus II (77,14%), siklus III (88,57%).Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode belajar aktif model meninjau kesulitan materi pelajaran dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa ., serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran matematika.DAFTAR ISIHalamanHalaman Judul Lembar Pengesahan Kata Pengantar Abstrak Daftar Isi BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Masalah Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Penjelasan IstilahBatasan MasalahBAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi Pembelajaran Tinjauan Tentang Kinerja Guru Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Bagaimanakah Menjadikan Siswa Aktif Sejak Awal Bagaimanakah Menjadikan Belajar Tidak Terlupakan Sepuluh Strategi untuk Membentuk Kelompok Kecil Metode Belajar Aktif Model Meninjau Kesulitan padaMateri Pelajaran BAB III METODOLOGI PENELITIANTempat, Waktu, dan Subyek Penelitian Rancangan Penelitian Instrumen Penelitian Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANAnalisis Item Butir Soal Analisi Data Penelitian Persiklus Pembahasan BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran 4 LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARANKOOPERATIF MODEL STADNama Sekolah : Nama Guru : Mata pelajaran : Hari/Tanggal : Sub konsep: Pukul : Petunjuk Berikan penialaian anda dengan memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai. NoAspek yang diamatiPenilaianYa Tidak12341Pelaksanaan Pendahuluan Memotivasi siswa.Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa. Membimbing siswa melakukan kegiatan. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil penyelidikan. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan /menemukan konsep.C. Pentup1. Membimbing siswa membuat rangkuman. 2. Memberikan evaluasi.IIPengelolaan waktuIIIAntusiasme kelasGuru AntusiasKeterangan :Kurang baik , .........Cukup baikPengamatBaik Sangat baik( )Lampiran 5LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DAN GURU DALAM KBMNama Sekolah : Tanggal : Kelas/ Semester : Waktu : Bahan Kajian : Nama Guru : Petunjuk Pengisian Amatilah aktivitas gur dan siswa dalam kelompok sample selama kegiatan belajar berlangsung, kemudian isilah lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut :Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkinkan dapat melihat semua aktivitas siswa yang diamati.Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominan, kemudian 1 menit pengamat menuliskan kode kategori pemngamatan.pengamatan ditujukan untuk kedua kelompok yang melakukan secaraa bergantian setiap periode waktu tiga menit .kode-kode kategori dituliskan secaraa berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan kolom yang tersedia.Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secaraa serempak.Aktivitas GuruAktivitas SiswaMenyampaikan tujuan Memotivasi siswa/ merumuskan masalahmengaitkan dengan pelajaran sebelumnya.menyampaikan langkah-langkah/ strategi.Menjelaskan materi yang sulit.membimbing menemukan konsep.Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan.Memberi umpan balik/ evaluasi/ tanya jawab.Membimbing siswa merangkum pelajaran.Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru.Membaca buku.Bekerja dengan sesamaa anggota kelompok.Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru.5. Menyediakan hasil pembelajaran.6. Mengajukan/ menanggapi pertanyaan/ ide.7. Menulis yang relevan dengan kbm.8. Merangkum pembelajaran.9. Mengerjakan tes evaluasi.Nama Guru :Nama MuridNama MuridNama MuridNama MuridNama MuridNama Murid82., ..2003 Pengamat, ( )Lampiran 6Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran INoNama (Guru Siswa)PRP I (90 menit)Jumlah.123456789P122216426530P221214547430Rata-rataX 21,52154,536,54,530Prosentase%6,6756,673,316,67151021,67151001P122562432430P2225508224302P145631323330P2557312322303P162551432230P2726413322304P135451433230P2446413422305P163641143230P2743523222306P164640222430P2843502422307P154632322330P2544532322308P144542422330P264642331130JumlahP1362943341025211923240P2442940351026241517240Rata-rataX 402941,534,51025,522,51720240Prosentase rata-rata%16,6712,0817,2914,384,1610,639,387,088,33100Keterangan: Rata-rata (x) x 100%Prosentase rata-rata (%) = x 100%Lampiran 7Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran IINoNama (Guru Siswa)PRP I (90 menit)Jumlah.123456789P113216537230P233124438230Rata-rataX 231,554,537,52230Prosentase%6,67105516,671510256,671001P144642222430P2635513223302P144751222330P2735422223303P144642222330P2547411323304P166622222230P2547411323305P154642222330P2826412223306P152760132130P2637601223307P164622222130P2439410423308P144642222430P274542122330JumlahP1383250311315171628240P248265135911201624240Rata-rataX 432950,533111318,51626240Prosentase rata-rata%17,912,12113,84,65,47,76,710,8100Keterangan: Rata-rata (x) x 100%prosentase rata-rata (%) = x 100%Lampiran 8Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran IIINoNama (Guru Siswa)PRP I (90 menit)Jumlah.123456789P122442724330P222244643330Rata-rataX 223436,533,5330Prosentase%6,76,71013,31022,61011,7101001P152752222330P2636511323302P165642122230P2654710232303P1541020312330P253661313230