17. garnisha utamas n (g1f011030)

21
TUGAS TERSTRUKTUR FARMAKOGNOSI “MINYAK ATSIRI” Disusun Oleh: Nama : Garnisha Utamas Nurdini NIM : G1F011030 Kelas : 2011 B KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN FARMASI

Upload: yolita-satya-gitya-utami

Post on 22-Jan-2016

159 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: 17. Garnisha Utamas N (G1F011030)

TUGAS TERSTRUKTUR FARMAKOGNOSI

“MINYAK ATSIRI”

Disusun Oleh:

Nama : Garnisha Utamas Nurdini

NIM : G1F011030

Kelas : 2011 B

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN FARMASI

PURWOKERTO

2012

Page 2: 17. Garnisha Utamas N (G1F011030)

1. Pengertian dari Minyak Atsiri

Minyak atsiri adalah zat yang merupakan gabungan dari beberapa senyawa

yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak

eteris, atau minyak essensial karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di

udara terbuka. Istilah sensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman

asalnya. Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemar, minyak atsiri umumnya tidak

berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan

membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua (gelap). Untuk mencegah

supaya tidak berubah warna, minyak atsiri harus terlindung dari pengaruh cahaya,

misalnya disimpan dalam bejana gelas berwarna gelap. Bejana tersebut diisi sepenuh

mungkin sehingga tidak memungkinkan berhubungan langsung dengan oksigen udara,

ditutup rapat, serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk.

Secara kimia, minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun

dari berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiri dari kelompok terpenoid

dan fenil propana. Pengelompokkan tersebut juga didasarkan pada awal terjadinya

minyak atsiri di dalam tanaman. Turunan terpenoid terbentuk melalui jalur biosintesis

asam asetat mevalonat, sedangkan turunan fenil propanoid merupakan senyawa aromatik

yang terbentuk melalui jalur biosintetis asam sikimat.

Minyak atsiri memiliki sifat, diantaranya tersusun oleh bermacam-macam

komponen senyawa; memiliki bau khas mewakili bau tanaman asalnya yang berbeda

antara satu dengan lainnya; mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam,

menggigit, memberi kesan hangat sampai panas, atau justru dingin ketika menyentuh

kulit; dalam keadaan murni (belum tercemar oleh senyawa lain) mudah menguap pada

suhu kamar; bersifat tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak bisa berubah menjadi

tengik, tidak stabil terhadap faktor lingkungan, baik pengaruh oksigen udara, sinar

matahari (terutama gelombang UV), dan panas karena terdiri dari beberapa penyusun

yang berbeda; pada umumnya bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan

rotasi spesifik karena banyak omponen penyusun yang memiliki atom C asimetrik; pada

umumnya tidak dapat bercampur dengan air, tetapi cukup dapat larut hingga dapat

memberikan baunya kepada air walaupun kelarutannya sangat kecil; sangat mudah larut

dalam pelarut organik.

Berdasarkan kandungan kimiawinya, minyak atsiri dibagi dalam beberapa

kelompok, yakni:

1. Kelompok yang mengkristal pada suhu rendah, misalnya stearoptena;

Page 3: 17. Garnisha Utamas N (G1F011030)

2. Kelompok senyawa yang dapat dipisahkan melalui proses destilasi bertingkat;

3. Kelompok senyawa yang dapat dipisahkan melalui kristalisasi bertingkat;

4. Kelompok senyawa yang pemisahannya melalui proses kromatografi;

5. Kelompok senyawa yang diisolasi melalui proses-proses kimia

2. Contoh Tanaman yang Mengandung Minyak Atsiri

Dalam tanaman, minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ, seperti di

dalam rambut kelenjar (pada famili Labiatae), di dalam sel-sel parenkim (misalnya famili

Piperaceae), di dalam saluran minyak yang disebut vittae (famili Umbelliferae), di dalam

rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada famili Pinaceae dan Rutaceae), terkandung di

dalam semua jaringan (pada famili Coniferae). Pada bunga mawar, kandungan minyak

atsiri terbanyak terpusat pada mahkota bunga, pada kayu manis (sinamon) banyak

ditemui pada kulit batang (korteks), pada famili Umbellliferae banyak terdapat dalam

perikarp buah, pada Menthae sp. terdapat dalam rambut kelenjar batang dan daun, serta

pada jeruk terdapat dalam kulit buah dan dalam helai daun.

Contoh tanaman yang mengandung minyak atsiri adalah sebagai berikut:

a. Lavandula angustifolia Mill (Lavender)

Bagian yang diambil adalah Lavandulae flos terdiri atas bunga-bunga yang telah

dikeringkan dari tanaman Lavandula angustifolia Mill, suku Lamiaceae atau Labiatae.

Hasil dari tanaman ini adalah Lavender oil yang merupakan minyak atsiri yang

diperoleh dari pucuk-pucuk tanaman yang sedang berbunga dari tanaman Lavandula

angustifolia Mill. (disebut minyak asing atau foreign oil), atau Lavandula intermedia

Loisel (disebut minyak Inggris atau English oil) dengan cara penyulingan.

Kandungan minyak atsiri. Lavandulae flos mengandung minyak atsiri 1-3% yang

mengandung 30-50% linalilasetat. Kadar minyak atsiri ini bervariasi tergantung pada

musim dan metode penyulingan. Terdapat juga linalool bebas dan campuran borneol,

isoborneol, sineol, geraniol, nerol, timol.

b. Myristicae fragrans Houtt (Pala)

Bagian yang diambil adalah Myristicae semen yang merupakan biji berwarna coklat

tua yang dikeringkan dari tanaman Myristicae fragrans Houtt dari suku Myristicaea,

asli Indonesia, yaitu dari kepulauann Banda dan Maluku pada umumnya, serta

dibudidayakan di pulau Sumatra dan Guyana Prancis.

Page 4: 17. Garnisha Utamas N (G1F011030)

Kandungan minyak atsiri. Komponen utamanya adalah α- dan β-pinena (80%) dan

miristisn (10%), juga mengandung sedikit eugenol, isoeugenol, safrol, elemisin,

kamfena, amfetamin, linalool, borneol, terpineol, dan geraniol.

c. Asarum europaeum L.

Bagian yang diambil adalah rimpang serta herbanya (Asari rhizoma c. herba) yang

dikeringkan dari tanaman Asarum europaeum L. dan suku Aristolochiaceae.

Kandungan minyak atsiri. Mengandung minyak atsiri 0,8-1,0 % yang mengandung

isoasaron, isoeugenol.

d. Menthae piperitae L (Menta/ Mint)

Bagian yang diambil adalah Menthae piperitae folium yang merupakan daun yang

telah dikeringkan dari tanaman Menthae piperitae L. dari suku Lamiaceae (Labiatae).

Kandungan minyak atrsiri. Mengandung minyak atsiri 1,2%, senyawa terpena 4,5-

10% dalam bentuk ester, dihitung sebagai mentilasetat, alkohol bebas minimum 44%

dihitung sebagai mentol, dan 15-32% keton dihitung sebagai menton. Minyak atsiri

yang terkandung di dalamnya termasuk golongan minyak atsiri alkohol.

e. Eucalyptus globulus Labill., E. Fruticetorum F.v Mueller ex Miquel (Kayu Putih)

Bagian yang diambil adalah Eucalypti folium yang merupakan daun yang dikeringkan

dari tanaman Eucalyptus globulus Labill., E. Fruticetorum F.v Mueller ex Miquel dari

suku Myrtaceae. Minyak kayu putih adalah minyak atsiri yang mengandung sineol

yang diperoleh dari destilasi uap air dan rektifikasi dari daun segar atau ujung cabang

segar dari berbagai spesies Eucalyptus. Hanya beberapa jenis pohon Eucalyptus yang

dapat digunakan dan berkhasiat dalam pengobatan, yakni yang memiliki kadar sineol

tinggi.

Kandungan minyak atsiri. Kandungan daun Eucalyptus adalah minyak atsiri 2% yang

mengandung komponen 70% sineol. Senyawa golongan sineol menurut ketentuan

minyak mentha piperita, berbau piperiton dari α-felandrena, α-pinena, serta banyak

jenis alkohol dan aldehida alifatik. Kandungan minyak atsiri di dalamnya termasuk ke

dalam golongan minyak atsiri oksida.

f. Foeniculum vulgare Miller (Buah Adas)

Bagian yang diambil adalah Foeniculi fructus yang merupakan buah yang dikeringkan

dari tanamanFoeniculum vulgare Miller dari suku Apiaceae (Umbelliferae).

Kandungan minyak atsiri. Kandungan isinya, minyak atsiri 4%. Minyak atsirinya

memberikan bau karakteristik dan rasa pahit, sedangkan komponen kimianya adalah

fenkon, transanetol (50-70%) yang berbau khas. Komponen lainnya adalah metil-

Page 5: 17. Garnisha Utamas N (G1F011030)

kavikol (esdragol), anisaldehida, foenikulin, dan terpineol. Minyak atsiri yang

terkandung di dalamnya termasuk ke dalam golongan minyak atsiri eter fenol.

g. Pimpinella anisum L (Buah Adas Manis)

Bagian yang diambil adalah Anisi fructus yang merupakan buah masak yang

dikeringkan dari tanaman Pimpinella anisum L. dari suku Apiaceae (Umbelliferae).

Kandungan minyak atsiri. Farmakope mensyaratkan kadar minyak atsiri 2,0% dan

trans-anetol 80-90%, sedangkan untuk anis bintang disyaratkan kadar minyak

atsirinya 10%. Buah adas manis kering sebenarnya mengandung minyak atsiri 2-3%,

praktis sama dengan kandungan minyak atsiri pada anis bintang. Kedua minyak ini

memiliki kandungan utama trans-anetol 80-90%. Selain anetol, ditemukan juga

isomernya, yaitu metil-kavikol yang tidak berbau adas. Kekhasan minyak adas ini

adalah kandungan senyawa ester asam 2-metilbutirat dengan 4-metoksi-2-fenol.

Komponen lain adalah anisaldehida, asinketon, asam anis, terpineol, dan D-limonena.

h. Curcuma xanthorrhiza Roxb. (Temulawak)

Bagian yang diambil adalah Curcumae xanthorrhizae rhizoma yang merupakan

rimpang yang dikeringkan dari tanaman Curcuma xanthorrhiza Roxb. dari suku

Zingiberaceaea. Rimpang induk dan anaknya diambil dari dalam tanah, dibersihkan,

direbus atau dikukus, dan dikeringkan.

Kandungan minyak atsiri. Kandungan dalam temulawak adalah minyak atsiri 5%

yang komponenn utamanya adalah turunan disinamoilmetana 1% dihitung sebagai

kurkumin. Sementara itu, FI IV mensyaratkan temulawak mengandung ssedikitnya

8% minyak atsiri. Minyak atsiri berbau harum (5%) mengandung senyawa

sesquiterpena (seperti zingiberena yang kadarnya 25%), sesquiterpena alkohol dan

keton, serta monoterpena, 1-sikloisopren-mirsena antorizol.

i. Coriandrum sativum (Ketumbar)

Bagian yang diambil adalah Coriandri fructus yang merupakan buah hampir masak

yang dikeringkan dari tanaman Coriandrum sativum L. dari suku Apiaceaea.

Kandungan minyak atsiri. Coriandri fructus harus mengandung minyak atsiri 0,5%.

Minyak atsiri ini 40% terdapat di dalam kulit buah dan 60% di dalam biji. Komponen

minyak atsiri antara lain, 60-70% linalool, 20% berbagai senyawa hidrokarbon lain,

seperti α-pinena, limonena, geraniol, borneol. Kandungan minyak lemak tinngi (16-

28%) dan protein (11-17) di dalam sisa penyulingan menyebabkan sisa penyulingan

sangat bermanfaat untuk makanan ternak.

Page 6: 17. Garnisha Utamas N (G1F011030)

j. Syzygium aromaticum L., Eugenia caryophyllata Thunb. (Cengkeh)

Bagian yang diambil adalah Caryophylli flos yang merupakan kuncup bunga yang

dikeringkan dari tanaman Syzygium aromaticum L., Eugenia caryophyllata Thunb.

dari suku Myrtaceaea.

Kandungan minyak atsiri. Farmakope mensyaratkan kandungan minyak atsirinya

15%, kadar fenol dan aseteugenol 80%. Komponen yang menentukan minyak atsiri

adalah eugenol (80-88%), aseteugenol (10-15%), α-dan β-kariofilena (5-12%) serta

kariofilenepoksida. Keseluruhannya mencapai 99% dari minyak, sedangkan aroma

cengkeh dan minyak cengkeh ditentukan oleh metilheptil-keton. Minyak atsiri yang

terkandung di dalamnya termasuk minyak atsiri fenol.

k. Tanacetum vulgare L (Tanaceti)

Bagian yang diambil adalah Tanaceti flos yang merupakan bunga yang dikeringkan

dari tanaman Tanacetum vulgare L. atau Chrysanthemum vulgare L. Bernh.) dari

suku Asteraceaea.

Kandungan minyak atsiri. Mengandung minyak atsiri 0,5-1,5 %. Berdasarkan struktur

dasar kimianya, komponen minyak atsiri dibedakan menjadi tipe tujon, tipe kamfor,

tipe monoterpena hidrokarbon, tipe ester monoterpena, tipe sesquiterpena. Di dalam

tiap tipe minyak atsiri terdapat komponen utama dengan kadar 70-90%, selain itu, ada

asetilena dan senyawa poliena.

l. Rosa damascena Mill (Mawar)

Bagian yang diambil adalah bunga yang dikeringkan dari tanaman Rosa damascena

Mill. dari suku Rosaceaea yang menghasilkan minyak mawar.

Kandungan minyak atsiri. Mengandung 2,0% minyak atsiri yang terdiri dari

sitronelol, geraniol, netrol, linalool, fenil etil alkohol, stereoptena, karvon.

m. Zingiber officinale Roscoe (Jahe)

Bagian yang diambil adalah rimpang yangg diambil dari tanaman Zingiber officinale

Roscoe dari suku Zingiberaceaea yang menghasilkan minyak jahe (ginger oil).

Kandungan minyak atsiri. Mengandung 3,5% minyak atsiri terdiri dari oleoresin,

zingiberena, zingiberol, zingenol, sineol, geraniol, borneol, linalool.

n. Cymbopogon nardus Rendle (Sereh)

Minyak sereh merupakan minyak atsiri yang diperoleh dengan cara distilasi uap daun

tanaman sereh. Dalam perdagangan dikenal dua tipe minyak sereh, yaitu tipe Ceylon

dan tipe Jawa. Minyak sereh tipe Ceylon diperoleh dari distilasi daun Cymbopogon

Page 7: 17. Garnisha Utamas N (G1F011030)

nardus Rendle atau Lenabatu, sedangkan minyak sereh tipe Jawa diperoleh dari

Cymbopogon winterianus Jowitt atau Mahapengiri.

Kandungan minyak atsiri. Senyawa utama penyusun minyak sereh adalah sitronelal,

sitronelol, dan geraniol. Gabungan ketiga komponen utama minyak sereh dikenal

sebagai total senyawa yang dapat diasetilasi. Ketiga komponen ini menentukan

intensitas bau harum, nilai dan harga minyak sereh. Menurut standar pasar

internasional, kandungan sitronelal dan jumlah total alkohol masing-masing harus

lebih tinggi dari 35%.

3. Metabolit Sekunder Tanaman yang Mengandung Minyak Atsiri

a. Lavandula angustifolia Mill (Lavender).

Metabolit sekunder dalam tanaman ini adalah 30-50% linalilasetat. Terdapat juga

linalool bebas dan campuran borneol, isoborneol, sineol, geraniol, nerol, timol.

Borneol (C10H18O) banyak tersebar di alam sebagai komponen minyak atsiri. Di

bidang industri borneol murni bersama juga isoborneol digunakan sebagai bahan baku

penyusun parfum dan bahan pengester. Borneol murni bersifat racun, mengakibatkan

kekacauan mental dan bingung.

1,4-cineol atau 1,4-sineol (IUPAC: (1s,4s)-1-isopropyl-4-methyl-7

oxabicyclo[2.2.1]heptane) adalah satu dari dua macam cineol yang ditemukan di

alam. 1,4 cineol adalah monoterpenoid yang biasa dijumpai bersama-sama dengan

1,8-cineol pada berbagai rempah-rempah, misalnya pada rimpang temu-temuan serta

buah kemukus.

Geraniol banyak ditemukan dalam berbagai minyak atsiri yang ada di alam. Geraniol

merupakan bentuk asiklik monoterpene.

Timol biasa digunakan sebagai terapi kanker. Akan tetapi, timol ini biasa bercampur

dengan banyak senyawa lain di alam.

b. Myristicae fragrans Houtt (Pala)

Metabolit sekunder utamanya adalah α- dan β-pinena (80%) dan miristisn (10%), juga

mengandung sedikit eugenol, isoeugenol, safrol, elemisin, kamfena, amfetamin,

linalool, borneol, terpineol, dan geraniol.

α- dan β-pinena merupakan bisiklik monoterpene yang dapat dianalisa dengan

berbagai metode seperti kromatografi lapis tipis dan kromatografi biasa.

Eugenol (C10H12O2), merupakan turunan guaiakol yang mendapat tambahan rantai alil,

dikenal dengan nama IUPAC 2-metoksi-4-(2-propenil)fenol. Ia dapat dikelompokkan

Page 8: 17. Garnisha Utamas N (G1F011030)

dalam keluarga alilbenzena dari senyawa-senyaw fenol. Warnanya bening hingga

kuning pucat, kental seperti minyak. Eugenol sedikit larut dalam air namun mudah

larut pada pelarut organik.

Kamfena (C10H16) menjadi bahan penyusun minyak atsiri jahe, dan minyak sereh,

dan juga ditemui dalam familia Lauraceae.

Linalool merupakan bentuk asiklik monoterpene dari minyak atsiri.

c. Asarum europaeum L.

Metabolit sekunder yang ada di dalamnya adalah isoasaron, isoeugenol.

Isoasaron merupakan komponen spesifik dalam tanaman asarum ini, sedangkan

isoeugenol memiliki penyusun yang sama dengan eugenol.

d. Menthae piperitae L (Menta/ Mint)

Metabolit sekundernya berupa senyawa metilasetat, sebagai mentol, dan menton.

Metilasetat merupakan hasil biosintesis turunan fenil propanoid.

Mentol merupakan salah satu senyawa minyak atsiri yang banyak digunakan secara

luas pada bidang obat-obatan, kosmetik, dan produk-produk lainnya. Mentol

terbentuk melalui hasil hidrogenasi isopulegol menggunakan bantuan katalis, yang

mana isopulegol merupakan hasil dari proses siklisasi minyak sitornelal. Proses

pembentukan mentol dari sitronela terjadi melalui dua tahap, yakni siklisasi dan

hidrogenasi. Proses siklisasi terjadi saat pembentukan isopulegol dari sitronela pada

kondisi asam. Sedangkan, proses hidrogenasi terjadi saat perubahan isopulegol

menjadi mentol.

Menton merupakan bentuk monosiklik monoterpene, sama seperti mentol.

e. Eucalyptus globulus Labill., E. Fruticetorum F.v Mueller ex Miquel (Kayu Putih)

Metabolit sekunder penyusunnya adalah sineol. Bau piperiton dari α-felandrena, α-

pinena, serta banyak jenis alkohol dan aldehida alifatik.

α-felandrena dapat dianalisis dengan kromatografi cair dan kromatografi lapis tipis.

Terdapat dalam banyak tanaman di alam.

f. Foeniculum vulgare Miller (Buah Adas)

Metabolit sekunder penyusunnya adalah fenkon, transanetol (50-70%) yang berbau

khas. Komponen lainnya adalah metil-kavikol (esdragol), anisaldehida, foenikulin,

dan terpineol. Ketiganya dapat dianalisis dengan kromatografi cair dan kromatografi

lapis tipis.

Foenikulin merupakan komponen spesifik dari kandungan minyak atsiri buah adas.

Page 9: 17. Garnisha Utamas N (G1F011030)

g. Pimpinella anisum L (Buah Adas Manis)

Metabolit sekunder yang ada di dalamnya memiliki kandungan utama trans-anetol 80-

90%. Selain anetol, ditemukan juga isomernya, yaitu metil-kavikol yang tidak berbau

adas. Komponen lain adalah anisaldehida, anisketon, asam anis, terpineol, dan D-

limonena.

Terpineol dan Limonena merupakan bentuk monosiklik monoterpene

h. Curcuma xanthorrhiza Roxb. (Temulawak)

Metabolit sekunder dalam temulawak adalah utamanya adalah turunan

disinamoilmetana 1% dihitung sebagai kurkumin. Senyawa sesquiterpena (seperti

zingiberena yang kadarnya 25%), sesquiterpena alkohol dan keton, serta

monoterpena, 1-sikloisopren-mirsena antorizol.

Kurkumin merupakan komponen spesifik pada temulawak.

i. Coriandrum sativum (Ketumbar)

Metabolit sekunder yang ada di dalamnya meliputi 60-70% linalool, 20% berbagai

senyawa hidrokarbon lain, seperti α-pinena, limonena, geraniol, borneol.

Senyawa-senyawa tersebut sama seperti yang telah dijelaskan sedikit di atas.

j. Syzygium aromaticum L., Eugenia caryophyllata Thunb. (Cengkeh)

Metabolit sekunder yang ada di dalamnya adalah eugenol (80-88%), aseteugenol (10-

15%), α-dan β-kariofilena (5-12%) serta kariofilenepoksida.

Kariofilena merupakan bisiklik sesquiterpene.

k. Tanacetum vulgare L (Tanaceti)

Metabolit sekunder di dalamnya dibedakan menjadi tipe tujon, tipe kamfor, tipe

monoterpena hidrokarbon, tipe ester monoterpena, tipe sesquiterpena.

Tujon (C10 H16 O) Ini adalah bisiklik monoterpene. Memiliki sifat psikoaktif bahkan

pada dosis rendah (2mg/kg berat badan), kemudian menunjukkan kepada gairah

umum dan keracunan sedikit secara parsial (ringan, berat) dan perubahan persepsi.

Sama seperti tujon, kamfor juga merupakan bisiklik monoterpene.

l. Rosa damascena Mill (Mawar)

Metabolit sekunder di dalamnya adalah sitronelol, geraniol, netrol, linalool, fenil etil

alkohol, stereoptena, karvon.

Karvon merupakan momosiklik monoterpene.

m. Zingiber officinale Roscoe (Jahe)

Metabolit sekundernya adalah oleoresin, zingiberena, zingiberol, zingenol, sineol,

geraniol, borneol, linalool.

Page 10: 17. Garnisha Utamas N (G1F011030)

Oleorisin, zingiberena, zingiberol, zingenol merupakan komponen spesifik untuk suku

Zingiberaceaea.

n. Cymbopogon nardus Rendle (Sereh)

Metabolit sekunder utama penyusun minyak sereh adalah sitronelal, sitronelol, dan

geraniol.

Ketiganya membentuk suatu kekhasan, sehingga minyak sereh memiliki bau spesifik,

serta rasa yang spesifik pula.

4. Struktur dari Metabolit Sekunder Dalam Tanaman yang Mengandung Minyak

Atsiri

Berdasarkan tanaman yang telah disebutkan di atas, berikut struktur untuk beberapa

metabolit sekunder yang ada dalam tanaman di atas.

Metabolit

Sekunder

Tanaman Gambar Struktur

Linaliilasetat Lavender

Linalool Lavender, Pala,

Ketumbar, Mawar, Jahe

Sineol Lavender, Kayu Putih,

Jahe

Timol Lavender

Page 11: 17. Garnisha Utamas N (G1F011030)

Miristisin Pala

Eugenol Pala, Cengkeh

Terpineol Pala, Buah Adas

Mentol Mint

Menton Mint

α-Felandreana Kayu putih

Transanetol Buah adas

Page 12: 17. Garnisha Utamas N (G1F011030)

Metil-kavikol Buah adas

Anisaldehide Buah adas

Limonena Ketumbar

Aseteugenol Cengkeh

Kamfor Tauceti

Tujon Tauceti

Karvon Mawar

Page 13: 17. Garnisha Utamas N (G1F011030)

5. Khasiat Tanaman dan Metabolit Sekunder pada Tanaman yang Mengandung

Minyak Atsiri

a. Lavandula angustifolia Mill (Lavender).

Khasiatnya, selain secara tradisional digunakan sebagai karminatif, juga digunakan

untuk mengobati tekanan darah rendah, analgetikum, bahan pewangi sabun, parfum,

korigen odoris.

b. Myristicae fragrans Houtt (Pala)

Khasiatnya adalah sebagai penenang pada saraf pusat, senyawa seperti amfetamin,

miristisin, dan elemisin adalah kandungan yang menimbulkan efek halusinasi. Khasiat

lain adalah bahan pewangi, parfum, korigen odoris, penenang, analgetikum.

c. Asarum europaeum L.

Khasiatnya, rimpang dari asari digunakan sebagai ekspektoran, obat

bronkospasmolitik, antiemetik, anastetik lokal, dan antibakteri.

d. Menthae piperitae L (Menta/ Mint)

Khasiatnya adalah sebagai spasmolitik, menstimulasi sekresi lendir dan tempat

empedu serta antiseptik, dan digunakan sebagai bronkolitik, karminatif, dan

kolagogum. Mentol memiliki khasiat anastesi dan mendinginkan, karena itu

digunakan dalam berbagai bentuk obat luar untuk mengurangi rasa sakit.

e. Eucalyptus globulus Labill., E. Fruticetorum F.v Mueller ex Miquel (Kayu Putih)

Khasiatnya, minyak kayu putih dan sineol memiliki khasiat antiseptik, sekretolitik,

dan sekretomotorik, digunakan sebagai ekspektoran.

f. Foeniculum vulgare Miller (Buah Adas)

Khasiatnya, buah adas bersama minyak atsirinya digunakan di dalam pengobatan

karena khasiat sekretolitiknya dan juga karena bersifat spasmolitik, karminatif, dan

antimikroba. Oleh karena itu, buah adas digunakan terutama untuk mengobati anak-

anak, yaitu sebagai obat batuk ekspektoran sekaligus sebagai karminatif dan

penambah nafsu makan.

g. Pimpinella anisum L (Buah Adas Manis)

Khasiatnya, buah adas manis dan minyaknya digunakan dalam pengobatan sebagai

sekretolitik dan juga karena bersifat spasmolitik, karminatif, dan antimikroba. Juga

sebagai obat batuk ekspektoran.

h. Curcuma xanthorrhiza Roxb. (Temulawak)

Page 14: 17. Garnisha Utamas N (G1F011030)

Khasiatnya, minyak atsirinya mempunyai khasiat koleretik, sedangkan kurkuminnya

berkhasiat koleretik dan kolekinetik sehingga rimpangnya di dalam pengobatan

digunakan sebagai kolagogum.

i. Coriandrum sativum (Ketumbar)

Khasiatnya, ketumbar digunakan dalam obat spasmolitik, stomakik, dan karminatif.

Juga digunakan sebagai bahan pewangi sabun, parfum, bumbu, bahan jamu, korigen

odoris.

j. Syzygium aromaticum L., Eugenia caryophyllata Thunb. (Cengkeh)

Khasiatnya, selain sebagai sumber minyak atsiri, cengkeh mempunyai khasiat sebagai

anastetik lokal dan desinfektan sehingga digunakan dalam berbagai obat luar, obat

gigi, atau obat kumur. Karena sifat antiflogistiknya, cengkeh digunakan sebagai obat

rematik dan obat batuk.

k. Tanacetum vulgare L (Tanaceti)

Khasiatnya, simplisia dan minyak atsirinya mengandung tujon berkhasiat sebagai obat

cacing. Sifat toksiknya mengakibatkan aborsi yang muncul jika digunakab dalam

takaran tinggi. Takaran mematikan minyak ini untuk orang dewasa adalah 15-30

gram.

l. Rosa damascena Mill (Mawar)

Khasiatnya, sebagai bahan pewangi sabun, parfum, korigen odoris.

m. Zingiber officinale Roscoe (Jahe)

Khasiatnya, sebagai bahan pewangi permen, parfum, korigen odoris, karminatif.

n. Cymbopogon nardus Rendle (Sereh)

Khasiatnya, Minyak daun sereh dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan untuk

menolak serangga, seperti nyamuk dan semut.

6. Daftar Pustaka

Gunawan, Didik, 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1, Penebar Swadaya,

Jakarta.

Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia Terbitan Kedua, Penerbit ITB, Bandung.

Wiryowidagdo, Sumali, Kimia & Farmakologi Bahan Alam Edisi 2, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.