15736_349 balita menderita gizi buruk -kliping berita

1
Kliping Berita Kesehatan PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK SETJEN KEMENTERIAN KESEHATAN RI JL. H.R. RASUNA SAID X-5 KAV. 4-9 JAKARTA 12950 TELP. (021) 5223002,52907416,52907418,52907419 FAX. (021) 5223002,52960661,5292166e Hariffanssar :.." , ?[ iil:-':rfif-l MB EDISI PAGI Halaman : ll rl 349 Balita Menderita GiziBuruk Masyarakat miskin belum mendapat perlakuan pengobatan yang sama. ORANGTUA BALITA GIZIBURUK MENYERAHKAN PERAWATAN DAN POLA MAKAN BALITA KEPADA NENEK ATAU KERABAT.. kan asupan makanan bergizi dan susu. Persoalan lainnya, faktor ekonomi. Anak hanya diberikan makanan seadanya, dan tidak diberikan makanan berkualitas untuk kebutuhan gizi balita. "Anak terus-terusan diberikan mi instan hingga berat badannya menurun," katanya. Menurutnya, jumlah balita penderita gizi buruk diketahui setelah petugas kesehatan melakukan penimbangan berat bqdan balita di Posyandu. ' Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang gencar memberdaya- kan penyuluhan di Posyandu guna menekan penderita gizi buruk yang terus meningkat se- tiap tahun. "Tahun 2013, ang- garan Rp4 miliar djkucurkan untuk pencegahan gizi buruk,' katanya. Bupati Kabupaten Tange- rang, Zaki Iskandar mengatakan jumlah balita penderita gizi serta kasus Fahmi Rahardian- Tangerang I JurnalNasional 11 ALITA penderita gizi l) buruk mencapai349 K balita dari250 ribu t I balita di Kabupaten r- Tangerang,Penye- babkondisi initerkait pola asuhan orang tuadanfaktor kemiskinan di 29 kecamatan. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Naniek Isnaini mengatakan balita pen- derita gizi buuk di Kabupaten Tangerang tersebar di 29 Keca- matan. "Penderita gizi buruk sebanyak349 orang dari 250 ribu balita. Angka yang cukup tinggi,"kata Naniek kepada Jurnal N asional, Ml.rregsQa / 3). Menurut dia, kondisi 3-19 balita itu umumnya penderita gizi buruk kronis, memiliki berat badan tidak sebanding dengan tinggi badan dan usia balita. Hasil penelitian Dinas Kese- hatan tahun 2012, persentase penderita gizi buruk mencapai 15'persen tersebar di 29 keca- matan. Di tiga wilayah lainnya, Jambe, Kemiri, dan Mekar Baru, , persentase balita penderita gizi I buruk mendekati 15 persen. I Sekira 30 persen, balita memi- Iiki penl'akit barvaan, seperti kelainan otak, jantung, dan infeksi kronis. "Kami sudah menangani kasus penderita gizi buruk di Kabupaten Tangerang. Jumtah- nya sudah menurun tiap tahun- nya," katanya. Dia mengatakan faktor penyebab balita menderita gizi bwuk karena orang tua salah menlasuh buah hati. Ayah dan ibu dari balita yang bekerja' seharian kurang membdrikan perhatian serius merawat bayi- nya, termasuk pemberian asu- pan gizi. Padahal secara finan- sial, ekonomi orang fua terse- but bisa d-ikatakan mampu. Orang tua balita gizi buruk menyerahkan perawatan dan pola makan balita kepada ne- nek atau kerabat, tanpa diberi- s) ah, pemuda Yang ingin men- iual einialn!'a masalahYang memiri6atinkan. Termasuk kesehatan Nur Sobri (duabulan) bavi vans terlahir tanPalangit- larieli mutut )'ang kini telah diriwat di RS Siloam, Tangerang atas bantuanPemda. Menurut dia, untuk mena- nsani masalah ini tentu kartu se-hat dan jamkesda harus di- sinergikan guna membantu wargi miskin dan- rawan tidak miskin. "Pemda harus mena- ngani kasus-kasus ini, harus ada informasi Yang menYeluruh agar persoalan ini tidak teru- langlagi," katanya. bia mengatakan masYarakat kurang ma-mpu dan miskin perlu mendapatkan tempat yang sama,mendapatkanpeng- obatan gratis dari puskemas hingga rumah sakit yang beker- ja samadengan pemda.Harap- armya, dalam lima tahun ini. biaya berobat masyarakat Kabu- paten Tangerang yang tidak mampu bisa Bantu kartu sehat yang disediakan pemda se- tempat. Kabid KesehatanKeluarga Dinas KesehatanKota Tange- rang Selatan Khairati menga- takan berdasarkandata Januari 2013 ditemukan sekitar25 bali- ta gizi buruk. Jumlah penderita 2013 menurun dibandingkan tahun 2012 sebanyak 140 kor- ban. il Sabaruddin

Upload: cinnamoroll21

Post on 08-Apr-2016

8 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

balita

TRANSCRIPT

Page 1: 15736_349 Balita Menderita Gizi Buruk -Kliping Berita

Kliping Berita KesehatanPUSAT KOMUNIKASI PUBLIK SETJEN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

JL. H.R. RASUNA SAID X-5 KAV. 4-9 JAKARTA 12950TELP. (021) 5223002,52907416,52907418,52907419 FAX. (021) 5223002,52960661,5292166e

Hari f fanssar : . . " , ?[ i i l : - ' : r f i f - l MBEDISIPAGIHalaman : l lrl

349 BalitaMenderita GiziBurukMasyarakat miskin belum mendapat perlakuan pengobatan yang sama.

ORANGTUA BALITAGIZIBURUKMENYERAHKANPERAWATAN DANPOLA MAKANBALITA KEPADANENEK ATAUKERABAT..

kan asupan makanan bergizidan susu. Persoalan lainnya,faktor ekonomi. Anak hanyadiberikan makanan seadanya,dan tidak diberikan makananberkualitas untuk kebutuhangizi balita. "Anak terus-terusandiberikan mi instan hingga

berat badannya menurun,"katanya.

Menurutnya, jumlah balitapenderita gizi buruk diketahuisetelah petugas kesehatanmelakukan penimbangan beratbqdan balita di Posyandu.'

Dinas Kesehatan KabupatenTangerang gencar memberdaya-kan penyuluhan di Posyanduguna menekan penderita giziburuk yang terus meningkat se-tiap tahun. "Tahun 2013, ang-garan Rp4 miliar djkucurkanuntuk pencegahan gizi buruk,'katanya.

Bupati Kabupaten Tange-rang, Zaki Iskandar mengatakanjumlah balita penderita giziserta kasus Fahmi Rahardian-

Tangerang I Jurnal Nasional11 ALITA penderita gizil ) buruk mencapai349K bal i ta dari250 r ibut I balita di Kabupatenr- Tangerang,Penye-

bab kondisi initerkait polaasuhan orang tua dan faktorkemiskinan di 29 kecamatan.

Kepala Dinas KesehatanKabupaten Tangerang, NaniekIsnaini mengatakan balita pen-derita gizi buuk di KabupatenTangerang tersebar di 29 Keca-matan. "Penderita gizi buruksebanyak 349 orang dari 250ribu balita. Angka yang cukup

tinggi,"kata Naniek kepadaJurnal N asional, Ml.rregs Qa / 3).

Menurut dia, kondisi 3-19balita itu umumnya penderitagizi buruk kronis, memilikiberat badan tidak sebandingdengan tinggi badan dan usiabalita.

Hasil penelitian Dinas Kese-hatan tahun 2012, persentasependerita gizi buruk mencapai15'persen tersebar di 29 keca-matan. Di tiga wilayah lainnya,Jambe, Kemiri, dan Mekar Baru, ,persentase balita penderita gizi Iburuk mendekati 15 persen. I

Sekira 30 persen, balita memi-Iiki penl'akit barvaan, sepertikelainan otak, jantung, daninfeksi kronis.

"Kami sudah menanganikasus penderita gizi buruk diKabupaten Tangerang. Jumtah-nya sudah menurun tiap tahun-nya," katanya.

Dia mengatakan faktorpenyebab balita menderita gizibwuk karena orang tua salahmenlasuh buah hati. Ayah danibu dari balita yang bekerja'seharian kurang membdrikanperhatian serius merawat bayi-nya, termasuk pemberian asu-pan gizi. Padahal secara finan-sial, ekonomi orang fua terse-but bisa d-ikatakan mampu.

Orang tua balita gizi burukmenyerahkan perawatan danpola makan balita kepada ne-nek atau kerabat, tanpa diberi-

s) ah, pemuda Yang ingin men-iual einialn!'a masalah Yangmemiri6atinkan. Termasukkesehatan Nur Sobri (dua bulan)bavi vans terlahir tanPa langit-larieli mutut )'ang kini telahdiriwat di RS Siloam, Tangerangatas bantuan Pemda.

Menurut dia, untuk mena-nsani masalah ini tentu kartuse-hat dan jamkesda harus di-sinergikan guna membantuwargi miskin dan- rawan tidakmiskin. "Pemda harus mena-ngani kasus-kasus ini, harusada informasi Yang menYeluruhagar persoalan ini tidak teru-lang lagi," katanya.

bia mengatakan masYarakatkurang ma-mpu dan miskin

perlu mendapatkan tempatyang sama, mendapatkan peng-obatan gratis dari puskemashingga rumah sakit yang beker-ja sama dengan pemda. Harap-armya, dalam lima tahun ini.biaya berobat masyarakat Kabu-paten Tangerang yang tidakmampu bisa Bantu kartu sehatyang disediakan pemda se-tempat.

Kabid Kesehatan KeluargaDinas Kesehatan Kota Tange-rang Selatan Khairati menga-takan berdasarkan data Januari2013 ditemukan sekitar 25 bali-ta gizi buruk. Jumlah penderita2013 menurun dibandingkantahun 2012 sebanyak 140 kor-ban. il Sabaruddin