153843059 makalah kesehatan mulut dan gigi

Upload: ping32

Post on 11-Oct-2015

100 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

aaa

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    1/37

    1

    MASALAH KESEHATAN MULUT DAN GIGI

    Disusun Untuk Memenuhi Penugasan Mata Kuliah Epidemiologi P2N&NM

    KELOMPOK 2 KELAS D 2010

    Anggota :

    1. 25010110141029 M.SEPTIAN HADI

    2. 25010110141030 ALAN DARMASAPUTRA

    3.

    25010110141031 FANI ALIZI ILMIFALUTHI

    4.

    25010110141032 ARDHY PUTERA PIGORAMDHANI

    5. 25010110141033 NOVIA ROKHMAWANTI

    6.

    25010110141034 WANDA QURNIASARI

    7. 25010110141035 SUDIATMOKO SUPANGKAT

    8. 25010110141037 PRABHASTYAN AZMY

    9.

    25010110141038 IDA PUSPA SETYOWATI

    10.25010110141039 RIEZKY AULIA YULANDANI

    11.

    25010110141040 RIRIH PRAYOGI

    12.

    25010110141042 LUNA OKTARIANI

    13.25010110141043 DEVI PUTRI MELIANASARI

    14.

    25010110141044 NURCAHYO MAULANA

    15.25010110141045 BALQIS AZ ZAHRA

    16.25010110141046 ISMAH SYARAFINA

    17.25010110141047 EVI SONDANG S

    18.

    25010110141049 RISMA SHINTA DEWI

    19.25010110141050 MUHAMMAD LUQMAN ANSHORI

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    2/37

    2

    20.25010110141051 FEBY RAHMAWATI

    21.25010110141052 ASTI AWIYATUL B

    22.

    25010110141053 FITRI APRILIA

    23.25010110141055 OCENA YUSRINA N

    24.25010110141056 INDAH NURVIATI

    25.

    25010112150029 ESTI SURYANDARI

    26.25010112150030 INDRIANI RETNO SULISTYOWATI

    27.25010112150032 NOVIE FIRMA AYU PARMAWATI

    28.25010112150031 WAHYUNI

    FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    3/37

    3

    DAFTAR ISI

    Daftar Isi..................................................................................................................................3

    Bab I Pendahuluan................................................................................................................4

    1.1Latar Belakang

    1.2Rumusan Masalah

    1.3

    Tujuan

    Bab II Pembahasan.................................................................................................................6

    2.1 Mulut dan Bagian - Bagiannya

    2.2 Karies

    2.3 Gingivitis

    2.4 Memelihara Kesehatan Gigi

    2.5 Diet Makanan

    2.6 Menyikat Gigi

    2.7 Penambalan Gigi

    2.8 Pencabutan Gigi

    2.9 Kontrol Enam Bulan Sekali

    Bab III Penutup...................................................................................................................35

    3.1 Kesimpulan

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    4/37

    4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak

    dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh

    keseluruhan. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk

    mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk muka, sehingga penting untuk

    menjaga kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga

    mulut. Kelainan-kelainan yang bisa terjadi di dalam mulut adalah gigi berlubang,

    penyakit atau radang gusi dan gigi berjejal. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis)

    merupakan penyakit gigi dan jaringan pendukung gigi yang banyak dijumpai pada

    anak-anak sekolah dasar di Indonesia, serta cenderung meningkat setiap dasawarsa.

    Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di negara -

    negara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah penyakit

    jaringan keras gigi (caries dentin). Hal ini karena prevalensi karies di Indonesia

    mencapai 80%. Usaha untuk mengatasinya belum memberikan hasil yang nyata bila

    diukur dengan indikator kesehatan gigi masyarakat. Tingginya prevalensi karies gigi

    serta belum berhasilnya usaha untuk mengatasinya mungkin dipengaruhi oleh faktor -

    faktor distribusi penduduk, faktor lingkungan, faktor perilaku, dan faktor pelayanan

    kesehatan gigi yang berbeda-beda pada masyarakat Indonesia.

    Karies gigi adalah suatu proses kerusakan yang dimulai dari email terus ke

    dentin dan merupakan suatu penyakit yang berhubungan dengan banyak faktor. Ada

    empat faktor utama yang saling mempengaruhi untuk terjadinya karies yaitu faktor

    host yang meliputi gigi dan saliva, faktor ke dua ialah mikroorganisme, ke tiga adalah

    substrat dan ke empat adalah waktu.

    Selain faktor langsung yang ada di dalam mulut, terdapat faktor-faktor tidak

    langsung yang disebut faktor risiko luar yang merupakan faktor predisposisi dan

    faktor penghambat terjadinya karies. Faktor luar antara lain adalah usia, jenis kelamin,

    keadaan penduduk dan lingkungan, pengetahuan, kesadaran dan perilaku yang

    berhubungan dengan kesehatan gigi, misalnya pengetahuan mengenai jenis makanan

    dan minuman yang menyebabkan karies.

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    5/37

    5

    Studi epidemiologi menunjukkan bahwa kejadian karies sangat berbeda antara

    kelompok-kelompok penduduk, tetapi diet dipertimbangkan sebagai perbedaan utama

    antara kelompok-kelompok bangsa meskipun ada juga faktor genetik. Telah

    dibuktikan dari berbagai penelitian bahwa gula dalam diet merupakan penyebab

    utama karies. Suku bangsa yang mengkonsumsi gula lebih tinggi, kariesnya lebih

    tinggi dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi gula lebih rendah.

    Peningkatan keadaan sosial ekonomi dan pola hidup masyarakat juga sangat

    berpengaruh pada peningkatan penyakit gigi dan mulut. Hal ini antara lain disebabkan

    karena adanya perubahan perilaku masyarakat serta kemampuan dalam menyediakan

    makanan yang bersifat kariogenik seperti gula, permen dan coklat.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam

    penelitian ini adalah :

    a.

    Bagaimanakah anatomi mulut dan bagianbagian mulut?

    b. Apakah yang dimaksud dengan karies gigi?

    c. Apakah yang dimaksud dengan gingvitis?

    d.

    Bagaimanakah diet makanan bagi mulut?

    e.

    Bagaimanakah cara menyikat gigi yang baik?

    f. Bagaimanakah proses penambalan gigi?

    g.

    Bagaimanakah proses pencabutan gigi?

    h. Bagaimanakah perawatan gigi yang baik (kontrol gigi 6 bulan sekali)?

    1.3 Tujuan

    a.

    Mengetahui anatomi mulutdan bagianbagian mulut

    b. Mengetahui mengenai karies gigi

    c. Mengetahui mengenai gingvitis

    d. Mengetahui diet makanan yang baik bagi mulut

    e. Mengetahui cara menyikat gigi yang baik

    f.

    Mengetahui proses penambalan gigi

    g. Mengetahui proses pencabutan gigi

    h.

    Mengetahui perawatan gigi yang baik (kontrol gigi 6 bulan sekali)

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    6/37

    6

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Mulut dan Bagian

    Bagiannya

    Mulut dibentuk oleh 2 rahang, yakni rahang atas dan rahang bawah. Pada rahang ini

    terdapat gigi dan gusi. Gigi dan mulut sendiri berfungsi untuk menguyah, berbicara,

    dan memberikan bentuk yang harmonis pada muka.

    Gigi tersusun atas lapisan-lapisan. Lapisan-lapisan pada gigi yakni :

    1. Email : lapisan terluar yang keras dan kuat

    2. Dentin : lapisan dibawah email yang lebih lunak mudah rusak

    3.

    Pulpa : lapisan yang berisi pembuluh darah dan saraf

    4. Gusi : laringan lunak yang ada dalam mulut

    5. Cementum : lapisan luar akar gigi

    6.

    Jar. Periodontal : jaringan yang memegang gigi sehingga melekat pada rahang

    7. Tulang alveolar : tulang tempat melekatnya gigi

    2.2 Karies

    1. Definisi

    Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan. Karies

    gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email

    sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang

    disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat sehingga timbul destruksi

    komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi kavitas.

    Karies adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan

    cementum yang disebabkan oleh aktivitas jazad renik terhadap suatu jenis karbohidrat

    yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi

    yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya (Kidd & Bechal, 1992).

    Karies merupakan proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi

    antara (produk-produk) seperti: mikroorganisme, ludah, bagian-bagian yang berasal

    dari makanan dan email (Houwink & Winchel, 2000).

    2. Penyebab

    Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang normal. Bakteri

    dapat mengubah semua makanan, terutama gula, menjadi asam. Bakteri, asam, sisa

    makanan, dan ludah akan membentuk lapisan lengket yang melekat pada permukaan

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    7/37

    7

    gigi. Lapisan lengket inilah yang disebut plak. Plak akan terbentuk 20 menit setelah

    makan. Zat asam dalam plak akan menyebabkan jaringan keras gigi larut dan

    terjadilah karies. Bakteri yang paling berperan dalam menyebabkan karies adalah

    Streptococcus mutans.

    3. Gejala

    Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat

    berwarna coklat atau hitam.

    Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah

    besar dan mengenai persyarafan dari gigi tersebut. Pada karies yang cukup dalam,

    biasanya keluhan yang sering dirasakan pasien adalah rasa ngilu bila gigi terkena

    rangsang panas, dingin, atau manis. Bila dibiarkan, karies akan bertambah besar dan

    dapat mencapai kamar pulpa, yaitu rongga dalam gigi yang berisi jaringansyaraf dan

    pembuluh darah. Bila sudah mencapai kamar pulpa, akan terjadi proses peradangan

    yang menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. Lama kelamaan, infeksi bakteri dapat

    menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke

    jaringan tulang penyangga gigi, sehingga dapat terjadi abses.

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    8/37

    8

    4. Proses Karies Gigi

    Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanyaplaque di permukaan gigi,

    sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu tertentu

    yang berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis

    (5,5) dan akan menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi.

    Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah dentin melalui lubang

    fokus tetapi belum sampai kavitasi (pembentukan lubang).

    Kavitasi baru timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut. Namun

    kadang-kadang begitu banyak mineral hilang dari inti lesi sehingga permukaan mudah

    rusak secara mekanis, yang menghasilkan kavitasi yang makrokopis dapat dilihat.

    Pada karies dentin yang baru mulai terlihat hanya lapisan keempat (lapisan transparan,

    terdiri dari tulang dentin sklerotik, kemungkinan membentuk rintangan terhadap

    mikroorganisme dan enzimnya) dan lapisan kelima (lapisan opak/tidak tembus

    penglihatan, di dalam tubuli terdapat lemak yang mungkin merupakan gejala

    degenerasi cabang-cabang odontoblast). Baru setelah terjadi kavitasi, bakteri akan

    menembus tulang gigi. Pada proses karies yang amat dalam, tidak terdapat lapisan-

    lapisan tiga (lapisan demineralisasi, suatu daerah sempit, dimana dentin partibular

    diserang), lapisan empat dan lapisan lima.Akumulasi plak pada permukaan gigi utuh dalam dua sampai tiga minggu

    menyebabkan terjadinya bercak putih. Waktu terjadinya bercak putih menjadi kavitasi

    tergantung pada umur, pada anak-anak 1,5 tahun dengan kisaran 6 bulan ke atas dan

    ke bawah, pada umur 15 tahun, 2 tahun dan pada umur 21-24 tahun, hampir tiga

    tahun. Tentu saja terdapat perbedaan individual. Sekarang ini karena banyak

    pemakaianflourida, kavitasi akan berjalan lebih lambat daripada dahulu.

    Pada anak-anak, kerusakan berjalan lebih cepat dibanding orang tua, hal ini

    disebabkan:

    a. Email gigi yang baru erupsi lebih mudah diserang selama belum selesai maturasi

    setelah erupsi (meneruskan mineralisasi dan pengambilan flourida) yang

    berlangsung terutama 1 tahun setelah erupsi.

    b. Remineralisasi yang tidak memadai pada anak-anak, bukan karena perbedaan

    fisiologis, tetapi sebagai akibat pola makannya (sering makan makanan kecil)

    c. Lebar tubuli pada anak-anak mungkin menyokong terjadinya sklerotisasi yang

    tidak memadai

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    9/37

    9

    d. Diet yang buruk dibandingkan dengan orang dewasa, pada anak-anak terdapat

    jumlah ludah dari kapasitas buffer yang lebih kecil, diperkuat oleh aktivitas

    proteolitik yang lebih besar di dalam mulut.

    5. Klasifikasi Karies Gigi

    a. Berdasarkan Stadium Karies (dalamnya karies)

    Karies Superfisialis di mana karies baru mengenai enamel saja, sedang dentin

    belum terkena.

    Karies Media di mana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi

    setengah dentin.

    Karies Profunda di mana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan

    kadang-kadang sudah mengenai pulpa.

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    10/37

    10

    b.Berdasarkan Keparahan atau Kecepatan Berkembangnya

    Karies Ringan

    Kasusnya disebut ringan jika serangan karies hanya pada gigi yang paling

    rentan seperti pit (depresi yang kecil, besarnya seujung jarung yang terdapat

    pada permukaan oklusal dari gigi molar) dan fisure (suatu celah yang dalam

    dan memanjang pada permukaan gigi) sedangkan kedalaman kariesnya hanya

    mengenai lapisan email (iritasi pulpa).

    Karies Sedang

    Kasusnya dikatakan sedang jika serangan karies meliputi permukaan oklusal

    dan aproksimal gigi posterior. Kedalaman karies sudah mengenai lapisan

    dentin (hiperemi pulpa).

    Karies Berat/Parah

    Kasusnya dikatakan berat jika serangan juga meliputi gigi anterior yang

    biasanya bebas karies. Kedalaman karies sudah mengenai pulpa, baik pulpa

    tertutup maupun pulpa terbuka (pulpitis dan gangren pulpa). Karies pada gigi

    anterior dan posterior sudah meluas ke bagian pulpa.

    6. Faktor Etiologi

    Ada yang membedakan faktor etiologi atau penyebab karies atas faktor

    penyebab primer yang langsung mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal pada

    permukaan gigi yang berasal dari saliva) dan faktor modifikasi yang tidak langsung

    mempengaruhi biofilm. Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja

    seperti penyakit menular lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi

    selama beberapa kurun waktu. Pada tahun 1960-an oleh Keyes dan Jordan (cit. Harris

    and Christen, 1995), karies dinyatakan sebagai penyakit multifaktorial yaitu adanya

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    11/37

    11

    beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies. Ada empat faktor utama

    yang memegang peranan yaitu 1) faktor host atau tuan rumah, 2) agen atau

    mikroorganisme, 3) substrat atau diet dan, 4) faktor waktu. Untuk terjadinya karies,

    maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang

    rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama.

    1) Faktor Host Atau Tuan Rumah

    Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah

    terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel,

    faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap

    karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan

    fisur yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak

    mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi. Enamel merupakan

    jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks yang mengandung 97% mineral

    (kalsium, fosfat, karbonat, fluor), air 1% dan bahan organik 2%. Bagian luar enamel

    mengalami mineralisasi yang lebih sempurna dan mengandung banyak fluor, fosfat

    dan sedikit karbonat dan air. Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan

    enamel.Semakin banyak enamel mengandung mineral maka kristal enamel semakin

    padat dan enamel akan semakin resisten. Gigi susu lebih mudah terserang karies

    daripada gigi tetap. Hal ini disebabkan karena enamel gigi susu mengandung lebih

    banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit daripada

    gigi tetap. Selain itu, secara kristalografis kristal-kristal gigi susu tidak sepadat gigi

    tetap. Mungkin alasan ini menjadi salah satu penyebab tingginya prevalensi karies

    pada anak-anak.

    2) Faktor agen atau mikroorganisme

    Plak gigi memegang peranan peranan penting dalam menyebabkan terjadinya

    karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme

    yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada

    permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Hasil penelitian menunjukkan komposisi

    mikroorganisme dalam plak berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, kokus gram

    positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptokokus mutans,

    Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis dan Streptokokus salivarius serta beberapa

    strain lainnya. Selain itu, ada juga penelitian yang menunjukkan adanya laktobasilus

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    12/37

    12

    pada plak gigi. Pada penderita karies aktif, jumlah laktobasilus pada plak gigi berkisar

    104105 sel/mg plak. Walaupun demikian, S. mutans yang diakui sebagai penyebab

    utama karies oleh karena S. Mutans mempunyai sifat asidogenik dan asidurik (resisten

    terhadap asam).

    3)

    Faktor substrat atau diet

    Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena

    membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada

    permukaan enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak

    dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta

    bahan lain yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa

    cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang

    banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak

    mempunyai karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa karbohidrat

    memegang peranan penting dalam terjadinya karies.

    4) Faktor waktu

    Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang

    berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang

    dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi,

    diperkirakan 6-48 bulan.

    7. Epidemiologi Karies Gigi

    a. Distribusi Frekuensi

    Status karies gigi menurut karakteristik penduduk Indonesia (Profil Kesehatan Gigi

    dan Mulut Tahun 1999):

    Prevalensi karies berdasarkan jenis kelamin :

    Laki-laki (90,05%)

    Perempuan(91,67%)

    Prevalensi karies berdasarkan daerah :

    Urban (91,06%)

    Rural (90,84%)

    Prevalensi karies berdasarkan pulau :

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    13/37

    13

    Jawa dan Bali (86,59%),

    Sumatera (94,41%),

    Kalimantan (94,85%),

    Sulawesi (99,28%)

    Prevalensi karies berdasarkan umur :

    12 tahun (76,62%),

    15 tahun (89,38%),

    18 tahun (83,50%),

    35-44 tahun (94,56%),

    dan 65 tahun ke atas (98,57%)

    b.Determinan

    Umur

    1)

    Umur 1-2 tahun

    Studi oleh Kohler et all (1978,1982), bahwa pada ibu-ibu dengan saliva

    yang mengandung banyak Streptococcus mutans sering menularkannya

    kepada bayi mereka segera setelah gigi susunya tumbuh, hal ini

    menyebabkan tingginya kerentanan terhadap karies.

    2) Umur 5-7 tahun

    Studi oleh Carvalho et all (1989) menunjukkan bahwa pada masa ini

    permukaan oklusal (kunyah) gigi molar pertama sedang berkembang, pada

    masa ini gigi rentan karies sampai maturasi kedua (pematangan jaringan

    gigi) selesai selama 2 tahun.

    3) Umur 11-14 tahun

    Merupakan usia pertama kali dengan gigi permanen keseluruhan. Pada

    masa ini gigi molar kedua rentan terhadap karies sampai maturasi kedua

    selesai.

    4) Umur 19-22 tahun

    Adalah kelompok umur berisiko pada usia remaja. Pada masa ini gigi

    molar ke tiga rentan karies sampai maturasi keduanya selesai. Di usia ini

    pula biasanya orang-orang meninggalkan rumah untuk belajar atau

    bekerja di tempat lain, yang selanjutnya dapat menyebabkan perubahan

    tidak hanya gaya hidup tapi juga pada kebiasaan makan dan menjaga

    kebersihan mulut.

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    14/37

    14

    Jenis Kelamin

    Dari pengamatan yang dilakukan Milhann-Turkeheim pada gigi M1,

    didapat hasil bahwa persentase karies gigi pada wanita adalah lebih tinggi

    dibanding pria.Selama masa kanak-kanak dan remaja, wanita menunjukkannilai DMF yang lebih tinggi daripada pria. Walaupun demikian, umumnya oral

    higiene wanita lebih baik sehingga komponen gigi yang hilang (M=Missing)

    lebih sedikit.

    Sosial Ekonomi

    Karies dijumpai lebih rendah pada kelompok sosial ekonomi rendah

    dan sebaliknya. Hal ini dikaitkan dengan lebih besarnya minat hidup sehat

    pada kelompok sosial ekonomi tinggi.

    Tirthankar (2002), ada dua faktor sosial ekonomi yaitu pekerjaan dan

    pendidikan. Pendidikan adalah faktor kedua terbesar yang mempengaruhi

    status kesehatan. Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan

    memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang kesehatan sehingga akan

    mempengaruhi perilakunya untuk hidup sehat.

    Penggunaan Flour

    Rugg-Gunn (2000) di Inggris menyatakan bahwa penggunaan fluor

    sangat efektif untuk menurunkan prevalensi karies, walaupun penggunaan

    fluor tidaklah merupakan satusatunya cara mencegah gigi berlubang.

    Dr. Trendly Dean dilaporkan bahwa ada hubungan timbal balik antara

    konsentrasi fluor dalam air minum dengan prevalensi karies.Penelitian

    epidemiologi Dean ditandai dengan perlindungan terhadap karies secara

    optimum dan terjadinya mottled enamel (keadaan email yang berbintik-bintik

    putih, kuning, atau coklat akibat kelebihan fluor/fluorosis) yang minimal

    apabila konsentrasi fluor kurang dari 1 ppm.

    Pola Makan

    Setiap kali seseorang mengkonsumsi makanan dan minuman yang

    mengandung karbohidrat, maka beberapa bakteri penyebab karies di rongga

    mulut akan mulai memproduksi asam sehingga pH saliva menurun dan terjadi

    demineralisasi yang berlangsung selama 20-30 menit setelah makan. Di antara

    periode makan, saliva akan bekerja menetralisir asam dan membantu proses

    remineralisasi. Namun, apabila makanan berkarbonat terlalu sering

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    15/37

    15

    dikonsumsi, maka email gigi tidak akan mempunyai kesempatan untuk

    melakukan remineralisasi dengan sempurna sehingga terjadi karies.

    Kebersihan Mulut

    Diketahui bahwa salah satu komponen dalam pembentukan karies adalah plak.

    Orang yang rutin menyikat gigi akan memiliki faktor risiko lebih kecil untuk

    karies dibandingkan yang tidak rutin menggosok gigi.

    Merokok

    Nicotine yang dihasilkan oleh tembakau dalam rokok dapat menekan aliran

    saliva, yang menyebabkan aktivitas karies meningkat. Dalam hal ini karies

    ditemukan lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.

    Pengalaman karies

    Penelitian epidemiologis telah membuktikan adanya hubungan antara

    pengalaman karies dengan perkembangan karies di masa mendatang.

    Sensitivitas parameter ini hampir mencapai 60%. Prevalensi karies pada gigi

    desidui dapat memprediksi karies pada gigi permanennya.

    Jumlah bakteri

    Segera setelah lahir akan terbentuk ekosistem oral yang terdiri atas berbagai

    jenis bakteri. Kolonisasi bakteri di dalam mulut disebabkan transmisi antar

    manusia, yang paling banyak dari ibu atau ayah. Bayi yang memiliki jumlah S.

    mutans yang banyak, maka usia 2-3 tahun akan mempunyai risiko karies yang

    lebih tinggi pada gigi susunya. Walaupun laktobasilus bukan merupakan

    penyebab utama karies, tetapi bakteri ini ditemukan meningkat pada orang

    yang mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah banyak.

    Saliva

    Selain mempunyai efek bufer, saliva juga berguna untuk membersihkan sisa-

    sisa makanan di dalam mulut. Aliran saliva pada anak-anak meningkat sampai

    anak tersebut berusia 10 tahun, namun setelah dewasa hanya terjadi

    peningkatan sedikit. Tidak hanya umur, beberapa faktor lain juga dapat

    menyebabkan berkurangnya aliran saliva. Pada individu yang berkurang fungsi

    salivanya, maka aktivitas karies akan meningkat secara signifikan.

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    16/37

    16

    8. Diagnosa

    a. Detectable explorer stick

    b.

    Radiographs

    c. Visual

    d. Laser caries detector

    9. Intervensi

    a. Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride dua kali sehari, pada pagi hari setelah

    sarapan dan malam hari sebelum tidur.

    b. Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan sisa makanan

    yang tersangkut di antara celah gigi-geligi.

    c. Hindari makanan yang terlalu manis dan lengket, juga kurangi minum minuman

    yang manis seperti soda.

    d. Lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.

    e. Perhatikan diet pada ibu hamil dan pastikan kelengkapan asupan nutrisi, karena

    pembentukan benih gigi dimulai pada awal trimester kedua.

    f. Penggunaan fluoride baik secara lokal maupun sistemik.

    2.3 Gingivitis

    a.

    Pengertian

    Radang gusi (gingivitis) adalah keadaan di mana terjadi perubahan struktural

    pada gusi. Ditandai dengan adanya perubahan bentuk dan warna pada gusi. Radang

    gusi disebabkan karena kurang memperhatikan kebersihan mulut. Jika tidak segera

    ditanggulangi akan mengakibatkan enfeksi yang membahayakan anatomi tubuh

    lainnya.

    Radang gusi disebut juga penyakit gusi atau penyakit periondotal, yang

    diakibatkan pertumbuhan bakteri di mulut dan yang lebih parah lagi jika tidak segera

    diobati maka gigiakan hilang dikarenakan jaringan mengelilingi gigi. Gusi berdarah bisa

    disebabkan oleh berbagai hal. Penyebab yang paling sering adalah adanya plak dan karang

    gigi (kalkulus) yang menempel pada permukaan gigi. Gigi kita dilapisi oleh lapisan

    transparan licin yang disebut pellicle. Pellicle yang dikolonisasi oleh bakteri disebut plak.

    Selanjutnya, bila tidak dibersihkan maka plak dapat mengalami mineralisasi (pengerasan),

    sehingga membentuk karang gigi yang melekat pada permukaan gigi. Biasanya karang gigi

    dijumpai pada leher gigi.

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    17/37

    17

    Karang gigi tidak hanya melekat pada permukaan gigi yang tampak (terletak di atas

    garis gusi), tapi juga dapat melekat pada permukaan gigi yang tertutup oleh gusi. Pada

    permukaan karang gigi biasanya juga terdapat koloni bakteri. Koloni bakteri pada plak dan

    karang gigi inilah yang mengakibatkan kerusakan jaringan penyangga gigi, yang dimulai dari

    gingiva (bagian gusi yang dapat kita lihat). Keadaan ini disebut gingivitis (radang gusi).

    Karena ada peradangan maka gusi menjadi mudah berdarah apabila terkena trauma mekanis,

    misalnya sikat gigi atau tusuk gigi. Jadi, gusi berdarah adalah tanda awal adanya kerusakan

    gusi.

    Apabila tidak segera ditangani maka karang gigi dapat terus bertambah sehingga

    perlekatan gusi pada permukaaan gigi menjadi lepas dan terbentuk adanya kantung pada gusi

    (disebut periodontal pocket). Kondisi ini disertai juga dengan perdarahan gusi dan kerusakan

    tulang penyangga gigi. Akibatnya bila tidak segera ditangani gigi menjadi goyang dan

    akhirnya tanggal. Keadaan ini disebut periodontitis.

    b.

    Perbedaan Antara Radang Gusi ( Gingivitis) Dan Penyakit Gusi (Periodontitis).

    Radang Gusi (Gingivitis) biasanya lebih dahulu daripada Penyakit Gusi

    (Periodontitis). Tetapi belum tentu Radang Gusi menjadi Penyakit Gusi. Radang Gusi

    terbentuknya bakteri dalam plak yang menyebabakan gusi menjadi meradang (merah

    dan bengkak) dan mudah berdarah di saat gosok gigi. Jika radang gigi tidak segera

    diatasi bisa berakibat penyakit gusi. Pada orang yang terkena penyakit gusi, lapisan

    bagian dalam gusi dan tulang menjauh dari gigi dan membebtuk kantung. dan ruang

    ruang kecil gigi dapat ditempati oleh bakteri bakteri. bakteri ini dapat menyebabkan

    toksin atau racun dalam plak.

    c. Penyebab Gingivitis

    Radang gusi (gingivitis) disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya:

    1)

    Adanya karang gigi,

    2) Bakteri,

    3) Sisa makanan (plak) pada gigi,

    4) Cara menyikat gigi yang salah,

    5) Bernafas melalui mulut. Karena bernafas melalui mulut membuat gigi menjadi

    kering dan gusi mudah teriritasi.

    6)

    Stress, sering merokok, pubertas, haid tidak teratur, kehamilan dan faktor lain

    yaitu Diabetes Melitus (DM).

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    18/37

    18

    d.

    Tanda dan Gejala Gingivitis

    1)

    Biasanya mengeluh mulut bau, gusi bengkak mudah berdarah, tanpa nyeri, hanya

    kadang terasa gatal.

    2) Pada pemeriksaan gusi tampak bengkak, berwarna lebih merah dan mudah

    berdarah pada sondasi.

    3)

    Kebersihan mulut biasanya buruk.

    4) Salah satu bentuk radang gusi adalah perikoronitis yang gejalanya lebih berat,

    yaitu demam, dan sukar membuka mulut.

    e. Cara mencegah timbulnya Gingivitis

    1)

    Rajin memperbaiki kebersihan mulut dan berkumur dengan obat kumur.

    2) Rajin menggosok gigi secara benar dan teratur sesuai anjuran dokter, minimal 2 kali

    sehari.

    3)

    Bersihkan rongga mulut setiap 3 atau 6 bulan sekali.

    4) Bersihkan karang gigi oleh dokter gigi.

    5) Bila sudah terjadi radang gusi dan dengan perbaikan kebersihan tidak sembuh, obati

    dengan antibiotic Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari, Anti nyeri dan anti

    inflamasi.

    6) Banyak mengonsumsi buah-buahan yang mengonsumsi vitamin C karena

    berkhasiat sebagai antioksidan dan meningkatkan kekebalan tubuh. Sumber vitamin

    C alami banyak terdapat pada buah-buahan segar seperti jambu biji, jeruk, tomat,

    sirsak dan mangga.

    7) Menurut penelitian, brokoli dapat mencegah terjadinya infeksi termasuk infeksi

    kuman penyebab radang gusi.

    8) Hindari rokok karena dapat meningkatkan reiko terkena radang gusi.

    9) Banyak minum air putih.

    f. Klasifikasi Gingivitis

    1)

    Berdasarkan lamanya peradangan gingival

    - Akut : Peradangan gingival dengan durasi singkat,setelah perawatan dari

    pasien sendiri dapat mengembalikan status sehat.

    -

    Kronis :Gingivitis durasi lama, terjadi sampai bertahun-tahun periodontitis.

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    19/37

    19

    2) Berdasarkan perluasan peradangan

    - Terlokalisasi : membatasi peradangan jaringan gingiva pada gigi a tau

    sebagian.

    - General : peradangan jaringan gingiva pada seluruh mulut.

    3) Berdasarkan Distribusi Inflamasi

    -

    Papila : inflamasi jaringan pada seluruh mulut.

    - Marginal : inflamasi pada margin dan papila.

    - Diffuse : inflamai pada margin gingiva.

    g.Tipe Gingivitis

    Gingivitis dapat dibagi dalam 3 kelompok besar yaitu :

    a.

    Disebabkan oleh bakteri yang berakumulasi dalam sulkus gingiva

    dan permukaan gigi.

    b. Disertai dengan nekrosis.

    c.

    Tidak ada hubungannya dengan plak dan tidak dimulai dari marginal.

    Gingivitis yang ada hubungannya dengan plak bakteri dimulai dari gingiva

    paling koronal sebab di sana tempat lokasi bakteri penyebab. Penyebaran penyakit

    lebih ke apikal hanya terjadi bila penyakit menjadi lebih parah. Hanya pada keadaan

    yang sangat parah atau bila diperparah oleh kondisi sistemik, gingivitis yang

    disebabkan oleh plak ini akan menyebar dari marginal gingiva ke mucogingival

    junction. Gingivitis yang tidak ada hubungannya dengan plak biasanya mengenai

    seluruh mulut oleh karena penyebabnya faktor sistemik atau distribusinya tidak ada

    hubungannya dengan sulkus gingiva atau margin gingiva.

    h. Gingivitis yang Ada Kaitannya dengan Plak Bakteri

    1)

    Gingivitis - Plak Bakteri - Tidak Berkembang

    Gingivitis yang disebabkan oleh plak bakteri adalah bentuk penyakit

    periodontal yang paling umum/sering terjadi dan dengan prevalensi yang paling

    tinggi. Walaupun gingivitis yang disebabkan oleh plak bakteri mempunyai

    komposisi bakteri berbeda dengan gingiva sehat, komposisi floranya tidaklah

    sangat spesifik. Dengan demikian diagnosa bakteriologis bukan metoda yang

    menjadi pilihan. Lebih tepat bila diagnosa dilakukan secara klinis.

    Secara klinis gingivitis menunjukkan perubahan pada kontur dan

    kekerasan normal gingiva menjadi membengkak dalam berbagai derajat edema

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    20/37

    20

    atau fibrosis pada kebanyakan kasus dan pada kasus tertentu dimodifikasi oleh

    kondisi sistemik.

    Pada mereka dengan warna kulit yang lebih muda, warna merah muda

    gingiva menjadi merah atau merah kebiruan. Pada mereka dengan warna kulit

    gelap, perubahan warna gingiva tidak begitu jelas, tergantung intensitas

    pigmentasi normal, mungkin berwarna merah kebiruan dengan edema.

    2) Gingivitis - Plak Bakteri - Diperparah Keadaan Sistemik.

    Kondisi sistemik belum tentu sebagai bagian penyebab terjadinya

    gingivitis. Di lain pihak penampakan klinis gingivitis dapat menunjukkan

    adanya faktor sistemik. Beberapa kondisi sistemik mempunyai peranan dalam

    berkembangnya gingivitis menjadi periodontitis, sedang beberapa kondisi

    sistemik lainnya mengubah penampilan gingivitis tanpa mengurangi

    kemampuan respon host untuk tidak berkembang ke periodontitis.

    Termasuk kondisi sistemik yang disebut pertama adalah gangguan

    darah seperti neutropenia dan yang disebut belakangan adalah hormon sex,

    obat-obatan tertentu dan penyakit sistemik lainnya. Resiko terjadinya

    periodontitis meningkat semata-mata disebabkan oleh bertambahnya akumulasi

    plak pada gingiva yang membesar sehingga sukar dibersihkan.

    i. Gingivitis yang berhubungan dengan hormon sex.

    Kehamilan dapat dikaitkan dengan gingivitis dan kadang-kadang terjadi

    ploriferasi lokal yang dikenal sebagai pregnancy tumor. Kelainan tersebut di atas

    bukan neoplasma, tetapi keradangan dengan pembesaran gingiva.

    Pembesaran gingiva yang terjadi dipengaruhi oleh gangguan keseimbangan

    hormon pada kehamilan. Fenomena yang sama terlihat pada pemakaian pil

    kontrasepsi oral. Gingivitis pada kehamilan lebih parah daripada gingivitis pada

    keadaan tidak hamil.

    j. Gingivitis yang ada kaitannya dengan obat-obatan.

    Penampakan klinis gingivitis dapat termodifikasi oleh obat-obatan yang

    digunakan secara sistemik terutama obat anti konvulsi, obat kardiovascular dan

    immonosupresi tertentu. Terjadi hipertrofi elemen jaringan ikat (terutama kolagen)

    sehingga terlihat gingiva membesar.

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    21/37

    21

    Keradangan yang terjadi disebabkan oleh akumulasi plak bakteri. Prototipe

    dan hipertrofi gingiva dari obat untuk sistem syaraf pusat tersebut di atas adalah

    phenytoin (diphenylhydantoin). Sekitar 50% pemakai phenytoin dalam jangka waktu

    panjang mengalami pertumbuhan gingiva.

    Hipertrofi hasil obat kardiovascular terutama adalah golongan calcium

    channel blockers seperti infedipine dan oxodipine. Beberapa calcium channel

    blockers lainnya juga mempunyai kaitan dengan pertumbuhan berlebihan gingiva.

    Cyclosporin sebagai immosupresi adalah golongan obat yang berperan besar

    terhadap terjadinya hipertrofi gingiva. Dengan kontrol plak yang baik dapat

    mengurangi keparahannya.

    k.

    Gingivitis yang berkaitan dengan penyakit sistemik.

    Modifikasi kondisi pada gingiva selain yang tersebut di atas dapat dihasilkan

    dari beberapa penyakit sistemik. Hal ini terlihat pada keradangan gingiva yang parah

    terutama pada anak-anak, yang keparahannya tidak sebanding dengan plak gigi yang

    ditemukan. Kondisi di atas mungkin dipengaruhi oleh adanya gangguan darah seperti

    leucemia dan granulositosis. Demikian pula dengan efek lanjut dari kekurangan

    Vitamin C terutama bertambahnya perdarahan gingiva.

    l. Necrotizing Ulcerative Gingivitis (NUG)

    Terjadi ulserasi pada margin gingiva dan papila, interdental menjadi cekung,

    beradang dan sakit. Terdapat limfadenopati, suhu meningkat, bau mulut tidak enak

    dan pseudomembrane rapuh di atas daerah yang terkena penyakit. Pada permulaan

    ditemukannya, dilaporkan NUG ada kaitannya dengan bakteri fusospiroheta

    kompleks. Pada akhir-akhir ini dilaporkan bahwa spireheta masuk ke dalam jaringan

    nekrosis dan berada dalam NUG. Studi kultur terhadap plak penyebab ditemukan

    spesies trepomena dan selenomonus bersama dengan Bacteroides, Eusobakterium Sp

    dan lain-lain. Tidaklah jelas bedanya dengan komposisi bakteri yang terdapat pada

    bentuk gingivitis lainnya atau periodontitis. NUG sepertinya merupakan manifestasi

    infeksi berbagai bakteri yang dimodifikasi oleh keadaan sistemik penentu

    (determinant) tertentu.

    1) Necrotizing Ulcerative Gingivitis, Faktor Sistemik Tidak Diketahui.

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    22/37

    22

    NUG secara tradisional dikaitkan dengan stres mental dan fisik. Hubungan yang

    tepat dan mekanisme bagaimana stres menghasilkan nekrosis masih perlu

    dibuktikan.

    2) Necrotizing Ulcerative Gingivitis yang Ada Hubungannya dengan HIV.

    Lesi ulserasi pada gingiva seperti NUG dapat ditemukan pada beberapa kasus

    AIDS. Infeksi HIV perlu diwaspadai bila terlihat tanda-tanda NUG.

    m. Gingivitis, Tanpa Plak Gigi

    Dua keadaan yang memberi kesan bahwa keradangan gingiva yang terjadi

    bukan oleh karena plak bakteri adalah tidak terjadi penyembuhan pada gingivitis

    dengan kontrol plak secara mekanis dan kemis yang dilakukan dengan sangat baik.

    Gingivitis yang disebabkan faktor bukan plak tidak menunjukkan bahwa kelainan

    berasal dari margin gingiva.

    1) Gingivitis yang Ada Hubungannya dengan Penyakit Kulit

    Gingiva dapat beradang, disebabkan oleh penyakit pada kulit. Mungkin saja yang

    tersangkut pertama dalam kasus ini adalah gingiva, tetapi umumnya merupakan

    manifestasi penyakit pada permukaan tubuh yang manapun. Penyakit yang

    termasuk keadaan tersebut di atas adalah lichens planus, mucous membrane

    pemphingoid, pemphingus dan gangguan vesicolobullous lain, termasuk

    manifestasi oral epidermolysis bullosa dan ectodermal displasia. Gingiva

    mengalami desquamasi atau lesi dengan keradangan oleh perubahan hormon pada

    menopause atau gangguan keseimbangan dari hormon ovarium lainnya.

    2) Gingivitis Alergi

    Gingivitis diffuse, tampak lunak meluas dari marginal ke mucogingival

    junction. Dapat terjadi oleh karena bahan pembuat chewing gum atau bahan yang

    terdapat dalam pasta gigi atau bahan makanan.

    3)

    Gingivitis Infeksi

    Hampir semua bahan infeksi dari luar dapat menjadikan gingiva sarang

    infeksi. Bila virus, lesi vascular. Yang lebih sering menyerang adalah herpes virus.

    Bakteri dan fungsi yang bukan merupakan flora dalam mulut dapat menimbulkan

    kelainan seperti misalnya candida albicans.

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    23/37

    23

    n. Pengobatan

    Pada gingivitis kronis, menyikat gigi dengan pasta-gigi berfluoride akan

    memperlambat perkembangan penyakit dan bisa membantu penyembuhan.

    Kebanyakan sikat-gigi elektrik memiliki manfaat tambahan dibanding sikat-gigi

    manual. Menyela-menyela gigi setiap hari dapat mengurangi plak dan jumlah bakteri.

    Penelitian-penelitian terbaru menunjukkan bahwa menyikat gigi yang diikuti dengan

    pencucian dengan chlorhexidine atau larutan lain bisa memberikan hasil yang lebih

    baik ketimbang menyikat dan menyela-nyela gigi saja (Lorenz, 2006; Zimmer, 2006).

    Obat-obatan spesifik perawatan gusi sudah banyak tersedia (Trinata, 2002). Obat-

    obatan anti-inflammatory nonsteroidal (NSAID) telah terbukti dapat mempercepat

    penyembuhan inflamasi apabila gigi dibersihkan dan dikerak untuk menghilangkan

    plak (Taiyeb, 1993; Johnson, 1990).

    Pada pasien yang menderita ANUG (Gingivitis ulceratice nekrosis akut),

    perawatan melibatkan antibiotic, NSAID, dan Xylocaine topical untuk meredakan

    nyeri. Pencuci mulut dengan larutan garam bisa membantu dalam mempercepat

    penyembuhan, dan pencucian mulit dengan larutan hydrogen peroksida 3% juga bisa

    memberikan manfaat.

    Kategori Obat : Antibiotik Agen-agen ini digunakan untuk membasmi

    infeksi bakteri yang merupakan karakteristik utama dari ANUG. Di masa mendatang,

    antibiotic juga bisa digunakan untuk mengobati gingivitis kronis sederhana, tapi

    belum ada bukti yang mendukung untuk mempertimbangkan praktek ini, perawatan

    gingivitis bisa dijamin jika bedah mulut direncanakan.

    o.

    Komplikasi

    a. Gingivitis bukan sebuah ancaman signifikan langsung terhadap kesehatan

    seseorang yang sehat, tapi bisa memberikan kontribusi bagi penyakit dan

    menyebabkan komplikasi lokal dan sistemik.

    b. ANUG yang berkembang menjadi noma terkait dengan tingkat mortalitas setinggi

    70% tanpa antibiotic yang baik dan debridement.

    c. Komplikasi yang paling umum dari gingivitis adalah berkembangnya menjadi

    penyakit periodontal dan kehilangan gigi. Daerah-daerah gingivitis kronis bisa

    merentankan seseorang terhadap perkembangan abscess odontogenik dengan

    membiarkan sebuah rute invasi bakteri ke dalam ruang periodontal mulai dari

    poket gingival. ANUG bisa merusak secara lokal dan bisa menyebabkan

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    24/37

    24

    penyebaran infeksi lokal ke dalam jaringan di sekitarnya (Vincent angina dan

    noma [cancrum oris]). Juga ada potensi untuk penyebaran infeksi sistemik.

    d.

    Osteomyelitis tulang alveolar bisa terjadi meski tidak umum.

    e. Setiap prosedur gigi yang melibatkan manipulasi yang bisa menyebabkan

    perdarahan bisa menyebabkan endocarditis. Keberadaan gingivitis dapat

    meningkatkan risiko ini dengan menjadikan gingival lebih mungkin untuk

    berdarah dengan manipulasi sederhana (misalnya, scaling gigi). Akumulasi plak

    yang mengandung bakteri dalam poket-poket gingival sangat berdekatan dengan

    daerah-daerah gingival yang rusak, sehingga meningkatkan kemungkinan

    keluarnya bakteri ke sirkulasi umum.

    2.3

    Memelihara Kesehatan Gigi

    Ada banyak manfaat mulut bersih, seperti membuat napas menjadi segar,

    mulut terlindung dari bakteri mulut, dan yang pasti juga dapat membuat kita percaya

    diri. Dengan napas yang segar kita pun merasa nyaman saat berada di dekat orang

    lain, tanpa perlu was-was orang tersebut akan mencium bau mulut Anda.

    Kesehatan Mulut adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada kesehatan

    rongga mulut. Ini termasuk gigi, gusi dan lidah. Kesehatan mulut yang buruk dapat

    disebabkan oleh luka, infeksi jamur, sariawan, sindrom mulut kering dan kanker

    mulut. Namun, terkadang penyebab utama dari kesehatan mulut yang buruk bukanlah

    penyakit berat tetapi hanya pola kebersihan mulut yang buruk, dan kebersihan mulut

    yang buruk ini pada gilirannya menyebabkan kesehatan mulut yang buruk pula.

    Nutrisi yang baik tidak hanya membuat kita sehat dan karenanya

    mencerminkan kesehatan mulut kita, tetapi juga menghasilkan kesehatan mulut yang

    baik. Kekurangan Vitamin A dapat menyebabkan gusi bengkak, gusi berdarah dan

    penyakit gusi lainnya. Kalsium dan Vitamin D membantu menjaga kesehatan gigiyang kuat juga. Kalsium dan Vitamin D akan diserap pada gigi dan karenanya

    memberikan kekuatan pada gigi. Tembaga, Seng, Besi, Yodium dan Kalium juga

    merupakan mineral penting yang baik bagi kesehatan mulut. Ini bekerja dengan

    kalsium dan fosfor dan mencegah kerusakan gigi juga.

    1)

    Makanan Yang Boleh Dimakan Dan Yang Harus Dihindari

    Apa yang Anda masukkan ke dalam mulut Anda pasti memberi efek pada gigiAnda. Ada berbagai cara di mana nutrisi mempengaruhi mulut dan gigi. Makanan

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    25/37

    25

    kaya kalsium dan fosfor baik untuk gigi Anda. Makanan kaya omega-3 dan asam

    lemak juga akan membantu untuk meningkatkan kesehatan mulut Anda. Makanan dan

    minuman yang meningkatkan produksi air liur baik untuk kesehatan mulut Anda. Air

    liur bekerja secara alami menetralkan asam yang meningkatkan kerusakan gigi dan

    pembusukan. Selain itu juga membantu membersihkan partikel makanan kecil yang

    menempel di gigi Anda. Semua jenis makanan manis harus dihindari untuk kesehatan

    mulut yang baik serta mencegah produksi asam dan kerusakan makanan dan

    pembusukan.

    Makanan yang manis dan lengket seperti permen, es, caramel, minuman

    bersoda dan lain-lain dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan gigi.

    Perbanyaklah mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang berserat dan berair

    yang baik untuk kesehatan tulang dan gigi karena didalamnya mengandung vitamin C

    yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Contohnya adalah brokoli, semangka,

    jeruk, apel dan sebagainya. Selain itu perlu juga menghindari makanan-makanan yang

    terlalu panas atau dingin, makanan yang dapat menimbulkan bau mulut serta hindari

    rokok.

    2) Stres dan Kesehatan Mulut

    Mulut kering, kebiasaan kertak atau mengeretak gigi (tooth grinding/bruxism)

    sering dikaitkan dengan stres. pengabaian kesehatan mulut, dari mulai menghindari

    pemeriksaan gigi, sampai melewatkan kegiatan menjaga kebersihan mulut yang

    sederhana seperti flossing dan menyikat gigi dpat dipicu oleh stress. Stres dapat

    mengubah sikap kita terhadap kesehatan gigi. Stres berarti pola makan yang buruk.

    Stres dan dampaknya pada kesehatan mulut dan kesehatan secara umum bisa menjadi

    serius dan mengancam jiwa, karenanya penting untuk mencoba tips-tips sederhana

    tentang bagaimana menjaga kesehatan mulut dan gigi Anda.

    2.5 Diet Makanan

    Diet yang dianjurkan terutama untuk memperbaiki kesehatan gigi dan mulut :

    1. Mengusahakan diet karbohidrat serendah mungkin yang disesuaikan dengan

    kebutuhan kalori dengan menjaga agar kalori yang berasal dari karbohidrat tidak

    lebih dari 50% jumlah kalori yang dibutuhkan per hari, tetapi tidak kurang dari

    30%.

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    26/37

    26

    2. Dalam konsumsi karbohidrat sebaiknya dipilih bentuk larutan atau bentuk yang

    dapat segera bersih dari rongga mulut, misalnya sayuran-sayuran hijau atau

    kuning, karena merupakan karbohidrat yang baik dengan derajat retensi yang

    rendah sehingga mengurangi pembentukan plak gigi dan adanya stimulasi aliran

    saliva.

    3.

    Mengurangi makanan yang manis dan lengket seperti kue-kue, permen, dan

    coklat.

    4. Batasi jumlah makan menjadi 3 kali sehari dengan menekan keinginan untuk

    makan diantara jam-jam makan.

    5. Menambah masukan dari makanan seperti daging, ikan yang kaya akan protein

    dan fosfat karena dapat menambah sifat basa dari saliva.

    2.4 Menyikat Gigi

    Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi adalah bentuk penyingkiran

    plak secara mekanis. Tujuan menyikat gigi adalah untuk menyingkirkan dan

    mencegah terbentuknya plak, membersihkan sisa-sisa makanan, debris atau stein,

    merangsang jaringan gingiva, dan melapisi permukaan gigi dengan fluor.

    Kontrol Plak

    Plak di permukaan gigi dapat dipakai sebagai indikator kebersihan mulut.

    Penumpukan plak dalam jumlah sedikit yang tidak terlihat secara visual dapat

    dideteksi dengan disclosing material. Disclosing material ini berguna untuk menilai

    serta mendidik kebersihan mulut anak-anak, karena mudah untuk menerangkan

    bagian-bagian yang masih perlu untuk dibersihkan lagi. Bahan pewarna (disclosing

    material) yang biasa digunakan adalah iodine, mercurochrome, bahan pewarna

    makanan seperti gincu kue berwarna merah dan bismarck brown. Ada juga larutan

    fuschin dan eritrosin, tapi tidak dianjurkan lagi karena terbukti bersifat karsinogenik.

    Bahan perwarana ada yang berbentuk cairan dan tablet. Cara penggunaan bahan

    pewarna plak tersebut :

    a. Bahan pewarna cairan

    Cairan pewarna diteteskan beberapa tetes ke kapas yang dibulatkan, lalu dioleskan pada

    seluruh permukaan gigi, kemudian kumur dengan air atau cairan pewarna dibiarkan di

    dalam mulut selama 15-30 detik baru dibuang.

    b.

    Bahan pewarna tablet

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    27/37

    27

    Tablet dikunyah dan kemudian biarkan bercampur dengan saliva dan biarkan saliva di

    dalam mulut sekitar 30 detik baru dibuang. Setelah mengetahui bagian-bagian yang masih

    terdapat plak gigi, kita melakukan pembersihan secara mekanis seperti menyikat gigi.

    Tindakan ini merupakan kontrol plak.

    Manfaat menyikat gigi setelah makan pagi

    1. Mencegah gigi berlubang, jika malam hari sudah menyikat gigi dan pagi

    harinya setelah makan pagi menyikat gigi kembali, maka terjadinya risiko

    penumpukan plak dalam rongga mulut kita secara otomatis akan berkurang

    sehingga akan mencegah risiko terjadinya gigi berlubang.

    2. Menyegarkan napas, napas yang tidak sedap biasanya terjadi karena adanya

    kotoran di dalam rongga mulut walau ada faktor lain penyebab bau mulut.

    Tetapi dengan menyikat gigi setelah makan pagi, napas kita akan terasa lebih

    segar sebelum pergi beraktifitas.

    3.

    Menjadi lebih percaya diri, memulai aktifitas kerja dengan napas yang segar

    dan gigi yang bersih akan menambah percaya diri kita, kita bisa bebas

    tersenyum, bicara dan tertawa.

    Manfaat menyikat gigi setelah makan pagi

    1. Mencegah gigi berlubang, jika malam hari sudah menyikat gigi dan pagi

    harinya setelah makan pagi menyikat gigi kembali, maka terjadinya risiko

    penumpukan plak dalam rongga mulut kita secara otomatis akan berkurang

    sehingga akan mencegah risiko terjadinya gigi berlubang.

    2.

    Menyegarkan napas, napas yang tidak sedap biasanya terjadi karena

    adanya kotoran di dalam rongga mulut walau ada faktor lain penyebab bau

    mulut. Tetapi dengan menyikat gigi setelah makan pagi, napas kita akan

    terasa lebih segar sebelum pergi beraktifitas.

    3.

    Menjadi lebih percaya diri, memulai aktifitas kerja dengan napas yang

    segar dan gigi yang bersih akan menambah percaya diri kita, kita bisa

    bebas tersenyum, bicara dan tertawa.

    Manfaat menyikat gigi sebelum tidur

    Menurut informasi kesehatan yang dikutip dari, dikatakan bahwa kuman akan

    semakin berkembang pada malam hari saat kita sedang tidur, dimana mulut tidak

    melakukan aktifitas. Aktifitas kuman dimalam hari biasanya akan meningkat 2x lipat

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    28/37

    28

    dibandingkan pada siang hari, karena saat tidur di mana mulut tidak melakukan

    aktifitas seperti makan, minum atau ngobrol, air liur yang memang berfungsi sebagai

    antiseptik alami dalam mulut kita akan berkurang, makanya kemampuan saliva yang

    berfungsi untuk menetralisir kuman-kuman dalam mulut juga berkurang. Sehingga

    apabila menyikat gigi sebelum tidur membuat kondisi mulut kita bersih dapat

    dipastikan tidak akan terjadi karies atau peradangan pada gusi yang yang

    mengakibatkan terjadinya pembentukan karang gigi karena plak yang tidak

    dibersihkan.

    Cara menyikat gigi yang baik dan benar

    1.

    Pemilihan sikat gigi yang benar

    2. Gosok gigi secara benar dan teratur 2x sehari

    Gosok gigi yang baik dan benar sisa makanan dan plak dapat dibersihkan

    a. Pilih sikat gigi yang benar: gagang lurus, kepala sikat sesuai dengan mulut, bulu

    sikat lembut karena yang keras dapat membuat gusi terluka dan menimbulkanabrasi pada gigi, yaitu penipisan struktur gigi terutama di sekitar garis gusi. Abrasi

    dapat membuat bakteri dan asam menghabiskan gigi karena lapisan keras

    pelindung enamel gigi telah terkikis. Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak

    dan simpan di tempat yang kering sehingga dapat mengering setelah dipakai.

    Jangan pernah meminjamkan sikat gigi kepada orang lain karena sikat gigi

    mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain

    meski sikat sudah dibersihkan.

    b. Gosok seluruh permukaan gigi serta lidah (untuk menyingkirkan bakteri dan agar

    napas lebih segar).

    c. Untuk gigi atas gerakan sikat dari atas ke bawah dan sebaliknya.

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    29/37

    29

    d.

    Posisi sikat gigi 45 di daerah perbatasan antara gigi dan gusi. Agar sisa makanan

    yang mungkin masih menyelip dapat dibersihkan. Gunakan gerakan yang sama

    untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi.

    e.

    Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah. Gunakanhanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan tekanan ringan

    sehingga bulu sikat tidak membengkok. Biarkan bulu sikat membersihkan celah-

    celah gigi. Rubah posisi sikat gigi sesering mungkin.

    f. Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi tegak

    dan gerakkan perlahan keatas dan bawah melewati garis gusi.

    g.

    Gunakan odol secukupnya + fluor

    Pasta gigi adalah bahan yang digunakan bersama-

    sama sikat gigi untuk membersihkan dan memoles

    seluruh permukaan gigi. Fungsi utama pasta gigi

    adalah membantu sikat gigi dalam membersihkan

    permukaan gigi dari pewarnaan gigi dan sisa-sisa

    makanan, fungsi sekundernya untuk memperkilat gigi

    dan mempertinggi kesehatan gingiva serta mengurangi bau mulut. Umumnya

    pasta gigi mengandung bahan abrasif 20-40%, air 20-40%, pelembab 20-40%,

    detergen 1-2%, bahan pengikat 2%, bahan penyegar 2%, bahan pemanis 2%,

    bahan terapeutik 5%, dan pewarna

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    30/37

    30

    Anak prasekolah sudah dianjurkan untuk memakai pasta gigi yang

    mengandung fluor karena kemampuan refleks penelanan anak sudah lebih baik,

    sehingga anak sudah dapat berkumur dan meludahkan cairan yang terdapat

    dalam mulutnya.8 Jumlah pasta gigi yang dioleskan hanya sebesar biji kacang

    polong kecil sehingga kadar fluor yang masuk kedalam tubuh anak masih dalam

    batas yang normal walaupun anak menelan pasta giginya serta untuk mencegah

    terjadinya fluorosis.

    Waktu dan frekuensi menyikat gigi

    Menurut American Dental Association (ADA) menyatakan bahwa pasien

    harus menyikat gigi, secara teratur minimal dua kali sehari yaitu pagi hari setelah

    sarapan dan malam sebelum tidur. Penelitian menunjukkan bahwa menyikat gigi

    sekali sehari pada anak, menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor akan

    mencegah terbentuknya karies gigi. Menyikat gigi khususnya pada malam hari sangat

    penting, bertujuan untuk mencegah plak dan debris (sisa-sisa makanan) yang melekat

    di permukaan gigi setiap malam.27 Lamanya penyikatan tidak ditentukan, tetapi

    biasanya dianjurkan selama 2-3 menit.

    Cara Membersihkan Gigi

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    31/37

    31

    2.7 Penambalan Gigi

    Penambalan gigi adalah suatu tindakan perawatan dengan cara meletakkan

    suatu bahan tambal pada lubang gigi yang telah dibersihkan. Bahan tambalan yang

    biasanya digunakan bermacam-macam tergantung letak dan fungsi dari pada gigi

    tersebut. Penambalan gigi terhadap gigi yang berlubang sebaiknya dilakukan

    sedini mungkin sebelum kelainannya menjadi lebih berat lagi. Apabila

    penambalan dilakukan sedini mungkin, kunjungan ke dokter gigi menjadi lebih

    sedikit, dalam artian sekali datang bisa langsung dilakukan penambalan langsung.

    Apabila kelainannya sudah lebih berat, maka gigi tersebut harus dilakukan

    perawatan terlebih dahulu sehingga memerlukan kunjungan yang lebih banyak.

    Pada sekarang ini jenis bahan tambal sudah lebih baik lagi, baik dari segi kekuatan

    atau pun kemiripan bahan tambal dengan warna gigi, sehingga gigi yang sudah

    ditambal tidak terlihat telah di tambal.Secara garis besar, ada dua tipe bahan restorasi gigi :

    1. Restorasi langsung (direct restoration).

    Proses penambalan dilakukan dengan satu kali kunjungan. Yang termasuk

    dalam bahan restorasi ini antara lain: amalgam gigi, semen ionomer kaca

    (SIK), resin ionomer, dan beberapa golongan resin komposit.

    2. Restorasi tidak langsung (indirect restoration).

    Umumnya dilakukan kunjungan minimal dua kali atau bahkan lebih,

    tergantung jenis perawatannya. Yang termasuk restorasi ini antara lain: inlays,

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    32/37

    32

    onlays, veneers (pelapisan gigi), mahkota dan jembatan yang dibuat dengan

    emas, bahan dasar metal alloys, keramik atau komposit. Restorasi ini biasanya

    juga melibatkan pekerjaan laboratoris. Dokter gigi akan melakukan prosedur

    pencetakan pada pasien untuk memperoleh model gigi dan rongga mulut

    pasien.

    3.

    Veneer (pelapisan gigi) adalah perawatan gigi yang dilakukan pada gigi yang

    tidak beraturan ringan dan gigi dengan bentuk tidak normal

    4. Crown (selubung gigi) dilakukan pada gigi yang patah, kerusakan yang luas, dan

    gigi yang tidak bisa ditambal. Gigi yang patah dibuatkan selubung gigi, sedangkan

    bridge merupakan cara perawatan untuk mengisi celah dari satu atau lebih gigi

    yang hilang. Perawatan ini dilakukan karena kehilangan satu gigi dan adanya

    masalah gigitan dan sendi rahang yang ditimbulkan dari gigi yang sudah bergeser.

    2.8 Pencabutan Gigi

    Pencabutan gigi dilakukan apabila gigi tersebut sudah tidak dapat lagi

    dipertahankan dan apabila gigi tersebut menjadi penyebab dari infeksi di dalam

    ronggan mulut dan dapat menyebabkan kelinan ke organ yang lainnya. Sebagai

    salah satu contoh gigi yang harus dicabut ialah gigi rahang bawah yang paling

    ujung dan tertanam dan menyebabkan sakit dan bengkak, bahkan dapat

    menyebabkan kesulitan buka mulut. Karena terjadi peradangan disekitar gigi

    tersebut dan mempengaruhi jaringan otot disekitarnya sehingga ototnya menjadi

    tegang dan sulit untuk membuka mulut, pencabutan gigi ini termasuk ke dalam

    operasi karena tingkat kesulitannya dibandingkan pencabutan gigi yang biasa.

    2.9 Kontrol Enam Bulan Sekali

    Meskipun mungkin tidak terdapat keluhan apapun dari rongga mulut, tetapi

    pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan 6 bulan sekali. Hal tersebut berguna untukmencegah perkembangan penyakit gigi dan gusi lebih lanjut. Pemeriksaan gigi yang

    dilakukan 6 bulan sekali setidaknya sekaligus untuk dilakukan pembersihan karang

    gigi atau yang biasa disebut dengan scaling oleh dokter gigi. Mengunjungi dokter gigi

    untuk melakukan pemeriksaan tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui jika ada

    kelainan yang berkembang di rongga mulut. Namun juga dapat untuk mengetahui jika

    ada perkembangan penyakit sistemik yang bermanifestasi di rongga mulut. Jika

    dokter gigi mendapati kondisi demikian, biasanya akan merujuk pada dokter yang

    berkompeten.

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    33/37

    33

    Masalah gigi berlubang masih banyak dikeluhkan baik oleh anak-anak

    maupun dewasa dan tidak bisa dibiarkan hingga parah karena akan memengaruhi

    kualitas hidup. Karena itulah, untuk mencegahnya, minimal periksakan kondisi gigi

    ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali.

    Menurut Drg Ratu Mirah Afifah GCClindent., MDSc, Professional

    Relationship Manager Oral Care, PT Unilever Indonesia, Tbk, permasalahan gigi

    akan menyebabkan seseorang mengalami rasa sakit, ketidaknyamanan, cacat, infeksi

    akut dan kronis, gangguan makan dan tidur serta memiliki risiko tinggi untuk dirawat

    di rumah sakit. Akibatnya, akan membutuhkan biaya pengobatan tinggi dan

    berkurangnya waktu belajar di sekolah.

    Dicontohkan, di Indonesia, sakit gigi bisa berakibat seseorang kehilangan

    waktu kerja atau sekolah rata-rata 4 hari setiap bulannya dan hal ini juga terjadi di

    negara maju seperti Amerika Serikat dimana lebih dari 51 juta jam sekolah hilang

    setiap tahunnya dikarenakan penyakit gigi dan mulut. "Untuk itulah, dianjurkan

    perlunya mengunjungi dokter gigi setiap 6 (enam) bulan sekali untuk mencegah,

    mendeteksi secara dini bila ada kelainan dan mendapatkan perawatan gigi segera

    sebelum keadaan menjadi parah. Disebutkan, data global juga menunjukkan bahwa

    penyakit gigi dan mulut menjadi masalah dunia yang dapat mempengaruhi kesehatan

    secara umum dan kualitas Kesehatan.

    Seperti general check up kesehatan tubuh dari mata, telinga, denyut jantung,

    tekanan darah, hingga urine dan tinja, pemeriksaan gigi bermaksud untuk pencegahan

    penyakit gigi dan mulut akan meneropong kondisi rongga mulut secara menyeluruh,

    meliputi kondisi gusi, ludah, bau mulut, gigi, termasuk email gigi. Berdasarkan

    kondisi inilah bisa dilakukan penanggulangan.

    Kondisi gusi diperiksa untuk mengetahui apakah ada perdarahan atau radang

    gusi (gingivitis) dengan alat yang disebut WHO probe. Gusi di tiap gigi ditekan

    ringan. Kalau tak sehat, dengan tekanan ringan saja gusi akan berdarah. Kalau terjadi

    radang gusi, karena terjadi di jaringan penyangga gigi, risiko gigi tanggal mencapai 1

    6 kali. Karena masuknya kuman dapat menyebabkan radang gusi, terutama dari

    jenis anaerob. Masuknya kuman itu bisa terjadi jika kebersihan kurang terjaga. Gejala

    radang gusi yang mudah dirasakan adalah saat sikat gigi, gusi berdarah, dan linu saat

    minum dingin atau asam.

    Jika masih ringan, penanganannya bisa dilakukan dengan menyikat gigi secara

    benar. Sebaliknya, bila sudah terjadi kelainan, misalnya terbentuk kantung gusi

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    34/37

    34

    karena gingivitis, tindakan medis mesti dilakukan. Bila ukuran kantung gusinya

    berkisar 3 5 mm, dilakukan pembersihan dengan dikuret. Bila kantung gusi telah

    lebih dari 6 mm, tenpaksa dilakukan operasi gusi.

    Sedangkan kondisi ludah yang diperhatikan adalah jumlah, kekentalan, kadar

    keasaman, dan protein. PH ludah normal adalah 6 7. Makin cair makin bagus. Kalau

    terlalu kental, mulut akan kering karena kekurangan enzim pengendali jumlah kuman.

    Dengan bertambahnya usia, bisa terjadi syorgan syndrome, berkurangnya produk si

    ludah. Keadaan ini bisa ditanggulangi dengan pemberian obat. Juga dibantu dengan

    perilaku sehat, yaitu banyak berkumur dan minum.

    Kalau ada yang berlubang, ya ditambal. Kalau sudah ada yang ompong,

    meskipun terletak di bagian dalam yang tak terlihat bila tersenyum, sebaiknya

    dipasangi gigi palsu. Ini penting, karena gigi selalu mencari kontak baru. Kalau ada

    lawannya, ia akan berhenti bergerak. Gigi palsu itu bukan sekadar untuk tampil

    cantik, tapi untuk membantu memperbaiki dan mempertahankan struktur.

    Jika gigi berlubang dan ompong dibiarkan, kita akan cenderung mengunyah di

    sisi gigi yang tak berlubang dan ompong. Padahal, posisi mengunyah yang ideal harus

    seimbang. Sisi yang tak dipakai mengunyah akan membuat makanan di sana tak

    hancur, lama-lama karang gigi menutup permukaan gigi. Jika dibiarkan, akan

    berpengaruh ke otot leher hingga timbul keluhan pusing. Rahang sendi pun bisa

    berkelainan, karena fungsi gigitan tak seimbang. Akhirnya, bisa mengganggu fungsi

    pendengaran.

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    35/37

    35

    BAB III

    KESIMPULAN

    Gigi yang sehat adalah gigi yangrapih, bersih, bercahaya dan didukung oleh gusi yang

    sehat, yaitu gusi yang kencang dan bewarna merah muda. Untuk mencapai kesehatan gigi dan

    mulut yang optimal, maka harus dilakukan perawatan secara berkala, sehingga didapatkan

    kondisi gigi dan jaringan rongga mulut yang sehat. Hal tersebut dapat dicapai dengan

    memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setiap enam bulan sekali dan bukan

    hanya apabila terdapat keluhan saja.

  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    36/37

    36

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2012.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28136/5/Chapter%20I.pdf.

    diakses tanggal 19 November 2012)Anonim. 2012.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21346/6/Chapter%20I.pdf.

    diakses tanggal 19 November 2012)

    Anonim. 2012.pentingnya sikat gigi sebelum tidur.

    http://carahidupsehat.info/pentingnya-

    sikat-gigi-sebelum-tidur.html.(diakses tanggal 19 November 2012)

    Anonim.2012. 10 Cara Menggosok Gigi yang Baik. http://www.pre ventionindonesia.com/a

    rticle.php?name=/10-cara-menggosok-gigi-yang-baik&channel=.(diakses Minggu

    18 November 2012 pukul 22.30 WIB)

    Anonim.2012.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16868/4/Chapter%20II.pdf. (

    diakses Minggu 18 November 2012 pukul 22.30 WIB)

    Anonim . Karies Gigi. http://repository.usu.ac. id/bitstream/123456789/ 20092/4 /Chapter %

    20II.pdf .(diakses Minggu 18 November 2012 pukul 22.30 WIB)

    Anonim. Karies Gigi. http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-395-758510795-bab

    %20ii.docx%20new%20prop.pdf .(diakses Minggu 18 November 2012 pukul 22.33

    WIB)

    Anonim. 2012.http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/ed1mei102831_2087-0051.pdf(diakses

    tanggal 19-11-2012)

    Anonim.2012. Penambalan Gigi. http://www.kedokterangigi.net/arsip/journal-penambalan-

    gigi-pdf.html (diakses tanggal 19-11-2012)

    Jeni, Amelia. Dental Caries. http://staff.ui.ac.id /internal/140142719 /material/ DENTAL

    CARIES.pdf .(diakses Minggu 18 November 2012 pukul 22.34 WIB)

    Kedokteran Gigi.net. 2011.Informasi Seputar Penyakit Gusi. http://www.kedokterangigi.net /

    483/informasi-seputar-penyakit-gusi.html(diakses tanggal 19 November 2012)

    Kedokteran Gigi .net. 2011. Informasi Seputar Penyakit Gigi. http://www.kedokterangigi

    .net/208/info-seputar-kesehatan-gigi.html. (diakses tanggal 19 November 2012)

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21346/6/Chapter%20I.pdfhttp://carahidupsehat.info/pentingnya-sikat-gigi-sebelum-tidur.htmlhttp://carahidupsehat.info/pentingnya-sikat-gigi-sebelum-tidur.htmlhttp://carahidupsehat.info/pentingnya-sikat-gigi-sebelum-tidur.htmlhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16868/4/Chapter%20II.pdfhttp://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-395-758510795-bab%20%20ii.docx%20new%20prop.pdfhttp://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-395-758510795-bab%20%20ii.docx%20new%20prop.pdfhttp://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/ed1mei102831_2087-0051.pdfhttp://www.kedokterangigi.net/arsip/journal-penambalan-gigi-pdf.htmlhttp://www.kedokterangigi.net/arsip/journal-penambalan-gigi-pdf.htmlhttp://www.kedokterangigi.net/arsip/journal-penambalan-gigi-pdf.htmlhttp://www.kedokterangigi.net/arsip/journal-penambalan-gigi-pdf.htmlhttp://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/ed1mei102831_2087-0051.pdfhttp://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-395-758510795-bab%20%20ii.docx%20new%20prop.pdfhttp://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-395-758510795-bab%20%20ii.docx%20new%20prop.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16868/4/Chapter%20II.pdfhttp://carahidupsehat.info/pentingnya-sikat-gigi-sebelum-tidur.htmlhttp://carahidupsehat.info/pentingnya-sikat-gigi-sebelum-tidur.htmlhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21346/6/Chapter%20I.pdf
  • 5/21/2018 153843059 Makalah Kesehatan Mulut Dan Gigi

    37/37

    37

    Kedokteran Gigi .net. 2011. Nutrisi untuk menjaga kesehatan mulut http://www

    .kedokterangigi.net/313/nutrisi-untuk-menjaga-kesehatan-mulut.html

    Novrinda, Herry. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut. Dept. Ilmu Kesehatan Gigi

    Masyarakat-Pencegahan. FKG-UI

    Rilhardian, Taufiq, 2012. Manfaat Menggosok Gigi. http://lifestyle .kompasiana

    .com/catatan/2012/06/21/manfaat-menggosok-gigi/.(diakses Minggu 18 November

    2012 pukul 22.30 WIB)

    Zahrah. 2008. Karya Tulis. (internet) http://Karyatulis-Zha.blogspot.com/.(diakses tanggal

    19-11-2012)

    http://karyatulis-zha.blogspot.com/http://karyatulis-zha.blogspot.com/