15 pandangan hidup vivekananda

Upload: mochammad-haikal

Post on 14-Jul-2015

515 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Lima Belas Pandangan Hidup Vivekananda

Oleh Bpk. Triwidodo Djokorahardjo triwidodo.wordpress.com

Kasih Adalah Hukum Kehidupan Renungan Pertama Dari Lima Belas Pandangan Hidup Vivekananda Sepasang suami istri setengah baya sedang membicarakan 15 pandangan hidup dari Swami Vivekananda. Mereka mulai membicarakan tentang pandangan hidup pertama. Sebagai referensi mereka menggunakan buku-buku Bapak Anand Krishna. Mereka yakin spiritualitas itu bersifat universal adanya. Sang Istri: Pandangan hidup pertama, Kasih adalah Hukum Kehidupan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kasih mengembang, segala sesuatu yang berkaitan dengan keegoisan diri menyempit. Sehingga hanya kasih yang menjadi hukum kehidupan. Dia yang mengasihi hidup, dia yang egois sedang mengalami kematian. Sehingga, kasih hanyalah untuk kasih semata, love for loves sake, karena itu adalah hukum kehidupan, seperti halnya kita bernapas untuk hidup...* Vivekananda. Sang Suami: Pandangan hidup pertama membicarakan tentang ego dan kasih dalam kehidupan. Kita masih bersifat egoistis dan dengan cara demikian kita menghadapi banyak permasalahan.. Dalam buku be The Change disampaikan bahwa kita masih hidup dengan ego kita, keangkuhan dan arogansi kita, kebencian dan amarah kita, kelemahan dan kekerasan hati kita. Dengan jiwa yang masih kotor itu, bila kita memperoleh kekuasaan, kedudukan, dan harta, maka jelaslah kita menghalalkan segala macam cara Dengan menghalalkan segala macam cara yang egoistis, kita semakin menghadapi banyak permasalahan akibat hukum sebab-akibat yang menjerat. Sang Istri: Benar suamiku, dimana tiada kebenaran dan cinta, pasti ada pertengkaran dan ketidakharmonisan. Kepalsuan tidak mengenal kedamaian, egoisme tidak mengenal harmoni. Nilai-nilai palsu dan motif-motif egoistik berada di belakang kerakusan manusia dan segala konflik. Kita tidak mau berbagi dan tidak mampu saling merawat, karena jauh di dalam diri kita merasa lemah. Kita tidak memiliki kekuatan untuk melayani sesama karena kita kelelahan mengurusi problem-problem sepele kita. Kita tidak ada waktu berpikir untuk yang lain karena pikiran itu penuh dengan segala pikiran yang mengganggu dan tidak penting. Demikian disampaikan dalam buku The Gospel of MJ.. Dengan bersikap egois kita tidak mengembang, tetapi menyempit. Sang Suami: Dalam buku Kehidupan disampaikan bahwa ego manusia tetap sama, tetap ada. Ada yang mengatakan bahwa dia mempunyai banyak hal dan kita menyebutnya materialism. Ada yang telah melepaskan keduniawian dan secara tidak langsung memamerkan pelepasannya dan kita sebut spiritualism. Materi dan Spirit (Roh), dalam hal ini penyandaran kita terhadapnya membuktikan ego kita, kata aku masih ada di sana. Dan di mana ada ego, Tuhan tidak ada. Penerimaan dan Pelepasan keduanya mengikat diri kita, selama ego masih hidup.. Apabila ego masih ada bisa saja kita berdoa kepada Keberadaan, tetapi Dia hanya dimanfaatkan sebagai alat untuk mencapai tujuan ego kita saja. Mungkin saja kita nampak

1

mengasihi, tetapi agar kita dipuji, agar masuk koran dan masuk tivi, bukan love for loves sake. Sang Istri: Aku ingat SMS Wisdom, Sekarang pun engkau memiliki kasih. Hanya saja pembagiannya tidak rata. Kau masih pilih kasih. Sebarkan kasihmu tanpa memandang bulu Sang Suami: Benar istriku, berada pada tingkat kasih, kita sudah tidak bisa menempatkan kepentingan pribadi di atas kepentingan orang lain. kita tidak bisa merugikan orang lain demi keuntungan pribadi. Kasih kita terhadap istri, terhadap kekasih, terhadap anak-anak kita, belum tentu kasih. Kita mengasihi kekasih kita, istri kita, sepanjang mereka patuh terhadap kita. Ego kita puas, kita memiliki mereka. Rasa kepemilikan bukan Kasih. Kita memiliki perabot di rumah kita, begitu pula kita memiliki pasangan kita. Sekarang kebebasan mereka terbatas. Kasih selalu bebas dari syarat. Kasih kita bersyarat. Terhadap anak-anak pun demikian. Kita yang menentukan kepercayaan mereka, sewaktu mereka masih kecil kita sudah mengkondisi mereka. Kita tidak memberikan kebebasan kepada mereka. Demikian uraian dalam buku Bhagavad Gita.. Kasih mengembang dan ego menyempit. Sang Istri: Dalam buku Otak Pemimpin Kita disampaikan bahwa manusia yang sudah berkembang kemanusiaannya, yang sudah tidak terkendali oleh insting-insting hewaninya, sudah pasti memikirkan kepentingan luas, bukan lagi kepentingan diri dan kelompok. Inilah kodrat manusia. Sekarang ini kita baru menjalani kodrat hewan. Para pemimpin, pejabat, bahkan yang menganggap diri rohaniwan, tapi masih memikirkan dirinya saja atau memikirkan kepentingan kelompoknya saja, sesungguhnya masih terkendali oleh insting hewani. Bila aku memaksa orang lain untuk menerima pendapatku atau melihat kebenaran dari sudut pandangku, maka aku pun masih terkendali oleh insting hewani. Kasih mengembangkan kemanusiaan, ego mematikan kemanusiaan menghidupkan insting hewan. Sang Suami: Aku mencatat beberapa SMS Wisdom tentang kasih.. Isilah harimu dengan kasih, maka kau tak akan pernah salah. Kekuatan kasih itu, cahaya cinta itu akan menerangi pikiranmu dan mengarahkan setiap langkahmu. Awali harimu dengan cinta kasih, isilah harimu dengan cinta kasih, akhirilah harimu dengan cinta kasih, itulah jalan menuju Tuhan. Kasih tidak mengharapkan imbalan. Kasih itu sendiri adalah imbalan. Kebahagiaan yang kau peroleh saat mengasihi itulah imbalan kasih. Kasih adalah hukum kehidupan, seperti halnya kita bernapas untuk hidup. Sang Istri: Terima kasih suamiku, dalam buku Narada Bhakti Sutra disampaikan. Mari kita melakukan introspeksi diri: Apa saja yang kita lakukan selama ini, mengembangkan rasa kasih tidak? Pendidikan agama di sekolah dasar mengembangkan rasa kasih atau justru menciptakan jurang pemisah berdasarkan agama? Mengikuti talk-show dan perdebatan antara A dan B di televisi berkembang rasa kasih atau justru rasa tegang, rasa benci? Profesi atau pekerjaan saya menunjang pengembangan rasa kasih atau tidak? Bila dengan melihat kayu salib, atau kaligrafi Allah dan Muhammad, atau patung Buddha dan Laotze dan Kuan Yin timbul rasa kasih di dalam diri seseorang, maka kritikan kita terhadapnya sungguh tidak

2

bermakna. Daripada berpolitik dan menyebarkan kebencian, lebih baik duduk diam menghadapi kaligrafi atau patung. Setidaknya bisa menimbulkan rasa kasih di dalam diri kita. Orang menganggap Anda gila, ya biarlah. Itu anggapan mereka. Hormatilah anggapan mereka. Tidak perlu membela diri. Lha mereka belum bisa melihat sisi lain kebenaran, mau dipaksa bagaimana? But again, silahkan berpolitik dan berusaha dan ber-apa saja bila semua itu menunjang pengembangan rasa kasih di dalam diri. Kembangkan sifat kasih, kikis sifat egois. Sang Suami: Benar istriku Kita membutuhkan banyak orang yang tercerahkan dalam Kesadaran Kasih. Banyak orang yang sadar akan Kemahadayaan Kasih, Kekuatan Cinta. Bila seorang penulis atau penyair tercerahkan, maka biarlah ia berbagi pengalaman lewat tulisannya, lewat syair-syairnya. Bila seorang pengusaha tercerahkan, janganlah memaksanya untuk menulis kisah roman atau bersyair. Biarlah ia menerjemahkan kasih dalam keseharian usahanya. Seperti itu pula dengan para birokrat, wakil rakyat, profesional dan lain sebagainya. Seorang pengusaha yang mengasihi tidak akan merugikan konsumennya hanya untuk memperkaya diri. Seorang birokrasi yang mengasihi akan melayani saudara-saudaranya setanah air. Seorang wakil rakyat yang telah tersentuh jiwanya oleh kasih tidak akan menerima uang saku tambahan untuk melakukan tugas-tugas yang sudah menjadi kewajibannya. Bukankah ia sudah mendapat gaji dan tunjangan-tunjangan hidup lainnya? Begitu pula dengan para industrialis, para profesional di segala bidang, para guru dan mahasiswa. Kuncinya, Bung adalah Kasih. Bila kau berpikir dengan Kasih, mind-mu menjadi jernih. Dan, kau menemukan Kebenaran. Bila kau merasakan dengan Kasih, hatimu menjadi tenang. Dan, kau mencapai Kedamaian. Bila kau bertindak dengan kasih, kau tak akan berbuat salah. Kebajikan-lah hasilnya. Demikian kudapatkan dari buku Indonesia Under Attack Kembangkan sifat kasih. Terima Kasih Guru. Jaya Guru Deva!

3

Sikap Mental Renungan Kedua Dari Lima Belas Pandangan Hidup Vivekananda Sepasang suami istri setengah baya melanjutkan pembicaraan tentang 15 pandangan hidup dari Swami Vivekananda. Mereka membicarakan tentang pandangan hidup kedua. Sebagai referensi mereka menggunakan buku-buku Bapak Anand Krishna. Sang Istri: Pandangan hidup kedua. Pandangan kitalah yang menentukan: Adalah sikap mental kita sendiri yang membuat dunia seperti apa bagi kita. Pikiran kita membuat sesuatu menjadi indah dan pikiran kita juga membuat sesuatu menjadi buruk. Seluruh dunia ada dalam pikiran kita. Belajarlah untuk melihat segala sesuatu sebagaimana mestinya. *Vivekananda. Sang Suami: Kali ini Swami Vivekananda menyoroti tentang pikiran.. Setiap pikiran dan setiap perasaan ibarat makhluk-makhluk kecil yang membentuk kepribadian kita. Kepribadian kita terbentuk oleh gugusan pikiran, perasaan, angan-angan, impian, ingatan dan materi-materi lain sebagainya. Selama pikiran dan perasaan itu hidup berdamai di dalam tubuh, kita sehat. Ketika terjadi konflik di antara mereka, tubuh jadi sakit. Karena itu, terjadinya konflik-konflik ini yang mesti dicegah. Demikian disampaikan dalam buku Fear Management Pikiran kita membuat sesuatu menjadi indah atau pikiran kita membuat sesuatu menjadi buruk, dan hal tersebut akan mempengaruhi kesehatan kita. Sang Istri: Dalam buku Panca Aksara disampaikan bahwa. Jika dilihat dari belakang, dirumuskan dari yang paling bawah maka Pikiran itulah yang menimbulkan Keinginan. Kemudian, Keinginan mendorong adanya Perbuatan atau Tindakan. Dan, Perbuatan atau Tindakan itulah yang mementukan Pengalaman-Pengalaman Hidup. Kehidupan = Pengalaman + Pengalaman + Pengalaman. Pengalaman = Perbuatan + Perbuatan + Perbuatan. Perbuatan = Keinginan + Keinginan + Keinginan. Keinginan = Pikiran + Pikiran + Pikiran. Komponen Terkecil dalam Bangunan Hidup kita adalah Pikiran, Thoughts. Sesungguhnya, hidup kita adalah cerminan pikiran kita. Pikirkan sesuatu yang baik, maka kau akan menginginkan hal-hal yang baik. Kau akan berbuat baik. Alhasil, pengalaman-pengalaman hidupmu baik pula. Dan, hidupmu menjadi baik Dengan mengelola pikiran, kita mengelola kehidupan sebaik-baiknya. Sang Suami: Karena komponen terkecil bangunan hidup adalah pikiran, maka kita perlu mengawasi pikiran Apabila kita selalu mengawasi pikiran kita, maka tidak akan terjadi penyelewengan pada tingkat itu. Demikian, tindakan tercela pun dapat dihindari. Jadi bukan tindakan yang harus diawasi, tetapi pikiran. Apabila kita selalu mengawasi tindakan saja, kita tidak dapat menghindari perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji. Kenapa? Karena, pikiran kita sudah terlanjur tercemar. Bisa saja, pada suatu kesempatan, kita dapat mengendalikan tindakan kita. Tetapi; tidak untuk selamanya. Karena itu, pikiran yang harus diolah. Ujung-ujungnya kita kembali ke kata kunci kita: Kesadaran. Ia yang sadar, pikirannya pun tidak akan macam-macam.

4

Pikiran hanya dapat dikendalikan oleh kesadaran. Demikian disampaikan dalam buku Sabda Pencerahan Dengan kesadaran kita perlu mengolah pikiran, perlu mengelola pikiran, ucapan dan tindakan akan terkelola dengan sendirinya. Sang Istri: Apabil pola pikiran kita sangat berpengaruh pada kehidupan, kita perlu mengubah pola lama yang kita sadari perlu perubahan? Pikiran telah membentukmu. Kesadaran dapat mengubahmu. Pikiran adalah program yang sudah ter-install dalam dirimu. Ada bagian memori, ada bagian obsesi, ada khayalan, ada keinginan, ada impian. Program ini sudah baku, seluas-luasnya programmu tetap ada batasnya. Kesadaran membebaskan kamu dari segala macam program. Pikiran memperbudak dirimu. Kesadaran membebaskan dirimu. Demikian disampaikan dalam buku Bhaja Govindam Dengan kesadaran kita bisa mengubah pola pikiran lama sehingga mempunyai pola pikiran baru yang berkesadaran. Sang Suami: Benar isteriku, pola pikiran atau program pikiran yang telah ter-install akan sangat mempengaruhi kehidupannya Otak yang penuh tidak dapat berpikir lagi. Ini yang terjadi pada kaum teroris. Otak mereka diisi dengan segala macam memori tentang masa lalu, sehingga mereka tidak dapat hidup dalam kekinian. Mereka tidak dapat berpikir sesuatu selain yang ada di kepala mereka. Barangkali hati mereka juga terbebani dengan rasa benci, amarah dan mereka tidak dapat merasakan sesuatu yang indah, karena bagi mereka segala sesuatu yang mereka anggap lain dari otak mereka tidak punya keindahan. Jiwa mereka diprogram untuk merusak, bukan untuk mencipta dan membangun. Para pencipta mereka menyadari betul hal ini. Sedemikian penuhnya mereka diisi, sehingga tidak ada lagi informasi baru yang dapat menembus diri mereka. Untuk memperoleh, atau lebih tepatnya, memasuki Alam Kesadaran Psikis, beban pikiran dan jiwa harus dikurangi. Bersihkan otakmu dari segala macam indoktrinasi. Demikian disampaikan dalam buku Neo Psyhic Awareness Pola pandangan kitalah yang menentukan kehidupan kita. Dengan kesadaran kita bisa mengubah pola pikiran lama sehingga mempunyai pola pikiran baru yang berkesadaran. Sang Isteri: Kembali ke masalah pikiran, mind. Dalam buku Otak Pemimpin Kita disampaikan bahwa. Wujud-wujud yang kita lihat sekitar kita sesungguhnya ciptaan mind kita sendiri. Dalam keadaan tidur pulas, ketika kita tidak dipengaruhi mind, segala wujud sirna. Wujud-wujud sekitar kita, barangkali ada, tetapi bagi kita tidak ada. Kemudian, kita menciptakan nama. Itulah kemampuan kita yang kedua, Nama. Ini meja, itu kursi. Ini batu, itu pohon. Ini kelinci, itu anjing. Semua nama adalah ciptaan mind. Ketiga, Nilai. Kita juga menciptakan nilai bagi setiap wujud dan nama yang telah kita ciptakan. Kita menilai emas lebih tinggi dari besi. Kita mendewakan berlian, dan menganggap rendah batu. Kita menghiasi leher dengan kalung emas berliontin berlian. Kita tidak menggunakan besi untuk membuat kalung dan tidak menghiasi leher dengan liontin batu. Keempat adalah Keinginan, hasrat, obsesi, niat. Perasaan kita bergejolak, pikiran pun gelisah bila ada keinginan yang tidak terpenuhi. Kelima, Tanggapan. Cara kita menanggapi suatu situasi. Bisa dengan senyuman, bisa dengan beraduh-aduh. Keenam, Pandangan. Kita memandang hidup sesuai dengan referensi yang sudah terekam oleh otak kita. Bila rekaman mengatakan

5

A jelek, maka setiap kali melihat A, kita akan menyimpulkan, Itu jelek. Padahal, barangkali A sudah berubah, sudah tidak jelek lagi. Ciptaan Mind Ketujuh, barangkali yang paling berat, adalah Harga Diri. Kita menentukan harga diri kita, juga harga diri orang lain. Umumnya kita menaruh harga sangat tinggi bagi diri sendiri, dan sangat rendah bagi orang lain. Masih banyak ciptaan mind yang lain. Tujuh ciptaan yang saya sebut hanyalah beberapa di antaranya. Kita menderita karena ulah kita sendiri, karena ciptaan mind kita sendiri. Namun, kita tidak mau menerima hal itu, selalu mencari kambing hitam, menyalahkan situasi atau bahkan orang lain.. Pikiran kita membuat sesuatu menjadi indah dan pikiran kita juga membuat sesuatu menjadi buruk. Seluruh dunia ada dalam pikiran kita. Sang Suami: Setelah sadar bahwa pikiran sangat mempengaruhi kehidupan, kita perlu mengetahui bagaimana kita mengetahui bahwa pikiran kita sudah berada dalam Kebenaran, karena mind mengartikan Kebenaran secara sepihak saja.. dalam satu SMS Wisdom disampaikan bahwa.. Untuk memahami Kebenaran, anda harus melibatkan diri dalam Kebenaran itu. Melibatkan diri dalam Kebenaran berarti hidup selaras dengan alam. Dalam buku Neo Spirituality disampaikan bahwa Bagaimana kita mengetahui bahwa apa yang saya pikirkan itu harmonis, selaras, dan serasi dengan semesta? Segala macam pikiran, ide, konsep, gagasan, imajinasi dan lain sebagainya yang bersifat luas dan membebaskan adalah pikiran yang selaras dengan semesta. Karena alam semesta Maha Luas dan Maha Bebas adanya. Ia tak terkurung, tak terbingkai dan tak terbatas. Sebaliknya, pikiran-pikiran yang kerdil, sempit, membatasi, dan memenjarakan seperti dogma-dogma dan doktrin-doktrin yang membuat kita berpikiran picik sudah jelas tidak harmonis, selaras dan serasi dengan semesta. Pikiran yang picik menimbulkan berbagai macam keadaan psikologis yang tidak menunjang peningkatan kesadaran. Keadaan psikologis yang dimaksud antara lain rasa takut, khawatir, kecewa, marah, iri, benci, dendam, sedih, dan depresi. Keadaan psikologis seperti ini pada awalnya merusak organ otak itu sendiri. Kemudian, otak yang rusak meneruskan kerusakan itu ke organ-organ lain Pikiran sempit, picik tidak selaras dengan alam semesta, dan pada akhirnya akan berdampak negatif pada kesehatan kita. Sang Istri: Terima kasih suamiku, aku ingat beberapa SMS Wisdom.. Pikiran dan perasaan manusia berekspresi lewat ucapannya. Karena itu, agar ucapannya baik, pikiran dan perasaan harus baik. Pikiran merupakan fondasi dari tindakan. Pikiran yang bermanfat dan kreatif akan menghasilkan tindakan yang bermanfaat dan kreatif. Semoga pikiran kita semua selalu diliputi kesadaran. Terima Kasih Guru. Jaya Guru Deva!

6

Hidup Itu Indah Renungan Ketiga Dari Lima Belas Pandangan Hidup Vivekananda Sepasang suami istri setengah baya melanjutkan pembicaraan tentang 15 pandangan hidup dari Swami Vivekananda. Mereka membicarakan tentang pandangan hidup ketiga. Sebagai referensi mereka menggunakan buku-buku Bapak Anand Krishna. Sang Istri: Pandangan ketiga. Hidup itu indah: pertama-tama, yakinlah bahwa di balik segala sesuatu yang terjadi di dunia ini selalu ada hikmahnya. Kemudian, segala sesuatu yang terdapat dalam dunia ini adalah baik, suci dan indah adanya. Selanjutnya, jika kita melihat kejahatan, berpikirlah bahwa kita tidak memahami sebagaimana mestinya. Lepaskan beban pikiran dari atas diri kita! *Vivekananda. Sang Suami: Kita belum yakin bahwa di balik segala sesuatu yang terjadi di dunia ini selalu ada hikmahnya. Ibarat kita masuk kelas dan setiap hari diberi banyak mata pelajaran, tetapi kita tidak menyadarinya, bahkan kita memikirkan sesuatu di luar kelas. Ya kita tidak naik kelas dan selalu diberi mata pelajaran yang hampir sama, sampai kita lulus dari mata pelajaran-mata pelajaran tersebut. Dalam buku Masnawi Buku Kelima disampaikan bahwa Setiap hari, manusia memperoleh pelajaran baru, tetapi dia tidak memahaminya dan tidak mampu mengambil hikmahnya. Dan hidup terasa tak bermakna, hambar. Kemudian dia mulai mencari makna. Dia mulai berkhayal, berandai-andai, seandainya aku memiliki harta, hidupku akan bermakna; seandainya aku memiliki keluarga, hidupku akan bermakna; seandainya begini, aku akan begitu, seandainya begitu, aku akan begini.. Manusia belum yakin akan adanya hikmah di balik segala sesuatu, belum dapat memperoleh hikmah pelajaran baru setiap harinya, sehingga manusia mencari makna menuruti pikirannya. Sang Istri: Sudah tidak sadar akan mata pelajaran yang diberikan setiap hari, kita malah memberi makna kehidupan di luar kelas sesuai pikiran kita. Dalam buku Ah Hridaya Sutra disampaikan bahwa.. Hidup menjadi berarti, bermakna, karena anda memberikan arti kepadanya, memberikan makna kepadanya. Bagi mereka yang tidak memberikan makna, tidak memberikan arti, hidup ini ibarat lembaran kertas yang kosong. Pada umumnya, kita semua terbagi dalam dua kelompok besar. Kelompok mereka yang memberi arti dan kelompok mereka yang tidak memberi arti. Lucunya, kedua kelompok ini masih saja gelisah, masih saja cemas, masih saja khawatir. Yang memberi arti gelisah, karena arti yang ia berikan bermuatan keinginan-keinginan dan obsesi-obsesi yang belum terpenuhi. Yang tidak memberi arti juga gelisah, karena hidupnya terasa hambar tawar. Kita masih mengejar makna hidup, belum yakin di balik segala sesuatu selalu ada maknanya, ada hikmahnya. Sang Suami: Benar istriku. Ada kelompok ketiga yang sudah tidak mengejar makna kehidupan di luar kelas. Mereka paham bahwa mata pelajaran setiap hari sudah bermakna. Kerajaan Allah dijumpai dalam semua mata pelajaran setiap harinya. Dalam buku Ah Hridaya Sutra juga disampaikan bahwa.. Masih mengejar

7

Kerajaan Allah berarti kita belum bisa melihat Kerajaan-Nya di mana-mana, kita masih belum meyakini kehadiran-Nya di mana-mana. Jelas, kita masih berada pada lapisan lahiriah Yang sudah bisa merasakan kehadiran-Nya di mana-mana, yang sudah bisa melihat Kerajaan-Nya di mana-mana, akan berhenti mencari, akan berhenti mengejar. Bukan hanya Allah dan Kerajaan-Nya yang tidak ia kejar lagi, apa pun juga tidak dikejarnya lagi. Tidak ada yang perlu dikejar lagi, karena apa yang sedang ia cari, ternyata ada di mana-mana. Demikian, ia memasuki lapisan batiniah. Nah, mereka yang sudah berhenti mencari ini berada dalam kelompok ketigaKelompok dari mereka yang telah memahami bahwa di balik segala sesuatu di dunia ini selalu ada hikmahnya. Sang Istri: Dalam pandangan hidup ketiga, Swami Vivekananda juga menyoroti tentang segala sesuatu yang terdapat dalam dunia ini baik, suci dan indah adanya. Hanya bila pikiran kita jernih maka kita dapat memahami bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam dunia adalah baik, suci dan indah. Dimana keindahan itu? Kita tak bisa kehilangan keindahan. Ia ada di mana-mana, kita tak bisa merasakan kehadirannya karena kita terlalu memikirkan banyak hal. Demikian disampaikan dalam buku Soul Quest.. Karena diri kita kotor, kita terlihat kotoran di mana-mana. Sebaliknya, seorang sufi melihat keindahan dimana, mana, karena dirinya indah, karena ada keindahan dalam dirinya. Demikian disampaikan dalam buku Nirtan. Dalam buku Ah Hridaya Sutra disampaikan bahwa Seorang Master sedang berupaya untuk menyadarkan kita bahwa kesucian dan ketidaksucian sesuatu disebabkan oleh perasaan, pandangan, pikiran dan nilai yang kita berikan terhadap sesuatu itu. Yang suci bagi sekelompok masyarakat, belum tentu suci bagi kelompok masyarakat lain. Orang Hindu menganggap sapi sebagai binatang suci. Orang Islam dan Kristen akan menyembelihnya. Orang Hindu tidak merasa apa-apa jika melihat seekor babi, orang Islam merasa jijik dan mengharamkannya. Bagi seorang Master, semuanya itu adalah produk pikiran. Permainan pikiran dan perasaan dan pandangan dan lain sebagainya. Begitu pula dengan deskripsi-deskripsi kita tentang Tuhan Pola pikiran kita menentukan baik,suci, indah dan tidaknya sesuatu. Sang Suami: Istriku berbicara tentang Kesucian, dalam buku Sabda Pencerahan disampaikan bahwa Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Kata suci yang digunakan oleh Yesus sangat bermakna. la tidak menggunakan kata baik. la juga tidak menggunakan kata jujur atau lain sebagainya. Suci berarti melampaui segala kebaikan dan segala keburukan. Suci berarti melampaui segala macam dualitas. Kebenaran dan kesalahan, sorga dan neraka, semuanya dilampaui oleh kesucian. Suci berarti pandangan Anda menjadi begitu jernih, begitu jelas, sehingga di balik segala sesuatu Anda melihat Tangan Allah. Selama kita masih memilah antara baik dan buruk, antara sorga dan neraka, selama itu pula kita belum suci. Ia yang suci hatinya tidak akan memilah. la yang suci hatinya melihat Allah di balik segala sesuatu. Selama ini yang membuat kita tidak dapat menyadari kehadiran-Nya adalah ketidak-sucian hati kita. Hati kita bagaikan cermin yang berdebu-debu ketamakan, debu keangkuhan, debu iri hati. Bersihkan cermin hati

8

Anda, dan Anda akan langsung melihat Allah, menyadari Kebenaran jati-diri Anda.. Kita tidak memahami segala sesuatu sebagaimana mestinya. Hal tersebut disebabkan hati kita masih diliputi debu ketamakan, keangkuhan dan iri hati. Sang Istri: Berbicara mengenai keindahan dan kesucian, kita harus ingat bahwa kita masih mempunyai sifat kehewanian dalam diri yang masih terbawa dalam bagian otak kita yang disebut lymbic. Dalam buku Otak Pemimpin Kita disampaikan bahwa.. Bila kita mempelajari otak manusia: Selain lymbic, ada juga yang dalam bahasa sehari-hari disebut Otak Kanan dan Otak Kiri. Maksudnya Otak Bagian Kanan dan Otak Bagian Kiri. Bagian Kiri berurusan dengan logika, matematika, analisa dan lain sebagainya. Sementara, Bagian Kanan lebih berperasaan. Sense of Beauty, Keindahan, Estetika, segala macam arts atau seni, bahkan imajinasi, visi semuanya diurusi Otak Bagian Kanan. Sementara ini kedua bagian itu menjadi budak Lymbic yang masih sangat hewani. Maka segala apa yang kita lakukan masih diwarnai oleh kehewanian kita. Lymbic menyatakan keinginannya, Aku butuh ini, butuh itu. Ia memerintah Otak Kiri, Hai Otak Kiri, usahakan dengan segala cara dan upaya agar keinginanku terpenuhi. Silakan beranalisa, berlogika, ber-apa saja, asal keinginanku terpenuhi. Ini yang kita sebut akal. Pendidikan yang kita peroleh juga tidak banyak membantu, karena bertujuan untuk mengasah akal belaka. Kita menjadi sangat intelektual. Akal pun ada kalanya berubah menjadi akal-akalan. Namun demikian, kita tetap menjadi budak lymbic. Walau, cara kita barangkali menjadi lebih sopan sedikit, lebih lembut setidaknya terasa demikian. Padahal, sami mawon. Tujuan kita masih sama, yaitu memuaskan hewan di dalam diri. Dan, bukan saja Otak Kiri, Otak Kanan pun diperbudak oleh Lymbic. Otak Kanan pun diperintahnya, Hai Otak Kanan, kamu kan pandai memoles dan menciptakan keindahan, tolong dong keinginan-keinginanku dipoles supaya terlihat lebih indah, lebih halus. Dengan cara itu, Otak Kanan pun dibuatnya menjadi sibuk untuk menutupi kehewaniannya. Otak Kanan tanpa pembersihan Lymbic hanya akan menghasilkan benda-benda kebutuhan insting yang lebih indah dan mewah. Itu saja. Kita harus selalu mengingatkan din bahwa kebutuhan insting itu seratus persen adalah sifat hewani, sifat kita yang masih primitif. Demikian disampaikan dalam buku Otak Pemimpin Kita.. Sang Suami: Benar istriku Pengolahan otak dan penimbaan ilmu harus diimbangi dengan penghalusan rasa. Jangan sampai kita mengabaikan peran intuisi yang timbul dari rasa yang halus. Kemampuan untuk mengenal fakta datang dari ilmu. Kepekaan untuk melihat kebenaran berasal dari rasa. Demikian disampaikan dalam buku Neo Psyhic Awareness. Kemudian dalam buku Bersama Kahlil Gibran Menyelami ABC Kehidupan juga disampaikan bahwa. Untuk meniti jalan ke dalam diri, untuk menemukan Keindahan dalam diri, anda tidak harus berpengetahuan banyak atau berpendidikan tinggi. Banyaknya pengetahuan dan tingginya pendidikan malah bisa menjadi penghalang. Pengetahuan berlebihan akan mengaktifkan pikiran. Dan pikiran tidak berkepentingan dengan Keindahan dalam diri. Pikiran selalu mencarinya di luar. Dengan pikiran yang super-aktif, anda juga akan semakin jauh dari rasa, dari hati anda. Anda akan semakin jauh dari Keindahan yang ada di dalam diri anda. Setiap kali Anda melihat sesuatu yang

9

indah, tiba-tiba kesadaran anda beralih dari pikiran ke rasa. Sewaktu mendengar lagu atau musik yang indah, sewaktu membaca sesuatu yang indah, sewaktu mencium wewangian yang indah, tiba-tiba anda terlepaskan dari pikiran. Anda memasuki alam rasa. Begitu anda memasuki alam rasa, sesungguhnya anda juga memasuki alam spiritual. Keindahan menjadi pemicu untuk mengantar anda ke alam spiritual. Dan alam spiritual, alam keagamaan sesungguhnya tidak ada di luar diri anda.. Sang Istri: Suamiku, bila Swami Vivekananda berbicara tentang Lepaskan beban pikiran dari atas diri kita.. Itulah no mind hidup tanpa beban pikiran. Pikiran memang ada, mind memang eksis, tetapi anda bisa memilih hidup tanpa mind, tanpa beban pikiran. Itulah meditasi. Dan, meditasi tidak mengenal pengotakan. Yang mengenal pengotakan adalah mind, pikiran. Dan mind pula yang menumbuhkan dan mengembangkan perbedaan. Karena itu, tidak ada meditasi Hindu dan Meditasi Buddhis. Meditasi Islam dan meditasi Kristen. Meditasi adalah meditasi. Gunakan rasa, nurani, conscience untuk menentukan hal itu. Demikian disampaikan dalam buku Fiqr Memasuki Alam Meditasi Lewat Gerbang Sufi. Terima Kasih Guru. Jaya Guru Deva!

10

Keyakinan Renungan Keempat Dari Lima Belas Pandangan Hidup Vivekananda Sepasang suami istri setengah baya melanjutkan pembicaraan tentang 15 pandangan hidup dari Swami Vivekananda. Mereka sedang membicarakan tentang pandangan hidup keempat Sang Swami. Buku-buku Bapak Anand Krishna mereka gunakan sebagai referensi. Sang Istri: Pandangan hidup keempat. Adalah tergantung pada rasa kita: Merasa seperti Kristus dan kita akan menjadi seorang Kristus; merasa seperti Buddha dan kita akan menjadi seorang Buddha. Demikian rasa yakin, demikianlah hidup, kekuatan, semangat hidup, dan tanpa yang demikian tidak ada tindakan yang memadai untuk dapat mencapai derajat keilahian. *Vivekananda. Sang Suami: Istriku, Swami Vivekananda berbicara mengenai keyakinan diri dan aku ingat beberapa SMS Wisdom tentang Niat dan Keyakinan.. Bila niatmu kuat dan keinginanmu untuk bekerja keras pun ada, maka ketahuilah bahwa tiada sesuatu yang dapat menghalangimu untuk mewujudkan impianmu.. Jangan berandai-andai. Jangan melamun. Apa yang ada dalam khayalanmu itu bisa menjadi kenyataan. Percaya diri, keahlian dan kesiapsediaan untuk kerja keras. Trisakti itu yang kau butuhkan Bangkitkan semangatmu, tak ada yang dapat membangkitkannya untukmu. Keyakinan adalah kepercayaan terhadap apa yang tak terlihat. Hasilnya melihat apa yang engkau percayai. Sang Istri: Kata lain dari yakin adalah percaya diri. Dalam buku Neo Psychic Awareness disampaikan bahwa Gunakan segala daya dan upaya untuk menumbuhkembangkan rasa percaya diri, Yes, I can do it I will do it! ini jelas tidak sama dengan positive thinking, di mana kita hanya berpikir bahwa semuanya pasti beres. Rasa percaya diri bukanlah hasil positive thinking, tetapi hasil positive behavior, perilaku positif. Dan, perilaku menyangkut laku, bukan sekadar pikiran. Rasa percaya diri timbul dari hati yang percaya. Dan, hati yang percaya adalah hati yang kuat.. Demikian rasa yakin, demikianlah hidup, kekuatan, semangat hidup, dan tanpa yang demikian tidak ada tindakan yang memadai untuk dapat mencapai tujuan. Sang Suami: Benar isteriku, aku ingat buku Mederi MedisMeditasi yang menyampaikan bahwa Belakangan ini saya juga menemukan makna baru bagi kepercayaan. Hendaknya kepercayaan tidak dikaitkan dengan masa lalu. Bila saya percayai masa lalu saya, maka saya akan mempercayai penyakit leukemia yang pernah saya derita. Kepercayaan berarti percaya pada kemungkinan-kemungkinan tak terbatas yang dapat terjadi. Bila seorang ilmuwan hanya percaya pada written text, buku-buku teks dan pada penelitian serta kesimpulan yang pernah diambil, ia tak akan berkembang, tak akan memiliki gairah meneliti dan menemukan sesuatu yang baru. Kemudian, ia bukanlah seorang ilmuwan. Demikian rasa yakin, demikianlah hidup, kekuatan, semangat hidup, dan tanpa yang demikian tidak ada tindakan yang memadai untuk dapat mencapai tujuan.

11

Sang Isteri: Buku Hidup Sehat dan Seimbang Cara Sufi menjelaskan hubungan antara keyakinan dan kesehatan Anda harus bisa membedakan antara pikiran dan keyakinan. Afirmasi menuntut keyakinan. Afirmasi bekerja atas dasar keyakinan. Apabila Anda berpikir, Aku akan sehat sebenarnya secara implisit Anda sudah meyakini penyakit Anda. Dan karena Anda meyakini penyakit Anda, maka mengulangi ribuan kali setiap hari Aku akan sembuh, aku akan sembuh tidak akan membantu. Anda harus meyakini ucapan Anda. Keyakinan Anda dapat menyehatkan tubuh Anda, menenangkan pikiran Anda, menenteramkan jiwa Anda yakinilah hal ini! Meyakini diri sendiri, juga berarti meyakini Kekuasaan Allah yang tak tertandingi. Meyakini diri sendiri berarti meyakini Kemurahan Tuhan yang tak tersaingi. Tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Keyakinan Anda dapat menyembuhkan segala macam penyakit. Keyakinan merupakan modal utama manusia. Tanpa keyakinan, hidup kita akan selalu terombang ambing. Untuk mengembalikan keselarasan tubuh, keseimbangan diri, kejernihan pikiran dan ketenteraman jiwa sangat dibutuhkan keyakinan.. Demikian rasa yakin, demikianlah hidup, kekuatan, semangat hidup, dan tanpa yang demikian tidak ada tindakan yang memadai untuk dapat mencapai tujuan. Sang Suami: Adalah tergantung pada rasa kita: Merasa seperti Kristus dan kita akan menjadi seorang Kristus; merasa seperti Buddha dan kita akan menjadi seorang Buddha. Demikian rasa yakin, demikianlah hidup, kekuatan, semangat hidup, dan tanpa yang demikian tidak ada tindakan yang memadai untuk dapat mencapai derajat keilahian. Shirdi Sai Baba, mistik sufi yang seumur hidup tinggal di masjid, menempatkan sabar dan keyakinan diatas segalanya, saburi dan shraddha, demikian dalam bahasa Marathi, salah satu dialek di India. Hubungan kita dengan sesama manusia menuntut kesabaran, dan hubungan kita dengan Tuhan menuntut keyakinan. Dua kata sederhana ini mengatur seluruh kehidupan manusia. Interaksi dengan dunia dan hubungan dengan Tuhan adalah dua Urusan utama manusia. Sejak lahir sampai mati, inilah dua hal yang harus diurusi. Karena itu, kesabaran dan keyakinan dapat dijadikan landasan bagi dharma, bagi kewajiban dan tugas kita di dunia. Demikian disampaikan dalam buku Life Workbook.. Kemudian dalam buku Five Steps to Awareness disampaikan bahwa. Berkaryalah dengan penuh semangat, dan yakinilah kebijakan-Nya. Ia tahu persis apa yang kita butuhkan, apa yang baik bagi diri kita. Ia akan melengkapinya sendiri tanpa kita minta. Jangan ragu, jangan bimbang, janganlah sekali-kali menyangsikan hal ini Sang Istri: Dalam buku I Ching Bagi Orang Modern dikemukakan bahwa.. Senjata bisa dibeli, tetapi keberanian tidak bisa. Bintang Jasa bisa direkayasa, diatur, tetapi kepahlawanan tidak bisa. Semangat seorang pahlawan, seorang pemberani, muncul dari dalam dirinya sendiri. Mereka yang bicara tentang motivasi, sungguh tidak memiliki semangat. Anda membutuhkan sesuatu untuk memotivasi anda, untuk mendorong anda, karena anda tidak memiliki kekuatan dalam diri sendiri. Anda tidak bersemangat. Semangat merupakan energi yang mampu menegakkan kepala anda tanpa bantuan siapa pun juga. Selama anda masih membutuhkan bantuan dari luar, anda belum bersemangat. Lalu, jika anda mengerjakan sesuatu tanpa semangat,

12

anda akan selalu gagal. Semangat adalah gairah hidup. Apabila hidup anda menggairahkan, anda akan bersemangat. Apabila hidup anda tidak menggairahkan, anda tidak akan bersemangat. Dan, hidup akan menggairahkan jika anda memahami makna hidup, arti kehidupan. Lalu untuk memahami arti hidup, makna kehidupan, anda harus mengenal diri sendiri. Anda harus menemukan jati diri. Anda harus memahami potensi diri, dan menjalani hidup, melakoni hidup, sesuai dengan potensi diri tersebut. Demikian, hidup anda akan sangat menggairahkan. Anda akan bersemangat untuk menjalaninya, melakoninya. Demikian rasa yakin, demikianlah hidup, kekuatan, semangat hidup, dan tanpa yang demikian tidak ada tindakan yang memadai untuk dapat mencapai tujuan. Sang Suami: Keyakinan harus dilengkapi dengan kelembutan dan ketenangan Dalam buku Surah Terakhir disampaikan bahwa Keyakinan, kelembutan dan ketenangan pernahkah anda menyelami kata-kata kunci ini? Pernahkah anda menganggapnya sebagai kata-kata kunci? Untuk menyadari kehadiran-Nya dalam hati, anda harus berkeyakinan. Berarti pikiran anda tidak kacau lagi. Selama pikiran anda masih kacau, anda tidak bisa yakin sepenuhnya. Keyakinan anda, iman anda akan selalu mengalami pasang surut. Jadi pikiran anda harus terkendalikan. Kemudian, anda harus lembut. Dan yan dimaksudkan harus menjadi lembut adalah kepribadian anda, sifat anda. Perilaku anda harus lembut. Kata-kata yang anda ucapkan harus lembut. Cara anda mengucapkan harus lembut. Tetapi kelembutan ini harus muncul dari kesadaran. Bukan sesuatu yang dipaksakan. Bukan pula topeng yang harus anda pakai. Anda harus menjadi lembut karena sadar bahwa kekerasan tidak pernah bisa menyelesaikan masalah. Yang ketiga, dan terakhir, adalah ketenangan. Ketenangan adalah rasa. Anda harus mengembangkan rasa dalam diri anda. Jangan mengembangkan otak melulu Sang Istri: Buku Neospirituality & Neuroscience menyampaikan permasalahan bangsa tentang kepercayaan. Sejak lahir, kita berhadapan dengan kepercayaan. Bukan pendidikan tetapi kepercayaan. Bukan pula pendidikan tentang kepercayaan-kepercayaan tetapi dogma dan doktrin dengan salah satu kepercayaan yang sudah baku. Sudah tidak ada tawar menawar lagi. Sejak lahir, seorang anak sudah diberi cap agama tertentu. la tidak diberi kesempatan untuk memilih dan harus menerima apa yang sudah ditentukan oleh kedua orangtuanya baginya. Hak pilih kita sudah dirampas sejak kelahiran. Generasi Robot. Sudah diset, diprogram, dan dikendalikan oleh remote control yang berada di tangan masyarakat. Robot tidak membutuhkan rasa percaya diri. Cukuplah ia berserah diri pada pemegang kendalinya. Bahkan ia tidak memiliki kesadaran bahwa dirinya bergerak hanya bila digerakkan oleh sang pengendali. Kita hidup sebagai budak dari dogma, doktrin, kepercayaan, lembaga, institusi, atau kepentingan lain dari masyarakat tertentu. Kita tidak merdeka, belum merdeka Kita tidak memahami arti kebebasan. Padahal manusia tidak diciptakan atau tercipta untuk menjadi robot. la pun tidak lahir untuk menciptakan robot-robot manusia dan tidak berhak mengubah manusia menjadi robot yang dapat diset dan diprogram. Sebagian besar Generasi Robot bahkan tidak sadar bahwa kemanusiaan dalam diri mereka sudah mati. Kemanusiaan mereka sudah dirampas

13

sejak lahir. Kita telah menjadi korban dari kepentingan-kepentingan pribadi orangtua kita yang seharusnya memfasilitasi untuk berkembang dan tidak mengerdilkan jiwa kita supaya mengikuti kehendak mereka. Celakanya, orangtua kita pun demikian. Mereka pun adalah korban dari sistem yang sama. Ujung-ujungnya bukan mereka pula yang memegang kendali tetapi sebuah sistem yaitu masyarakat bersama institusi-institusi buatannya yang memegang kendali. Dengan kondisi seperti ini, rasanya sulit membawa perubahan total, drastis, dan sekaligus bagi seluruh umat manusia Sang Suami: Benar istriku kita membutuhkan Kepercayaan dari orang Yang Sadar Dalam buku Neospirituality & Neuroscience disampaikan bahwa. Kepercayaan tanpa pemahaman adalah kepercayaan yang buta, sedangkan kepercayaan dengan pemahaman adalah kepercayaan yang sadar. Sekarang, tergantung pada diri kita sendiri: Mau memilih yang mana? Pertama, yang penting adalah Kepercayaan. Memang betul. Kedua, Kepercayaan itu Selalu Buta. Oleh karena itu anak-anak muda harus memperoleh kesadaran dulu sebelum mempercayai sesuatu. Ini juga betul. Sesungguhnya kedua pernyataan di atas tidak saling bertentangan tetapi malah saling melengkapi dan menjelaskan. Bila kita menggabungkannya, Yang Penting adalah Kepercayaan yang Sadar. Orang-orang yang percaya dan sadar hanyalah mereka yang dapat membawa perubahan yang berarti. Karena mereka sudah lebih dulu menjadi perubahan itu sendiri. Mereka telah berubah. Mereka tidak percaya secara membabi buta. Mereka percaya karena sadar.. Semoga Terima Kasih Guru. Jaya Guru Deva!

14

Bebas Dari Keterikatan Renungan Kelima Dari Lima Belas Pandangan Hidup Vivekananda Sepasang suami istri setengah baya sedang membicarakan 15 pandangan hidup dari Swami Vivekananda. Mereka kini membicarakan tentang pandangan hidup kelima. Sebagai referensi mereka menggunakan buku-buku Bapak Anand Krishna. Mereka yakin spiritualitas itu bersifat universal adanya. Sang Istri: Pandangan hidup kelima..Bebaskan diri: Saat saya menyadari bahwa Tuhan bersemayam dalam setiap tubuh manusia, saat saya menghormati setiap makhluk dan melihat Tuhan dalam diri mereka pada saat tersebut saya bebas dari keterikatan, segala sesuatu yang menyebabkan keterikatan lenyap dan saya bebas. Sang Suami: Swami Vivekananda menyadari bahwa Tuhan bersemayam dalam setiap makhluk. Tuhan meliputi segala sesuatu. Bukan saja makhluk hidup, tetapi juga bebatuan, pepohonan, lautan dan pegunungan. Segala sesuatu diliputi Dia. Kita semua berada di dalam-Nya. Bila seekor semut pun bisa berada di luar Tuhan, dia akan menjadi tandingan bagi Tuhan. Dia akan berdiri bersama Tuhan. Walau dia kerdil dan Tuhan tampak Jangkung, tetapi perbedaannya ya itu saja. Hal tersebut disampaikan dalam buku Tantra Yoga. Sang Istri: Pandangan Swami Vivekananda sama dengan pandangan leluhur kita yang menghormati alam semesta. Dalam buku Panca Aksara disampaikan bahwa.. Saatnya kita kembali kepada ajaran leluhur, kepada budaya asal Nusantara, kepada kearifan lokal, kebijakan nenek moyang. Saatnya kita menghormati dan menghargai alam, lingkungan. Hubungan dengan alam dan sesama makhluk hidup bukanlah hubungan horizontal sebagaimana dicekokkan kepada kita selama bertahun-tahun. Pun hubungan kita dengan Tuhan bukanlah vertikal. Tuhan tidak berada di atas sana. Inilah kearifan lokal kita. Pemahaman vertikal-horizontal seperti ini telah memisahkan kita dari alam. Tuhan berada dimana-mana, Ia meliputi segalanya, sekaligus bersemayam di dalam diri setiap makhluk inilah inti ajaran leluhur kita. Inilah kearifan lokal kita Saya menyadari bahwa Tuhan bersemayam dalam setiap tubuh manusia, saya menghormati setiap makhluk dan melihat Tuhan dalam diri mereka. Sang Suami: Pemahaman adanya hubungan vertikal dan hubungan horizontal serta bahwa hubungan vertikal lebih penting, sering membuat kita merusak lingkungan dan kemudian mohon ampun kepada Tuhan dengan dalih Tuhan Maha Pengampun. Swami Vivekananda yakin bahwa Tuhan meliputi segala sesuatu, semua makhluk hidup termasuk lingkungan. Dalam buku Narada Bhakti Sutra disampaikan bahwa.. Selama ini kita memisahkan manusia dari Tuhan. Hubungan antara manusia dan Tuhan disebut hubungan vertikal. Kemudian antar manusia disebut hubungan horizontal. Ya, tidak ketemu. Muncul anggapan yang sungguh tak masuk akal, horizontal boleh amburadul, asalkan yang vertikal lurus dan berjalan mulus. Bukankah Tuhan Maha Pengampun adanya? Dia akan mengampuni

15

kesalahan-kesalahan yang kita lakukan dalam hubungan horizontal? Sang Master meniadakan garis vertikal dan horizontal. Dia mengajak kita untuk melihat Tuhan di mana-mana, dan melayani Tuhan yang ada di mana-mana. Lihatlah wajah-Nya di barat dan timur dan utara dan selatan. Rasakan kehadiran Tuhan di bumi dan di langit. Temukan kasih-Nya dalam diri manusia dan makhluk-makhluk lainnya dalam kehidupan sekitar Anda.. Dan tiba-tiba semua akan hidup. Jangankan pohon-pohon lebat, sungai dan gunung, tiang listrik yang berdiri tegak buatan manusia pun sedang memuliakan Nama-Nya. Semua sedang bergetar. Semua hidup. Energi dan materi bukanlah dua hal yang berbeda Saya menyadari bahwa Tuhan bersemayam dalam setiap tubuh manusia, saya menghormati setiap makhluk dan melihat Tuhan dalam diri mereka. Sang Istri: Dalam buku Samudra Sufi disampaikan pandangan seorang sufi Shah Abdul Latif. Walaupun, nampaknya berbeda, nampaknya lain, semua itu sesungguhnya berasal dari satu. Yang lain, yang berbeda, semuanya berasal dari Allah. Hanya Dia-lah Yang Ada, tidak ada sesuatu apa pun kecuali Allah. Jangan salah paham, aku bersumpah demi Allah, tak ada sesuatu apa pun kecuali Dia. Apa pun yang terlihat selain Dia, hanyalah bayangan-Nya, Yang berasal dari-Nya pula.. Kemudian dalam buku Telaga Pencerahan disampaikan pula bahwa Kepunyaan Allah Timur dan Barat, maka ke mana saja kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas rahmat-Nya lagi Maha Mengetahui. Dalam buku Bhagavad Gita Bagi Orang Modern juga disampaikan bahwa. Tuhan atau Keberadaan, Existence melingkupi alam semesta. Segala sesuatu berada dalam Tuhan, dalam Keberadaan. Dalam buku Five Steps to Awarenessdisampaikan bahwa..Alam yang serba terbatas ini hanyalah proyeksi dari Sang Aku. Alam yang serba terbatas, walau masih tetap berada di luar jangkauan pikiranku, hanyalah proyeksi dari Sang Aku, proyeksi dari Ia Yang Meliputi Segalanya. Ia yang berada di luar dan di dalam diri kita. Persis seperti air dan ikan dalam kolam. Air berada di luar ikan dan berada pula di dalamnya.. Saya menyadari bahwa Tuhan bersemayam dalam setiap tubuh manusia, saya menghormati setiap makhluk dan melihat Tuhan dalam diri mereka. Sang Suami: Pandangan para leluhur tentang Bhinneka Tunggal Ika selaras dengan pandangan bahwa semuanya merupakan proyeksi dari Ia Yang Meliputi Segalanya, dan juga selaras dengan pengetahuan modern tentang energi. Dalam buku Indonesia Baru disampaikan bahwa Orang-orang bodoh yang tidak memiliki akal sehat dan latar belakang ilmu yang memadai, mempersoalkan Bhinneka Tunggal Ika, kesatuan dan persatuan. Bertanyalah kepada Einstein dan Hawking, mereka akan menertawakan perbedaan yang terlihat kasat mata itu. Bhinneka Tunggal Ika bukan sekedar semboyan negara, bukan pula sekedar Saripati Budaya Nusantara. Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah Rumusan Ilmiah, Rumusan Kesadaran yang tak dapat dipungkiri. Bhinneka Tunggal Ika, sebuah rumusan hasil eksperimen panjang para leluhur kita jauh sebelum Einstein berbicara tentang Unified Field of Energy atau Medan Energi Terpadu. Sang Istri: Benar suamiku. Kita baru mengetahui lewat Fisika Kuantum yang

16

baru-baru ini ramai dibicarakan, sebelumnya kita tidak mengetahui hal itu. Sebelumnya, kita masih memisahkan segala sesuatu dalam 2 kelompok besar, materi dan energi. Pengelompokan itu pun ilusif. Albert Einstein telah membuktikannya lewat Teori Relativitas. Betul, bahwasanya materi juga energi. Tak ada sesuatu di luar energi. Alam semesta adalah medan energi. Kita semua bagian dari medan yang sama itu. Kita pun energi. Demikian disampaikan dalam buku Otak Pemimpin Kita. Selanjutnya dalam buku Panca Aksara disampaikan bahwa Energi itulah Tuhan. Tuhan adalah Energi Agung The Supreme Energy, The Supreme Being. Energi yang berada dimana-mana, dan meliputi alam semesta, juga berada di dalam diriku, di dalam dirimu, di dalam diri kita semua. Energi di luar, energi di dalam. Tuhan di luar, Tuhan di dalam . Hyang Di Luar, sedang berekspansi terus . Aku tidak mampu menggapai keluasan serta kebesarannya. Hyang Di Dalam dapat kurasakan Keberadaan serta Kehadirannya. Sang Suami: Dalam pandangan hidup kelima Swami Vivekananda berkata agar kita dapat membebaskan diri, maksudnya adalah membebaskan diri dari keterikatan pada dunia. Dalam buku Rahasia Alam dijelaskan tentang kebebasan diri dari keterikatan.. Kita tidak pernah bisa membebaskan diri dari dunia, karena dunia dan kita terbuat dari bahan baku yang sama. Perhiasan yang terbuat dari emas tidak dapat membebaskan diri dari emas. Bebaskan dirimu dari keterikatan, karena keterikatanmu bersifat ilusif. Keterikatan manusia tidak pada tempatnya. Keterikatan manusia adalah ciptaannya sendiri. Tercipta karena ketidaktahuan. Dengan cara apa pula dapat kubebaskan diri dari keterikatan? Gerbang Kebebasan dijaga oleh empat pengawal. Pengawal pertama adalah Shaanti, damai. Ia yang sudah damai dapat merasakan kedamaian di dalam dirinya dan dapat pula mendamaikan. Pengawal Gerbang Kebebasan kedua adalah Aatma Vichaarana. Aatma Vicharana berarti menganalisa diri, introspeksi diri, mawas diri, setiap upaya untuk mengenal diri dapat disebut Aatma Vichaarana. Pengawal Gerbang Kebebasan ketiga adalah Santhosa, kepuasan. Bukan memuaskan diri, tetapi memang puas. Santhosa bukanlah kepuasan yang disebabkan oleh sesuatu. Pengawal keempat Gerbang Kebebasan adalah Sadhusanga atau Satsanga berarti Pergaulan dengan mereka yang baik. Tidak perlu bermusuhan dengan dengan mereka yang kurang baik, tetapi anda juga perlu menghindari pergaulan yang tidak menunjang kesadaran. Sang Istri: Kita perlu sadar dulu, baru dapat menjalankan kebebasan dan setelah itu baru hidup. Sadar, bebas dan hidup. Perhatikan urutan ini. Anda harus mulai dari kesadaran. Sadar dulu, baru memproklamasikan kemerdekaan. Kemerdekaan, kebebasan tanpa kesadaran tidak akan tahan lama. Kesadaran adalah bekal awal. Tanpa bekal itu, kebebasan, kemerdekaan yang anda proklamasikan tidak bermakna sama sekali. Sewaktu-waktu, jiwa anda bisa dijajah kembali. Dulu penjajahnya lain, sekarang penjajahnya lain. Budak tetap budak. Sekali lagi, sadarilah kemampuan diri, potensi diri-keilahian dan kemuliaan diri. Setelah menyadarinya, baru memproklamasikan kemerdekaan. Baru membebaskan diri dari segala sesuatu yang mengikat diri anda, yang merantai jiwa anda. Setelah bebas, kemudian anda baru hidup. Anda baru bisa menikmati hidup ini. Anda baru bisa merayakan kehidupan

17

anda! Demikian disampaikan dalam buku Bersama Kahlil Gibran Menyelami ABC Kehidupan. Sang Suami: Kebebasan adalah anugerah Keberadaan yang harus kita syukuri. Dalam buku Panca Aksara disampaikan bahwa Dan, di atas segalanya, Anugerah-Nya yang sungguh tak tertandingi ialah Kebebasan. Ia memberi kita kebebasan untuk berpikir, berkarya, Ia tidak memperbudak kita. Jika kita berhamba kepada-Nya, maka itu pun bukanlah karena perintah-Nya. Tetapi, semata karena cinta kita, karena kesadaran serta keinginan kita untuk berhamba. Ia membebaskan kita dari belenggu-belenggu keterikatan, keserakahan dan lain sebagainya yang mengikat diri kita dan menyebabkan kesengsaraan. Ia membebaskan diri kita dari identitas diri yang palsu, aku yang tidak berarti. Ia mengantar kita pada Kesadaran Tertinggi Sang Aku Sejati!. Semoga Terima Kasih Guru. Jaya Guru Deva!

18

Jangan Lempar Tanggung Jawab Renungan Keenam Dari Lima Belas Pandangan Hidup Vivekananda Sepasang suami istri setengah baya sedang membicarakan pandangan hidup keenam dari lima belas pandangan hidup Swami Vivekananda. Mereka menggunakan buku-buku Bapak Anand Krishna sebagai referensi mereka. Sang Istri: Renungan keenam.. Jangan main lempar tanggung jawab, jangan menyalahkan orang: Apabila dapat mengulurkan tangan untuk membantu, lakukan. Apabila tidak dapat membantu, berilah restu dan biarkan mereka melakukan dengan cara mereka. Sang Suami: Apabila dapat mengulurkan tangan untuk membantu, lakukan. Pengetahuan dan keahlian harus digunakan demi peningkatan kesadaran diri dan membantu serta melayani orang lain. Dalam buku I Ching Bagi Orang Modern disampaikan bahwa Jangan membiarkan pengetahuan dan keahlian anda membusuk. Gunakan demi peningkatan kesadaran diri, juga untuk membantu dan melayani orang lain. Itulah rahasia keberhasilan! Hidup ini bagaikan lahan subur. Orang bijak tak pernah kelaparan, dan tak akan membiarkan orang lain kelaparan. Kau tak kekurangan sesuatu pun. Bahkan kau dapat membantu mereka yang kurang beruntung. Bekerjalah demi kesejahteraan diri dan masyarakat, dan kau akan berhasil!. Bagaimana pun dalam kelanjutannya, buku tersebut menyampaikan.. Sebelum membantu orang lain, bantulah diri anda terlebih dahulu. Apabila anda memiliki uang, gunakan uang itu untuk menyejahterakan diri anda, keluarga anda baru masyarakat sekitar anda. Yang memiliki ilmu, dapat menggunakan ilmunya. Begitu pula dengan ia yang memiliki tenaga, kekuatan otot. la bisa menggunakan kekuatan ototnya. Sang Istri: Apabila dapat mengulurkan tangan untuk membantu, lakukan. Apabila tidak dapat membantu, berilah restu dan biarkan mereka melakukan dengan cara mereka. Adalah tugas, kewajiban serta tanggungjawab kita untuk melayani sesama manusia. Akan tetapi membantu seseorang itu harus secara bijak. Adakalanya kita akan disalahpahami karena perbedaan pandangan yang dimiliki. Apalagi bila kita berupaya membantu menyadarkan seseorang. Dalam buku Sexual Quotient disampaikan bahwa. Manusia selalu menemukan jenis-nya untuk berinteraksi, untuk berkumpul. Mereka hanya melakukan apa yang mereka anggap terbaik, paling berharga bagi mereka. Berbagilah kesadaran dengan mereka. Bila kau menemukan mereka dalam keadaan siap untuk menerima sesuatu yang lebih berharga darimu. Bila kesiapan untuk menerima sesuatu yang berharga itu belum ada, maka salami mereka dan sesegera mungkin tinggalkan mereka. Karena energi mereka juga dapat menyeretmu ke bawah, menyeretmu lagi ke tempat di mana energi seks, nafsu masih membara.. Sang Suami: Swami Vivekananda mengatakan Jangan main lempar tanggung jawab, jangan menyalahkan orang. Kebiasaan melempar tanggung jawab mengikis rasa percaya diri. Dalam buku I Ching Bagi Orang Modern disampaikan bahwa.

19

Kurangnya percaya diri muncul karena kebiasaan kita mencari kambing hitam. Setiap kali ada yang tidak beres, kita menyalahkan orang lain atau keadaan yang kita anggap kurang bersahabat. Kemudian, ada juga yang akan menyalahkan nasib. Masih ada lagi yang beranggapan bahwa ia sedang di-coba oleh Tuhan. Mereka yang menyalahkan orang lain, keadaan, nasib atau yang beranggapan bahwa Tuhan sedang men-coba dirinya, sebenarnya sedang melarikan diri dari tanggung jawab. Mereka sedang mencari pembenaran. Mereka kurang PD kurang percaya diri. Sang Istri: Benar suamiku, dalam berbangsa pun kita sering melempar tanggung jawab. Padahal secara langsung atau pun tidak langsung kita telah memilih para pemimpin dan para wakil rakyat. Secara tidak langsung kita telah ikut andil dalam pembuatan perundang-undangan, demikian juga dalam pendidikan generasi muda. Dalam buku Otak Pemimpin Kita disampaikan bahwa Banyak pendukung partai-partai politik yang merasa tidak ikut memilih seorang pemimpin yang terpilih, berusaha untuk membebaskan diri dari tanggungjawab. Sering kita melihat poster-poster Untung kami tidak memilih si Fulan sebagai pemimpin . Padahal, kita tidak bisa lepas dari tanggungjawab hanya dengan merasa tidak bertanggungjawab atau menggelar poster Sang Suami: Swami Vivekananda menghargai adanya perbedaan. Apabila dapat mengulurkan tangan untuk membantu, lakukan. Apabila tidak dapat membantu, berilah restu dan biarkan mereka melakukan dengan cara mereka Pandangan hidup seseorang dipengaruhi oleh sifat genetik bawaan, dan pengaruh orang tua, lingkungan, pendidikan dan pengalamannya. Kita harus bijak dan memahami pandangan orang lain. Dalam buku Masnawi Buku Kedua disampaikan bahwa Pemahaman mereka tentang agama, bagi mereka pemahaman kamu tentang agama, bagi kamu. Dalam satu agama saja, berjalan pada satu jalur saja, bisa terjadi beda pendapat. Apalagi antara agama yang berbeda, antara jalan yang berbeda. Perbedaan tidak dapat dihindari. Supaya engkau bisa menghormati dan mengapresiasi perbedaan, itulah Kehendak-Ku! Setiap jalan menuju Aku. Bukan hanya yang lurus, tetapi juga yang tidak lurus, penuh belokan. Di luar Aku, tak ada sesuatu yang dapat kau tuju. Dengan mengambil jalan lurus, engkau akan lebih cepat sampai kepada-Ku. Dengan mengambil jalan yang tidak lurus, penuh belokan, engkau akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Dan masing-masing harus mempertanggungjawabkan pilihannya.. Sang Istri: Benar suamiku, setelah memahami pandangan setiap orang yang berbeda karena pengalaman hidupnya, maka kita akan dapat menghormati pandangan orang lain. Dalam buku Ah Hridaya Sutra disampaikan bahwa. Tuhan itu satu Ada-Nya, Kendati dimuliakan dengan berbagai nama, Allah, Buddha, Yehovah, Bapa di Sorga, Tao, Widhi, Satnaam, Ahura Mazda dan masih sekian banyak nama lain yang Ia miliki. Agama hanyalah jalan menuju kepada-Nya. Setiap jalan valid adanya. Setiap jalan benar adanya. Tidak ada yang salah, sehingga tidak perlu ganti jalur. Hendaknya setiap orang meneruskan perjalannya pada jalur yang sama, karena tujuannya satu dan sama..

20

Sang Suami: Benar istriku, Swami Vivekananda menghormati adanya perbedaan pandangan, sehingga sering muncul pertanyaan, kita ini berada dalam jalur yang benar atau yang salah. Dalam buku Neospirituality & Neuroscience disampaikan tanggapan dari pertanyaan yang sering muncul tersebut. Pertanyaan ini muncul dari seseorang dalam penelitian kami, Bagaimana saya mengetahui bahwa jalur yang pernah saya pilih itu adalah jalur yang tepat dan jalur yang saat ini saya tempuh adalah jalur yang salah? Jawabannya adalah pertama, tidak ada jalur yang salah. Persoalannya, jalur itu tepat atau tidak bagi diri kita. Semua jalur bagus dan baik. Tetapi ada yang tepat bagi kita dan ada yang tidak tepat. Kedua, bila jalur yang saat ini sedang ditempuh adalah jalur yang tepat maka seseorang tak akan menoleh ke belakang lagi. Tidak akan ada kegelisahan dan keraguan. Malah yang ada rasa syukur, Ternyata jalur pertama itu berhasil mengantar saya ke tahap berikut. Seorang yang telah menemukan jalur hidupnya tak akan menjelek-jelekan jalur yang pernah ditempuhnya. la tidak akan mencari kesalahan, kelemahan, kejelekan dari jalur sebelumnya. la menerimanya sebagai anak tangga pertama yang mengantarnya ke anak tangga berikut. Ketiga, seseorang yang menjelek-jelekkan pengalaman sebelumnya, sesungguhnya menderita penyakit kurang percaya diri. la sedang berusaha untuk meyakinkan dirinya bahwa jalur baru yang dipilihnya itulah jalur yang tepat bagi dirinya. Sang Istri: Membantu seseorang harus dengan cerdas. Apakah bantuan tersebut akan meningkatkan kesadarannya? Dalam buku Otak Pemimpin Kita disampaikan bahwa. Orang bisa saja merasa kasihan dan melempar recehan. Tindakan ini sebenarnya hinaan bagi harga diri. Anda harus bekerja untuk penghidupan, melayani untuk memperoleh reputasi dan pengakuan, membuktikan bahwa diri Anda memang manusia yang patut dihargai. Kita menentukan harga diri kita, juga harga diri orang lain. Umumnya kita menaruh harga sangat tinggi bagi diri sendiri, dan sangat rendah bagi orang lain. Kita mudah tersinggung karena menaruh harga terlalu tinggi bagi diri sendiri. Mudah kecewa, mudah sakit hati, sedikit-sedikit merasa dihina dan menghina kembali semua karena harga diri Dalam buku Narada Bhakti Sutra disampaikan. Banyak yang tidak peduli apakah informasi yang mereka sampaikan itu mengutuhkan jiwa atau justru sebaliknya, membagi, mengkotak-kotak dan mencabik-cabik jiwa. Jiwa sendiri sudah tidak utuh, kemudian ketidakutuhan itu pula yang kita tularkan kepada orang lain. Sang Suami: Para Master menganjurkan kita membantu namun jangan berharap bantuan tersebut akan dimanfaatkan seratus persen sebagaimana mestinya. Dalam buku Kidung Agung Melagukan Cinta Bersama Raja Salomo diuraikan tentang harapan. Hidup Tanpa Harapan? Mustahil. Hidup Tanpa Berharap? Sangat mungkin. Harapan ibarat angin, ibarat udara. Kita tidak dapat hidup tanpa angin, tanpa udara. Kita tidak dapat menafikannya. Hidup dalam harapan tidak menjadi soal. Persoalan muncul ketika kita mulai berharap, ketika kita mulai mengharapkan sesuatu. Bila kita mengharapkan angin segar, dan angin yang kita peroleh tidak segar, kita kecewa. Bila kita mengharapkan kesejukan, dan yang kita peroleh adalah kegerahan, maka kita gelisah. Hidup dalam harapan berarti hidup dalam ruang

21

berudara, berangin. Dan kita tidak perlu mengharapkan hal itu, karena udara ada di mana-mana. Bila sebuah harapan diuraikan, dijelaskan, dimunculkan sifat-sifatnya, diberi embel-embel, dibandingkan dengan sesuatu yang lain, itulah awal kekecewaan dan kesengsaraan. Hiduplah dalam kasih Tuhan, maka kita akan hidup bahagia, damai, dan ceria. Tapi bila kita hidup dengan mengharapkan kasih Tuhan, bersiap-siaplah kecewa, karena definisi kita tentang kasih tidak selalu sama dengan kehendak-Nya yang penuh kasih.. Sang istri: Agar kita lebih bertanggung jawab terhadap masyarakat dan terhadap bangsa, buku Total Success menganjurkan agar.. Bergaullah dengan mereka yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Mereka yang selalu bersemangat, tidak loyo, tidak bersembunyi dan mencari aman di balik dalih positive thinking, tetapi mereka yang bersikap positif dalam pengertian holistik terhadap hidup ini. Sense of Responsibility must be Defined as Corporate and Individual National Responsibility, and not just Social Responsibility. Tanggung jawab bukanlah terhadap masyarakat saja, tetapi terhadap bangsa secara utuh. Bergaullah dengan mereka yang sudi melayani Ibu Pertiwi dan setiap anaknya, entah dia beragama apa, bersuku apa, berbahasa apa, tinggal di mana, dan memiliki kepercayaan apa. Kita membutuhkan para pedagang, para politisi, para diplomat, pejabat, profesional, pendidik dan dan yang berjiwa nasionalis. Kita butuh orang-orang yang bangga mengaku diri sebagai Bangsa Indonesia, dan menempatkan identitas diri itu sebagai satu-satunya identitas dalam hal bermasyarakat. Semoga. Terima Kasih Guru Jaya Guru Deva!

22

Membantu Orang Lain Renungan Ketujuh Dari Lima Belas Pandangan Hidup Vivekananda Sepasang suami istri setengah baya melanjutkan pembicaraan mereka tentang pandangan ketujuh dari lima belas pandangan hidup Swami Vivekananda. Mereka tetap menggunakan buku-buku Bapak Anand Krishna sebagai referensi mereka. Bagi mereka pandangan-pandangan Bapak Anand Krishna tentang kehidupan telah membuat hidup mereka menjadi lebih bermakna. Sang Istri: Renungan ketujuh.. Bantulah orang lain: Bila uang membantu seseorang untuk berbuat baik kepada orang lain, uang tersebut berharga. Apabila tidak, uang tersebut hanyalah kumpulan kejahatan, dan semakin cepat disingkirkan semakin baik. Sang Suami: Istriku, kita telah membicarakan enam pandangan hidup Swami Vivekananda. Pertama, Kasih adalah Hukum Kehidupan. Kedua, adalah sikap mental kita sendiri yang membuat dunia seperti apa bagi kita. Ketiga, di balik segala sesuatu yang terjadi di dunia ini selalu ada hikmahnya. Keempat, semuanya tergantung pada rasa kita. Rasa yakin adalah kekuatan dan semangat hidup. Kelima, menyadari bahwa Tuhan bersemayam dalam setiap manusia dan setiap makhluk. Keenam, jangan menyalahkan orang, apabila dapat mengulurkan tangan untuk membantu, lakukan Nampak jelas bahwa centerpointnya adalah diri. dalam membicarakan renungan ketujuh kita perlu membicarakan sekilas tentang jatidiri dahulu.. Sang Istri: Benar suamiku, oleh karena itu ada baiknya kita membaca buku Fengshui Awareness Rahasia Ilmu Kuno bagi Manusia Modern. Dalam buku tersebut disampaikan bahwa.. Centerpoint adalah Jatidirimu. Namun, untuk menemukannya, untuk mengenalinya, kau tetap harus berupaya. Upaya sederhana, tidak sulit. Untuk melihat dunia luar kau harus membuka mata fisik. Untuk menemukan sesuatu di dalam diri, kau harus membuka mata batin. Membuka mata batin juga tidak berarti melihat ke dalam melulu dan tidak lagi memperhatikan dunia luar, menutup diri terhadap dunia luar. Tidak bisa, bila mata batinmu terbuka, kau justru tidak dapat menutup diri terhadap dunia luar. Terbukanya mata batin membuatmu melihat dunia dengan persepsi yang berbeda. Kau tetap berkarya, tetap berumah-tangga, tetap menjalankan tugas kewajibanmu, tetapi dengan kesadaran yang berbeda. Kau akan berkarya tanpa pamrih, tanpa keterikatan pada hasil akhir. Kau akan menyerahkan urusan itu kepada Yang Maha Ada dan Maha Tahu. Biarlah Dia yang menentukan hasil, kau juga akan mencintai tanpa mengikat diri; bekerja tanpa menjadi budakpekerjaanmu; menjalani hidup dengan jiwa bebas, merdeka. Hidupmu, kemudian, menjadi sebuah perayaan yang tak pernah berakhir! Sang Suami: Istriku, untuk itu kita perlu membicarakan tentang, Kama Artha Dharma Moksha. Dalam buku Fengshui Awareness Rahasia Ilmu Kuno bagi Manusia Modern disampaikan bahwa Banyak cara, banyak jalan untuk menemukan pusat di dalam diri, untuk menemukan Jati Diri. Namun, ada 4 Upaya Utama, setiap upaya mewakili satu sudut, satu sisi kehidupan. Kita menemukan

23

Centerpoint dengan menarik garis silang antara sudut-sudut yang berseberangan, keempat Upaya Utama ini harus dipertemukan. Pertama adalah Kama atau Keinginan Keinginan Kuat, Tunggal, untuk menemukan Jati Diri. Sementara ini, keinginan kita masih bercabang. Terdorong oleh hawa nafsu, kita dapat menginginkan apa saja. Pelan-pelan, tanpa memaksa, kita harus mengarahkan keinginan ini kepada diri sendiri. Dari sekian banyak keinginan-keinginan, kita menjadikannya satu keinginan, Keinginan untuk Menemukan Jati Diri.. Kedua adalah Artha, biasa diterjemahkan sebagai Harta. Sesungguhnya Artha juga berarti Makna atau Arti. Temukan Makna Hidupmu! Adakah uang itu, harta itu yang memberi makna pada hidupmu? Bila ya, maka berhati-hatilah. Karena apa yang kau miliki saat ini tak mungkin kau miliki untuk selamanya. Jangankan uang, anggota keluarga pun pada suatu ketika akan meninggalkanmu, atau kau meninggalkan mereka. Bila kau terlalu percaya pada kepemilikan-mu, maka hidupmu bisa menjadi sangat tidak berarti ketika apa yang saat ini masih kau miliki, tidaklagi menjadi milikmu. Berusahalah untuk menemukan makna lain bagi hidupmu. Barangkali Kebahagiaan, rasa bahagia yang kau peroleh saat kau berbagi kebahagiaan. Tidak berarti kau tidak boleh mencari uang Silakan mencari uang, silakan menabung, silakan menjadi kaya-raya, tetapi janganlah kau mempercayai harta kekayaanmu. Kau pasti kecewa. Apa yang kau miliki hari ini, belum tentu masih kau miliki besok pagi.. Ketiga adalah Dharma, Kebajikan. Dalam bahasa sufi disebut Syariat Pedoman Perilaku. Pedoman Perilaku berdasarkan kesadaran, itulah Dharma. Jangan berbuat baik hanya karena kau dijanjikan sebuah kapling di surga. Itu bukanlah kebajikan, itu perdagangan belaka. Jual beli. Berbuatlah baik karena kebaikan itu baik. Berbuatlah baik karena dirimu baik. Berbuatlah baik karena kau sadar. Seseorang yang berada pada Jalur Dharma tidak perlu dipaksa, tidak perlu diiming-imingi, juga tidak perlu diintimidasi, diteror atau dipaksa untuk berbuat baik. Ia akan selalu berusaha untuk berbuat baik karena sadar! Keempat adalah Moksha, Kebebasan Mutlak. Dan, Kebebasan Mutlak berarti kebebasan dari, freedom from sekaligus kebebasan untuk, freedom for. Kita bebas dari penjajahan, tetapi tidak bebas untuk berpendapat. Ada rambu-rambu yang perlu ditaati, diperhatikan dan tidak dilanggar. Kenapa ada rambu-rambu? Karena kita belum sadar. Kita belum cukup menggunakan kebebasan untuk sadar untuk dengan penuh tanggungjawab. Barangkali memang karena itu, atau barangkali ada pihak-pihak yang merasa akan dirugikan bila kita meraih Kebebasan Untuk.. Sang Istri: Buku Fengshui Awareness Rahasia Ilmu Kuno bagi Manusia Modern juga melanjutkan bahwa. Kama, Artha, Dharma dan Moksha harus bertemu dan titik temunya itulah tujuan hidup, itulah Jati Dirimu! Titik Temu antara keempat upaya itu. Titik temu antara pasangan yang berseberangan. Janganlah kau mempertemukan Kama dengan Artha, karena kedua titik itu masih segaris. Pertemuan antara Kama dan Artha itulah yang selama ini terjadi kita hanya berkeinginan untuk mengumpulkan uang, mencari keuntungan dan menambah kepemilikan, entah itu berupa benda-benda yang tak bergerak, atau yang bergerak. Kama harus bertemu dengan Moksha, itulah titik di seberangnya. Berkeinginanlah untuk Meraih Kebebasan Mutlak. Kemudian Artha dan Dharma carilah harta sehingga kau dapat berbuat baik, dapat berbagi dengan mereka yang berkekurangan. Berikan makna

24

kepada hidupmu dengan berbagi kebahagiaan, keceriaan, kedamaian, kasih. Sang Suami: Bila uang membantu seseorang untuk berbuat baik kepada orang lain, uang tersebut berharga. Apabila tidak, uang tersebut hanyalah kumpulan kejahatan, dan semakin cepat disingkirkan semakin baik. Swami Vivekananda mengingatkan kita agar Artha dipergunakan untuk Dharma. Artha juga bisa digunakan untuk membekali diri agar perjalanan kehidupan menjadi nyaman. Tetapi kita harus waspada, karena Artha juga bisa membelokkan tujuan kita dari tujuan utama mencari Kebebasan Sejati. Dalam buku Sandi Sutasoma Menemukan Kepingan Jiwa Mpu Tantular disampaikan tentang jalan Tantra Inilah Jalan Tantra. Inilah jalan kuno yang abadi. Berada di jalan ini, kau boleh menggunakan kereta kencanamu. Tidak ada keharusan bagimu untuk berjalan kaki. Badan jalan ini sangat lebar; jauh lebih lebar dari segala macam keinginan dan harapanmu. Kau boleh membekali diri dengan segala macam sarana dan prasarana supaya perjalananmu nyaman. Dalam Tantra kau tidak perlu melepaskan sesuatu, kecuali keterikatanmu, karena keterikatan dapat mengikat kedua kakimu dan kau tidak dapat melanjutkan perjalananmu. Kecuali itu, tidak ada sesuatu yang perlu kau khawatirkan. Entah berada di tengah keramaian dunia, entah di dalam istana, aku yakin, kau akan melanjutkan perjalananmu tanpa keterikatan! Inilah Jalan Tantra. Sang Istri: Harta kekayaan memberikan kenyamanan tetapi belum menjamin kebahagiaan. Dalam buku Bhaja Govindam Nyanyian Kebijaksanaan Sang Mahaguru Shankara disampaikan bahwa Bila harta kekayaanmu dapat membahagiakan dirimu, kenapa kau begitu sedih saat mati dan meninggalkannya? Kenapa tidak membawanya ke alam sana? Lalu apa arti tabunganmu selama ini? Masih untung bila kau sempat menikmati harta itu semasa hidupmu. Masih untung bila kau sempat hidup nyaman dengan apa yang kau miliki. Silakan menabung. Silakan beli properti, silakan berinvestasi. Asal tahu bahwa semua itu tidak membahagiakan. Tidak ada kebahagiaan yang dapat kau peroleh dari semua itu Dalam buku The Gospel of Michael Jackson disampaikan bahwa. Kita sudah banyak sekali mendengar ini: Uang dapat membeli kasur, tetapi tidak untuk tidur yang nyenyak; uang dapat membeli kenyamanan tetapi tidak membeli kebahagiaan; uang dapat membeli obat, tetapi tidak dapat membeli kesehatan; Uang dapat membeli rumah, tetapi tidak membeli tempat bernaung. Ya? Iya. Apakah kita benar-benar menyadarinya?.. Dalam buku Otak Pemimpin Kita disampaikan bahwa. Hidup bukanlah urusan cari uang. Uang dibutuhkan untuk hidup nyaman, itu saja. Uang bukanlah tujuan hidup. Bila harta, kedudukan dan sebagainya menjadi tujuan, maka seharusnya kita membawa semua itu ke alam kubur. Ternyata kita tidak dapat membawanya. Apa yang kita bawa? Diri kita sendiri. Raga pun tertinggal di sini. Apa pula Diri itu? Mari kita mencari tahu bersama, menelusurinya. Itulah meditasi. Sang Suami: Kenyamanan berada pada Chakra Ketiga. Manusia mulai merasa nyaman begitu nyamannya, sehingga biasanya tertidur lagi. Ia tidak melanjutkan perjalanannya. Ia lupa bahwa perjalanan jiwanya masih panjang. Ia baru pada chakra ketiga. Dalam buku Jalan Kesempurnaan melalui Kamasutra disampaikan

25

bahwa. Lapisan Kesadaran Ketiga ini berkembang menjadi kebutuhan akan kenyamanan, bukan sekedar tidur, sehingga jika mengantuk ia akan mencari ranjang yang empuk, ruangan yang nyaman, baru tidur. Selain itu, kebutuhannya akan kenyamanan diri sering kali membuatnya menjadi egois. Ia bisa mencelakakan orang lain, bisa mengabaikan kepentingan orang lain demi kenyamanan diri, demi kepentingan pribadi. Melangkah dari Lapisan Kesadaran Ketiga, kita memasuki Lapisan Kesadaran Keempat atau Anahat Chakra. Dalam lapisan kesadaran ini, kita baru mengenal Cinta. sesungguhnya yang membedakan kita dari binatang adalah rasa yang satu ini, Cinta! Sang Istri: Uang membuat nyaman, tetapi kita harus waspada agar kita tidak berhenti pada taraf kenyamanan belaka. Demikian juga uang mempengaruhi kehidupan bangsa, sehingga kita juga perlu waspada. Dalam buku Medina, Sehat Dalam Sekejap disampaikan bahwa. Meningkatnya konsumerisme, sangat mempengaruhi hidup kita. Di satu pihak, memang menyehatkan ekonomi negara, karena lebih banyak uang yang berputar, karena lebih banyak uang yang berputar. Tetapi, at what cost? Atas biaya apa dan siapa? Yang menanggung biayanya adalah manusia. Manusia yang telah menjadi mesin. Ya, mesin pencari uang! Sepanjang hari, ia mengejar uang dan uang dan uang. Keinginannya banyak sekali. Dan dia mendefinisikan kebahagiaan sebagai terpenuhinya keinginan-keinginan. Itu di Amerika Serikat. Lain Barat, lain Timur. Lain sana, lain sini. Di sini, lebih parah lagi. Tidak punya uang, tetapi diarahkan untuk mengikuti jejak Barat. Iklan di teve, di majalah, di pinggir jalan dan diatas atap pecakar langit semuanya sedang merayu anda, menggoda anda. Belilah aku, gunakanlah aku, cobalah aku dan kau akan bahagia!. Tapi anda tidak menjadi bahagia dengan itu, malah megap-megap kesetanan mengejar bayang-bayang!. Semoga kita semua sadar Terima Kasih Guru. Jaya Guru Deva!

26

Tegakkan Cita-Cita Renungan Kedelapan Dari Lima Belas Pandangan Hidup Vivekananda Sepasang suami istri setengah baya kembali melanjutkan pembicaraan tentang Renungan Kedelapan dari Lima Belas Pandangan Hidup Swami Vivekananda. Mereka menggunakan regerensi buku-buku Bapak Anand Krishna. Mereka yakin Kebenaran itu universal adanya dan bisa dipahami dan dicapai dengan memakai keyakinan apa saja. Sang Istri: Renungan kedelapan..Tegakkan cita-cita: tugas kita adalah memberi semangat kepada setiap orang yang berjuang mencapai cita-cita tertingginya, dan yang juga berupaya agar cita-citanya mendekati dengan Kebenaran. Sang Suami: Para Master bermaksud menumbuhkan dorongan dari dalam diri kita. Urge adalah keinginan yang sangat kuat, keinginan yang menjadi dorongan dari dalam diri kita sendiri untuk melakukan sesuatu sehingga kita tidak membutuhkan lagi dorongan dari pihak lain di luar diri. Kembangkan dorongan kuat di dalam diri.. Demikian disampaikan dalam buku Kidung Agung Melagukan Cinta Bersama Raja Salomo. Dorongan dari dalam diri berbeda dengan motivasi dari luar yang biasanya dikaitkan dengan kenikmatan indra sebagai tujuan.. Ada yang mengaitkan kenikmatan indra dengan hidup, dan hawa napsu dengan kehidupan itu sendiri. Mereka membutuhkan motivasi untuk bekerja. Mereka membutuhkan dorongan untuk hidup. Motivasi atau dorongan yang mereka butuhkan itu hanya kata lain bagi kenikmatan indera dan hawa napsu. Motivasi dan dorongan yang mereka butuhkan ujung-ujungnya berupa kenikmatan sesaat kenyamanan yang dapat terganggu kapan saja.. Demikian disampaikan dalam buku Bodhidharma Kata Awal Adalah Kata Akhir. Sang Istri: Tugas kita adalah memberi semangat kepada setiap orang yang berjuang mencapai cita-cita tertingginya, dan yang juga berupaya agar cita-citanya mendekati dengan Kebenaran. Swami Vivekananda menyampaikan nasehat agar cita-cita tertinggi kita sedapat mungkin mendekati Kebenaran. Bahagia adalah rasa di dalam diri, bukan tercapainya rasa kenikmatan di luar diri. Karena yang di luar diri selalu berubah dan tidak abadi. Dalam buku Be Happy! Jadilah Bahagia Dan Berkah Bagi Dunia disampaikan bahwa.. Sekolah dan universitas tidak mengajarkan seni kebahagiaan, padahal kebahagiaan adalah tujuan hidup kita semua. Seni ini harus kita pelajari dari alam, dari lingkungan, dari kehidupan itu sendiri. Seni ini harus dipelajari dari mereka yang telah meraih kebahagiaan yang nyata, tangible, yang dapat dirasakan dalam hidup itu sendiri Sang Suami: Master Rumi menyampaikan banyak orang mencari Gusti Yesus untuk kesembuhan badannya. Padahal seharusnya minta obat untuk jiwanya, sehingga keinginannya mendekati Kebenaran. Dalam buku Masnawi Buku Kedua Bersama Jalaluddin Rumi Memasuki Pintu Gerbang Kebenaran disampaikan bahwa.. Nasihat Rumi untuk bersahabat dengan Yesus harus dipahami artinya. Yesus dikenal sebagai penyembuh. Ya, dia bisa menyembuhkan penyakit apa saja. Kita harus

27

pintar-pintar memohon bantuannya. Jika anda minta minyak gosok untuk punggung yang pegal atau obat tetes untuk mata yang memerah, anda sungguh menyia-nyiakan Yesus. Sementara ini, kita sungguh menyia-nyiakan Yesus dengan meminta hal-hal yang tidak berarti. Meminta keselamatan badan, yang pada suatu saat sudah pasti menjadi debu; meminta harta dan takhta, yang pada akhirnya justru bisa mencelakakan kita. Mintalah keselamatan jiwa. Jika bersahabat dengan Yesus, jangan meminta gula-gula. Mintalah sesuatu yang lebih bermakna. Rumi juga menjelaskan bahwa Yesus tidak berada di luar diri. Yesus berada di dalam diri-senantiasa siap sedia untuk membantu anda! Sang Istri: Tentang Kebenaran. Dalam buku Mawar Mistik, Ulasan Injil Maria Magdalena disampaikan bahwa. Baik dan buruk hanyalah perasaan sesaat. Siang-malam, panas-dingin, gugur-semi tak satu pun yang bertahan selama ini. Tak satu pun akan bertahan. Kendati demikian, di balik semua ini adalah Kebenaran Mutlak yang selalu ada. Kebenaran yang melampaui segala penjelasan, tidak ada dalam alam ini, tapi alam ini ada karena-Nya.. Demikian juga dalam buku Kidung Agung Melagukan Cinta Bersama Raja Salomo disampaikan. Dengan dorongan kuat itu kita bisa menyelam ke dalam diri dan orang yang pernah mengambil langkah ke dalam diri, bahkan satu langkah saja, pasti pernah dicium oleh-Nya. Karena yang perlu kita ambil hanyalah satu langkah itu. Kembangkan dorongan dalam diri. Begitu kita memasuki diri, Ia akan menarik kita lebih dalam, dan lebih dalam lagi. Bila kita masih mengeluh belum pernah dicium oleh-Nya, atau mencicipi cinta-Nya, berarti langkah yang menentukan itu belum pernah kita ambil.. Sang Suami: Swami Vivekananda memberi nasehat, Tugas kita adalah memberi semangat kepada setiap orang yang berjuang mencapai cita-cita tertingginya, dan yang juga berupaya agar cita-citanya mendekati dengan kebenaran. Berupaya agar kita pantas menjadi sahabat nabi, berupaya agar kesadaran kita mendekati kesadaran nabi. Dalam buku Masnawi Buku Kedua Bersama Jalaluddin Rumi Memasuki Pintu Gerbang Kebenaran disampaikan bahwa. Ada pedagang yang sedang melakukan perjalanan suci untuk memperoleh pengampunan-Nya. Ada pula pedagang yang berdoa agar keinginannya tercapai. Apa pun yang kita lakukan, ada buntutnya. Ada mau -nya. Bermohonlah, supaya yang sulit dipermudah bagimu. Supaya Dia menuntunmu sepanjang jalan hidup ini, karena Dia pula yang menjadi tujuan hidupmu. Mohonlah bimbingan-Nya. Nasihat ini sekaligus merupakan teguran agar kita tidak berdagang dengan Tuhan. Seorang sahabat harus berupaya agar kesadarannya mendekati kesadaran nabi. Dan kesadaran nabi tidak mengenal hubungan dagang. Tidak ada barteran, tukar-menukar dan lain sebagainya. Seorang nabi, seorang avatar, seorang mesias, seorang buddha tidak akan menjalin hubungan dagang dengan Tuhan, dengan Allah, dengan Keberadaan. Dia berserah diri sepenuhnya, Bukan kehendakku, Ya Allah, tetapi terjadilah Kehendak-Mu!Seorang Nabi sedang bicara dengan kerumunan. Ada juga doa-doa berbau dagang yang mereka ajarkan. Doa-doa semacam itu diperuntukkan bagi mereka yang masih berjiwa dagang, bukan bagi para sahabat. Pilihan ada di tangan kita, mau

28

mempertahankan jiwa dagang atau mau bersahabat dengan nabi. Bila mau bersahabat dengan nabi, kita harus pasrah. Harus menerima Kehendak Ilahi. Jangan mengeluh, jangan menyangsikan kebijakan-Nya. Sang Istri: Kita harus jujur terhadap diri sendiri, kita mencari ayat-ayat untuk membenarkan tindakan kita, atau apakah kita benar-benar mencari Kebenaran sesuai suara hati nurani kita. Dalam buku Bhagavad Gita Bagi Orang Modern, Menyelami Misteri Kehidupan disampaikan bahwa. Arjuna memberikan dalil-dalil yang terdengar sangat moralis, namun sebenarnya ia sedang menipu diri sendiri. Ada dua kelompok manusia. Yang satu ingin mencari konfirmasi atas tindakannya dari agama, yang kedua akan bertindak sesuai anjuran agama. Perbedaan antara kedua kelompok ini ibarat perbedaan antara bumi dan langit. Yang satu hanya mencari pembenaran atas tindakannya, yang kedua bertindak sesuai Kebenaran.. Sang Suami: Berbicara tentang Kebenaran, buku Ishq Mohabbat, Dari Nafsu Berahi Menuju Cinta Hakiki menyampaikan bahwa. Kebenaran tak pernah basi, ia tetap segar, namun pemahaman kita bisa menjadi basi. Kebenaran sebagaimana kita pahami dulu barangkali sudah tidak dapat diterima lagi sebagai kebenaran kini. Upaya hari ini memaksakan pemahaman kemarin hanya menciptakan keraguan, kesangsian, kekacauan. Pemahaman tentang kebenaran yang ditunda penyebarannya, dan disebarkan lama setelah terjadinya pemahaman itu, mengeluarkan aroma tak sedap pula. Bila pemahaman kita tentang kebenaran hanya dimaksudkan untuk kepentingan pribadi, bukan untuk kepentingan umum, tidak jadi soal. Kita boleh menundanya sampai kapan saja. Pemahaman yang basi sudah pasti terasa basi. Celakanya adalah ketika pemahaman kebenaran itu bukan untuk kepentingan pribadi, tapi untuk kepentingan umum.Kita tidak mengonsumsinya sendiri, tidak mencicipinya sendiri, dan menyajikan begitu saja kepada orang lain. Kita tidak tahu bila sajian kita sudah basi. Sang Istri: Banyak pemicu di luar yang senantiasa berupaya untuk mengelabui dan menjauhkan diri kita dari kebenaran. Harta sebagai pemicu berusaha untuk meyakinkan kita bahwa kau lebih kaya dari orang lain atau sebaliknya, kau miskin, dia kaya Demikian disampaikan dalam buku The Gita Of Management, Panduan Bagi Eksekutif Muda Berwawasan Modern. Kebiasaan yang telah tersimpan dalam pikiran bawah sadar kita juga mempersulit kita mencari Kebenaran Selama pancaindra dikuasai pikiran, dikuasai oleh apa yang disebut upaadhi atau conditioning, maka Kebenaran akan tampak terbagi-bagi, terpecah-belah. Tampak banyak, padahal satu adanya. Upaadhi berarti program yang sudah berubah menjadi kebiasaan. Dari kecil kita diprogram untuk mempercayai kebenaran tentang berbagai hal. Beranjak dewasa, kita mulai kritis. Banyak hal tidak masuk akal, tetapi kita sudah terlanjur diprogram untuk mempercayainya. Karena itu terjadilah konflik di dalam diri. Banyak orang terperangkap dalam permainan lama: menolak conditioning lama, masuk conditioning baru pun akan membuat kita tetap jauh dari Kebenaran. Awan delusi tetaplah awan delusi. Lama atau baru sama saja. Demikian disampaikan dalam buku Atma Bodha Menggapai Kebenaran Sejati Kesadaran Murni dan Kebahagiaan Kekal..

29

Sang Suami: Buku Life Workbook, Melangkah Dalam Pencerahan, Kendala Dalam Perjalanan, Dan Cara Mengatasinya menyampaikan bahwaEnergi di dalam badan saya tidak beda dari energi di dalam badan Anda. Kesadaran di dalam diri saya tidak beda dari kesadaran di dalam diri Anda. Ekam Sad Viprah Bahudha Vadanti, Kebenaran Satu Ada-Nya. Mereka yang Paham Menyebut-Nya dengan Berbagai Nama. Setiap sisi Kebenaran diberi nama. Oke, fine, karena, Tuhan pun membiarkan hal itu terjadi. Buku Sabda Pencerahan, Ulasan Khotbah Yesus Di Atas Bukit Bagi Orang Modern juga menyampaikan bahwa kebenaran itu satu adanya Lihatlah dengan pandangan yang jernih dan akan Anda temukan bahwa kebenaran itu satu adanya. Jangan takut terhadap mereka yang buta. Karena kebutaan mereka, karena sempitnya wawasan mereka, Anda akan dicela. Anda akan difitnah mencampuradukan agama, bahkan Anda akan dianiaya dan disiksa memang merekalah yang berkuasa di muka bumi ini. Tetapi jangan lupa akan kekuatan Kebenaran itu sendiri. Sekuat-kuatnya mereka, lihat saja sejarah, mereka tidak berhasil membunuh orang-orang seperti Anda. Akhirnya mereka sendiri yang musnah, karena mereka menolak Kebenaran, karena mereka lebih mementingkan kedudukan mereka, karena mereka hanya percaya pada angka dan jumlah. Mereka hanya percaya pada kuantitas, tidak pada kualitas. Walaupun umat mereka, penganut paham mereka bertambah terus, apakah ada gunanya? Apakah ada perubahan pada sikap mental, apakah ada peningkatan pada kesadaran?.. Sang istri: Dalam buku Otobiografi Paramhansa Yogananda, Meniti Kehidupan bersama para Yogi, Fakir dan Mistik disampaikan bahwa.. Setiap orang yang sedang meniti jalan ke dalam diri pada suatu ketika akan menemukan bahwa Kebenaran Itu Satu Adanya. Dan bahwa jalan menuju Kebenaran bukanlah jalan raya. Jalan menuju Kebenaran, Jati-Diri, Kesadaran merupakan jalan pribadi. Jalan menuju kebenaran begitu sempit, sehingga Anda harus melewatinya seorang diri. Anda tidak bisa bergandengan tangan dengan siapa pun.. Terima Kasih Guru. Jaya Guru Deva!

30

Dengarkan Suara Jiwa Renungan Kesembilan Dari Lima Belas Pandangan Hidup Vivekananda Sepasang suami istri setengah baya sedang membicarakan Renungan Kesembilan dari Lima Belas Pandangan Hidup Swami Vivekananda. Mereka menggunakan buku-buku Bapak Anand Krishna sebagai referensinya. Sang Istri: Renungan Kesembilan. Dengarkan suara jiwa kita: kita harus berkembang dari dalam diri. Tidak ada yang bisa mengajar, tidak ada yang membuat kita spiritual. Tidak ada pengajar kecuali jiwa kita sendiri. Sang Suami: Kata lain dari suara jiwa adalah suara hati nurani. Dalam buku Menemukan Jati Diri, I Ching Bagi Orang Modern disampaikan bahwa Suara lembut hati nurani anda, adalah suara wong cilik dalam diri anda. Dengarkan suara hati anda. Biarkan diri anda dituntun olehnya. Jangan tergoda oleh suara kerasmind yang selalu membingungkan. Mind tergantung pada fakta dan akan selalu menghitung laba-rugi. Sebaliknya, hati nurani mewakili Kebenaran Kebenaran Hakiki, Kebenaran Ilahi di balik fakta-fakta yang terlihat oleh mata kasat. Hati nurani telah melampaui dualitas. la tidak mengenal laba-rugi. la akan mempertemukan anda dengan hakikat diri, dengan jati diri. Dan penemuan jati diri tidak bisa disebut keuntungan ataupun kerugian. Bahkan tidak bisa disebut penemuan. Anda tidak pernah kehilangan jati diri. Selama ini, anda hanya tidak menyadarinya. Dengarkan suara nurani anda. Dan anda akan selalu berjaya, berhasil!. Sang Istri: Swami Vivekananda minta kita mendengarkan suara hati nurani. Dalam buku Mengikuti Irama Kehidupan Tao Teh Ching Bagi Orang Modern disampaikan bahwa.. Lao Tze mengatakan bahwa suara hati nurani kita berasal dari sumber sama yang menyebabkan terjadinya segala sesuatu dalam alam ini. Kebijaksanaan yang tidak dapat ditandingi, itulah suara nurani kita. Tetapi, suara hati nurani ini tidak akan terdengar oleh para cendekiawan. Mereka yang membanggakan dirinya sebagai cendekiawan akan menjadi tajam, menjadi teknokrat, birokrat. Mereka bisa menjadi apa saja. Mereka dapat menduduki jabatan-jabatan tinggi. Tetapi mereka kehilangan kontak dengan sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan materi, suara hati mereka, kesadaran mereka. Sebaliknya, mereka yang sadar begitu percaya pada diri sendiri, sehingga tidak akan terikat pada identitas-identitas diri yang palsu. Mereka tidak akan menyombongkan diri mereka sebagai cendekiawan. Mereka akan semakin rendah hati. Pandangan mereka semakin lembut, tidak terfokuskan pada sesuatu. Mereka melihat dunia ini seutuhnya. Untuk meraih sesuatu, mereka tidak akan besikeras sedemikian rupa sampai-sampai tindakannya merugikan orang lain. Sang Suami: Benar istriku, dalam buku tersebut disampaikan bahwa. Lao Tze akan sangat membingungkan mereka yang hanya bekerja dengan fakta. Lao Tze melihat di balik fakta. Selama ini anda diharapkan menjadi tajam, pintar, cerdik. Lao Tze melihat bahwa kecerdikan kita selalu melahirkan konflik dan pertikaian. Ketajaman kita selalu menyakiti orang lain. Jadilah seperti pisau yang tumpul, maka Anda tidak akan menyakiti siapa pun. Semakin cerdik Anda, semakin jauh Anda dari

31

suara hati nurani. Kecerdikan apa yang dimiliki oleh Muhammad? Pendidikan apa yang pernah diraihNya? Dalam kesederhanaan itulah, wahyu dapat diturunkan.. Sang Istri: Iya suamiku, Swami Vivekananda minta kita mendengarkan suara jiwa bukan suara pikiran. Pikiran adalah kumpulan informasi, informasi dari luar diperoleh lewat panca indera. Informasi tersebut kontak dengan tubuh maka muncullah emosi. Oleh karena itu pikiran hanya menerima hal yang menyenangkan dirinya, menjauhi hal yang tidak menyenangkan dirinya dan acuh terhadap hal yang tidak berkaitan dengan dirinya. Karena dia selektif kadang kita mengabaikan hal yang penting bagi perkembangan jiwa kita. Dalam buku Ishq Ibadat, Bila Cinta Berubah Menjadi Ibadah disampaikan bahwa Hasil ketajaman atau kecerdasannya yang membuat dia makin kritis. Karena menganggap kurang logis dan tidak masuk akal, otak kita bisa menolak apa saja, termasuk apa yang sesungguhnya amat sangat penting bagi perkembangan jiwa kita, bagi evolusi batin kita.. Sang Suami: Mendengarkan suara jiwa juga berarti membuka jiwa kita, bukan membuka otak. Dalam buku Ishq Ibadat, Bila Cinta Berubah Menjadi Ibadah juga disampaikan bahwa. Membuka diri tidak berarti membuka otak. Tanpa dibuka pun sesungguhnya otak kita sudah terbuka. Keterbukaan otak terhadap apa saja tidak menjamin penerimaan. Otak bisa terbuka, dan bisa tidak menerima. Membuka diri berarti membuka jiwa kita. Bila jiwa terbuka, otak, hati, semuanya serentak ikut terbuka. Tidak perlu membuka satu persatu. Kita bisa membuka jiwa cukup dengan niat: Aku membuka diri terhadap segala sesuatu yang dapat mengembangkan jiwaku, meningkatkan kesadaranku. Ketika berhadapan dengan sesuatu yang baru , ulangi niat itu dalam hati Dengan hanya mengulangi niat untuk membuka diri terhadap segala sesuatu yang dapat mengembangkan jiwa dan meningkatkan kesadaran saja, sesungguhnya kita sudah melangkah ke dalam keterbukaan diri! Setiap kali melihat sesuatu yang baru, jangan cepat-cepat mengambil kesimpulan. Bukalah dirimu, jiwamu, batinmu, ucapkan niatmu,maka jiwamu akan terbuka semakin lebar Sang Istri: Bukalah hatiku sehingga terdengar suara-Mu yang berasal dari dalam diriku juga. Selama ini yang terbuka hanyalah pikiran kita. Itu pun baru terbuka sedikit saja Kemudian, undang-undang, kitab suci semua akan kita gunakan demi kepentingan diri, demi keuntungan pribadi. Padahal yang dibutuhkan adalah keterbukaan hati. Undang-undang bukan tak bisa salah. Penafsiran serta pemahaman kita bisa keliru, tetapi hati nurani tidak pernah salah. Suara hati tidak pernah keliru. Demikian disampaikan dalam buku Fiqr Memasuki Alam Meditasi Lewat Gerbang Sufi.. Sang Suami: Swami Vivekananda minta kita mendengarkan suara hati, bukan suara pikiran dan perasaan. Dalam buku Fear Management, Mengelola Ketakutan Memacu Evolusi Diri disampaikan bahwa.. Kita perlu waspada, jangan-jangan apa yang kita anggap suara hati selama ini sesungguhnya bukanlah suara hati. Itu baru tuntutan pikiran dan perasaan. Mereka bergabung untuk menciptakan kebisingan di dalam diri. Kemudian, kebisingan di dalam diri itu membuat kita menjadi

32

berisik. Dan, selama kita masih berisik, suara hati tidak terdengar. Karena itu, tenang dulu dalam keadaan tenang itulah, suara hati baru terdengar. Bagaimana menenangkan diri, supaya suara hati terdengar jelas? Pertanyaan ini selalu muncul karena ketololan kita dalam memahami mekanisme badan. Kita bisa mulai dengan memperhatikan badan. Perhatikan napas, detak jantung, denyutan otak kita. Dalam keadaan tenang, napas kita teratur; detak jantung harmonis, berirama; dan denyutan otak menjadi sangat pelan. Sebaliknya, dalam keadaan tidak tenang, napas kita tidak teratur. Detak jantung tidak harmonis. Iramanya kacau. Denyutan otak menjadi liar. Untuk menenangkan diri, aturlah napas. Tarik napas dan buang napas 10 menit saja, maka kita menjadi tenang. Sang Istri: Yang berjiwa scientist akan mengejar pembuktian. Ia bisa menjadi se