15 dermatitis kontak iritan

13
Dermatitis Kontak Iritan Abstrak Kulit merupakan bagian terpenting dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk dan melindungi organ – organ manusia di dalam tubuh. Selain itu kulit merupakan tubuh. Karena kulit merupakan bagian terluar dari tubuh, kulit mudah sekali terp banyak patogen yang dapat menyebabkan kulit terkena penyakit. Salah satu da adalah dermatitis. Dermatitis merupakan peradangan pada kulit dan memili Salah satu dari jenis tersebut adalah dermatitis kontak iritan yang dapat terjad dengan beberapa benda seperti cair, padat, uap dan lain – lain. Dermatitis dapat melakukan penatalaksanaan secara medika mentosa, yaitu menggunakan kompres dingi Burrow’s solution, glukokortikoid topical, antibiotik dan antihistamin ke ada umumnya, prognosisnya adalah baik terutama dengan menyingkirkan bahan yang pencetus dermatitis kontak iritan. Kata kunci! Kulit, dermatits, dermatitis kontak iritan Abstract The skin is the most important part of the human body as it works as a cove the internal organs in our body. As It is the outermost part of the body, the sk exposed to many particles in the surrounding, including the harmful ones.that ca diseases related to skin. One of the diseases is dermatitis which is an inflamma there are many types of dermatitis; one of them is known as contact dermatitis t individual makes contact with irritants repetitively. eywords! "kin, dermatitis, contact dermatitis Pendahuluan Kulit merupakan bagian tubuh manusia paling luar dan berfungsi salah satuny pelindung tubuh bagian dalam dari paparan atau serangan dari luar. Setiap hariny terpapar berbagai objek dari luarseperti "at kimia, sinar matahari , makhluk hid $al ini dapat menimbulkan berbagai keluhan yang mengenai kulit dan menyebabkan p Salah satunya adalah dermatitis. 1

Upload: angela-mitchelle-nyangan

Post on 04-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Blok 15 Kulit dan Kelamin

TRANSCRIPT

Dermatitis Kontak Iritan

AbstrakKulit merupakan bagian terpenting dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk menutup dan melindungi organ organ manusia di dalam tubuh. Selain itu kulit merupakan bagian terluar tubuh. Karena kulit merupakan bagian terluar dari tubuh, kulit mudah sekali terpapar oleh banyak patogen yang dapat menyebabkan kulit terkena penyakit. Salah satu dari penyakit itu adalah dermatitis. Dermatitis merupakan peradangan pada kulit dan memiliki banyak jenis. Salah satu dari jenis tersebut adalah dermatitis kontak iritan yang dapat terjadi akibat kontak dengan beberapa benda seperti cair, padat, uap dan lain lain. Dermatitis dapat diobati dengan melakukan penatalaksanaan secara medika mentosa, yaitu menggunakan kompres dingin dengan Burrows solution, glukokortikoid topical, antibiotik dan antihistamin kepada penderitanya. Pada umumnya, prognosisnya adalah baik terutama dengan menyingkirkan bahan yang menjadi pencetus dermatitis kontak iritan. Kata kunci: Kulit, dermatits, dermatitis kontak iritanAbstractThe skin is the most important part of the human body as it works as a cover to protect the internal organs in our body. As It is the outermost part of the body, the skin is always exposed to many particles in the surrounding, including the harmful ones.that can caused diseases related to skin. One of the diseases is dermatitis which is an inflammation of the skin there are many types of dermatitis; one of them is known as contact dermatitis that happens as individual makes contact with irritants repetitively. Keywords: Skin, dermatitis, contact dermatitisPendahuluanKulit merupakan bagian tubuh manusia paling luar dan berfungsi salah satunya sebagai pelindung tubuh bagian dalam dari paparan atau serangan dari luar. Setiap harinya kulit sering terpapar berbagai objek dari luarseperti zat kimia, sinar matahari , makhluk hidup dan lain - lain. Hal ini dapat menimbulkan berbagai keluhan yang mengenai kulit dan menyebabkan penyakit. Salah satunya adalah dermatitis. Dermatitis adalah penyakit kulit gatal-gatal, kering, dan kemerahan yang dapat menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik atau oligomorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi). Dematitis juga dapat didefinisikan sebagai peradangan pada kulit, baik karena kontak langsung dengan zat kimia yang mengakibatkan iritasi, atau reaksi alergi. Dengan kata lain, dermatitis adalah jenis alergi kulit. Dermatitis memiliki banyak jenis. Salah satu jenis yang akan dibahas pada makalah ini adalah dermatitis kontak iritan. Dermatitis kontak ini memiliki banyak faktor atau penyebab yang bervariasi.Makalah tinjauan pustaka ini akan membahas dermatitis kontak iritan dan pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk menegakkan diagnosis seperti patch test, kultur bakteri dan pemeriksaan KOH, etiologi, epidemiologi, patogenesis, komplikasi dan penatalaksanaannya secara non medika mentosa dan medika mentosa. AnamnesisSeorang perempuan usia 25 tahun datang dengan keluhan kedua tangan gatal sejak 2 minggu yang lalu. Makin lama gatal makin parah, disertai perih dan kemerahan. Kulit tangan juga menjadi kering. Pasien seorang ibu rumah tangga yang pembantunya pulang.Pada anamnesis, ditanyakan terlebih dahulu mengenai identitas pasien; nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, usia, agama, suku, pendidikan, dan alamat tempat tinggal untuk tujuan rekam medis. Seterusnya ditanyakan keluhan utamanya yang akan memberikan informasi terpenting untuk mencapai diagnosis banding dan memberikan wawasan vital mengenai keluhan yang menurut pasien paling penting sehingga pasien itu datang berobat. 1 Contoh pertanyaan seperti Ibu datang dengan keluhan apa?, dan Bisa tolong diceritakan keluhan ibu seperti apa. Riwayat penyakit sekarang adalah riwayat mengenai penyakit pasien saat ini, yang dimulai dari akhir masa sehat. Riwayat penyakit sekarang ditulis secara kronologis sesuai urutan waktu, dicatat perkembangan dan perjalanan penyakitnya. 2 Contoh pertanyaannya seperti: sejak kapan keluhan gatal terjadi,gatal biasa terjadi kapan , pagi atau malam hari atau setiap saat?,sebelum merah muncul, apakah ibu melakukan aktivitas tertentu atau makan sesuatu atau terkena kontak dengan benda benda tertentu?,apakah ada rasa nyeri disertai gatal atau hanya gatal saja, Kemerahan muncul di bagian tangan ibu saja atau ada ditempat lain?, pengobatan apa yang sudah dilakukan ?, Bagaimana perkembangannya?.Riwayat Penyakit Dahulu adalah bagian penting dari anamnesis untuk mencaat secara rinci semua masalah medis yang pernah timbul sebelumnya dan terapi apa yang pernah diberikan.2 Contoh pertanyaan seperti apakah dulu pernah terjadi hal yang sama?, apakah ibu memiliki riwayat penyakit dahulu seperti kencing manis(diabetes), darah tinggi (hipertensi), atau penyakit lainnya?,apakah pernah dirawat di rumah sakit?.Riwayat pribadi bertujuan untuk mengetahui kebiasaan hidup dari pasien yang mungkin bisa ada kaitannya dengan penyakit yang dialamin pasien sekarang akibat dari kebiasaan hidup pasien tersebut. 1 Contoh pertanyaan seperti apakah ibu sering merokok?, apakah ibu sering meminum alkohol?, apakah ibu sedang dalam menggunakan obat jangka panjang?.Penting untuk memahami latar belakang pasien, pengaruh penyakit yang mereka derita terhadap hidup dan keluarga mereka. Pekerjaan tertentu berisiko menimbulkan penyakit tertentu, jadi penting untuk mendapatkan riwayat pekerjaan yang lengkap. 2 Contoh pertanyaan seperti apakah ibu sering mencuci baju, piring dan alat alat lainnya?.Pemeriksaan FisikSalah satu pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah memeriksa tanda-tanda vital yang terdiri dari suhu, tekanan darah, nadi, dan frekuensi pernapasan. Suhu tubuh yang normal adalah 36-37C. Pada pagi hari suhu mendekati 36C, sedangkan pada sore hari mendekati 37C. Tekanan darah diukur dengan menggunakan tensimeter dengan angka normalnya 120/80 mmHg. Pemeriksaan nadi biasa dilakukan dengan melakukan palpasi a. radialis. Frekuensi nadi yang normal adalah sekitar 60-80 kali permenit. Dalam keadaan normal, frekuensi pernapasan adalah 16-24 kali per menit. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pasien normal. 3Pemeriksaan fisik pada kulit dilakukan dengan cahaya yang cukup sementara pasien berbaring telentang. Pertama adalah inspeksi dengan mata telanjang, kemudian dengan kaca pembesar dan dapat dilakukan pemeriksaan medis umum bila relevan. Pada inspeksi, diperhatikan lokalisasi, warna, bentuk, ukuran, penyebaran, batas, dan efloresensi yang khusus.Berikut dijabarkan secara terperinci: 3 -4 Ukuran

MiliarLentikularNumularPlakatSebesar kepala jarum pentulSebesar biji jagungSebesar uang logam 5 rupiah atau 100 rupiahLebih besar dari nummular

Susunan Kelainan / Bentuk

LiniarSirsinarPolikistikSeperti garis lurusSeperti lingkaranBentuk pinggiran yang sambung menyambung

Bentuk Lesi

Teratur

Tidak teraturMisalnya bulat, lonjong, seperti ginjal dan sebagainya.Tidak mempunyai bentuk yang teratur.

Penyebaran dan Bentuk Lesi

SirkumsipDifusGeneralisataRegionalUniversalisSolitarHerpetiformis

KonfluensDiskretSimetrikBilateralUnilateralBerbatas tegasTidak berbatas tegasTersebar pada sebagian besar tubuhMengenai daerah tertentu pada badanMengenai seluruh atau hampir seluruh tubuh Hanya satu lesiVesikel berkelompok seperti pada herpes zosterDua atau lebih lesi yang menjadi satuTerpisah satu dengan yang lainMengenai kedua belah badan yang samaMengenai kedua belah badanMengenai sebelah badan

Setelah inspeksi, pemeriksaan dilanjutkan dengan palpasi, yaitu pemeriksaan dengan meraba, menggunakan telapak tangan dan memanfaatkan alat peraba yang terdapat pada telapak dan jari tangan. Dengan palpasi kita dapat menentukan bentuk, besar; tepi, permukaan, konsistensi organ, adanya tanda-tanda radang akut atau tidak misalnya dolor, kalor, fungsiolesa (rubor dan tumor dapat pula dilihat), ada tidaknya indurasi, fluktuasi, dan pembesaran kelenjar regional maupun generalisata. Permukaan organ dinyatakan apakah rata atau berbenjol-benjol, konsistensi lunak, keras, kenyal, kistik atau berfluktuasi sedangkan tepi organ dinyatakan dengan tumpul atau tajam. 4Pemeriksaan PenunjangTidak ada pemeriksaan spesifik untuk mediagnosis dermatitis kontakiritan. Ruam kulit biasanya sembuh setelah bahan iritan dihilangkan. Terdapatbeberapa tes yang dapat memberikan indikasi dari substansi yang berpotensi menyebabkan DKI. Tidak ada spesifik tes yang dapat memperlihatkan efekyang didapatkan dari setiap pasien jika terkena dengan bahan iritan. Dermatitis kontak iritan dalam beberapa kasus, biasanya merupakan hasil dari efekberbagai iritans. 5 6 Patch TestPatch test berfungsi untuk menentukan bahan yang menjadi pencetus dermatitis kontak. Bahan ditempel dengan konsentrasi dan waktu tertentu. Jika konsentrasi terlalu sedikit, dapat memberikan hasil negatif palsu oleh karena tidak adanya reaksi. Dan jika terlalu tinggi konsentrasinya dapat terinterpretasi sebagai alergi (positif palsu). Patch test dilepas setelah 48jam, hasilnya dilihat dan reaksi positif dicatat. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, dapat kembali dilakukan pemeriksaan pada 48 jam berikutnya. Jika hasilnya didapatkan ruam kulit yang membaik, maka dapat didiagnosis sebagai dermatitis kontak iritan. Pemeriksaan patch test digunakan untuk pasien kronis, dengan dermatitis kontak yang rekuren. 5 6 Kultur BakteriKultur bakteri dapat dilakukan pada kasus-kasus komplikasi karena adanya infeksi sekunder oleh bakteri. Biasanya akibat pasien sring menggaruk pada bagian lesi sehingga lecet dan timbul infeksi sekunder. 5

Pemeriksaan KOHDapat dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding terhadap serangan infeksi oleh jamur (mikologi) dengan menemumkan spora dan hifa pada pemeriksaan.6DiagnosisDiagnosis Kerja Proses diagnosis medis merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk menangani suatu penyakit. Proses diagnosis adalah proses yang dilakukan seorang ahli kesehatan untuk menentukan jenis penyakit yang diderita oleh pasien, kemudian menentukan diagnosis Penyakit pasien tersebut sehingga dapat memberi pengobatan yang tepat dengan jenis penyakit diagnosis maupun gejalanya (simptomatik). Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik maupun penunjang, maka dapat disimpulkan bahwa perempuan tersebut mengalami dermatitis kontak iritan. Dermatitis kontak iritan sering berhubungan dengan pekerjaan sehingga lebih banyak ditemukan ditangan dibandingkan dengan di bagian lain tubuh. Contoh pekerjaan yang beresiko tinggi untuk dermatitis kontak iritan adalah tukang cuci, kuli bangunan,tukang kebun, penata rambut. Pada kasus ini perempuan tersebut kemungkinan mengalami dermatitis kontak iritan diakibatkan karena pembantunya pulang sehingga ia melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci piring dan pakaian. 4Diagnosis BandingDiagnosis banding yang pertama adalah dermatitis kontak allergen. Penyebabnya adalah bahan kimia sederhana dengan berat molekul umumnya rendah (< 1000 dalton) atau merupakan allergen yang belum diproses yang disebut sebagai hapten, bersifat lipofilik, sangat reaktif, dapat menembus stratum korneum sehingga mencapai sel epidermis dibawahnya (sel hidup). Berbagai faktor berpengaruh dalam timbulnya dermatitis kontak allergen , misalnya seperti potensi sensitisasi, dosis per unit area, luas daerah yang terkena, lama pajanan, oklusi, suhu dan kelembaban lingkungan, vehikulum dan pH. Juga faktor individu, misalnya keadaan kulit pada lokasi kontak, status imun. Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada dermatitis kontak allergen adalah mengikuti respon imun yang diperantarai oleh sel atau reaksi imunologik tipe IV, suatu hipersensitivitas tipe lambat. Reaksi ini terjadi melalui dua fase, yaitu fase sensitisasi dan fase elisitasi. Hanya individu yang telah mengalami sensitisasi dapat menderita dermatitis kontak allergen. 4 -5 Antara perbedaan antara dermatitis kontak iritan (DKI) dan dermatitis kontak allergen (DKA) adalah penyebab terjadinya kelainan ini. DKI disebabkan iritan primer dan terjadi ketika kontak pertama terjadi sedangkan pada DKA disebabkan kontak dan terjadi pada kontak yang berulang ulang. DKI terjadi pada semua orang sedangkan DKA terjadi pada orang orang yang memiliki alergi terhadap sesuatu. Pada DKI, lesinya memiliki batas dan eritema yang jelas sedangkan pada DKA lesi tidak memiliki batas dan eritema yang jelas. Terakhir, untuk uji tempel, setelah 24 jam pada kasus DKI; bila iritan diangkat reaksi akan segera hilang sedangkan pada DKA, bila allergen diangkat setelah 24 jam reaksi menetap atau meluas berhenti. 5Diagnosis banding yang kedua adalah dermatitis kontak toksik. Dermatitis kontak toksik atau yang dikenal sebagai dermatitis venenata merupakan dermatitis yang disebabkan terpaparnya kulit oleh bahan iritan seperti tanaman seperti rumput, bunga, pohon, mahoni, kopi, manga, serta sayuran seperti tomat, wortel dan bawang. Bahan aktif dari serangga juga dapat menjadi penyebab. Biasanya gejala klinis yang timbul bila diserang serangga, akan muncul eritem pada pagi hari dan sore hari sudah menjadi vesikel atau nekrosis. Salah satu jenis serangga penyebab dermatitis venenata adalah species Paederus Sabaeus (tomcat) sedangkan tumbuhan yang dapat menyebabkan dermatitis venenata ini dari family anacardiaceae seperti toxicodendron radicans, toxicodendron querifolium, toxicodendron vernix .Selain itu juga bisa dari tanaman bunga, sayuran dan biji bijian. 4Gejala Klinis Kelainan kulit yang terjadi sangat beragam bergantung pada sifat iritan. Dermatitis umumnya memiliki effloresensi yang sangat beragam, bergantung pada sifat iritan. Iritan kuat memberi gejala akut, sedang iritan lemah memberi gejala kronis. Contoh iritan kuat seperti air keras yang dapat membuat kulit seketika juga mengalami kelainan sedangakan iritan lemha contohnya seperti detergent atau sabun yang dipakai terus menerus sehingga menimbulkan kelainan kulit kronik akibat aktivitas berulang. Selain itu juga faktor indivdu berpengaruh misalnya ras, usia penyakit kulit lain dan faktor lingkungan misalnya suhu dan kelembaban udara.4Dermatitis Kontak Iritan AkutLuka bakar oleh bahan kimia juga termasuk dermatitis kontak iritan akut. Penyebabnya adalah iritan kuat misalnya larutan asam sulfat dan asam hidrokloroid atau basa kuat misalnya natrium dan kalium hidroksida. Basanya terjadi karena kecelakaan dan reaksi segera timbul. Intensitas reaksi sebanding dengan konsentrasi dan lamanya kontak dengan iritan, terbatas pada tempat kontak. Kulit terasa pedih, panas, rasa terbakar, kelainan yang terihat berupa eritema, edema, bula, mungkin juga nekrosis. Pinggir kelainan kulit berbatas tegas dan pada umumnya simetris. 4, 6Dermatitis Kontak Iritan Akut Lambat Gambaran klinis dan gejala sama dengan dermatitis kontak iritan akut tetapi baru muncul 8 sampai 24 jam atau lebih setelah kontak. Bahan iritan yang dapat menyebabkan dermatitis kontak iritan akut lambat, misalnya podofilin, antralin, tretinoin, etilen oksida, benzalkonium klorida, asam hidroflurat. Contohnya ialah dermatitis yang disebabkan oleh bulu serangga yang terbang pada malam hari (dermatitis venenta), penderita baru merasa pedih pada esok harinya, pada awalnya terlihat eritema dan sore harinya sudah menjadi vesikel atau bahkan nekrosis. 4, 6 Dermatitis Kontak Iritan TraumatikKelainan kulit berkembang lambat setelah trauma panas atau laserasi. Gejala seperti dermatitis numularis, penyembuhan lambat biasa paling cepat 6 minggu tanpa diserta kelianan klinis. 6Dermatitis Kontak Iritan SubyektifNama lainnya dermatitis kontak iritan sensori. Kelianan kulit tidak terlihat, namun penderita merasa seperti tersengat (pedih) atatu terbakar (panas) setelah kontak dengan bahan kimia tertentu misalnya asam laktat.Selain jenis diatas, penderita juga mengalami reaksi iritan. Reaksi iritan merupakan dermatitis iritan subklinis pada seseorang yang terpapar karena pekerjaan basah, misalnya penata rambut dan pekerja logam. Kelainan kulit monomorf dapat berupa skuama, eritema, vesikel, pustule, dan erosi. Umumnya dapat sembuh sendiri dan menimbulkan penebalan kulit yang berlanjut ke dermatitis kontak iritan kumulatif.5EtiologiDermatitis kontak iritan adalah penyakit multifaktor dimana faktor eksogen (iritan dan lingkungan) dan faktor endogen sangat berperan.

Faktor EksogenHal ini disebabkan oleh pengaruh dari faktor dari luar. Faktor-faktor yang dimaksudkan seperti sifat kimia bahan iritan misalnya ph, kondisi fisik, konsentrasi, ukuran molekul, jumlah, polarisasi, ionisasi, bahan dasar, kelarutan. Sifat dari paparan yang diterima seperti jumlah, konsentrasi, waktu dan jenis kontak, bergabung dengan bahan iritan lain. 6Faktor lingkungan juga berpengaruh seperti lokalisasi tubuh yang kena dan suhu, dan faktor mekanik seperti tekanan, gesekan atau goresan. Kelembapan lingkunan yang rendah dan suhu dingin menurunkan kadar air pada stratum korneum yang menyebabkan kulit lebih rentan pada bahn iritan. 6Faktor EndogenPertama adalah faktor genetik, Misalnya kemampuan tubuh untuk mengeluarkan radikal bebas, mengubah level enzym antioksidan, dan kemampuan untuk membentuk perlindungan heat shock protein semuanya dibawah kontrol genetik. Faktor tersebut juga menentukan keberagaman respon tubuh terhadap bahan-bahan iritan. 6 Kedua adalah jenis kelamin. Gambaran klinis dermatitis kontak iritan paling sering terjadi pada wanita dari semua pasien. Dari hubungan antara jenis kelamin dengan dengan kerentanan kulit, wanita lebih sering terpapar oleh bahan iritan, melakukan kerja yang basah seperti mencuci pakaian atau piring dan lebih suka melakukan perawatan diri daripada laki-laki. 6Ketiga adalah faktor usia. Pada orang yang umurnya lebih muda, lebih mudah untuk menyerap reaksi-reaksi bahan-bahan kimia dan bahan iritan lewat kulit sehingaa lebh sering mengalami dermatitis kontak iritan. Iritasi kulit yang kelihatan (eritema) menurun pada orang tua sementara iritasi kulit yang tidak kelihatan (kerusakan pertahanan) meningkat pada orang muda. Reaksi terhadap beberapa bahan iritan berkurang pada usia lanjut karena terjadi penurunan respon inflamasi, dimana menunjukkan penurunan potensial penetrasi perkutaneus. 6 Faktor keempat adalah suku; karena eritema sulit diamati pada kulit gelap, penelitian terbaru menggunakan eritema sebagai satu-satunya parameter untuk mengukur iritasi yang mungkin sudah sampai pada kesalahan interpretasi bahwa kulit hitam lebih resisten terhadap bahan iritan daripada kulit putih. 6Seterusnya adalah lokasi kulit. Ada perbedaan sisi kulit yang signifikan dalam hal fungsi pertahanan, sehingga kulit wajah, leher, skrotum, dan bagian dorsal tangan lebih rentan terhadap dermatitis kontak iritan dibandingkan dengan telapak tangan dan kaki. Dengan kata lain bagian telapak tangan dan kaki lebih resisten karena lebih tebal kulitnya.6 Terakhir adalah riwayat atopik. Adanya riwayat atopik diketahui sebagai faktor predisposisi pada dermatitis iritan pada tangan. Riwayat dermatitis atopi kelihatannya berhubungan dengan peningkatan kerentanan terhadap dermatitis iritan karena rendahnya ambang iritasi kulit, lemahnya fungsi pertahanan, dan lambatnya proses penyembuhan. Pada pasien dengan dermatitis atopik misalnya, menunjukkan peningkatan reaktivitas ketika terpajan oleh bahan iritan. 6Berikut adalah tabel yang menunjukkan bahan bahan iritan yang dapat menimbulkan dermatitis kontak iritan. Dapat dilihat pada tabel 1.Tabel 1. 10 bahan iritan terbesar penyebab dermatitis kontak iritan 6BahanPersentase (%)

Nickel sulfate 2,5%16,7

Neomycin 20%11,6

Balsam of Peru 25%11,6

Fragrance mix 8%10,4

Thimerosal 0,1%10,2

Sodium gold thiosulfate 0,5%10,2

Quaternium 15 2%9,3

Formaldehyde 1%8,4

Basitrasin 20%7,9

Cobalt chloride 1%7,4

EpidemiologiDermatitis kontak iritan merupakan penyakit yang paling umum diakibatkan 80% oleh pekerjaan. Penyakit ini bisa menyerang semua orang dari berbagai umur baik laki laki maupun perempuan. Penyakit ini juga bisa diakibatkan kulit yang terpapar oleh racun dari lingkungan seperti gigitan binatang maupun tumbuhan. Berikut adalah pekerjaan dengan resiko tinggi terkena penyakit dermatitis kontak iritan: pembantu rumah tangga, penata rambut, pekerja kesehatan, pekerja kebun, pekerja metal, pekerja bangunan, montir.5

PatogenesisKelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi atau fisis. Ada empat mekanisme yang dihubungkan dengan dermatitis kontak iritan, yaitu, hilangnya substansi daya ikat air dan lemak permukaan, jejas pada membran sel, denaturasi keratin epidermis, dan efek sitotoksik langsung. 4 Pada respon iritan, terdapat komponen menyerupai respon imunologis yang dapat didemonstrasikan dengan jelas, dimana hal tersebut ditandai oleh pelepasan mediator radang, khususnya sitokin dari sel kulit yang non-imun (keratinosit) yang mendapat rangsangan kimia. Proses ini tidaklah membutuhkan sensitasi sebelumnya. Kerusakan sawar kulit menyebabkan pelepasan sitokin-sitokin seperti Interleukin-1 (IL-1), IL-1, tumor necrosis factor- (TNF- ). Pada dermatitis kontak iritan, diamati peningkatan TNF- hingga sepuluh kali lipat dan granulocyte-macrophage colony-stimulating factor (GM-CSF) dan IL-2 hingga tiga kali lipat. TNF- adalah salah satu sitokin utama yang berperan dalam dermatitis iritan, yang menyebabkan peningkatan ekspresi Major Histocompatibility Complex (MHC) kelas II dan intracelluler adhesin molecul-I pada keratinosit. Pada dermatitis kontak iritan akut, mekanisme imunologisnya mirip dengan dermatitis kontak alergi akut. Namun, perbedaan yang mendasar dari keduanya adalah keterlibatan dari spesisif sel-T pada dermatitis kontak alergi akut. Rentetan kejadian tersebut menimbulkan peradangan klasik di tempat terjadinya kontak dikulit berupa eritema, edema, panas, dan nyeri bila iritan kuat. Ada dua jenis bahan iritan yaitu iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan menyebabkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang, sedangkan iritan lemah akan menimbulkan kelainan kulit setelah berulang kali kontak, dimulai dengan kerusakan stratum korneum oleh karena depilasi yang menyebabkan desikasi dan kehilangan fungsi sawarnya, sehingga mempermudah kerusakan sel di bawahnya oleh iritan.4 5 KomplikasiDermatitis kontak iritan meningkatkan risiko sensitisasi pengobatan topikal. Lesi kulit juga bisa mengalami infeksi sekunder, khususnya oleh Staphylococcus aureus. Neurodermatitis sekunder (liken simpleks kronik) bisa terjadi terutama pada pekerja yang terpapar iritan di tempat kerjanya atau dengan stress psikologik. Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi pada area terkena DKI. Jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif atau ekskoriasi. 6

PenatalaksanaanNon Medika MentosaPenatalaksanaan non medikamentosa biasanya dengan dilakukan kepada pasien penderita dermatitis kontak iritan, baik yang akut maupun kronis . Kita bisa menyuruh pasien untuk memproteksi atau menghindarkan kulit dari bahan iritan. Selain itu, prinsip pengobatan penyakit ini adalah dengan menghindari bahan iritan, melakukan proteksi (seperti penggunaan sarung tangan), dan melakukan substitusi dalam hal ini, mengganti bahan-bahan iritan dengan bahan lain . Medika MentosaPertama adalah kompres dingin dengan Burrows solution. Kompres dingin dilakukan untuk mengurangi pembentukan vesikel dan membantu mengurangi pertumbuhan bakteri. Kompres ini diganti setiap 2-3 jam. 6Kedua adalah glukokortikoid topikal. Efek topikal dari glukokortikoid pada penderita dermatitis kontak iritan akut masih kontrofersional karena efek yang ditimbulkan, namun pada penggunaan yang lama dari kortikosteroid dapat menimbulkan kerusakan kulit pada stratum korneum. Pada pengobatan untuk dermatitis kontak iritan akut yang berat, mungkin dianjurkan pemberian prednison pada 2 minggu pertama, 60 mg dosis inisial, dan di tappering 10mg. Selain itu dapat diberikan betamethasone dipropionate atau clobetasol propionate. 6Ketiga adalah antibiotik dan antihistamin. Ketika pertahanan kulit rusak, hal tersebut berpotensial untuk terjadinya infeksi sekunder oleh bakteri. Perubahan pH kulit dan mekanisme antimikroba yang telah dimiliki kulit, mungkin memiliki peranan yang penting dalam evolusi, persisten, dan resolusi dari dermatitis akibat iritan, tapi hal ini masih dipelajari. Secara klinis, infeksi diobati dengan menggunakan antibiotik oral untuk mencegah perkembangan selulit dan untuk mempercepat penyembuhan. Secara bersamaan, glukokortikoid topikal, emolien, dan antiseptik juga digunakan. Sedangkan antihistamin mungkin dapat mengurangi pruritus yang disebabkan oleh dermatitis akibat iritan. Terdapat percobaan klinis secara acak mengenai efisiensi antihistamin untuk dermatitis kontak iritan, dan secara klinis antihistamin biasanya diresepkan untuk mengobati beberapa gejala simptomatis. 6

PrognosisPrognosisnya biasanya baik dengan menyingkirkan bahan yang menjadi pencetus dermatitis kontak iritan. Tetapi kurang baik jika bahan iritan penyebab dermatitis tersebut tidak dapat disingkirkan dengan sempurna. Keadaan ini sering terjadi pada dematitis kontak iritan kronis yang penyebabnya multifaktor, juga pada penderita atopi.4KesimpulanPerempuan tersebut menderita dermatitis kontak iritan yang diperkuat dari hasil anamnesis dan pemeriksaan baik fisik maupun penunjang. Dermattis kontak iritan pada perempuan ini disebabkan pekerjan rumah tangga yang dilakukan perempuan ini dikarenakan pembantunya yang pulang. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan secara non medika mentosa dengan meyuruh perempuan tersebut tidak melakukan pekerjaan rumah tangga untuk sementara sedangkan penatalaksanaan secara medika mentosa dengan memberikan kompres, kortikostreoid dengan dosis tertentu dan dengan antihistamin serta antibiotik.Daftar Pustaka1. Rahmalia A. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diterjemahkan dari Gleadle J. History and examination at glance. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007.h.7,11-6.2. Abdurrahman N, Markum HMS, Suwondo A, Harun S, Manurung D, Widodo D, et al. Penuntun anamnesis dan pemeriksaan fisik.Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005.h.16-24,46-54.3. Bickley LS. Bates guide to physical examination and history taking. 10th edition. London: Lippincott Willams & Wilkins; 2009.pg..603-4.4. Djuanda A, Hamzah M, Alsah S. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,2010.h.30-42,129-38.5. Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Fitzpatricks color atlas and synopsis of clinical dermatology.5th ed. USA: The Mc-Graw Hill Companions,2005.pg.18-33.6. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Glichrest BA, Paller AS, Leffell DJ. Fitzpatricks dermatology in general medicine. 7th ed. USA: The Mc-Graw Hill Companions, 2008.pg.396-401.7. James WD, Berger TG, Elston Dm. Andrews diseases of the skin clinical dermatology. 10th ed. Canada: Saunders Elsevier, 2006.pg.91-101.

1