1.5 bab ii tinjauan pustaka 2

Upload: rizka-octaviana

Post on 26-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 1.5 Bab II Tinjauan Pustaka 2

    1/10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Visum et Repertum

    Pada hakekatnya, tujuan pemeriksaan suatu perkara pidana adalah untuk

    mencari kebenaran materiil agar terhindar dari kekeliruan dalam penjatuhan

    sanksi pidana terhadap pelaku.11 Penegak hukum sering membutuhkan bantuan

    seorang ahli saat dihadapkan pada masalah yang berada diluar kemampuan atau

    keahliannya.12

    Suatu proses penyidikan haruslah dilakukan dan didukung oleh ilmu

    pengetahuan (scientific investigation). Pelayanan kedokteran forensik membantu

    penyidik dalam mengumpulkan bukti-bukti dalam segi medis. alam hal ini,

    bantuan yang dapat diberikan dokter yaitu dalam bentuk surat keterangan ahli

    (Visum et Repertum) sebagai alat bukti yang sah.!,1"

    2.1.1 Definisi dan dasar hukum Visum et Repertum

    #isum et $epertum (VeR) merupakan surat keterangan tertulis yang dibuat

    oleh dokter memuat kesimpulan dari pemeriksaan medis terhadap seseorang

    manusia atau bagian dari tubuh manusia baik hidup maupun mati atas permintaan

    resmi dari penyidik untuk kepentingan proses peradilan.

    1%,1&

    'erdasarkan ndang-ndang $ *o.+ ahun 1!+1 tentang itab ndang-

    ndang ukum /cara Pidana (/P) pada pasal 1+% ayat 1, keterangan ahli

    merupakan salah satu bukti yang sah.11Susanti $ menyatakan bah0a ketentuan

    tentang bantuan dokter untuk kepentingan peradilan dalam penegakan hukum

    tercantum didalam pasal 1"", pasal 1!, dan pasal 1+ /P.1"

    5

  • 7/25/2019 1.5 Bab II Tinjauan Pustaka 2

    2/10

    6

    Perkataan #e$ tidak pernah disebutkan dalam hukum acara pidana yang

    lama yaitu $' ($eglemen ndonesia yang dibaharui) maupun /P. anya

    didalam Staalsblad "& tahun 1!" pasal 1 dan 2, dimana dapat ditarik

    kesimpulan #e$ merupakan suatu keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas

    sumpah atau janji tentang apa yang dilihat pada benda yang diperiksanya yang

    mempunyai daya bukti dalam perkara-perkara pidana.1%,1&

    alam pasal 1"" /P, 3surat keterangan ahli4 apabila dibuat oleh

    spesialis kedokteran forensik atau 3surat keterangan4 apabila dibuat oleh dokter

    umum atau dokter spesialis lainnya merujuk pada #e$. 5 Penjelasan pasal 1+5

    /P menyatakan bah0a keterangan ahli tidak mutlak yang dinyatakan

    seorang ahli dalam persidangan, dapat juga sudah diberikan pada 0aktu

    pemeriksaan oleh penyidik yang dituangkan dalam bentuk laporan dan dibuat

    dengan mengingat sumpah di0aktu ia menerima jabatan.1%

    2.1.2 Peran dan fungsi Visum et Repertum

    #e$ sangat berperan dalam membuat terang suatu perkara pidana dimana

    dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah. 'agian kesimpulan dari #e$ berisi

    pendapat atau keterangan dari dokter mengenai hasil pemeriksaan yang telah

    dilakukan. engan membaca #e$, dapat diketahui apa yang telah terjadi pada

    seseorang dan para penegak hukum dapat menetapkan sanksi pidana yang sesuai

    terhadap pelaku.!,1%,15

    'agi Penuntut mum, #e$ berguna dalam penentuan pasal yang akan

    didak0akan, sedangkan bagi hakim keterangan ahli ini berguna sebagai alat bukti

    yang sah untuk menjatuhkan pidana maupun membebaskan terdak0a dari

  • 7/25/2019 1.5 Bab II Tinjauan Pustaka 2

    3/10

    7

    tuntutan hukum. 'agi penyidik #e$ berguna dalam membantu mengungkapkan

    perkara.!

    Sesuai dengan pasal 1+ /P, jika #e$ tidak dapat menjernihkan

    duduk permasalahan, maka hakim dapat meminta keterangan ahli atau

    diajukannya bahan baru, yang memberi kemungkinan dilakukannya pemeriksaan

    ulang atas barang bukti, apabila timbul keberatan yang beralasan dari terdak0a

    atau penasehat hukumnya terhadap suatu hasil pemeriksaan.!,15

    2.1.3 Jenis-jenis Visum et Repertum

    Secara umum terdapat dua jenis #e$, yaitu61&

    1. #e$ korban hidup, dapat berupa #e$ perlukaan, #e$ perkosaan7kejahatan

    seksual, dan #e$ psikiatrik.

    2. #er untuk orang mati yang akan disusun dalam #e$ jena8ah.

    2.1. S!ruk!ur Visum et Repertum

    Penulisan #e$ harus memenuhi suatu format tertentu. nsur penting yang

    harus terkandung didalam sebuah #e$ adalah61%,1&,15

    1. Pro 9ustitia

    ata ini terletak pada bagian atas sebagai pengganti materai dan

    menjelaskan bah0a #e$ dibuat untuk tujuan peradilan.

    2. Pendahuluan

    'agian ini memuat identitas peminta pemeriksaan, 0aktu dan tanggal

    diterimanya permohonan #e$, identitas dokter pemeriksa, tempat dan

    0aktu pemeriksaan, dan identitas terperiksa.

    ". Pemberitaan (asil Pemeriksaan)

    'agian ini memuat hasil pemeriksaan medis tentang keadaan kesehatan

    atau sakit atau luka korban yang berkaitan dengan perkaranya, tindakan

    medis yang telah dilakukan, serta keadaannya selesai pengobatan atau

    pera0atan.

    %. esimpulan

  • 7/25/2019 1.5 Bab II Tinjauan Pustaka 2

    4/10

    8

    'agian ini memuat inti sari dari bagian pemberitaan, mengenai jenis

    perlukaan dan jenis kekerasan, serta derajat perlukaan atau sebab

    kematiannya.&. Penutup

    :emuat pernyataan bah0a #e$ tersebut dibuat atas sumpah dokter dan

    berdasarkan keilmuan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya.

    2.2 "uka da#am !rauma!$#$gi f$rensik

    raumatologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera

    serta hubungannya dengan berbagai kekerasan, sedangkan yang dimaksud dengan

    luka ialah suatu keadaan dimana terjadi kerusakan atau hilangnya hubungan antar

    jaringan (discontinuous tissue) akibat kekerasan.5,15 9aringan yang dimaksud

    seperti jaringan kulit, jaringan lunak, jaringan otot, jaringan pembuluh darah,

    jaringan saraf, dan tulang.5

    ekerasan yang menyebabkan perlukaan dibagi menjadi tiga golongan

    berdasarkan sifat dan penyebabnya, yaitu61%,15

    1. ;uka karena kekerasan mekanik, dapat disebabkan oleh kekerasan tajam,

    kekerasan tumpul, dan tembakan senjata api.

    2. ;uka karena kekerasan fisik, dapat disebabkan oleh luka karena arus

    listrik, petir dan suhu, perubahan tekanan udara, akustik, dan radiasi.

    ". ;uka karena kekerasan kimia0i, dapat disebabkan oleh asam atau basa

    kuat.

    Selain itu, terdapat pula kekerasan terhadap rohani yang dikenal dengan trauma

    psikis, dimana dibutuhkan bantuan ilmu kedokteran ji0a untuk dapat melakukan

    penilaian perihal luka tersebut.1%

    2.2.1 "uka aki%a! kekerasan !ajam

  • 7/25/2019 1.5 Bab II Tinjauan Pustaka 2

    5/10

    9

    ekerasan tajam adalah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada

    permukaan tubuh oleh benda yang memiliki sisi tajam, baik berupa garis maupun

    runcing, yang beraktor-faktor yang mempengaruhi bentuk dari luka yang disebabkan oleh

    pisau yang mengenai tubuh korban yaitu61%

    1. Sifat-sifat dari pisau seperti bentuk, ketajaman dari ujung dan kedua

    tepinya, bermata satu atau bermata dua.

    2. ?ara pisau tersebut menyentuh tubuh serta masuk ke dalam tubuh. Setiap

    luka tusuk merupakan perpaduan antara tusukan dengan irisan karena

    pisau yang masuk kedalam tubuh jarang keluar lagi dengan sudut serta

    arah yang sama. engan demikian, ukuran luka akibat tusukan pisau akan

    lebih besar dari lebar pisau itu sendiri.

    ". ;okasi luka, tusukan yang sejajar dengan lipatan-lipatan kulit akan

    mengakibatkan luka yang tertutup, sempit, dan berbentuk celah. /pabila

    tusukan tersebut melintasi dan memotong lipatan kulit maka luka tersebut

    akan terbuka lebar.

    2.2.2 Jenis-jenis #uka aki%a! kekerasan !ajam

  • 7/25/2019 1.5 Bab II Tinjauan Pustaka 2

    6/10

    10

    ;uka akibat kekerasan tajam dikenal dalam tiga bentuk yaitu luka iris atau

    luka sayat (vulnus scissum), luka tusuk (vulnus punctum), dan luka bacok (vulnus

    caesum).5

    2.2.2.1 ;uka iris atau luka sayat (vulnus scissum)

    =ambaran khas dari luka iris atau sayat yaitu memiliki kedua sudut yang

    lancip dan dalamnya luka tidak melebihi panjang dari luka tersebut. /kibat

    pergeseran senjata 0aktu ditarik atau bergeraknya korban menghasilkan sudut

    luka yang lancip dapat terjadi dua kali pada tempat yang berdekatan. ;uka yang

    tidak selalu berbentuk garis dapat terjadi apabila dibarengi gerak memutar.15

    2.2.2.2 ;uka tusuk (vulnus punctum)

    Pada luka tusuk, dapat diperkirakan benda penyebabnya melalui sudut

    luka yang terbentuk. 'enda tajam bermata satu biasanya menghasilkan satu sudut

    luka lancip dan yang lain tumpul sedangkan benda tajam bermata dua

    menghasilkan luka tusuk dengan kedua sudut lancip. /pabila benda tajam bermata

    satu hanya bagian ujungnya saja yang mengenai kulit, sudut luka akan dibentuk

    oleh ujung dan sisi tajamnya sehingga dapat menghasilkan luka tusuk dengan

    kedua sudut luka lancip. >aktor elastisistas jaringan dan gerakan korban

    menyebabkan panjang luka tidak mencerminkan lebar benda tajam penyebabnya,

    begitu pula panjang saluran luka tidak menunjukkan panjang benda tajam

    tersebut.15

    2.2.2." ;uka bacok (vulnus caesum)

    ;uka bacok merupakan luka akibat kekerasan tajam yang disebabkan oleh

    benda tajam yang ukurannya besar, seperti golok, kle0ang, mandau, kapak, dan

  • 7/25/2019 1.5 Bab II Tinjauan Pustaka 2

    7/10

    11

    clurit. ;uka ini biasanya lebih hebat dibandingkan luka akibat pisau. >aktor yang

    berperan dalam terjadinya luka dan derajat kerusakan adalah faktor tenaga yang

    dipakai serta faktor ketajaman bagian benda yang mengenai tubuh.1%

    =ambaran

    khas luka ini memiliki kedua sudut luka lancip dan dalam luka tidak melebihi

    panjang luka.15

    2.3 Teknik &emeriksaan k$r%an hidu&

    Pada prinsipnya, teknik pemeriksaan pada kasus korban hidup baik

    perlukaan maupun kejahatan seksual sama dengan pemeriksaan prosedur klinis

    lainnya. Pemeriksaan tersebut terdiri dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

    pemeriksaan penunjang apabila diperlukan. Perbedaan mendasar antara

    pemeriksaan forensik dan pemeriksaan klinis untuk kepentingan pengobatan,

    yaitu pemeriksaan medikolegal bertujuan untuk membuat terang suatu perkara

    pidana yang dituangkan dalam #e$.1&

    alam pemeriksaan forensik penting diperhatikan ada tidaknya tanda-

    tanda kekerasan hasil dari suatu tindak pidana. /papun jenis dan ukuran luka

    merupakan temuan yang sangat bermakna seperti lokasi luka, tepi luka, dan

    sebagainya.1&

    2.3.1 Pemeriksaan k$r%an &er#ukaan

    Pemeriksaan pada korban perlukaan terdiri dari61&,1

    1. /namnesis

    alam anamnesis hal yang perlu digali, yaitu keluhan utama, bagaimana

    peristi0a tersebut terjadi, maupun ri0ayat penyakit sebelumnya yang

    pernah diderita. /lloanamnesis dilakukan apabila korban dalam keadaan

  • 7/25/2019 1.5 Bab II Tinjauan Pustaka 2

    8/10

    12

    tidak sadar. Seluruh anamnesis dicatat dengan lengkap dan benar, namun

    hasil anamnesis yang tidak berhubungan dengan tindak pidana tidak perlu

    dituliskan dalam #e$.2. Pemeriksaan tanda-tanda

  • 7/25/2019 1.5 Bab II Tinjauan Pustaka 2

    9/10

    13

    pertimbangan pihak penegak hukum inilah pofesionalisme dokter dapat

    dimunculkan.5

    Prinsip utama dalam penentuan derajat luka yaitu kita melihat menurut

    pandangan medis, tidak melihat siapa korban dan apa pekerjaannya.1Penentuan

    derajat luka berkaitan dengan hukum pidana ndonesia mengenai delik

    penganiayaan. erdapat tiga tingkatan penganiayaan dalam itab ndang-ndang

    ukum Pidana (P) yaitu penganiayaan ringan diatur dalam pasal "&2 (1)

    P, penganiayaan diatur dalam pasal "&1 (1) P, dan penganiayaan yang

    menimbulkan luka berat diatur dalam pasal "&2 (2) P.1&'erikut cara untuk

    mempermudah penentuan derajat luka61

    1. /pabila luka memenuhi salah satu kriteria dalam pasal ! P, maka

    luka tersebut derajat tiga. ;uka berat menurut pasal ! P, yaitu luka

    yang tidak dapat diharapkan sembuh dengan sempurna menimbulkan

    bahaya maut, terus menerus tidak dapat menjalankan tugas jabatan atau

    pekerjaan pencaharian, hilangnya salah satu panca indera, cacat berat,

    lumpuh, terganggunya daya piker selama % minggu atau lebih, gugur atau

    matinya kandungan seorang perempuan.

    2. /pabila luka tidak memenuhi pasal ! P, maka luka tersebut derajat

    satu atau derajat dua. al-hal yang harus diperhatikan untuk menentukan

    luka derajat satu atau dua adalah apakah luka mutlak perlu pera0atan

    dokter, apakah akibat luka menyebabkan gangguan fungsi tubuh atau

    apakah jumlah luka banyak dan apakah lokasinya ditempat yang

  • 7/25/2019 1.5 Bab II Tinjauan Pustaka 2

    10/10

    14

    :enurut dries /:, penulisan kualifikasi luka dalam penulisan

    kesimpulan #e$ kasus-kasus perlukaan adalah sebagai berikut61%

    1. ;uka yang tidak mengakibatkan penyakit atau halangan dalam

    menjalankan pekerjaan atau jabatan@

    2. ;uka yang mengakibatkan penyakit atau halangan dalam menjalankan

    pekerjaan atau jabatan untuk sementara 0aktu@

    ". ;uka yang termasuk dalam pengertian hukum 3luka berat4 (pasal !

    P).