14 bab v

11
BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini membahas tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan masyarakat tentang penyakit rabies di Desa Lasara Baene wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Plus Mandrehe Tahun 2014 yang dilakukan terjadap 39 orang masyarakat di Desa Lasara Baene yang pernah menggunakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Plus Mandrehe Tahun 2014. 5.1 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Rabies Sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan Hasil penelitian menunjukkan, pada distribusi frekuensi tingkat pengetahuan masyarakat di Desa Lasara Baene di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Plus Mandrehe tentang rabies sebelum diberikan pendidikan kesehatan menunjukan bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan kurang sebanyak 26 orang atau 66.7% dan minoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan baik 2 atau 5.1%. 35

Upload: eben-maranatha-zalukhu

Post on 22-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pembahasan

TRANSCRIPT

Page 1: 14 BAB V

BAB VPEMBAHASAN

Penelitian ini membahas tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan

masyarakat tentang penyakit rabies di Desa Lasara Baene wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap

Plus Mandrehe Tahun 2014 yang dilakukan terjadap 39 orang masyarakat di Desa Lasara Baene

yang pernah menggunakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Plus Mandrehe Tahun

2014.

5.1 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Rabies Sebelum diberikan Pendidikan

Kesehatan

Hasil penelitian menunjukkan, pada distribusi frekuensi tingkat pengetahuan masyarakat

di Desa Lasara Baene di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Plus Mandrehe tentang rabies

sebelum diberikan pendidikan kesehatan menunjukan bahwa mayoritas responden mempunyai

tingkat pengetahuan kurang sebanyak 26 orang atau 66.7% dan minoritas responden mempunyai

tingkat pengetahuan baik 2 atau 5.1%.

Dari data tersebut diatas 26 orang berpengetahuan kurang atau 66.7% hal ini disebabkan

oleh beberapa hal diantaranya adalah faktor pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang dan tergantung pada daya ingat seseorang. Pendidikan yang berarti bimbingan yang

diberikan kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka mengetahui dan memahaminya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah mereka

menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak juga pengetahuan yang dimilikinya.

Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah akan menghambat penerimaan

informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak,2007). Hal ini sejalan dengan data

35

Page 2: 14 BAB V

36

karakteristik responden menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak sekolah sebanyak 15

orang atau 38.5%.

Pada dasarnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, menurut

Mubarak, 2007. Terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain :

(1) Pendidikan, (2) Pekerjaan. (3) Usia. (4) Minat. (5) Pengalaman. (6) Kebudayaan Lingkungan

Sekitar. (7) Informasi. Pendidikan, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada orang lain

terhadap suatu agar mereka dapat mengetahuinya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang

menunjukkan pengetahuan masyarakat kurang tentang rabies dikarenakan kurangnya penyuluhan

atau pendidikan kesehatan tentang rabies yang diberikan kepada masyarakat (Mubarak, 2007).

Dari hasil pegolahan data didapatkan skor tertinggi yang didapatkan oleh responden

adalah 16 dan terendah adalah 0. Ini disebabkan karena adanya sebagian penduduk desa lasara

baene yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi sebanyak 3 orang sedangkan yang tidak

sekolah sebanyak 15 orang. Berdasarhan data yang diperoleh Permyataan yang paling sulit

dijawab oleh responden adalah pernyataan No. 9 yaitu “Luka bekas gigitan anjing harus segera

dicuci menggunakan air bersih dan sabun/ detergen dengan air yang mengalir”. Terdapat 33

orang yang tidak dapat menjawab pernyataan ini. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

oleh peneliti setelah melakukan pengolahan data Responden mengatakan tidak mengetahui apa

yang seharusnya dilakukan setelah mendapatkan gigitan binatang seperti anjing. Mereka

menjawab sesuai dengan kebiasaan yang mereka lakukan selama ini. Mayoritas responden

mengatakan tidak pernah mendapatkan informasi tentang penanganan penyakit rabies

sebelumnya.

Page 3: 14 BAB V

37

Berdasarkan pengamatan dilapangan peneliti berpendapat bahwa masyarakat sangat

kurang mendapatkan informasi tentang masalah-masalah kesehatan sehingga pengetahuan

masyarakat tentang pencegahan suatu penyakit salah satunya penyakit rabies sangat kurang.

5.2 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Rabies Sesudah diberikan Pendidikan

Kesehatan

Hasil penelitian menunjukkan, pada distribusi frekuensi tingkat pengetahuan masyarakat

di Desa Lasara Baene di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Plus Mandrehe tentang rabies

sesudah diberikan pendidikan kesehatan menunjukan bahwa mayoritas responden mempunyai

tingkat pengetahuan baik sebanyak 34 orang atau 87.2% dan minoritas responden mempunyai

tingkat pengetahuan kurang 2 atau 5.1%.

Dari data tersebut diatas menunjukan bahwa 34 orang berpengetahuan baik setelah

diberikan pendidikan kesehatan tentang rabies. Sesuai dengan Notoatmodjo (2007)

mengemukakan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh panca indra seseorang. Pengetahuan terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Penginderaan yang baik akan meningkat pemahaman terhadap suatu objek atau informasi.

Pendidikan kesehatan tentang rabies yang diberikan kepada responden dan kemudian dilihat dan

didengar oleh responden dapat meningkat pengetahuan mereka tentang rabies.

Menurut Machfoed, (2005) dalam hasil penelitian Ceriani, (2012) pendidikan kesehatan

merupakan proses perubahan yang bertujuan untuk mengubah individu, kelompok dan

masyarakat menuju hal-hal yang positif secara terencana melalui proses belajar. Perubahan

tersebut mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui proses pendidikan kesehatan.

Page 4: 14 BAB V

38

Pada hakikatnya dapat berupa emosi, pengetahuan, pikiran, keinginan, tindakan nyata dari

individu, kelompok dan masyarakat.

Dari hasil pegolahan data didapatkan skor tertinggi yang didapatkan oleh responden

adalah 20 dan terendah adalah 6. Responden yang mendapatkan nilai 20 sebanyak 3 orang dan

mayoritas responden berpengetahuan baik. Hal ini terjadi setelah responden mendapatkan

pendidikan kesehatatan tentang penyakit rabies. Pengetahuan responden meningkat walaupun

responden mayoritas berpendidikan rendah atau tidak sekolah. Tingkat pendidikan sangat

penting dalam penerimaan informasi-informasi baru, ini dibuktikan dengan masih terdapatnya

responden yang mendapatkan skor 6 sebanyak 1 orang, hal ini dikarenakan responden tersebut

kurang memahami tentang penyakit rabies walaupun sudah diberikan pendidikan kesehatan, dan

didukung juga dengan tingkat pendidikan responden yang rendah atau tidak sekolah.

Berdasarkan data yang diperoleh Permyataan yang paling sulit dijawab oleh responden adalah

pernyataan No. 5 yaitu “Luka gigitan anjing sebaiknya dibiarkan saja”. Terdapat 16 orang yang

tidak dapat menjawab pernyataan ini. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti

setelah melakukan pengolahan data Responden mengatakan masih kurang memahami apa

langkah awal yang dilakukan setelah mendapatkan gigitan anjing atau binatang yang telah

dijelaskan sebelumnya. Responden mengatakan masih perlu mendapatkan informasi-informasi

lanjutan tentang penyakit rabies. Menurut responden mereka tidak bisa menjawab dikarenakan

karena baru sekali ini mendapatkan pendidikan kesehatan tentang rabies.

Berdasarkan pengamatan dilapangan peneliti berpendapat bahwa pendidikan kesehatan

yang diberikan merupakan sumber pengetahuan masyarakat khususnya tentang rabies. Peniliti

berpendapat berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa terjadi peningkatan jumlah

responden yang berpengetahuan baik tentang rabies setelah diberikannya penyuluhan atau

Page 5: 14 BAB V

39

pendidikan kesehatan. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo, (2007)

5.3 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit

Rabies Di Desa Lasara Baene Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Plus

Mandrehe Tahun 2014

Hasil uji t atau Paired Sample Test menunjukan t hitung adalah -13.180. Jika t hitung

pada Paired Samples Test menunjukkan nilai negative maka rata-rata sebelum diberikan

pendidikan kesehatan lebih rendah daripada sesudah diberikan pendidikan kesehatan (Duwi

priyatno, 2008). Sig. (2-tailed) atau probability atau P value yaitu 0.000, maka p value < α=0,05.

Ini menunjukkan adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan masyarakat

tentang rabies di desa lasara baene di wilayah kerja puskesmas rawat inap plus mandrehe.

Berdasarkan t-test berpasangan yang telah dilakukan diperoleh nilai P (Sig.) sebesar

0,000 dari setiap perbandingan, yang berarti kurang dari 0,05. Maka dapat dikatakan nilai

sebelum dan setelah berbeda nyata. Di mana nilai setelah penyuluhan lebih tinggi (meningkat)

dibandingkan nilai sebelum penyuluhan. Peningkatan pengetahuan yang terjadi setelah

penyuluhan membuktikan bahwa penyuluhan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan siswa

responden penyuluhan yang dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan responden.

Hal ini terlihat jelas pada hasil pengolahan data yang dilakukan dimana perbedaan rata-

rata setelah penyuluhan dibandingkan sebelum penyuluhan bernilai positif, berarti nilai

responden setelah penyuluhan lebih tinggi dibandingkan sebelum mengikuti penyuluhan

sehingga dapat dikatakan bahwa penyuluhan yang dilakukan dinilai efektif untuk meningkatkan

pengetahuan siswa responden.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Kartasaputra (1991) bahwa tujuan penyuluhan

antara lain untuk menumbuhkan perubahan-perubahan yang menyangkut tingkat pengetahuan,

Page 6: 14 BAB V

40

kecakapan atau sikap para peserta penyuluhan. Peningkatan taraf pengetahuan merupakan salah

satu indikator efektifnya penyuluhan yang dilakukan.

Menurut wood dalam maulana (2009) pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman

yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap dan pengetahuan terkait

dengan kesehatan individu, masyarakat dan bangsa. Lebih lanjut, Joint Committee On

Terminology In Health Education Of United States 1973 dalam Maulana, (2009) mengartikan

pendidikan kesehatan sebagai proses yang mencakup dimensi dan kegiatan-kegiatan intelektual,

psikologi dan sosial yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam

mengambil keputusan secara sadar dan yang mempengaruhi kesejahteraan diri, keluarga dan

masyarakat. pendidikan kesehatan itu juga proses belajar pada individu, kelompok atau

masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu

mengatasi masalah-masalah kesehatannya menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-

masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu dan lain sebagainya (Notoatmodjo 2007 dalam

Riyantini, 2010).

Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan

adalah proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat yang mencakup dimensi

intelektual, psikologis dan sosial, diberikan oleh perawat untuk meningkatkan kemampuan

individu dalam mengambil keputusan yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap

kebiasaan, sikap dan pengetahuan terkait dengan kesehatan individu dan masyarakat.

Seperti halnya pada data tingkat pengetahuan mengenai rabies, secara umum tingkat

pengetahuan responden mengalami perubahan setelah mengikuti pendidikan kesehatan rabies

yang diadakan. Diketahui terjadi peningkatan jumlah jawaban benar, sebelum mengikuti

pendidikan kesehatan jumlah jawaban benar sebesar 29.61% dari total jawaban yang ada dan

Page 7: 14 BAB V

41

mengalami peningkatan menjadi 78.20% setelah pendidikan kesehatan. Terdapat peningkatan

jawaban yang benar sebanyak 48.59%. Sejalan dengan hal itu terjadi penurunan jumlah jawaban

yang salah dari 70.38% sebelum pendidikan kesehatan menjadi 21.79% setelah pendidikan

kesehatan. Perubahan ini menunjukkan terjadinya perubahan tingkat pengetahuan responden

setelah penyuluhan.

Berdasarkan pengamatan dilapangan peneliti berpendapat bahwa pendidikan kesehatan

yang diberikan merupakan sumber pengetahuan masyarakat khususnya tentang rabies

Berdasarkan hasil penelitian peneliti berpendapat bahwa pendidikan kesehatan tentang rabies

sangat berpengaruh terhadap pengetahuan masyarakat tentang rabies di Desa Lasara Baene di

Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Plus Mandrehe.