14. bab iv
TRANSCRIPT
Ungraduated Thesis
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1
2
3
4.1 Profil Penyemprot Pestisida Karbamat Desa Tugumukti
Subjek yang termasuk dalam penelitian ini ada 31 orang laki-laki sebagai penyemprot, tapi yang termasuk ke dalam kriteria inklusi dan eksklusi hanya 19 orang dengan sebaran umur dari 25 tahun sampai 70 tahun (gambar 4.1). Sebaran tebanyak penyemprot ada dalam kelompok umur 30-38 tahun. Dari seluruh subjek yang mengungkapkan bahwa mereka aktif merokok sebanyak 52,6% dan pernah merokok sebanyak 42,1% dan tidak pernah merokok sebanyak 5,3%. Jumlah rata-rata rokok yang dihisap dalam satu hari adalah 12 batang. Sebanyak 10,5 % dari penyemprot mengungkapkan bahwa mereka mengkonsumsi alkohol.
Gambar 4.1 Sebaran Umur Penyemprot
Aktivitas AChE pada dua orang yang mengungkapkan mengkonsumsi alkohol kemungkinan dapat dipengaruhi oleh paparan etanol yang berpengaruh juga terhadap penghambatan AChE.43 Penyemprot tidak diketahui apakah mereka merokok sambil menyemprot atau tidak, tetapi efek merokok ketika menyemprot dapat meningkatkan kontak dan paparan terhadap pestisida.
Distribusi lama menggunakan pestisida ditunjukkan pada Gambar 4.2. Berdasarkan grafik tersebut jumlah penyemprot terbanyak tedapat pada kelompok dengan lama paparan pestisida karbamat adalah selama dua sampai tujuh tahun. Penyamprot terlama ada di kelompok lama paparan 26-31 tahun.
Gambar 4.2 Lama Penggunaan Pestisida
4.2 Gambaran Tanda dan Gejala Keracunan pada Penyemprot Pestisida Karbamat Desa Tugumukti
Tabel 4.1 adalah rangkuman hasil wawancara dan pemeriksaan fisik gambaran tanda dan gejala keracunan pada penyemprot karbamat Desa Tugumukti.
Tabel 4.1 Tanda dan Gejala Keracunan pada Penyemprot Pestisida Karbamat Desa Tugumukti
Tingkat Keracunan
Tanda dan Gejala
Jumlah
Ringan
Kelelahan
Nyeri Kepala
Pusing
Tremor
Kedutan pada Kelopak mata
Penglihatan buram
Miosis
9
8
12
4
3
1
0
Sedang
Mual
Muntah
Sering Meludah
Lemah Otot
Keram Otot
Mata sering berair
Nyeri perut
Batuk
Hidung berair
Berkeringat berlebih
Injeksi konjungtiva
Takikardi
7
0
3
5
5
6
2
3
2
4
0
0
Berat
Diare
Nyeri mata
Sesak
Wheezing
Kejang
Hilang kesadaran
Koma
1
0
0
0
0
0
0
Sebanyak 26,3% penyemprot mempunyai riwayat penyakit lain sebelum terpapar pestisida, yaitu maag, pegal-pegal dan sakit pingggang, sedangkan sebanyak 73,7% tidak mempunyai riwayat penyakit lain.
Pada penelitian ini gejala pusing (63,2%), kelelahan (47,3%), nyeri kepala (42,1%), dan mual (36,8%) merupakan gejala yang paling banyak dikeluhkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa responden mengalami pesticide-related illness, karena gejala-gejala tersebut telah disarankan sebagai prediktor potensial yang menunjukkan pesticide-related illness pada orang-orang yang terpapar pestisida.4
Adapun demikian gejala prediktor tersebut masih belum pasti apakah gejala-gejala tersebut datang dari akibat paparan pestisida atau penyakit lain, mengingat gejala tersebut bisa ditemukan pada penyakit lain seperti influensa akut karena virus, infeksi saluran nafas, gastroenteritis dan disfungsi psikologis.12
4.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Paparan Pestisida
Pestisida yang disertai dan tanpa LDKB terdapat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Penyertaan LDKB
No
Kategori
Persentase
1
Disertai LDKB
84,2%
2
Tanpa LDKB
15,8%
Hanya 31,3% dari yang disertai LDKB yang penggunaanya mengikuti sesuai LDKB. Alasan yang mungkin mengapa beberapa penyemprot menggunakan pestisida tidak sesuai LDKB, yaitu kurangnya akses terhadap informasi apa itu LDKB sehingga penyemprot tidak mengerti apa maksud dan kegunaan dari LDKB, dan secara umum karena rendahnya tingkat pengetahuan penyemprot mengenai pentingnya keselamatan menggunakan bahan kimia.45 Semua penyemprot melakukan kegiatan yang sama tiap mereka bekerja, yaitu memindahkan, mencampur, menuangkan, mengangkut, dan menyemprot pestisida.
Berikut merupakann tabel bagaimana penyemprot kontak dengan pestisida.
Tabel 4.3 Cara Kontak dengan Pestisida
No
Kontak Melalui
Persentase
1
Kulit
15,8%
2
Inhalasi dan kulit
68,4%
3
Oral
0%
4
Tidak tahu
15,8%
Penyemprot paling banyak menyebutkan kontak dengan pestisida melalui inhalasi dan kulit yaitu sebanyak 68,4% dan tidak ada satupun yang menyebutkan ada kontak melalui oral.
Pada tabel 4.4 dilaporkan bahwa sebanyak 73,7% penyemprot tidak menggunakan alat pelindung ketika menyemprot, 15,8% yang menggunakan masker dan sarung tangan dan hanya 10,5% yang menggunakan masker saja ketika menyemprot. Hal tersebut mungkin berkaitan dengan pengetahuan pentingnya menggunakan pelindung yang rendah ditunjukkan dengan 73,7% dari penyemprot belum pernah menerima penjelasaan pentingnya menggunakan pelindung ketika menyemprot pestisida, dan hanya 26,3% yang pernah menerima penjelasan tersebut. Rendahnya penggunaan alat pelindung diri terlihat pada penelitian ini. Pada penelitian dari Coble dkk. pada tahun 2005 dan Thompson dkk. pada tahun 2003, rendahnya penggunaan alat pelindung diri meningkatkan akumulasi residu pestisida dalam tubuh.46
Tabel 4.4 Penggunaan Alat pelindung
No
Kategori
Persentase
1
Tanpa alat pelindung
73,7%
2
Masker dan sarung tangan
10,5%
3
Masker saja
15,8%
4
Baju khusus
0%
Selain ketika menyemprot, terdapat 15,8% dari penyemprot yang juga menggunakan pestisida di rumah mereka. Sesudah menggunakan pestisida, sebanyak 52,6% penyemprot merokok atau makan dengan tidak mencuci tangan sebelumnya.
4.4 Gambaran Aktivitas Asetilkolinesterase pada Penyemprot Pestisida Karbamat Desa Tugumukti
Hasil interpretasi pemeriksaan aktivitas asetilkolinesterase ditunjukkan pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Derajat Keracunan Pestisida Karbamat
Derajat keracunan karbamat ditentukan berdasarkan aktivitas enzim asetilkolinesterase, yaitu 75% kategori normal;