1306392411 kr01 disipasi kalor hot wire libre

18
LAPORAN R-LAB Disipasi Kalor Hot Wire Nama : Faris Muhtadi NPM : 1306392411 Fakultas : Teknik Departemen : Teknik Elektro Program Studi : Teknik Elektro Kode Praktikum : KR 01 Tanggal praktikum : 18 Maret 2014 Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar ( UPP – IPD ) Universitas Indonesia Depok

Upload: silva-amanat-t

Post on 14-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Disipasi Kalor Hot Wire

TRANSCRIPT

LAPORAN R-LAB

Disipasi Kalor Hot Wire

Nama : Faris Muhtadi

NPM : 1306392411

Fakultas : Teknik

Departemen : Teknik Elektro

Program Studi : Teknik Elektro

Kode Praktikum : KR 01

Tanggal praktikum : 18 Maret 2014

Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Dasar

( UPP – IPD )

Universitas Indonesia

Depok

Tujuan

Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.

Alat

1. Kawat pijar (hotwire)

2. Fan

3. Voltmeter dan Ampmeter

4. Adjustable power supply

5. Camcorder

6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

Teori

Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak

digunakan sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran

dalam arah axial saja. Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam

pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja. Masing masing

ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang

mengalir pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi

kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan

, arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus

listrik mengalir.

P = v i Δ t .........( 1 )

Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi

kawat sehingga merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin

cepat udara yang mengalir maka perubahan nilai resistansi juga semakin

besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah.

Faris Muhtadi

2014

Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh

overheat ratio yang dirumuskan sebagai :

Overheat ratio = Rw/Ra

Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasia (dihembuskan

udara).

Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).

Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan

yang menyatakan hubungan antara tegangan kawat (wire voltage , E)

dengan kecepatan referensi (reference velocity , U) setelah persamaan

diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan dapat

dievaluasi menggunakan persamaan tersebut.

Persamaan yang didapat berbentuk persamaan linear atau persamaan

polinomial.

Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan

kawat pada temperatur ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri

arus udara dengan kecepatan yang hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran

udara oleh fan akan divariasikan melalui daya yang diberikan ke fan yaitu

70 , 110 , 150 dan 190 dari daya maksimal 230 m/s.

Faris Muhtadi

2014

Cara Kerja

Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab

di bagian bawah halaman ini.

1. Aktifkan Web cam ! (klik icon video

pada halaman web r-Lab) !

2. Berikan aliran udara dengan kecepatan 0

m/s , dengan meng”klik” pilihan drop

down pada icon “atur kecepatan aliran”.

3. Hidupkan motor pengerak kipas dengan

meng”klik” radio button pada icon

“menghidupkan power supply kipas.

4. Ukurlah Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan cara

mengklik icon “ukur”.

5. Ulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190

dan 230 m/s !

Tugas

1. Berdasarkan data yang didapat , buatlah grafik yang

menggambarkan hubungan Tegangan Hotwire dengan Waktu

untuk tiap kecepatan aliran udara.

2. Berdasarkan pengolahan data di atas, buatlah grafik yang

menggambarkan hubungan Tegangan Hotwire dengan Kecepatan

aliran angin.

3. Buatlah persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan

hotwire.

4. Berdasarkan percobaan dan data yang didapat, apakah kita dapat

menggunakan kawat Hotwire sebagai pengukur kecepatan angin?

5. Berilah analisis dari hasil percobaan ini.

Faris Muhtadi

2014

6. Hasil dan Evaluasi

Data dan hasil percobaan

Tabel 1 – Hasil Percobaan dengan Kecepatan Angin v = 0 m/s

Waktu ( s )

Kecepatan

Angin

( m / s )

Tegangan

( Volt )

Kuat

Arus

( Ampere )

1 0 2.112 54.7

2 0 2.112 54.2

3 0 2.112 53.9

4 0 2.112 55.0

5 0 2.112 53.9

6 0 2.112 54.5

7 0 2.112 54.2

8 0 2.112 53.9

9 0 2.112 55.0

10 0 2.112 53.9

Tabel 2 – Hasil Percobaan dengan Kecepatan Angin v = 70 m/s

Waktu ( s

)

Kecepatan

Angin ( m/s )

Tegangan

( Volt )

Kuat

Arus

( Ampere)

1 70 2.065 56.5

2 70 2.067 54.1

3 70 2.066 54.8

4 70 2.066 55.8

5 70 2.066 54.0

6 70 2.065 55.2

7 70 2.065 55.5

8 70 2.065 54.0

9 70 2.065 55.7

10 70 2.066 54.7

Faris Muhtadi

2014

Tabel 3 – Hasil Percobaan dengan Kecepatan Angin v = 110 m/s

Waktu ( s ) Kecepatan

Angin (m/s)

Tegangan

( Volt)

Kuat Arus

( Ampere )

1 110 2.045 56.2

2 110 2.045 54.4

3 110 2.045 54.5

4 110 2.045 56.3

5 110 2.044 56.2

6 110 2.045 54.4

7 110 2.045 54.5

8 110 2.045 56.4

9 110 2.046 56.0

10 110 2.046 54.3

Tabel 4 – Hasil Percobaan dengan Kecepatan Angin v = 150 m/s

Tabel 5 – Hasil Percobaan dengan Kecepatan Angin v = 190 m/s

Waktu (

s )

Kecepatan

Angin

( m/s )

Tegangan

( Volt )

Kuat

Arus

( Ampere )

1 190 2.034 57.1

2 190 2.034 55.9

3 190 2.034 54.4

4 190 2.034 56.5

5 190 2.034 56.1

Waktu ( s )

Kecepatan

Angin

( m/s )

Tegangan ( Volt )

Kuat Arus

( Ampere)

1 150 2.037 54.6

2 150 2.037 56.8

3 150 2.037 56.2

4 150 2.037 54.4

5 150 2.037 54.9

6 150 2.037 57.1

7 150 2.037 55.4

8 150 2.038 54.3

9 150 2.037 55.9

10 150 2.037 56.7

Faris Muhtadi

2014

6 190 2.034 54.4

7 190 2.034 56.5

8 190 2.034 56.0

9 190 2.033 54.4

10 190 2.034 56.6

Tabel 6 – Hasil Percobaan dengan Kecepatan Angin v = 230 m/s

Waktu (

s )

Kecepatan

Angin ( m/s )

Tegangan

( Volt )

Kuat Arus

( Ampere )

1 230 2.032 56.2

2 230 2.032 57.0

3 230 2.032 54.6

4 230 2.032 55.1

5 230 2.032 57.5

6 230 2.032 55.1

7 230 2.032 54.5

8 230 2.032 56.7

9 230 2.032 56.6

10 230 2.032 54.4

Dari hasil percobaan di di atas, dapat kita gunakan untuk membuat

grafik hubungan antara tegangan hot wire dengan waktu.

A. Grafik Data ( tegangan Hotwire dengan Waktu )

Grafik 1

Hubungan Tegangan ( Volt ) dengan Waktu ( s ) pada Kecepatan

Angin v = 0

0.5 

1.5 

2.5 

1  2  3  4  5  6  7  8  9  10 

TEgangan ( V ) 

Waktu ( s ) 

Gra1ik 1 

Tegangan 

Faris Muhtadi

2014

Grafik 2

Hubungan Tegangan ( Volt ) dengan Waktu ( s ) pada Kecepatan

Angin v = 70

Grafik 3

Hubungan Tegangan ( Volt ) dengan Waktu ( s ) pada Kecepatan

Angin v = 110

Grafik 4

Hubungan Tegangan ( Volt ) dengan Waktu ( s ) pada Kecepatan

Angin v = 150

2.064 

2.065 

2.066 

2.067 

2.068 

1  2  3  4  5  6  7  8  9  10 

Tegangan ( V ) 

Waktu ( s ) 

Gra1ik 2 

Tegangan 

2.043 

2.044 

2.045 

2.046 

2.047 

1  2  3  4  5  6  7  8  9  10 

Tegangan ( V ) 

Waktu ( s ) 

Gra1ik 3 

Tegangan 

Faris Muhtadi

2014

Grafik 5

Hubungan Tegangan ( Volt ) dengan Waktu ( s ) pada Kecepatan

Angin v = 190

Grafik 6

Hubungan Tegangan ( Volt ) dengan Waktu ( s ) pada Kecepatan

Angin v = 230

2.0365 

2.037 

2.0375 

2.038 

2.0385 

1  2  3  4  5  6  7  8  9  10 

Tegangan ( V ) 

Waktu ( s ) 

Gra1ik 4 

Tegangan 

2.0325 

2.033 

2.0335 

2.034 

2.0345 

1  2  3  4  5  6  7  8  9  10 

Tegangan ( V ) 

Waktu ( s ) 

Gra1ik 5 

Tegangan 

0.5 

1.5 

2.5 

1  2  3  4  5  6  7  8  9  10 

Tegangan ( V ) 

Waktu ( s ) 

Gra1ik 6 

Tegangan 

Faris Muhtadi

2014

B. Grafik Data ( tegangan Hotwire dengan Kecepatan Aliran Angin)

Dalam mencari hubungan antara tegangan dengan kecepatan

aliran angin sebaiknya kita harus terlebih dahulu mencari rata-rata

tegangan dari setiap kecepatan angin.

Tabel Kecapatan Aliran Angin & Rata – Rata Tegangan

Kecepatan Angin Rata – Rata Tegangan ( Volt )

0 2.1120

70 2.0656

110 2.0451

150 2.0371

190 2.0339

230 2.0320

Dari tabel tersebut, dapat dibuat grafik yang menyatakan

hubungan antara kecepatan aliran angin dengan tegangan.

C. Persamaan kecepatan angin sebagai Fungsi dari Tegangan Hotwire

Persamaan antara kecepatan aliran angin dengan tegangan

hotwire diperoleh menggunakan metode least square yang terdapat

pada tabel berikut :

Kecepatan Angin

( m/s ) Tegangan ( Volt ) X

2 Y

2 xy

0 2.112 0 4.460544 0

70 2.0656 4900 4.26670336 144.592

1.95 

2.05 

2.1 

2.15 

0  70  110  150  190  230 Rata ‐ Rata Tegangan 

( Volt ) 

Kecepatan Angin ( m/s ) 

Gra1ik 

Rata ‐ Rata Tegangan 

Faris Muhtadi

2014

110 2.0451 12100 4.18243401 224.961

150 2.0371 22500 4.14977641 305.565

190 2.0339 36100 4.13674921 386.441

230 2.032 52900 4.129024 467.36

= 750  12.3257  128500  25.32523099  1528.919 

Dengan menggunakan software regresi linear, perhitungan least

square dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Pada perhitungan tersebut, nilai b adalah nilai m atau gradien

sementara nilai a adalah faktor penambah. Maka persamaan least square

dari hubungan antara kecepatan aliran angin dengan tegangan adalah :

Faris Muhtadi

2014

y = - 0,00033938x + 2.0967

y – 2.0967 = - 0.00033938x

x = 6178.03 – 2946.54 y

dengan x = kecepatan angin dan y = tegangan, maka

kecepatan angin (m/s) = 6178.03 – 2946.54 ( volt )

Analisa

A. Analisa Percobaan dan Hasil

Pada percobaan kali ini, terdapat 6 kali percobaan mengukur

tegangan dengan diberikannya enam kecepatan aliran angin yaitu 0

m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s, dan 230 m/s. Data untuk

percobaan ini dilakukan sebanyak 10 kali setiap satu kecepatan aliran

angin. Dalam 10 kali pengambilan data , kegiatan tersebut bertujuan

untuk menggambarkan tegangan yang dihasilkan tiap detiknya.

Setelah data dianalisa maka dibawah ini adalah persamaan-persamaan

garis dari masing-masing hubungan antara kecepatan aliran angin

tegangan :

1) 0 m/s : y = 2.112

2) 70 m/s : y = - 0.00008x + 2.066

3) 110 m/s : y = 0.000103 + 2.044

4) 150 m/s : y = 0.00003x + 2.036

5) 190 m/s : y = -0.000042x + 2.304

6) 230 m/s : y =2.032

Dari percobaan ini, data yang diolah menggunakan metode

least square menunjukkan persamaan antara kecepatan aliran angin

Faris Muhtadi

2014

dengan tegangan secara umum dari percobaan ini. Persamaan tersebut

adalah :

Kecepatan angin (m/s) = 6178.03 – 2946.54 ( volt )

Setelah melakukan percobaan ini, dari keenam data dapat

disimpulkan bahwa kecepatan aliran angin terbukti memengaruhi

tegangan yang dihasilkan. Hal ini terlihat pada perhitungan tabel,

grafik, maupun least square dimana semakin tinggi aliran angin yang

diberikan maka akan semakin kecil tegangan yang dihasilkan. Hal ini

membuktikan bahwa kawat hot wire ternyata cocok untuk mengukur

panas tegangan dan kecepatan aliran angin.

B. Analisa Grafik

Grafik Hubungan Antara Tegangan dengan Waktu

Melalui grafik ini dapat kita lihat bahwa terdapat variasi data

dalam pengukuran ini. Untuk beberapa kecepatan aliran angin

tertentu, selama rentang waktu 10 detik percobaan tegangannya

stabil. Namun, untuk kecepatan aliran angin yang lainnya, terdapat

tegangan yang konstan naik, konstan turun, dan juga fluktuatif.

Namun naik dan turunnya angka tegangan tidak terlalu jauh dan

masih berada dalam range tegangan yang pertama kali. Hal ini

menyatakan bahwa untuk meningkatkan atau menurunkan suatu

tegangan maka dibutuhkan waktu yang lebih lama dari 10 detik.

Grafik Hubungan Antara Kecepatan Aliran Angin dengan

Tegangan

Seperti yang telah dinyatakan dalam bagian analisis

percobaan dan hasil. Grafik ini menyatakan bahwa semakin besar

aliran angin yang diberikan maka akan semakin kecil tegangan

Faris Muhtadi

2014

yang dihasilkan. Hal ini dapat terjadi karena aliran angin akan

mengurangi jumlah panas yang akan diterima oleh hot wire. Dan

karena hot wire hanya akan bereaksi jika dipicu oleh panas atau

kalor maka diperlukan kecepatan aliran angin tidak boleh dalam

kecepatan yang besar

C. Analisa Kesalahan

Dalam praktikum ini, terdapat beberapa kesalahan yang

dapat menyebabkan kesalahan atau ketidakakuratan dalam

pengukuran kesalahan itu antara lain :

Pengkalibrasian alat ukur (hot wire) yang belum optimal

sehingga sensor penangkap panasnya tidak bekerja secara

maksimal

Fasilitas R-Lab yaitu camcorder yang memperlihatkan

video streaming percobaan tersebut. Camcorder yang

menampilkan gambar yang tidak jelas akan menyebabkan

kesulitan dalam melihat apa yang sebenarnya terjadi di

ruang praktikum

Kesalahan dalam menghitung dan dalam penulisan angka

penting.

Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan ini dapat diambil kesimpulan bahwa

:

• Hot Wire Single Probe merupakan jenis sensor hot wire yang

paling sering digunakan karena kemampuannya untuk

menyampaikan data pengukuran secara optimal

• Sensor Hot Wire sering digunakan untuk mengukur fluida

Faris Muhtadi

2014

• Semakin besar kecepatan aliran angin maka tegangan yang

dihasilkan akan semakin kecil karena kalor/panas yang diserap

oleh hot wire akan berkurang karena adanya angin

Referensi

• Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third

Edition, Prentice Hall, NJ, 2000.

o Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th

Edition, Extended Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.

Faris Muhtadi

2014

LAMPIRAN

Praktikum dilakukan pada hari Kamis tanggal 18 Maret 2014

Lampiran 1 (Tabel Data rLab)

No Wakt

u

Kec

Angin V-HW

I-

HW

1 1 0 2.112 54.7

2 2 0 2.112 54.2

3 3 0 2.112 53.9

4 4 0 2.112 55.0

5 5 0 2.112 53.9

6 6 0 2.112 54.5

7 7 0 2.112 54.2

8 8 0 2.112 53.9

9 9 0 2.112 55.0

10 10 0 2.112 53.9

11 1 70 2.065 56.5

12 2 70 2.067 54.1

13 3 70 2.066 54.8

14 4 70 2.066 55.8

15 5 70 2.066 54.0

16 6 70 2.065 55.2

17 7 70 2.065 55.5

18 8 70 2.065 54.0

19 9 70 2.065 55.7

20 10 70 2.066 54.7

21 1 110 2.045 56.2

22 2 110 2.045 54.4

23 3 110 2.045 54.5

24 4 110 2.045 56.3

25 5 110 2.044 56.2

26 6 110 2.045 54.4

27 7 110 2.045 54.5

28 8 110 2.045 56.4

29 9 110 2.046 56.0

30 10 110 2.046 54.3

31 1 150 2.037 54.6

32 2 150 2.037 56.8

Faris Muhtadi

2014

33 3 150 2.037 56.2

34 4 150 2.037 54.4

35 5 150 2.037 54.9

36 6 150 2.037 57.1

37 7 150 2.037 55.4

38 8 150 2.038 54.3

39 9 150 2.037 55.9

40 10 150 2.037 56.7

41 1 190 2.034 57.1

42 2 190 2.034 55.9

43 3 190 2.034 54.4

44 4 190 2.034 56.5

45 5 190 2.034 56.1

46 6 190 2.034 54.4

47 7 190 2.034 56.5

48 8 190 2.034 56.0

49 9 190 2.033 54.4

50 10 190 2.034 56.6

51 1 230 2.032 56.2

52 2 230 2.032 57.0

53 3 230 2.032 54.6

54 4 230 2.032 55.1

55 5 230 2.032 57.5

56 6 230 2.032 55.1

57 7 230 2.032 54.5

58 8 230 2.032 56.7

59 9 230 2.032 56.6

60 10 230 2.032 54.4

Faris Muhtadi

2014

Faris Muhtadi

2014