1.3 programmable logic controller modul (rev)

10
Totok Heru TM, M.Pd. 33 PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ( P L C ) A. Kompetensi yang diharapkan Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan peserta dapat : 1. menguasai konsep dan fungsi programmable logic controller. 2. menjelaskan komponen-komponen dan diagram programmable logic controller. 3. menjelaskan langkah-langkah pemrograman programmable logic controller. 4. membuat program pada programmable logic controller. B. Indikator 1. Dapat menjelaskan konsep programmable logic controller. 2. Dapat menjelaskan fungsi programmable logic controller. 3. Dapat menyebutkan kriteria pembuatan program dengan programmable logic controller. 4. Dapat menyebutkan komponen-komponen programmable logic controller. 5. Dapat menggambarkan diagram programmable logic controller. 6. Mampu menjelaskan langkah-langkah pemrograman programmable logic controller. 7. Mampu membuat program pada programmable logic controller. 8. Dapat menyelesaikan permasalahan otomasi dengan programmable logic controller. C. Materi 1. Konsep dan Fungsi Programmable Logic Controller (PLC). Dalam bidang industri penggunaan mesin otomatis dan pemrosesan secara otomatis merupakan hal yang umum. Sistem pengontrolan dengan elektro mekanik yang menggunakan relay-relay mempunyai banyak kelemahan, diantaranya kontak-kontak yang dipakai mudah aus karena panas atau hubung singkat, membutuhkan biaya yang cukup besar saat instalasi, pemeliharaan dan modifikasi dari sistem yang telah dibuat jika dikemudian hari diperlukan modifikasi. Dengan menggunakan PLC hal-hal tersebut dapat dengan mudah diatasi, karena sistem PLC mengintegrasikan berbagai macam komponen yang berdiri sendiri menjadi suatu sistem kendali terpadu dan dengan mudah merenovasi tanpa harus mengganti suatu instrument yang ada. PLC pertama kali digunakan sekitar pada tahun 1960-an untuk menggantikan peralatan konvensional yang begitu banyak. Pada tahun 1980-an harga PLC masih terhitung mahal, namun saat ini dapat dengan mudah ditemukan dengan harga yang relatif murah. Pabrik pembuat PLC mendesain sedemikian rupa sehingga pengguna dapat dengan mudah menguasai fungsi-fungsi dan logika-logika hanya dalam beberapa jam saja. Fungsi-

Upload: ahmad-hidayat

Post on 29-Sep-2015

16 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

plc

TRANSCRIPT

  • Totok Heru TM, M.Pd.

    33

    PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ( P L C )

    A. Kompetensi yang diharapkan Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan peserta dapat :

    1. menguasai konsep dan fungsi programmable logic controller.

    2. menjelaskan komponen-komponen dan diagram programmable logic controller.

    3. menjelaskan langkah-langkah pemrograman programmable logic controller.

    4. membuat program pada programmable logic controller.

    B. Indikator 1. Dapat menjelaskan konsep programmable logic controller.

    2. Dapat menjelaskan fungsi programmable logic controller.

    3. Dapat menyebutkan kriteria pembuatan program dengan programmable logic controller.

    4. Dapat menyebutkan komponen-komponen programmable logic controller.

    5. Dapat menggambarkan diagram programmable logic controller.

    6. Mampu menjelaskan langkah-langkah pemrograman programmable logic controller.

    7. Mampu membuat program pada programmable logic controller.

    8. Dapat menyelesaikan permasalahan otomasi dengan programmable logic controller.

    C. Materi 1. Konsep dan Fungsi Programmable Logic Controller (PLC).

    Dalam bidang industri penggunaan mesin otomatis dan pemrosesan secara otomatis

    merupakan hal yang umum. Sistem pengontrolan dengan elektro mekanik yang menggunakan

    relay-relay mempunyai banyak kelemahan, diantaranya kontak-kontak yang dipakai mudah aus

    karena panas atau hubung singkat, membutuhkan biaya yang cukup besar saat instalasi,

    pemeliharaan dan modifikasi dari sistem yang telah dibuat jika dikemudian hari diperlukan

    modifikasi.

    Dengan menggunakan PLC hal-hal tersebut dapat dengan mudah diatasi, karena sistem

    PLC mengintegrasikan berbagai macam komponen yang berdiri sendiri menjadi suatu sistem

    kendali terpadu dan dengan mudah merenovasi tanpa harus mengganti suatu instrument yang

    ada.

    PLC pertama kali digunakan sekitar pada tahun 1960-an untuk menggantikan peralatan

    konvensional yang begitu banyak. Pada tahun 1980-an harga PLC masih terhitung mahal,

    namun saat ini dapat dengan mudah ditemukan dengan harga yang relatif murah.

    Pabrik pembuat PLC mendesain sedemikian rupa sehingga pengguna dapat dengan

    mudah menguasai fungsi-fungsi dan logika-logika hanya dalam beberapa jam saja. Fungsi-

  • Programmable Logic Controller (PLC)

    34

    fungsi dasar yang banyak digunakan antara lain : kontak-kontak logika, pewaktu (timer),

    pencacah (counter), dan sebagainya.

    Sistem kontrol yang terdapat pada PLC harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

    a. Pemrograman yang sederhana.

    b. Perubahan program tanpa mengubah sistem secara keseluruhan.

    c. Lebih kecil, murah dalam hargan pembelian dan dapat dihandalkan kinerjanya.

    d. Biaya perawatan yang murah dan mudah

    a. Konsep PLC PLC merupakan suatu piranti yang digunakan untuk menggantikan rangkaian

    sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional. PLC bekerja

    dengan cara mengamati masukan (melalui sensor terkait), kemudian melakukan proses dan

    melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan

    keluarannya. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada

    instrument keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati. PLC

    yaitu kendali logika terprogram yang merupakan suatu piranti elektronik yang dirancang

    untuk dapat beroperasi secara digital dengan menggunakan memori sebagai penyimpan

    instruksi-instruksi internal untuk menjalankan fungsi-fungsi logika.

    Konsep dari PLC adalah sesuai dengan namanya adalah sebagai berikut :

    1). Programmable

    Menunjukkan kemampuaannya yang dapat dengan leluasa mengubah program yang

    dibuat dan kemampuannya dalam hal memori program yang telah dibuat.

    2). Logic

    Menunjukkan kemampuannya dalam memproses input secara aritmatik (ALU), yaitu

    melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi,

    mengurangi, dan negasi.

    3). Controller

    Menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga

    menghasilkan output yang diinginkan.

    b. Fungsi PLC Secara umum fungsi dari PLC adalah :

    1). Sekuensial control.

    PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan

    pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC mengontrol agar setiap

    langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.

  • Totok Heru TM, M.Pd.

    35

    2). Monitoring Plant

    PLC secara kontinyu memonitor status sistem dan mengambil tindakan yang diperlukan

    sehubungan dengan proses yang dikontrol, serta menampilkan pesan tersebut pada

    operator sistem. Sedang fungsi secara khusus pada PLC adalah memberikan input ke

    CNC (Computarized Numerical Control). CNC pada umumnya dipakai pada proses

    finishing, membentuk benda kerja, moulding, dan lain-lain.

    c. Perbandingan antara PLC dengan Kontrol Konvensional Kontrol konvensional yang menggunakan relay atau kontaktor mempunyai keuntungan dan

    kerugian jika digunakan sebagai rangkaian kontrol dan bila dibandingkan kontrol dengan

    menggunakan PLC. Relay sendiri merupakan kontrak elektronik, karena terdapat

    koil/kumparan yang akan menggerakkan kontak membuka atau menutup bila kumparannya

    diberi aliran arus listrik. Berikut ini adalah keuntungan dan kerugian menggunakan

    relay/kontaktor.

    1). Keuntungan:

    Mudah diadaptasikan untuk tegangan yang berbeda. Tidak banyak dipengaruhi oleh temperatur sekitarnya. Relay terus beroperasi pada

    temperatur 353 K (80C) sampai 240 K (-33C).

    Tahanan yang relatif tinggi antara kontak kerja pada saat terbuka. Beberapa rangkaian terpisah dapat dihidupkan.

    Rangkaian yang mengontrol relay dan rangkaian yang membawa arus yang

    terhubung secara fisik terpisah satu sama lainnya. 2). Kerugian:

    Kontak dibatasi pada keausan dari bunga api atau dari oksidasi (material kontak

    yang terbaik adalah platina, emas, dan perak).

    Menghabiskan banyak tempat dibandingkan dengan transistor.

    Menimbulkan bunyi selama proses kontak. Kecepatan kontak terbatas 3 ms sampai 17 ms.

    Kontaminasi (debu) dapat mempengaruhi umur kontak. Perbedaan PLC dengan kontrol konvensional (menggunakan relay) adalah seperti di bawah

    ini:

    Pada kontrol konvensional menggunakan hardware program sedangkan pada PLC menggunakan software.

    Aplikasi pada kontrol konvensional hanya dapat digunakan untuk tugas tertentu sedangkan pada PLC dapat digunakan secara universal karena fungsinya ditentukan

    oleh program.

  • Programmable Logic Controller (PLC)

    36

    Persamaan PLC dengan kontrol konvensional (menggunakan relay) adalah sebagai berikut:

    Mengontrol sekuensial Memproses sinyal input dan mengubahnya menjadi sinyal output. Keuntungan PLC atas Kontrol Konvensional:

    Aplikasi Universal

    Pemprograman yang ampuh

    Produksi yang besar

    Mudah diubah

    Harga semakin murah

    Commissioning mudah

    Bidang aplikasi baru

    Text dan grafik

    2. Komponen dari PLC PLC sederhana mempunyai komponen utama berupa CCU (Central Control Unit), Unit

    I/O, Programming Console, Rack atau Mounting Assembly dan Catu daya. Hubungan antar

    komponen dari sebuah PLC adalah seperti gambar dibawah ini :

    Gambar 1. Diagram Sistem Komponen dari sebuah PLC

    a. Central Control Unit Central Control Unit (CCU) merupakan unit pusat pengolahan data yang digunakan

    untuk melakukan proses pengolahan data dalam PLC. CCU merupakan sebuah

    mikroprosesor. Mikroprosesor terdiri atas Arithmatic and Logic Unit (ALU), unit kontrol dan

    sejumlah kecil memori unit yang sering disebut register. Tugas dari ALU adalah untuk

    melakukan operasi aritmatika (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan sebagainya) dan

    logika (operasi OR, AND, NOT, dan sebagainya).

    PLC Program

    Modul Masukan CCU Modul Keluaran

    Sensor Aktuator

  • Totok Heru TM, M.Pd.

    37

    1). Accumulator

    Accumulator adalah register khusus yang dapat diakses secara langsung oleh ALU.

    Accumulator ini berfungsi untuk menyimpan data yang akan diproses dan data hasil

    pemrosesan.

    2). Instruction Register

    Instruction Register ini mempunyai fungsi untuk menyimpan perintah yang telah dipanggil

    oleh program memori sampai perintah tersebut diterjemahkan dan dieksekusi. Sebuah

    perintah (Command), terdiri dari dua bagian yaitu bagian operasi dan bagian alamat.

    Bagian operasi menunjukkan operasi logika mana yang akan dikerjakan, sedangkan

    bagian alamat menunjukkan operansi (sinyal input, sinyal output, flag, timer, dan

    sebagainya) dari operasi logika yang akan dikerjakan.

    3). Program Counter

    Merupakan register yang berisi alamat dari perintah selanjutnya yang akan dikerjakan.

    4). Control Unit

    Bertugas mengatur dan mengontrol seluruh urutan logika dari operasi yang dikehendaki

    selama proses eksekusi sebuah perintah.

    Program yang dijalankan mendapat perhatian khusus selama proses operasi dan

    karenanya perlu suatu memori yang disebut memori program yang dapat dibaca oleh

    prosesor. Pemilihan memori program harus didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan

    sebagai berikut :

    1). Harus cukup sederhana dan mudah untuk memodifikasi atau membuat program baru.

    2). Keamanan terjamin, dalam hal program tidak akan berubah terhadap interferensi listrik

    atau bila listrik padam.

    3). Harus cukup cepat atau tidak ada delay untuk operasi dengan prosesor.

    Terdapat tiga jenis memori yang sering digunakan, yaitu RAM, EPROM, dan

    EEPROM.

    1). RAM RAM (Random Acces Memory) merupakan memori yang cepat dan bersifat volatile (data

    akan hilang bila arus listrik mati). RAM digunakan sebagai memori utama dalam PLC,

    dapat dibaca dan ditulisi. Untuk menjaga terhadap tegangan listrik yang mati, biasanya

    RAM dilengkapi dengan baterai yang tahan bertahun-tahun.

    2). EPROM EPROM (Erasable Programmable Read Only Memory) adalah jenis memori yang cepat

    dan juga murah harganya, sama dengan memori RAM hanya saja EPROM bersifat non

    volatile, artinya isi memori ini tetap ada walaupun supply tegangan hilang. Untuk

    keparluan modifikasi program maka memori ini harus dikosongkan isinya melalui

    penyinaran dengan sinar ultraviolet. Karena begitu kompleksnya proses penghapusan

  • Programmable Logic Controller (PLC)

    38

    untuk pemrograman ulang bahkan meskipun harganya murah, orang cenderung memilih

    RAM.

    3). EEPROM Adalah memori yang mirip dengan memori EPROM, hanya saja untuk proses

    penghapusannya menggunakan arus listrik.

    b. Modul Input dan Modul Output Fungsi dari sebuah modul input adalah untuk mengubah sinyal masukan dari sensor

    ke PLC untuk diproses dibagian CCU, sedangkan modul output adalah kebalikannya,

    mengubah sinyal PLC kedalam sinyal yang sesuai untuk menggerakkan aktuator. Dari

    modul input dan output kita dapat menentukan jenis suatu PLC dari hubungan antara CCU

    dengan output, yaitu compact PLC dan modular PLC. Compact PLC adalah bila input modul

    CCU dan output modul dikemas dalam suatu wadah. Modular PLC bila modul input, modul

    output dan CCU dikemas secara tersendiri.

    1). Modul Input Merupakan tempat menghubungkan sensor-sensor dengan modul itu sendiri.

    Sinyal sensor tersebut selanjutnya akan diteruskan ke CCU. Fungsi terpenting dari

    sebuah modul input, yaitu :

    Mendeteksi sinyal masukan.

    Mengatur tegangan kontrol untuk batas tegangan logika masukan yang diijinkan.

    Melindungi peralatan elektronik yang sensitif terhadap tegangan luar.

    Menampilkan sinyal masukan tersebut.

    Gambar 2. Blok Diagram Modul Input.

    Deteksi tegangan error meyakinkan bahwa tegangan masuk masih dalam batas

    yang diijinkan atau tidak. Bila tegangannya terlalu tinggi akan diturunkan melalui dioda

    breakdown.

    Sinyal delay meyakinkan apabnila tegangan yang diterima sudah merupakan

    input yang sebenarnya atau bukan. Rangkaian ini mempertahankan tegangan input

    sesaat (1-20 ms) untuk membedakannya dengan sinyal-sinyal lain seperti tegangan

    interferensi.

    Sinyal Input Sinyal ke unit kontrol

    Deteksi tegangan

    Sinyal delay

    Optokopler

  • Totok Heru TM, M.Pd.

    39

    Optokopler mengirimkan informasi sensor berupa cahaya dan menciptakan

    isolasi elektronik antara kontrol dan rangkaian logika. Selanjutnya melindungi

    komponen elektronik yang sensitif dan naiknya tegangan luar secara tiba-tiba. Terdapat

    optokopler yang mampu memberikan perlindungan terhadap tegangan sampai dengan

    5 kV yang sesuai dengan aplikasi untuk industri.

    2). Modul Output Modul output mengeluarkan sinyal dari Central Control Unit (CCU) ke kontrol

    elemen yang diperlukan untuk menggerakkan aktuator sesuai dengan tugas yang telah

    diberikan. Fungsi terpentingnya adalah sebagai berikut :

    a). Mengatur tegangan kontrol untuk batas tegangan logika yang diijinkan.

    b). Melindungi peralatan elektronik yang sensitif terhadap tegangan luar.

    c). Memberikan penguatan pada sinyal output sebelum dikeluarkan sehingga cukup

    kuat untuk menggerakkan aktuator.

    d). Memberikan perlindungan terhadap arus hubung singkat dan pembebanan lebih

    (Over load).

    Optokopler adalah bentuk dasar dari power secara elektronik yang memberikan

    perlindungan terhadap komponen elektronik dan juga berfungsi untuk mengatur

    tegangan output.

    Gambar 3. Blok Diagram Modul Output.

    Amplifier berguna untuk menguatkan arus listrik output sehingga nantinya cukup

    kuat untuk menggerakkan aktuator.

    Short circuit monitoring, memonitor jika terjadi arus hubung singkat pada rangkaian luar dan memutuskan hubungan antara modul output dengan rangkaian luar.

    c. Catu Daya Sistem PLC memerlukan dua catu daya. Satu untuk keperluan peralatan output,

    sedangkan satunya untuk catu daya modul-modul PLC itu sendiri yang menggunakan arus

    DC. Arus DC ini diperoleh dari rangkaian terintegrasi atau transistor. Jika sistem catu daya

    menggunakan IC TTL dapat dihasilkan tegangan 5 Volt, tetapi jika menggunakan IC CMOS

    tegangan yang didapat akan dapat bervariasi dalam 3 sampai 18 Volt.

    Sinyal dari unit kontrol Sinyal output

    Optokopler Ampli fier

    Short circuit monitoring

  • Programmable Logic Controller (PLC)

    40

    3. Pemrograman pada PLC Kontrol program harus didesain secara sistematis, terstruktur dengan baik dan harus

    terdokumentasi agar bebas dari kesalahan, pemeliharaan mudah dan Efektif dalam masalah

    biaya. Program PLC ditulis dengan berbagai prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan

    suatu permasalahan mengenasi kontrol.

    a. Langkah 1 : Mempertimbangan gambaran masalah. Definisi permasalahan harus

    menjabarkan problema kontrol secara tepat dalam bentuk yang detail. Informasi yang

    diperlukan seperti skema posisi, skema sequence dan tabel kebenaran menerangkan

    hubungan antara masukan dan keluaran dan juga berguna untuk tes terhadap resiko pada

    saat instalasi.

    Gambar 4. Prosedur Pembuatan Program

    b. Langkah 2 : Allocation list. Dalam hal ini berisi kondisi-kondisi program, termasuk identifier

    yang dipakai oleh keluaran atau masukan, juga nama yang singkat untuk identifier tersebut

    yang bersesuaian dengan alamat dari sinyal masukan atau keluaran.

    c. Langkah 3 : Pembuatan program termasuk didalamnya pembuatan diagram sekuensial atau

    tabel kebenaran.

    d. Langkah 4 : Pindahkan kedalam controller. Dalam tahap ini program yang telah siap dan

    lengkap diterjemahkan kedalam bahasa mesin agar dapat dimengerti oleh CCU.

    Terdapat banyak pilihan bahasa untuk membuat program dalam PLC. Masing-masing

    bahasa mempunyai kelebihan dan kekurangan tergantung dari sudut pandang user atau

    pemrogram. Ladder Diagram (LDR) adalah bahasa yang dimiliki oleh setiap PLC. Selain itu ada

    beberapa jenis PLC yang mendukung bahasa pemrograman lain seperti Ladder diagram,

    Function chart dan Statement list.

    a. Ladder Diagram Ladder Diagram menggambarkan program berupa bentuk grafik. Diagram ini

    dikembangkan dari kontak-kontak relay yang tersruktur yang menggambarkan aliran arus

    listrik. Dalam ladder diagram, terdapat dua garis vertikal dimana garis vertikal sebelah kiri

    dihubungkan dengan sumber tegangan positif catu daya sedangkan garis vertikal sebelah

    kanan dihubungkan dengan sumber tegangan negatip catu daya. Diantara dua garis ini

    dipasang kontak-kontak yang menggambarkan kontrol dari switch, sensor, atau output.

    Salah satu baris dari diagram disebut dengan satu rung. Input menggunakan simbol [ ]

    Skema Posisi

    Skema Sekuensial /

    Tabel Kebenaran

    Download Ke

    Cointroller

    Alocation List

  • Totok Heru TM, M.Pd.

    41

    (kontak, normal terbuka) dan [ / ] (negasi kontak, normal tertutup). Output mempunyai

    simbol ( ) yang terletak paling kanan. Selama pemrograman setiap simbol yang diberikan

    adalah alamat PLC sesungguhnya atau merupakan alamat simbolik (misalnya : S1, S2, S3,

    H1).

    Gambar 5. Ladder Diagram

    b. Allocation list Allocation list merupakan proses pengalamatan pada program yang meliputi Absolute

    Operation dan Symbol Operation dan Commentary. Absolute Operation merupakan perintah

    yang akan dijalankan oleh program. Sementara Symbol Operation berarti bahasa simbol

    untuk memudahkan pengenalan pada hardware yang akan bekerja. Sedangkan

    Commentary berfungsi untuk memperjelas kerja.

    Absolut Op. Symbolic Op. Deskripsi

    I0.0 S1 Saklar ON / 1 saat ditekan

    I0.1 S2

    O0.0 LAMPU1 ON saat bernilai 1

    Gambar 6. Allocation list

    c. Statemen list Statement list merupakan bahasa pemrogram tingkat tinggi. Semua hubungan logika

    dan kontrol sekuens dapat diprogram dengan menggunakan perintah dalam bahasa ini.

    Perintah yang digunakan mirip dengan bahasa tingkat tinggi, seperti : Basic atau

    Pascal.

    Misal :

    IF I1.0

    THEN SET O1.0

    d. Instruction list Instruction list adalah salah satu bahasa pemrograman untuk PLC. Semua hubungan

    logika dan kontrol sekuens dapat diprogram dengan menggunakan perintah dalam bahasa

    ini.

    S1

    I0.0

    S2

    I0.1

    LAMPU1 O0.0

  • Programmable Logic Controller (PLC)

    42

    Perintah-perintahnya adalah dalam bentuk singkatan dan mempunyai arti yang

    khusus, sebagai contoh :

    L (Load)

    A, O, N (AND, OR, NOT)

    = (Allocation)

    e. Function Chart (FCH) Function chart diturunkan dari diagram logika dan merupakan gambaran program

    dalam bentuk grafik. Dapat digunakan untuk pemrograman logika yang sederhana.

    D. Latihan 1. Apakah programmable logic controller itu?

    2. Apakah fungsi programmable logic controller?

    3. Apakah keuntungan programmable logic controller dibanding kontrol konvensional?

    4. Sebutkan komponen-komponen programmable logic controller!

    5. Sebutkan langkah-langkah pembuatan program pada programmable logic controller!

    E. Rangkuman Programmable Logic Controller (PLC) yaitu kendali logika terprogram yang merupakan suatu

    piranti elektronik yang dirancang untuk dapat beroperasi secara digital dengan

    menggunakan memori sebagai penyimpan instruksi-instruksi internal untuk menjalankan

    fungsi-fungsi logika.

    Fungsi dari PLC adalah sekuensial control dan monitoring plant Keuntungan PLC atas Kontrol Konvensional diantaranya adalah aplikasi universal,

    pemprograman yang ampuh, produksi yang besar, mudah diubah, harga semakin murah,

    commissioning mudah, bidang aplikasi baru, text dan grafik.

    Komponen-komponen dari sebuah programmable logic controller adalah central control unit, program PLC, Modul Input, Modul Output, Sensor dan Aktuator.

    Langkah-langkah pembuatan program pada programmable logic controller adalah penentuan sket posisi, pembuatan allocation list, pembuatan diagram sekuensial atau tabel

    kebenaran serta pembuatan program, download ke PLC.

    F. Daftar Pustaka

    Anonim. tth. Programmable Logic Controller. Jakarta : Festo.

    M. Budiyanto dan A. Wijaya. 2003. Pengenalan Dasar-dasar PLC (Programmable Logic Controller).Yogyakarta : Gava Media.